Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS JURNAL METODE PICO

”PENGARUH KOMPRES ALOEVERA TERHADAP SUHU TUBUH ANAK USIA


PRA SEKOLAH DENGAN DEMAM DI PUSKESMAS SIANTAN HILIR”

BAB I

ANALISIS JURNAL

A. Judul Jurnal
Pengaruh kompres aloevera terhadap suhu tubuh anak usia pra sekolah dengan
demam di puskesmas siantan hilir.
B. Peneliti
Eva Muzdhalifah As Seggar, Ramadhaniyati, Desy Wulandari.
C. Ringkasan Jurnal
WHO menyebutkan bahwa jumlah kasus penyakit disertai dengan demam
pada tahun 2013 mencapai 62% dengan jumlah kasus terbanyak terjadi pada penyakit
pneumonia dan infeksi sistemik seperti bakteri, virus, dan parasit. Di Taiwan, sebesar
20-40% anak mencari pengobatan medis akibat demam setiap tahunnya (Li-Chuan,
2016).
Sampai pada saat ini terdapat dua tindakan yang dapat dilakukan untuk
menurunkan suhu tubuh pada anak demam, yaitu menggunakan terapi farmakologis
dan terapi non farmakologis, ataupun kombinasi keduanya. Terapi farmakologis
merupakan pemberian obat antipiretik sebagai pilihan utama pada anak dengan
demam. Sedangkan pada terapi non farmakologis tindakan yang dapat dilakukan yaitu
pemberian kompres pada anak (Wardiah, 2016).
Pemberian kompres tidak harus selalu diberikan menggunakan air hangat,
salah satu metode kompres lain yang dapat diberikan pada anak dengan demam
adalah metode kompres dengan lidah buaya. Lidah buaya merupakan salah satu
komoditi produk pertanian yang dijadikan komoditi unggulan di Provinsi Kalimantan
Barat (Aseng, 2015). Lidah buaya sudah terbukti memiliki efek sebagai antipiretik,
hal ini dibuktikan berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Fajariyah
(2016).
D. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh kompres lidah buaya terhadap perubahan suhu tubuh penderita
demam usia pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas Siantan Hilir.
E. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
a. Teknik ini mudah dilakukan dan tidak membutuhkan alat ataupun biaya yang
besar.
b. Teknik ini dapat dilakukan pasien secara mandiri setelah diajarkan oleh
perawat.
c. Bahan yang dibutuhkan dalam teknik ini tergolong bahan yang umum di
masyarakat dan mudah didapatkan.
2. Kekurangan
a. Pada teknik ini tidak dijelaskan secara rinci bagaimana posisi yang benar saat
meletakan kompres lidah buaya.
BAB II
A. Problem
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan pre experiment dengan rancangan one group pre and post test. Jumlah
sampel pada penelitian ini sebesar 16 responden kelompok intervensi dengan kriteria
inklusi orang tua yang memiliki anak usia 3-6 tahun dan bersedia menjadi responden,
demam dalam rentang waktu 1-3 hari, anak dengan kategori demam sub febris.
B. Intervention
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung ke pasien dan dibantu
oleh satu orang perawat dengan minimal pendidikan D III Keperawatan. Sebelum
pelaksanaan perawat tersebut telah diberi penjelasan oleh peneliti mengenai tindakan
kompres lidah buaya. Setelah subjek yang dicari telah memenuhi syarat dalam kriteria
inklusi baru dilaksanakan tindakan mandiri keperawatan berupa kompres lidah buaya.
Lidah buaya dipotong dengan ukuran 5 x 15 cm, dan kemudian dicuci dengan air
mengalir dan sedikit tambahan garam untuk menghilangkan lendir yang ada pada
lidah buaya tersebut. pemberian kompres dilakukan 15 menit dan dilakukan
pengukuran suhu pada sebelum dan sesudah pemberian kompres lidah buaya
menggunakan termometer digital yang dilakukan pada area axila.
C. Comparation
1. Jurnal ” Pengaruh kompres aloevera terhadap suhu tubuh anak usia pra
sekolah dengan demam di Puskesmas Siantan Hilir”.
Hasil :
Karaktristik responden penderita demam berdasarkan usia dengan jumlah
terbanyak yaitu usia 3 tahun dengan jumlah 8 orang anak. Sedangkan berdasarkan
jenis kelamin, paling banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 8 orang. Rata-rata
suhu tubuh responde sebelum pemberian terapi kompres lidah buaya adalah
38.079oC, sedangkan rata-rata suhu tubuh responden setelah pemberian terapi
kompres lidah buaya adalah 37.593oC, dengan nilai p = 0,003 ≤ 0,05.
2. Jurnal “Kompres dingin dan aliran udara dingin menurunkan suhu tubuh
pada pasien sepsis dengan hipertermi di ruang ICU RSUP Kariadi
Semarang”.
Hasil :
Suhu tubuh pada kelompok perlakuan sebelum diberikan kompes dingin dan
aliran udara dingin rata-rata suhu tubuh 38,58oC dan sesudah diberikan kompres
dingin dan aliran udara dingin nilai rata-rata suhu tubuh 38,38oC. Suhu tubuh pada
kelompok kontrol (pre-test) nilai rata-rata suhu tubuh 38,52oC dan post-test nilai
rata-rata suhu tubuh 38,41oC. Terdapat perbedaan suhu tubuh pada pasien sepsis
dengan hipertermi di ruang ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang sebelum dan
sesudah diberikan kompres dingin dan aliran udara dingin (Z-score = -2,685, P-
value = 0,007) dengan selisih rata-rata sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
0,2oC.
D. Komporasi pada jurnal ini
Lignin adalah salah satu kandungan di dalam lidah buaya yang berperan
penting dalam penurunan suhu tubuh. Lignin berfungsi sebagai penyerap panas yang
ada di dalam tubuh kemudian mentransfer panas tersebut ke molekul air yang ada
pada lidah buaya dam kemudian dapat menurunkan suhu tubuh. Penyerapan panas ini
dapat terjadi karena lignin memiliki sifat 5 kali lebih cepat menembus masuk pori-
pori dan sel, sehingga penurunan suhu tubuh pada anak yang mengalami demam
terjadi (Jantika & Saptoningsih, 2009).
Kandungan saponin yang ada pada lidah buaya juga bermanfaat dalam
penurunan suhu tubuh. Ketika lidah buaya ditempelkan pada dahi anak yang
mengalami demam, maka saponim yang ada didalam lidah buaya akan
memvasodiatasi kulit, sehingga akan mempercepat cara kerja lignin dalam
menurunkan suhu ubuh.
E. Outcome
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
pada hasil pengukuran suhu tubuh sebelum dan sesudah pemberian kompres lidah
buaya dengan p = 0,003 ≤ 0,05.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa terapi kompres lidah buaya
termasuk salah satu cara untuk menurunkan suhu pada pasien hipertermi. Penelitian
ini bisa diterapkan ditempat pelayanan kesehatan karena mudah dilakukan.
F. Implikasi jurnal dalam ruang Aster
1. Terapi kompres lidah buaya ini mudah diterapkan di ruang Aster karena tidak
memerlukan alat-alat yang sulit.
2. Bahan yang dibutuhkan mudah didapat seperti tanaman lidah buaya yang mudah
untuk tumbuh dan ditanam didalam pot.
3. Pengadaan bahan terapi kompres lidah buaya ini pun ikut mendukung gerakan go
green yang sedang digalakkan oleh RSMS.

Anda mungkin juga menyukai