Anda di halaman 1dari 4

“ANALISIS JURNAL PENDUKUNG”

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. F DENGAN POST OPERASI


SECTIO CAESAREA (SC) HARI KE-0 DI RUANG FLAMBOYAN RSUD
PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Managemen Nyeri Post Operasi SC


No. Metode Jurnal 1 Jurnal 2
Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Efektifitas Relaksasi Benson
Dalam Terhadap Intensitas Nyeri Terhadap Penurunan Intensitas
Pada Pasien Post Op SC di RS Nyeri Luka Post SC di Ruang
Bengkulu Bakung Timur RSUP Sanglah
Denpasar Tahun 2014
1. P
Patient Ibu post partum dengan SC yang Ibu post partum dengan SC yang
dirawat di Rumah Sakit Bengkulu dirawat di Ruang Bakung Timur
RSUP Sanglah Denpasar
Population Semua pasien post SC yang Semua pasien post seksio sesaria
memenuhi kriteria inklusi dan eklusi yang dirawat di Ruang Bakung
di RS Bengkulu Timur RSUP Sanglah Denpasar,
Sampel : sebanyak 30 orang dengan yang berjumlah 36 orang
teknik accidental sampling Sampel : sebanyak 30 orang, yang
terdiri dari 15 orang kelompok
kontrol dan 15 orang kelompok
perlakuan dengan teknik purposive
sampling
Problem Ibu post op SC di RS Bengkulu Ibu post op SC di Ruang Bakung
sebagian besar mengeluh nyeri pada Timur RSUP Sanglah sebagian
daerah luka post op SC besar mengeluh nyeri pada daerah
insisi pasca persalinan dan tidak
mau merubah posisi karena nyeri
yang muncul membuat tidak
nyaman & mengganggu menyusui
2. I
Intervention Memberikan dan menganjurkan Memberikan relaksasi benson
pasien untuk melakukan relaksasi (linglungan tenang, pengucapan
napas dalam yang dilakukan selama kata berulang-ulang selama 15
5 kali/hari selama 2 hari. menit setelah pemberian analgetik.
Pengukuran nyeri diukur sebelum Pengukuran skala nyeri dilakukan
dan setelah diberikan intervensi sebelum dan 10 menit setelah
dengan menggunakan skala nyeri intervensi dengan skala nyeri VAS
numerik (Numerical Analog Scale) (Visual Analog Scale)
Factor, Pengaruh teknik relaksasi nafas Efektivitas relaksasi benson
problem, dalam terhadap intensitas nyeri pada terhadap penurunan intensitas nyeri
variable pasien post operasi sectio caesarea luka post seksio sesaria (SC)
3. C
Comparison Pasien post SC dianjurkan untuk Pasien post SC yang menjadi
melakukan relaksasi napas dalam kelompok perlakuan diberikan
yang dilakukan 5x dalam sehari. relaksasi Benson selama 15 menit
Kegiatan ini dilakukan selama 2 hari setelah pemberian analgesik.
setelah post SC. Kemudian diukur Pengukuran skala nyeri dilakukan
skala nyerinya sebelum dalan sebelum dan 10 menit setelah
sesudah perlakuan menggunakan intervensi terakhir. Kegiatan ini
skala nyeri numerik (NAS/Numeical dilakukan selama dua hari, yaitu
Analog Scale) hari kedua post SC dan hari ketiga
Rancangan penelitian : merupakan post SC. Pasien post SC yang
penelitian preeksperiment tanpa menjadi kelompok kontrol juga
kelompok kontrol yang bertujuan dilakukan pengukuran skala nyeri
mengetahui pengaruh relaksasi nafas pre-test dan post-test tanpa
dalam terhadap intensitas nyeri pada diberikan perlakuan.
pasien post operasi sectio caesarea di Rancangan penelitian :
Rumah Sakit merupakan penelitian quasy-
experimental dengan rancangan
pre-test and post-test with control
group design yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas relaksasi
Benson terhadap penurunan
intensitas nyeri luka post seksio
sesaria
Komparasi pada kedua jurnal ini :
 Setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam, pasien merelaksasikan otot-otot skelet
yang mengalami spasme yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga
terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah
yang mengalami spasme dan iskemik. Kemudian juga mampu merangsang tubuh untuk
melepaskan opoiod endogen yaitu endorphin dan enkefalin, yang mana opoiod ini
berfungsi sebagai (analgesik alami) untuk memblokir resptor pada sel-sel saraf
sehingga mengganggu transmisi sinyal rasa sakit. Maka dapat menyebabkan frekuensi
nyeri pada pasien operasi sectio caesarea dapat berkurang. Tindakan ini mudah, dapat
dilakukan dimana dan kapan saja, terutama apabila dilakukan secara teratur akan dapat
membantu untuk mengatasi keletihan dan ketegangan otot yang terjadi pada nyeri
kronis (Smeltzer & Bare, 2010). Oleh karenanya, tindakan ini bisa diterapkan di
pelayanan kesehatan karena mudah dilakukan.
 Relaksasi benson seperti halnya relaksasi napas dalam, yang mampu membuat tubuh
menghasilkan hormon endorphin yang merupakan hormon alami yang diproduksi
tubuh manusia dan memiliki fungsi sebagai penghilang rasa sakit secara alami. Selain
itu, memberikan efek terhadap peningkatan gelombang alfa sehingga membuat kondisi
otak dalam keadaan relaksasi. Ketika mencapai gelombang alfa, otak dalam keadaan
tenang dan fokus pada suatu objek, sehingga dapat membangun rasa nyaman terhadap
nyeri yang dirasakan. Namun, relaksasi ini memerlukan 4 komponen penting yang
harus terpenuhi seperti lingkungan yang tenang, perangkat mental (sebuah kata atau
frase yang diucapkan secara berulang dalam hati), sikap yang pasif (mengesampingkan
pikiran yang mengganggu), dan posisi yang nyaman. Oleh karenanya, kurang tepat
diterapkan pada pelayanan kesehatan kelas III atau 1 ruang bersama hingga 6 orang.
4. O
Outcomes Sebelum intervensi relaksasi napas Sebelum diberikan relaksasi
dalam, rata-rata skor intensitas nyeri Benson, didapatkan mean
adalah 5 dengan standar deviasi intensitas nyeri kelompok
0,516. Perubahan rata-rata skor perlakuan sebesar 5,07. Perubahan
intensitas nyeri setelah relaksasi intensitas nyeri setelah pemberian
napas dalam adalah 3 dengan standar relaksasi Benson pada kelompok
deviasi 0,516. perlakuan didapatkan mean
Hasil uji statistik menggunakan uji intensitas nyeri sebesar 3,6.
Wilcoxon diperoleh nilai pv=0,004; Hasil uji statistik menggunakan
α=0,05, maka dapat disimpulkan ada independent sample t-test,
perbedaan yang signifikan antara diperoleh nilai pv=0,023; α=0,05,
skor intensitas nyeri sebelum dan yang berarti terdapat efektifitas
setelah intervensi relaksasi napas relaksasi Benson terhadap
dalam penurunan intensitas nyeri luka
post seksio sesaria di Ruang
Bakung Timur RSUP Sanglah
Denpasar

Penerapan pada pasien kelolaan :


1. Pada hari Senin, tanggal 18 November 2019 pagi hari atau pukul 07.00 WIB,
pasien diajarkan teknik relaksasi napas dalam untuk mengurangi nyeri,
sekaligus menganjurkan untuk melakukannya secara teratur
S : pasien mengatakan bersedia diajarkan teknik relaksasi napas dalam
O : pasien menganggukkan kepala sebagai tanda mau diajarkan teknik
relaksaasi napas dalam
2. Pada hari Senin, tanggal 18 November 2019 siang hari (11.00 WIB) dan malam
hari (19.00 WIB) atau sesuai dengan jadwal shift, mengevaluasi pelaksanaan
teknik relaksasi napas dalam yang telah diajarkan
S : pasien mengatakan telah melakukan teknik relaksasi napas dalam secara
terarur terutama saat nyeri nya muncul dan mampu menjelaskan tekniknya
dengan benar
O : pasien mampu mempraktekkan kembali teknik relaksasi napas dalam
dengan benar

Anda mungkin juga menyukai