Anda di halaman 1dari 6

A.

Latar Blakang

Indonesia secara umum memiliki dua macam yaitu, Gereja yang bertumbuh secara
pesat dan Gereja yang tidak bertumbuh. Gereja yang bertumbuh sangat pesat, adalah
Gereja yang mengalami peningkatan keanggotaan, kehadiran, dan keterlibatan jemaat
dalam sebuah gereja. Gereja yang tidak bertumbuh, adalah gereja yang mengalami
penurunan, baik dalam keanggotaan jemaat maupun dalam Iman Kristennya. Gereja
yang sehat adalah gereja yang mengalami pertumbuhan yang di mana gereja tersebut
bertumbuh dengan sendiri dan bukan hanya bertumbuh secara kuantitas tetapi juga
mengalami pertumbuhan secara kualitas. Pertumbuhan secara kuantitas dapat dilihat
dari penambahan jumlah jemaat atau gereja lokal yang mengalami penembahan
jemaat dan pertumbuhan secara kualitas dapat di lihat dari permasalahan rohani yang
ada dalam gereja tersebut melalui pertumbuhan dan kedewasaan iman. Gereja yang
sehat diawali dengan adanya pertumbuhan secara kualitas yang kemudian menuju
kepada pertumbuhan secara kuantitas. Salah satu gereja mengalami penurunan
disebabkan jemaatnya tidak mengalami pertumbuhan iman didalam Kristus. Dengan
hal ini jemaat menilai Kekristenan tidak dapat menjawab bagi setiap persoalan yang
dihadapi dalam kehidupan mereka. Gereja adalah sebagai tubuh Kristus yang di
panggil untuk melayani umat Tuhan bukan sebaliknya di layani. Untuk itu tugas dari
pelayanan adalah seperti yang diamanatkan oleh Allah kepada setiap pelayan-Nya
untuk membimbing, memelihara, mempersatukan, menjaga, menolong serta
memperdulikan umat-Nya agar tetap setia kepada Allah-Nya.

Dalam pola pelayanan gereja merupakan salah satu bentuk pelayanan terhadap jemaat
yang perlu dituntun dan dibina dalam pertumbuhan didalam iman Kristus. Dalam
pelayana ini gereja punya tangung jawab yang penuh terhadap jem aat yang terhilang
yaitu yang tidak pernah hadir lagi dalam gereja. Salah satu yang berperan penting
dalam tanggung jawab gereja dalam pelayanan terhadap jemaat adalah seorang
gembala. Seorang pemimpin jemaat, maka sebagai seorang gembala memiliki
tanggung jawab yang penuh terhadap jemaatnya dan pelayan-pelayan gereja juga
memilki tanggun tawab terhadap jemaat. Jadi tugas gereja adalah membina jemaatnya
pada ketaatan dan sampai pada tingkat kedewasaan iman didalam Yesus Kristus.

Gereja yang sehat adalah gereja yang mengalami pertumbuhan dan peningkatan
secara kualitas dan kuantitas. Secara kualitas dari pertumbuhan gereja adalah
meningkatnya kerohanian jemaat. Sedangkan secara kuantitas dari pertumbuhan
gereja yaitu meningkatnya jumlah anggota jemaat gerejanya. Gereja yang berkualitas
mengedepankan pendampingan pastoral yang holistik dalam membina warga
gerejanya.

Dalam hal ini ada beberapa hal yang dapat di pandang yang berpangaruh terhadap
tingkat kehadiran jemaat seperti halnya yaitu kotbah, pasilitas yang gereja gunakan
dan dalam bentuk pelayanannya.

Pada tahun 1971 ada pertemuan di kecamatan Kayan Hilir oleh pak camat Tami Abu
Bakar , yang di hadiri oleh Kepala Kampung Sabung Lumpat. dan hasilnya menyuruh
kita umat manusia menganut agama yang mana sebelumnya warga Teluk Sawak
menganut agama suku atau Animisme dan bebas memilih di antara lima agama yaitu :
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha. setelah itu kembalilah kepala kampung sabung
lumpat, ke kampung Teluk Sawak, dan mengadakan pertemuan di kampung Teluk
Sawak tersebut yang di hadiri oleh: temenggung Manca,Kebayan lampas tobi,dan
beberapa orang lainnya melalui pertemuan tersebut terjadilah kesepakatan bahwa
warga Teluk Sawak menganut agama Kristen dan pada tahun yang sama juga masuk
lah injil ke kampung Teluk Sawak yang di bawakan oleh Evanglis Rampai yang
berasal dari kampung Pelaik dan pada waktu itu ia sebagai gembala sidang di
sebangkoi ia di temani oleh Majelis Jantan dan injil pun langsung di terima oleh
warga Teluk Sawak dengan jumlah KK 7 KK dengan jiwa 32 orang.adapun nama-
nama kk adalah:

1. Temenggung Manca dengan anggota keluarga 5 jiwa


2. Kebayan Lampas Tobi dengan anggota keluarga 4 jiwa
3. Temang dengan anggota keluarga 8 jiwa
4. Ujang Selamat dengan anggota keluarga 7 jiwa
5. Sereni dengan anggota keluarga 4 jiwa
6. Pojan dengan anggota keluarga 3 jiwa
7. Lansi dengan anggota keluarga 1 jiwa

Mulai saat itu mereka mulai ibadah di seramik betang dengan semangat dan antu sias
yang luar biasa terjadilah keselamatan di kampung Teluk Sawak semenjak ibadah di
seramik betang selama dua Tahun selalu di kunjungi dari berbagai Gereja setiap
minggunya seperti : dari Pelaik Pak Pendeta Lewis ia sebagai Ketua Daerah Kayan
pada waktu itu, dari Lalang Pak Evanglis Sepanya dan rombongannya, dari Jantak
Evanglis Lonon Ali dan rombongannya, dari Buluk Jegara Evanglis Semion Sura dan
rombongannya, dari Kerapa Evanglis Jakaria dan rombongannya, dan dari Pauh Desa
Evanglis Ganan Jugi dan rombongannya.

Dan selanjutnya pada Tahun 1973 datanglah siswa Danel Asun melayani sebagai
tenaga praktek dari sekolah Kelansam selama 6 bulan melayani warga Teluk Sawak
dengan semangat yang luar biasa jemaat beribadah.setelah selesai masa praktek Danel
Asun selama 6 bulan ia pun kembali melanjutkan pendidikan ke
Kelansam,sekembalinya Danel Asun sekitar satu tahun jemaat Teluk Sawak tidak
memiliki Pemimpin Jemaat, dan ibadah di layani oleh jemaat itu sendiri
Pangkas,Semangai,dan Metoi .walaupun mereka tidak ada pemimpin mereka tetap
semangat dalam ibadah pada pertengahan tahun 1974 datang lagi tenanga praktek dari
kelansam dua orang yaitu : Alpius Menyawai dan Yeheskel selama 6 bulan juga pada
tahun 1975 terjadi kembali kekosongan dan ibadah setiap minggunya masih diadakan
seperti biasa.

Pada awal tahun 1976 diadakan Rakerda di Daerah Kayan dan Pak Arun di tempatkan
sebagai Gembala Sidang pertama di Teluk Sawak selama 5 tahun dan semangat
jemaat dalam beribadah pun semakin luar biasa sehingga terjadi penambahan 3 KK
yaitu : Pak Bantai 3 jiwa,Ko,ot 3 jiwa,Gandung 4 jiwa sehingga menjadi 10 KK
dengan 42 jiwa.

Pada Tahun 1977 semua warga Teluk Sawak pindah ke Landau Beringin dan ibadah
nya di balai Desa dari saat itu jemaat mulai membangun gereja dari dana subsidi
sebesar Rp.300.000 sekitar satu tahun gereja sudah mulai di gunakan dan di beri nama
GKII SAMARIA Landau Beringin semakin tahun jiwa semakin bertambah

Pada tahun 1981 terjadi kekosongan Gembala sampai tahun 1984 ibadah tetap di
laksanakan seperti biasa yang di layani oleh pemimpin jemaat dari tahun 1984 di
layani oleh Pak Simson ( Guru SD ) selama 3 tahun dari tahun 1988 di layani oleh Pak
Gad ( Guru SD ) selama 2 tahun pada tahun 1990 melalui Rakerda Daerah Kayan di
tempatkan lah Ibu Salmah sebagai gembala sidang kedua selama satu tahun.pada
tahun 1991 sekembalinya Ibu Salmah ibadah di layani oleh pak Gad dan di lanjutkan
oleh ibu Suriani sampai tahun 1996 jemaat Samaria Landau Beringin masih tetap
semangat dalam beribadah.pada tahun 1996 di layani oleh Evanglis Robiyanto selama
3 tahun majelis saat itu Pak Pangkas .pada tahun 1999 di layani oleh Evanglis
Yohanes selama satu tahun.pada tahun 2000 di layani oleh Evanglis Lasarus selama 5
tahun majelis berpindah nama menjadi BPJ dari tahun 2007 sampai 2010 terjadi
kekosongan gembala ibadah di layani oleh BPJ.pada tahun 2009 jemaat mulai
mendirikan gereja baru dengan dana 15 juta dari yayasan PATMOS yang di kelola
oleh Badan Pengurus Daerah.dari tahun 2010 sampai tahun 2020 di layani oleh
Vicaris Jakaria sampai sekarang dengan jumlah KK 43 KK dan 168 jiwa. Dalam hal
ini di desa Landau Beringin sendiri muda-mudiya masih belum punya kesadaran
untuk memenuhi kewajibanya untuk beribadah di gereja GKII samaria Landau
Beringin, dari hasil observasi yang saya temui di lapangan membuat saya semakin
tertarik untuk melakukan penelitian di ruang lingkup gereja tersebut.

B. Batasan Masalah

Melihat uraian yang ada dalam latar belakang masalah yang telah dikemukakan di
atas, maka dipandang perlu untuk melakukan pembatasan baik secara operasional
maupun kontekstual. Melihat uraian yang ada dalam latar belakang masalah yang
telah dikemukakan di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan pembatasan
baik secara operasional maupun kontekstual.

Secara operasional, permasalahannya dibatasi pada faktor yang mempengaruhi


menurunnya minat jemaat pemuda-pemudi Gereja. Secara konteks di Gereja
Kemah Injil Indonesia (GKII) Samaria Landau Beringin. Peneliti melihat adanya
fenomena menurunnya minat pemuda Gereja dalam melayani di bidang pelayanan
anak dan remaja.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi pokok penulisan skripsi
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah masalah kaum muda mudi di Gereja Kemah Injil Indonesia ( GKII )
Samaria Landau Beringin
2. Mengapa kaum muda mudi perlu meningkakan minat untuk ibadah.
3. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk minat ibadah kaum muda-mudi di GKII
Samaria Landau Beringin
4. Sejauh mana upaya untuk Meningkatkan minat ibadah kaum muda-mudi di GKII
Samaria Landau Beringin

D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalahyang ada, maka tujuan penulis dalam mengadakan
penelitian dan penulisan skripsi ini adalah:
1. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi menurunnya minat pemuda-
pemudi Gereja.
2. Mendeskripsikan upaya-upaya Gereja dalam pembinaan pemuda untuk
meningkatkan minat beribadah

E. Manfaat Penelitian

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis merumuskan dua manfaat, yaitu:

1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan)
yaitu bagi perkembangan dan kemajuan pelayanan jemaat terutama muda-mudi.
2. Secara Praktis
a. Penelitian ini diharapkan juga memberi sumbangan dalam pengambilan keputusan
dan kebijakan pengembilan pelayanan serta aturan dalam pelayanan.
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai informasi atau acuan dan sekaligus
memberikan ransangan atau motivasi kepada para pemuda-pemudi gereja

F. Kerangka Teori

berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan masalah penelitian berdasarkan
rumusan masalah di atas, ada beberapa teori yang dapat digunakan sebagai sumber
dari masalah yang ada, sebagai berikut:

a. Mendidik Untuk Kehidupanmenurut Nicholas P. Wolterstorff yaitu Panggilan


untuk beriman adalah panggilan untuk menjadi hamba - hamba Allah yang
percaya, setia, mengabdi dan taat. Maksudnya ialah pemuda Gereja sebagai
Pelayan atau Guru sekolah minggu harus percaya kepada Tuhan, setia kepada
Tuhan, melayani Tuhan, mengabdi kepada-Nya, bersedia bekerja untuk Tuhan
dan menaruh keyakinan kepada Tuhan. 3
b. Kesetiaan dan minat seseorang sebagai pelayan atau guru sekolah minggu
terhadap pelayanan anak dan remaja mempunyai dampak yang amat besar dalam
membentuk iman , pertumbuhan dan karakter anak.
Pelayanan anak Remaja adalah salah satu bagian pelayanan kategorial yang ada
dalam Gereja yang terdiri dari anak-anak usia 0 s/d 15 tahun. Pelayanan ini
biasanya dilakukan pada setiap minggu di Gereja

3
Nicholas P.Wolterstoff,Mendidik Untuk Kehidupan ( Surabaya : Momentum,
2007),15

G. Metode Penelitian

Dalam karya Ilmiah ini, metode penilitian yang digunakan penulis adalah metode
kualitatif. Adapun buku-buku yang digunakan adalah yang berkaitan dengan pokok
bahasan atau permasalahan sebagaimana yang sudah dirumuskan dalam rumusan
masalah.

H. Sistematika Penulisan Makalah

1. Bab 1 berisi tentang Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penulisan, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, dan Metode Penelitian.

Anda mungkin juga menyukai