Anda di halaman 1dari 15

KERUSSO, VOLUME 1 NUMBER 1 MARET 2016

PENGARUH KOTBAH, MUSIK GEREJA DAN FASILITAS GEREJA TERHADAP TINGKAT


KEHADIRAN JEMAAT
Frederich Oscar Lontoh
Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Surabaya
E-mail:Oscarlontoh@sttii-surabaya.ac.id

Abstract. This research is titled " The influence of sermon, church music and church facilities on the level of
attendance”. The purpose of research is to identify and analyze whether sermon, church music and church
facilities have influence on the the level of attendance. The target population in this study is a Christian
church members who live in the city of Surabaya.. Sample required is equal to 47 respondents. Through
sampling stratified Random techniques.These influence was measured using Pearson correlation coefficient
and multiple regression analysis, t-test and analysis of variance. Descriptive analysis were taken to analyze
the level of attendance according to demographic groups.The hypothesis in this study are the sermon,
church music and church facilities have positive and significant on the level of attendance. The results
showed that collectively, there are positive and significant correlation among the sermon, church music and
church facilities on the level of attendance 96,2%. It means that 96,2 % of level of attendance influenced by
sermon, church music and church facilities and the other 28,9% by others. All of the variable partially have
significant correlation to level of attendance.

Keywords: Level of Attendance, Sermon, Church Music and Church Facilities.

PENDAHULUAN

Setiap gereja berusaha untuk ”menjaring” sebanyak itu dilakukan lagi setelah perkunjungan yang
mungkin orang untuk masuk dalam persekutuannya. pertama. Kunjungan-kunjungan itu kemundian
Berbagai macam cara dilakukan untuk membuat gereja dilanjutkan dengan mendaftarkan diri sebagi anggota
menjadi menarik bagi pendatang baru. Mulai dari jemaat. Dengan demikian gereja ini mengalami
pengkotbah yang terkenal, yang sedang ”in” , suasana peningkatan jumlah jemaatnya. Inilah pertumbuhan
ibadah yang lain-dari pada yang lain, musik yang sedang kuantitatif dalam gereja.
populer, fasilitas gereja yang baik, ruangan yang sejuk
dan tenang, Worship Leader yang piawai, sound system LATAR BELAKANG
yang lebih jernih di telinga dan faktor-faktor penunjang
lainnya yang membuat jemaat merasa mendapatkan apa Didalam Alkitab, gereja diumpamakan dengan
yang mereka butuhkan dalam kehausan mereka akan tubuh. Ia dinyatakan sebagai Tubuh Kristus. Tubuh yang
lawatan Tuhan. hidup mengalami satu hal, yakni pertumbuhan. Dan
Dalam rangka usaha untuk meningkatkan jumlah anggota gereja juga harus mengalami pertumbuhan. Melalui
gereja, Rick Warren mengatakan bahwa 1:”Meningkatkan pekabaran Injil. ”Gereja tumbuh secara horizontal,
jumlah anggota gereja anda tidak membutuhkan jumlah anggota terus bertambah, ia menjadi ”gemuk”
kecerdasan seorang ilmuwan yang handal dibidang dan gereja pun harus tumbuh secara vertikal. Iman
peroketan: Anda hanya harus berusaha untuk menarik kepercayaannya harus tumbuh, menjadi besar dan
lebih banyak pengunjung! Tidak seorangpun menjadi mencapai tingkat dewasa2.
anggota gereja tanpa pertama-tama menjadi seorang
pengunjung. Bila anda hanya mempunyai beberapa orang Pertumbuhan dari ”tubuh” gereja itu sendiri yang
pengunjung setiap tahun, maka andapun akan mempunyai berdampak pada masuk nya orang luar kedalam
anggota yang lebih sedikit lagi. Kumpulan orang banyak persekutuan gereja. Karena apabila lebih banyak orang
bukanlah jemaat, tetapi untuik meningkatkan jumlah yang tertarik untuk berkunjung ke gereja anda berarti ada
anggota jemaat, pertama-tama anda harus menarik sesuatu yang baik di dalam persekutuan gereja kita dan
kumpulan orang banyak. mereka menemukan sesuatu yang tidak mereka dapatkan
Dengan kata lain harus ada daya tarik sehingga ditempat lainDengan pola yang sistematis dan terstruktur
orang mau datang berkunjung ke gereja kita. diyakini akan membangun iman jemaat menuju kepada
Perkunjungan yang berhasil adalah apabila perkunjungan kedewasaan. Sehingga secara teoritis jemaat yang ingin

1 Warren, Rick., The Purpose Driven Church, Yayasan


Penerbit Gandum Mas, Cetakan ke-1, 1999. Hal 258. 2 Mimery, Rahasia tentang Penggenmbalaan.Hal 58.
1
KERUSSO, VOLUME 1 NUMBER 1 MARET 2016

bertumbuh harus tetap berada pada ”rel” yang ada yang Fasilitas penunjang lain yang menunjang memang
telah di persiapkan oleh gereja masing-masing bukanlah tergolong bagian yang utama dalam suatu
ibadah, namun bagian ini juga tidak dapt ditinggalkan
Dengan kedewasaan iman yang merupakan hasil begitu saja. Sebuah gereja yang megah dan besar namun
dari pembinaan dan pemuridan yang tersistematis itu bila tidak memiliki AC yang memadai untuk jam ibadah
maka jemaat yang telah didewasakan itu akan berubah di siang hari tentunya akan membuat jemat kepanasan
dari jemaat yang ”bayi” menjadi jemaat yang ”dewasa” dan berkipas-kipas yang pada akhirnya akan
yang juga berubah secara fungsinya menjadi ”pelayan”. mempengaruhi konsentrasi dan kehidmatan beribadah.
Jemaat yang telah diubahkan tadi kemudian akan terlibat Demikian juga dengan tersedianya sound system yang
baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi baik , toilet, lahan parkit, penerangan lampu yang
pemberita ”kabar baik” yang akan membawa orang-orang memadai dan lin sebagainya akan mempengaruhi
yang belum percaya menjadi mendengar dan percaya. jalannya konsentrasi jemat dalam ibadah. Jadi fasilitas
Rick Warren mengatakan bahwa; penunjang dipercaya juga berpengaruh terhadap tingkat
Jika anda menyampaikan kabar baik Kristus yang positif kehadiran jemaat.Dari fenomena diatas, maka kami
dan dapat mengubah kehidupan, jika anggota-anggota tertarik untuk meneliti seberapa besar pengaruh kotbah,
gereja anda bersuka cita tentang apa yang Tuhan sedang musik gereja dan sarana penunjang lain dalam ibadah
lakukan didalam gereja, jika anda menngadakan gereja terhadap kehadiran jemaat.
kebaktian dimana anggota jemaat dapat membawa teman
yang belum diselamatkan tanpa merasa malu, dan jika RUMUSAN MASALAH
anda mempunyai rencana untuk membangun, melatih dan
mengutus orang-orang yang telah anda menangkan bagi Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat
Kristus sebagai penginjil, maka kehadiran merupakan dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Apakah
masalah yang terkecil bagimu. Orang akan datang benar bahwa unsur kotbah, musik gereja dan sarana
berduyun-duyun ke gereja semacam itu. Itulah yang penunjang lain dalam ibadah gereja berpengaruh
terjadi di seluruh dunia. terhadap kehadiran jemaat. (2) Dari ke tiga unsur
tersebut manakah yang paling signifikan mempengaruhi
Pertumbuhan terjadi sebagai hasil dari banyaknya jemaat yang hadir.(3) Apakah faktor yang
penggembalaan yang benar oleh gereja. Apabila gereja membedakan antara jemaat sering atau jarang datang ke
tidak melayani dengan benar dan baik agar anggota- gereja.
anggota ”Tumbuh dalam Kristus” maka anggota-anggota
tidak akan bertumbuh sekalipun mereka sudah lama TUJUAN PENULISAN
menjadi orang Kristen dan menjadi anggota gereja. Oleh
sebab itu ada beberapa hal yang dipandang dapat Yang menjadi tujuan penuelitian ini adalah:
bepengaruh terhadap tingkat kehadiran jemaat yaitu : (1)Untuk mengkaji dan memberikan bukti empiris
kotbah, musik gereja dan fasilitas penunjang yang ada. tentang ada tidaknya pengaruh kotbah, musik gereja dan
sarana penunjang lain dalam ibadah gereja terhadap
Kotbah adalah saat dimana jemaat menerima kehadiran jemaat. (2) Untuk mengkaji dan memberikan
makanan rohani yaitu firman Tuhan. Uraian ayat demi bukti empiris tentang faktor manakah diantara ketiga
ayat, atau kitab demi kitab akan membangun tubuh faktor tersebut diatas yang paling mempengaruhi
Kristus. Banyak gereja-geeja yang kehilangn jemaatnya kehadiran jemaat. (3) Untuk mengkaji dan memberikan
karena cara berkotbah yang monoton dari gembla atau bukti empiris tentang faktor yang membedakan antara
pengkotbah yang ada. Dan bahkan tidak relevan dengan jemaat sering atau jarang datang ke gereja.
teks. Banyak pengkotbah yang tidak sadar tentang hal itu,
ataupun sekalipun sadar tidak mau mengadakan METODOLOGI PENULISAN
perubahan untuk lebih baik Musik gereja adalah bagian
yang sangat berpengaruh dan menentukan dalam Dalam suatu penelitian ilmiah, yang dimaksud
hubungannya dengan kehadiran jemaat. Dalam hal ini metodogi adalah cara, jalan yang dipergunakan serta
Rick Warren berpendapat bahwa”3 Gaya musik ini juga urutan langkah-langkah yang ditempuh guna
mungkin akan menjadi faktor ayng sangat berpengaruh mengumpulkan data dan mengolahnya bagi tercapainya
dalam menentukan siapakah yang kan dijangkau gereja tujuan penelitian. Dengan mengacu pada pengertian
anda bagi Kristus serta memastikan apakah gereja anda diatas maka penelitian ini menggunakan cara untuk
mengalami pertumbuhan atau tidak. Anda harus mengumpulkan data melalui Field Research.
menyesuaikan musik anda dengan jenis orang yang akan Seperti ysng kita ketahui bersama bahwa ada dua
dijangkau gereja anda menurut kehendak Allah.” paradigma yang ada dalam metodoogi penelitian yaitu
Dengan kata lain Rick Warre menegaskan bahwa Paradigma kuantitatif dan kualitatif. Paradigma yang
begitu pentingnya musik di dalam ibadah dan digunakan adalah juga kedua paradigma tersebut yakni
mempengaruhi orang dalam beribadah. kualitatif dan kuantitatif, dimana penelitian ini
menggunakan peralatan statistik guna melakukan analisa
data yang ada yang berasal dari obeservasi literatur dan
3
Warren, The Purpose Driven Church, Hal 287. penelitian lapangan..
2
KERUSSO, VOLUME 1 NUMBER 1 MARET 2016

Setelah mengadakan observasi awal dan studi pemilihan sampel, merencanakan prosedur penentuan
literatur maka penulis kemudian menentukan Research unit sampel, menentukan ukuran sampel,menentukan
Question. Dari sinilah kemudian timbul rumusan masalah. unit sampel”
Dari rumusan masalah kemudian penulis melakukan Populasi target dalam penelitian ini adalah jemaat
telaah teoritis dan kemudian merumuskan hipotesis. gereja Kristen yang berdomisili di kota Surabaya.
Selanjutnya penulis melakukan pemilihan data dgn Sampel diambil dengan metode random sampling.
menentukan populasinya dan menentukan sampel dan Sementara Sample frame nya adalah jemaat yang
kriteria responden yang diinginkan. Selanjutnya adalah terdaftar sebagai anggota gereja Kristen yang berdomisili
membuat kuisioner yang dirancang berdasarkan rumusan di kota Surabaya. Sementara jemaat yang sifatnya
masalah yang telah ditentukan semula. Setelah itu penulis partisipan pada gereja tertentu atau tidak terdaftar dalam
menyebarkan secara random. jemaat gereja tertentu tidak termasuk didalamnya.
Hasil yang didapat kemudian diuji terlebih dahulu
validitasnya dan reliabilitasnya. Kedua uji ini adalah Untuk mendapatkan sample yang diinginkan dari
persyaratan yang diperlukan sebelum kita mengadakan jumlah populasi jemaat gereja Kristen di Surabaya yang
analisis data. Uji validitas didefinisikan sebagai ukuran tidak diketahui secara pasti jumlahnya maka menurut
seberapa kuat atau akurat suatu alat ukur melakukan Walpole digunakan rumus sebagai berikut:
6
fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu variabel
maka alat ukur tersebut semakin mengenai sasarannya
dan semakin menunjukkan apa yang seharusnya
Z  2 p.q
 
ditunjukkannya Uji selanjutnya adalah Uji reliabilitas. Uji
( /2)
,
reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat n≥ e2
dipercaya atau diandalkan. Keandalan disini dapat berarti dimana: n = jumlah sampel minimum penelitian
berapa kalipun variabel-variabel tersebut ditanyakan pada Z = adalah nilai tabel normal standar
responden yang berlainan maka hasilnya tidak akan α = adalah tingkat kesalahan ( diambil
menyimpang terlalu jauh dari rata-rata jawaban responden 5% )
untuk variabel tesebut atau dengan kata lain reliabilitas p = presentase kuisioner yang
dapat menunjukkan konsistensi suatu alat ukur didalam kembali dan dapat diolah
mengukur gejala yang sama. q = presentase kuisioner yang tidak
Setelah uji valisitas dan reliabilitas telah dilakukan kembali
dengan hasil yang memenuhi persyaratan maka langkah g = galat / bias ( diambil 10% )
selanjtnya adalah analisa regresi. Parameter regresi diuji
secara serentak menggunakan Analysis of Variance Dari rumus diatas maka hasil yang didapat adalah
(Anova). Anova digunakan untuk menguji ketepatan garis bahwa sample yang diperlukan adalah sebesar 47
regresi yang ditaksir. responden. Kemudian diadalah seleksi terhadap
kuisioner yang kembali tersebut sesuai dengan criteria
POPULASI DAN SAMPEL yang ditetapkan.

Tahap pertama yang dilakuakn peneliti dalam


pemilihan sample adalah mengidentifikasi populasi target KRITERIA RESPONDEN
(Target Population). Menurut Indriantoro, populasi
(Population) adalah4 sekelompok orang, kejadian atau Dalam penelitian ini yang ditetapkan menjadi
segala sesuatu yang mempunyai karkteristik tertentu. responden adalah terdaftar sebagai jemaat disalah satu
Anggota populasi disebut dengan elemen populasi Gereja dan yang bedomisili di kota Surabaya. Responden
(population element). adalah jemaat yang dewasa secara umur minimal 18
Penelitan yang menggunakan sample yang tahun.
memenuhi syarat akan memberikan hasil yang
mempunyai kemampuan untuk digeneralisir. Kriteria KOTBAH
sampel yang representatif tergantung pada dua aspek yang
saling berkaitan yaitu: akurasi sampel dan ketelitian Kotbah berasal dari kata homilein (όμιλιν, όμιλεω)
sampel. dan kata bendanya homolia (όμιλια). Homilein berarti
Selanjutnya dalah prosedur pemilihan sampel yang bersama-sama , bergaul atau persekutuan, kontak dengan
sistematis agar diperoleh sampel yang representatif. orang lain, pergaulan, bercakap-cakap, pembicaraan. 7
Prosedur pemilihan sampel memerlukan beberapa tahap
5
sebagai berikut : ”Mengidentifikasikan populasi target, 6
Walpole, Ronald.E, and Raymond H Myers. Ilmu Peluang
memilih kerangka pemilihan sampel, menentukan metode dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan.
Edisi Keempat. diterjemahkan oleh Dr. R.K.
Sembiring. Penerbit ITB Bandung. 1995.
4 Indriantoro . Metodologi Penelitian Bisnis. Hal.115. Hal . 437.

5 Ibid, Hal 118 7 Gintings E.P. Kotbah dan Pengkotbah. BPK


Gunung Mulia. Cetakan ke-5. 2003. Hal. 1.
3
KERUSSO, VOLUME 1 NUMBER 1 MARET 2016

Dalam Wikipedia Bahasa Indonesia Khotbah atau Bukan seperti pidato umum, kotbah adalah sapaan
kotbah, dari bahasa Arab adalah sebuah presentasi atau firman Tuhan kepada jemaat. Kotbah memberi
pidato yang biasanya berhubungan dengan agama atau kegembiraan , bahwa ada harapan bagi setiap orang yang
8 9
dengan moral. Menurut Ginting mengatakan bahwa berusaha mengetahui dan melaksanakan kehendak Allah,
kotbah adalah suatu kharisma. Kemampuan berkotbah yangmemebri petunjuk menuju kebahagiaan dan
adalah merupakan pemberian Allah. Yang ditekankan keselamatan yang sejati. Sapaan tersebut membangun
disini bukan kemampuan manusiawi secara kognitif, keperayaan kepada Allah yang dapat dihayati dalam
melainkan kharisma atau pemberian Allah. Karenanya si hubungan kasih dengan sesama manusia, dengan
pengkotbah tidak boleh berkotbah asal-asalan atau semau lingkungan dan dengan dirinya sendiri, meneladani
gue saja. Metode yang betul untuk mengusahakan hidup Yesus Kristus.(e) Kotbah haruslah mengena
pengajaran yang bisa dipertanggungjawabkan, harus dengan tanda-tanda zaman masa kini, dan juga mesti
dipelajari oleh setiap pengkotbah.Martin Luther menggiring pendengar kemasa depan Kerajaan Allah
10
mengatakan bahwa : ”Isi Kotbah adalah Firman”. (Flp 3:20).
Maksudnya adalah kotbah menjadi sentral dalam gereja
Reformasi. Arti berkotbah seturut dengan terminologi tadi Kotbah menurut para Bapa Gereja
adalah menyampaikan firman Allah. Yang berisi Menurut Origenes (185-254), homilitika ialah ilmu
pengajaran (kerygma). Menurut Killinger 11berkotbah (pengetahuan) yang menerangkan dan menjelaskan arti,
mempunyai beberapa dimensi antara lain: isi, maksud, dan tujuan Firman Tuhan. Ginting
13
mengatakan bahwa .: Pada jaman Origenes inilah dicari
(1) Dimensi historis, karena ia berpijak pada suatu cara atau metode-metode untuk menrangkan atau
tradisi besar yang menjangkau kembali gereja perdana menjelaskan arti, isi, maksud dan tujuan Firman Tuhan.
dan lebih jauh lagi kepada nabi-nabi Israel.. Dialah yang memelopori metode menerangkan dan
(2) Dimensi alkitabiah, karena Alkitab metode mengkotbahkan Firman Tuhan secara Somatis,
menjabarkan asal mula iman kita dan karena itu Psikis, dan Pneumatis.Somatis berarti menerangkan
mempengaruhi cara kita mendekatisetiap perkara dan Firman Tuhan sesuai dengan tujuan, maksud dan arti
masalah saat ini. yang tertulis. Pengertian secara harafiah itulah Firman
(3) Dimensi pribadi, karena bagaimana orang Tuhan (Mat 5:39).
mendengar apa yang kita katakan sebagian besar Psikis berarti mencari pengertian lain dan lebih luas dari
tergantung pada siapakah mereka itu, pelbagai apa yang tertulis dalam nats (Mat 5:42). Psikis berasal
pengalaman yang mereka bawa pada saat mendengarkan dari psuhe(πσυχη) yang berarti jiwa. Dalam hal ini kita
kotbah itu dan bagaimana kita mampu memanfaatkan apa mengusahakan keterangan kotbah yang lebih luas dan
yang kita ketahui tentang jati diri dan pengalaman mereka mendalam.Pneumatis (πνευμα) artinya jauh lebih luas
didalam membentuk pesan-pesan yang kita sampaikan. daripada arti psikis. Dari sinilah timbul pengajaran dan
Killinger juga menjelaskan ciri-ciri kotbah adalah 12: pengertian Origenes dengan metode alegoris, yaitu
mengatakan yang lain dari pada yang diucapkan. Allos
(a) Kotbah bersumber dari nats Alkitab. Kotbah itu adalah (άλλος) artinya lain, lego artinya mengatakan.
Kabar baik yang disampaikan dan mengunang pendengar 14
Menurut Agustinus, kotbah mencakup unsur: Docere
untuk menerimanya. Kotbah mengandung aspek (mengajar), delectere (Menyenangkan hati), flectere
pembinaan, penghiburan dan nasihat (2 Tim 4:2). (menggerakkan hati). ”Docere” bersifat pengajaran.
(b)Kotbah disampaikan oleh seorang pengkotbah yang ”Dolectere” ialah percakapan yang penuh arti.
khusus bertugas untuk itu. Pendeta dalam bahasa Belanda ”Flectere” berarti yang menimbulkan rasa cinta,
disebut predicant, yang artinya mewartakan . Dalam keinginan, kerinduan, akan isi percakapan.Dengan
sebutan ini tercakup pengertian tugas utama pendeta, menjelaskan unsur-unsur yang tercakup didalam kotbah
yakni mengabarkan (berkotbah). Tentu saja, selain diatas, Agustinus merumuskan tujuan kotbah sebagai
pendeta juga ada yang berkotbah seturut dengan berikut:
panggilan gereja.
a. Pateat: supaya kebenaran semakin luas
(c)Kotbah disampaikan kepada umat yang khusus diketahui, b. Placeat: supaya kebenaran diterima dengan
berkumpul untuk itu, yakni orang-orang yang bersekutu gembira, c.Moveat : supaya kebenaran semakin
dan dipersatukan oleh Tuhan. menggerakkan orang, Agustinus dalam kotbahnya tidak
memakai ilmu retorika (berpidato) tetapi ”sermo
(d)Mendengar firman Tuhan. Kotbah tidak terjadi karena homilis” (kotbah yang bersifat rendah hati; homilis sama
manusia, melainkan karena permohonan kepada Tuhan. dengan sederhana, suatu kotbah dalam bahasa yang
sederhana). Kotbahnya sangat provan, ikut hidup dalam
8 http//www.wikipedia.org. pendengarnya supaya tetap waspada terhadap ajaran
9 Ibid, Hal. 1. sesat.
10 Ginting. Kotbah dan Pengkotbah. Hal 2.
11 Killinger, John. Dasar-dasar Kotbah.
diterjemahkan: Liem Sien Kie & Yosafat
Kristono. BPK Gunung Mulia. 2004. Hal. 13 Ginting. Kotbah dan Pengkotbah. Hal 9.
134. 14 Ginting. Kotbah dan Pengkotbah. Hal 11.
12 Ibid, Hal 4
4
KERUSSO, VOLUME 1 NUMBER 1 MARET 2016

Johanes Chrystosomus seorang pengkotbah ulung Tuhan sudah menjadi nyata melalui Firman Tuhan, yakni
pada masanya mengatakan bahwa seseorang yang Alkitab. Oleh sebab itu Firman Tuhan (Alkitab) perlu
mempeajari teologi tujuannya adalah mengkotbahkan dikotbahkan. Tanpa kotbah tak mungkin Roh itu
Firman Tuhan. Karena menurut Chrystosomus menyentuha seseorang. Roh membutuhkan Firman
menafsirkan firman Tuhan adalah sama dengan (Alkitab) dan Firman (Alkitab) membutuhkan Roh.
15
berkotbah.Kotbah menurut Chrystosomus adalah : Firman benar-benar menjadi Firman bila disampaikan
Mengandung aspek pendidikan, juga membangkitkan roh dan diberitakan kepada kita demi Roh, tetapi secara
membangun di jemaat (1 Kor 3:10 dan 1 Kor 14:26). material tidaklah mengandung Roh.
Istilah ”oikodome” menunjukkan segala aktivitas jemaat
yang membangun iman. Karenanya setiap pendengar Bagi Martin Luther Firman Tuhan dengan Alkitab
dituntut untuk turut aktif berpaertisipasi dalam tidak identik. Alkitab tidaklah otomatis Firman Tuhan.
pembangunan jemaat. Kotbah adalah suara dan panggilan Tetapi Alkitab menjadi Firman Tuhan bila yang tertulis
Yesus. Kotbah Chrystosomus kebanyakan berisi tafsiran- dalam Alkitab , dengan perantaraan Roh menjadi injil
tafsiran Alkitab dengan aplikasi yang homiletis. Tugas kemenangan Kristus yang dikotbahkan oleh pengkotbah.
berkotbah bagi Chrystosomus merupakan tugas Firman yang tertulis didalam Alkitab tetapi tidak
penggembalaan. Kotbah dan penggembalaan sangat erat diberitakan , sama sekali tidakmempunyai arti. Firman
hubungannya. Menurut Andreas Gerard Hyperius (1511- Tuhan yang tertulis mempunyai arti apabila telah
1564) ada 5 (lima) fungsi kotbah yaitu:Didaskalin: diberitakan. Pemberitaan terjadi bila Firman itu
mengajar, Regardutivum : menantang (arguendum), dikotbahkan. Setiap penafsir dan pengkotbah sedapat
Institutivum: mendidik (erdiendum), Corriviendum: mungkin harus melakukan tafsiran yang historis,
mengingatkan, menasihatkan (reproof, rebuke), kristologis, tipologis dan evangelis.
Consolatorium: penghiburan. Zwingly dalam kaitannya dengan homilitika,
17
menyatakan bahwa :
Philip Melanchton (1497) memberikan sumbangan kotbah itu adalah eksplicatio (menggali isi Firman
dalam bidang Homilitika tentang kebebasan. Manusia Tuhan) dan aplicatio (menghubungkan dengan kehiduan
dikaruniai Tuhan kesanggupan dan kebebasan. yang konkret). Ciri khas dari kotbh Zwingly ialah
Pendidikan Melanchton dengan latar belakang humanis Eksegetis, Humanis, Spiritualis dan Sosial Politis. Ciri
turut mempengaruhinya. Ia menentang dengan keras Eksegetis adalah ciri yang dipelopori oleh Zwingly,
kekuasaan Katolik Roma sebagai badan yang berwenang yakni langsung menafsirkan isi Alkitab. Ciri Humanistis
atau berkuasa atas Firman Tuhan (Alkitab). Tahun 1539 merupakan pengaruh dari humanismen pada zaman nya.
Melanchton menulis buku berjudul De eccleia et de Humanisme menekankan kemanusiaan manusia.Ciri
autoriatate verbi dei ( Tentang hukum Gereja dan Spiritualis, dalam usaha Zwingly didasarkan pada
Tentang Penguasaan Firman Allah). Semangat prinsip-prinsip gerakan pemikiran humanisme atas
humanisme , Rasionalisme dan Pneumatis di bidang pengajaran Alkitab. Ciri Sosial politis ialah kensekuensi
teologi dan homilitika bergabung dalam diri Melanchton. dari gerakan humanis keagamaan, sebab humanime itu
Menurut Martin Luther16 (1483-1546) mengartikan menyangkut semua budang kemasyarakatan (kultural,
bahwa: Firman Tuhan adalah Kristus, Alkitab dab kotbah ekonomi, sosial, politik).
gereja.jika satu dari ketiga unsur ini tidak ada, maka bagi
Luther bukan merupakan Firman Tuhan. Tuhan Zwingly juga menyatakan bahwa hubungan
menyatakan diri-Nya dalam Yesus Kristus. Firman itu Alkitab dan kotbah tidak begitu mudah dicirikan dan
telah menjadi daging dan kenyataan itulah yang menjadi ditentukan. Yang jelas kotbah itu harus didasarkan pada
Suci (Alkitab). Dalam visi ini kotbah gereja menjadi Alkitab. Lebih atau kurang dari itu tidak lagi merupakan
Firman Tuhan. Karena firman yang telah menjadi daging Firman Allah. Dalam hal ini Roh Kudus sangat berperan.
itu menjadi nyata dalam Alkitab, maka kotbah gereja Adanya Firman Allah dalam Alkitab adalah karena
menjadi pemberitaan Firman Tuhan.Selanjutanya ia juga kekuasaan Roh Kudus. Ini senada dengan pengertian
menegaskan bahwa: Martin Luther tentang roh, Zwingly mengutamakan
”sensus anagogicus” yaitu menggali pengertian yang
Dalam kotbah Roh Tuhan bekerja, dan tidak mungkin tersirat (Alkitab) sebagai isi kotbah.
dipisahkan Kristus dengan Roh dan tidak mungkin pula Sama halnya dengan Martin Luther, Johanes
dipisahkan Alkitab dengan Roh serta tak mungkin Calvin juga memberikan sumbangan yang penting di
dipisahkan antara Roh dan Firman. Firman sanggup bidang homilitika. Bagi Calvin, Alkitab merupakan
memimpin manusia menuju iman kepada Tuhan. Firman otoritas tunggal untuk kotbah, gereja dan umat Kristen
dan Roh dapat disamakan dengan nafas dan suara yang secara perorangan. Tetapi Alkitab tidaklah secara
tidak dapat dipisahkan.Roh dapat diterima dan diakui otomatis identik dengan Firman Tuhan. Alkitab hanyalah
kebenarannya hanya apabila Roh itu sunggung-sungguh alat atau instrumen yang digunakan Tuhan untuk
masuk ke dalam sejarah. Nafas yang menyatakan diri menyatakan kehendak Nya dan memberitakan serta
dalam suara itulah nafas yang sebenarnya.Suara Roh memasyurkan Perjanjian Tuhan bagi umat Nya. Dan
dalam hal ini hanya berlaku bagi orang yang
15 Ibid, Hal 12
16 Ginting. Kotbah dan Pengkotbah. Hal 13. 17 Ginting. Kotbah dan Pengkotbah. Hal 17.
5
KERUSSO, VOLUME 1 NUMBER 1 MARET 2016

mempercayai Roh Kudus dan Firman Tuhan dalam menerapkan Firman Allah. (4). Dia harus setia dan peka
Alkitab. Roh Kudus adalah benar-benar Roh Tuhan yang terhadap pimpinan Roh Kudus (5). Dia harus
mempunyai otoritas untuk berfirman di dalam Alkitab. berkepribadian dewasa dan stabil.
Bagi Calvin, Roh Kudus dan Alkitab mempunyai
hubungan yang korelatif, saling mempengaruhi, saling Pengaruh Kotbah bagi jemaat
menentukan satu sama lain.
Roh menyatakan diri dalam Alkitab dan Alkitab ”Pesan kotbah masih merupakan unsur yang
tidak mempunyai arti sama sekali tanpa ”pemerintahan terpenting dari kebaktian abgi orangyang belum
20
Roh” yaitu Roh yang memerintah, mengawasi, memberi bergereja” . Ungkapan ini disampaikan oleh Rick
ide, juga menghardik dan memperingati. Adanya Warren dalam bukunya ”The Purpose Driven Chruch”.
21
hubungan korelatif antara Alkitab dan Roh memberikan Selanjutnya ia menambahkna bahwa :
kesaksian yang kuat bagi Calvin untuk menyatakan dan Pertumbuhan Saddleback selama lima belas tahun,
mengajarkan bahwa hanya Alkitab yang memiliki otoritas meskipun berkumpul digedung olah raga yang panas,
tunggal bagi gereja dan menjadi satu-satunya norma bagi tenda yang bocor, serta tempat parker yang penuh sesak,
iman Kristen. Hal ini sesuai dengan ajaran Luther ”sola telah memperlihatkan bahwa orang-orang yang rela
scriptura” (hanya Alkitab). bersabar terhadap keadaan yang tidak nyaman serta
Menurut Calvin, hanya dengan pertemuan antara keterbatasan yang ada bila kotbah itu benar-benar
Firman Tuhan dalam Alkitab dengan manusia, maka memenuhi kebutuhan mereka.
timbul iman kepercayaan. Kemahakuasaan Roh membuat
kata-kata dalam Alkitab menjadi Firman Tuhan. Kotbah Menurut Ginting 22 dalam gereja Protestant, pusat
menurut Calvin merupakan kelanjutan tugas kenabian . ibadah adalah penyampaian Firman Allah yang disebut
Kotbah adalah tanda anugreah Allah yang besar terhadap dengan kotbah. Kotbah yang benar dan baik serta
kita oleh karena Allah melalui kotbah berbicara dengan memiliki pengurapan Roh Kudus serta diterima dengan
manusia. Demi anugerah Tuhan maka suara, perkataan hati yang telah diurapi Roh Kudus akan besar sekali
dan bahasa yang terbatas di pakai menjadi alat Tuhan. kuasanya dan dapat membuat perubahan bagi setiap
Perkatan an bahasa manusia dimuliakan dan diberkati orang yang mendengarkan.
agar dalam perkataan dan melalui manusia, suara Tuhan Sementara itu banyak juga kotbah-kotbah dalam
menjadi nyata. ibadah gereja protestan yang tidak memiliki kekuatan
seperti itu. Kotbah seperti ini tidak mendapat tempat
Pengkotbah yang tepat didalam hari setiap pendengarnya. Sehingga
setelah keluar dari ibdah gereja dan kembali kedalam
Untuk melahirkan kotbah-kotbah yang fenomenal kehidupan sehari-hari orang sudah melupakannya.
dan berkuasa maka harus didukung dengan probadi sang Kotbah itu berlalu bergitu saja. Bahkan sering kotbah itu
pengkotbah. Pribadi pengkotbah memegang peranan begitu panjang dan bertele-tele namun jemaat tidak bisa
penting didalam melahirkan kotbah yang berkuasa. menangkap poin yang seharusnya menjadi inti berita
Menurut Ginting pengkotbah yang ciri-ciri pengkotbah yang disampaikan. Pendeta/pengkotbah yang melakukan
yang baik adalah 18: kotbah yang seperti ini seharusnya lebih jeli didalam
tugas pelayanannya tersebut mengingat kotbah adalah
(1). Mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan, agar ia bagian utama dalam ibadah Gereja Protestan.
mampu memberitakan dan memperlihatkan Dia melalui Pengkotbah yang terkenal dan yang memiliki jam
kotbah. Si pengkotbah harus menyadarkan bahwa terbang yang banyak, kebanyakan sangat memahami hal
kebinasaan disebabkan oleh dosa dan mengenalkan ini sehingga mereka berusaha untuk dapat mempesona
bahwa Yesus sebagai penyelamat. Hanya Yesuslah, dan menghimpun perhatian jemaat selama 30 menit
kebenaran dan hidup. (Yoh 14:6a).(2). Pengkotbah harus kotbah itu berlangsung. Jemaat juga merasakan
memahami arti penderitaan yang ditanggung Kristus perbedaan kotbah yang disampaikan lebih mudah
untuk menyelamatkan kita , dan mengenal Yesus yang diingat, dipahami, dicerna dan membawa dampak dalam
telah menang atas maut. Hal ini bukan sekadar fakta secar kehidupan mereka ke depannya. Banyak faktor yang
intelektual semat, tetapi merupakan persekutuannya menentukan bagaimana kotbah itu menjadi suatu kotbah
19
dengan Kristus. (Fil 3:10-11).Menurut Anggraito yang berkuasa dan menjadi berkat buat banyak orang.
kriteria pengkotbah adalah sebagai berikut: 23
Hanny Layantara dalam diktat ”Ilmu
(1). Dia harus orang yang sudah lahir baru dan memiliki Komunikasi” menyatakan bahwa:
kerinduan yang kuat untuk terus menerus bertumbuh.(2).
Dia harus memiliki beban dan bersukacita dalam
pelayanan kotbah.(3). Dia harus memiliki kesukaan dan
disiplin dalam membaca, menyelidiki, merenungkan dan 20 Warren, Rick. Th ePurpose Driven Church.
Yayasan Gandum Mas. Cetakan ke-1. 1999. Hal 313.
21 Ibid, Hal 313.
18 Ginting. Kotbah dan Pengkotbah. Hal 6 22 Ginting. Kotbah dan Pengkotbah. Hal 21
19 Anggarito, Noor .Menyiapkan Kotbah 23 Layantara, Hanny. Diktat ”Ilmu Komunikasi”. Hal 17.
Ekspositori Secara Prakti. Andi-
Yogyakarta. Cetakan ke-6. 2008. Hal. 34-
37.
6
KERUSSO, VOLUME 1 NUMBER 1 MARET 2016

dewasa ini, kesadaran akan perlunya pendidikan terjemahan bahasa Indonesia adalah ”gembalakannlah
Ilmu Komunikasi dalam mempersiapkan para pengkotbh domba-dombaku” dalam NIV dikatakan ” Feed my
dan calon hamba Tuhan sangat terasa. Para lulusan Lambs” yang berarti beri makan anak dombaku. Dengan
sekolah-sekolah Theologia merasakan adanya makan yang tepat maka gereja akan bertumbuh baik
kepincangan-kepincangan dalam pelayanan mereka. secara vertikal maupun horisontal. Ibarat gereja itu
Walaupun mereka telah menjadi sarjana S1 dan S2, adalah tubuh, maka tubuh itu harus bertumbuh dari bayi
namun kotbah mereka kadang-kadang masih sulit menjadi dewasa.
dimengerti, kadang tidak “mengena” atau kurang
“menggigit” dan bahkan menimbulkan respon yang salah Fenomena yang terjadi di banyak jemaat adalah
bagi pendengar. bahwa jemaat jauh-jauh datang dari rumah mereka untuk
mencari makanan yang menyegarkan mereka namun
Homiletika adalah ilmu yang wajib dimiliki oleh setelah tiba di gereja mereka hanya mendapatkan rumput
seorang pengkhotbah namun untuk mendapatkan hasil kering yang tentunya tidak enak dimakan. Kotbah yang
yang lebih maksimal maka para pengkotbah juga perlu baik adalah kotbah yang sesuai dengan kebutuhan
mempelajari ilmu komunikasi. Komunikasi bukalah suatu domba-domba. Makanan bayi tentunya tidak sama
hal yang mudah namun sangat kompleks. dengan makanan untuk orang dewasa. Hanya gembala
Kesalahpahaman mudah terjadi. Ketidak efektifan terlihat yang baik yang mengerti kotbah yang bagaimana untuk
dari kegagalan hasil yang dicapai. jemaatnya yang dibutuhkan saat ini.
Kotbah-kotbah yang luar biasa dan fenomenal dari Rick Warren mengatakan bahwa ”Pertumbuhan
pengkotbah-pengkotbah terkenal mencerminkan kuasa gereja merupakan akibat wajar dari gereja yang sehat.
penyampaiannya dan juga isi dari kotbah-kotbahnya. Gereja yang sehat hanya dapat terjadi bila kotbah kita itu
26
Kalau kita memperhatikan, kita sering tertarik pada alkitabiah dan misi kita seimbang.”
seorang pembicara, dan bukan hanya pada pesan yang Kotbah yang baik juga tidak berbelit-belit.
mereka sampikan. Kita dapat merasakan perbedaannya Gembala yang tahu benar keadaan dombanya tentu akan
antara pengkotbah-pengkotbah biasa dan pengkotbah memberi makanan yang sederhana kepada domba-
yang terkenal. dombanya. Noor Anggraito dalam bukunya menyiapkan
27
Kotbah harus mengena dengan pendengarnya. kotbah ekspositori secara praktis mengatakan bahwa:
Firman Allah yang disampaikan harus menjadi nafas ”Apa yang dibutuhkan umat saat ini? Tentunya
kehidupan dan membuat perubahan bagi pendengarnya. adalah kebutuhan-kebutuhan rohani yang menyebabkan
Kotbah-kotbah yang luar biasa tidak dihasilkan dengan umat dapat semakin bertumbuh dewasa dan sehat.
tanpa persiapan atau dengan persiapan yang biasa-biasa Barangkali kebutuhan itu berupa pemahaman doktrin
saja dan terutama juga tidak dihasilkan tanpa kuasa Roh yang benar atau praktik perilaku kehidupan dalam
Kudus. berkeluarga, bekerja, ataupun melayani.
Peranan Roh Kudus sangat dominan dalam Berkotbah yang mengubah hidup adalah dengan
menghasilkan kotbah yang benar dan baik dan berkuasa. mempertemukan kebenaran Firman Allah dan
Untuk itu persiapan kotbah harus diawali dari diri kebutuhan-kebutuhan yang nyata dari orang-orang
pengkotbah itu sendiri terpebih dahulu. Pengkotbah harus melalui penerapan.
mengenal Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat hanya
Yesuslah jalan keselamatan dan hidup bagi pengkotbah. MUSIK GEREJA
Mimery mengatakan bahwa24:
28
Iman jemaat hanya akan tumbuh kalau diberi makan dari Musik adalah Ruang dan Waktu . Dikatakan
Firman Allah. Firman Allah itu akan sampai ke jemaat ruang dan waktu karena musik memiliki melodi (ruang)
salah satunya melalui kotbah. Tuhan Yesus berkata dan tempo (waktu). Musik merupakan sebuah dunia yang
bahwa: ” Ada tertulis: manusia hidup bukan dari roti saja, bisa dibentuk oleh mereka yang mampu memainkan dan
tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah.” 29
merancangnya.Menurut Plato (427-347SM) salah
(Mat 4:4). Para rasul juga mengkhususkan pelayanan seorang tokoh filsafat Yunanu Klasik, menyatakan yang
Firman Allah oleh diri mereka sendiri. Sedangkan untuk dapat disebut musik sejati hanyalah musik vocal. Karena
pelayanan kepada orang miskin dan orang-orang susah kata-katalah yang dapat menyentuh batin manusia,
mereka menunjuk para diakon. Sekarang pekerjaan para membentuk ethos jiwanya. Dengan kata lain musik
rasul itu dilakukan oleh para gembala. terkait dengan keindahan dan batin manusia.

Selanjutnya tentang gembala ia mengatakan bahwa 25:


Gembala memberikan makan jemaat dengan Firman
Allah. Gembala yang baik adalah gembala yang tahu
bagaimana memberikan makanan kepada jemaat yang 26 Warren, The PurposeDriven Church. Hal 55
sedang lapar. Dia tidak akan memberikan makanan yang 27 Anggarito, Noor . Menyiapkan Kotbah. Hal 43.
tidak pas dengan kebutuhannya. Dalam Yoh 21:15 dalam 28 Panjaitan, Alvon Bernardo. Makalah:
Pengaruh Perubahan Zaman pada Musik
Gereja Kristen Protestan.2007. Hal 1.
24 Mimery. Rahasia tentang Penggenmbalaan.Hal 58. 29 Kusumawati, Florentina Wijaya. Diktat: Pengantar
25 Mimery. Rahasia tentang Penggenmbalaan.Hal 59 Musik Gereja. Hal 2.
7
KERUSSO, VOLUME 1 NUMBER 1 MARET 2016

Menurut Aristoteles (384-322SM), murid Plato, Fungsi musik gereja menurut GPIB adalah sebagai
menjelaskan bahwa pengaruh musik pada manusia 33
berikut :
30
adalah: (a) sebagai nyanyian pujian: Fungsi ini paling
(1) Sebagai suatu hiburan yang menyenangkan, sering digunakan. Walaupun dalam kesusahan, pujian
musik mampu menjadikan manusia melupakan kesusahan tetap dapat dinaikkan (Mzm 22 dan 88). (b) sebagai doa:
hidupnya. (2) Sebagai suatu pembentukan watak, sifatnya ada berbagai macam doa kita ungkapkan pada Tuhan,
yang harmonis dan rintis mampu mempengaruhi perilaku misalnya doa pengucapan syukur, doa permohonan, doa
manusia. (3) Musik dapat menjadi alat untuk mencapai syafaat, doa harian dan sebagainya. (c) Sebagai alat
kemajuan dan kebahagiaan rohani. proklamasi: mewartakan karya keselamatan Allah dan
misteri Kebangkuta Yesus Kristus. (d) Sebagai cerita:
Webster’s online dictionary31 mendefinisikan merupakan ungkaan hati atas kehadiran dan perbuatan
musik adalah:sebagai ilmu atau seni dalam menyusun Tuhan ditengah kita. Dan sebagai cerita, musik gereja
nada-nada dan bunyi secara teratur untuk menghasilkan merupakan ungkapan hati untuk memperkuat iman kita
suatu bentuk yang mempunyai kesatuan dan semua.(e) Sebagai karunia Allah: Melalui musik kita
kesinambungan. Dari pengertian tersebut, maka sebagai beribadah kepada Allah. Tujuan ibadah kita adalah untuk
ilmu, musik dapat dijabarkan secara ilmiah. Sebagai seni, mempersembahkan seluruh hidup kita sebagai ibadah
musik dapat dipakai untuk mengungkapkan isi hati sejati bagi Allah, bukan persembahan bagi pengunjung
34
seseorang dalam mewujudkan keindahan atau ibadah.Menurut Wikipedia Musik adalah :
idealismenya. Inilah yang menyebabkan mengapa musik Bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda
terus mengalami perkembangan, dan tidak mengherankan berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang.
jika perubahan sejarah kehidupan manusia ditandai juga Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam
dengan adanya perubahan musiknya.Bukanlah suatu hal antara lain : (1) Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang
yang mudah untuk membuat definisi musik gereja, karena ditangkap oleh indera pendengar. (2) Suatu karya seni
biasanya definisi musik gereja tergantung dari latar dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.
belakang keberadaan orang yang membuatnya. (3)Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh
Bila dilihat berdasarkan pengaruhnya kepada seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik
manusia tampaknya secara sederhana musik dapat dibagi Menurut Amelia tentang musik gereja adalah sebagai
35
menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu: musik rohani, musik berikut :
duniawi, dan musik netral. Musik gereja termasuk dalam Sejak abad ke -2 dan ke -3 sebelum Masehi, di Tiongkok
kelompok musik rohani, yaitu musik yang berkaitan erat dan Mesir sudah ada musik yang mempunyai bentuk
dengan nilai-nilai spiritual.Untuk melakukan pendekatan tertentu. Dengan mendapat pengaruh dari Mesir dan
yang baik dalam memahami musik gereja adalah dengan Babilon berkembanglah musik Ibrani yang dikemudian
memiliki pengertian yang benar tentang musik dan hari berkembang menjadi musik Gereja. Musik itu
gereja.Musik gereja menurut GPIB adalah 32:merupakan kemudian disenangi oleh masyarakat, karena adanya
musik yang digunakan untuk beribadah di dalam gereja. pemain-pemain musik yang mengembara serta
Musik ini merupakan salah satu bentuk musik dan fungsi menyanyikan lagu yang dipakai pada upacara Gereja.
musik. Maksudnya, pada saat karya dimainkan dalam
ibadah untuk beribadah dan atau menunjang ibadah, maka 36
Menurut Wagner. Musik gereja merupakan
dapat dikatakan dalam konteks tersebut, musik memiliki bagian dari liturgi. Kata liturgi kadang dihubungkan
fungsi sebagai musik gereja. Dalam hubungannya dengan secara erat dengan gereja-gereja yang taat pada tatacara
ibadah, GPIB juga menyatakan bahwa: keagamaan, tetapi seharusnya tidak perlu. Dalam artinya
yang lebih luas, liturgi hanya berarti cara yang telah
(a). Keduanya telah ada sejak gereja purba, bahkan dipilih gereja untuk dipakai beribadah kepada Tuhan.
telah ada sejak masa Perjanjian Lama. (b) memiliki
dimensi Kristologs, liturgis dan eklesiologis.Dimensi Pengaruh Musik Gereja
Kristologis: Musik gereja haruslah memperjelas misteri
Yesus Kristus melalui syairnya dan membantu umat Musik sering kali dapat menyentuh seseorang
untuk merenungkan serta berkontemplasi pada misteri ia dalam cara yang tidak dapat dilakukan oleh kotbah.
melalui melodi atau musiknya. Dimensi liturgis. Musik Musik dapat menembus batas-batas pemisah seperti
adalah liturgis yang penting dan integral. Musik harus intelektual dan membawa pesan Alkitab masuk ke dalam
melayani liturgi. Musik tersebut haruslah membantu kita hati. Musik dapat menjadi sarna yang baik untuk
saat berjumpa dengan Tuhan dan sesamanya. Musik yang 37
penginjilan.Rick Warren mengatakan bahwa :
khidmat untuk membantu kita mengarahkan hati kita pada
Allah. Dimensi Eklesiologis. Musik gereja membantu
umat berpartisipasi secara aktif dan sadar dalamliturgi. 33 Majelis Sinode GPIB. MateriBina. Hal 140.
Melalui musik gereja, umat dipersatukan. 34 http://id.wikipedia.org/wiki/musik.
35 Amelia, Cecep. Makalah: Sejarah Perkembangan
Musik Klasik Dunia . 2006.Hal. 1.
30 Ibid, Hal 2. 36 Wagner, C. Peter. Pertumbuhan Gereja.
31 http://www.webster-online-dictionary.org/definition/music Gandum Mas. Cetakan keempat. 1996. Hal. 91.
32 Majelis Sinode GPIB. MateriBina. Hal 139. 37 Warren, The Purpose Driven Church. Hal 298.
8
KERUSSO, VOLUME 1 NUMBER 1 MARET 2016

”Walaupun musik biasanya merupakan unsur yang sangat Selanjutnya ia juga menambahkan bahwa ”musik
diperdebatkan dalam kebaktian bagi orang yang tidak gereja yang baik harus menciptakan suatu kesan yang
bergereja, namun musik juga merupakan unsur kritis yang sehat, suasana yang ditimbulkan harus menarik perhatian
tidak dapat diabaikan. Kita perlu memahami kuasa yang orang kepada Allah dan bukan kepada perkara-perkara
40
luar biasa dari musik dan menggunakan kuasa itu serta duniawi.” Nia dalam makalahnya menyebutkan bahwa
bersedia mengesampingkan kesukaan pribadi kita serta musik juga dapat berpengaruh terhadap pertobatan
menggunakan musik yang akan menjangkau orang-orang seseorang41. Nia menuliskan bahwa:Beberapa bidang
yang tidak bergereja bagi Kristus. yang berkepentingan mencoba mengadakan penelitian
Musik sesungguhnya memiliki kemampuan atau pengaruh terhadap penggemar dan konsumen musik Kristen
yang besar lebih dari yang diketahui oleh kebanyakan Kontemporer, dan hasilnya cukup mengejutkan, antara
orang. Musik mampu menarik perhatian, mengontrol lain: (1) Sebagian besar dari mereka yang bertobat oleh
suasana hati, menimbulkan kesedihan dan mendorong karena musik ini, menjadi orang Kristen yang setia dan
aksi atau semangat. Musik juga dapat mengobati atau bertumbuh, dan melayani Tuhan, banyak yang masuk
merusak; membawa kepada terang atau kegelapan. sekolah-sekolah Alkitab. (2) Banyak orang Kristen yang
Pengalaman Raja Saul dan Daud membuktikan bahwa semula menyanyikan lagu rohani hanya paa saat ibadah
gereja saja di hari Minggu dan menggemari rupa-rupa
musik memiliki suatu kemampuan atau kekuatan untuk
lagu duniawi, sekarang suka memutar dan menyanyikan
mempengaruhi manusia (1 Sam 16:15-23). Gereja masa
kini ada yang berusaha mengikuti perkembangan musik lagu-lagu Kristen Kontemporer.Ada tiga dampak penting
42
namun ada juga yang tidak dapat mengikutinya dalam yang harus dimengerti dalam hubungan Musik Rohani,
rangka musik itu digunakan dalam ibadah. Sebagai Ibadah & Pujian Penyembahan.
contoh dulunya musik gereja hanya menggunakan organ.
tetapi belakangan ini kemajuan zaman membuat lagu (1) Dampak secara vertikal (Kepada Tuhan)
gereja pun dinyanyikan dalam band. Walaupun terkadang
di beberapa gereja Tradisional, menggunakan ensambel Karena Pujian dan Penyembahan bukan ditujukan
kontemporer (band) sangat jarang bahkan tidak pernah kepada manusia (Jemaat, orang lain), tetapi pertama-
digunakan. Penyebab untuk tidak menggunakannya bisa tama ditujukan kepada Tuhan, maka kita akan masuk
saja karena pengaruh AD/ART gereja tersebut tidak dalam hadirat Allah, dan apabila Hadirat Allah ada,
pernah menyetujui perkembangan zaman musik ini. maka akan ada (a) Akan ada kepenuhan Roh Kudus,
urapan Roh Kudus, ada Kuasa Roh Kudus.(b) Akan ada
Dalam hal ini Panjaitan menegaskan bahwa ” ada Jamahan, Kesembuhan, Kelepasan.(c) Akan ada proses
sebuah konsekuensi untuk tidak mengikuti Zaman musik Perubahan (Transformasi ), Pemulihan (Restoration)
dilingkungan gereja. Yaitu, secara otomatis jumlah jemaat dan Kegerakan (Revival) bahkan Pembersihan. (d) Akan
muda akan berkurang.”38 Karena kelompok orang muda ada keterbukaan saluran komunikasi dengan Tuhan.
lebih senang dengan ibadah /kebaktian yang lebih variatif
dan lebih tertarik dengan kemajuan jaman. Hal ini dapat (2)Dampak secara horizontal (kepada sesama jemaat).
dilihat ketika diadakan pertunjukan musik kontemporer
peminatnya begitu banyak sedangkan pertunjukan musik Dalam Mazmur 133 disebutkan bahwa Pujian &
39
klasik jauh lebih sedikit.Menurut Kusumawati Ada 3 Penyembahan dapat mempersatukan, mempererat,
(tiga) cara musik dalam mempengaruhi manusia.yaitu: memperoleh rasa kesatuan sesama anggota Tubuh
Pertama musik menyebabkan orang menggerakkan Kristus.Didalam kehidupan bergereja dewasa ini sudah
badan. Disaat mendengar musik mars sulit sekali dibuktikan bahwa Musik tidak bisa lagi dibatasi, terikat
menahan kaki untuk tidak bergerak. Kedua, menanggapi kepada Denominasi maupun aliran Gereja. Melalui
musik melalui emosi. Musik akan membawa pada suatu Musik & Pujian Penyembahan akan memberi
kenangan masa, mengingatkan akan masa lalu. Jadi musik kesempatan bagi Jemaat untuk menyatakan Iman mereka
akan mempengaruhi emosi membawa perasaan sukacita, dihadapan orang lain, mengekspresikannya dihadapan
perasaan sedih, perasaan jengkel dan lain sebagainya. orang lain. Melalui Musik, Pujian & Penyembahan, akan
Ketiga, musik akan mempengaruhi pikiran. Dalam mempermudah Jemaat untuk mendengar, menerima,
menganggapi musik mempergunakan intelek. Memang menyerap Firman Tuhan yang disampaikan, karena
sulit menjelaskan reaksi intelektual tetapi ini penting jemaat diajak bersama-sama memuji dan menyembah
karena manusia diciptakan Allah dengan kemampuan Allah, sehingga melalui musik dapat menghancurkan
intelektuan yang tinggi. Dikatakan janganlah menyerupai yang hati yang keras, membuat suasana Kebaktian
dengan dunia ini tetapi ubahlah dirimu supaya sesuai menjadi terangkat, dan hati para Jemaat siap mendengar
dengan Allah (Rm12). Kalau kita memahami dengan dan menerima Firman Allah.
sebaik-baiknya mengenai melodi, harmoni maka akan Dampak kepada Pribadi.
menganggapi musik dengan lebih baik. Ketiga unsur
tersebut bekerja bersama-sama mempengaruhi rohani kita
40 Ibid. Hal 11.
41 Nia, http//public.fotki.com/elohim-project Hal 3.
38 Panjaitan, Pengaruh Perubahan Zaman Musik, Hal 2 42 Youth Camp Kaum Muda Gereja Gerakan
39 Kusumawati, Pengantar Musik Gereja..Hal 10. Pentakosta Se-Jabar- Lembang Bandung 14 Maret 1994.
9
KERUSSO, VOLUME 1 NUMBER 1 MARET 2016

Akan ada Sukacita (Mzm. 126 : 1 – 2), akan ada dimana Tuhan melawat umat Nya dengan perantaraan
Pemulihan (Neh. 7 : 1, 66), akan menambah dan Roh Kudus. Penyampaian Firman itu harus yang paling
memperkuat Iman kita (Rm. 10 : 17), kita bertumbuh diutamakan dari suara apapun didalam ibadah gereja.
dalam kekudusan kita (Mzm. 22 : 3). Disamping penataan suara didalam gedung,
pengendalian suara yang masuk dari luar juga perlu
Fasilitas Penunjang Lainnya diperhatikan agar tidak menggangu jalannya pemberitaan
firman dan jalannya keseluruhan ibadah.
Fasilitas penunjang lain dalam gereja adalah fasilitas yang Menurut Allen45, hal-hal yang harus diperhatikan sebuah
dimiliki oleh suatu gedung gereja dalam rangka ruang ibadah Gereja adalah:
memenuhi setiap kebutuhan jemaat yang ada untuk
menunjang pelaksanaan ibadah yang hikmad dan tertib (1) Desain gereja harus mampu menarik perhatian umat
serta teratur.Fasilitas ini meliputi gedung yang memadai untuk beribadah dan memusatkan pikiran kepada Tuhan,
untuk menampung jemaat yang hadir, memiliki tata ruang karena gedung gereja adalah alat yang penting antara
yang baik sesuai dengan kebutuhan, memiliki sistem Allah dengan umat.
sirkulasi udara yang lancar atau mungkin dengan
menggunakan AC (Air Conditioner), pencahayaan yang (2)Pengaturan suara disesuaikan dengan besaran ruang
baik, sistem pengaturan suara yang baik, bangku-bangku atau alat musik yang dipakai.
tempat duduk jemat, toilet, lahan parkir yang memadai,
dan lain-lain. (3)Penempatan yang teratur bangku gereja dapat
membantu umat berkonsentrasi dalam ibadah
Gedung Greja
(4)Bangunan ibadah sering menggunakan bentukan
Tentunya tidak semua gereja memiki gedung geometris. Akustik dari bentuk melingkar dari sebuah
dengan semua perlengakapan yang ada, bahkan banyak denah sangat rumit atai sulit terlebih lagi bentukan
juga gereja tidak memiliki gedung. Namun paling tidak meruncing seperti kerucut pada plafon perlu memiliki
tempat itu menunjang untuk digunakan jemaat dalam akustik yang khusus.Menurut Zarer 46 hal-hal yang perlu
melaksanakan ibadah. Harus ada pengaturan yang diketahui mengenai pengeras suara dalam sebuah ruang
harmonis tata ruang didalam gedung gereja untuk ibadah di gereja adalah:
mencapai suasana yang hikmad dalam beribadah.
Dalam rangka menjaga kehidmatan ibadah maka GPIB (1)Posisi sumber suara sangat menentukan apakah
merumuskan tentang tata ruang adalah sebagai berikut 43: nantinya seluruh jemaat yang hadir dapat mendengar
Ruang ibadah adalah sarana perjumpaan umat dengan dengan jelas, secara khusus yang ada di bagian belakang.
Tuhan. Karena itu ruang ibadah perlu ditata sedemikian
rupa agar menunjang ibadah. Pusat Ibadah adalah Tuhan (2)Posisi sumber suara diletakkan sejajar dengan jemaat
(bukan mimbar, atau pendeta atau pelayan ibadah). maka suara yang dikeluarkan oleh sumber suara akan
Kehadiran Tuhan dalam ibadah dihayati melalui hilang ditengah-tengah ruang segingga jemaat yang ada
kehadiran Firman-Nya, baik yang kelihatan maupun yang di bagian belakang tidak dapat mendengar dengan jelas.
diberitakan. Simbol dari Firman Tuhan adalah Alkitab
dan Alat-alat Sakramen. Oleh sebab itu ruang ibadah (3)Letak sumber suara sebaiknya berada di posisi yang
perlu ditata dengan berpedoman pada Alkitab di atas lebih tinggi dari jemaat dan sesuai dengan batas sudut
mimbar dan meja tempat alat-alat sakramen sebagai pusat pandang manusia.
ruang ibadah.Menurut Davies44 hal-hal yang harus
diperhatikan dari sebuah ruang ibadah Gereja adalah: (4)Peletakan pengeras suara pada posisi yang lebih tinggi
(1) Bangunan gereja yang simetris atau seimbang antara akan membantu menyampaikan suara ke seluruh posisi
kanan dan kiri merupakan penataan yang amat disukai. jemaat.
(2)Posisi mimbar atau altar selalu di depan, karena
mendapat focus langsung dari jemaat, mimbar merupakan Sistem Pencahayaan
bagian penting dari gereja yang bermakna Kristus sebagai Pencahayaan yang alami adalah berasal dari sinar
perantara Allah dengan manusia. matahari yang masuk ke dalam gedung gereja,
pencahayaan ini adalah model pencahayaan yang paling
Sistem Penataan Suara alami dan tidak membutuhkan bantuan dari energi
buatan manusia.
Sistem penataan suara yang baik sangat diperlukan Gereja gereja pada jaman abad pertengahan
dalam ibadah. Firman Tuhan yang akan disampaikan menggunakan cahaya matahari dan merekayasa cahaya
membutuhkan suatu sistem penataan suara yang
memadai. Penyampaian Firman adalah puncak ibadah
45 Allen, William. Acoustic treatment for places
worship. London: EASA.1981.
43 Majelis Sinode GPIB, MateriBina,Hal 136 46 Zarer, Jennifer. Sound and amplification in
44 Davies, J.G. Temples, Churches, and Church. Second Edition. England: Church
Mosque. England: Basil Blackwell Publisher Publishing. 1990. hal 10
Limited. 1982. Hal 31.
10
KERUSSO, VOLUME 1 NUMBER 1 MARET 2016

tersebut dengan membuat kaca-kaca yang berwarna-warni Posisi altar yang bisa bergerak dengan tempat duduk
yang ada di dinding-dinding bagian atas gereja. Cahaya jenis kursi akan membuat pengaturan dalam jemaat bisa
ini memantulkan cahaya yang berwarna-warni dan indah diubah-ubah.
yang menambah kenyamanan jemaat dalam beribadah. Menurut Brock 49 disebutkan bahwa:
Gedung gereja yang memiliki warna dan pencahayaan
yang memadai juga akan mempengaruhi suasana hati bagi (1)Gereja harus mampu menjadi tempat yang dapat
jemaat yang hadir. Karena warna-warna dipercaya membantu umat mengorientasikan diri kepada Tuhan.
mempunyai pengaruh tersendiri secara psikologi. (2)Desain gereja tidak mungkin dapat langsung mewakili
47 Allah, oleh sebab itu desainer biasanya menggunakan
Menurut Robinson dijelaskan bahwa:
symbol-simbol untuk mewakilinya, seperti tanda salib,
(1)Gereja harus merupakan tempat hikmat dan cahaya api, awan, air yang mengalir, dan angin. (3)Tata
penghormatan kepada Allah oleh sebab itu desain gereja peraturan bangku haruslah tepat sehingga dapat
haruslah sangat pantas sebagai tempat Allah. membantu umat untuk berkonsentrasi dalam beribadah.
Pada akhirnya, setiap fasilitas penunjang tersebut akan
(2)Paduan suara harus bertempat didepan agar memiliki mempengaruhi baik secara langsung maupun tak
kesan seperti puji-pujian malaikat dari sorga untuk Tuhan. langsung terhadap tingkat kehadiran atau kunjungan
jemaat. Pejabat gereja dan para pelayan gereja dan
(3)Tangga ke atas menuju altar menggambarkan gerakan semua unsur yang ada didalam gereja akan senantiasa
manusia menuju Tuhan dan dari Tuhan menuju manusia. berbuat yang terbaik untuk suatu tujuan mulia yaitu
meningkatkan kualitas pelayanan baik secara spiritual
(4)Salib menggambarkan penyelamatan. maupun secara material.Ketiga variabel yang ada yaitu
kotbah, musik gereja dan fasilitas atau sarana penunjangl
(5)Bangunan gereja harus dapat memberikan suasana ainnya memang dianggap dapat mempengaruhi tingkat
yang menunjang umat untuk memuji dan bersukacita. kunjungan jemaat di gereja, namun masih banyak faktor-
Lampu, warna, tempat, suara dan alat-alat lainnya dapat faktor yang yang dapat menyebabkan jemaat tidak
membantu mewujudkan suasana tersebut. datang ke gereja.

Bangku-bangku yang digunakan dan juga pengaturannya Air Conditioner


juga memiliki pengaruh terhadap kondisi dan ketahanan
seseorang dalam berkonsentrasi mengikuti ibadah. Saat ini AC sudah bukan menjadi barang mewah
Bangku yang terbuat dari kayu dan keras mungkin akan lagi. Dari yang berharga murah sampai yang berdaya
membuat orang-orang tertentu tidak merasa nyaman watt kecil banyak beredar di pasaran. Ditengah suhu
untuk duduk lebih lama, sehingga mereka terganggu dunia yang semakin meningkat pada dekade terakhir ini
dalam mendengarkan kotbah yang memakan waktu lama. sejalan dengan adanya global warming, maka AC sudah
Menurut Sleeper48 hal-hal yang harus diperhatikan dari menjadi kebutuhan bagi setiap orang di belahan dunia
sebuah ruang ibadah Gereja adalah: bagian tropis atau bagian dunia yang dekat dengan garis
kathulistwa.Ada empat alasan paling tidak yang
(1)Pendeta perlu memelihara kontak mata dengan membuat orang membutuhkan AC yaitu : faktor suhu
umatnya, dan bukan hanya mewujudkan suasana teater udara yang meningkat, polusi udara yang meningkat,
dalam peribadahan. desain ruangan yang didesain untuk membutuhkan AC,
dan sirkulasi udara yang buruk.Suhu udara saat ini
(2)Sekalipun tidak ada liturgi mengenai tempat duduk, memang tidak memungkinkan untuk memelihara
tetapi pelayanan yang cukup lama membutuhkan suasana yang menunjang untuk melakukan apa saja
perlengkapan yang tepat bagi tempat duduk dalam gereja. didalam suatu gedung tanpa membutuhkan AC. Hampir
semua ruangan di setiap kota-kota di daerah khatulistiwa
(3)Kursi individu yang paling fleksibel pada umumnya menggunakan AC untuk beraktivitas didalamnya.
membutuhkan ruangan yang lebih untuk setiap orang Polusi bisa menjadi alasan yang tepat mengapa
bahkan saat berkelompok sekalipun tetapi juga perlu orang menggunakan AC. Tidak hanya polusi udara,
adanya pengaturan dari pelayan Tuhan (Usher/penerima polusi suara juga bisa diatasi dengan AC. Ruanggan ber-
jemaat). AC yang kedap suara secara tidak langsung menahan
suara-suara yang keluar maupun masuk ke dalam
ruangan. Contoh, jika gedung gereja terletak di tepi jalan
raya yang ramai atau berada berdekatan dengan pabrik,
47 Robinson, Jeremy & Markert, Patricia. maka suara kendaraan maupun suara mesin-mesin pabrik
Religious Building. USA: The Editor of itu pasti akan mengakibatkan polusi suara di dalam
Architechtural Record Magazine. 1976. gedung gereja dan mengganggu ketenangan. Contoh lain,
Hal 24
48 Sleeper, Harold R. Building planning and
design standards: for architect, engineers, 49 Brock, Patrick. A Theology of Church Design. USA:
designer, consultant, building committee, Eccleiastial Architect’s & Surveyors. 1985.
draftsmen and students. New York: John Hal 42.
Wiley & Sons Inc. 1955. Hal 31.
11
KERUSSO, VOLUME 1 NUMBER 1 MARET 2016

jika gedung gereja berada di sekitar sungai yang berbau dengan jelas dan sederhana untuk dipahami bagi setiap
tidak sedap maka AC bisa jadi solusi terbai untuk kalangan yang mendengarkannya. Pengkotbah yang
meredamnya.Desain gedung juga bisa mengarahkan memdesain kotbahnya dengan kata-kata yang dapat
penghuni untuk menggunakan AC. Misalnya Ada ruangan dengan mudah dipahami dan jelas untuk dilaksanakan
yang tidak bersinggungan dengan area luar otomatis tidak akan banyak berpengaruh terhadap kehadiran jemaat di
memiliki akses udara segar. gereja.
Variabel musik gereja ternyata merupakan
Sirkulasi udara yang buruk adalah yang disebabkan variabel yang ketiga berpengaruh terhadap kehadiran
karena gedung gereja berada di daerah perumahan yang jemaat di gereja. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan
padat dimana jarak antar rumah sangat berdekatan. Baik pengaruh musik gereja dalam mempengaruhi kehadiran
itu ke samping, ke depan, maupun belakang. Parahnya jemaat tidak sekuat dan sebesar variabel kotbah dan
lagi sirkulai udara hanya dari depan rumah. Karena itu fasilitas penunjang lainnya. Dari variabel musik, ternyata
diperlukan AC untuk melancarkan sirkulasi udara. item yang signifikan mempengaruhi sering tidaknya
jemaat datang ke Gereja hanya X9 (Worship Leader),
KESIMPULAN artinya Worship Leader mempengaruhi semarak dan
tidaknya ibadah di Gereja. Sebaliknya item yang lain
Dari hasil analisis dan pembahasan dapat relatip kecil pengaruhnya terhadap kunjungan jemaat ke
disimpulkan bahwa, ternyata variabel kotbah, variabel Gereja.
musik gereja dan variabel fasilitas gereja secara bersama- Dari nilai korelasi parsialnya terlihat bahwa urutan
sama maupun individu signifikan mempengaruhi seorang item dominan nya adalah X9, X7, X11, X6, X10, X5 dan
jemaat sering atau tidak datang ke Gereja dengan tingkat X8. Artinya Worship Leader menentukan semarak dan
signifikansi 95%. Dengan nilai koefisien determinasi (R tidaknya ibadah di Gereja merupakan variabel yang
Square) sebesar 0,962. Artinya 96,2% kunjungan jemaat sangat dominan mempengaruhi jemaat datang ke Gereja,
ke Gereja dipengaruhi oleh variable kotbah, musik gereja disusul oleh variabel yang lain. Misalnya alat musik dan
dan fasilitas gereja., sedangkan sisanya sebesar 3,8 % pemain musik, dan seterusnya.
dipengaruhi oleh variabel yang lain. Dari Variabel fasilitas, ternyata item yang
Hal ini menunjukkan bahwa jemaat masih signifikan mempengaruhi kunjungan jemaat ke Gereja
membituhkan makanan rohani yang ditaburkan melalui adalah X13 (Gedung Gereja juga perlu dilengkapi
pemberitaan Firman Tuhan dan menempatkannya pada dengan toilet yang bersih dan memadai) dan X16
prioritas utama yang mempengaruhi mereka pergi (Lampu penerangan dalam gedung Gereja sangat
berkunjung ke gereja dari pada faktor-faktor lainnya. diperlukan untuk menunjang kenyamanan ibadah)..
Yang paling signifikan (paling dominan) Sebaliknya item yang lain relatip kecil pengaruhnya
mempengaruhi jemaat datang ke Gereja adalah faktor terhadap kunjungan jemaat ke Gereja.
kotbah, diikuti oleh fasilitas gereja atau sarana penunjang Dari nilai korelasi parsialnya terlihat bahwa urutan
lainnya dan musik gereja.Dari Variabel Kotbah, ternyata variabel dominan nya adalah X13, X16, X14, X15 dan
item yang signifikan mempengaruhi jemaat sering atau X12. Artinya gedung Gereja juga perlu dilengkapi
tidak datang ke Gereja adalah item (X1) Pendeta dan para dengan toilet yang bersih dan memadai merupakan
pengkhotbah sebaiknya pembicara yang terkenal, item variabel yang sangat dominan mempengaruhi jemaat
(X2) selain unsur alkitab kotbah sebaiknya dijelaskan datang ke Gereja, disusul oleh variabel yang lain.
contoh - contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan Misalnya lampu penerangan, tempat parkir, penyambut
item (X4) kotbah merupakan bagian utama dan paling tamu dan penggunaan AC di Gereja.
penting dari Ibadah di Gereja). Sebaliknya , item yang
lain relatip kecil pengaruhnya terhadap kunjungan jemaat Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya jemaat
ke Gereja. Dari nilai korelasi parsialnya terlihat bahwa tidak terlalu membutuhkan fasilitas yang begitu lengkap
urutan item dominan nya adalah X1, X2, X4 dan X3. dan nyamannya untuk beribadah ketimbang faktor
Artinya Pendeta dan para pengkhotbah sebaiknya kotbah yang membuat mereka mau berkunjung ke gereja.
pembicara yang terkenal merupakan variabel yang paling Dengan demikian dapat pula diartikan bahwa faktor
dominan mempengaruhi jemaat datang ke Gereja, dan kotbah adalah fakor utama yang mempengaruhi jemaat
dominan kedua adalah unsur alkitab kotbah sebaiknya untuk dapat ke gereja dan faktor musik serta fasilitas
dijelaskan contoh-contoh aplikasi dalam kehidupan penunjang lainnya adalah sebagi faktor penunjang yang
sehari-hari, dominan ketiga adalah kotbah merupakan membuat jemaat datang ke gereja.Dalam pengujian
bagian utama dan paling penting dari Ibadah di Gereja, memggunakan analisis deskriminan yang membedakan
yang lain hanya penunjang dan yang terakhir adalah sedemikian hingga seorang jemaat sering atau tidak
Khotbah seharusnya tidak perlu panjang lebar dan lama untuk datang ke gereja adalah variabel X15, yaitu
yang penting singkat jelas dan padat. penyambut tamu sangat diperlukan dalam menunjang
Hal ini menunjukkan bahwa dari sebuah kotbah ibadah. Artinya variabel tersebut adalah variabel yang
yang dilaksakan oleh pelayan firman atau materi kotbah paling membedakan (descriminates the most), dalam arti
yang memuat contoh-contoh penerapan Firman Tuhan lain variable tersebut adalah variable yang paling
dalam kehidupan sehari-hari jemaat sangat diminati. membedakan perilaku jemaat untuk jarang atau sering
Kotbah yang baik adalah kotbah yang dapat diterima datang ke gereja.
12
KERUSSO, VOLUME 1 NUMBER 1 MARET 2016

Hal ini menunjukkan bahwa penyambutan tamu Mimery mengatakan bahwa


50
:
untuk menghantar dan menerima jemaat ketika datang
didepan pintu gereja juga memiliki pengaruh yang tidak 1. ”Kotbah yang baik , bukan yang diberikan
dapat diabaikan. Untuk itu para pelayan dan pengurus dengan cara berbelit-beli. Gembala yang tahu memberi
gereja perlu memperhatikan untuk selalu menyediakan makanan kepada domba-dombanya, menyajikan
orang-orang yang bertugas di bagian terdepan ini yang makanan itu dengan sederhana, sehingga dapat diterima
akan berhubungan langsung dengan tiap tamu yang oleh orang-orang yang lapar. Kotbah yang dapat
datang ke gereja. dimengerti sama sifatnya dengan makanan yang dapat
Variabel pembeda perilaku jemaat datang ke Gereja dimakan dan dicernakan.”
yang berikutnya adalah X1 (Pendeta dan para pengkotbah
sebaiknya pembicara yang terkenal), X8 (Sound system 2. Gembala yang baik adalah gembala yang
yang baik sangat diperlukan untuk mendengar Firman dan mengenal kebutuhan makanan domba-dombanya. Ia
musik penunjang ibadah), dan X6 (Kebanyakan musik akan memberikan makanan kepada domba-dombanya
gereja di beberapa gereja tidak mengikuti perkembangan seturut dengan kebutuhan masing-masing menurut
jaman sehingga membuat ibadah menjadi tidak tingkat kedewasaannya. Domba yang menerima
bersemangat atau mengantuk) makanan yang sesuai dan mengena kepada kebutuhannya
akan merasa bahwa gembalanya mengenal dia dengan
SARAN baik, tetapi domba yang tidak diberi makan sesuai
dengan kebutuhannya akan merasa bahwa gembalanya
1. Dengan melihat bahwa variabel kotbah adalah tidak menganalnya dengan baik dan ia bukan bagian dari
variabel yang paling dominan yang mempengaruhi persekuuan yang ada. Kebutuhan jemaat tidaklah
kehadiran jemaat ke gereja maka disarankan kepada para homogen, namun sangat heterogen. Domba yang sakit,
gembala dan pengkotbah untuk lebih meningkatkan baik domba yang nakal, domba yang kurus, domba yang
kualitas kemampuan mereka dalam menjabarkan Firman gemuk, masing-masing memerlukan makanan yang
Allah dalam kotbah mereka yang didasari dari khusus. Gembala harus memelihara mereka dengan baik
peningkatan kualitas spiritual pengkotbah. Tanpa agar mereka tetap sehat.
peningkatan kualitas spiritual hidup seorang pengkotbah
maka tidak ada harapan untuk di dapat memberitakan 3. Tingginya item X1 dalam variabel kotbah
Firman Allah dengan kuasa Roh Allah. Roh Kudus menunjukkan masih adanya gap yang besar diantara
mengetahui apa yang terbaik untuk disampaikan dalam pengkotbah terkenal dan pengkotbah lokal atau
pemberitaan Firman. Roh kudus akan menyatakan kepada pengkotbah setempat. Untuk itu disarankan kepada
pelayan firman untuk apa yang harus ia persiapkan dalam sinode gereja untuk lebih meningkatkan frekuensi
kotbahnya dan apa yang diperlukan oleh jemaat saat ini. pembinaan-pembinaan daik untuk jemaat maupun untuk
Alkitab Alkitab ditulis dengan ilham dari Roh Kudus. para gembala sidang. Sehingga dengan demikian proses
Gembala menyediakan makanan rohani dengan wahyu pertumbuhan jemaat yang ter sistematis dapat berjalan
dari Roh Kudus juga. Jadi saat itu adalah saat sang sesuai dengan harapan. Selain itu pertukaran mimbar
gembala bersekutu dengan Roh Kudus dan rohnya pengkotbah dengan sesama gereja-gereja dalam naungan
terbuka di hadapa-Nya untuk mendengar apa yang Roh PGI dapat di tingkatkan guna kemajuan sharing
Kudus katakan kepadanya.Banyak gembala dan pelayan informasi dalam perkembangan terkini.
Firman yang kehilangan kesaksian yang seharusnya ia 4. Disarankan setiap gedung gereja yang ada
saksika karena ia berkotbah dengan mengandalkan minimal memiliki toilet yang bersih dan memadai serta
kekuatan pribadinya. Banyak jemaat yang tidak dapat lampu penerangan yang cukup untuk menunjang
menerima Firman Allah dengan segala kekayaan Nya ketenangan dalam beribadah. Hal ini karena kedua item
karena penjelasan yang kurang baik dari pengkhotbahnya. yaitu: Item X13, Gedung Gereja juga perlu dilengkapi
dengan toilet yang bersih dan memadai dan X16, Lampu
Ada ungkapan bahwa beberapa pengkotbah penerangan dalam gedung Gereja sangat diperlukan
memberikan makanan Firman Tuhan kepada jemaat untuk menunjang kenyamanan ibadah, dari variabel
dikiaskan seperti memberi berupa makanan yang tidak fasilitas penunjang lainnya merupakan variabel yang
”dimasak” dengan baik, sementara ada pengkotbah yang kedua paling signifikan dalam mempengaruhi jemaat
memberikan ”makanan” rohani kepada jemaatnya berupa datang ke gereja.
makanan yang ”lezat”. Adapula yang mengibaratkan 5. Perlu dilakukan pembinaan dan pengkaderan
seorang pengkotbah yang memberikan makanan kepada worship leader dalam rangka mempersiapkan bibit-bibit
jemaatnya berupa makanan yang ”keras” untuk dicerna baru yang potensial serta pembinaan yang berkelanjutan
jemaat, sehingga sulit dicerna jemaat. Bahkan ada pula khususnya dalam memahami aspek teologi dalam musik
yang menyediakan ”makanan” itu mentahannya saja, gereja.
ibarat nasi yang harus dimakan tapi sang pengkotbah 6. Banyak gereja-gereja protestan yang masing
memberikan ”padi” nya kepada jemaat untuk dimakan. menggunakan musik gereja dalam ibadahnya berasal dari
Hal ini tentunya akan membawa pengaruh terhadap musik tahun 1700 an dan 1800 an serta hanya diiringi
pertumbuhan jemaat.
50Mimery. Rahasia tentang Penggembalaan Jemaat. Hal 61.
13
KERUSSO, VOLUME 1 NUMBER 1 MARET 2016

oleh piano atau organ. Hal ini bukanlah salah, namun benar adalah bahwa kita tidak tahu seperti apa bunyi
kalau kita membandingkan dengan kesenian masa lampau lagu mereka.
seperti wayang kulit yang merupakan kesenian asli dari
Indonesia suku Jawa adalah sesuatu yang sangat populer
pada jamannya. Namun saat ini kesenian ini hanya Tetapi kita tahu bahwa gereja-gereja Perjanjian
menjadi berarti sebagai alat hiburan hanya bagi sebagian Baru menggunakan gaya musik yang sesuai dengan alat-
orang saja dan kebanyakan adalah orang yang lanjut usia. alat musik dan kebudayaan yang lazim pada zaman itu. ”
Orang muda kurang tertarik lagi dengan kesenian wayang
kulit ini untuk menghibur mereka, kecuali untuk Apabila gereja tidak fleksibel dalam menghadapi
kepentingan lain. Karena zaman wayang kulit sudah hal ini jangan heran gereja-gereja ”tua” ini akan
berlalu yang ada hanya sebagai pada konteks pelestarian mengalami exodus dari generasi mudanya. Apalagi bila
budaya bangsa saja. Kesenian wayang tentu tidak efektif faktor lain seperti kotbahnya dan fasilitasnya tidak
bila digunakan secara umum untuk menyampaikan pesan memadai untuk kenyamanan dalam mereka beribadah.
yang yang ingin disampaikan pada jaman sekarang ini. 7. Pada akhirnya, ketiga faktor diatas janganlah
Jaman dimana kita sekarang ini berada pada era teknologi dijadikan sebagai satu-satunya yang mempengaruhi
digital. Orang muda jaman sekarang lebih menyukai kunjungan jemaat, faktor lain terutama yang berasal dari
menonton film di bioskop dari pada nonton wayang kulit. dalam diri individu masing-masing jemaat dan faktor
Demikian juga halnya dengan musik gereja. Pada hubungan sosial antar jemaat, dan lain-lain juga dapat
sebagian besar gereja Protestan, musik yang digunakan mempengaruhi tingkat kunjungan jemaat. Selain itu
dalam ibadahnya masih tergolong berirama jaman satu begitu banyak pihak-pihak baik internal maupun external
atau dua abad yang lalu, dimana ketika itu teknologi yang sering kali menjadi penghambat kunjungan jemaat
musik dan akor-akor nya masih sederhana sekali. Pada ke gereja. Memang iblis selalu mencoba dan berusaha
zaman musik kontemporer ini baik teknologi alat musik untuk menggagalkan niat baik orang percaya untuk
maupun akor-akor musik sudah sangat berkembang mendekatkan diri kepada Tuhan namun Roh Kudus tidal
dibanding dengan dua abad yang lalu. Hal ini perbah meninggalkan setiap orang yang percaya untuk
menyebabkan adanya gap antara ”kehidupan” didalam menguatkan mereka dan memampukan mereka
gedung gereja dan ”kehidupan” diluar gedung gereja. melakukan pekerjaan-pekerjaan yang besar. Calvin
Kehidupan didalam gedung gereja seakan-akan berada menyatakan :
pada dunia lain yang tidak berorientasi dengan ”dunia” “Allah menilai persekutuan Gereja-Nya begitu
sekitarnya. Hal ini menyebabkan hilangnya generasi tinggi, sehingga orang yang dengan nekad menghindari
muda pada gereja-gereja ”tua”. Kebanyakan generasi suatu perkumpulan Kristen, yaitu yang tidak memelihara
mudanya memilih pindah ke gereja yang menggunakan pelayanan Firman dan sakramen-sakramen yang benar,
musik kontemporer dalam ibadahnya. dianggap-Nya sebagai seorang pelarian dan murtad.
Pada zamannya, Johanes Calvin menyewa dua Memisahkan diri dari Gereja berarti mengingkari Allah
orang penulis lagu sekular untuk melagukan teologinya. dalam Kristus.53
Ratu Inggris begitu marah dengan ”lagu-lagu duniawi” itu
sehingga beliau dengan sinis menyebutkan lagu-lagu itu
sebagai ”lagu-lagu irama cepar Jenewa” dari Johanes KEPUSTAKAAN
Calvin!
Lagu ”sebuah Kota Allah itu” karya Marthin Abineno ,J.L.Ch.,DR. Unsur-unsur Liturgia yang
Luther adalah menggunakan nyanyian populer pada Dipakai Oleh Gereja-Gereja di Indonesia, BPK
zamannya. Warren mengatakan bahwa ”Dewasa ini Gunung Mulia, 1986.
(apabila hal itu terjadi sekarang) mungkin Marthin Luther
Allen, William. 1981. Acoustic treatment for places
akan meminjam lagu-lagu dari karaoke setempat” 51 worship. London: EASA
52
Warren juga menambahkan bahwa : Amelia, Cecep., Makalah: Sejarah Perkembangan
” Saya merasa lucu ketika mendengar orang-orang
Kristen yang menolak musik Kristen zaman sekarang dan Musik Klasik Dunia . 2006.Hal.
mengatakan ,”Kami perlu kembali kepada asal-usul Anggarito, Noor,. Menyiapkan Kotbah Ekspositori
musik kami.” Saya bertanya-tanya dalam hati seberapa jauh Secara Praktis, Andi-Yogyakarta, Cetakan ke-6,
mereka ingin kembali. Kembali dengan lagu-lagu gereja 2008, Hal. 34-37.
dengan gaya mengaji pada abad mula-mula? Kembali Azwar Saifuddin, 2001, Reliabilitas dan Validitas,
kepada melodi Yahudi yang digunakan di gereja Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Bible Work
Yerusalem? Mereka biasanya hanya mau kembali kepada Versi 7.0.0129 Copyright 2006
gaya musik sekitar lima puluh atau seratus tahun yang lalu. Berkhof & I.H.Enklaar, Sejarah Gereja, BPK
Ada yang beranggapan bahwa ”nyanyian rohani” yang Gunung Mulia, Jakarta, Cetakan ke-19, 2004,
disebutkan dalam Kolose 3:16 menunjukkan kepada gaya
musik sama yang kita gunakan dewasa ini. Yang
53 Calvin, Yohanes. Institutio. Pengjaran
Agama Kristen. BPK Gunung Mulia.
51 Warren. Purpose Driven Church. Hal 289. diterjemahkan oleh Ny Winarsih & J.S.
52 Ibid Hal 288. Aritonang. Arifin dan Dr. Th. Van den End.
14 1999. Hal 234.
KERUSSO, VOLUME 1 NUMBER 1 MARET 2016

Brock, Patrick. 1985. A Theology of Church Design. Robinson, Jeremy & Markert, Patricia. 1976.
USA: Ecclesiastial Architect’s and Surveyor. Religious Buildings. USA: The Editors of
Calvin, Yohanes, Institutio. Pengjaran Agama Architectural Record Magazine.
Kristen. BPK Gunung Mulia, diterjemahkan oleh Ny Sekaran, Uma, 2000, Research Methods for
Winarsih & J.S. Aritonang. Arifin dan Dr. Th. Van Business- A Skill Building Approach, Third Edition,
den End. 1999. Hal 234. John Wiley & Sons, Inc, NY-USA.
Davies, J.G. 1982. Temples, Churches, and Mosque. Sleeper. Harold R. 1955. Building planning and
England: Basil Blackwell Publisher Limited. design standards for architect, engineers, designers,
Humble, Leilani , Materi Ceramah Ibadah consultant, building committees, draftsmen and
GPIBI.2009 student. New York: John Wiley & Sons Inc.
Hindarto, Teguh.,Pdt., M.Th, Pemulihan Tata Stern, David H.&Eleazar Brandt, Penggunaan
Ibadah Pengikut Mesias Non Yahudi, Liturgi Dalam Ibadah Mesianik Yahudi,
www.messianic-indonesia.com. www.mesianic-indonesia.com.2008
Indriantoro, Nur & Bambang Supomo, Metodologi Tong, Stephen, Babtisan dan karunia Roh Kudus.
Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia. 1996.
1999. Wagner, C Peter, 2003, Gereja Saudara dapat
Indra, Ichwei G, 2008, A Blessing Chruch; Studi Bertumbuh, Yayasan Penerbit Gandum Mas,
ekklesiologi Praktis, Pelayanan Mandiri “Mikhael” Malang.
Juswantori, Ichwan., Pdt. M.Th, Ibadah Kristen. Apa Wagner, C. Peter., Pertumbuhan Gereja. Gandum
dan Bagaimana?. Buletin Pembinaan Manjelis Mas, Cetakan keempat. 1996. Hal. 91.
Jemaat GKI Kayu Putih,2007, Jakarta Timur. Wagner, C. Peter,1996, Pertumbuhan Gereja dan
Jerry., McGregor, & Marie Prys, 1001 Fakta Peranan Roh Kudus,Yayasan Penerbit Gandum
mengejutkan tentang Alkitab, Cetakan ke-V, 2009, Mas, Malang.
Hal 10. Walpole, Ronald.E, and Raymond H Myers, Ilmu
Juswantori Ichwan, M.Th, Ibadah Kristen. Apa dan Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan,
Bagaimana?. Buletin Pembinaan Manjelis Jemaat Edisi Keempat, diterjemahkan oleh Dr. R.K.
GKI Kayu Putih, Jakarta Timur. Hal 1. Sembiring, Penerbit ITB Bandung. 1995
Killinger, John,. Dasar-dasar Kotbah, Warren, Rick, Th ePurpose Driven Church,
diterjemahkan: Liem Sien Kie & Yosafat Kristono, , Yayasan Gandum Mas, Cetakan ke-1, 1999, Hal
BPK Gunung Mulia 2004, Hal. 134. 313.
Kusumawati, Florentina Wijaya, Diktat: Pengantar Wilfred, J. Samuel, 2007, Kristen Kharismatik, BPK
Musik Gereja. Hal 2. Gunung Mulia.
Kuncoro, Mudrajat, 2001, Metode Kuattatif – Teori Youth Camp Kaum Muda Gereja Gerakan
dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi Pentakosta Se-Jabar- Lembang Bandung 14 Maret
Pertama, AMP YKPN, Yogyakarta. 1994.
Kusumawati, Florentina Wijayanti, MG, M.Th.. Zarer, Jenifer. 1990. Sound amplification in Church.
Diktat “Pengantar Musik Gereja England: Church Publishing. http://id.
Layantara, Hanny, B.Th., MA. Diktat ”Ilmu Wikipedia.org http.//www.meriam-
Komunikasi”. webster.com/dictionary
Majelis Sinode GPIB, Materi Bina Penatua & http://www. sahabatsurgawi.net/bina iman/
Diaken , 2007-2012. ibadah_kristen.html.
Maris, Hans. 2004. Gerekan Karismatik dan Gereja http:www.meriam-webster.com/dictionary.
kita. Surabaya: Momentum.
Mimery, Nehemiah, Pdt. Rahasia tentang
Penggembalaan Jemaat, Mimery Press.
Nelly Van Doorn-Harder, Akar-akar Keyahudian
Dalam Liturgi Kristen, Jurnal Teologi GEMA Duta
Wacana, No. 53, 1998, Hal 72.
Ong, Daniel, 2008, 7 Pilar Jemaat yang Dewasa;
Andi Offset, Yogyakarta.
Panjaitan, Alvon Bernardo. Makalah: Pengaruh
Perubahan Zaman pada Musik Gereja Kristen
Protestan,2007. Hal 1.

15

Anda mungkin juga menyukai