F DENGAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT DAN DIAGNOSA MEDIS POST
SECTIO CAESARIA DI RUANG FLAMBOYAN
RSUD PROF DR MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Garis perkawinan
: Garis Keturunan
X : Meninggal
: Tinggal dalam 1 Rumah
3. Data Kesehatan
a. Data Obstetri
Nifas hari ke pertama (P1 A2)
Menanche umur 15 Tahun
Menstruasi : Siklus 28 hari
Lama Perdarahan 6-7 hari
Keluhan tidak ada, nyeri haid biasa
Status Anak
Urine
Warna Kuning Kng muda – tua
Kekeruhan Agak Jernih
keruh
Bau Khas Khas
b. Hasil USG
Kesan : -
c. Terapi
Inj. Cefazoline, MgSo4, Inj. Katerolak, Infus RL drip Oxitosin 5 iu.
Tranexamid Acid.
ANALISIS DATA
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/J No. DP Tindakan Evaluasi Formatif Paraf
am
17/11/19 1 Mengkaji nyeri secara komprehensif dan S : Klien mengatakan nyeri pada daerah perut Dewi
mengobservasi non verbal dari adanya - P : Luka jahitan post OP SC
ketidaknyamanan - Q : Nyeri dirasakan seperti disayat-sayat
- R : perut bagian bawah
- S : Skala nyeri 7
- T : Nyeri hilang timbul, biasanya saat
bergerak
ataupun saat istirahat
O:
- Klien terlihat meringis menahan kesakitan
sambil terus memegangi perutnya
- Pasien tampak keringat banyak
17/11/19 1 Mengukur tanda – tanda vital S :- Ida
O : TD 139/90 mmHg
Suhu 37,C
Nadi 92 kali per menit
RR 20 kali per menit
17/11/19 2 Melakukan pengkajian payudara pada S : Pasien mengatakan ASInya keluar sedikit Ida
pasien O: - Puting ibu sudah menonjol dan areola
menghitam
- Payudara teraba lembek
- Pasien belum bisa menyusui dengan benar
- Perlekatan bayi saat menyusui belum benar
17/11/19 2 Mengevaluasi proses menghisap dan S : - Dewi
menelan bayi O : Refleks hisap bayi sudah kuat
17/11/19 3, 4 Memberikan informasi tentang mobilisasi S : Klien mengatakan sudah tahu bahwa dirinya Ida
dini pasca operasi SC dan mengajarkan ibu tidak boleh duduk dan berjalan sementara, tetapi
cara mobilisasi dini. belum paham batasan waktunya dan alasan kenapa
dilarang.
O : Klien terlihat memperhatikan saat diberi
penjelasan tentang manfaat mobilisasi dini, waktu
yang dianjurkan untuk pasien bisa duduk dan
berjalan pasca operasi dan cara mobilisasi dini
ditempat tidur.
17/11/19 3, 4 Membantu ibu mobilisasi dini ditempat S : Klien mengatakan mau miring kanan kiring Dewi
tidur ( miring kanan dan kiri) tapi dengan dibantu, karena bekas jahitannya
terasa mau robek dan perasaan tidaknyaman
lainnya yang sulit dijelaskan.
O : Klien terlihat belajar memiringkan badannya
ke kanan dan kiri dengan sangat hati – hati.
17/11/19 3 Membantu memberikan kenyamanan ibu, S : Klien mengatakan badannya tidak nyaman, Dewi
membersihkan tubuh ibu dengan cara lengket dan berbau karena 2 hari belum sempat
menyeka seluruh badan. mandi.
O : Klien tampak lebih nyaman setelah diseka dan
diganti baju.
- S : Skala nyeri 7
- T : Nyeri hilang timbul, biasanya saat
bergerak
ataupun saat istirahat durasi <20 menit.
O : Klien masih terlihat meringis menahan sakit,
dan sangat berhati hati saat menggerakan
badannya.
1 Mengukur tanda – tanda vital S :- Nova
O:
Tekanan darah 146/84 mmHg
Nadi 77 kali/menit
RR 20 kali/menit
Suhu 36,7 ͦC
1 Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam S : pasien mengatakan nyeri berkurang Erna K
O : Pasien bisa melakukan teknik relaksasi nafas
dalam
2 Memberikan informasi tentang S : Pasien mengatakan sudah paham tentang apa Nova
pentingnyaa gizi untuk ibu yang menyusui yang dijelaskan
2 Mengajarkan dan melakukan breascare dan S : Pasien mengatakan ASI mulai keluar banyak Erna S
pijat oksitosin O ; ASI sudah keluar
3 Menganjurkan dan mengajari pasien duduk S : Pasien mengatakan mau diajari duduk oleh Erna S
untuk mobilisasi perawat
O : Pasien bisa duduk dengan dibantu dan belum
bisa duduk secara mandiri
3 Membantu pasien mendapatkan posisi S : Pasien mengatakan posisinya belum nyaman, Erna S
yang nyaman untuk menyusui anaknya karena untuk bergerak masih sakit
O : Posisi pasien dari tiduran diubah menjadi
duduk dengan dibantu
4 Melakukan perawatan luka dang anti balut S : Pasien mengatakan nyaman setelah diganti Erna S
balut
O : luka post operasi baik tidak rembes
19/11/19 1 Mengkaji nyeri secara komprehensif dan S : Ida
mengobservasi non verbal dari adanya Klien mengatakan saat ini nyerinya sedikit
ketidaknyamanan berkurang dan mampu ditoleransi
- P : Nyeri pada perut, bekas luka post OP
SC
- Q : Nyeri dirasakan seperti disayat-sayat
- R : Nyeri menetap tidak menyebar ke
bagian tubuh lain
- S : Skala nyeri 4
- T: Nyeri hilang timbul, biasanya saat
bergerak. Durasinya kurang lebih 7
menitan.
O : Klien terlihat sudah mampu mentoleransi
adanya nyeri., sudah tidak meringis kesakitan dan
dapat focus pada beberapa hal.
1 Mengukur TTV S :- Ida
O:
- TD 137/80 mmHg
- N : 83 kali per menit
- RR 21 kali per menit
- Suhu 36,7 ͦC
3 Memotivasi klien untuk meningkatkan S : Klien mengatakan jarang tidur, selama Nova
istirahat dirumah sakit susah tidur karena jaga sendiri.
Selalu khawatir anaknya menangis
O : Mata klien terlihat sayu, dan tampak
kelelahan.
Mendampingi dan membantu pasien saat S : Klien mengatakan ingin BAK dan minta ditatih Dewi
mobilisasi dan membantu pemenuhan sampai ke kamar mandi.
kebutuhan ADL pasien O : Klien sudah mampu berjalan sendiri tanpa
dipegangi.
4 Mengobservasi luka jahitan operasi S : pasien megatakan luka sudah tidak rembes Erna K
O ; - Luka sudah baik dan tidak rembes
EVALUASI
P : hentikan intervensi
19/11/19 3 S: Dewi
- Kliem mengatakan badan sudah bisa digerakan
- Klien mengatakan udah bisa jalan dan duduk
O:
- Pasien terlihat sudah bisa duduk dan jalan
A : Masalah belum teratasi
No Indikator IR ER
1. Keseimbangan 5 5
2. Koordinasi 5 5
3. Pergerakan otot 5 5
4. Performa tubuh 5 5
5. Berjalan 5 5
6. Pergerakan sendi 5 5
7. Berpindah 5 5
P : hentikan intervensi
III S:
- Klien mengatakan terdapat luka bekas jaitan sc di abdomen
O:
- Nifas hari pertama, lochea berwarna merah tua, bau khas darah, konsistensi
cair dan menggumpal, lender berwarna putih kekuningan, jumlah setengah
pembalut selama 4 jam.
- Hb 12.8
- Hematocrit 38
- Tekanan darah : 139/86 mmHg
- Nadi : 80 menit
- RR : 22 x/menit
A : perdarahan dapat terkontrol
Indikator IR ER
Ttv dalam batas normal 2 5
Tidak terdapat bleeding 2 5
P : Monitoring Perdarahan
No Indikator IR ER
1. Suhu Kulit 5 5
2. Sensasi (nyeri) 5 5
3. Keringat 5 5
4. Perfusi jaringan 5 5
5. Lesi pada kulit dan 5 5
membran mukosa
6. Integritas kulit 5 5
1. P
Patient Ibu post partum dengan SC yang Ibu post partum dengan SC yang
dirawat di Rumah Sakit Bengkulu dirawat di Ruang Bakung Timur
RSUP Sanglah Denpasar
Population Semua pasien post SC yang Semua pasien post seksio sesaria
memenuhi kriteria inklusi dan eklusi yang dirawat di Ruang Bakung
di RS Bengkulu Timur RSUP Sanglah Denpasar,
Sampel : sebanyak 30 orang dengan
yang berjumlah 36 orang
teknik accidental sampling Sampel : sebanyak 30 orang, yang
terdiri dari 15 orang kelompok
kontrol dan 15 orang kelompok
perlakuan dengan teknik purposive
sampling
2. I
Intervention Memberikan dan menganjurkan Memberikan relaksasi benson
pasien untuk melakukan relaksasi (linglungan tenang, pengucapan
napas dalam yang dilakukan selama kata berulang-ulang selama 15
5 kali/hari selama 2 hari. menit setelah pemberian analgetik.
Pengukuran nyeri diukur sebelum Pengukuran skala nyeri dilakukan
dan setelah diberikan intervensi sebelum dan 10 menit setelah
dengan menggunakan skala nyeri intervensi dengan skala nyeri VAS
numerik (Numerical Analog Scale) (Visual Analog Scale)
3. C
Comparison Pasien post SC dianjurkan untuk Pasien post SC yang menjadi
melakukan relaksasi napas dalam kelompok perlakuan diberikan
yang dilakukan 5x dalam sehari. relaksasi Benson selama 15 menit
Kegiatan ini dilakukan selama 2 hari setelah pemberian analgesik.
setelah post SC. Kemudian diukur Pengukuran skala nyeri dilakukan
skala nyerinya sebelum dalan sebelum dan 10 menit setelah
sesudah perlakuan menggunakan intervensi terakhir. Kegiatan ini
skala nyeri numerik (NAS/Numeical dilakukan selama dua hari, yaitu
Analog Scale) hari kedua post SC dan hari ketiga
post SC. Pasien post SC yang
Rancangan penelitian : merupakan
menjadi kelompok kontrol juga
penelitian preeksperiment tanpa
dilakukan pengukuran skala nyeri
kelompok kontrol yang bertujuan
pre-test dan post-test tanpa
mengetahui pengaruh relaksasi nafas
diberikan perlakuan.
dalam terhadap intensitas nyeri pada
pasien post operasi sectio caesarea di Rancangan penelitian :
Rumah Sakit merupakan penelitian quasy-
experimental dengan rancangan
pre-test and post-test with control
group design yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas relaksasi
Benson terhadap penurunan
Komparasi pada kedua jurnal ini :
Setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam, pasien merelaksasikan otot-otot skelet
yang mengalami spasme yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga
terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah
yang mengalami spasme dan iskemik. Kemudian juga mampu merangsang tubuh untuk
melepaskan opoiod endogen yaitu endorphin dan enkefalin, yang mana opoiod ini
berfungsi sebagai (analgesik alami) untuk memblokir resptor pada sel-sel saraf
sehingga mengganggu transmisi sinyal rasa sakit. Maka dapat menyebabkan frekuensi
nyeri pada pasien operasi sectio caesarea dapat berkurang. Tindakan ini mudah, dapat
dilakukan dimana dan kapan saja, terutama apabila dilakukan secara teratur akan dapat
membantu untuk mengatasi keletihan dan ketegangan otot yang terjadi pada nyeri
kronis (Smeltzer & Bare, 2010). Oleh karenanya, tindakan ini bisa diterapkan di
pelayanan kesehatan karena mudah dilakukan.
Relaksasi benson seperti halnya relaksasi napas dalam, yang mampu membuat tubuh
menghasilkan hormon endorphin yang merupakan hormon alami yang diproduksi
tubuh manusia dan memiliki fungsi sebagai penghilang rasa sakit secara alami. Selain
itu, memberikan efek terhadap peningkatan gelombang alfa sehingga membuat kondisi
otak dalam keadaan relaksasi. Ketika mencapai gelombang alfa, otak dalam keadaan
tenang dan fokus pada suatu objek, sehingga dapat membangun rasa nyaman terhadap
nyeri yang dirasakan. Namun, relaksasi ini memerlukan 4 komponen penting yang
harus terpenuhi seperti lingkungan yang tenang, perangkat mental (sebuah kata atau
4. O