Anda di halaman 1dari 16

PERTEMUAN III: KAPITEL RUMAH

Tema: KEBERAKARAN DALAM SANG SABDA

Hari/Tanggal: Jumat/Sabtu 17/18 November, 2017

Tempat: Pendopo Timur Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero

I. HARI PERTAMA KAPITEL: PEMBUKAAN

Waktu/Tanggal: Jumat, 21 November 2017

Waktu: 17.00-22.30

A. ACARA PEMBUKA

1. Pembukaan Kapitel

Moderator: P. Maximus Manu SVD.

Setelah Lagu Veni Creator dinyanyikan, Moderator memimpin doa pembuka yaitu doa
memohon penyertaan para Pelindung Serikat Sabda Allah.

Menyusul Pembukaan resmi Kapitel Rumah Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero oleh Rektor,
P. Frans Ceunfin SVD, sebagai Ketua Kapitel Rumah November 2017. Sambil memukul Palu 3x
Ketua Kapitel Berkata: “Dengan ini, saya menyatakan Kapitel Rumah ini resmi dibuka”.

2. Pengarahan Ketua Kapitel:

Samasaudara sekalian, selamat sore dan selamat datang ke Kapitel Rumah ini. Melanjutkan dua
pertemuan terdahulu, dalam pertemuan III, yang dilangsungkan sore ini dan besok, kita kita akan
melaksanakan satu kewajiban tiga tahunan, yaitu Kapitel Rumah. Kapitel Rumah kita kali ini
dilaksanakan sebagai bagian dari persiapan Kapitel Provinsi SVD Ende XXIII dan Kapitel
Jenderal SVD XVIII. Tema Kapitel Rumah sama dengan tema Kapitel Jenderal XVIII: “Kasih
Kristus Mendesak Kami (2 Kor 5: 14). Berakar dalam Sang Sabda: Berkomitmen untuk Misi-
Nya”. Sebagai persiapan untuk Kapitel Rumah ini, kita sudah mengadakan pertemuan dua kali,
membahas dua tema, yaitu “Komitmen untuk Misi”, dan “Berakar dalam Komunitas Religius-
misioner.” Dalam pertemuan ini kita akan membahas tema “Keberakaran dalam Sang Sabda”.

Sore hari ini kita secara resmi membuka Kapitel Rumah yang diawali dengan pengambilan
sumpah para petugas Kapitel, disusul beberapa informasi singkat tentang Komunitas, evaluasi
Kehidupan Rohani dan Refleksi Biblis. Pertemuan besok akan diisi dengan membahas
Perencanaan, Beberapa Hal-hal khusus dan Pemilihan Para Utusan Rumah ke Kapitel Provinsi.

Bagian terbesar anggota Komunitas Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero adalah Frater. Jumlah
frater SVD per 17 November 2017 adalah 316 orang: 244 tinggal di 7 Unit formasi, 63 di tempat
TOP/TOM dan sisanya sedang menjalankan OTP di luar negeri. Bagian terbesar dari
samasaudara berkaul kekal menjalankan misi ad intra sebagai pembina frater dan dosen di

1
STFK. Di STFK komunitas melayani lebih dari 900 mahasiswa/i. Itu berarti, 2/3 dari jumlah
mahasiswa STFK adalah sasaran misi ad extra komunitas, yang terdiri dari frater calon imam
projo, frater dan suster belasan tarekat religius, dan sekitar 200 mahasiswa awam. Di STFK kita
dibantu oleh sekitar 25 orang mitra awam. Sebagai bagian dari misi ad extra, komunitas juga
melayani misa harian untuk Biara Suster-suster Fransiskanes Hati Kudus dan Biara Bruder-
bruder Keluarga Kudus. Beberapa samasaudara lain, mengabdi di unit-unit kerja tertentu dari
rumah yang sangat penting untuk menunjang misi ad intra dan ad extra kita. Beberapa
samasaudara menjalani masa istirahat karena usia lanjut atau demi pemulihan kesehatan. Mereka
ini menyumbang bagi misi rumah formasi ini lewat doa dan kesaksian hidup sebagai religius dan
misionaris. Di rumah ini kita dibantu oleh sekitar 60 karyawan/wati sebagai mitra kerja misi kita.

Sebagai rumah formasi untuk calon imam, religius dan misionaris, kehidupan rohani harus
menjadi akar dari komitmen kita untuk misi ad intra dan ad extra. Perhatian khusus terhadap
kehidupan rohani ini diungkapkan oleh tema Pertemuan III ini, yaitu “Keberakaran dalam Sang
Sabda.” Untuk memasuki pembicaraan tentang tema penting ini, saya menyarikan kesepakatan
Pertemuan Komunitas kita tertanggal 9 Desember 2016, yang merupakan hasil evaluasi
komunitas atas penghayatan hidup rohani komunitas berdasarkan temuan Visitasi Provinsi SVD
Ende tahun 2014 dan Visitasi Jenderal SVD tahun 2015. Kesepakatan yang dicapai dari evaluasi
itu: (1) Untuk menghidupi warisan Doa Pendiri, maka Doa Suku Jam didaraskan sebagai
pembuka Ibadat Pagi, dan Doa kepada Para Pelindung Tarekat menutupnya; (2) Ketelatenan dan
Ketepatan waktu mengikuti Ibadat-ibadat, perayaan Ekaristi dan kegiatan Rohani lain perlu
diperhatikan secara serius; (3) Moderator Liturgi perlu membuat daftar kebutuhan perlengkapan
liturgi untuk diadakan yang baru demi menggantikan yang hilang dan yang sudah rusak; (4)
Moderator liturgi perlu membuat SOP kegiatan-kegiatan liturgis; (5) Syering KS harus lebih
digiatkan karena kita adalah Pengikut Sang Sabda; syering itu dibuat pada setiap Kamis, bila ada
misa Komunitas pada sore hari.

Secara umum, penghayatan hidup rohani samasaudara baik, tetapi karena tema Kapitel ini
mengajak kita agar kita semakin mengakar diri dalam Sabda Allah, maka Kapitel ini merupakan
satu kesempatan berahmat bagi kita untuk membarui komitmen kita untuk misi dalam hidup
bersama sebagai satu komunitas religius, yang harus terus-menerus menimba inspirasi dan
kekuatan dari Sang Sabda, sebagaimana terlihat dari nama Tarekat kita, yaitu Serikat Sabda
Allah. Karena itu, saya mengajak samasaudara untuk memaknai kesempatan berahmat ini
dengan berpartisipasi aktif dalam pertemuan sore ini dan besok, yang akan berpuncak dalam
pemilihan para utusan ke Kapitel Provinsi SVD Ende dan para utusan pengganti, serta
pembacaan Rumusan Akhir Kapitel Rumah.

Beberapa hal khusus menyangkut Komunitas akan dibicarakan besok: Partisipasi STFK dalam
proses formasi di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, sertifikasi dan penggunaan beberapa
bidang tanah kita yang terletak di luar Kompleks Ledalero, pelayanan bagi mahasiswa/i awam
STFK yang berjumlah 200an, informasi bangunan baru.

3. Sekretariat Kapitel dan Scrutatores:

2
Kepala Sekretariat: P. Amandus Klau SVD, dibantu oleh empat orang frater, yakni Fr. Vitalis
Nasrudin, Fr. Yohanes Budiarti Purnawan, Fr. Kamilus Bakan, dan Fr. Stefanus Kumanireng.

Scrutatores: P. Paskalis Lina SVD dan P. Sefrianus Juhani, SVD. Kedua sama saudara ini
menyatakan kesediaannya untuk tugas ini, ketika ditanya oleh Ketua Kapitel Rumah.

4. Sumpah Para Petugas Kapitel

Para petugas, sambil meletakkan tangan di atas Alkitab, berucap, “Semoga saya dibantu oleh
Allah dan Injil suci ini”.

Pengangkatan sumpah dilakukan masing-masing oleh ketua Kapitel, Sekretaris Kapitel, dan
Scrutatores.

5. Petugas Lain: P. Pater Raymundus Rede SVD (petugas lonceng), P. Hubert Tenga SVD
(Dokumentasi), dan P. Anton Jemaru SVD (Konsumsi).

5. Arahan Singkat menyangkut Tema Pertemuan III

Arahan disampaikan P. Yanuarius Lobo SVD:

Para sama saudara, kita sudah melewati dua pertemuan, yakni kita diskusikan tema-tema yang
sudah kita syeringkan dan plenokan di sini. Dan tema yang ketiga hari ini, “Kasih Kristus
Mendesak Kami:Berakar dalam Sang Sabda, Berkomitmen untuk Misi-Nya.”

Sebagai Arahan Pengantar, saya hanya mau mengatakan bahwa Konstitusi kita nomor 401
menyatakan bahwa Kristus adalah pusat hidup kita. Dan persekutuan yang hidup dengan Dia,
Sabda yang menjelma, menghasilkan persatuan dan kedalaman bagi seluruh hidup kita,
komunitas kita, dan juga keberhasilan kita dalam misi. Dan sebagai SVD, hendaknya kita selalu
dijiwai dan berakar dalam Sabda Allah. “Hidupnya adalah hidup kita dan misinya adalah misi
kita”.

Dan tadi, Pater Rektor sudah menyampaikan kepada kita beberapa hal, baik dari visitasi provinsi
maupun visitasi jenderal sehubungan dengan kehidupan rohani itu. Kerohanian kita hendaknya
menjiwai seluruh hidup dan karya pelayanan kita. Sebaliknya, pelayanan kita hendaknya
menginspirasi kehidupan rohani kita.

Sore ini, dalam kelompok, kita mau lihat kembali bagaimana kehidupan rohani kita. Pertanyaan
penuntun ada pada buku pedoman hal. 12.

Alokasi Waktu:

17.00-18.00: Evaluasi kehidupan rohani dalam Kelompok.

18.00-19.00: Pleno hasil Evaluasi kehidupan rohani.

19.00-19.30: Makan Malam.

3
20.00-21.00: Refleksi Biblis.

21.00-22.00: Pleno Hasil Refleksi Biblis.

B. PLENO HASIL DISKUSI KELOMPOK

1. Pengaruh hidup rohani terhadap kehidupan komunitas dan komitmen misi:

Dengan doa, orang bergembira, bersemangat, serta bebas dalam menjalankan misi
pelayanan.

Dengan disiplin hidup rohani, orang akan dengan jujur, tulus dan sukarela menjalankan
kegiatan komunitas dan komitmen misi.

Doa meneguhkan kita untuk setia dalam menjalankan misi dan komitmen kita untuk
mengembangkan kerajaan Allah.

Disiplin hidup rohani menimbulkan sikap prihatin terhadap sesama dan situasi sosial di
sekitar kita.

Website Seminari yang menyediakan ruang untuk renungan mendorong konfrater untuk
mengakrabkan diri dengan KS.

Doa dan membaca Kitab Suci membantu kita lebih sabar dan ramah terhadap orang lain.

Doa merupakan membuat kita mengerjakan tugas apa saja dengan penuh kegembiraan.

Disiplin hidup rohani membantu konfrater berelasi dengan baik sebagai saudara. Ini
merupakan buah hidup rohani.

2. Pengaruh komitmen misi terhadap perkembangan kehidupan rohani komunitas:

Kunjungan misi ke kampung garam dan misi di Kolisia memberikan banyak kekuatan
dan mendorong konfrater untuk selalu menimba kekuatan dari Tuhan dalam kegiatan-
kegiatan rohani (doa, baca Kitab Suci).

Pengalaman yang diperoleh dari kontak langsung dengan para para korban Human
Trafficking dan penyintas HIV dan AIDS mengubah fokus penghayatan hidup rohani
beberapa sama saudara. Para korban itu dibawakan dalam doa dan perayaan Ekaristi
harian.

Melayani para konfrater jompo di Biara Simeon mendorong beberapa samasaudara


berdoa bagi mereka, tetapi juga berdoa memohon rahmat kesabaran dan keramahan
dalam melayani mereka semua yang memiliki karakter yang beraneka.

Pelayanan di paroki, kelompok-kelompok kategorial, dan pelayanan sakramen orang


sakit meningkatkan penghayatan kehidupan rohani kita.
4
Pelayanan di luar membuat doa-doa kita lebih kontekstual, karena kitabisa membawa
orang-orang yang kita layani dan intensi khusus lain dalam doa dan perayaan ekaristi.

Terkesan semangat misi dan komitmen kita untuk berpihak pada orang-orang kecil
kurang berpengaruh terhadap kehidupan rohani kita. Sebagai contoh, doa-doa kita masih
kurang memasukkan masalah-masalah dunia atau perayaan-perayaan agama lainnya.

3. Halangan-halangan yang ditemui dalam upaya mengakrabkan diri dengan Sang


Sabda:

Pekerjaan yang menyita banyak waktu dan menguras banyak energi setiap hari terkadang
membuat konfrater tidak berkesempatan untuk membaca dan merenungkan KS secara
pribadi. Selain itu, kejenuhan dengan rutinitas kadang membuat konfrater merasa hampa
atau mengalami kekeringan rohani.

Kesibukan pribadi menghalangi konfrater untuk secara bersama mengikuti misa dan doa
di komunitas.

Pekerjaan-pekerjaan yang mendesak dan mau tidak mau harus diselesaikan terkadang
membuat sama saudara tidak sempat membaca Kitab Suci.

Kurangnya minat terhadap Kitab Suci membuat konfrater enggan membaca dan
merenungkan Sabda Allah.

Tidak mau mendengarkan orang lain dan merasa diri selalu benar.

Emosi yang belum matang

4. Masalah-masalah dalam kehidupan rohani pribadi dan komunitas:

Egoisme pribadi: mencari-cari alasan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan rohani di


komunitas

Kurangnya penghargaan terhadap sakramen pengakuan.

Doa komunitas pada hari Minggu siang tidak dilaksanakan, padahal ada jadwalnya.

Hidup yang tidak disiplin.

Santai dan menunda-nunda pekerjaan (terjadi pada formandi)

Kurang disiplin waktu dalam kegiatan rohani

Doa hanya dilihat sebagai kewajiban.

Meditasi belum dijalankan dengan baik.

Sharing Kitab Suci tidak dijalankan secara teratur.

5
C. REFLEKSI BIBLIS

1) Masalah yang menjadi titik tolak:

 Lemahnya kedisplinan rohani (ketepatan waktu dan kesetiaan dalam menjalankannya)

 Syering Kitab Suci dan meditasi yang belum berjalan dengan baik

 Doa-doa yang tidak kontekstual aktual (hari Minggu dan doa permohonan dalam ibadat)

 Kurangnya penghargaan terhadap sakramen pengakuan dan rasa bersalah yang lemah

2) Teks yang dipilih: 2 Kor 5:14-20

3) Gaya Sastra: Wejangan dan Ajakan untuk membarui diri terus-menerus dalam Kasih Kristus.
Situasi Pendengar: perpecahan di kalangan jemaat dan hal ini diakibatkan oleh komitmen hidup
kristiani yang melemah.

3) Alasan Pemilihan Teks:

Kasih Kristus harus menguasai kita. Menguasai kita berarti mendesak kita untuk
menjalankan misi-Nya. Kita menjawabi dan menanggapi desakan itu dengan semangat
hidup rohani dan komitmen misi kita yang kelihatan.

Kasih Kristus harus menjadi pusat kehidupan rohani pribadi, komunitas, dan karya misi
kita. Kalau hidup dan karya kita tidak dijiwai oleh kasih Kristus, maka hidup dan karya
misi kita bisa menjadi misi dan kepentinggan diri kita sendiri.

Kita didesak untuk senantiasa berdamai dengan Allah (ayat 20) melalui perayaan tobat
dan penerimaan sakramen pengakuan.

Paulus mewartakan Injil tanpa mempertimbangkan untung rugi. Kedisiplinan berkaitan


dengan komitmen. Adam lama tidak taat, sementara Yesus Adam baru datang dengan
ketaatan. Kita harus taat dan disiplin seperti Kristus.

Rekonsiliasi berkaitan dengan dosa. Paulus adalah rasul, tetapi ia juga mengakui
kelemahannya. Karena itu, dia berinisiatif untuk membuat surat rekonsiliasi. Dia tidak
hanya mengajak orang untuk berdamai, tetapi dia sendiri berusaha untuk berdamai
dengan umatnya.

5) Hasil Refleksi Biblis:

Pesan teologis:

Kasih Kristus menjadi dasar kehidupan pribadi, komunitas dan karya misi.

6
Seperti Paulus, kita diajak untuk mewartakan Kristus tanpa mempertimbangkan tanpa
pamrih dan tanpa batas.

Kasih Kristus mendesak anggota komunitas untuk mengakui kesalahan dan mewujudkan
rekonsiliasi.

Seperti Paulus, kita diajak untuk membuat refleksi dan mengambil inisiatif untuk
mewujudkan sebuah perubahan.

Jika kasih menjadi sentral segala sesuatu maka sebetulnya tidak ada persoalan. Misalnya
kasih terhadap panggilan maka orang harus korbankan untuk perjuangakan panggilan dan
pelayanan kita.

Kasih menjadi semangat dalam diri setiap orang. Akan tetapi, untuk punya semangat
kasih itu, orang mesti membaca dan merenungkan Kitab Suci, rendah hati untuk
mengakui kesalahan, tidak cemburu, tidak sombong.

Kasih itu bukan soal kelembutan emosional, tetapi juga komitmen, entah itu komitmen
kehidupan rohani, komunitas, maupun pelayanan.

Kalau di Korintus ada keterpecahan di antara jemaat, untuk konteks kita adalah
keterpecahan diri, maka iman saja tidak cukup, harapan saja juga tidak cukup. Kita butuh
kasih. Kasih itu tidak memegahkan diri.

Kasih yang kita alami turut memengaruhi cara pandang kita tentang diri, sesama, alam
ciptaan, dan Tuhan.

Pertobatan Paulus membuka mata dan hatinya untuk melihat Kristus sebagai satu-satunya
jalan keselamatan bagi dirinya.

Keselamatan yang kita peroleh dari Kristus hendaknya kita jiwai dalam bentuk tanggung
jawab dan kesetian menjalankan semua kegiatan rohani yang ada .

Penyerahan diri dan kerja sama mengantar kita untuk hidup dalam situasi yang baik
dalam komunitas. Situasi kacau yang ada di belakang teks mendorong kita untuk belajar
menjadi lebih baik.

Dalam konteks mengusahakan kedisiplinan dalam kehidupan rohani kita, hendaknya


wejangan dari rasul Paulus ini kita jadikan pijakan untuk mengubah situasi tidak disiplin
dalam komunitas kita.

Ada bersama Kristus berarti setia dalam menjalankan meditasi, sharing Kitab Suci,
pengakuan dosa, dan juga doa-doa yang kontekstual.

Hidup baru dalam Kristus berarti memberi diri dalam keteladanan. Maksudnya
keteladanan Kristus menjadi contoh sikap dan tutur kata dalam menjalankan aturan
kehidupan rohani.

7
Hidup baru dalam Kristus hendaknya terus diperbarui agar hari-hari kita dijalankan
dengan penuh semangat.

Pesan Allah untuk kita melalui Paulus dalam menjawabi masalah kita bersama: Ibadah
mesti menjiwai seluruh perjuangan kita dan perjuangan mesti menginspirasi ibadah kita.
Kasih Allah mesti menjiwai seluruh karya pelayanan kita.

Nilai-nilai yang menjadi pegangan hidup dan karya: kasih, rekonsiliasi, pengampuan,
pertobatan, kesetiaan, kerendahan hati, semangat Kristus, kesetiaan, disiplin.

Jam 22.00: Istirahat Malam

II. HARI KEDUA KAPITEL: HAL-HAL KHUSUS DAN PEMILIHAN UTUSAN DAN
UTUSAN PENGGANTI KE KAPITEL PROVINSI SVD ENDE

Hari/Tanggal: Sabtu, 18 November 2018

Waktu: 08.00-19.00

Tempat: Pendopo Timur Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero

Moderator: P. Yanuarius Lobo SVD

A. PERENCANAAN KE DEPAN

Kapitel dilanjutkan keesokan harinya, Sabtu, 18 November 2017.

Alokasi Waktu:

08.00-08.15: Kapitel dilanjutkan dengan Arahan Singkat P. Yanuarius Lobo.

08.15-09.15: Diskusi Kelompok tentang Perencanaan Ke Depan

09.15-10.15: Pleno hasil diskusi tentang perencanaan ke depan.

10.15-10.30: Rehat dan Snack

10.30-11.00: Hal-hal Khusus

11.00-13.00: Pemilihan Utusan dan Utusan Pengganti

13.00-16.00: Makan Siang dan Siesta

16.30-17.30: Lanjutan Pemilihan Utusan dan Utusan Pengganti.

17.30-19.00: Pembacaan Rumusan Akhir Kapitel dan Rekomendasi

19.00-19.30: Penutupan Kapitel

8
19.30: Makan Malam

Diskusi Tentang Perencanaan

Pertanyaan penuntun: 1. Praktik rohani apa saja yang membantu kita menjadi lebih berakar
dalam Sabda, yang dapat memajukan dan memperkokoh spiritualitas kita demi misi? 2.
Bagaimana praktik rohani tersebut dipolakan dalam hidup pribadi dan komunitas

1. Permasalahan yang dihadapi:

Pertama, kedisiplinan rohani yang lemah. Ini tampak dalam ketidaktepatan waktu ibadat dan
misa, bahkan kelalaian dalam mengikuti kegiatan rohani bersama. Permasalahan ini dapat
memengaruhi ketahanan dalam panggilan dan komitmen missioner.

Kedua, syering Kitab Suci pada hari Kamis dan meditasi/kontemplasi harian tidak dijalankan
dengan setia dan tekun.

Ketiga, kurangnya rasa bersalah dan lemahnya penghargaan terhadap sakramen pengakuan.

Keempat, doa-doa, baik dalam Perayaan Ekaristi maupun dalam ibadat, kurang aktual dan
kontekstual. Ujud-ujud doa kita harus mendukung karya misi dan pelayanan, misalnya ujud
untuk penderita HIV/AIDS dan human trafficking.

Kelima, banyak calon yang menarik diri. Ini disinyallihat sebagai bagian dari krisis rohani. Oleh
karena itu, perlu latihan rohani yang bisa menguatkan para formandi.

Keenam, formandi lebih bersemangat mengikuti kegiatan di luar daripada kegiatan di dalam
komunitas. Terkesan militansi rohani belum tampak.

Ketujuh, tidak ada indikator yang jelas mengenai kehidupan rohani. Indikator itu merupakan
buah dari kehidupan rohani. Buah-buah kehidupan rohani itu antara lain: konsistensi dalam
menjalankan tugas pelayanan dan mengikuti kegiatan-kegiatan rohani, kegembiraan, tanggung
jawab, kesabaran dan kerendahan hati, relasi yang baik dengan sesama, dll.

2. Jalan Keluar untuk Mengatasi Masalah:

Beberapa anjuran konkret dari Kapitel yang dirangkum sebagai berikut:

1. Mengadakan konferensi sekali sebulan (termasuk membaca bersama Konstitusi Serikat).

2. Mengadakan ibadat tobat dan pengakuan dosa sebulan sekali.

3. Membuat syering Kitab Suci yang lebih kreatif dengan menggunakan metode AMOS sekali
sebulan.

4. Memodifikasi doa pembuka, doa umat, doa persembahan dan doa penutup dalam ekaristi
sesuai dengan konteks kita (oleh unit yang menanggung liturgi mingguan)
9
5. Mengundang kelompok-kelompok rentan untuk berpartisipasi dalam kegiatan liturgi di
komunitas kita (selain ODHA)

6. Mengintegrasikan Laudes dan meditasi dengan perayaan ekaristi (sesekali).

7. Melatih para frater dalam menyiapkan renungan yang baik untuk website dan radio.

B. HAL-HAL KHUSUS

Hal-hal Khusus: Partisipasi STFK dalam proses formasi di Seminari Tinggi Santo Paulus
Ledalero, Informasi tentang Bangunan baru, pengurusan sertifikat bidang-bidang tanah milik
Komunitas, Pendampingan Mahasiswa/i Awam yang sedang belajar di STFK.

1. P. Bernard Raho SVD, Ketua STFK, menegaskan kembali kenyataan bahwa STFK dari
sejarahnya adalah bagian dari Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero. Sekalipun sekarang, untuk
memenuhi tuntutan Pemerintah yang berlaku untuk semua lembaga Pendidikan Tinggi, STFK
menjadi lembaga yang mandiri, namun dari segi sarana/prasarana dan tanah adalah milik
Seminari. Staf Pimpinan (kecuali Wakil Ketua III) dan bagian terbesar dosen adalah anggota
komunitas ini. Usulan perencanaan tenaga dosen SVD selalu disampaikan melalui Dewan
Rumah Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, sebelum diteruskan ke Pimpinan Provinsi SVD
Ende untuk diputuskan. Pimpinan STFK selalu siap memberikan apa yang dibutuhkan Seminari
untuk kepentingan formasi. Sumbangan tetap STFK kepada Seminari dalam bentuk uang dalam
jumlah tertentu sudah dimulai sejak tahun budget 2016/2017 dan selanjutnya akan dianggarkan
dalam budget tahun-tahun berikut. STFK sudah mengurus perbaikan dan renovasi atas prasarana
dan sarana yang rusak dan menata lingkungan di sekitar Sekretariat dan Gedung-gedung
perkuliahan. Untuk Kursus Bahasa Inggeris, bagi para formandi kita STFK juga siap membantu.
Terakhir, Pimpinan STFK meminta KOPERTIS Wilayah VIII untuk memberikan Rekomendasi
tertulis ke Kementerian PUPR agar Seminari Tinggi Ledalero diberikan bantuan Pembangunan
Rumah Susun bagi para mahasiswa (frater-frater kita). Surat Rekomendasi KOPERTIS sudah
diberikan.

2. Informasi Bangunan Baru: Unit Gere dan Rumah Susun untuk Mahasiswa

P. Anton Jemaru SVD, Ekonom Rumah, memberikan informasi tentang pembangunan Rumah
Unit Gere yang sedang dalam proses dan diharapkan sudah selesai sebelum bulan Juli 2018.
Menurut Pater Anton Dana untuk pembangunan itu pernah diminta ke Jeneralat dan juga para
donator di Jerman, namun tidak dikabulkan. Kita akan berusaha untuk menyelesaikan
pembangunannya atas usaha kita sendiri.

P. Frans Ceunfin SVD, Rektor, memberikan informasi tentang pembangunan Rusunawa (Rumah
Susun untuk Mahasiswa) oleh Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat).
Dijelaskan Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero adalah salah satu calon terpilih untuk
mendapatkan bantuan itu untuk tahun anggaran 2018. Setelah beberapa kali mengadakan kontak
dan pertemuan dengan beberapa orang dari instansi terkait, disusul pembicaraan dalam Sidang
Dewan Rumah. Dewan Rumah menyetujui tawaran itu. Pater Provinsial Lukas Jua sudah

10
diberitahu secara lisan oleh Rektor, dan Pater Provinsial secara lisan menyetujui agar kita
menerima tawaran itu. Lokasi untuk pembangunan gedung baru itu sedang disiapkan dengan
merujuk pada persyaratan yang diminta oleh Kementerian PUPR, dalam hal ini Direktorat
Jenderal Perumahan Rakyat. Bangunan itu direncanakan berlantai tiga. Setelah satu tahun dihuni,
bangunan itu akan diserahkan sepenuhnya kepada Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero. Kita
sedang menggusur tanah lokasi pembangunan gedung itu. Semua dokumen menyangkut
pembangunan itu sedang disiapkan. Dokumen-dokumen itu antara lain Proposal Bantuan
Rusunawa, Rekomendasi dari Bupati Kepala Daerah, Rekomendasi dari KOPERTIS Wilayah
VIII, Surat Pernyataan Kesediaan Penerima Bantuan untuk menerima barang milik Negara, Surat
Keterangan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten tentang tanah lokasi bangunan, Salinan
Sertifikat Tanah dan Akta Pendirian Seminari Tinggi Ledalero.

3. Informasi tentang bidang-bidang tanah milik Seminari yang belum tersertifikasi

P. Thomas Tue menjelaskan bahwa sertifikasi tanah di Kompleks Seminari Tinggi St. Paulus
Ledalero sedang dalam proses pengurusan oleh Keuskupan Agung Ende. Diharapkan dalam
waktu tidak terlalu lama Sertifikat itu akan diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional. Selain
tanah di Kompleks Ledalero, ada beberapa bidang tanah dalam ukuran lebih kecil milik Seminari
yang belum tersertifikasi, yaitu

4. Pendampingan Mahasiswa/i Awam STFK Ledalero

Rektor meminta agar Komunitas Seminari Tinggi Ledalero memberi perhatian pada para
mahasiswa/i awam yang sedang menyenyam pendidikan akademis di STFK Ledalero, yang
berjumlah sekitar 200 orang. Satu medan misi ada di depan kita: mahasiswa/i awam ini. Mereka
memerlukan pendampingan kita. Kelompok ini perlu menjadi sasaran misi ad extra kita.

C. PEMILIHAN UTUSAN

1. Menurut Surat Edaran Pater Provinsial SVD Ende, Komunitas ini, berrdasarkan jumlah
anggotanya berhak memilih 12 sama saudara sebagai Utusan berserta 12 Utusan Pengganti ke
Kapitel Provinsi. Pemilihan berjalan lancar.

2. Sesuai dengan peraturan, setelah mendapatkan jumlah suara yang dibutuhkan, setiap orang
yang dipilih ditanyakan kesediaannya. Dan ternyata semua yang terpilih baik sebagai Utusan
maupun sebagai Utusan Pengganti bersedia menerima kepercayaan samasaudara.

D. PEMBACAAN RUMUSAN AKHIR KAPITEL DAN REKOMENDASI

1. Rumusan Akhir yang sudah disiapkan oleh Tim Perumus disepakati dan juga ditetapkan
sejumlah jalan keluar untuk mengatasi masalah-masalah yang sudah ditemukan dalam
pertemuan-pertemuan dan juga dari hal-hal khusus yang diangkat. Semua jalan keluar ini
disepakati sebagai Rekomendasi/Resolusi yang pelaksanaannya mengikat segenap anggota
Komunitas tiga tahun ke depan

11
2. Rumusan Akhir:

Tema:
“Kasih Kristus Mendesak Kami:
Berakar dalam Sabda, Berkomitmen untuk Misi-Nya”

Pengantar

Di dalam Kertas Kerja Kapitel Jenderal XVIII tertulis pernyataan berikut ini. “Melalui
cinta Yesus Kristus kita para misionaris Sabda Allah terinspirasi dan terdorong untuk
berkomitmen memenuhi tugas Misi Allah untuk menjadi ‘para murid misionaris yang membaca
transformasi’ dari Kristus pada setiap tempat, di antara setiap orang, dan untuk semua budaya.”1
Pernyataan tersebut menggambarkan tujuan komitmen misioner kita sebagai keluarga dari
sebuah Tarekat Religius Misioner.
Sebagai rumah formasi, Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero melalui Kapitel Rumah
ini berefleksi, berdiskusi, dan menetapkan perencanaan-perencanaan yang sejalan dengan
komitmen misi Tarekat. Kapitel Rumah bertujuan untuk mencapai pembaruan religius-misioner,
daripadanya komitmen misi yang lebih mendalam tercapai. Pembaruan religius-misioner diawali
terlebih dahulu dengan evaluasi terhadap pelaksanaan program-program misi ad extra dan misi
ad intra yang menjadi prioritas Kapitel Provinsi XXII IDE. Evaluasi ini bertujuan untuk
mengetahui pelaksanaan rencana strategis yang telah ditetapkan. Berdasarkan evaluasi ditetapkan
perencanaan kegiatan religius-misioner ke depan. Kegiatan evaluasi dan penetapan perencanaan
ini yang merupakan persiapan Kapitel Rumah dibuat pada Sabtu, 4 November 2017 dan pada
Sabtu, 11 November 2017. Kapitel Rumah diadakan pada Jumat-Sabtu, 17-18 November 2017
yang berisikan refleksi, diskusi, dan penetapan perencanaan tentang korelasi timbal balik antara
kehidupan spiritual yang berakar dalam Sang Sabda dan komitmen misi. Refleksi, diskusi, dan
perencenaan ini ditetapkan dengan mengacu pada tema Kapitel Jenderal XVIII yaitu “Kasih
Kristus Mendesak Kami: Berakar dalam Sang Sabda, Berkomitmen untuk Misinya”.
Rumusan Akhir ini berisikan empat hal pokok berikut ini. Pertama, hasil refleksi,
diskusi, dan penetapan perencanaan komitmen misi. Kedua, hasil refleksi, diskusi, dan penetapan
perencanaan keberakaran dalam komunitas religius-misioner. Ketiga, hasil refleksi, diskusi, dan
penetapan perencanaan korelasi timbal balik antara kehidupan spiritual yang berakar dalam Sang
Sabda dan komitmen misi. Keempat, soal keliling.

1. Hasil Refleksi, Diskusi, dan Penetapan Perencanaan


Komitmen Misi

01) Refleksi, diskusi, dan penetapan perencanaan komitmen misi didasarkan atas evaluasi
terhadap pelaksanaan rencana strategis dua program misi ad extra yang ditetapkan Kapitel XXII
Provinsi SVD Ende. Dua program misi ad extra tersebut ialah pemberantasan HIV dan AIDS
dan pemberantasan tindak pidana perdagangan orang (human trafficking). Setelah dibuatkan
evaluasi terhadap pelaksanaan program pemberantasan HIV dan AIDS diketahui sepuluh
kegiatan dari enam belas kegiatan yang ditetapkan berhasil dilaksanakan (62,5%), sedangkan
enam kegiatan tidak berhasil dilaksanakan (37,5%). Sementara itu evaluasi terhadap pelaksanaan

1
Jenderalat SVD, “Pedoman Kedua untuk Refleksi Bersama”, dalam Sekretariat Provinsi SVD Ende, “Refleksi
Kedua Kapitel Jenderal XVIII” (Bahan Persiapan Kapitel Provinsi XXII dan Kapitel Jenderal XVIII 2018,
Sekretariat Provinsi SVD Ende), hlm. 38-39.

12
program misi ad extra pemberantasan tindak pidana perdagangan orang diketahui, dari dua belas
kegiatan yang ditetapkan, delapan kegiatan berhasil dilaksanakan (66,7%) dan empat kegiatan
tidak berhasil dilaksanakan (33,3%).

02) Terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
telah ditetapkan. Kendatipun demikian, kita menyadari, sebenarnya kita tidak sendirian dalam
melaksanakan misi pemberantasan HIV dan AIDS dan pemberantasan tindak pidana
perdagangan orang. Tugas ini merupakan misi banyak pihak, terutama pemerintah negara.
Walaupun frekuensi kegiatan bersama dalam jejaring kerja sama itu belum terlalu banyak,
evaluasi atas renstra menyatakan, kita telah berhasil bekerja sama dan membangun kemitraan
dengan Suster-suster SSpS, dengan organisasi Gereja lain, dengan organisasi agama lain, dan
dengan sejumlah mitra awam.

03) Selain itu keberpihakan kita terhadap ODHA dan terhadap migran-perantau telah
membuat kita semakin optimistis untuk memandang komitmen misi kita ke depan. Setidaknya
sebagaimana dikemukakan di dalam diskusi dan shering, sudah cukup banyak konfrater dan
mitra kerja yang semakin terbuka dan mengalami proses evangelisasi timbal balik yang cukup
signifikan. Sebagian penyintas HIV dan AIDS misalnya telah menerima kenyataan dan terbuka
untuk berbagi cerita. Demikian juga beberapa konfrater yang awalnya enggan dan canggung,
setelah menjalankan misi keberpihakan menjadi semakin terbuka dan peduli.

04) Betapapun kita memiliki optimisme, misi kita terhadap kelompok dan orang-orang rentan
bukannya tanpa masalah. Diakui di dalam diskusi dan pleno ada tiga masalah berkaitan dengan
keberpihakan kita terhadap kelompok rentan. Tiga masalah tersebut ialah 1) masalah
kepemimpinan dan lemahnya koordinasi, 2) masalah jejaring, dan 3) masalah dana.

05) Dalam rangka menimba ilham biblis untuk menanggapi masalah-masalah misi ad extra,
kita membuat syering Kitab Suci. Syering biblis membantu kita untuk menemukan pesan-pesan
teologis dan nilai-nilai pemberi arah kepada misi ke depan. Diinspirasi teks Lukas 4:16-21 kita
insaf tindakan profetis-mesianis Tuhan Yesus menjadi basis misi sekaligus menggerakan misi
perutusan kita. Kita hakulyakin Tuhan memanggil kita untuk berpartisipasi dalam misi
penyelamatan-Nya, yaitu untuk membebaskan yang tertawan, menghibur yang berduka,
menyembuhkan yang sakit, dan membawa terang bagi yang buta. Secara konkret kita didorong
untuk mengandalkan Roh Kudus, memperhatikan kaum miskin dan tertindas, dan melibatkan
orang lain dalam karya pelayanan.

06) Inspirasi dari Kitab Suci pada akhirnya membantu kita untuk menetapkan perencanaan-
perencanaan yang tepat sasar terhadap penanggulangan tiga masalah di atas. Terhadap masalah
kepemimpinan dan lemahnya koordinasi kita menetapkan enam perencanaan berikut. 1)
Mengadakan pertemuan berkala pada setiap awal tahun. 2) Mengadakan pertemuan komunitas
sekali sebulan yaitu pada hari Minggu terakhir dalam bulan. 3) Menugaskan personalia tertentu
untuk menjadi koordinator kegiatan. 4) Menetapkan Komisi JPIC sebagai salah satu seksi khusus
dalam kepengurusan para frater. 5) Rektor dan dewan mesti membuat kalender kerja. 6)
Memasukkan jadwal kegiatan dan renstra ke dalam laman Seminari, WA grup, dll.

Terhadap masalah jejaring ditetapkan lima perencanaan berikut. 1) Meminta animator JPIC
untuk publikasikan semua kegiatan. 2) Menambah tenaga untuk Komisi JPIC. 3) Libatkan lebih
banyak konfrater untuk urusan jejaring. 4) Bangun jejaring dengan pihak keuskupan. 5) Libatkan
lebih banyak ahli di bidang HIV dan AIDS.
13
Perencanaan-perencanaan berikut ditetapkan agar masalah terakhir, yaitu masalah dana dapat
teratasi. 1) Mendukung anjuran Provinsi mengenai kebijakan sukarela sebesar 10 ribu rupiah per
konfrater untuk membantu komisi-komisi. 2) Meningkatkan keterlibatan kita untuk penjualan
kalender dan/atau album musik. 3) Bekerja sama dengan International Organization for
Migration (IOM) dan The International Catholic Migration Commision (ICMC). 4) Mendorong
LSM Bentara Keadilan untuk menggali dana. 5) Memperjuangkan perolehan dana dari
pemerintah untuk pembangunan rumah singgah Naaman. 6) Mengintegrasikan semua
perencanaan dalam sidang bujet yang di kalangan frater dibuat pada minggu terakhir Juli setiap
tahun.

2. Hasil Refleksi, Diskusi, dan Penetapan Perencanaan


Keberakaran dalam Komunitas Religius-Misioner

07) Berhubungan dengan program misi ad intra, Kapitel Propinsi XXII IDE menetapkan dua
program strategis yaitu 1) Pengembangan Formasi dan 2) Kepemimpinan Misioner. Hasil
evaluasi terhadap pelaksanaan program pertama menunjukkan, terdapat beberapa kegiatan yang
berhasil dan tidak berhasil dilaksanakan. Restra yang berhasil dilaksanakan ialah revisi draf
manuale formasi, seminar dokumen Kapitel XXII IDE dan dokumen persiapan Kapitel Jenderal
XVIII, pembentukan kelompok minat frater Seminari Tinggi Ledalero seturut matra khas misi
SVD, pembuatan website Ledalero, dan renungan biblis (teks dan audio). Beberapa renstra
pengembangan formasi yang tidak terlaksana ialah penerbitan manuale, lokakarya para formator,
pedoman katekese matra khas misi SVD, dan eveluasi berkala pelaksanaan program misi seturut
matra khas misi SVD. Jika di dalam program pertama di atas ditemukan beberapa kegiatan yang
berhasil dilaksanakan, semua kegiatan dalam program misi ad intra kedua, yaitu pengembangan
kepemimpinan misioner tidak berhasil dilaksanakan.

08) Kenyataan tidak terlaksananya beberapa kegiatan dalam dua program misi ad intra di
atas tidak disebabkan oleh kurangnya dukungan finansial dari Seminari Tinggi. Sebaliknya, hasil
refleksi dan diskusi menyatakan, Seminari Tinggi memberikan dukungan keuangan terhadap
semua kegiatan yang telah ditetapkan. Selain itu ditemukan, kesadaran konfrater untuk
memasukkan sumbangan, mencari penderma, dan menggunakan barang tarekat semakin baik.
Demikianpun diakui, komunitas Seminari Tinggi Ledalero sudah menjunjung tinggi
interkulturalitas dan internasionalitas sebagaimana tampak dalam keterbukaan untuk menerima
siapa saja yang datang dan tinggal di komunitas, tidak adanya konflik budaya, dan komunitas
mempunyai keberpihakan kepada kelompok rentan.

09) Walaupun terdapat beberapa poin yang menggembirakan di atas, diidentifikasi empat
masalah sehubungan dengan misi ad intra kita. Dua masalah pertama untuk bidang formasi dan
dua masalah terakhir aspek bidang kepemimpinan. Masalah-masalah tersebut ialah 1) rendahnya
penghayatan terhadap aturan hidup harian, 2) unit formasi, 3) program bahasa Inggris yang tidak
berjalan baik, dan 4) masalah interkulturalitas-internasionalitas.

10) Dalam rangka menimba ilham biblis untuk menanggapi masalah-masalah di atas, kita
mengadakan syering Kitab Suci. Syering Kitab Suci membantu kita untuk menemukan pesan-
pesan teologis dan nilai-nilai yang mengarahkan misi kita ke masa depan. Dalam rangka ini, kita
memilih Filipi 2:1-11 sebagai acuan penyadaran. Melalui teks ini kita disadarkan akan
spiritulitas kenosis Yesus sebagai syarat mutlak bagi keberhasilan pelaksanaan misi Allah
14
(missio Dei). Dari teks ini kita disadarkan lagi untuk menghidupi nilai-nilai spiritualitas kenosis
Yesus seperti ketaatan, kerendahan hati, solidaritas, persahabatan, dan keterbukaan.

11) Setelah diterangi Sabda Allah dalam doa dan syering Kitab Suci ditetapkan perencanaan-
perencanaan berikut. 1) Terhadap masalah lemahnya penghayatan aturan harian, ditetapkan satu
perencanaan, yaitu revitalisasi aturan harian Seminari Tinggi Ledalero dengan melibatkan
seluruh anggota komunitas. 2) Terhadap masalah unit formasi, ditetapkan perencanaan berikut:
frater tingkat I dan probanis tinggal di unit tingkat/kelas, frater tingkat II-IV tetap tinggal di unit
campuran, dan frater tingkat V dan VI tinggal bersama di satu unit. 3) Terhadap masalah
program bahasa Inggris, ditetapkan empat perencanaan yaitu a) Pengelolaan laboratorium bahasa
dikembalikan ke Seminari Tinggi Ledalero, b) Dewan Rumah Seminari Tinggi Ledalero
ditugaskan untuk mencari tenaga yang berkompetensi untuk mengelola laboratorium bahasa dan
program bahasa Inggris, dan c) mewajibkan formandi SVD untuk memiliki sertifikat kursus
bahasa Inggris sebelum sarjana. 4) Terhadap aspek interkulturalitas-internasionalitas, Kapitel
menugaskan pimpinan rumah untuk meminta pimpinan propinsi untuk menggencarkan promosi
Provinsi Ende sebagai penerima misionaris dan formandi untuk OTP dan studi di Indonesia.

3. Pembaruan Religius-Misioner
12) Agar aspek pembaruan religius-misioner tercapai, terlebih dahulu diadakan refleksi,
diskusi, dan penetapan perencanaan tentang hubungan timbal balik antara kehidupan spiritual
yang berakar dalam Sang Sabda dan komitmen misi. Diakui, kehidupan rohani yang baik
berpengaruh terhadap komitmen misi. Dengan doa, orang bergembira, bersemangat, rela
membantu, terbuka, dan bebas menjalankan pelayanan. Dengan disiplin hidup rohani yang baik,
orang menjadi setia, tawakal, dan jujur. Disiplin hidup rohani menimbulkan sikap prihatin
terhadap sesama. Doa dan membaca Kitab Suci membantu konfrater untuk lebih sabar dan ramah
terhadap orang lain. Hasil permenungan Kitab Suci menginspirasi dan mendorong kita untuk
menjalankan tugas-tugas harian.

Sebaliknya, komitmen misi berpengaruh terhadap pembaruan hidup rohani. Komitmen misi yang
baik memberikan kekuatan dan mendorong konfrater untuk selalu menimba kekuatan dari
Tuhan. Pengalaman langsung dengan penderitaan para korban Human Trafficking dan ODHA
mendorong kita untuk semakin sederhana dan tangguh dalam pelayanan. Para korban dibawa ke
altar kurban Kristus untuk didoakan. Melayani konfrater jompo, menjalankan pelayanan di
paroki, kelompok-kelompok kategorial, dan pelayanan sakramen orang sakit meningkatkan
penghayatan kehidupan rohani. Pelayanan di luar komunitas membuat doa-doa kita lebih
kontekstual.
13) Ada empat masalah yang diidentifikasi berkaitan dengan poin ini. Empat masalah
tersebut ialah 1) Disiplin dalam menjalankan kegiatan rohani masih lemah, 2) Syering Kitab Suci
dan meditasi tidak berjalan dengan baik, 3) Kurangnya rasa bersalah dan kurangnya penghargaan
terhadap sakramen pengakuan dan pemeriksaan batin, dan 4) Doa-doa kurang aktual dan
kontekstual.

14) Diinspirasi oleh terang Sang Sabda melalui doa dan syering teks 2 Kor 5:14-20 kita insaf,
Kasih Kristus menjadi pusat kehidupan rohani pribadi, komunitas, dan karya misi kita. Kalau
hidup dan karya kita tidak dijiwai oleh kasih Kristus, hidup dan karya misi kita bisa menjadi misi
dan kepentinggan diri kita sendiri. Dalam terang Sabda Allah kita temukan kenyataan bahwa
semua masalah di atas memberikan petunjuk tentang lemahnya keberakaran kita di dalam Sang

15
Sabda. Masalah-masalah ini antara lain disebabkan oleh a) kealpaan orang untuk menjalankan
kegiatan-kegiatan rohani rutin yang telah ditetapkan dalam kehidupan bersama. b) ibadat-ibadat
kita kurang menarik, dan c) ketidakmampuan orang untuk menghubungkan hidup ibadat dan
perjuangan hidup.

15) Lemahnya rasa bersalah dan kurangnya penghargaan terhadap sakramen pengakuan
antara lain dipengaruhi oleh pandangan orang tentang dosa dan tentang Allah, misalnya jika
Allah baik apakah sakramen pengakuan relevan? Selain itu diakui pola formasi kita belum
memberikan ruang bagi kemungkinan orang untuk mengakui kesalahan.

16) Terdapat empat usulan konkret dalam rangka peningkatan kedisiplinan hidup rohani,
yaitu a) kita didorong untuk tetap menjalankan kegiatan rohani yang rutin, 2) disusun doa-doa
yang lebih kreatif dan kontekstual, 3) diciptakan model syering Kitab Suci yang lebih
kontekstual seperti metode Amos, metode akar rumput, atau metode lain, dan 4) perlu dibuat
evaluasi dan refleksi biblis pasca-kegiatan.

4. Soal Keliling
a. Pater Maksimus Manu SVD ditetapkan untuk membantu Pater Thomas Tue SVD, Br
Valentinus Halim SVD, dan Bapak Kristianus Rehing dalam urusan penyelesaian persoalan
tanah-tanah milik Seminari.
b. Kapitel menetapkan Pater Yohanes Masneno SVD dan Pater Remigius Ceme SVD untuk
menjadi pendamping mahasiswa awam.
c. Kapitel menyetujui pembangunan rumah susun untuk mahasiswa oleh pemerintah.

Penutup
Seraya bersyukur kepada Allah Tritunggal Mahakudus, dan memohonkan doa dari Bunda Maria,
dari para pelindung Tarekat, dan dari para kudus di surga, Kapitel menerima seluruh keputusan
dalam rumusan akhir ini sebagai resolusi. Kapitel Rumah ini ditutup dengan harapan agar
pembaruan religius-misioner yang ditetapkan hendaknya melahirkan komitmen misi kita yang
semakin adekuat. Demikian juga sebaliknya, komitmen misi yang kita usahakan berkontribusi
terhadap pembaruan hidup religius-misioner kita.

E. PENUTUP

Setelah mengucapkan terima kasih kepada para peserta Kapitel dan semua yang telah
menyumbangkan tenaga dan waktu untuk kelancaran Kapitel ini, Ketua Kapitel, sambil
memohon doa para pelindung Tarekat, yang diiukuti oleh semua peserta, menutup Kapitel
dengan ketukan 3x, seraya berkata: “Dengan ini, saya menutup Kapitel Rumah ini.”

16

Anda mungkin juga menyukai