Anda di halaman 1dari 86

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peran gereja terhadap warga jemaat termasuk remaja dalam peningkatan pertubuhan iman sangat penting untuk diperhatikan melalui pelayanan katekasasi gereja, hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab yang perlu di pelihara dan diteruskan oleh gereja dari generasi ke-generasi. Salah satu pesan terakhir yang diucapkan Tuhan Yesus menjelang kenaikanNya ke Sorga, adalah mengenai Katekasasi: Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang Ku-perintahkan kepadamu. (Matius 28:19-20). Perintah ini menunjukan bahwa Dialah yang menentukan dasar katekasasi bahkan isi dan tujuannya untuk dibentangkan kepada remaja. Perhatian gereja dalam pelayanan katekasasi terhadap perubahan tingkah laku remaja untuk pertumbuhan iman yang Alkitabiah, bukanlah pekerjaan ringan yang hanya menyampaikan beberapa hal Firman kepada beberapa orang tetapi lebih dari pada itu, Yesus menegaskan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepadamu.1 Pesan ini menyatakan pentingnya pengetahuan dan

perilaku yang hidup sesuai Firman Tuhan. Pelayanan katekesasi gereja kepada remaja, jika diperhatikan secara sistimatis, demi meningkatkan pertumbuhan iman remaja yang berpengaruh secara
1

G. Riemer, Ajarlah Mereka, (Jakarta: Yayasan Komonikasi Bina Kasih/OMF,2006), hlm 7

Alkitabiah, maka perlu juga diperhatikan pengaruh dalam keahlian, komitmen, dan keterampilan2 kemampuan pengajaran katekasasi gereja. Dengan demikian

penganjaran katekasasi gereja harus aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan3 serta membutuhkan orang yang berkualitas dan berkemampuan, baik secara kognitif maupun secara afektif, dan psikomotorik dalam pengajaran katekasasi gereja yang Alkitabiah karena Gereja sebagai wadah pekabaran Injil harus mengadakan katekasasi dengan sebulat tenaga4 maka sangat berpengaruh pada kualitas

pembentukan dan perubahan tingkah laku remaja yang berdasarkan iman dan hidup takut akan Tuhan. Seperti yang dinyatakan Paul. Dengan menjalankan pelayanan katekasasi kepada remaja akan memimpin para murid untuk mengakui Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamat serta bertumbuh dalam kedewasaan Kristen dan menjadi serupa dengan Kristus dan memperbaiki pengetahuan, memperbaiki sikap, dan mengubah kelakuan.5 Pertumbuhan iman melalui pelayanan katekasasi gereja kepada remaja Kristen sangat penting dilakukan di setiap gereja, karena melalui pelayanan tersebut dapat mempengaruhi perubahan tingkah laku remaja secara positif dalam kehidupan mereka yaitu: pengenalan akan Tuhan, takut akan Tuhan dan saling mengasihi sesama karena Didalam didikan yang mengajar takut akan Tuhan termasuk juga latihan atau didikan untuk takut akan pemerintah, takut akan penginjil, dan pertama-tama takut kepada orang tua.6 Sebab pada waktu mereka masih remaja mereka tidak memiliki

2 3

Udin Syaefudin Saud, Pengembangan Profesi Guru, (CV Alfabeta, IKAPI, 2010), hlm. 7 Suparlan PAKEM (PT Gene Sindo), hlm. 70 4 J.L.CH.Abineno, Sekitar katekasasi Gerejawi, (Jakaarta: PT BPK Gunung Mulia, 1999), hlm. 53 5 Paul E.Loth,Ed D, Teknik Mengajar, (Malang: Gandum Mas,2007), hlm. 21,22 6 Bram Verge, Hajarlah Anak-Anakmu, NP (Mlg: Des 1987), hlm. 13

pengalaman iman yang kuat untuk takut akan Tuhan, sehingga mudah dipengaruhi karena anak-anak tidak ada dasar historis pengalaman secara rohani. Pada waktu menghadapi krisis, mereka mudah diserong oleh penjelasan rohani yang mereka dengar dari orang lain atau buat sendiri.7 Mengenai pentingnya pelayanan

katekasasi terhadap perubahan tingkah laku remaja dinyatakan juga oleh Enklaar. Gereja harus menolong mereka di dalam pengajaran untuk memilih jalan Tuhan yang lurus. didalam katekasasi sidi, gereja wajib membentangkan di hadapan mereka kebenaran dan keindahan iman Kristen, serta insafkan mereka tentang panggilan Tuhan ialah supaya mereka memilih Dia sebagai satu-satunya tujuan hidup yang benar.8 Bila pelayanan katekasasi tidak diperhatikan dengan sungguh-sungguh pengaruhnya dalam pengajaran yang Alkitabiah sehingga tidak dijalankan dengan baik, maka kehidupan tingkah laku remaja akan makin memburuk, diantara-nya : 1. Suka mengucapkan kata-kata kotor kepada teman, atau lawan yang dibenci, guru bahkan orang tua mereka, sebagai kata-kata yang menyenangkan dan patut diucapkan. 2. Selalu bermain judi sampai berlarut-larut di berbagai tempat bersama teman-teman ketika jam sekolah berlangsung, demikian juga merokok dan minum minuman yang beralkohol tinggi sehingga membuat kasus kekerasan dimana-mana. 3. Bahkan lebih dari itu selalu menonton film porno di berbagai media dan menerapkannya dengan cara berpacaran yang tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan seks bebas. 4. Tidak menjadi penurut orang tua tetapi senantiasa membandel dan ingin mengikuti keinginan sendiri dan hidup nganggur, boros dan suka duduk di tempat-tempat ramai. Bahkan suka menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah di gereja.9

Andrew D. Lester, Pelayanan Pastoral Bersama Anak-Anak Dalam Kristus, (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2003), hlm. 59 I.J.Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2009), hlm. 108109 9 Y.Singgih.Gunarsa, Psikogi Remaja, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia), 2010, hlm. 20

Perbuatan-perbuatan seperti yang disebutkan di atas merupakan perbuatan yang sering ada pada anak-anak remaja ketika mereka mencapai umur 13-17 tahun, seperti yang dinyatakan oleh Fitzhugh bahwa Tahap masa remaja awal membawa peserta masalah-masalah disiplin yang baru dan berbeda.10 dan kenakalan tersebut tidak diatur dalam Undang-Undang Neraga sehingga tidak dapat digolongkan sebagai pelanggaran hukum. Jika kenakalan remaja tidak diperhatikan dan dibiarkan begitu saja, maka kehidupan ke-Kristen akan rusak, dan kehidupan keluarga akan berantakan. Hal ini kembali diingatkan agar gereja dan orang tua jangan sekali-kali mengabaikan kewajiban mengajar anak-anak karena resikonya terlalu berbahaya. Sebab gereja akan kehilangan kekuatannya, bahkan akan kehilangan anak-anak mereka. Generasi pertama yang mulai mengabaikan kewajiban membina anak-anak, dalam arti tidak mendidik dan mengajar mereka perihal Firman Allah, memang tidak akan langsung merasakan secara kongkrit bahayanya, tapi generasi-generasi berikutnya cepat atau lambat akan mati secara rohani, kecuali ada tindakan penyelamatan.11 Tetapi persoalan remaja yang makin memburuk bila diperhatikan maka akan membangun kehidupan yang damai dan sejahtera dalam kehidupan remaja masa kini dan masa yang akan datang bagi gereja, mereka akan memiliki pengetahuan yang dalam dan yang luas mengenai segala kepercayaannya untuk mengambil keputusankeputusan tentang masa depan mereka, dalam menentukan iman maupun sekolah mereka.

Fitzhugh Dodson, Mendisiplinkan Anak-Anak Dengan Kasih Sayang, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia,2006), hlm. 380 11 G Riemer, Op.cit, hlm. 18

Berhubungan dengan penjelasan di atas maka peneliti telah mengamati bahwa telah ada remaja di Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki yang hidupnya belum memahami pokok-pokok iman Kristen, adanya remaja yang menjauhkan diri dari ibadah, tidak menghormati sesama diantaranya : tidak menghormati orang tua, tidak menghormati sesama teman dan orang lain, suka merokok bahkan mengucapkan katakata yang tidak sepatutnya diucapkan. Oleh karena itu berhubungan dengan masalah ini, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul : Pengaruh Pelayanan Katekasasi Gereja Terhadap Perubahan Tingkah Laku Remaja Di Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapatlah di identifikasi berbagai masalah dengan kehidupan katekasasi remaja di Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki. 1. Adanya anak remaja yang belum memahami pokok-pokok Iman Kristen. 2. Adanya tingkah laku remaja yang hidup tidak sesuai Firman Tuhan. 3. Adanya perubahan tingkah laku remaja di Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki setelah mengikuti katekasasi.

C. Pembatasan Masalah

Beradasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan di atas maka penulis membatasi lingkup masalah yakni : Pengaruh Pelayanan Katekasasi Gereja Terhadap Perubahan Tingkah Laku Remaja di Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas dapatlah dirumuskan masalahnya sebagai serikut yaitu : Bagaimana Pengaruh Pelayanan Katekasasi Gereja Terhadap Perubahan Tingkah Laku Remaja Di Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pelayanan Katekasasi Gereja Terhadap Perubahan Tingkah Laku Remaja Di Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini sebagai berikut : 1. Teoritis a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang katekasasi dan kehidupan remaja. b. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan refrensi bagi Mata Kuliah Katekasasi di STAK Reformed Informatika.
6

2. Praktis. a. Sebagai bahan masukan bagi Gereja Reformed Yerusalem dalam melakukan pelayanan katekasasi. b. Sebagai motifasi bagi anak remaja yang terlibat dalam pelayanan katekaasi di Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki untuk tekun dan rajin mengikuti katekasasi.

BAB II LANDASAN TEORI


A. Pelayanan Katekasasi Gereja

1. Pengertian Katekasasi Abineno mengutip pandangan Biljasman menyatakan bahwa Katekasasi gerejawi berasal dari Israel, dalam Perjanjian Lama (Ul 6:20-25; Mzm 78:1-7), kita membaca bahwa kepada orang tua ditugaskan untuk memberikan pengajaran tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar. Mereka harus meneruskan kepada anak-anak mereka, apa yang mereka telah dengar dari orang tua mereka.12 Dengan jalan itu maksudnya, dengan jalan memberikan pengajaran secara lisantradisi tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar dan diteruskan dari generasi ke generasi. Abineno juga telah menyatakan. Jika di lihat katekasasi dalam Perjanjian Lama memiliki pengertian yang disebut sebagai sekolah dasar atau disebut beth-ha-sefer artinya rumah buku, atau pengajaran, bimbingan yang lebih tinggi diberikan dalam madrasah. Sedangkan dalam Perjanjian Baru istilah ini di sebut katekhein yang berarti : memberitakan, memberitahukan, mengajar, memberi pengajaran.13 Pengajaran katekesasi merupakan suatu pengajaran yang diajarkan oleh orang Israel kepada anak-anak mereka tentang iman kepercayaan. Beberapa hal pengertian mengenai istilah katekasasi yang digunakan dalam Firman Tuhan. Katekesasi menurut sejarahnya adalah katekhein, kata ini merupakan muasal dari kata katekese, kateketik, dan katekasasi
12 13

Abineno, Op.cit, hlm. 1 Ibid, hlm. 2-3

yang memiliki beberapa makna dalam Alkitab yakni memberi tekanan pada otoritas dalam hal pendidikan: karena katekese memiliki pengertian mengajar dari atas ke bawah, pengajar ada di atas sebagai yang berwenang dan pelajar ada di bawah sebagai yang takluk, dalam kata ini sekaligus terkandung makna aksi dan reaksi : aksi dari pihak pengajar mengandung reaksi dari pelajar.14 Dengan demikian katekasasi memiliki makna dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang mengandung siasat, hukuman, dan menyampaikan pengetahuan mengenai Kristus supaya hidup menjadi tertib.15 2. Jenis-Jenis Katekesasi a. Katekasasi Keluarga Menurut kesaksian Perjanjian Lama, keluarga adalah tempat yang mula-mula di mana pendidikan dan bimbingan Agama diberikan. Di situ orang tua berfungsi sebagai pengajar-pengajar yang pertama. Pada waktu yang tertentu orang tua terutama ayah sebagai kepala keluarga mengumpulkan anak-anak mereka dan anak-anak lain yang terlibat dalam keluarga mereka untuk memberikan mereka pengajaran tentang ketetapan Allah. Salah satu bagian Alkitab yang memuat kesaksian ini Ul 6:20-25, Kel 12:26-27, Mzm 75:1-11. Tujuan dari katekesasi keluarga adalah supaya umat Allah di bina menjadi umat yang baik, yang taat kepada Allah dan hukum-hukumNya, dan melakukan hukumNya. Biasanya pengajaran katekasasi keluarga ini

berlangsung dengan lisan. Calvin sangat kuat menekankan orang tua yang

14 15

G Riemer, Op.cit, hlm. 22. G.Riemer, Op.cit, hlm. 146

terutama dan yang langsung memikul tanggung jawab atas pendidikan agama dari anak-anak mereka. Titik tolak pandangan ini ialah perjanjian Allah. Waktu mereka di baptis dalam ibadah jemaat orang tua mereka dengan resmi mendapat tugas mendidik mereka dalam takut akan Allah.16 b. Katekasasi Sekolah Permulaan abad pertama telah ada sekolah-sekolah yang didirikan oleh Jemaat-Jemaat Yahudi, dimana anak-anak kecil dari enam sampai tujuh tahun mendapat pengajaran dari guru-guru Torah mereka, tujuan pengajaran ini untuk memberikan pengetahuan umum kepada anak-anak dan juga pengetahuan tentang Torah untuk mengetahui arti dan makna nas Torah yang mempunyai hubungan dengan kebiasaan-kebiasaan kehidupan Yahudi. Dan umur dua belas sampai tiga belas tahun mereka diwajibkan menuruti seluruh syariat agama Yahudi. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Calvin bahwa gunanya pengajaran katekasasi sekolah yaitu untuk mendidik orang-orang muda supaya mereka dalam hidup mereka dapat bertindak secara tanggung jawab menurut Firman Allah. Secara lahiriah katekasasi sekolah masih ada tapi di ganti dengan pengajaran agama.17 c. Katekasasi Gereja Sesudah pembuangan ke Babel hidup keagamaan orang Yahudi di Pelestina dan luar Palestina berpusat dalam rumah-rumah ibadat sinagoge, ini dimaksudkan sebagai rumah pengajaran, dimana rakyat diajar mengenai

16 17

Abineno, Op.cit, hlm. 56 Abineno, Op.cit, hlm. 62

10

pengetahuan akan Torah, Mzm 74:8, Kis 15:21. Dalam abad-abad pertama katekesasi gereja makin berkembang dan memperoleh bentuk-bentuk tertentu sebagai katekasasi. Secara kasar katekesasi gereja purba terdiri dari dua

bagian. Yang pertama pengikut-pengikut katekasasi dan bagian yang kedua tingkat calon-calon baptisan.18 3. Dasar Alkitab Tentang Pelayanan Katekasasi Gereja a. Dalam Perjanjian Lama Dalam Kitab Ulangan 6:4-9 Tuhan menyatakan Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita TUHAN itu Esa! kasihilah TUHAN Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah

engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apa bila engkau duduk dirumah Mu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. Dari penjelasan Firman Tuhan di atas menyatakan bahwa dulu pengajaran katekasasi mengenai karya besar Yahwe merupakan tanggung jawab para orang tua. Dalam kitab Ulangan 6:20 menyatakan bahwaApabila di kemudian hari anakmu bertanya kepadamu: Apakah peringatan, ketetapan, dan peraturan
18

Ibid, hlm. 72

11

itu, yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN Allah kita? Maka haruslah engkau menjawab anakmu itu Dari kedua ayat Firman Tuhan yang sudah dijelaskan di atas menyatakan bahwa pada zaman itu dimana pesan hampir seluruhnya dikomonikasikan secara lisan, demikian pula dalam sejarah perbuatan-perbuatan Allah dikomonikasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.19 b. Dalam Perjanjian Baru 1) Dalam Kitab Matius 28:19-20. Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang Ku-perintahkan kepadamu. 2) Dalam Kitab Kisah Para Rasul 21:21-24. Ada orang yang

memberitahu bahwa Paulus mengajar orang Yahudi untuk melepaskan Hukum Musa. 3) Kis 18:25 Apolos telah menerima pengajaran tentang jalan Tuhan. Apolos fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Ketika ia datang ke Efesus, ada orang yang memberitahu jalan Tuhan kepadanya. 4) Dalam Kitab Lukas 1:4 Supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. Jadi Teofilus sudah sering mendengar berita mengenai Kristus sehingga ia tahu satu dua hal mengenai Dia.
19

G Riemer, Op.cit, hlm. 37

12

5) Dalam Kitab 1 Korintus 14:19. Dalam pertemuan jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat di mengerti untuk mengajar orang lain, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa lidah. Katekasasi juga di pakai dalam jemaat Kristus, yaitu dengan makna

memberitahukan ajaran yang berguna dan yang dapat di mengerti secara jelas. 6) Dalam Kitab Galatia 6:6. Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, berbagi segala sesuatu yang baik dengan orang yang memberikan pengajaran itu. Dengan kata lain, sudah ada orang Barangkali sudah ada

khusus mengajar dalam jemaat mula-mula.

kelompok guru yang mendapat tugas khusus mengajar orang yang ingin menjadi anggota jemaat.20 4. Pentingnya Pelayanan Katekasasi Gereja Saat ini gereja sedang menghadapi beraneka ragam kesulitan diantaranya yaitu: adanya, segala macam ajaran manusiawi yang dapat dengan gampang mempengaruhi jemaat. Demikian juga ada begitu banyak ajaran Teologi modern yang di impor dari luar negeri, berhasil mengacaukan kemurnian pandangan Alkitabia dan merusak ajaran gereja pada saat ini, oleh sebab itu Calvin menyatakan pentingnya pelayanan katekasasi gereja bertujuan yaitu: a. Mempertahankan dan membangun gereja, dan mengajar muda-mudi untuk mengenal Allah.

20

G Riemer, Op.cit hlm. 35

13

b. Mendidik generasi muda-mudi untuk melanjutkan Misi Kristen pada masa datang, sampai Kristus kembali, dan Dia diakui sebagai Allah untuk seluruh kehidupan. c. Untuk menjaga kesehatan jemaat dan mengajar anak-anak perjanjian itu kepada Yesus Kristus. Ajaran seperti inilah yang mengamankan gereja di seluruh dunia sehingga gereja menjadi benteng yang kokoh yang tidak dikalahkan oleh iblis.21 Enklaar menyatakan bahwa perlunya pelayanan katekasasi supaya gereja bertumbuh dan berkembang. Gereja mampu menghadapi ujian zaman dan

senantiasa mantap berkembangannya dan supaya mereka memilih Dia yakni Tuhan saja sebagai satu-satunya tujuan hidup yang benar.22 Karena Pendidikan kekristenan adalah kunci menuju kehidupan yang berkelimpahan. Ia dapat

menolong siswa untuk memahami apa arti kebahagiaan yang sejati dan menolong mempermudah mewujudkan kabahagiaan itu.23 Abineno telah menegaskan bahwa tujuan mengikuti pelayanan katekasasi bukan pertama-tama supaya anak-anak diteguhkan menjadi anggota sidi, dan dengan itu menjadi anggota-anggota yang memenuhi gereja. Hai itu bukan

menjadi tujuan utama dari katekasasi, tapi tujuan katekasasi ialah supaya anakanak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamat mereka dan dengan itu mendapat persekutuan dengan Dia, baru sesudah itu mereka beroleh persekutuan dengan gereja sebagai Tubuh Kristus.
21 22

Ibid, hlm. 145 Enklaar, Op.cit, hlm. 108-109 23 Iris C Kulli, Dinamika Pendidikan Kristen, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2006), hlm.16

14

Disisi lain katekasasi bertujuanMendidik anak-anak muda supaya mereka hidup secara bertanggung jawab dan dapat berpartisipasi dalam pelayanan gereja kepada Allah perjanjian sehingga bertanggung jawab sebagai anggota-anggota yang dewasa dari gereja Yesus Kristus. Berhubung dengan apa yang dikatakan di atas. Katekesasi bukan hanya berkaitan dengan pengajaran saja tetapi juga

bimbingan dan latihan yaitu bimbingan dan latihan rohani. Latihan rohani ini berlangsung dalam suatu persekutuan doa dan kerja.24 Wainata Sairin menyatakan bahwa tujuan pelayanan ketekasasi adalah Usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami agama. Untuk menumbuhkan sikap dan perilaku manusia berdasarkan iman keagamaan melalui kehidupan sehari-hari, dengan menghargai agama lain, dalam hubungan kerukunan antar beragama di masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional dan berdasarkan pancasila serta UUD 1945. Dan berfungsi sebagai sumber

pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kebahagian di dunia ini dan akhirat.25 5. Pelaksanaan Pelayanan Katekasasi. a. Majelis Gereja Untuk pelayanan katekasasi di dalam gereja dibutuhkan pengajar yang berkompoten diantaranya majelis gereja yaitu terdiri dari pendeta, penginjl, atau penatua yang berhikmat. Karena mengenai tugas majelis gereja

berhubungan dengan pelayanan katekasasi yaitu:


24 25

Abineno, Op.cit, hlm. 94 Wainata Sairin, Identitas Ciri Khas Pendidikan Kristen Di Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), hlm. 153

15

1) Mengabarkan injil, menjaga pelayanan sakramen, membantu jemaat yang berkesusahan ataupun miskin. 2) Menjalankan kebaktian jemaat yang umum dan resmi, biasa pada hari minggu yaitu segala urusan mengenai pelayanan Firman, tempat dan waku. 3) Berlaku sebagai dewan pengambilan keputusan: mengenai anggota Jemaat, siasat pelayanan sakramen, dan pengangkatan pejabat. 4) Mengurus dan menjaga jemaat supaya jemaat di pelihara dalam damai sejahtera menurut peraturan yang adil. 1 Kor 14:40, Mzr 122:6-11.26 b. Pengajar Katekasasi Yang Dikhususkan Pengajar katekasasi juga dapat dilakukan oleh pemimpin-pemimpin katekasasi itu sendiri yang dipercayakan untuk memimpin pelayanan itu dan pengajar yang mencintai pelayanan ini. Karena berhubung dengan pendeta atau penginjil pada hari minggu sangat sibuk dengan pekerjaan mereka terutama pendeta-pendeta di kota-kota besar, dimana setiap minggu mereka harus memimpin ibadah hari minggu lebih dari dua kali. Di samping itu mereka harus memimpin ibadah-ibadah lain seperti ibadah keluarga, ibadahibadah pengucapan syukur, pemberkatan nikah, ibadah pemakaman kematian, perkunjungan keluarga, sehingga pelayanan katekasasi tidak berjalan secara efektif.27

26 27

Cj Haak, Dokmatika Eklesiologi, NP, hlm. 276 G Riemer, Op.cit, hlm. 102

16

c. Orang Tua Sebagai Motivasi Pada aspek lain juga orang tua turut terlibat dalam pelayanan katekasasi. Waktu mereka menyerahkan anak-anak mereka untuk di baptis, mereka berjanji bahwa mereka akan mendidik anak-anak mereka dalam iman kepada Yesus Kristus dan membina mereka dalam ibadah dan pengajaran gereja, dan mereka burusaha akan menjadi teladan yang baik, bagi anak mereka sehingga anak-anak mereka mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamat mereka. Orang tua juga memiliki tugas dalam pelayanan ketekasasi yaitu: 1) Membicarakan partisipasi orang tua sebagai ayah dan ibu dalam pelayanan katekasasi dengan majelis jemaat dan pemimpin-pemimpin ketekasasi. 2) Mengadakan percakapan dengan pemimpin-pemimpin katekasasi tentang keadaan anak-anak mereka yang mengikuti pelayanan katekasasi. 3) Mengadakan percakapan dengan anak-anak tentang katekasasi yang sedang mereka ikuti untuk mencek apa yang mereka pelajari, apakah mereka pahami atau tidak.28 d. Karakter Guru Katekasasi Pembentukan anak-anak yang mengikuti katekasasi juga sangat di pengaruhi oleh tabiat perilaku guru yakni pendeta, penginjil. Anak-anak tidak akan tertarik untuk dididik oleh orang yang sikapnya sendiri tidak baik, apalagi buruk. Anak-anak siap menerima pembentukan sikap dan perilaku dari pengajar yang tahu mengasihi dan sekaligus berwibawa. Mereka akan
28

G Riemer, Op.cit, hlm. 15

17

menyukai guru mereka dan mengasihinya, mereka akan cepat menerima pelajaran yang diberikan guru. Karena itu guru harus bersikap terbuka,

bijaksana, menyanyangi murid-muridnya dan memberi perhatian serius kepada mereka. Tapi hal ini hanya bisa dilakukan jika pengajar menyiapkan bahan ajarannya dengan baik, ia mengajar dengan baik dan menciptakan suasana dengan baik. Selain itu pengajar harus hidup sesuai dengan apa yang ia ajarkan sebagai teladan bagi murid-muridnya dan ia harus punya semangat yang dari Roh Kudus.29 Pengajar harus menguasai setiap cerita dengan baik, ia harus mampu bercerita dengan menarik. Tujuannya adalah agar cerita-cerita itu hidup

dalam hati anggota-anggota kelompok karena ia harus mengerahkan segenap karismanya dalam bercerita menggunakan gerak-gerik yang baik, bunyi-bunyi dan nyanyian yang sesuai dengan cerita.30 e. Pentingnya Kehadiran Guru Katekasasi Yang Profesional Guru bukan satu-satunya sumber belajar, namun guru masih merupakan komponen penunjang yang utama, guru berperan sebagai

pengelola, koordinator, pembimbing yang mengarahkan peserta didik sesuai kemampuan dan kecakapan belajar mereka. Guru yang berhasil adalah guru yang dapat mendidik peserta dan membantu peserta didik, karena itu guru harus memiliki ciri-ciri profesional antara lain:

29 30

Ibid, hlm. 161 Ibid, hlm. 204

18

1) Antusias dalam mengajar. 2) Percaya diri dan mampu menanggapi secara positif kritik dan tantangan. 3) Yakin tentang pengetahuan dan kemampuan. 4) Terbuka terhadap hal-hal baru dan ingin belajar terus. 5) Mau bekerja sama, belajar dari peserta didik dan masyarakat. 6) Sensitiv terhadap perbedaan budaya peserta didik. 7) Terampil dalam memecahkan berbagai masalah. 8) Dapat menyiapkan suasana/lingkungan belajar yang kondusif. 9) Menyajikan kegiatan belajar yang bervariasi, mengaktifkan peserta didik, mencakup masalah, kreatif, selalu menemukan cara-cara yang merangsang minat untuk belajar. 10) Di hargai dan di senangi peserta didik. 11) Dapat menjadi mode. 12) Selalu objektif dan adil dalam mengambil suatu keputusan. 13) Dapat bekerja sendiri atau bekerja dalam tim.31 f. Tanggung Jawab Guru 1) Guru bertugas sebagai pengajar Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru di tuntut memiliki seperangkat pengetahuan keterampilan teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkannya

31

Ibid Sairin Wainata, hlm. 153

19

2) Guru bertugas sebagai pembimbing Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pembimbing yaitu memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik sebab tidak hanya berkenan dengan penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan juga menyangkut pembinaan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai para siswa. 3) Guru bertugas sebagai administrator kelas Tugas dan tanggung jawab guru sebagai administrator kelas, pada hakikatnya murupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya. 4) Guru bertugas sebagai pengembangan kurikulum Tanggung jawab dalam mengembangkan, membawa implikasi yaitu guru dituntut untuk selalu mencari gagasan-gagasan baru, penyempurnaan praktik pendidikan khususnya dalam praktek pengajaran. 5) Guru bertugas untuk mengembangkan profesi Tanggung jawab mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya32 g. Kompotensi Guru 1) Mampu melaksanakan sesuatu pekerjaan tertentu secara rasional. Dalam arti ia harus memiliki visi dan misi yang jelas dengan bertanya
32

Ibid Udin Syaefudin Saud, hlm. 33

20

pada dirinya mengapa ia melakukan apa yang dilakukannya berdasarkan analisis kritis dan pertimbangan logis dalam membuat pilihan dan mengambil keputusan tentang apa yang dikerjakannya. 2) Mengetahui perangkat yaitu teori dan konsep, prinsip dan kaidah, hipotesis dan generalisasi data dan informasi tentang tugas dan seluk beluk apa yang menjadi bidang tugas dan pekerjaannya. 3) Memahami perangkat ketrampilan yaitu strategi dan taktik, metode dan teknik, prosedur dan mekanisme, sarana dan instrumen tentang cara bagaimana dan dengan apa harus melakukan tugasnya. 4) Memiliki motivasi dan aspirasi unggulan dalam melakukan tugas pekerjaannya. Ia bukan sekedar puas dengan memadai persyaratan minimal, melainkan berusaha mencapai yang sebaik mungkin 5) Memiliki wewenang yang memancar atas penguasaan perangkat kompotensinya yang dalam batas tertentu dapat didemonstrasikan dan teruji sehingga memungkinkan memperoleh pengakuan pihak

berwenang.33 h. Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Keterampilan guru dalam proses belajar mengajar antara lain : 1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran 2) Keterampilan menjelaskan 3) Keterampilan bertanya 4) Keterampilan memberi penguatan
33

Ibid Udin Syaefudin Saud, hlm. 45-46

21

5) Keterampilan menggunakan media pembelajaran 6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 7) Keterampilan mengelola kelas 8) Keterampilan variasi 9) Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil34 6. Waktu Pelayanan Katekasasi. a. Pelayanan katekasasi lebih dari satu kali pertemuan Salah satu prinsip umum dalam pengajaran yakni mempelajari sesuatu sedikit demi sedikit jauh lebih baik dari pada satu kali sekaligus. Lebih baik belajar berulang-ulang kali dari pada belajar satu kali dan lama sekali. Dengan kata lain, akan lebih berhasil jika pengajar memberi pelayanan katekasasi secara singkat dalam beberapa kali dan beberapa Minggu, dari pada satu kali beberapa jam. b. Pengetahuan perserta katekasasi Demikian juga lamanya katekasasi bukan di lihat dari lamanya mengikuti pelayanan katekasasi, tetapi di lihat dari pengetahuannya akan Tuhan dalam pribadi pengikut katekasasi.35 7. Peserta Yang Ikut Dalam Pelayanan Katekasasi a. Terbuka untuk semua peserta Pintu gereja selalu terbuka untuk setiap orang yang ingin mendengar Injil, pintu katekasasi juga di buka tetapi secara teratur, artinya siapa yang

34 35

Ibid, hlm. 55-56 G Riemer, Op.cit, hal. 215

22

mengikut Tuhan dipersiapkan masuk. Tapi ada syarat penting yang harus dipastikan sebelumnya yaitu: keinginan yang sungguh-sungguh yang wajib dibuktikan melalui kerajinan, kesetiaan, dan usaha untuk hidup menurut Firman Tuhan.36 b. Terbuka untuk semua perbedaan Pengikut-pengikut katekasasi mereka umumnya terdiri dari anak-anak remaja, pemuda dan orang tua secara lahiriah, sekalipun mereka memiliki berbagai perbedaan diantaranya: 1) Perbedaan motivasi: seorang mengikut katekasasi, karena diharuskan orang tua, yang lain datang karena kemauannya sendiri. 2) Perbedaan umur: dalam katekasasi biasanya terdapat anak muda yang berumur dua belas tahun sampai enam belas, sedangkan katekasasi sidi tujuh belas tahun ke atas. 3) Perbedaan pendidikan: perbedaan ini lebih menonjol dalam kelompok katekasasi sidi. Ada anak-anak yang hanya memiliki pendidikan rendah, menengah dan perguruan tinggi. 4) Perbedaan maksud dan tujuan: ada yang datang mengikuti katekasasi karena ia mau memperdalam pengetahuannya tentang soal-soal rohani, dan ada pula yang datang karena ia mau mengetahui lebih banyak tentang agama Kristen.37

36 37

Ibid, hlm. 212 Abineno, Op.cit, hlm. 112

23

8. Bahan Pelayanan Katekasasi a. Bentuk Bahan Ajaran 1) Urutan Dan Susunan Bahan Dalam pelayanan katekasasi harus memiliki penyusunan bahan hal ini umpamanya menurut garis lingkaran dalam bentuk cerita-cerita. Ada juga beberapa hal yang perlu di ketahui: a) Alasan-Alasan Teologis : Hal ini perlu diperhatikan misalnya menggunakan Katekismus Heidelberg, justru dalam urutannya memperhatikan secara jelas prinsip-prinsip Teologi Reformasi. Urutan ini menekankan dan mengajarkan kebenaran hanya oleh karunia saja. b) Alasan-Alasan Pengajaran : Metode ini perlu di rancang menurut prinsip-prinsip pengajaran yang baik serta mementingkan tahap-tahap psikologi belajar. c) Alasan-Alasan Keadaan : Keadaan dapat mempengaruhi cara kerja, susunan, dan jumlah bahan pelajaran katekasasi. d) Alasan-Alasan Kebudayaan : Kebudayaan juga merupakan fakktor penting dalam menentukan cara kerja susunan pokok katekasasi. e) Alasan-Alasan Pengajar : Dalam keadaan seorang pengajar pekabar Injil biasanya menghadapi keadaan yang agak sulit, karena pengikut katekasasi awal mereka belum tahu apa-apa mengenai perbuatan-

24

perbuatan Allah. Bahan metode katekasasi harus disesuaikan dengan keadaan ini.38 2) Bahasa Dalam pengajaran diperlukan pengajar yang fasih dalam berhasa indonesia, karena bahasa indonesia adalah bahasa resmi yang dipakai di seluruh wilayah Indonesia, atau pengajar dapat menggunakan bahasa suku bagi pengikut katekesasi yang tidak dapat berhasa Indonesia. Namun bahasa umum perlu di pakai dengan baik, sesuai dengan tingkat perkembangan di lingkungan Indonesia. Sebab jika pengajar

menggunakan bahasa dengan tidak tepat maka penerimaan ajaran juga menjadi tidak tepat. 3) Lisan Yang dibicarakan di sini adalah bentuk ajaran lisan yang disajikan dalam katekasasi. Salah satu bentuk yang sangat penting ialah bahan lisan. Dalam bahasa lisan juga termasuk cerita dan penjelasan yang

diberikan oleh guru, untuk itu guru harus pintar bercerita. Sebenarnya bercerita merupakan keahlian Indonesia. Metode bercerita sangat tepat digunakan untuk membentuk perilaku dan norma mereka karena dalam cerita terkandung makna dan tujuan membentuk, pengetahuan dan perilaku remaja.

38

G Riemer, Op.cit, hlm. 182

25

4) Tulisan Dalam zaman ini jelaslah bahwa katekasasi harus memakai bahan tulisan juga, karena bentuk bahan tulisan merupakan alat pendidikan yang sangat efektif, juga dalam pendidikan ajaran Kristen. Bentuk bahan

tulisan biasanya disajikan dalam buku-buku katekasasi, papan tulis dan juga dalam buku-buku tulisan yang di pegang oleh murid, kesempatan untuk membaca Alkitab bersama-sama, menyanyikan nyanyian Mazmur dan nyanyian rohani sangat menolong dalam pelajaran katekasasi.39 5) Gambar, Bunyi, Audiovisual. Gambar visual adalah alat-alat untuk memperlihatkan sesuatu. Dan media adalah alat untuk memperdengarkan sesuatu dan sangat berguna dalam katekasasi, perlu pula peta untuk memperlihatkan keadaan dan topografi Alkitab atau buku-buku yang berisi gambar tentang situasi atau peristiwa penting. Juga perlu diroma-diroma dan foto-foto untuk menjelaskan sesuatu, atau kaset untuk melatih nyanyian rohani, ada juga yang lebih modern lagi yakni menggunakan film hidup atau vidio.40 b. Isi Bahan Ajaran 1) Alkitab Pengetahuan mengenai isi Alkitab merupakan kebutuhan utama setiap orang Kristen dewasa. Katekasasi juga merupakan sarana yang

39 40

G Riemer, Op.cit, hlm. 168 G Riemer, Op.cit, hlm. 175

26

penting untuk mempelajari isi Alkitab secara teratur. Pelajaran tersebut dapat di bagi misalnya ke dalam empat pokok yaitu: a) Mengaku bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang diilhamkan oleh Roh Kudus. Alkitab memiliki wewenang historis dan etis berkaitan dengan Kristus sebagai penyelamat yang satu-satunya. b) Mengetahui peristiwa-peristiwa keselamatan dalam urutan yang benar, sejarah keselamatan dari Adam/Hawa, Abraham, Musa, Daud sampai Yesus Kristus dan seterusnya. c) Alkitab sebagai Kitab: untuk itu harus di pelajari penggunaannya, kitab-kitabnya, perbedaan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan struktur cara menggunakan Alkitab merupakan hal yang sangat mendasar di setiap bidang dalam teologi, begitu pula dalam katekasasi.41 d) Alkitab mendapatkan tempat yang sentral dalam pelayanan katekesasi. Bukan saja gereja-gereja di barat tetapi juga gereja-gereja di Indonesia pelayanan katekesasi tidak dapat pikirkan tanpa Alkitab. Alkitab salah satu dari bahan-bahan yang paling penting. Ada beberapa hal yang penting tentang Alkitab. (1) Pertama Alkitab adalah buku pemberitahuan, isinya ialah perbuatan-perbuatan Allah yang besar dalam sejarah, yang di tulis oleh para Nabi dan para Rasul, dan dikumpulkan dalam Alkitab.

41

Ibid, hlm. 166

27

(2) Yang kedua, di maksud perbuatan-perbuatan Allah yang besar ialah perbuatan-perbuatan yang berhubungan dengan karya pencipta, karya pemelihara, karya pembebas atau karya

penyelamat.42 Apa yang dinyatakan di atas tentang Alkitab penting sekali bagi pelayanan katekasasi, karena pengetahuan yang diperolehnya dapat digunakan sebagai alat untuk menangkis bahaya-bahaya yang selalu mengancam gereja.43 2) Pokok-Pokok Iman Katekasasi juga menggunakan buku-buku pengakuan-pengakuan, diantaranya Katekismus Heidelberg yang mengandung empat unsur yang diuraikan di dalamnya yaitu : HUKUM KREDO DOA SAKRAMEN. Dan yang di bagi dalam tiga bagian dalam Katekismus Heidelberg yakni : a) Pertama : Mengenai betapa besarnya dosa dan sengsara saya. b) Kedua : Bagaimana saya dapat melepaskan diri dari dosa dan

sengsara saya. c) Ketiga : Bagaimana saya harus mengucap syukur kepada Allah atas kelepasan yang demikian itu.44

42 43

Ibid, hlm. 166 Ibid, hlm. 126 44 Katekismus Heidelberg, NP, Minggu ke 2, hlm. 2

28

3) Ibadah Gereja Setiap anggota jemaat yang dewasa harus mengerti unsur-unsur ibadah gereja, sebagaimana diadakan setiap minggu. Pengertian mengenai maksud setiap unsur tersebut akan menjadi pendorong untuk mengikuti kebaktian dengan kesadaran, dengan demikian jemaat dapat sepenuh hati mengikuti kebaktian. Jadi ada dua hal lagi yang perlu dimasukan dalam bahan katekasasi yaitu: pengetahuan mengenai isi dan maksud unsurunsur liturgi dan memperkenalkan liturgi agar ibadah bisa di nikmati dengan benar.45 Maksud membicarakan tentang ibadah jemaat dan liturgi gereja ialah bukan saja supaya pengikut-pengikut katekasasi mengetahui apa itu ibadah jemaat dan apa yang terjadi di situ, terutama supaya mereka dengan yakin dan gembira turut mengambil bagian didalamnya, turut mendengarkan Firman Allah yang diberikan, turut menyanyi dan memuliakan Allah, turut berdoa menaikan syafaat kepadaNya dan turut manghayati persekutuan iman dengan anggota-anggota jemaat lain yang hadir di situ.46 4) Sejarah Gereja Dulu memang tidak diajarkan dalam katekasasi mengenai sejarah gereja, tapi sekarang banyak metode katekasasi yang memberikan pengajaran sejarah gereja. Hal ini memang sangat penting karena setiap

45 46

G Riemer, Op.cit, hlm 179 Ibid, hlm. 137

29

orang Kristen dewasa harus tahu bagaimana Tuhan menjaga dan memimpin sejarah dunia ini47. Tujuan belajar sejarah gereja yaitu memberikan pengetahuan tentang gereja yakni memperlihatkan kita bagaimana gereja telah menunaikan tugasnya itu di masa silam. Dari pengetahuan ini kita bisa belajar bagaimana caranya pekerjaan kesaksian, pelayanan kita yang harus kita kerjakan pada waktu yang akan datang.48 5) Oikumene Gereja Anak-anak perlu mengerti gereja-gereja lain, terutama yang di lingkungan mereka sendiri. Mereka perlu mengerti mengapa ada berbagai ajaran protestan dan apa sebabnya mereka beribadah kepada Tuhan secara terpisah dengan cara yang berbeda. 6) Agama-Agama lain Hal yang sama juga perlu dilakukan mengenai agama lainnya. Di Indonesia sudah jelas perlunya mengetahui agama Islam, agama Hindu dan agama Budha. Seorang Kristen harus menyadari perbedaan diantara agama-agama lain.49 c. Tempat Pelayanan Katekasasi Ada yang mengatakan bahwa sarana yang dipakai untuk mengadakan katekasasi kurang penting: asal ada atap dan bangku-bangku untuk duduk, biarpun meja-meja buruk, papan tulis kotor, tidak ada peta dan perlengkapan
47 48

Ibid, hlm. 179 Ibid, hlm. 139 49 G Riemer, hlm. 180

30

lainya.

Hai ini akan mempengaruhi pelayanan katekasasi karena itu

dibutuhkan ruang katekasasi yang di atur dengan baik sehingga memberikan suasana tenang, menarik, dan ramah. Harus tersedia peta dan gambar yang perlu dan papan tulis yang baik.50 d. Metode Pelayanan Katekasasi Bahan katekasasi harus menyentuh murid-murid, mereka harus merasa bahwa bahan itu berbicara mengenai mereka sediri, mengenai Bapa mereka, Juruslamat mereka, baptisan mereka dan masa depan mereka, ajaran harus terarah kepada mereka sebagai pribadi yang utuh, bukan hanya kepada akal tetapi juga kepada hati dan emosi, oleh karena itu pengajaran katekasasi dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu: 1) Belajar Secara Pribadi Mengadakan perkunjungan ke rumah para orang tua untuk membicarakan keadaan anak-anak mereka yang sedang mengikuti katekasasi; kemajuan yang mereka capai atau hambatan-hambatan yang mereka temui atau persoalan-persoalan lain yang menggangu pikiran mereka. merupakan pengajaran secara pribadi. 2) Belajar Secara Kelompok Dalam diskusi kelompok metode mengajar yang membuat siswa menjadi kritis dan kreatif, metode tradisi lisan ini sangat penting, karena kelompok yang harus mendengar, mengoreksi, dan memetik pelajaran dari Hal ini

50

Ibid, hlm. 161

31

setiap cerita. Kelompok berfungsi sebagai penjaga tradisi lisan dan penjaga lengkapnya setiap cerita.51 3) Pelayanan Yang Mencakup Kognitif dan Afektif Sehubungan dengan metode pelayanan bahwa pengajaran juga harus mencakup kognitif dan afektif. a) Mencakup kognitif dalam arti memberikan informasi bukan hanya terbatas pada penerimaan secara pasif dan hafalan semata, sebaiknya pengajaran memperhatikan bahwa siswa betul-betul memahami apa yang diajarkan dan mengungkapkan kembali dengan kata-kata sendiri. menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. b) Dalam pelayanan juga mencakup sasaran pendidikan afektif (sikap dan nilai) (1) Pemberian perhatian : anak-anak peka dan bersedia menerima dan memperhatikan hal-hal tertentu. (2) Memberi respon atau tanggapan ; Siswa tidak menerima atau mengamati sesuatu tetapi ia memberikan respon atau tanggapan, berarti pula terlibat secara aktif. (3) Menerima nilai : siswa merasakan bahwa ia mempunyai sesuatu makna lalu melibatkan diri secara lebih mendalam terhadap suatu tugas atau menunjukan komitmen tehadap suatu kegiatan. Dapat

51

Suparlan, Op.cit, hlm. 149

32

(4) Pemantapan sistim nilai : Siswa mampu menentukan hubungan antar nilai berkenaan dengan nilai-nilai mana yang utama dan mendapat prioritas. (5) Karakterisasi atau internalisasi nilai : pada tingkat ini telah terjadi internalisasi nilai. Siswa dalam perilakunya menunujukan konsistensi penghayatan. Nilai-nilai itu menjadi falsafah atau pandangan hidup. Dengan kata lain, nilai-nilai itu telah mendarah daging, menjadi bagian dari karakter atau wataknya.52 e. Acara Pelayanan Katekasasi 1) Menyanyi 2) Berdoa 3) Memeriksa tugas hafalan 4) Mencek bahan hafalan yang ditugaskan 5) Menerangkan bahan baru 6) Mencek pengertian mengenai bahan 7) Memberi tugas 8) Menyanyi 9) Doa Pergaulan sehari-hari dengan murid-murid.53

52 53

Sairin Wainata, Op.cit, hlm. 154 G Riemer, Op.cit, hlm. 217

33

B. Perubahan Tingkah Laku Remaja

Perubahan dalam kamus besar bahasa indonesia memiliki pengertian yakni daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang, benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.54 Selanjutnya tingkah laku memiliki pengertian ulah, perbuatan yang aneh atau tidak sewajarnya.55 1. Konsep Remaja Sering pula ditemukan adanya penyebutan istilah remaja yang sama tetapi memiliki makna yang berbeda. Istilah yang sering digunakan. a. Puberty (Inggris) atau puberteit (Belanda) berasal dari bahasa latin : pubertas. pubertas berarti kelaki-lakian, kedewasaan yang di landasi oleh sifat dan tandatanda kelaki-lakian. Ada juga kata adolescentia yang berasal dari kata latin : adulescentia. Dengan kata adulescentia yang dimaksudkan masa muda yakni antara 17 dan 30 tahun. b. Dari kepustakaan lain diperoleh : Istilah pubbescence di samping istilah puberty. Pada istilah pubencence jelas terlihat kata asalnya : pubis. Dengan istilah

pubescence maka lebih ditonjolkan hubungan antara masa dan perubahan yang terjadi bersamaan dengan timbulnya pubis hair, bulu rambut pada daerah kemaluan. Penggunaan istilah ini lebih terbatas dan menunjukan tercapainya kematangan seksuil. Pubencence dan puberty sering di pakai dengan pengertian masa tercapainya kematangan seksuil ditinjau terutama dari aspek biologisnya
54 55

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 1045 Ibid, hlm. 1469

34

sedangkan istilah adolence menunjukan masa yang terdapat antara usia 12 sampai 22 tahun dan mencakup seluruh perkembangan psikis yang terjadi pada masa tersebut. Dalam kamus besar bahasa indonesia istila remaja memiliki pengertian yakni ia mulai dewasa, pemuda dan pemudi.56 2. Ciri-Ciri Remaja Seorang remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan dewasa. Tubuhnya kelihatan sudah dewasa akan tetapi diperlakukan dewasa ia gagal menunjukan kedewasaannya, karena itu sering terlihat ada pada diri mereka. a. Kegelisahan : keadaan yang tidak tenang menguasai diri si remaja. Mereka punya banyak macam keinginan yang tidak dapat di penuhi. Di pihak lain mereka ingin mencari pengalaman, karena diperlukan untuk menambah pengetahuan dan keluwesan dalam tingkah laku. Di pihak lain mereka merasa diri mereka belum mampu melakukan berbagai hal. Mereka ingin tahu segala peristiwa yang terjadi di lingkungan luas b. Pertentangan ; pertentangan-pertentangan yang terjadi dalam diri mereka juga menimbulkan banyak kebingungan baik bagi diri mereka sendiri maupun orang lain. Pada umumnya terdapat pertentangan dengan si remaja dengan orang

tuanya. Selanjutnya pertentangan ini menyebabkan timbulnya keinginan hebat untuk melepaskan diri dari orang tua, akan tetapi keinginan itu di tentang oleh ketidak rasa aman di luar rumah. c. Berkeinginan besar mencoba segala hal yang belum diketahuinya. Mereka ingin mencoba apa yang dilakukan oleh orang dewasa, jika laki-laki maka yang ia
56

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Utama), hlm

35

lakukan seperti merokok dan jika putri mulai bersolek menurut mode dan kosmetik terbaru. d. Menghayal dan berfantasi : khayalan dan fantasi pada remaja putra putri banyak berkisar mengenai prestasi.57 Usaha pertama-tama pengenalan remaja, adalah perbedaan yang telah menyebabkan sulit dimengertinya tingkah laku para remaja. Perbedaan dalam perubahan remaja dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu: 1) Perubahan yang mudah di ketahui, proses perkembangannya jelas dan mudah diamati orang lain. Perubahan secara jasmani yakni tanda-tanda fisik yang menunjukan kematangan seksuil dengan timbulnya gejala-gejala biologis. 2) Perubahan yang sulit dilihat oleh orang lain, ataupun remaja, yang mengalaminya sendiri. a) Dalam bidang psikologi maka adolensia dihubungkan dengan

perkembangan psikis yang berlangsung pada masa tersebut dimana terbentuk suatu perasaan baru mengenai identitas. Identitas mencakup cara hidup pribadi yang dialami sendiri dan sulit di kenal oleh orang lain. b) Dalam bidang psikologis maka adolensia merupakan suatu masa yang meliputi proses perkembangan dimana terjadi perubahan-perubahan dalam hal motivasi seksuil, organisasi dari pada Ego dalam hubungan dengan orang tua, orang lain dan cita-cita yang dikerjakannya, dan proses perkembangan psikis dalam masa remaja dengan batas umur 12 sampai 22 tahun.
57

Y. Singgih, Op.cit, hlm. 4-5

36

Pada umumnya permulaan masa remaja di tandai oleh perubanperubahan fisik yang mendahului kematangan seksuil. Kurang lebih bersamaan dengan perubahan fisik, juga akan di mulai proses perkembangan psikis remaja, di mana mereka mulai melepaskan diri dari ikatan dengan orang tuanya. Kemudian terlihat perubahan-perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyusuaikan diri dalam masyarakat.58 3. Perkembangan Remaja a. Perkembangan Fisik Setiap remaja selalu mengalami perubahan-perubahan fisik seperti penambahan tinggi badan, seperti berat badan, perkembangan seksualitas primer dan tanda-tanda seksualitas yang sekunder. Perkembangan seksualitas primer adalah peralatan perkelaminan dalam yang menunjukan jenis laki-laki atau perempuan. Sedangkan tanda seksualitas sekunder adalah tanda sifat kelakian dan kewanitaan yang nampak dari luar. Perubahan fisik sepanjang masa remaja meliputi dua hal : 1) Percepatan pertumbuhan. Pada permulaan masa remaja, perkembangan fisik meliputi

penambahan panjang lengan, tungkai dan sebagainya. Penambahan ini tidak terjadi serentak, secara menyeluruh pada semua bagian tubuh. Kepala, tangan dan kaki lebih dahulu mencapai bentuk kematangannya. Sesudah bagian-

58

Y.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2010), hlm. 2

37

bagian tersebut mencapai bentuk kematangannya, baru bagian tubuh lainnya mendapat giliran untuk tumbuh. Perbedaan kecepatan pertumbuhan pada bagian tubuh yang berbedabeda akan menimbulkan persoalan bagi remaja. Bagian wajah sebelah bawah akan lebih cepat mengalami pertumbuhan hingga bentuk kekanak-kanakan akan hilang dan nampak lebih dewasa. Perbedaan jenis kelamin juga turut menentukan perbedaan intensitas dan hasil perkembangannya a) Remaja Pria : Permulaan percepatan pertumbuhan berbeda-beda dan berkisar antara 10,5 dan 16 tahun. b) Remaja Wanita : Pada anak perumpuan terlihat percepatan pertumbuhan sudah dimulai antara umur 7,5 tahun dan 11,5 tahun. Puncak penambahan tercapai pada umur 12 tahun yakni kurang lebih 6-11 cm setahun, sesudah itu penambahan tinggi menurun lagi, akhirnya pada umur 17 tahun hampir tidak ada penambahan tinggi. Penambahan berat badan dimulai antara 9,5 tahun dan 10,5 tahun dan mulai 13 tahun mereka mengalami puncak penambahan berat. Dari hasil perbandingan ini dapat disimpulkan, bahwa remaja wanita antara umur 11,5 dan 13,5 tahun kelihatan lebih tinggi badannya dibandingkan remaja pria sebaya. Remaja pria akan mengejar ketinggian mereka dalam masa percepatan pertumbuhan, karena kecepatan penambahan tinggi badan jauh lebih besar dari pada rata-rata kecepatan penambahan tinggi
38

badan remaja wanita. Hasilnya pria akan lebih tinggi badannya dari pada wanita. 2) Proses pematangan seksuil a) Remaja wanita Pada anak perempuan sekitar umur 9 sampai 11 tahun sesudah mulai timbul tanda-tanda pertama kematangan seksuil yakni pembesaran payudara. Sesudah itu baru mulai pertumbuhan rambut di daerah

kemaluan bagian luar dan ketiak. Kedatangan haid untuk pertama kalinya, pada umumnya akan timbul setelah puncaknya percepatan pertumbuhan. Umur tercapainya haid tidak sama bagi semua remaja wanita. Dengan timbulnya haid

pertama belum berarti bahwa perlengkapan alat perkembang biak sudah sempurna. Kadang-kadang pada haid yang permulaan masih akan

berubah-ubah siklus. Masa subur dan tidak subur tidak dapat diramalkan karena datangnya haid belum teratur. Jarang sekali terjadi dimana masa haid pertama akan teratur masanya. Kadang-kadang baru tiga bulan sesudah haid pertama datangnya haid yang kedua kalinya. Ada pula 1,2 bulan baru datangnya haid kedunya. Jelaslah bahwa pada permulaan kematangan seksuil haid belum teratur. Mengenai macam remaja terdapat peristiwa haid pertama diperoleh beberapa jenis reaksi :
39

(1) Reaksi positif : reaksi yang memberikan suatu tanda menghargai tercapainya peristiwa pedewasaan. Hal ini diperoleh dari ucapan-

ucapan yang berisikan pujian maupun pesta-pesta seakan-akan sebagai pemberitahuan tentang sudah dewasanya. Reaksi ini sesuai dengan penghargaan kebudayaan terhadap peristiwa tercapainya kedewasaan. (2) Reaksi negativ : reaksi yang dihubungkan dengan keluhan-keluhan dan caci maki yang menyertai datangnya haid karena disertai sakit kepala, sakit pinggang dan sebagainya. Keluhan yang menyebabkan badan kurang enak sehigga mereka tidak puas dengan keadaannya kemudian menyesali telah dilahirkan seorang wanita. b) Remaja pria Proses pematangan seksuil pada remaja pria mulai antara 11 dan 15 tahun, dengan umur rata-rata 13 dan 14 tahun. Proses ini dimulai dengan pertumbuhan buah pelir dan zakar. Tumbuhnya rambut di daerah alat kelamin luar lebih lambat. Percepatan pertumbuhan buah pelir terjadi kira-kira bersamaan dengan percepatan penambahan tinggi badan. Baru setahun kemudian mulai penambahan panjang alat kelamin bagian luar. Tahun berikutnya mulai penumbuhan rambut di daerah kemaluan dan ketiak. Dengan membesarnya tulang di leher bagian depan jakun maka perubahan suara pada pria remaja mengalami perubahan. Perubahan suara terjadi dengan waktu yang berbeda. Ada yang memperoleh suara tetap,
40

setelah beberapa tahun. Di samping perubahan suara ada pula remaja pria yang mengalami penumbuhan atau penebalan rambut di dada. Pembesaran buah dada pada pria tidak sama pada wanita. Bagian di sekitar putinnya akan lebih tua warnanya dan lebih menebal. Hal ini seringkali menimbulkan kecemasan pada remaja pria, penebalan tersebut sama halnya seperti perkembangan yang bersifat tidak menetap akan menghilang. Remaja pria pada umumnya tidak terlalu kaget, tidak terlalu menghiraukan peristiwa air mani pertama kalinya. Hanya dalam keadaan khusus, dimana terdapat kurang pengetahuan mengenai hal tersebut mungkin akan timbul reaksi-reaksi. b. Psikologi Menurut arti kata maka psikologi sering diterjemahkan menjadi ilmu jiwa, yakni dari kata psyche yang berarti: jiwa, roh, dan logos yang berarti: ilmu, namun terjemahan ini kurang tepat, pandangan yang tepat adalah ilmu yang mempelajari manusia, yang di pelajari oleh psikologi adalah segala sesuatu yang dapat memberikan jawaban tentang apa yang sebenarnya manusia itu, mengapa ia berlaku demikian, apa yang mendorongnya berbuat demikian, apa maksud dan tujuan ia berbuat demikian, karena itu psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, Yang di maksud tingkah laku adalah segala perbuatan manusia yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yang di dasari maupun yang tidak
41

didasarinya.

Termasuk

didalamnya

cara

bicaranya,

berjalannya,

berpikir/mengambil, cara melakukan sesuatu, cara bereaksi terhadap sesuatu yang datang dari luar dirinya, maupun dari dalam dirinya. Dengan kata lain : bagaimana cara manusia itu berinteraksi dengan dunia luar. Dari uraian di atas yang di pelajari oleh psikologi ialah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik manusia lain maupun yang bukan manusia: hewan, iklim, kebudayaan, oleh karena itu psikologi adalah suatu ilmu yang berusaha menyelidiki semua aspek kepribadian dan tingkah laku manusia baik yang bersifat jasmaniah maupun yang rohaniah, baik secara teoritis maupun dengan melihat kegunaannya di dalam praktek, baik secara individual maupun dalam hubungannya dengan manusia lain atau lingkungannya. Sedangkan psikologi pendidikan adalah masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental yang sangat eratnya berhubungan dengan pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.59 c. Kognitif Menurut Piage periode yang di mulai pada usia 12-18 tahun, yaitu yang lebih kurang sama dengan usia siswa SMP-SMA, merupakan masa resmi pembedahan. Pada usia ini, yang berkembang pada siswa adalah

kemampuan berpikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara

59

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997), hlm. 1-9.

42

bermakna tanpa memerlukan objek yang kongkrit atau bahkan objek yang visual. Pada perkembangan ini juga berkembang ketujuh kecerdasan dalam intelligences antara lain : 1) kemampuan berbahasa yang fungsional 2) kemampuan berpikir runtut 3) kemampuan menangkap dan memciptakan nada dan irama 4) kemampuan membentuk imajinasi mental tentang realitas 5) kemampuan menghasilkan gerakan motori yang halus 6) kemampuan memahami orang lain60 Suharji menyatakan bahwa perubahan kognitif merupakan keinginan dalam bentuk perubahan informasi atau memperdalam pengertian, maka ini termasuk dalam kategori pengetahuan. Salah satu contoh tujuan dalam bidang pengetahuan ini misalnya untuk memperoleh informasi tentang berbagai jenis tingkah laku orang-orang dalam sebuah kelompok.61 Pengetahuan mencakup akan fakta-fakta khusus, dan konsep-konsep universal seperti pengetahuan sadar akan informasi, pengetahuan akan faktafakta khusus, pengetahuan akan kebiasaan-kebiasaan. Mulyono menyatakan bahwa kognitif berhubungan dengan proses belajar berpikir dan mengetahui, kemampuan kognitif merupakan kelompok

60 61

Siti Hartinah, Pengembangan Peserta Didik, (Bandung Refika Aditama, 2010), hlm. 5-7 Surjadi.M.A, Membuat Siswa Aktif Belajar. (Bandung: CVMandar Maju,1987), hlm. 12-13.

43

ketrampilan mental yang esensial pada fungsi-fungsi kemanusiaan melalui, menalar membahas dan menjadi kreatif.62 d. Afektif Perubahan secara afektif mencakup emosi atau perasaan yang di miliki oleh setiap peserta didik, yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran seperti yang didefinisikan oleh Bloom mengenai afektif yang terbagi atas lima implikasinya dalam siswa SMP-SMA lebih kurang sebagai berikut: 1) Sadar akan situasi, fenomena, masyarakat dan objek di sekitar. 2) Responsiv terhadap stimulasi-stimulasi yang ada di lingkungan mereka 3) Bisa menilai. 4) Sudah bisa mengorganisasi nilai-nilai dalam suatu sistem dan menentukan hubungan di antara nilai-nilai yang ada. 5) Sudah mulai memiliki karakteristik dan mengetahui karakteristik tersebut dalam bentuk sistem nilai. Jos Daniel menegaskan bahwa pemahaman guru tentang

perkembangan aspek afektif siswa merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan belajarnya, aspek afektif tersebut dapat terlibat selama pembelajaran diantaranya:

62

Mulyono Andurhman. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Rineka Cipta, 2009), hlm. 92

44

1) Apa bila perubahan yang di kehendaki itu dalam bentuk di terimanya sikap-sikap baru, maka ini berkenan dengan kategori perasaan contohnya untuk mengembangkan sikap menghargai orang lain. 2) Lingkup belajar ini berhubungan dengan nilai-nilai, perasaan dan sikap pribadi yaitu lingkup belajar ini berhubungan dengan kemauan belajar, siswa mengerti, peka dan sadar, siswa akan memperhatikan dan menghayati tingkah lakunya.63 e. Psikomotorik Aspek psikomotor merupakan salah satu aspek yang penting untuk di ketahui. Siti Hartini menyatakan bahwa perkembangan aspek psikomotor juga melalui beberapa tahap 1) Tahap kognitif : tahap ini di tandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kaku dan lambat. Hal tersebut terjadi karena siswa masih dalam taraf belajar untuk mengendalikan gerakan-gerakannya, dia harus berpikir sebelum melalukan sesuatu gerakan, pada tahap tersebut siswa sering membuat kesalahan dan kadang-kadang terjadi tingkat frustasi yang tinggi. 2) Tahap asosiatif : pada tahap ini, seorang siswa membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk memikirkan tentang gerakan-gerakannya. Dia mulai dapat mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dia kenal. Tahap ini masih dalam tahap pertengahan dalam

Jos Daniel Parera, Ketrampilan Bertanya dan Menjelaskan, (Jakarta: Air Langga, 1993), hlm.

45

perkembangan psikomotor. Oleh karena itu gerakan-gerakan dalam tahap ini belum menjadi gerakan-gerakan yang bersifat otomatis. Pada tahap ini seorang siswa masih menggunakan pikirannya untuk melakukan sesuatu gerakan, tetapi waktu yang diperlukan lebih sedikit di banding pada waktu dia ada pada tahap kognitif, gerakangerakannya sudah mulai tidak kaku karena waktu yang diperlukan untuk berpikir lebih pendek. 3) Pada tahap otonomi : tahap ini, seorang siswa telah mencapai tingkat autonomi yang tinggi. Proses belajarnya sudah hampir lengkap meskipun dia tetap dapat memperbaiki gerakan-gerakan yang di pelajarinya, tahap ini di sebut tahap outonomi karena siswa tidak membutuhkan kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan-gerakan. Pada tahap ini gerakan-gerakan telah dilakukan secara spontan dan oleh karenanya gerakan-gerakan yang dilakukan juga tidak mengharuskan pembelajar untuk memikirkan tentang gerakannya. Dengan demikian perkembangan psikomotorik atau di singkat sebagai perkembangan motor, adalah perkembangan mengontroh gerakan-gerakan tubuh melalui kegiatan-kegiatan yang terkoordinasikan antara susunan syaraf pusat, syaraf, otot.64

64

Siti Hartini, Op.cit, hlm.

46

4. Remaja Di Tinjau Dari Beberapa Pendekatan a. Pendekatan Psikobiologi : Granville Stanley Hall adalah seorang ahli yang pertama di Amerika menyatakan bahwa psikologi remaja perlu dipisahkan dari psikologi anak maupun orang dewasa, dan harus di pandang sebagai suatu bidang tersendiri. Hall berpendapat bawa perkembangan psikis remaja banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, karena harus bertumbuh dan berbentuk sifat-sifat manusiawi yang lebih tinggi, dan sempurna. Dalam keadaan ini terlihat pula adanya keadaan lebih dan kegoncangan emosionalitas. Juga kepekaan terhadap pengaruh lingkungan yang terlepas dari pandangan fisiologisnya. b. Pendekatan Antropologi : Pada saat anak-anak mengalami masa remaja mereka sangat membutuhkan pengertian. Hanya pengertian mendalam para remaja dapat di bantu. Dengan titik tolak dan dasar pengertian maka manusia harus di pahami dan di mengerti sebagai suatu keseluruhan tota-litas, karena itu kemampuan mental timbul sebagai hasil proses kematangan dan pengaruh lingkungan sosial. c. Pendekatan Psikoanalisis : Aliran psikoanalisis yang lama menganggap masa remaja sebagai suatu masa dimana aktifitas seksuil timbul lagi setelah mengalami masa lanten dengan penekanan terhadap segala aktifitas seksuil. Bertambahnya tingkah

47

laku seksuil pada masa ini biasanya menyebabkan timbulnya rasa takut dan emosional yang tidak stabil.

c. Hubungan Pelayanan Katekasasi Dan Perubahan Tingkah Laku Belajar.

Hubungan antara pelayanan katekasasi dengan perubahan tingkah laku yakni jika pelayanan katekasasi di perhatikan secara cermat dan Alkitabiah maka dapat mempengaruhi tingkah laku remaja secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dimana peserta katekasasi akan memiliki wawasan dan pengetahuan tentang pokok-pokok iman Kristen, Alkitab, sejarah gereja dan ketritunggalan. Pelayanan katekasasi tidak hanya teoritis dan perasaan tetapi iman keluar dan menyatu dalam tindakan dan perbuatan.

48

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian.

1. Tempat penelitian dilakukan di Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki dengan alamat Jl. Tilong Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. 2. Waktu penelitian direncanakan selama 3 bulan yaitu dimulai dari bulan September-November 2011.

B. Metode Penelitian.

Pendekatan penelitian ditinjau dari paradigma yang dikembangkan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pada bagian penelitian jenis ini dilakukan pengamatan pelaksanaan dan observasi serta wawancara untuk dapat mengumpulkan data-data yang valid, sehingga akan diketahui faktor-faktor yang melatar belakangi timbulnya masalah atau yang mendukung pelaksanaannya, kemudian dilakukan langkah-langkah tertentu untuk memperoleh data kongkrit dari obyek penelitian supaya dapat mengatasi masalah yang di hadapi.

49

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.65 Subyek peneliti yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua anggota katekasasi yang ada di Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki.66 3. Sampel Sampel adalah representativ populasi yang di teliti, dalam penelitian yang diteliti adalah remaja yang ikut ada di dalam pelayanan katekasasi gereja yang terdiri dari laki-laki dan perempuan berjumlah 10 orang yaitu 1 orang prasidi dan 9 orang katekasasi di Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki.67

D. Metode Pengumpulan Data.

Untuk memperoleh data tentang pengaruh pelayanan katekasasi gereja terhadap perubahan tingkah laku remaja maka diperlukan pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

65 66

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 955 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta : LP3ES, 1991), hlm. 3 Nana Sudjana, Tuntunan Pengusunan Karya Ilmiah, (Bandung: Sinar Baru, 2008), hlm. 101

50

1. Wawancara Wawancara adalah komonikasi verbal yaitu semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi. Wawancara merupakan metode

pengumpulan data dengan jalan tanya jawab secara langsung dengan partisipan tentang masalah yang di teliti atau sebuah dialog yang dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi dari objek penelitian, sambil bertatap muka dengan menggunakan panduan wawancara yang bersifat mendalam.68 Wawancara

dilakukan melalui percakapan yang mendalam dengan objek penelitian.69 Peneliti mewawancarai peserta katekasasi gereja. 2. Observasi Observasi adalah pengambilan data dengan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang di teliti pada saat peristiwa terjadi.70 Observasi merupakan teknik yang digunakan untuk mengadakan pengamatan secara langsung.71 Disamping mengamati peneliti juga tertujuan mengalami langsung apa yang di alami oleh objek penelitian. Pengalaman yang di alami oleh peneliti ini dijadikan bahan untuk memahami data yang di dapat dari objek penelitian.72 Dalam metode ini, tindakan peneliti adalah mengamati peserta katekasasi yang mengikuti kegiatan pelayanan katekakasi gereja.

Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004) hlm 165 Sudjarwo, Metodologi Penelitian Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 2001), hal. 73-74 70 Suharsini, A, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Bina Aksara 1989) hlm 185-187 71 Riduan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-kariawan dan Peneliti pemula, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 76 72 Bambang Subagyo, Op.cit hlm. 259
69

68

51

3. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.73 Dokumen tersebut dapat berupa absen kelas dan bahan-bahan ajaran katekasasi dan data-data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

E. Teknik Analisa Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya peneliti mengadakan analisis data, dalam penganalisis data tersebut dipergunakan teknik analisis kualitatif. Data prosedur penganalisiannya dilakukan pengklarifikasian dan tabulurasi frekuensi.

73

Ibid Margono hlm 165

52

BAB IV HASIL PENELITIAN


Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian yakni gambaran umum Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki, penyajian dan pembahasan data serta analisis data tentang Pengaruh Pelayanan Katekasasi Gereja Terhadap Perubahan Tingkah Laku Remaja.

A. Gambaran Umum Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki.

1. Sejarah Singkat Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki Jemaat Reformed Yerusalem Noelbaki adalah jemaat yang telah berdiri sejak tahun 2003 dalam bentuk pos penginjilan. Pada awalnya di bangun oleh 2 orang majelis dan 10 kepala keluarga. Sejak berdirinya Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki pada tahun 2003 kebaktian berlangsung dalam rumah jemaat selama 2 tahun. Langkah demi

langkah pelayanan tetap berjalan dan akhir dari Tahun 2005 oleh karena berkat Tuhan dan kerja keras semua anggota jemaat dengan satu hati dan tujuan maka didirikanlah Gedung Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki tahap-pertahap. Memasuki tanggal 16 Oktober 2005 kebaktian diadakan dalam Gedung Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki dengan jumlah jemaat yang makin bertambah menjadi 21 kepala keluarga dan memiliki 5 anggota majelis jemaat dengan demikian pelayanan telah berlangsung sampai saat ini.

53

2. Struktur Organisasi Gerejah Reformed Yerusalem Noelbaki a. Jabatan-Jabatan 1) Pelayanan Firman : Pdt Dominggus U Dingu. S.Th 2) Diaken : Saudara Yanto Tefa dan Bpk Daniel Hor 3) Sekertaris : Yusak Padji 4) Bendahara : Yobert Gasperz 5) Anggota Majelis : Tirianus Padji, Natanael Hor, Yobert Gasperz, Yusak Padji b. Komisi Pemuda 1) Ketua : Paulus Pahmoi 2) Sekertaris : Fiktor Misa 3) Bendahara : Agustina Yohanes 3. Pemimpin Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki. a. Pada tahun 2003 Penginjil Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki adalah Bpk Pastor Edward Y Dethan, M.Div b. Pada tahun 2007 Pemimpin Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki adalah Bpk Pdt Dominggus Umbu Dingu S.Th. dan memiliki 5 penatua dan diaken. 4. Pos Peginjilan Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki memiliki 5 Pos Penginjilan diantaranya:

54

a. Jemaat Reformed Di Pilli Jemaat Reformed di daerah Pilli Soe berdiri pada tahun 2007 dengan jumlah jemaat sebanyak 4 kk. Kebaktian sementara waktu menggunakan rumah jemaat sehingga memasuki tahun 2009 pembangunan gereja dilakukan pertahap dan telah selesai dibangun sebuah gedung gereja dengan ukuran setengah tembok dan beratap seng serta memiliki jumlah anggota jemaat yang meningkat menjadi 18 kk. Yang menjadi penanggung Jawab Gereja Reformed Pili adalah Bpk Arnolus Nomleni, Penatua Bpk Marten Nesimnasi, Nikson Nubatonis, Yosris Nubatonis. b. Jemaat Reformed Di Billa Berdirinya Jemaat Reformed di daerah Billa Soe pada tahun 2006 dengan jumlah Jemaat 7 kk dan awal kebaktian menggunakan rumah jemaat, Dan telah di bangun pertahap sebuah gedung gereja di daerah Billa sejak tahun 2006. Pada tahun 2011 gedung gereja di Billa selesai di bangun dengan ukuran setengah tembok dan beratap seng. Jemaat Tuhan di Billa memiliki jumlah yang makin meningkat yaitu sebanyak 20 kk. Dan yang menjadi penanggung jawab di gereja Billa adalah Bpk Tisel.

55

c. Jemaat Reformed Di Boneana Gereja Reformed Petra yang berlokasi di Boneana Kupang barat telah berdiri pada tahun 2003 bertepatan dengan hari raya Jumaat Agung dengan jumlah jemaat 9 kk. Sejak berdirinya gereja Petra pada tahun 2003 jemaat mengadakan kebaktian di rumah jemaat, kebaktian berlangsung selama 7 tahun. Dan akhir dari tahun 2003 gedung gereja selesai di bangun pada tahun 2011. Yang menjadi penanggung jawab adalah Bpk Markus Laskodat. d. Jemaat Reformed di Jalan Nangka Oeba Kupang Jemaat Reformed di Jalan Nangka Oeba Kupang telah berdiri pada tahun 2010 dan kebaktian masih berlangsung hingga sekarang. e. Jemaat Reformed di daerah Barate Jemaat Reformed di daerah Barate berdiri pada tahun 2006 dan yang menjadi penanggung jawab adalah Bpk Ayub Fanggidae. 5. Keadaan Jemaat Reformed Yerusalem Noelbaki Geografis. a. Letak Gedung Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki Gedung Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki terletak di Propinsi NTT, Kabupaten Kupang, Kecamatan Kupang Tengah, Desa Noelbaki, Dusun Dendeng, RT 37, RW 14. JL Tilong Dam. b. Ukuran Lokasi Gedung Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki Lokasi Gedung Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki Teletak di atas gunung dan letak tanah menurun. Lokasi gedung terdapat batu-batu
56

Berdasarkan Letak

dan di kelilingi oleh berbagai penduduk di sekitar gedung. Di dalam lokasi ini terdapat 1 buah gedung gereja, 1 buah bak penampung air dan 1 buah Wc. c. Ukuran Gedung Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki Ukuran panjang gedung gereja 24 m, ukuran tinggi gedung gereja 7 m, ukuran luas gedung gereja 10 m dan di dalam gedung gereja di bagi dalam beberapa ruangan diantaranya terdapat ruang konsistoring dan ruang kebaktian. d. Ciri-Ciri Gedung Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki Gedung gereja secara parmanen dibangun di atas fondasi yang terbuat dari semen, batu, pasir dan besi. Bagian dinding gedung dibangun menggunakan batu batako, dan bagian luar dinding gedung belum dipelester tetapi bagian dalam dinding gedung telah selesai di pelester. Pada bagian dalam ruangan telah di cat berwarnah putih, dan atap gedung menggunakan seng. Bagian lantai dan plafon gedung dalam

proses pembuatan. Usia gedung gereja memasuki 5 tahun. e. Jarak Lokasi Gedung Gereja Dengan Rumah Jemaat Tempat tinggal jemaat sebagian besar mendekati lokasi gereja dan sebagian kecil jemaat jauh dari lokasi gereja. Jarak lokasi gedung gereja dengan rumah jemaat berkisar antara 50 m sampai 2 km.

57

f. Fasilitas Ibadah Di Gedung Gereja Rereformed Yerusalem Noelbaki 1. 8 buah meja 2. 82 kursi dan 2 buah bangku. 3. 1 buah papan tulis 4. 2 buah pot bunga hias 5. 3 buah lemari 6. 1 buah kipas angin 7. 1 buah mimbar kecil dan 1 buah mimbar besar 8. 2 buah maikrofon 9. 1 buah spiker 10. 1 buah orgen 11. 2 buah kotak sumbangan untuk mahasiswa dan pembangunan gereja 12. 1 buah kotak nazar 13. 2 buah tangguk persembahan 6. Keadaan Jemaat Reformed Yerusalem Noelbaki Berdasarkan Jenjang Pendidikan. Tabel 1 Keadaan Jemaat Reformed Yerusalem Noelbaki Berdasarkan Jenjang Pendidikan No 1 2 3 4 5 6 Pendidikan Buta Huruf TK SD SMP SMA Kulia Keterangan 2 org 7 org 33 org 20 org 42 org 35 org
58

7 8 9

Belum Sekolah S1 S2 Jumlah

12 org 6 org 1 org 158 org

7. Keadaan Jemaat Reformed Yerusalem Noelbaki Berdasarkan Pekerjaan Secara Keseluruhan. Tabel 2. Keadaan Jemaat Reformed Yerusalem Noelbaki Berdasarkan Jenjang Pekerjaan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 11 Pekerjaan Petani PNS Wira Swasta Wira Usaha Pelajar Tukang Bangunan Ibu Rumah Tangga Pengemudi Guru Pendeta Belum Bekerja Dosen Jumlah Keterangan 11 org 2 org 10 org 3 org 91 org 1 org 19 org 1 org 1 org 2 org 15 org 2 org 158 org

8. Keadaan Jemaat Reformed Yerusalem Noelbaki Berdasarkan Kategorial Tabel 3. Keadaan Jemaat Reformed Yeruslem Noelbaki Berdasarkan Kategorial No 1 2 3 Kategori Anak Remaja Pemuda Keterangan 35 org 24 org 46 org
59

Dewasa Jumlah

53 org 158 org

9. Keadaan Jemaat Reformed Yerusalem Noelbaki Berdasarkan Suku. Tabel 4. Keadaan Jemaat Reformed Yerusalem Noelbaki Berdasarkan Suku No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Suku Timor Sabu Rote Sumba Ambon Noelbaki Semau Jawa Nias Kanada Jumlah Keterangan 43 org 41 org 28 org 18 org 4 org 1 org 5 org 14 org 3 org 1 org 153 org

10. Jenis Pelayanan Di Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki a. Kebaktian Minggu Pagi pukul 7.30 b. Kebaktian Minggu Sore pukul 16.30 c. Ibadah Rumah Tangga pukul 18 d. Sekolah Minggu pukul 0 9. 00 e. Kebaktian Klup Remaja pukul 18 f. Kebaktian Pemuda pukul 18

60

g. Katekasasi Gereja. 1. Pengajar katekasasi Bpk Pdt Dominggus Umbu Dingu S.Th 2. Peserta katekasasi berjumlah 10 orang yang terdiri dari 6 laki-laki dan 4 perempuan. 3. Tempat pelayanan katekasasi di Gedung Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki. 4. Waktu pelayanan katekasasi setiap hari Jumat pada pukul 18-19. 30 5. Bahan ajar yang digunakan dalam pelayanan katekasasi yakni Alkitab, buku-buku pengakuan iman. 6. Metode Cerama.

B. Penyajian dan Pembahasan Data

Pada bagian ini, data yang di kumpul melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi selanjutnya akan disajikan data dan dilanjutkan dengan pembahasan. Penyajian dan pembahasan data berdasarkan indikator-indikator penelitian tentang Pengaruh Pelayanan Katekasasi Gereja Terhadap Perubahan Tingkah Laku Remaja di Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki selanjutnya akan di paparkan data berupa : 1. Pengaruh Pelayanan Katekasasi Gereja Pengaruh pelayanan katekasasi gereja berkaitan dengan pelayanan katekasasi pribadi dan kelompok, jawaban responden terhadap indikator tersebut secara jelas diperlihatkan dalam tabel berikut:

61

Tabel 5. Pengaruh Pelayanan Katekasasi Gereja Di Jemaat Reformed Yerusalem Noelbaki yang bersifat pelayanan pribadi dan pelayanan kelompok. No Pertanyaan Ya (%) A 1 2 Pelayanan Secara Pribadi Apakah saudara pernah mendapat bimbingan secara khusus dari pengajar katekasasi gereja? Ketika saudara tidak datang mengikuti pelayanan katekasasi gereja apakah saudara pernah mendapat teguran dari pengajar katekasasi gereja? Pernahkah saudara dinasehati oleh pengajar katekasasi gereja ketika saudara tidak mengikuti ibadah-ibadah? Apakah saudara pernah ditegur oleh pengajar katekasasi ketika saudara datang terlambat mengikuti pelayanan katekasasi gereja? Pernahkah saudara dinasehati oleh pengajar katekasasi ketika saudara tidak mengerjakan tugas katekasasi gereja? Pada saat saudara tidak konsentrasi pada pengajaran katekasasi di gereja apakah saudara pernah di beri arahan? Di saat saudara tidak membawa Alkitab ketika jam pelayanan katekasasi apakah saudara pernah mendapat bimbingan atau nasehat dari pengajar katekasasi gereja? Apakah saudara pernah diberi motifasi atau penghargaan oleh pengajar katekasasi gereja ketika saudara rajin mengikuti pengajaran katekasasi gereja? Pernahkah pengajar katekasasi gereja datang berkunjung ke rumah saudara untuk menyampaikan keadaan saudara kepada orang tua?
62

Jawaban Kadang Tidak -kadang (%) (%) 10 (100%) 6 (60 %)

Ket 10 (100 %) 10 (100 %) 10 (100%)

4 (40 %)

4 (40 %) 6 (60 %) 3 (30 %) 5 (50 %) 5 (50 %)

6 (60 %) 4 (40 %) 7 (70 %) 4 (40 %) 5 (50 %)

10 (100 %) 10 (100 %) 10 (100 %) 10 (100 %) 10 (100 %)

1 (10 %) -

1 (10 %)

9 (90 %)

10 (100 %)

10 (100%)

10 (100 %)

10

11

12

B 13

14

15

16

17

18

19

20

Apakah pengajar katekasasi gereja pernah menanyakan kehidupan atau persoalan saudara? Apakah pengajar katekasasi gereja pernah memberikan kesempatan kepada saudara untuk menceritakan kembali bahan yang telah di ajarkan setiap kali pertemuan? Pernahkah pengajar katekasasi gereja memberikan ujian kepada saudara setiap bulan mengenai bahan yang sudah di ajarkan? Pelayanan Katekasasi Secara Kelompok Apakah pelayanan katekasasi di Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki memiliki kelas-kelas khusus? Apakah semua peserta katekasasi sangat antusias untuk ikut dalam pelayanan katekasasi gereja? Seringkah pengajar katekasasi memberikan diskusi kelompok kepada saudara ketika ada pertemuan dalam pelayanan katekasasi gereja? Pernahkah disarankan oleh pengajar katekasasi gereja untuk diskusi kelompok dirumah pada saat ada tugas dari pengajar katekasasi gereja? Apakah pengajar katekasasi gereja selalu memberi tugas kelompok untuk dikerjakan bersama dirumah? Apakah saudara pernah diberi tugas oleh pengajar katekasasi gereja untuk menghafal ayat Firman Tuhan setiap minggu? Seringkah pengajar katekasasi gereja memberikan tugas kepada saudara untuk menghafal Hukum Taurat setiap minggu? Pernahkah pengajar katekasasi gereja memberikan tugas kepada saudara untuk menghafal Pengakuan Iman Rasuli setiap minggu?
63

10 (100%) 2 (20 %)

10 (100 %) 10 (100 %)

3 (30 %)

5 (50 %)

1 (10 %)

9 (90 %)

10 (100 %)

1 (10 %) 9 (90 %) 2 (20 %)

9 (90 %)

10 (100 %) 10 (100 %) 10 (100 %)

1 (10 %) 2 (20 %)

4 (40 %)

3 (30 %)

7 (70 %)

10 (100 %)

1 (10 %) -

1 (10 %) -

9 ( (90 %) ) 8 (80 %) 10 (100%) 9 (90 %)

10 (100 %) 10 (100 %) 10 (100 %) 10 (100 %)

1 (10 %)

21

22

23

24

Setelah saudara mengikuti pelayanan 5 katekasasi gereja apakah saudara sering di (50 %) minta untuk mengawali atau mengakhiri pelayanan katekasasi gereja dengan berdoa? Ketika pembahasan dalam pertemuan 5 katekasasi gereja tentang keselamatan kita (50 %) oleh anugrah Allah apakah peserta katekasasi sering bertanya? Apakah pengajar katekasasi gereja sering 5 bertanya kepada saudara tentang materi (50 %) katekasasi gereja yang sudah diberikan? Apakah saudara sering menjawab setiap pertanyaan dari pengajar kateasasi gereja jika dia bertanya? Jumlah Total 3 (30 %)

5 (50 %)

10 (100%)

5 (50 %)

10 (100 %)

5 (50 %) 8 (80 %) 2 (20 %)

10 (100 %) 10 (100 %) 10 (100 %)

2 (20 %) 5 (50 %)

Berdasarkan data dari jawaban responden dalam tabel tersebut maka usaha yang dilakukan dalam pengaruh pelayanan katekasasi gereja terhadap perubahan tingkah laku remaja dengan indikator-indikator yakni pelayanan yang bersifat pribadi dan pelayanan kelompok yang menyatakan Ya hanya mencapai 30 % sedangkan peserta katekasasi yang menyatakan Kadang-Kadang mencapai 20 % dan peserta katekasasi yang menyatakan Tidak mencapai 50 %. 2. Perubahan Tingkah Laku Remaja Perubahan tingkah laku remaja peserta katekasasi berkaitan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dari jawaban responden terhadap indikator tersebut secara jelas diperlihatkan dalam tabel berikut ini :

64

Tabel 6. Perubahan Tingkah Laku Remaja Di Gereja Reformed Yerusalem Noelbaki yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik. No Pertanyaan Ya (%) A 1 Kognitif (pengetahuan dan pemahaman) Apakah saudara mengerti bahwa sebelum saudara terlibat dalam merayakan perjamuan malam kudus yang dijalankan dalam gereja harus mengikuti pelayanan katekasasi gereja? Apakah saudara paham bahwa dengan mengikuti pelayanan katekasasi gereja pengetahuan saudara tentang Allah makin teguh? Setelah saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja apakah pengajaran katekasasi gereja yang saudara ikuti sangat sulit di mengerti? Ketika saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja apakah masih ada materi yang belum saudara mengerti setelah diajarkan? Apakah pertemuan pelayanan katekasasi gereja terlalu singkat sehingga membuat saudara kurang memahami pengajaran katekasasi gereja? Apakah dengan tidak adanya catatan pada pertemuan pelayanan katekasasi gereja dapat membuat saudara kurang memahami pengajaran katekasasi gereja? Kurangnya kehadiran pengajar katekasasi gereja dalam pertemuan apakah dapat membuat saudara tidak mengerti begitu banyak materi katekasasi gereja? Jawaban RaguTidak ragu (%) (%) 1 (10 %) 1 (10 %)

Ket 10 (100 %) 10 (100 %)

8 (80 %)

10 (100 %)

10 (100 %)

4 (40 %)

6 (6 %)

10 (100 %)

8 (80 %)

1 (10 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

6 (60 %)

1 (10 %)

3 (30 %)

10 (100 %)

9 (90 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

10 (100 %)

10 (100 %)

65

10

11

12

13

14

15

16

17

Setelah saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja yang telah mengajarkan Firman Allah apakah saudara sudah mengerti tentang Alkitab sebagai Firman Allah? Pernahkah saudara belajar Firman Allah secara berurutan mulai dari Kitab Kejadian sampai Wahyu ketika terlibat dalam pelayanan kateksasai gereja? Sudahkah saudara memahami seluruh Kitab mulai dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu ketika saudara terlibat dalam palayanan katekasasi gereja? Setelah mengikuti pelayanan katekasasi yang mengajarkan Firman Tuhan masihkah saudara sulit memahami Firman Tuhan ketika membaca secara mandiri? Pernahkah saudara diajar cara membaca Firman Tuhan yang benar ketika sudah mengikuti pelayanan katekasasi gereja? Apakah saudara sudah pahami penghiburan saudara yang satu-satunya baik pada waktu hidup maupun pada waktu mati? Di saat saudara terlibat dalam pelayanan katekasasi gereja apakah saudara mengerti bagaimana seseorang memperoleh penghiburan yang satu-satunya? Pada saat saudara terlibat dalam pelayanan katekasasi gereja apakah saudara mengerti secara dalam betapa besarnya dosa dan sengsara saudara? Dapatkah saudara memahami bagaimana seseorang bisa melepaskan diri dari dosa dan sengsara pada saat saudara sudah terlibat dalam mengikuti pelayanan katekasasi gereja? Apakah saudara memahami secara jelas bagaimana seseorang dapat mengucap syukur kepada Tuhan ketika saudara terlibat dalam katekasasi gereja?
66

8 (80 %)

2 (20 %)

10 (100 %)

1 (10 %)

9 (90 %)

10 (100 %)

10 (100%)

10 (100 %)

3 (30 %)

5 (50 %)

2 (20 %)

10 (100 %)

2 (20 %) 10 (100 %) 9 (90 %)

8 (80 %)

10 (100 %) 10 (100 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

10 (100 %)

10 (100 %)

9 (90 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

10 (100 %)

10 (100 %)

18

19

20

21

22

23

24

25

B 1

Apakah saudara dapat memahami seluruh pekerjaan dari Allah Bapa setelah mengikuti pelayanan katekasasi gereja? Setelah mengikuti pelayanan katekasasi gereja apakah saudara dapat mengerti semua janji-janji yang diucapkan oleh Allah Bapa? Apakah saudara memiliki peningkatan pengetahuan tentang Yesus Kristus satusatunya juruslamat setelah saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja? Setelah saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja apakah saudara sudah dapat memahami semua perkataan yang diucapkan Tuhan Yesus? Apakah saudara memahami siapakah itu Roh Kudus dan pekerjaanNya setelah saudara mengikuti pengajaran katekasasi gereja? Setelah saudara terlibat dalam mengikuti pelayanan katekasasi gereja apakah saudara dapat membedakan Allah orang Kristen dengan allah agama-agama lain? Setelah saudara mengikuti pelayanan katekasaasi gereja yang mengajarkan tentang doa apakah saudara sudah memahami arti doa? Apakah saudara dapat memahami doa yang benar menurut Firman Tuhan setelah saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan tentang doa? Afektif (Perasaan dan Keyakinan) Ketika saudara terlibat dalam pelayanan katekasasi gereja apakah saudara merasa senang mengikuti pengajaran katekasasi gereja? Apakah saudara yakin bahwa pelayanan katekasasi gereja sebagai sarana pembentukan rohani yang takut akan Tuhan?

8 (80 %) 5 (50 %) 9 (90 %)

2 (20 %) 5 (50 %) -

10 (100 %) 10 (100 %) 10 (100 %)

1 (10 %)

1 (10 %)

9 (90 %)

10 (100 %)

8 (80 %) 9 (90 %)

2 (20 %) -

10 (100 %) 10 (100 %)

1 (10 %)

8 (80 %)

2 (20 %)

10 (100 %)

9 (90 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

10 (100 %)

10 (100 %)

10 (100 %)

10 (100 %)

67

10

11

Setelah saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja apakah saudara percaya seluruh pengajaran yang diajarkan oleh pengajar katekasasi? Pada saat saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja apakah saudara percaya bahwa pelayanan katekasasi sangat bertentangan dengan pola hidup saudara? Sebelum saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja apakah saudara merasa lebih senang dengan sistem gereja saudara yang dahulu seperti roma katolik, pantekosta, atau GBI? Setelah saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan ibadah yang berlangsung dengan sopan dan teratur apakah saudara percaya bahwa gereja saudara yang lama seperti roma katolik, pentakosta dan GBI adalah gereja yang benar? Ketika saudara belajar tentang Firman Allah dalam pelayanan katekasasi gereja apakah saudara percaya bahwa perjanjian lama dan perjanjian baru adalah Firman Allah? Pada saat saudara terlibat dalam pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan tentang Roh Kudus apakah saudara percaya bahwa Roh Kudus tinggal dalam hati saudara? Setelah saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan tentang pengampunan dosa apakah saudara percaya bahwa dosa saudara telah diampuni oleh Tuhan? Yakinkah saudara bahwa setelah saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja kehidupan saudara berubah sesuai perintah Tuhan Yesus? Pada saat saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan tentang
68

7 (70 %)

2 (20 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

8 (80 %)

2 (20 %)

10 (100 %)

2 (20 %)

8 (80 %)

10 (100 %)

2 (20 %)

8 (80 %)

10 (100 %)

10 (100 %)

10 (100 %)

9 (90 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

9 (90 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

3 (30 %)

6 (60 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

9 (90 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

12

13

14

15

16

17

18

19 20

21

janji-janji Kristus percayakah saudara bahwa Yesus Kristus akan datang yang kedua kali? Setelah saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan tentang Yesus Kristus apakah saudara yakin bahwa Yesus Kristus adalah Juruslamat satusatunya? Apakah saudara yakin bahwa saudara memperoleh hidup yang kekal ketika saudara belajar tentang hidup kekal dalam pelayanan katekasasi gereja? Di saat saudara belajar tentang kemahakuasaan Allah dalam pelayanan katekasasi gereja apakah saudara percaya bahwa doa yang saudara naikan kepada Tuhan telah di dengar oleh Tuhan? Ketika saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan tentang kasih setia Tuhan apakah saudara yakin bahwa setiap doa yang saudara naikan kepada Tuhan akan dikabulkan? Setelah saudara belajar tentang penciptaan dalam pelayanan katekasasi gereja apakah saudara percaya bahwa Tuhan yang menciptakan langit dan bumi? Apakah saudara yakin bahwa badan dan jiwa saudara baik pada waktu hidup maupun pada waktu mati adalah milik Yesus Kristus? Apakah saudara percaya bahwa hanya ada dua sakramen yang dinyatakan oleh Firman Tuhan? Apakah saudara yakin bahwa baptisan silam juga dapat dilakukan dalam gereja Tuhan? Percayakah saudara bahwa dengan membaca hukum taurat saudara makin merendahkan diri dihadapan Tuhan? Apakah saudara percaya bahwa kita dapat mengenal Allah melalui dua cara yaitu
69

10 (100 %)

10 (100 %)

8 (80 %)

2 (20 %)

10 (100 %)

9 (90 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

4 (40 %)

5 (50 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

10 (100 %)

10 (100 %)

10 (100 %) 8 (80 %) 6 (60 %) 6 (60 %) 9 (90 %)

10 (100 %) 10 (100 %) 10 (100 %) 10 (100 %) 10 (100 %)

1 (10 %) 3 (30 %) 2 (20 %) 1 (10 %)

1 (10 %) 1 (10 %) 2 (20 %) -

22

23

24

25

C 1

melalui Firman Tuhan dan melalui ciptaan dan pemeliharaan? Apakah saudara percaya bahwa Tuhan yang saudara pelajari dalam katekasasi gereja adalah Allah yang tidak pernah berubah? Yakinkah saudara bahwa Allah itu adil jika Dia menegakan keadilanNya dalam kehidupan manusia dengan menghukum setiap dosa yang dilakukan? Percayakah saudara bahwa Allah itu baik sekalipun ada begitu banyak masalah yang menimpa saudara dalam hidup ini? Apakah saudara yakin bahwa seseorang yang tidak mengucap syukur kepada Tuhan dengan berbuat baik adalah orang yang melawan Tuhan? Psikomotorik (tindakan) Apakah saudara telah meluangkan waktu kosong untuk menginjili sesama setelah mengikuti pelayanan katekasasi gereja? Setelah saudara mendengar pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan tentang tugas orang Kristen yaitu melayani dan bersaksi apakah saudara telah melibatkan diri dalam pelayanan sekolah Minggu? Disaat saudara terlibat dalam pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan tugas orang Kristen yaitu melayani dan bersaksi apakah saudara bersedia dilibatkan dalam memimpin liturgi ibadah pemuda? Setelah saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan tugas orang Kristen yaitu melayani dan bersaksi bersediakah saudara jika saudara dilibatkan dalam memimpin liturgi ibadah rumah tangga? Pada saat saudara terlibat dalam pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan tentang
70

10 (100 %) 9 (90 %) 1 (10 %)

10 (100 %) 10 (100 %)

10 (100 %) 2 (20 %) 3 (30 %)

10 (100 %) 10 (100 %)

5 (50 %)

1 (10 %) 2 (20 %)

1 (10 %) -

8 (80 %) 8 (80 %)

10 (100 %) 10 (100 %)

7 (70 %)

2 (20 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

6 (60 %)

3 (30 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

2 (20 %)

8 (80 %)

10 (100 %)

10

11

12

13

14

Iman timbul oleh pekerjaan Roh Kudus melalui pendengaran Firman Tuhan apakah saudara sudah giat membaca Firman? Ketika saudara belum terlibat dalam mengikuti pelayanan katekasasi gereja apakah saudara belum begitu giat mengikuti ibadahibadah? Setelah saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan tentang hukum ke 4 apakah saudara sudah rajin terlibat dalam mengikuti ibadah-ibadah? Apakah setelah mengikuti pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan tentang pujian apakah saudara selalu menyanyikan lagu-lagu rohani setiap hari secara mandiri atau membentuk suatu vocal group dan paduan suara? Setelah saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja apakah saudara pernah berpacaran sesuai Firman Tuhan? Sebelum saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja apakah saudara pernah merokok? Ketika saudara terlibat dalam mengikuti pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan tentang tubuh kita adalah bait Roh Kudus apakah saudara pernah merokok? Apakah saudara pernah berbohong kepada sesama ketika saudara belum mengikuti pelayanan katekasasi gereja? Setelah saudara terlibat dalam mengikuti pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan hukum ke 9 apakah saudara pernah berbohong? Setelah saudara mendengar pelayanan katekasasi Gereja yang mengajarkan tentang saling menasehati sesama apakah saudara sering menasehati sesama yang tidak hidup
71

3 (30 %)

2 (20 %)

5 (50 %)

10 (100 %)

6 (60 %)

3 (30 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

3 (30 %)

7 (70 %)

10 (100 %)

2 (20 %) 6 (60 %) 6 (60 %)

1 (10 %) -

7 (70 %) 4 (40 %) 4 (40 %)

10 (100 %) 10 (100 %) 10 (100 %)

10 (100 %) 9 (90 %)

10 (100 %) 10 (100 %)

1 (10 %)

7 (70 %)

3 (30 %)

10 (100 %)

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

sesuai Firman Tuhan? Sebelum saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja apakah saudara pernah mengucapkan kata-kata kotor kepada sesama? Disaat saudara sudah mengikuti pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan tubuh kita adalah bait Allah apakah saudara pernah mengucapkan kata-kata kotor kepada sesama? Ketika saudara mengikuti katekasasi gereja yang mengajarkan tubuh kita adalah Bait Allah apakah saudara pernah berbohong? Sebelum saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja apakah saudara sering mengucapkan kata-kata kasar kepada sesama? Setelah saudara terlibat dalam mengikuti katekaasi Gereja yang mengajarkan tentang kasihi sesama manusia apakah saudara masih mengucapkan kata-kata kasar kepada sesama? Setelah mengikuti pelayanan katekasasi yang mengajarkan tentang doa sudahkah saudara lebih tekun dalam berdoa? Apakah saudara sering berdoa kepada Tuhan ketika saudara mengalami persoalan atau masalah dalam hidup saudara pada saat saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan tentang doa? Setelah saudara mengikuti pelayanan katekasasi yang mengajarkan tentang hukum ke 5 apakah saudara sering melawan orang tua? Setelah saudara mengikuti pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan tentang kasihi sesama manusia apakah saudara pernah menjelek-jelekan teman? Ketika saudara terlibat dalam mengikuti pelayanan katekasasi gereja pernahkah saudara berkelahi dengan sesama?

9 (90 %) 9 (90 %)

1 (10 %) 1 (10 %)

10 (100 %) 10 (100 %)

10 (100 %) 10 (100 %) 9 (90 %)

10 (100 %) 10 (100 %) 10 (100 %)

1 (10 %)

3 (30 %) 6 (60 %)

7 (70 %) -

10 (100 %) 10 (100 %)

4 (40 %)

1 (10 %)

6 (60 %)

3 (30 %)

10 (100 %)

8 (80 %)

1 (10 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

9 (90 %)

1 (10 %)

10 (100 %)

72

25

Setelah saudara terlibat dalam mengikuti pelayanan katekasasi gereja yang mengajarkan saling mengampuni apakah saudara tidak melakukan pertengkaran dengan sesama? Jumlah Total

3 (30 %)

7 (70 %)

10 (100 %)

70 %.

10 %

20 %

100 %

Berdasarkan data dari jawaban resonden dalam tabel tersebut maka perubahan secara kognitif, afektif dan psikomotorik peserta katekasasi yang menyatakan Ya dapat mencapai 70 %. Sedangkan peserta katekasasi yang Ragu-Ragu mencapai 10 % dan peserta katekasasi yang menyatakan Tidak telah mencapai 20 %.

C. Analisis Data

Berdasarkan penyajian dan pembahasan data maka selanjutnya peneliti melakukan analisis data berdasarkan indikator-indikator secara keseluruhan. 1. Pengaruh Pelayanan Katekasasi Gereja a. Responden yang menyatakan Ya. Berdasarkan data dari jawaban responden dalam tabel tersebut maka pengaruh pelayanan katekasasi gereja dari aspek pelayanan pribadi dan pelayanan kelompok yang menyatakan Ya hanya mencapai 30 %. Karena pengajar

katekasasi gereja kurang rutin melakukan pelayanan katekasasi gereja yang bersifat pelayanan pribadi di antaranya kurang memberikan teguran terhadap peserta katekasasi yang sering tidak hadir dalam pertemuan katekasasi, kurang memberikan bimbingan kepada peserta katekasasi yang tidak membawa Alkitab, kurang memberikan arahan kepada peserta katekasasi yang tidak konsentrasi
73

dalam proses kegiatan belajar mengajar. Tetapi di lihat secara temporal holistik adanya usaha dari pengajar katekasasi untuk melakukan pelayanan pribadi seperti pernah memberikan arahan kepada peserta katekasasi yang terlambat, tidak hadir dalam pertemuan katekasasi, tidak membawa Alkitab dan yang tidak konsentarasi pada jam pelajaran katekasasi. Pelayanan kelompok bila di lihat dari sisi reguler adanya usaha dari pengajar katekasasi dalam pelayanan kelompok di antaranya pengajar katekasasi sering melakukan pertemuan katekasasi setiap minggu sehingga membuat peserta katekasasi antusias, adanya kesempatan tanya jawab diakhir pengajaran sehingga peserta katekasasi sering bertanya. Namun pada aspek yang lain masih minimnya pelayanan kelompok seperti kurangnya memberikan diskusi kelompok, kurangnya memberikan tugas kepada peserta katekasasi untuk mengahafal ayat Firman Tuhan dan pengajar katekasasi kurang bertanya kepada peserta katekasasi mengenai materi yang telah di pelajari. b. Responden yang mengatakan Kadang-Kadang Dalam pelayanan pribadi dan pelayanan kelompok maka peserta katekasasi yang menyatakan Kadang-Kadang mencapai 20 %. Karena di dalam pelayanan pribadi pengajar katekasasi pernah memberikan kesempatan kepada peserta katekasasi untuk menceritakan kembali materi yang telah diberikan, pernah memberikan arahan kepada peserta katekasasi gereja yang tidak konsentrasi pada jam pengajaran, dan pada faktor yang lain peserta katekasasi merasa pernah mendapat ujian dari pengajar katekasasi.
74

Dalam pelayanan kelompok adanya upaya yang dilakukan oleh pengajar katekasasi di antaranya pengajar katekasasi pernah memberikan tugas kelompok di rumah, memberi kesempatan kepada peserta katekasasi untuk mengawali dan mengakhiri pertemuan katekasasi dengan doa, selanjutnya peserta katekasasi pernah menjawab setiap pertanyaan dari pengajar katekasasi. c. Responden yang mengatakan Tidak Pada pelayanan pribadi dan pelayanan kelompok maka peserta katekasasi yang menyatakan Tidak 50 %. Karena peserta katekasasi menyadari bahwa mereka tidak pernah mendapat bimbingan yang bersifat pelayanan pribadi dari pengajar katekasasi seperti tidak pernah mendapat teguran ketika tidak hadir dalam pelayanan katekasasi, tidak pernah dinasehati ketika tidak mengikuti ibadah-ibadah, tidak pernah diberi nasehat ketika tidak mengerjakan tugas katekasasi, tidak pernah ditanya mengenai persoalan atau masalah yang di alami oleh peserta katekasasi dan tidak pernah diberi ujian akhir dalam mengikuti pelayanan katekasasi gereja. Dalam pelayanan kelompok adanya peserta katekasasi yang merasa bahwa dirinya tidak pernah mendapat saran untuk diskusi kelompok pada jam belajar mengajar, atau melakukan diskusi kelompok di rumah, tidak pernah mendapat tugas untuk menghafat ayat Firman Tuhan setiap minggu, dan tidak pernah menjawab setiap pertanyaan dari pengajar katekasasi jika penganjar bertanya. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti maka pelayanan katekasasi yang terdiri dari pelayanan pribadi dan pelayanan kelompok yang
75

pernah dilakukan oleh pengajar katekasasi gereja dalam meningkatkan pertumbuhan iman remaja masih minim, karena kurang memberikan nasehat, teguran, bimbingan, motivasi, dan arahan dari pengajar katekasasi kepada peserta katekasasi untuk giat beribadah, rajin mengikuti pelayanan katekasasi gereja. Pada pelayanan kelompok masih kurangnya pemberian tugas-tugas dari pengajar katekasasi seperti tugas kelompok baik pada jam pertemuan pelayanan katekasasi maupun pekerjaan rumah. Maka usaha yang dilakukan oleh pengajar katekasasi gereja adalah lebih meningkatkan pelayanan katekasasi yang bersifat pribadi dan kelompok secara rutinitas. 2. Perubahan Tingkah Laku Remaja a. Responden yang mengatakan Ya Berdasarkan data dari jawaban responden dalam tabel tersebut maka perubahan tingkah laku peserta katekasasi di lihat secara keseluruhan dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik yang menyatakan Ya dapat mencapai 70 %. Karena adanya perubahan tingkah laku peserta katekasasi dari aspek

kognitif setelah mereka mengikuti katekasasi dimana mereka semakin memahami dan mengerti pokok-pokok iman Kristen, ke-Tritunggalan, dosa dan sengsara, kelepasan dan ucapan syukur. Dari aspek afektif peserta katekasasi menyadari bahwa setelah mereka mengikuti pelayanan katekasasi gereja mereka semakin teguh percaya kepada Allah Tritunggal, yakin pemeliharaan dan keselamatan dari Allah, percaya

76

akan Firman Allah, yakin akan kehidupan yang kekal, yakin akan hukuman Allah kepada setiap dosa yang dilakukan oleh manusia. Dari aspek psikomotorik peserta katekasasi merasa bahwa setelah mengikuti pelayanan katekasasi yang mengajarkan tentang tugas dan tanggung jawab orang Kristen yaitu melayani dan bersaksi maka mereka siap untuk bersaksi dengan memimpin liturgi ibadah pemuda dan ibadah rumah tangga, sering ibadah, dan berdoa. Namun masih ada peserta katekasasi yang tidak giat beribadah, berdoa, menyanyikan lagu-lagu rohani, belum terlibat dalam pelayanan sekolah minggu, dan tidak giat membaca Firman Tuhan. b. Responden yang mengatakan Ragu-Ragu Peserta katekasasi yang menyatakan Ragu-Ragu mencapai 10 %. Karena peserta katekasasi menyadari bahwa masih ada materi yang belum di mengerti setelah mereka mengikuti pelayanan katekasasi, dan ada peserta katekasasi yang belum memahami bahwa Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Aspek afektif adanya peserta katekasasi yang masih ragu dengan pengajaran yang diajarkan oleh pengajar katekasasi, selanjutnya telah ada peserta katekasasi yang tidak yakin bahwa dirinya memperoleh kehidupan yang kekal, tidak yakin bahwa dosanya telah diampuni dan tidak yakin akan pemeliharaan Allah. Dari aspek psikomotorik adanya peserta katekasasi yang masih ragu untuk terlibat dalam pelayanan sekolah minggu, ragu untuk membawa liturgi
77

dalam ibadah pemuda, ibadah rumah tangga dan ragu dalam bersaksi tentang Injil kepada orang lain. c. Responden yang mengatakan Tidak. Dan peserta katekasasi yang menyatakan Tidak. mencapai 20 %. Karena setelah terlibat dalam pelayanan katekasasi maka dari aspek kognitif telah ada peserta katekasasi yang menyadari bahwa mereka tidak mengerti pengajaran katekasasi yang telah diajarkan di gereja, tidak memahami Firman Tuhan ketika membaca secara pribadi. Pada aspek afektif telah ada peserta katekasasi yang merasa bahwa setelah mengikuti pelayanan katekasasi gereja mereka tidak yakin bahwa ada dua sakramen, tidak yakin bahwa Tuhan akan menghukum setiap orang yang tidak mengucap syukur kepadaNya, tidak yakin bahwa hidup mereka sesuai Firman Tuhan dan tidak yakin bahwa setelah membaca hukum taurat mereka makin merendahkan diri. Dari aspek psikomotorik telah ada peserta katekasasi yang menyatakan bahwa mereka tidak ingin terlibat dalam pelayanan sekolah minggu, tidak giat membaca Firman Tuhan, tidak giat berdoa dan sering berkelahi bersama teman. Berdasarkan pengamatan peneliti dan data informasi yang ada maka pengaruh pelayanan katekasasi gereja terhadap perubahan tingkah laku remaja dari aspek kognitif dan afektif serta psikomotorik dapat dinyatakan oleh peneliti cukup baik, karena dari aspek kognitif setelah peserta katekasasi
78

mengikuti pelayanan mereka semakin memahami dan mengerti pokok-pokok iman Kristen, seperti ke-Tritunggalan, dosa, sengsara, kelepasan dan ucapan syukur. Dari aspek afektif mereka semakin teguh percaya kepada Allah

Tritunggal, yakin pemeliharaan dan keselamatan dari Allah, percaya akan Firman Allah, yakin akan kehidupan yang kekal, yakin akan hukuman Allah kepada setiap dosa yang dilakukan. Dari aspek psikomotorik peserta

katekasasi merasa bahwa setelah mengikuti pelayanan katekasasi yang mengajarkan tentang tugas dan tanggung jawab orang Kristen yaitu melayani dan bersaksi maka mereka siap untuk memimpin liturgi ibadah pemuda dan ibadah rumah tangga, sering ibadah, dan berdoa namun masih ada peserta katekasasi yang belum menyadari pentingnya mengikuti pelayanan katekasasi gereja sehingga adanya peserta katekasasi yang masih mengucapkan kakakata kotor, tidak memiliki kesadaran untuk ibadah, kurangnya membaca Firman Tuhan serta kurangnya berdoa dan jarang menyanyikan lagu-lagu rohani.

79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis data pada bagian awal maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pelayanan katekasasi Gereja di Jemaat Reformed Yerusalem Noelbaki yang terdiri dari 10 anggota memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda namun memiliki satu tujuan yaitu ingin belajar Firman Tuhan supaya makin teguh di dalam iman dan untuk bersyukur serta memuliakan Tuhan melalui kehidupan mereka. 2. Pengaruh Pelayanan katekasasi gereja di Jemaat Reformed Yerusalem Noelbaki yang bersifat pelayanan pribadi dan kelompok telah diusahakan oleh pengajar katekasasi namun masil minim oleh karena berbagai faktor yakni pada pelayanan pribadi kurangnya nasehat, teguran, bimbingan, motivasi, dan arahan dari pengajar katekasasi kepada peserta katekasasi untuk giat beribadah, rajin mengikuti pelayanan katekasasi gereja. Pada pelayanan kelompok masih

kurangnya pemberian tugas-tugas secara kelompok baik di dalam pertemuan katekasasi maupun pekerjaan rumah. 3. Perubahan tingkah laku remaja dari aspek kognitif dan afektif dapat dinyatakan oleh peneliti cukup baik karena dari aspek kognitif setelah peserta katekasasi mengikuti pelayanan katekasasi mereka semakin memahami dan mengerti pokokpokok iman Kristen, seperti keTritunggalan, dosa, sengsara, kelepasan dan ucapan
80

syukur.

Dari aspek afektif mereka semakin teguh percaya kepada Allah

Tritunggal, yakin pemeliharaan dan keselamatan dari Allah, percaya akan Firman Allah, yakin akan kehidupan yang kekal, yakin akan hukuman Allah kepada setiap dosa yang dilakukan. Dari aspek psikomotorik peserta katekasasi merasa bahwa setelah mengikuti pelayanan katekasasi yang mengajarkan tentang tugas dan tanggung jawab orang Kristen yaitu melayani dan bersaksi maka mereka ingin memimpin liturgi ibadah pemuda dan ibadah rumah tangga, sering ibadah, dan berdoa. Namun masih ada peserta katekasasi yang belum menyadari

pentingnya mengikuti pelayanan katekasasi gereja sehingga adanya remaja yang masih mengucapkan kaka-kata kotor, tidak memiliki kesadaran untuk ibadah, kurangnya membaca Firman Tuhan serta kurangnya berdoa dan jarang menyanyikan lagu-lagu rohani. B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan analisis pada data bagian awal maka disarankan sebagai berikut : 1. Kepada Pengajar Katekasasi Gereja Di Jemaat Yerusalem Noelbaki agar meningkatkan pelayanan katekasasi gereja baik secara pribadi maupun kelompok yakni memberikan teguran terhadap peserta katekasasi yang sering tidak hadir dalam pertemuan katekasasi, memberikan bimbingan kepada peserta katekasasi yang tidak membawa Alkitab, memberikan arahan kepada peserta katekasasi yang tidak konsentrasi dalam proses kegiatan belajar mengajar.

81

2. Kepada peserta katekasasi gereja untuk meningkatkan perubahan tingkah laku baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik yakni meningkatkan kehadiran dalam pelayanan katekasasi, ketepatan waktu dalam pelayanan katekasasi gereja, bersedia untuk menyampaikan injil melalui pengetahuan dan tingkah laku yang Alkitabiah. 3. Kepada pihak-pihak yang terkait yakni Majelis Jemaat agar tetap mendukung pengaruh pelayanan katekasasi gereja dan perubahan tingkah laku remaja di Jemaat Reformed Yerusalem Noelbaki. 4. Kepada seluruh Anggota Jemaat Reformed Yerusalem Noelbaki agar turut mendukung pelayanan katekasasi gereja yang di jalankan untuk meneguhkan iman peserta katekasasi. 5. Kepada orang tua dan kepala asrama yang terkait untuk memberi dukurangan kepada peserta kateksasi dalam mengikuti pelayanan katekasasi gereja untuk meningkatkan pertumbuhan iman. 6. Kepada Sekolah Tinggi Agama Kristen Reformed Informatika agar di tingkatkan Kurikulum Mata Kulia Katekasasi.

82

DAFTAR PUSTAKA
Abineno. J.L. CH, 2010, Sekitar Katekasasi Gerejawi, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Arikunto, S, 1989, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Bina Aksara. Abdurahman, M, 2009, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta. Buku Gereja Katekismus Heidelberg. N P. Dodson, 2006, Mendisiplinkan Anak-Anak Dengan Kasih Sayang. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Enklaar. I.J., 2009, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: Penerbit, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Haak. CJ. Dokmatika Eklesiologi. Hartinah Siti, 2010, Pengembangan Peserta Didik, Bandung: Refika Aditama. Kulli Iris C, 2006, Dinamaika Pendidikan Kristen, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3, 2005, Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional. Lester . Andrew D, 2003, Pelayanan Pastoral Bersama Anak-Anak Dalam Krisis, Malang: SAAT. Loth. Paul. Ed D, 2007, Teknik Mengajar, Malang: Penerbit. Gandum Mas. Margono. S, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Bineka Cipta. Purwanto Ngalim.M, 1997, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

83

Parera Daniel Jos, 1993, Ketrampilan Bertanya Dan Menjelaskan, Jakarta: Air Langga. Riduan, 2005, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Guru Kariawan Dan Pneliti Pemula, Bandung: Alfabeta. Sairin wainata, 2010, Identitas Ciri Khas Pendidikan Kristen Di Indonesia, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Singgih Gunarsa, 2010, Psikogoli Remaja, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Singa, M, Rimbu, 1991, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES Silalahi Ulber. Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT Refka Aditama Sujardi, 1987, Membuat Siswa Aktif Belajar, Bandung: CV Mandar Maju. Subagyo B Andreas, 2004 Pengantar Riset, Bandung: Kalam Hidup. Sudjana. Nana, 2003, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung: Sinar Baru. Sudjarwo, 2011, Metodologo Penelitian Sosial, Bandung: Mandar Maju. Sugiono, 2003, Metode Penelitian Administrasi, Bandung Alfa Beta. Suparlan, PAKEM, PT Gene Sindo. Syaefudin. Udin Saud, Pengembangan Profesi Guru, CV Alfa Beta, IKAPI. Riduan, 2005, Belajar Penelitian Untuk Guru Kariawan dan Peneliti Muda, Bandung Alfabeta Varge Bram, 1987, Hajarlah Anak-Anakmu, Mlg.

84

85

Dari aspek psikomotorik peserta katekasasi merasa bahwa setelah mengikuti pelayanan katekasasi yang mengajarkan tentang tugas dan tanggung jawab orang Kristen yaitu melayani dan bersaksi maka mereka ingin memimpin liturgi ibadah pemuda dan ibadah rumah tangga, sering ibadah, dan berdoa. Namun masih ada peserta katekasasi yang belum menyadari pentingnya mengikuti pelayanan katekasasi gereja sehingga adanya remaja yang masih mengucapkan kaka-kata kotor, tidak memiliki kesadaran untuk ibadah, kurangnya membaca Firman Tuhan serta kurangnya berdoa dan jarang menyanyikan lagu-lagu rohani.

86

Anda mungkin juga menyukai