Anda di halaman 1dari 41

MODUL AJAR

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI


SMA Kelas X

Gbr Yesus dan anak-anak

https://catatanseorangofs.wordpress.com/tag/anak-anak-kecil/
CATATAN PENDAHULUAN
1. Modul Ajar (Perangkat Ajar) ini disusun sebagai salah satu model yang bersifat terbuka
untuk dikembangkan lebih lanjut dan atau disesuaikan dengan situasi dan kondisi
setempat
2. Modul Ajar (Perangkat Ajar) ini disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti pada Fase E dan Alur Tujuan Pembelajaran Kelas 10,
khususnya Alur Tujuan Pembelajaran 10.1 dan 10.3. Pemilihan Alur Pembelajaran dalam
modul ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Tujuan Pembelaajaran tersebut dianggap
esensial. Oleh karena itu, isi Modul Ajar ini tidak bisa dipakai untuk mengukur
ketercapaian seluruh Capaian Pembelajaran maupun Alur Tujuan Pembelajaran.
3. Adapun Capaian Pembelajaran Fase E, adalah sebagai berikut:
Pada akhir Fase E, peserta didik memahami kemampuan dan keterbatasannya sehingga
terpanggil untuk mengembangkan diri, mampu bersikap kritis terhadap media massa dan
ideologi yang berkembang dan bertindak sesuai dengan suara hati, serta mensyukuri diri
sebagai citra Allah, baik sebagai laki-laki atau perempuan; menanggapi panggilan
hidupnya dengan terlibat aktif dalam hidup menggereja (melalui kebiasaan doa, perayaan
sakramen); dan mewujudkan imannya dalam hidup bermasyarakat dengan cara
menjunjung tinggi martabat manusia.

4. Alur Tujuan Pembelajaran Fase E di Kelas 10, adalah sebagai berikut:


Peserta didik kelas 10 mampu memahami dirinya sebagai pibadi yang unik, sebagai citra
Allah, setara antara laki-laki dan perempuan sehingga mampu mengembangkan karunia
Allah dalam dirinya. Memiliki suara hati sehingga mampu bersikap kritis dan
bertanggung jawab terhadap pengaruh media massa, ideologi dan gaya hidup yang
berkembang saat ini. Memahami kisah Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
serta Tradisi. Memahami pribadi dan karya Yesus (gambaran tentang Kerajaan Allah
zaman Yesus, Yesus mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah, sengsara dan
wafat Yesus, kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga, Yesus sahabat sejati dan tokoh
idola, Putra Allah dan Juru selamat). Memahami Allah Tri Tunggal Maha kudus dan
peran Roh Kudus bagi Gereja. Pada akhirnya peserta didik mampu meneladani pribadi
Yesus dalam hidupnya sehari-hari sebagai perwujudan imannya dalam kehidupan Gereja
dan masyarakat.
5. Modul Ajar 1, disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti Fase E, Alur Tujuan Pembelajaran Kelas 10, Tujuan Pembelajaran 10.1;
sedangkan Modul Ajar 2, disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran Fase E, Alur
Tujuan Pembelajaran Kelas 10, Tujuan Pembelajaran 10.3. Selanjutnya, karena dalam
setiap Tujuan pembelajaran memuat beberapa topik, maka Tujuan Pembelajaran tersebut
diuraikan lebih lanjut dalam Tujuan Pembelajaran Topik.
6. Pada setiap topik, tidak semua nilai karakter dari Profil Pelajar Pancasila harus tercapai,
melainkan dipilih sesuai dengan keluasan dan karakter materi topik itu sendiri. Tetapi
diharapkan semua nilai karakter dari profil Pelajar Pancasila tersebut dapat tercapai. Nilai
karakter tersebut hendaknya ditumbuhkan melalui pembiasaan, baik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung maupun dalam aktivitas keseharian peserta didik di
lingkungan sekolah.
7. Sekian, Semoga bermanfaat.

MODUL KAT.E.DBK.10.3

Identitas Modul

1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti


2 Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)
3 Kelas X (Sepuluh)
4 Topik Sumber-Sumber Untuk Mengenal Yesus
5 Sub-topik a. Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
b. Tradisi Suci.
c. Magisterium Gereja
6 Target Peserta Siswa Reguler
didik
7 Jumlah Peserta Maksimal 36 siswa
didik
8 Model Tatap muka
Pembelajaran
9 Alokasi waktu 9 JP (405 menit)
10 Sarana dan Alkitab
Prasarana Laptop/komputer
Internet
11 Penyusun Sulis Bayu Setyawan, S. Pd.

12 Sekolah/ SMA Regina Pacis


Instansi Jl. Ir. H. Juanda No. 2 Bogor
13 Tahun 2021

TUJUAN PEMBELAJARAN FASE E 10.3

Peserta didik semakin memahami dan mempercayai Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium
Gereja sebagai sumber utama untuk mengenal Yesus, sehingga, sehingga semakin mengenal
Yesus dan dapat mewujudkan ajaran Yesus sebagaimana diajarkan oleh Kitab Suci, Tradisi,
dan Magisterium dalam kehidupan sehari-hari.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. KITAB SUCI PERJANJIAN LAMA DAN
PERJANJIAN BARU

1. Tujuan Pembelajaran Topik 1:

Peserta didik memahami Kitab Suci sebagai sabda Tuhan dan sumber utama untuk
mengenal Yesus, sehingga semakin mencintai Kitab Suci dengan tekun membaca dan
merenungkan serta menghidupinya dalam hidup sehari-hari, serta beriman kepada Allah
melalui Kitab Suci.

2. Profil Pelajar Pancasila : Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia
– Kreatif – Gotong Royong.

3. Indikator Ketercapaian Tujuan


a. Menjelaskan makna Perjanjian dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
b. Kitab Suci adalah buku iman Gereja dan bukan sekedar buku sejarah.
c. Beberapa alasan mengapa kita perlu membaca kitab suci.
d. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk membina sikap iman berkaitan dengan kitab suci.
e. Membuat slogan/ iklan yang berisi ajakan untuk membaca kitab suci.

4. Media Pembelajaran/Sarana: Alkitab , Buku Teks Pelajaran, Laptop , Proyektor

5. Pendekatan: Pendekatan Kateketis


Melalui pendekatan yang diawali dengan pengalaman sehari-hari yang dialami oleh
peserta didik baik secara langsung maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita
kehidupan orang lain. Selanjutnya pengalaman tersebut direfleksikan dalam terang Kitab
Suci atau ajaran Gereja, sehingga peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup sehari-
hari terhadap nilai-nilai yang diperoleh dari pendalaman yang dilakukan.

6. Metode: Dialog partisipatif, Sharing pengalaman, Diskusi kelompok. Refleksi dan aksi

7. Sumber Belajar:

a. Artikel : Cintailah Alkitabmu!


https://www.hidupkatolik.com/2017/09/03/12213/cintailah-alkitabmu/
b. Teks Kitab Suci “Iman Bertumbuh dalam penganiayaan dan dalam pembacaan Kitab
Suci (2 Tim 3: 10 – 17).
c. Teks Puisi, Jadilah Diri Sendiri Yang Terbaik (Douglas Mallock).
d. Rangkuman materi pembelajaran

8. Persiapan Guru:
a. Menyiapkan artikel: “Cintailah Alkitabmu”
b. Guru membuat ringkasan materi pembelajaran.
c. Lembar observasi diskusi kelompok.

9. Alur Kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN PENDAHULUAN : 15 Menit

Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, doa pembuka


1.
dan mengecek kesiapan siswa.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
3. Guru menjelaskan proses kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

KEGIATAN INTI : 100 menit

1 Menggali Pengalaman Hidup melalui sebuah artikel yang berjudul “Cintailah


Alkitabmu!”
a. Peserta didik mendalami artikel tesebut di atas melalui sebuah diskusi dengan
bantuan pertanyaan sebagai berikut:
1) Bagaimana tanggapan kalian terhadap kisah artikel di atas?
2) Apa yang kalian tangkap dari pengalaman seorang ayah ketika melihat
anaknya menjadi rajin membaca kitab suci?
3) Fenomena apa yang kalian tangkap dari dari minimnya minat umat di
lingkungan untuk terlibat dalam pendalaman kitab suci?
4) Mengapa banyak umat yang mempunyai asumsi bahwa kitab suci itu
menjadi yang sulit dipahami?
5) St. Hieronimus berkata: “Sebab tidak mengenal kitab suci berarti tidak
mengenal Kristus.” Apa maksudnya?

b. Peserta didik mencatat hasil diskusi ke dalam buku catatan dan setiap
perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusi. Selanjutnya, mereka diminta
untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya melalui studi pustaka atau
browshing di internet tentang proses penulisan kitab suci.

2 Mendalami Pesan Kitab Suci Tentang Iman Yang Bertumbuh dalam


Pengaiayaan dan Pembacaan Kitab Suci.
a. Peserta didik mendalami teks kitab suci ‘Iman bertumbuh dalam penganiayaan
dan dalam pembacaan kitab suci (2Tim3: 10 – 17)”. Mereka diminta duduk
berdua-dua di dalam kelas atau di luar kelas dan mendidkusikan surat Paulus
dan Timotius tersebut dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut:
1) Apa konsekuensi mengikuti Yesus?
2) Aapa yang menjadi himbauan pokok Paulis dalam surat tersebut?
3) Apa peran atau fungsi kitab suci sebagaimana yang dikatakan Paulus dalam
suratnya?
4) Apa ungkapan: Segala tulisan yang diilhamkan Allah (Kitab Suci/ Alkitab)
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran?
b. Selanjutnya peserta didik diminta mencatat hasil diskusi sebagai sebuah
rangkuman proses pembelajaran dari awal. Pada akhir kegiatan ini, guru
memberikan peneguhan.

3 Refleksi dan Aksi:


a. Refleksi
Peserta didik merenungkan artikel yang berjudul “Santo Hieronimus, Imam
dan Pujangga Gereja” (https:/2belife.blogspot.com/2014/09/tidak-mengenal-
kita suci-berarti-tidak.html)

Peserta didik merefleksikan kata-kata St. Hieronimus dengan permenungan


berikut:
“Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Tuhan”

Pertanyaan reflektif:
1) Bagaimana pandanganku terhadap kitan suci selama ini?
2) Sudahkah aku membaca kitab suci setiap hari?
3) Seberapa sering aku mendekatkan kepada Tuhan melalui kitab suci?
4) Sungguhkah aku mengenal Yesus? Sungguhkah aku mengasihinya, seperti
ia mengasihiku?

b. Aksi:
1) Buatlah sebuah slogan/ iklan yang berisi ajakan untuk membaca kitab suci.
Slogan/ iklan itu dibuat semenarik mungkin dan bias ditempel pada
majalah didnding atau di tempat yang sudah disiapkan; bias juga diunggah
di medsos (Innstagram/ Twitter dll).
2) Jika memungkinkan; Bacalah satu perikope kitab suci setiap hari selama
seminggu, bias mengikuti kalender liturgi atau perikope yang disukai.
Tuliskan inspirasi yang kalian dapatkan dari perikopr itu dan mintalah
tanda tangan/ tanggapan ari orang tua.

Kegiatan Penutup: 20 Menit

a. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran


b. Guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan tentang manfaat tema
pelajaran.
c. Guru bersama peserta didik menutup pertemuan dengan membacakan mazmur
19: 1 – 13 secara bergantian dan menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

9. Refleksi Guru:
Apakah kegiatan belajar berhasil? Apa yang menurut ibu/bapak berhasil? Kesulitan apa
yang dialami? Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik?

10. Refleksi siswa:


Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini? Apa yang akan kamu
lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu? Kepada siapa kamu akan meminta bantuan
untuk memahami pelajaran ini?

11. Rubrik Penilaian:


a. Pengetahuan
1) Pilihan Ganda
1. Alkitab berasal dari kata Bible (Inggris), Bijbel (Belanda) merupakan tiruan
dari bahasa Yunani Tabiblia yang berarti Kitab-kitab. Alkitab (Arab-
Indonesia), yakni al dan kitab yang berarti sang kitab atau kitab yang mulia.
Dengan demikian dalam kata alkitab terkandung pengertian… .
A. buku sejarah
B. buku ilmiah
C. buku yang suci
D. perjanjian mulia
E. dokumen resmi

2. Perjanjian Lama bagi kita umat Katolik sebagaimana diajarkan oleh Konsili
Vatikan II dalam dokumen Dei Verbum Art 15, merupakan tata
keselamatan, terutama dimaksudkan untuk… .
A. menyiapkan kedatangan Kristus Penebus
B. mempelajari sejarah bangsa Israel
C. mengenal sejarah keselamatan umat manusia
D. memahami kisah penciptaan manusia
E. mempelajari peran para Nabi dalam sejarah umat manusia

3. Kitab Suci Perjanjian Baru dibuka dengan empat tulisan yang disebut Injil.
Ke empat Injil menceritakan tentang… .
A. Kehidupan Yesus di dunia, karya-Nya, ajaran-Nya, sabda-Nya,
perjuangan-Nya, sengsara, wafat, kebangkitan, dan kenaikan-Nya ke
Surga
B. Perjuangan para Rasul dan semua tindakannya dalam usahanya untuk
mewartakan kabar suka cita
C. Penderitaan dan wafat Yesus di kayu salib sebagai konsekuensi
perjuangan-Nya
D. Perjuangan para Rasul dalam mewartakan ajaran Tuhan Yesus bagi
orang-orang yang belum mengenal-Nya
E. Ajaran Yesus yang disampaikan melalui perumpamaan-perumpamaan
yang sesuai dengan kehidupan setempat

4. Kitab Suci Perjanjian Baru antara lain berisi kitab “Kisah Para Rasul” yang
ditulis setelah Injil. Kitab ini ( Kisah Para Rasul ) sebenarnya bukan berisi
kisah tentang semua rasul, melainkan lebih bercerita tentang apa yang terjadi
setelah Yesus wafat dan bangkit. Intinya berkisah tentang… .
A. Penganiayaan Rasul-rasul Yesus yang dilakukan oleh penguasa Romawi
B. Munculnya tokoh-tokoh utama dalam jemaat Kristen pertama yang
dipelopori oleh Petrus dan Paulus
C. Kesengsaraan para rasul sepeninggal Yesus karena mereka mendapat
penganiyaan dari kaum Yahudi
D. Berkembangnya kepercayaan terhadap ajaran Yesus yang diyakini
kebenarannya setelah peristiwa kebangkitan-Nya
E. Munculnya jemaat Kristen pertama dan perkembanganya selama kurang
lebih 30 tahun dengan dua tokoh utama yaitu Petrus dan Paulus

5. Pada setiap tanggal 30 September, kita memperingati Santo Hieronimus. Dia


adalah seorang Pujangga Gereja abad -4, yang sangat ahli dalam 3 bahasa
klasik, yakni Latin, Yunani dan Ibrani. Maka, ia diberi kepercayaan oleh
Paus Damasus untuk membuat terjemahan baru seluruh teks Kitab Suci ke
dalam Bahasa Latin. Keakrabannya dengan Kitab Suci membuatnya
berkesimpulan bahwa… .
A. Kitab Suci merupakan sarana utama untuk mengenal Yesus
B. Kitab Suci merupakan buku sejarah yang bersifat otentik
C. Kitab Suci merupakan dasar hidup bagi perjalanan bangsa Israel
D. Setiap manusia yang setia membaca Kitab Suci akan memperoleh
keselamatan
E. Keselamatan yang diperoleh bangsa terpilih sangat ditentukan dengan
ketaatannya terhadap ajaran hukum Taurat.

2) Uraian
No Soal Jawaban
1 Jelaskan makna Arti dan makna Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
perjanjian dalam
KS PL dan PB! a. stilah perjanjian lama diterapkan pada semua kitab yang
diakui bangsa Israel sebagai kitab sucinya. Kitab-kitab yang
ditulis oleh umat kristen sendiri dan yang diakui sebagai
kitab suci juga dinamakan Perjanjian Baru.
b. Perjanjian Lama ingin mengingatkan perjanjian antara Alah
dengan bangsa Israel, Perjanjian Allah dengan Nuh (Kej 9,
Perjanjian Allah dengan Abram (Kej 12). Tanda Perjanjian
dimeteraikan dengan darah anak domba yang dikurbankan
pada mezbah-mezbah perjanjian.
c. Perjanjian Baru mengingatkan perjanjian antara Allah
dengan umat manusia, yang dimeteraikan dengan Darah
Kristus sebagai Anak Domba Allah yang mengurbankan
DiriNya demi keselamatan seluruh umat manusia.
2 Mengapa Kitab Kitab Suci disebut sebagai buku iman Gereja, karena:
Suci adalah buku a. Buku-buku suci itu merupakan hasil refleksi umat tentang
iman Gereja dan pengalamannya dalam hubungan dengan Allah. Melalui
bukan sekedar proses yang lama sekali, umat merefleksikan dan memahami
buku sejarah? pengalamannya.
b. Dalam Kitab Suci kita menemukan bagaimana manusia yang
sungguh percaya dapat hidup. Ia mesti bergumul dengan
segala macam masalah dan persoalan. Dalam sorotan
imannya itu manusia mencari jalan dan pemecahan. Kadang-
kadang usahanya gagal, lain kali berhasil baik. Ada
kemajuan dan perkembangan dalam imannya dan dalam
pemahamannya. Makin lama pandangan iman diperbaiki dan
disempurnakan.
3 Sebutkan beberapa Ada beberapa alasan mengapa kita harus membaca Kitab Suci,
alasan mengapa yakni:
kita perlu a. “Karena tidak mengenal kitab suci berarti tidak mengenal
membaca kitab
Tuhan.” (Santo Hieronimus). Ungkapan ini untuk
suci!
menegaskan bahwa sarana untuk dapat mengenal Kristus
adalah kitab suci.
b. Karena iman tumbuh dan berkembang dengan membaca
kitab suci. Santo Paulus kepada Timotius menegaskan:
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam
kebenaran (2 Tim 3:16-17).
c. Karena Kitab suci adalah buku Gereja, buku iman Gereja.
Kitab suci adalah sabda Allah dalam bahasa manusia.
Gereja menerimanyua sebagai suci dan Iilahi, karena di
dalamnya mengandung sabda Allah. Oleh kakrena itu Kitab
suci (alkitab) bersama tradisi merupakan tolok ukur
tertinggi dari iman Gereja.
d. Karena melalui kitab suci, kita dapat semakin
mempersatukan diri dengan saudara-saudara kita dari
Gereja

4 Hal apa saja yang Hal yang perlu dilakukan untuk membina sikap iman dalam
perlu dilakukan membaca kitab suci adalah:
untuk membina a. Iman dan keyakinan bahwa kitab suci bukan surat kabar
sikap iman atau cerita pendek, melainkan kitab yang dipakai untuk
berkaitan dengan berfirman. Oleh sebab itu membaca kitab suci harus dengan
kitab suci? sikap iman dan dalam suasana doa.
b. Ketekunan dan membiasakan membaca kitab suci. Bila
orang membiasakan membaca kitab suci denga tekun, pasti
muncul juga hasrat untuk memperdalam dan memperluas
pengetahuan tentang isi/pesan-pesan kitab suci bagi diri
kita.

Lembar pengamatan diskusi

N Nam Melaksanaka Menjawab Mengharg Berpartisipa Merespon Jumla


o a n tugas pertanyaan ai si aktif penjelasan h
Sisw kelompok pendapat dalam guru Score
a teman kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4

b. Sikap

1) Sikap Spiritual:
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
a) Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda  pada kolom yang
sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
b) Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.

No Butir Instrumen Penilaian Jarang Tidak


selalu sering
pernah

Saya patuh pada sabda Allah dalam kitab


1.
suci

Saya bersyukur atas teladan iman bangsa


2.
Israel

Saya menyediakan waktu untuk


3.
membaca kitab suci

Saya terbuka belajar menafsirkan Kitab


4.
Suci dan Tradisi sebagai dasar iman
kristiani

Bersyukur atas teladan Yesus dalam


5.
KSPB

jumlah nilai
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal

2) Sikap Sosial: Penilaian diri:

Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
a) Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda  pada kolom yang
sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
b) Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.

No Butir Instrumen selalu sering jarang Tidak


pernah
1 1. Saya terlibat pewartaan Sabda Allah.
2. Saya ikut menjadi lektor di Gereja.
3. Saya Ikut paduan suara di Gereja
4. Saya terlibat dalam kegiatan
pendampingan iman anak di Gereja.
5. Saya terlibat dalam kegiatan
pendalaman kitab suci di lingkungan.

Skor =jumlah nilai X 100%

jumlah nilai
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal
c. Penilaian Keterampilan; Peserta didik untuk membuat slogan/ poster yang berisi
ajakan untuk membaca kitab suci.
Pedoman penilaian untuk refleksi

Kriteria A (4) B (3) C (2) D (1)


Struktur Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan
Refleksi struktur yang struktur yang struktur yang struktur yang
sangat cukup kurangsistem tidak
sistematis sistematis atis (Dari 3 sistematis
(Pembukaan – (Dari 3 bagian, (Dari struktur
Isi – Penutup) bagian, terpenuhi 1). tidak
terpenuhi 2). terpenuhi
sama sekali).
Isi Refleksi Mengungkapk Mengungkapk Kurang Tidak
(Mengungkap an syukur an syukur mengungkapk mengungkapk
kan tema yang kepada Allah kepada Allah, an syukur an syukur
dibahas) dan tapi tidak kepada Allah, kepada
menggunakan menggunakan tidak ada Alllah.
refrensi Kitab refrensi Kitab refrensi Kitab
Suci. Suci secara Suci.
signifikan.
Bahasa yang Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan
digunakan Bahasa yang bahasa yang Bahasa yang Bahasa yang
dalam refleksi jelas dan jelas namun kurang jelas tidak jelas
sesuai dengan ada beberapa dan banyak dan tidak
Pedoman kesalahan kesalahan sesuai dengan
Umum Pedoman Pedoman Pedoman
Penggunaan Umum Umum Umum
Bahasa Penggunaan Penggunaan Penggunaan
Indonesia. Bahasa Bahasa Bahasa
Indonesia. Indonesia . Indonesia .

14. Bahan Bacaan untuk Siswa:


a. Buku Teks Pelajaran (Buku Siswa),
b. Dr. Reiner Scheunemann:Panduan Lengkap Penafsiran Alkitab Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru, Andi Publisher, 2009

15. Bahan Bacaan untuk Guru:


a. Buku Guru dan Buku Guru dan Siswa.
b. Dr. Reiner Scheunemann:Panduan Lengkap Penafsiran Alkitab Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru, Andi Publisher, 2009

16. Materi Pengayaan


Peserta didik mencari dari berbagai sumber bisa dari media cetak maupun elektronik, tokoh
agama, tokoh masyarakat, teman sebaya, orang tua, dan sebagainya) untuk memperoleh
informasi, atau pengalaman atau paham/ pandangan, yang berkaitan dengan tema: Kitab
Suci Perjanjian Lama dan Baru.Hal itu dapat dilakukan dengan studi literatur, pengamatan,
survei, wawancara dan tehnik pengumpulan data yang dikuasai peserta didik (Format
Terlampir)..

17. Materi Untuk Siswa yang Kesulitan Belajar (Format Terlampir)..


Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum dapat mencapai ketuntasan belajar
minimal, dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Guru bertanya kepada peserta didik tentang materi yang belum mereka pahami.
b. Berdasarkan materi yang belum mereka pahami tersebut, guru mengadakan
pembelajaran ulang (remidial teaching) baik dilakukan oleh guru secara langsung atau
dengan tutor teman sebaya.
c. Guru mengadakan kegiatan remedial dengan memberikan pertanyaan atau soal yang
kalimatnya dirumuskan dengan lebih sederhana (remidial test).

18. Daftar Pustaka


- Komkat KWI, Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/K Kelas
X. Yogyakarta:Kanisius, 2008.
- Kristianto. Yoseph, dkk. 2010. Menjadi Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik
untuk SMA/K Kelas X. Yogyakarta:Kanisius
- Maman Sutarman dan Sulis Bayu Setyawan, Pendidikan Agama katolik dan Budi Pekerti
untuk SMA Kelas X, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
- Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores, 1995.
- Puji Syukur 198, 221.
- Internet:
- https://terangiman.com/2020/07/03/apa-itu-magisterium-gereja-katolik/
- http://penakatolik.com/2020/07/03/peran-dan-fungsi-magisterium-dalam-gereja-katolik/
- https://spiritualitaskatolik.wordpress.com/2012/10/29/kitab-suci-tradisi-dan-magisterium/
- https://www.voaindonesia.com/a/tradisi-kenduri-lintas-agama-di-gereja-ganjuran/
4451417.html
- http://www.hidupkatolik.com/2018/10.16.27277/tradisi-sunat/

19. Lampiran:
a. Artikel:

Cintailah Alkitabmu!
September 3, 2017
1.2. Gambar Kitab Suci

HIDUPKATOLIK.com – Suatu sore, di salah satu sudut ruangan kantor pemerintahan,


seorang lelaki menceritakan tentang pengalaman yang paling membahagiakan dalam
keluarganya. Matanya berbinar, tapi beberapa kedipannya menyisakan sembab di kedua ujung
kelopak mata. “Saya sungguh terharu. Suatu pagi, ketika hendak membangunkan anak saya, ia
sedang duduk berdoa di ranjang dan membaca Firman,” kenangnya.
Si lelaki itu baru memergoki anaknya membaca Kitab Suci belakangan ini. Tak disangka,
aktivitas si buah hati terus berlanjut hingga kini. Awalnya, si bapak menduga bahwa anaknya
sedang dalam masalah sehingga rajin berdoa. Ketika mengajak anaknya mengobrol, lagi-lagi ia
terhenyak. “Aku kan ikutan Papa yang tiap hari baca Firman!” jawab si anak.
Sepenggal kisah nyata itu terjadi di kota metropolitan Jakarta, dalam sebuah keluarga Katolik
asal Manado. Kisah itu inspiratif sekaligus menggelitik. Berapa banyak keluarga katolik yang
membiasakan diri membaca Kitab Suci setiap hari? Akurasi jawabannya memang sulit
dipastikan, tapi indikasi jawabannya masih lebih mudah ditebak. Tidak banyak! Indikasinya,
sering terdengar keluhan bahwa doa rosario di Lingkungan jauh lebih banyak yang hadir
dibandingkan acara pendalaman Kitab Suci. Mencari kesediaan umat untuk menjadi Pamong
Sabda pun butuh dorongan lebih dari pastor paroki. Itulah realitas kita!
Padahal, semua mengetahui bahwa membaca Kitab Suci itu penting dan amat berguna bagi
kehidupan rohani. Begitu pentingnya hal itu, salah satu dokumen Konsili Vatikan II, Konstitusi
Dogmatis tentang Wahyu Ilahi (Dei Verbum (DV), 18 November 1965) memuat anjuran bagi
Gereja untuk membaca Kitab Suci. Orang diharapkan “membacanya dengan asyik dan
mempelajarinya dengan saksama” (DV art.25). Pembacaan itu pun mesti dibalut dalam suasana
doa. Kitab Suci ditulis dalam Roh Kudus, sehingga harus dibaca dan ditafsirkan dalam Roh itu
juga (DV art.12).
Namun, tak jarang kaum awam merasa begitu sulitnya memahami Kitab Suci. Boleh jadi,
orang kurang setia mencintai Kitab Suci sehingga tidak membiasakan diri menjamahnya setiap
hari. Lalu, sekali-kalinya membaca, langsung membangun asumsi bahwa nas-nas di dalamnya
sulit dimengerti. Sementara itu, banyak buah rohani dalam kehidupan sehari-hari yang layak
dikumpulkan dan dinikmati dalam terang Firman. Pun kebisingan dan hiruk-pikuk dunia yang
butuh oase segar untuk direda. Banyak orang sudah canggung untuk menyelam ke kedalaman
spiritual dan lebih suka hingar-bingar di tempat yang dangkal. Apalagi, tawaran kesenangan
dan kemudahan terus berseliweran. Menghadapi situasi ini, hendaklah arif dan bijak
menentukan pilihan. Dalam Kitab Suci, Allah berbicara kepada manusia dengan cara manusia
(KGK no.109). Di situlah sebenarnya doa dengan Kitab Suci dapat menginspirasi karya-karya
kita; pun sebaliknya karya-karya itu menjadi inspirasi doa kita.
Selama Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) ini, kita diajak untuk rajin membaca Kitab Suci
guna mengenali situasi zaman di mana kita hidup saat ini. BKSN kali ini bertajuk “Kabar
Gembira di Tengah Gaya Hidup Modern”. Maka, marilah belajar bertekun dan setia bersama
Kitab Suci. Ingat pesan St Hieronimus, “Sebab tidak mengenal kitab suci berarti tidak
mengenal Kristus.” Jadi, cintailah Alkitabmu!
https://www.hidupkatolik.com/2017/09/03/12213/cintailah-alkitabmu/

b. Materi/ Peneguhan Guru:


1) Arti dan makna Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
a) istilah perjanjian lama diterapkan pada semua kitab yang diakui bangsa Israel
sebagai kitab sucinya. Kitab-kitab yang ditulis oleh umat kristen sendiri dan yang
diakui sebagai kitab suci juga dinamakan Perjanjian Baru.
b) Perjanjian Lama ingin mengingatkan perjanjian antara Alah dengan bangsa Israel,
Perjanjian Allah dengan Nuh (Kej 9, Perjanjian Allah dengan Abram (Kej 12).
Tanda Perjanjian dimeteraikan dengan darah anak domba yang dikurbankan pada
mezbah-mezbah perjanjian.
c) Perjanjian Baru mengingatkan perjanjian antara Allah dengan umat manusia,
yang dimeteraikan dengan Darah Kristus sebagai Anak Domba Allah yang
mengurbankan DiriNya demi keselamatan seluruh umat manusia.
2) Alkitab terbagi dalam dua bagian, yakni:
a) Kitab Suci Perjanjian Lama
 Taurat Musa / Pentateukh (Kelima Kitab Musa) yakni Kejadian, Keluaran,
Bilangan, Imamat, Ulangan. Kelima kitab tersebut merupakan kitab hokum
bangsa Yahudi.
 Kitab-Kitab Sejarah. Kitab-kitab sejarah menceritakan tentang peristiwa-
peristiwa di Israel. Kitab-kitab ini adalah Yosua, Hakim-Hakim, Rut, 1 dan
2 Samuel, 1 dan 2 Raja-Raja, 1 dan 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, serta Ester.
Tobit, Yudit, 1 Makabe, 2 Makabe
 Kitab-kitab Kebijaksanaan dan Didaktis atau kitab-kitab puisi . Kitab-kitab ini
mencatat sebagian kebijaksanaan dan kesusatraan para nabi. Itu adalah Ayub,
Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, Kebijaksanaan Salomo dan
Yesus bin Sirakh.
 Kitab-kitab Kenabian. Para nabi memperingatkan Israel akan dosa-dosanya
dan bersaksi tentang berkat-berkat yang datang dari kepatuhan. Mereka
bernubuat tentang kedatangan Kristus, yang akan mendamaikan dosa-dosa
mereka yang bertobat, menerima tata cara-tata cara, dan menjalankan Injil.
Kitab-kitab para nabi adalah Yesaya, Yeremia, Barukh, Ratapan, Yehezkiel,
Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya,
Hagai, Zakharia, serta Maleakhi.
Alkitab Orang Katolik, khususnya Perjanjian Lama ada perbedaan dengan Alkitab
Perjanjian Lama di kalngan Protestan. Alkitab, khususnya Perjanjian Lama milik
Orang Katolik ada yang disebut dengan istilah “Deuterokanonika”.. Kata
Deuterokanonika adalah gabungan dua kata Yunani yaitu deuteros (=yang kedua)
dan kanonikos (= kitab atau daftar resmi). Kitab-kitab yang diterima kedua dalam
kanon sebagai Kitab Suci. Kitab-kitab yang termasuk kitab-kitab ini di kalangan
Protestan disebut Apokrifa. Yang termaasuk dalam kitab deuterokanonika adalah
Tobit, Yudit, Yesus bin sirakh, Kebijaksanaan Salomo, Barukh, kedua kitab
Makabe.mtabhan exter, tambahan Daniel. Sebagian besar kitab Perjanjian Lama
ditulis dalam bahasa Ibrani.
b) Bagian kedua Kitab Suci kita adalah Perjanjian Baru.
Perjanjian Baru berisi mengenai perjanjian terakhir yang diadakan Allah dengan
umat manusia melalui Yesus Kristus. Sebagai kitab yang mengisahkan perjanjian
Allah di dalam dan melalui Yesus Kristus, maka isi Kitab Suci Perjanjian Baru
mengisahkan peristuwa yesus Kristus, sang Pengantara Perjanjian Baru melalui:
Hidup, ajaran, karya, sengsara, wafat dan kebangkitanNya. Jemaat beriman
kristiani awal mengalami peristiwa bersama Yesus dan membagikan pengalaman
yang angat mendalam dalam bentuk lisan dan kemudian ditulis menjadi Kitab Suci
Perjanjian Baru. Dengan demikian maka Kitab Suci Perjanjian Baru merupakan
pengalaman iman jemaat beriman kristiani awal akan karya eselamatan Allah
melalui Yesus Kristus.
c) Keempat Injil, yakni: Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Kitab Suci Perjanjian
Baru dibuka dengan keempat Injil yang sebagian besar berupa cerita. Cerita itu
langsung mengenai Yesus Kristus yang hidup di dunia mulai dari kelahiran-Nya,
kemudian karya-Nya di depan publik sampai dengan sengsara, wafat, kebangkitan,
penampakan-Nya sesudah bangkit dari antara orang mati dan kenaikan-Nya ke
surga. Di dalamnya juga berisi sabda-sabda-Nya dan karya-karya-Nya selama
hidup di dunia.
d) Kisah Para Rasul. Kitab ini menceritakan tentang munculnya jemaat
pertama/jemaat rasuli dan perkembangannya selama kurang lebih 30 tahun. Tokoh
utama kitab ini adalah Petrus dan Paulus. Kisah Para Rasul berakhir dengan cerita
mengenai Paulus yang ditahan di Roma.
e) Surat-surat
Sesudah Kisah Para Rasul ada 21 karangan yang disebut “surat”. Kata surat ini
dipakai dalam arti yang luas, karena jika diteliti dengan benar ada beberapa
karangan tidak sungguh-sungguh berupa surat, melainkan kumpulan nasihat atau
petuah, misalnya Yakobus, 1 Yohanes dan Ibrani. Surat yang paling panjang adalah
surat Paulus kepada jemaat di Roma (16 bab), sedangkan yang sangat pendek
adalah Filemon dan 3 Yohanes (hanya beberapa ayat saja).
f) Wahyu
Karangan terakhir dari Perjanjian Baru adalah kitab Wahyu yang ditujukan kepada
Yohanes. Kitab ini berisi tentang serangkaian penglihatan mengenai hal ihwal umat
kristen dan dunia seluruhnya ke masa depan, masa terakhir. Kitab ini banyak
menggunakan lambang-lambang, sehingga tidak mudah untuk dimengerti.
3) Ada beberapa alasan mengapa kita harus membaca Kitab Suci, yakni:
a) “Karena tidak mengenal kitab suci berarti tidak mengenal Tuhan.” (Santo
Hieronimus). Ungkapan ini untuk menegaskan bahwa sarana untuk dapat mengenal
Kristus adalah kitab suci.
b) Karena iman tumbuh dan berkembang dengan membaca kitab suci. Santo Paulus
kepada Timotius menegaskan: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim 3:16-17).
c) Karena Kitab suci adalah buku Gereja, buku iman Gereja. Kitab suci adalah sabda
Allah dalam bahasa manusia. Gereja menerimanyua sebagai suci dan Iilahi, karena
di dalamnya mengandung sabda Allah. Oleh kakrena itu Kitab suci (alkitab) bersama
tradisi merupakan tolok ukur tertinggi dari iman Gereja.
d) Karena melalui kitab suci, kita dapat semakin mempersatukan diri dengan saudara-
saudara kita dari Gereja lain.
4) Membaca Kitab suci dalam rangka membina sikap iman dapat dilakukan dengan 2 syarat,
yakni:
a) Iman dan keyakinan bahwa kitab suci bukan surat kabar atau cerita pendek,
melainkan kitab yang dipakai untuk berfirman. Oleh sebab itu membaca kitab suci
harus dengan sikap iman dan dalam suasana doa.
b) Ketekunan dan membiasakan membaca kitab suci. Bila orang membiasakan
membaca kitab suci denga tekun, pasti muncul juga hasrat untuk memperdalam dan
memperluas pengetahuan tentang isi/pesan-pesan kitab suci bagi diri kita.

c. Program Remedial dan Pengayaan


Sekolah : ……………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………….
Kelas : ………………………………
Semester : ……………………………..
Tahun : ………………………………

Nama Rencana Program Tanggal Hasil


No Materi Peserta Didik Pengayaan Remedial Pelaksanaa Sebelum Sesudah Simpula
n n
1
2
3
4
5
6
7
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. TRADISI SUCI

1. Tujuan Pembelajaran Topik 2:


Peserta didik mampu memahami Tradisi Suci sebagai salah satu sumber untuk mengenal
Yesus dan dasar iman kristiani, serta bersikap responsif dan proaktif dalam
mengembangkan ajaran-Nya, sehingga semakin mencintai Tradisi suci dan
menghidupinya dalam hidup sehari-hari.

2. Profil Pelajar Pancasila


Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia – Kreatif – Gotong Royong

3. Indikator Ketercapaian Tujuan


a. Pengertian Tradisi.
b. Kaitan kitab suci dengan tradisi.
c. Contoh tradisi berkaitan dengan pokok iman kristiani.
d. Membuat sebuah refleksi pribadi tentang tradisi baik yang ada di keluargamu dan mengapa
tradisi itu dipertahankan. Mintalah orang tua menandatangani hasil refleksi yang dibuat.
e. Membuat sebuah doa syukur sudah menjadi bagian dari Gereja Katolik yang sangat
menjunjung tradisi.
4. Media Pembelajaran/Sarana: Alkitab , Buku Guru, Laptop, Proyektor

5. Pendekatan: Pendekatan Kateketis


Melalui pendekatan yang diawali dengan pengalaman sehari-hari yang dialami oleh
peserta didik baik secara langsung maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita
kehidupan orang lain. Selanjutnya pengalaman tersebut direfleksikan dalam terang Kitab
Suci atau ajaran Gereja, sehingga peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup sehari-
hari terhadap nilai-nilai yang diperoleh dari pendalaman yang dilakukan.

6. Metode: Dialog partisipatif, Sharing pengalaman, Diskusi kelompok, Refleksi dan aksi.

7. Sumber Belajar:

a. Artikel : Tradisi Kenduri Lintas Agama di Gereja Ganjuran


(https://www.voaindonesia.com/a/tradisi-kenduri-lintas-agama-di-gereja-
ganjuran/4451417.html)
a. Teks Kitab Suci (Yoh 21: 24 – 25)
b. Katekismus Gereja Katolik 78
c. Rangkuman materi pembelajaran

8. Persiapan Guru:
a. Menyiapkan artikel: . Artikel : Tradisi Kenduri Lintas Agama di Gereja
Ganjuran (https://www.voaindonesia.com/a/tradisi-kenduri-lintas-agama-di-gereja-
ganjuran/4451417.html)
b. Menyiapkan teks kitab suci (Yoh 21: 24 – 25) dan Katekismus Gereja Katolik 78
c. Guru membuat ringkasan materi pembelajaran
d. Lembar observasi diskusi kelompok

9. Alur Kegiatan Pembelajaran:


KEGIATAN PENDAHULUAN : 15 Menit
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, doa pembuka
1.
dan mengecek kesiapan siswa.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
3. Guru menjelaskan proses kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

KEGIATAN INTI : 100 menit


1 Menggali Pengalaman Hidup Berkaitan dengan keunikan Diri dan Orang
lain
a. Peserta didik menggali nilai-nilai dari “Tradisi Lintas Agama di Gereja
Ganjuran” dan mendiskusikan beberapa pertanyaan berikut:

1) Bagaimana kesan kalian ketika membaca artikel di atas?


2) Apa yang mendasari munculnya kegiatan kenduri lintas agama di Gereja
Ganjuran?
3) Bagaimana tanggapan masyarakat setempat terhadap kegiatan tersebut?
4) Nilai-nilai apa yang dapat kalian ambil dari kegiatan tersebut?
b. Peserta didik menuliskan semua hasil diskusi yang dianggap penting ke
dalam catatan. Selanjutnya, peserta didik mencari informasi melalui studi
pustaka atau browshing di internet tentang salah satu terdisi yang ada di
daerahnya masing-masing dan menuliskan pesan apa yang hendak
disampaikan melalui tradisi tersebut. Secara acak beberapa di antara
mereka mensharingkan informasi yang didapat di hadapan temen-teman
sekelas.

2 Mendalami Pesan Kitab Suci Tentang Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan

a. Peserta didik mendalami kutipan Injil Yohanes 21: 24 - 25 dan Katekismus


Gereja Katolik artikel 78 yang berbicara tentang tradisi.
b. Peserta didik mendiskusikan beberapa pertanyaan berikut ke dalam kelompok
dan mencatat segala informasi yang diperoleh dalam proses diskusi pada buku
catatan dengan bantuan pertanyaan berikut:
1) Pesan apayang dapat kalian ambil dari kata-kata Yohanes dalam penutup
Injilnya tersebut berkaitan denga nada banyaknya Tradisi dalam Gereja?
2) Ap aarti ungkapan: Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh
Yesus, tetapi jikalau itu harus dituliskan satu persatu, maka agaknya
dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu?
3) Apa yang hendak disampaikan dalam Katekismus Gereja Katolik artikel
78 berkaitann dengan tradisi suci?
4) Carilah contoh salah satu Tradisi Suci yang sampai saat ini masih
dihidupi dalam Gereja Katolik!
c. Pada akhir kegiatan, setiap perwakilan kelompok memplenokan hasilnya di
depan kelas.
d. Selanjutnya, guru memberikan peneguhan,

3 Refleksi dan Aksi:


a. Refleksi
Peserta didik merenungkan sebuah refleksi secara hening dari Sr. Dr.
Grasiana, PRR tentang sunat dalam Tradisi Yahudi. Kegiatan ini bisa diiringi
dengan musik yang lembut, jika memungkinkan.
b. Aksi
1) Berdasarkan literasi renungan di atas, peserta didik diminta membuat
sebuah refleksi pribadi tentang tradisi baik yang ada di keluargamu dan
mengapa tradisi itu dipertahankan. Mintalah orang tua menandatangani
hasil refleksi yang dibuat.
2) Peserta didik membuat sebuah doa syukur sudah menjadi bagian dari
Gereja katolik yang sangat menjunjung tradisi.

Kegiatan Penutup: 20 Menit

a. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran


b. Guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan tentang manfaat tema
pelajaran.
c. Guru bersama peserta didik menutup pertemuan dengan doa penutup
dengan membacakan Mzm 11: 1 – 7 (Tuhan, tempat perlindungan) yang
dibacakan secara bergantian dan menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

10. Refleksi Guru:


Apakah kegiatan belajar berhasil? Apa yang menurut ibu/bapak berhasil? Kesulitan apa
yang dialami? Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik?
11. Refleksi siswa:
Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini? Apa yang akan kamu
lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu? Kepada siapa kamu akan meminta bantuan
untuk memahami pelajaran ini?
12. Rubrik Penilaian:
a. Pengetahuan
No Soal Jawaban
1 Jelaskan Tradisi berasal dari kata latin tradition yang berarti diteruskan.
Pengertian Tradis!i Ini mengarah pada sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak
lama dan menjadi bagian dari suatu kelompok masyarakat.
Mulanya istilah ini dipahami sebagai penyerahan suatu barang
secara sah dari pemilik lama ke pemilik baru. Dalam hal ajaran
tradisi dipahami sebagai penerusan ajaran dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Tentu saja ada penambahan ataupun
pengurangan yng disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakatnya. Ini adalah sesuatu hal yang tidak terhindarkan.

2 Apa kaitan kitab


suci dengan Tradisi sangat berperan dalam membentuk suatu kelompok
tradisi? sosial karena bisa menjembatani beberapa generasi terutama
dalam pengalihan atau penerusan ajaran. Tradisi di masa lalu
tetap dipertahankan karena dianggap tetap bermanfaat untuk
masa sekarang dan yang akan datang.

Sebutkan contoh Contoh tradisi berkaitan dengan pokok iman:


tradisi berkaitan a. Syahadat Nikea Konstantinopel (antara 325-
dengan pokok 381). merupakan hasil dari dua konsili ekumenis yang
iman kristiani! berlangsung di Nicea pada tahun 325
dan Konstantinopel pada tahun 381.
b. Syahadat Para Rasul (sebelum tahun 390). Pengakuan iman
yang merupakan warisan khas iman Kristen Barat ini
menurut tradisi dibuat oleh para rasul.

Lembar pengamatan diskusi

N Nam Melaksanaka Menjawab Mengharg Berpartisipa Merespon Jumla


o a n tugas pertanyaan ai si aktif penjelasan h
Sisw kelompok pendapat dalam guru Score
a teman kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4

b. Penilaian Sikap

1) Sikap Spiritual:
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
a) Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda  pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
b) Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.

No Butir Instrumen Penilaian Jarang Tidak


selalu sering
pernah

Aku bersyukur karena menjadi bagian


1 dari Gereja katolik yang menjunjung
tinggi tradisi

Saya bersyukur atas ajaran iman yang


2 diwariskan secara turun temurun dalam
Gereja

3 Saya menghormati tradisi dalam Gereja.

Saya secara teratur berdoa “Aku


4
Percaya”

jumlah nilai
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal

2) Sikap Sosial:
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
a) Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda  pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
b) Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.
No Butir Instrumen Penilaian Jarang Tidak
selalu sering
pernah

1
Saya terlibat pewartaan Sabda Allah.
2
Saya ikut menjadi lektor di Gereja.

3 Saya Ikut paduan suara di Gereja.

4 Saya terlibat dalam kegiatan


pendampingan iman anak di Gereja.

5 Saya terlibat dalam kegiatan pendalaman


kitab suci di lingkungan.

Skor =jumlah nilai X 100%

jumlah nilai
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal

c. Penilaian Keterampilan; Guru meminta peserta didik untuk membuat refleksi tentang
kedudukan laki-laki dan perempuan di hadapan Allah.
1) Peserta didik membuat sebuah refleksi pribadi tentang tradisi baik yang ada di
keluarganya dan mengapa tradisi itu dipertahankan. Mintalah orang tua
menandatangani hasil refleksi yang dibuat.
2) Peserta didik membuat sebuah doa syukur sudah menjadi bagian dari Gereja katolik
yang sangat menjunjung tradisi.

Pedoman penilaian untuk refleksi/ Doa

Kriteria A (4) B (3) C (2) D (1)


Struktur Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan
Refleksi/ struktur struktur yang struktur yang struktur yang
Doa yang sangat cukup sistematis kurangsistem tidak
sistematis (Dari 3 bagian, atis (Dari 3 sistematis
(Pembukaa terpenuhi 2). bagian, (Dari struktur
n – Isi – terpenuhi 1). tidak
Penutup) terpenuhi
sama sekali).
Isi Refleksi/ Mengungkapka Mengungkapkan Kurang Tidak
Doa n syukur syukur kepada mengungkap mengungkap
(Mengungkap kepada Allah, tapi tidak kan syukur kan syukur
kan tema Allah dan menggunakan kepada kepada
yang dibahas) menggunak refrensi Kitab Allah, tidak Alllah.
an refrensi Suci secara ada refrensi
Kitab Suci. signifikan. Kitab Suci.
Bahasa yang
Menggunakan MenggunakanBa Menggunakan Menggunakan
digunakan Bahasa hasa yang jelas Bahasa yang Bahasa yang
dalam yang jelas namun ada kurang jelas tidak jelas
refleksi/ Doa dan sesuai beberapa dan banyak dan tidak
dengan kesalahan kesalahan sesuai dengan
Pedoman Pedoman Umum Pedoman Pedoman
Umum Penggunaan Umum Umum
Penggunaa Bahasa Indonesia. Penggunaan Penggunaan
n Bahasa Bahasa Bahasa
Indonesia. Indonesia . Indonesia .

13. Bahan Bacaan untuk Siswa:


a. Buku Teks Pelajaran (Buku Siswa).
b. Alberto A Djono Moi, O. Carm; Jalan Kapada Allah, Bajawa Press, 2014

14. Bahan Bacaan untuk Guru:


a. Buku Guru dan Buku Siswa.
b. Yuliana Kartikawati; Atlas Budaya dan Tradisi Nusantara, Cakrawala Publishing, 2014
c. John C. Maxwell; Kekuatan dan Kebersamaan dalam Gereja, Light Publishing, 2010

15. Materi Pengayaan


Peserta didik mencari dari berbagai sumber (mass media cetak maupun elektronik, tokoh
agama, tokoh masyarakat, teman sebaya, orang tua, dan sebagainya) untuk memperoleh
informasi, atau pengalaman atau paham/ pandangan, yang berkaitan dengan tema: tradisi
suci dalam Gereja katolik. Hal itu dapat dilakukan dengan studi literatur, pengamatan,
survei, wawancara dan teknik pengumpulan data yang dikuasai peserta didik (Format
Terlampir)..

16. Materi Untuk Siswa yang Kesulitan Belajar (Format Terlampir)..


Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum dapat mencapai ketuntasan belajar
minimal, dengan kegiatan sebagai berikut:
a) Guru bertanya kepada peserta didik tentang materi yang belum mereka pahami.
b) Berdasarkan materi yang belum mereka pahami tersebut, guru mengadakan
pembelajaran ulang (remidial teaching) baik dilakukan oleh guru secara langsung
atau dengan tutor teman sebaya.
c) Guru mengadakan kegiatan remedial dengan memberikan pertanyaan atau soal yang
kalimatnya dirumuskan dengan lebih sederhana (remidial test).
17. Daftar Pustaka
- Komkat KWI, Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/K
Kelas X. Yogyakarta: Kanisius, 2008.
- Maman Sutarman dan Sulis Bayu Setyawan, Pendidikan Agama katolik dan Budi Pekerti
untuk SMA Kelas X, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
- Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores, 1995.
- Internet
• https://gaya.tempo.co/read/1360986/ajarkan-kesetaraan-pada-anak-di-keluarga-dengan-
bermain-peran/full&view=ok
• https://kumparan.com/pencerah-nusantara/bagaimana-cara-terbaik-mewujudkan-
kesetaraan-gender-dalam-pembangunan-1t2fR7y5OrH/full.
• https://kumparan.com/the-shonet/wow-maudy-ayunda-bikin-puisi-untuk-para-wanita-
yang-sedang-berjuang-dengan-kesetaraan-gender-1541933379992619260

18. Lampiran:
a. Artikel
Tradisi Kenduri Lintas Agama di Gereja Ganjuran

Gambar 3.3 Tradisi kenduri di Ganjuran


Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus di Ganjuran Bantul Yogyakarta melaksanakan
tradisi kenduri bersama lintas agama-agama untuk memperingati hari ulang
tahun ke-94 gereja yang didirikan oleh keluarga Belanda pemilik pabrik gula di
daerah itu,Kamis (21/6/18).

BANTUL, YOGYAKARTA —
Ketika matahari mulai condong ke barat, hari Kamis ((21/6) sekitar pukul 4 sore,
ratusan orang dewasa yang mayoritas laki-kali duduk bersila diatas tikar yang digelar
pada rerumputan dan lapangan di komplek gereja Hati Kudus Tuhan Yesus yang
dipenuhi pepohonan yang rindang di desa Ganjuran kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Hadirin dengan latar belakang agama dan kepercayaan yang berbeda-beda tersebut
berasal dari dusun-dusun sekitar gereja Ganjuran yang datang untuk mengikuti kenduri
memperingati ulang tahun ke-94 keberadaan gereja Katolik ditengah masyarakat yang
plural di sekitarnya.
Dipandu seorang pembawa acara berbahasa Jawa, mereka melaksanakan kenduri dan
berdoa bersama dipimpin oleh 6 pemuka agama berbeda.
Agama Islam diwakili oleh Warsito yang kebetulan ketua RT setempat, Kristen oleh
Pendeta Suharjono dari GKJ desa tetangga Jodog, agama Hindu oleh Wagimin, dari
aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh Heri Sujoko, dan dari agama
Katolik oleh FX Tugiono.
Bupati Bantul Suharsono mengajak seluruh warga yang hadir agar senantiasa menjaga
persaudaraan dan kerukunan umat beragama serta merawat keragaman dengan cinta
kasih guna mencapai kesejahteraan bersama di Bantul yang kaya akan potensi alam.
Bupati juga menawarkan kepada pengurus Paroki Ganjuran mengajukan permohonan
bantuan sedikit keuangan kepada pemerintah setempat karena komunitas agama-agama
lainnya sudah mendapatkan bantuan.
Kepada VOA Suharsono menegaskan, ia berkomitmen merangkul semua penganut
agama di wilayahnya. “Saya ingin merangkul semua penganut agama yang sesuai
perundangan ada di Indonesia yang wajib menghargai dan menghormati. Walaupun
banyak hambatan untuk mewujudkannya saya tidak akan mundur kalau agama tersebut
diakui oleh pemerintah Indonesia, wajib kita hargai” kata Suharsono.
Windu Kuntoro, panitia rangkaian acara peringatan ulang tahun ke-94 Gereja Ganjuran
menyebutkan, tradisi Kenduri lintas iman di gereja Ganjuran sudah dilaksanakan
selama bertahun-tahun. Kebersamaan dengan masyarakat sekitar yang berbeda agama
juga sudah terbangun sejak lama. “Sudah lama sekali terbangun hubungan harmonis
dengan semua agama disini dan itu menjadi agenda kita dan selalu menjadi berkat
dalam kenduri ini. Lalu memberikan berkat ini untuk seluruh masyarakat yang ada di
sekitar gereja Ganjuran. Ini adalah wajah yang sesungguhnya bahwa kita menjadi
berkat bagi sesamanya tanpa melihat perbedaan apapun. Masyarakat hidup rukun
dengan gereja ini, mereka bekerja di sekitar gereja, membuka warung, romo kami juga
memiliki hubungan yang sangat baik dengan RT setempat, membangun komunikasi
dengan tokoh-tokoh NU, tokoh Muhammadiyah, saling menngunjungi dan setiap tahun
kita kenduri bersama,” ujar Windu Kuntoro.
Gereja Ganjuran didirikan tahun 1924 oleh keluarga Belanda pemilik pabrik gula,
Joseph dan Julius Schmutzer untuk kebaktian keluarga maupun pegawainya. Sejak
awal, Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran mengadopsi budaya lokal yaitu
budaya Jawa sebagai bagian dari tata cara ibadah agama Katholik meski tetap
mengikuti aturan dari Vatikan.
Esti Wijayati, anggota Komisi X DPR RI yang ikut hadir pada kenduri bersama lintas
agama mengatakan, ia berharap rasa takut atau khawatir karena masih adanya
perselisihan antar pengikut agama-agama bisa hilang dengan belajar dari tradisi
kenduri di gereja Ganjuran. “Setidaknya dengan acara kenduri bersama ini kita punya
harapan besar. Dari gereja Ganjuran akan tersiar meluas ke seluruh Indonesia betapa
kebersamaan yang dibangun atas dasar persaudaraan, kebhineka-tunggal-ikaan ini
menjadi berkah dan karunia bagi bangsa Indonesia membangun bersama republik ini.
Sehingga kekhawatiran yang mungkin muncul atau masih ada mengenai bagaimana
kelompok yang satu tidak memberi ruang kepada kelompok lain ini akan hilang,” jelas
Esti Wijayati. [ms/ab]
https://www.voaindonesia.com/a/tradisi-kenduri-lintas-agama-di-gereja-ganjuran/
4451417.html

b. Materi:
1) Masyarakat kita terdiri dari berbagai macam suku yang masing-masing memiliki
budaya dan tradisi dan tradisi berbeda-beda. Tradisi itu tumbuh dan dipelihara
dengan baik sebagai warisan turun temurun dari satu genersi ke generasi
berikutnya, misalnya upacara bersih desa, syukur atas panen dll.
2) Tradisi berasal dari kata tradition yang berarti diteruskan. Ini mengarah pada
sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu
kelompok masyarakat. Mulanya istilah ini dipahami sebagai penyerahan suatu
barang secara sah dari pemilik lama ke pemilik baru. Dalam hal ajaran tradisi
dipahami sebagai penerusan ajaran dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tentu
saja ada penambahan ataupun pengurangan yng disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakatnya. Ini adalah sesuatu hal yang tidak terhindarkan.
3) Tradisi sagat berperan dalam membentuk suatu kelompok sosial karena bisa
menjembatani beberapa generasi terutama dalam pengalihan atau penerusan ajaran.
Tradisi di masa lalu tetap dipertahankan karena dianggap tetap bermanfaat untuk
masa sekarang dan masa yang akan dating.
4) Kitab suci lahir dari sebuah proses tradisi yang panjang dan Yesuspun hidup dan
menjadi bagian dalam tradisi itu. Dalam pengajaran-Nya, Yesus seringkali merujuk
pada hukum Taurat dan kitab para nabi yang ditafsirkan secara baru. Dalam karya
dan pengajaranNya untuk mewartakan Kerajaan Allah, Yesus memulai suatu
tradisi sendiri. Inilah tradisi Yesus. Ia memanggil dan mendidik para rasulNya
untuk menjadi saksi atas hidup, karya dan pewartaanNya. Selanjutnya, Yesus
mengutus mereka untuk menyampaikan apa yang sudah mereka terima kepada
seluruh bangsa. Perutusan yang berkelanjutan ini memunculkan tradisi baru, yakni
pewartaan karya penyelamatan Allah yang terwujud dalam diri, hidup dan karya
Yesus.
5) Tradisi Yesus dilanjutkan dengan tradisi rasuli, di mana para rasul mewartakan dan
meneruskan kabar gembira tentang Yesus Kristus. Mereka yang percaya pada
gilirannya meneruskan apa yang mereka dengar dan mereka terima. Penerusan ini
tentu disertai penambahan atau pengurangan isinya sesuai kreativitas mereka yang
juga disesuaikan dengan situasi dan kondisi jemaatnya. Karena hal itu, mungkin
ada hal yang sama tetapi diceritakan secara berbeda, bahkan tidak jarang
dimunculkan cerita-cerita baru yang sifatnya mendukung atau melengkapi
pewartaan.
6) Bila dalam bab 20:30 dikisahkan masih banyak tanda yang belum dicatat tetapi
dalam 21:25 adalah hal-hal lain yang diperbuat dan mungkin bukan hanya tanda
tetapi misal: sikap hidup, pengajarannya. Yesus yang adalah Firman yang menjadi
manusia yang sudah ada dalam kekalan (Yoh 1:1-3) maka sangat wajar bila dunia
tidak dapat memuat segala sesuatu mengenai Yesus. Sementara Katekismus Gereja
Katolik 78 menegaskan bahwa penerusan yang hidup ini yang berlangsung dengan
bantuan Roh Kudus, dinamakan “Tradisi”, yang walaupun berbeda dengan Kitab
Suci, namun sangat erat berhubungan dengannya. “Demikianlah
Gereja dalam ajaran, hidup serta ibadatnya dilestarikan serta meneruskan kepada
semua keturunan dirinya seluruhnya, imannya yang seutuhnya” (DV 8).
“Ungkapan-ungkapan para Bapa Suci memberi kesaksian akan
kehadiran Tradisi ini yang menghidupkan, dan yang kekayaannya meresapi praktik
serta kehidupan Gereja yang beriman dan berdoa.” (DV 8). 174, 1124, 2651.
7) Gereja Katolik yakin bahwa Kitab Suci (Alkitab) bersama Tradisi dinyatakan oleh
Gereja sebagai “tolok ukur tertinggi iman Gereja” (Dei Verbum Art. 21). Dengan
kata “iman”, yang dimaksudkan adalah baik iman objektif maupun iman subjektif.
Jadi, “kebenaran-kebenaran iman” yang mengacu kepada realitas yang diimani dan
sikap hati serta penghayatannya merupakan tanggapan manusia terhadap
pewahyuan Allah.
8) Tradisi Gereja terus ada berkat kuasa Roh Kudus dalam sejarah Gereja hingga saat
ini. Contoh tradisi Gereja adalah paham Trinitas, Pribadi Kristus, Bunda Allah,
Maria diangkat ke surge dan juga syahadat yang selalu menjadi bagian dalam
Gereja Katolik. Contoh tradisi dalam Gereja yang lain adalah Masa Adven,
Perayaan Natal, Jalan Salib, Masa Prapaska, Tri Hari Suci dll.

c. Program Remedial dan Pengayaan


Sekolah : ……………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………….
Kelas : ………………………………
Semester : ……………………………..
Tahun : ………………………………

Nama Rencana Program Tanggal Hasil


No Materi Peserta Pengayaan Remedial Pelaksanaan Sebelum Sesuda Simpulan
Didik h
1
2
3
4
5
6
7

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. MAGISTERIUM GEREJA

1. Tujuan Pembelajaran Topik 3:


Peserta didik memahami Magisterium Gereja sebagai salah satu sumber untuk
mengenal Yesus, sehingga bersedia untuk mendengarkan dan melaksanakan ajaran
Magisterium Gereja untuk semakin memperdalam imannya akan Yesus Kristus.
3. Profil Pelajar Pancasila
Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia – Kreatif – Gotong
Royong.

2. Indikator Ketercapaian Tujuan


a. Pengertian Magisterium Gereja.
b. Magisterium Gereja dalam kitab Suci.
c. Peran Magisterium dalam Gereja Katolik.
d. Yang termasuk dalam magisterium Gereja Katolik.
e. Membuat sebuah doa untuk Paus dan Para Uskup agar selalu diberikan kesehatan
agar dapat menjalankan tugas sebagai Gembala umat dengan baik dan selalu dapat
dijadikan sebagai teladan dalam iman dan moral.

4. Media Pembelajaran/Sarana: Alkitab, Buku Siswa, Laptop, Proyektor.

5. Pendekatan: Pendekatan Kateketis


Melalui pendekatan yang diawali dengan pengalaman sehari-hari yang dialami oleh
peserta didik baik secara langsung maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita
kehidupan orang lain. Selanjutnya pengalaman tersebut direfleksikan dalam terang Kitab
Suci atau ajaran Gereja, sehingga peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup
sehari-hari terhadap nilai-nilai yang diperoleh dari pendalaman yang dilakukan.

6. Metode: Dialog partisipatif, Sharing pengalaman, Diskusi kelompok, Refleksi dan aksi.

7. Sumber Belajar:

a. Artikel : Dewan Adat: Wisatawan Raja Ampat Harus Diajari Menjaga Keindahan
Alam” (https://regional.kompas.com./read/2017/09/07375961/dewan-adat-
wisatawan-raja-ampat-harus-diajari-menjaga-keindahan-alam)
b. Teks Kitab Suci Lukas 6: 12 – 16; Yohanes 21: 15 – 19; Yohanes 20: 21 – 23;
Matius 16: 13 – 20.
c. Katekismus Gereja Katolik 85; 87; 88; 100
d. Rangkuman materi pembelajaran

8. Persiapan Guru:

a. Guru mempersiapkan Artikel : Dewan Adat: Wisatawan Raja Ampat Harus Diajari
Menjaga Keindahan Alam”
(https://regional.kompas.com./read/2017/09/07375961/dewan-adat-wisatawan-raja-
ampat-harus-diajari-menjaga-keindahan-alam)
b. Guru menyiapkan teks kitab suci Lukas 6: 12 – 16; Yohanes 21: 15 – 19; Yohanes
20: 21 – 23; Matius 16: 13 – 20.
c. Guru menyiapkan Katekismus Gereja Katolik 85; 87; 88; 100
d. Guru membuat ringkasan materi pembelajaran..
e. Lembar observasi diskusi kelompok

9. Alur Kegiatan Pembelajaran:

KEGIATAN PENDAHULUAN : 15 Menit


Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, doa pembuka
1.
dan mengecek kesiapan siswa.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
3. Guru menjelaskan proses kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

KEGIATAN INTI : 100 menit


1 Menggali pengalaman hidup dengan mengamati upaya Dewan Adat dalam
mengajari wisatawan untuk menjaga keindahan alam.
a. Artikel : Dewan Adat: Wisatawan Raja Ampat Harus Diajari Menjaga
Keindahan Alam”, dengan mendiskusikan beberapa pertanyaan berikut:
1) Bagaimana kesan kalian ketika membaca artikel di atas?
2) Bagaimana komitmen Dewan Adat terhadap lingkungan?
3) Bagaimana tanggapan masyarakat setempat terhadap peraturan yang
dikeluarkan Dewan Adat?
4) Nilai-nilai apa yang dapat kalian ambil dari kisah di atas?
b. Peserta didik mencatat semua informasi yang didapat dalam buku catatan.
Selanjutnya mencari informasi melalui studi pustaka atau browshing di
internet tentang contoh tentang ketaatan masyarakat dalam menjunjung tinggi
kearifan lokal yang diajarkan oleh leluhur mereka dan mensharingkannya
dalam kelompok kecil.

2 Mendalami Kitab Suci dan Ajaran Gereja yang tentang Magisterium Gereja.
a. Peserta didik dibagi dalam 4 keliompok dan masing-masing mendalami kitab
suci dan ajaran Gereja dengan ketentuana sebagai berikut:
1) Kelompok1 = Lukas 6: 12 – 16 dan KGK 85.
2) Kelompok 2 = Yohanes 21: 15 – 19 dan KGK 87.
3) Kelompok 3 = Yohanes 20: 21 – 23 dan KGK 88.
4) Kelompok 4 = Matius 16: 13 – 20 dan KGK 100.
b. Setiap kelompok diberi pertanyaan pemandu untuk diskusi sebagainberikut:
1) Pertanyaan untuk kelompok 1
a) Untuk apa para murid dipanggil?
b) Apa dampak panggilan itu bagi para murid?
c) Apa pesan yang hendak disampaikan dari Katekismus Gereja Katolik
artikel 85 di atas?
2) Pertanyaan untuk kelompok 2
a) Apa Tugas yang diberikan kepada Petrus ?
b) Apa artinya “Gembalakanlah domba-domba-Ku?
c) Bagaimana hal itu terwujud dalam Gereja katolik dewasa ini?
d) Apa pesan yang hendak disampaikan dari Katekismus Gereja Katolik
artikel 87 di atas?
3) Pertanyaan untuk kelompok 3
a) Kuasa apa yang diberikan Yesus kepada para Rasul?
b) Bagaimana kuasa itu diwujudkan dalam Gereja Katolik dewasa ini?
c) Apa pesan yang hendak disampaikan dari Katekismus Gereja Katolik
artikel 88 di atas?
4) Pertanyaan untuk kelompok 4
a) Kuasa apa yang diberikan Yesus kepasda Petrus?
b) Bagaimana kuasa itu diwujudkan dalam Gereja Katolik dewasa
ini?
c) Apa pesan yang hendak disampaikan dari Katekismus Gereja
Katolik artikel 100 di atas?
c. Selanjutnya, setiap perwakilan kelompok mensharingkan hasilnya di depan
kelas. Kelompok yang tidak presentasi mencatat informasi baru yang
disharingkan oleh kelompok lain.
d. Guru memberikan peneguhan dan pokok-pokok yang ingin ditekankan
berkaitan dengan kitab suci dan ajaran Gereja tentang magisterium Gereja.

3 Refleksi dan Aksi:


a. Refleksi
Renungkanlah teks berikut:
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah
engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk
ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-
Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-
Ku (Yohaes 21: 17).
Jika kalian ditanyakan pertanyaan yang sama sebanyak tiga kali berturut-
turut, apa yang anda rasakan?
Ada yang kesal, ada yang sedih, karena yang ia jawab tidak cukup
meyakinkan untuk dapat dipercaya dan sebagainya. Umumnya sebuah
pertanyaan yang diulang-ulang bermaksud untuk meyakinkan si penanya
terhadap jawaban yang ia terima.
Coba bayangkan seandainya kalian ditanya oleh orang tua kalian tiga kali
berturut-turut, kalian mungkin menduga pasti ada yang dicurigai dari kalian.

b. Aksi

Peserta didik membuat sebuah doa untuk Paus dan Para Uskup agar selalu
diberikan kesehatan agar dapat menjalankan tugas sebagai Gembala umat
dengan baik dan selalu dapat dijadikan sebagai teladan dalam iman dan
moral.

Kegiatan Penutup: 20 Menit

a. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran


b. Guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan tentang manfaat tema
pelajaran.
c. Guru bersama peserta didik menutup pertemuan dengan doa penutup
Tuhan, Gembalaku yang baik (Mazmur 23: 1 – 6)

10. Refleksi Guru:


Apakah kegiatan belajar berhasil? Apa yang menurut ibu/bapak berhasil? Kesulitan apa
yang dialami? Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik?
11. Refleksi Siswa
Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini? Apa yang akan kamu
lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu? Kepada siapa kamu akan meminta bantuan
untuk memahami pelajaran ini?

12. Rubrik Penilaian:


a. Pengetahuan
No Soal Jawaban
1 Apa pengertian a. Magisterium berasal dari bahasa Latin yaitu magister yang
Magisterium artinya guru, yang juga bermakna luas yang bisa berarti
Gereja? presiden, kepala, direktur, dan sebagainya, dan juga dalam
makna yang sempit berarti seorang pengajar atau
pembimbing kaum muda. Magisterium yang merupakan kata
benda merujuk pada jabatan seorang magister.
b. Magisterium adalah jabatan ajaran resmi Gereja, dalam arti
peran atau otoritas, bukan sebagai pusat birokratis.
Magisterium di dalamnya terdiri dari paus dan para uskup
yang bersekutu dengannya. Mereka diberikan tugas untuk
menafsirkan Kitab Suci dan membuat penilaian mengenai
“tradisi” dalam Gereja, dan membuat pernyataan resmi
mengenai otentisitas tradisi-tradisi tersebut.
c. Magisterium (Lat: :Tugas mengajar”) Tugas untuk
mengajarkan Injil secara berwibawa atas nama Yesus
Kristus. Orang Katolik percaya bahwa kuasa mengaja ini
dimiliki oleh seluruh dewan uskup (sebagai pengganti
dewan para rasuli) dan masing-masing uskup dalam
kesatuan dengan Uskup Roma (Paus).

2 Jelaskan Jemaat Perdana setia pada “ajaran para rasul” (Kis 2: 2: 42).
Magisterium Karena mereka telah menjadi kristiani (pengikut Kristus)
Gereja dalam kitab dengan menerima sabda Yesus Kristus, maka hidup kristiani
Suci ? harus senantiasa diperdalam dengan pemberitaan Injil secara
berkesinambungan. “Iman timbul dari pendengaran, dan
pendengaram oleh firman Kristus (Rom 10: 17). Dengan penuh
kerendahan hati mereka menerima dan mengakui bahwa
keselamatan telah terwujud melalui kematian dan kebangkitan
Kristus.

Apa peran Peran Magisterium Gereja “bertugas untuk menafsirkan secara


Magisterium dalam otentik Sabda Allah yang tertulis atau diturunkan itu yang
Gereja Katolik? kewibawaannya dilaksanakan dalam nama Yesus Kristus.”[8]
Magisterium ini tidak berada di atas Sabda Allah, melainkan
melayaninya, supaya dapat diturunkan sesuai dengan yang
seharusnya. Dengan demikian, oleh kuasa Roh Kudus,
Magisterium yang terdiri dari Bapa Paus dan para uskup
pembantunya [yang dalam kesatuan dengan Bapa Paus] menjaga
dan melindungi Sabda Allah itu dari interpretasi yang salah.

Siapakah yang Magisterium Gereja adalah wewenang mengajar Gereja, yang


termasuk dalam terdiri dari Bapa Paus (sebagai pengganti Rasul Petrus) dan para
magisterium Uskup (sebagai pengganti para rasul) dalam persekutuan
Gereja Katolik? dengannya, yang diberikan karisma ”tidak dapat sesat”
(infalibilis) oleh Yesus, yaitu dalam hal pengajaran mengenai
iman dan moral.

Lembar pengamatan diskusi

N Nam Melaksanaka Menjawab Mengharg Berpartisipa Merespon Jumla


o a n tugas pertanyaan ai si aktif penjelasan h
Sisw kelompok pendapat dalam guru Score
a teman kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4

b. Penilaian Sikap

1) Sikap Spiritual:
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
a. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda  pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
b. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.

No Butir Instrumen Penilaian Jarang Tidak


selalu sering
pernah

Saya menyediakan waktu untuk berdoa


1
secara pribadi
Saya menghormati Paus sebagai penerus
2
rasul Petrus dan para uskup.

Saya taat pada ajaran Gereja yang


3
disampaikan melalui para hierarkhi

jumlah nilai
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal

2) Sikap Sosial: Penilaian diri:

Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
a) Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda  pada kolom yang
sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
b) Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.

No Butir Instrumen selalu sering jarang Tidak


pernah
1 Saya terlibat pewartaan Sabda Allah

2 Saya ikut menjadi lektor di Gereja.

3 Saya terlibat dalam dalam kelompok paduab


suara.

4 Saya terlibat dalam kegiatan pendampingan


iman anak di Gereja
5 Saya terlibat kelompok pendalaman kiitab

Skor =jumlah nilai X 100%

jumlah nilai
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal
c. Penilaian Keterampilan: Peserta didik membuat sebuah doa untuk Paus dan Para Uskup
agar selalu diberikan kesehatan agar dapat menjalankan tugas sebagai Gembala umat
dengan baik dan selalu dapat dijadikan sebagai teladan dalam iman dan moral.

Kriteria A (4) B (3) C (2) D (1)


Struktur doa Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan
struktur struktur yang struktur yang struktur yang
yang sangat cukup sistematis kurangsistem tidak
sistematis (Dari 3 bagian, atis (Dari 3 sistematis
(Pembukaa terpenuhi 2). bagian, (Dari struktur
n – Isi – terpenuhi 1). tidak
Penutup) terpenuhi
sama sekali).
Isi doa
Mengungkapka Mengungkapkan Kurang Tidak
(Mengungkap n syukur syukur kepada mengungkap mengungkap
kan tema kepada Allah, tapi tidak kan syukur kan syukur
yang dibahas) Allah dan menggunakan kepada kepada
menggunak refrensi Kitab Allah, tidak Alllah.
an refrensi Suci secara ada refrensi
Kitab Suci. signifikan. Kitab Suci.
Bahasa yangMenggunakan MenggunakanBa Menggunakan Menggunakan
digunakan Bahasa hasa yang jelas Bahasa yang Bahasa yang
dalam doa yang jelas namun ada kurang jelas tidak jelas
dan sesuai beberapa dan banyak dan tidak
dengan kesalahan kesalahan sesuai dengan
Pedoman Pedoman Umum Pedoman Pedoman
Umum Penggunaan Umum Umum
Penggunaa Bahasa Indonesia. Penggunaan Penggunaan
n Bahasa Bahasa Bahasa
Indonesia. Indonesia . Indonesia .

13. Bahan Bacaan untuk Siswa:


a. Buku Teks Pelajaran (Buku Siswa).
b. Agustinus L. Nggame, OFM; Hidup Itu Panggilan, Obor,2015

14. Bahan Bacaan untuk Guru:


a. Buku Teks Pelajaran (Guru dan Buku Siswa).
b. Jimmy Oentoro D Th.; Gereja Impian: Menjadi Gereja Yang Berpengaruh, Gramedia
Pustaka Utama, 2010.
c. Agustinus L. Nggame, OFM; Hidup Itu Panggilan, Obor,2015
15. Materi Pengayaan
Peserta didik mencari dari berbagai sumber (mass media cetak maupun elektronik, tokoh
agama, tokoh masyarakat, teman sebaya, orang tua, dan sebagainya) untuk memperoleh
informasi, atau pengalaman atau paham/ pandangan, yang berkaitan dengan tema:
Magisterium Gereja. Hal itu dapat dilakukan dengan studi literatur, pengamatan, survei,
wawancara dan teknik pengumpulan data yang dikuasai peserta didik (Format
Terlampir).

16. Materi Untuk Siswa yang Kesulitan Belajar(Format Terlampir). .


Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum dapat mencapai ketuntasan belajar
minimal, dengan kegiatan sebagai berikut:
a) Guru bertanya kepada peserta didik tentang materi yang belum mereka pahami.
b) Berdasarkan materi yang belum mereka pahami tersebut, guru mengadakan
pembelajaran ulang (remidial teaching) baik dilakukan oleh guru secara langsung
atau dengan tutor teman sebaya.
c) Guru mengadakan kegiatan remedial dengan memberikan pertanyaan atau soal yang
kalimatnya dirumuskan dengan lebih sederhana (remidial test).

17. Daftar Pustaka


- Komkat KWI, Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik untuk
SMA/K Kelas X. Yogyakarta:Kanisius, 2008.
- Maman Sutarman dan Sulis Bayu Setyawan, Pendidikan Agama katolik dan Budi
Pekerti untuk SMA Kelas X, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
- Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores, 1995.
- Internet:
• https://penakatolik.com/2020/07/03/peran-dan-fungsi-magisterium-dalam-
gereja-katolik/
• https://spiritualitaskatolik.wordpress.com/2012/10/29/kitab-suci-tradisi-dan-
magisterium/
• https://www.voaindonesia.com/a/tradisi-kenduri-lintas-agama-di-gereja-
ganjuran/4451417.html
• https://www.hidupkatolik.com/2018/10/16/27277/tradisi-sunat/
• https://terangiman.com/2020/07/03/apa-itu-magisterium-gereja-katolik/

18. Lampiran:
a. Artikel:
Dewan Adat: “Wisatawan Raja Ampat Harus Diajari Menjaga Keindahan Alam”
Gambar 3.4 Teluk Kabui di Raja Ampat (Kompas.com/Fidel Ali)

Editor: Reni Susanti


SORONG, KOMPAS.com - Dewan Adat Suku Maya di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi
Papua Barat, mengeluarkan peraturan adat untuk melindungi ekosistem laut dan menjaga
kelestarian hutan setempat.
Ketua Dewan Adat Suku Maya Raja Ampat Kristian Thebu mengatakan, musyawarah adat
akan membahas peraturan tersebut pekan depan. "Selanjutnya akan disampaikan ke Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)," ujarnya Senin (11/9/2017).
Thebu menjelaskan, peraturan adat antara lain melarang perusakan terumbu karang,
penangkapan ikan secara sembarangan.
Peraturan adat ini juga mencakup pelarangan warga, instansi pemerintah maupun
perusahaan menebang kayu dan membawanya keluar dari hutan Raja Ampat. (Baca
juga: Belajar dari Kasus di Raja Ampat, Pemerintah Akan Perketat Keluar-Masuk Kapal
Pesiar). "Intinya peraturan adat ini untuk melestarikan Raja Ampat karena meskipun sudah
ada peraturan yang dibuat pemerintah, tetapi selama ini banyak masyarakat maupun
wisatawan yang beraktivitas tidak menjaga kelestarian alam, terutama terumbu karang,"
tuturnya.
Ia mengatakan, menjaga dan melestarikan keindahan alam Raja Ampat bukan hanya
tanggung jawab pemerintah dan lembaga konservasi, tetapi semua pihak termasuk dewan
adat dan juga wisatawan. "Wisatawan baik warga Indonesia maupun warga asing yang
masuk ke Raja Ampat harus diajari menjaga keindahan alam terutama terumbu karang
agar pariwisata daerah itu berkelanjutan," katanya.
: https://regional.kompas.com/read/2017/09/11/07375961/dewan-adat-wisatawan-raja-ampat-harus-diajari-
menjaga-keindahan-alam
b. Materi Pembelajaran:

1) Dalam hal menjaga kelestarian lingkungan hidup, sebenarnya sejak zaman dahulu
nenek moyang kita telah melakukan pelestarian lingkungan dan diturunkan sampai
sekarang dari generasi ke generasi. Sejak dahulu, nenek moyang kita telah
menurunkan pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat
kebiasaan atau etika yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di suatu tempat atau
daerah yang biasanya diturunkan dari generasi ke ke generasi. Demikian pula
dengan Dewan Adat di Raja Ampat berkaitan dengan tugas dan wewenangnya
dalam menjaga lingkungan hidup. Lembaga ini mengeluarkan peraturan terkait
dengan kelestarian alam yang harus ditaati oleh warga, instansi pemerintah
maupun perusahaan penebangan kayu, bahkan oleh wisatawan juga.
2) Dalam beradaptasi dengan lingkungan, masyarakat memperoleh dan
mengembangkan suatu kearifan yang berwujud pengetahuan atau ide, norma adat,
nilai budaya, aktivitas, dan peralatan sebagai hasil abstraksi mengelola lingkungan.
Seringkali pengetahuan mereka tentang lingkungan setempat dijadikan pedoman
yang akurat dalam mengembangkan kehidupan di lingkungan.
3) Berkaitan dengan wewenang dan kuasa mengajar, dalam Gereja Katolik dikenal
istilah Magisterium Gereja. Magisterium berasal dari bahasa Latin
yaitu magister yang artinya guru, yang juga bermakna luas yang bisa berarti
presiden, kepala, direktur, dan sebagainya, dan juga dalam makna yang sempit
berarti seorang pengajar atau pembimbing kaum muda. Magisterium yang
merupakan kata benda merujuk pada jabatan seorang magister.
4) Dalam istilah sederhana, Magisterium adalah jabatan ajaran resmi Gereja, dalam
arti peran atau otoritas, bukan sebagai pusat birokratis. Magisterium di dalamnya
terdiri dari paus dan para uskup yang bersekutu dengannya. Mereka diberikan
tugas untuk menafsirkan Kitab Suci dan membuat penilaian mengenai “tradisi”
dalam Gereja, dan membuat pernyataan resmi mengenai otentisitas tradisi-tradisi
tersebut.
5) Magisterium Gereja dalam kitab suci
a) Yesus sengaja mengambil waktu untuk berdoa. Dia memohon bimbingan
Allah untuk memilih ke dua belas rasul dari begitu banyak pengikut-Nya.
Orang-orang inilah yang kelak akan diutus-Nya untuk sebuah tugas khusus.
Dalam doa-Nya, Yesus menyerahkan dir pada kehendak Bapa (Luk 6: 12 –
16).
b) Tuhan Yesus sudah menetapkan bahwa Injil harus diberitakan kepada semua
suku bangsa di dunia dan jumlah orang yang diselamatkan harus penuh
sebelum Tuhan datang kembali di Yerusalem. Karena itu, sebagai pengikut
Kristus kita harus terus memberitakan Injil dengan berani dan dengan dipimpin
oleh Roh Kudus (Mat 28:18-20).
6) Magisterium (Latin: Tugas Mengajar) adalah tugas untuk mengajarkan Injil secara
berwibawa atas nama Yesus Kristus. Orang katolik percaya bahwa kuasa mengajar
ini dimiliki oleh seluruh dewn uskup (sebaagai pengganti para rasul) dan masing-
masing uskup dalam kesatuannya denga uskup Roma (Paus).
7) Katekismus Gereja Katolik No.85 menegaskan bahwa “Adapun tugas menafsirkan
secara otentok sabda Allah yang tertulis atau diturunkan itu, dipercayakan hanya
kepada Wewenang Mengajar Gereja yag hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan
atas nama Yesus Kristus” (DV 10).
8) Dalam KGK 891 dinyatakan bahwa “Ciri tidak dapat sesat itu ada pada Imam Agung di
Roma, kepala dewan para Uskup, berdasarkan tugas beliau, bila selaku gembala dan guru
tertinggi segenap umat beriman, yang meneguhkan saudara-saudara beliau dalam
iman, menetapkan ajaran tentang iman atau kesusilaan dengan tindakan definitif… Sifat
tidak dapat sesat, yang dijanjikan kepada Gereja, ada pula pada Badan para Uskup, bila
melaksanakan wewenang tertinggi untuk mengajar bersama dengan pengganti Petrus”
(LG 25) terutama dalam konsili ekumenis Bdk. Konsili Vatikan 1: DS 3074. Apabila Gereja
melalui Wewenang Mengajar tertingginya “menyampaikan sesuatu untuk diimani sebagai
diwahyukan oleh Allah” (DV 10) dan sebagai ajaran Kristus maka umat beriman harus
“menerima ketetapan-ketetapan itu dengan ketaatan iman” (LG 25). Infallibilitas ini sama
luasnya seperti warisan wahyu ilahi Bdk. LG 25.
9) Jadi kesimpulannya, Magisterium adalah Wewenang Mengajar Gereja, yang terdiri dari
Bapa Paus (sebagai pengganti Rasul Petrus) dan para uskup (sebagai pengganti para rasul)
dalam persekutuan dengannya, yang diberikan karisma “tidak dapat sesat” (infalibilitas)
oleh Yesus, yaitu dalam hal pengajaran mengenai iman dan moral. Maka kita ketahui
bahwa sifat infalibilitas ini tidak berlaku dalam segala hal, namun hanya dalam hal iman
dan moral, yaitu pada saat mereka mengajarkan tindakan dengan definitive seperti yang
tercantum dalam dogma dan doktrin resmi Gereja katolik.
c. Program Remedial dan Pengayaan
Sekolah : ……………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………….
Kelas : ………………………………
Semester : ……………………………..
Tahun : ………………………………

Nama Rencana Program Tanggal Hasil


No Materi Peserta Didik Pengayaan Remedial Pelaksanaa Sebelum Sesudah Simpula
n n
1
2
3
4
5
6
7

BIODATA PENULIS

Sulis Bayu Setyawan, lahir di Klaten - Jawa


Tengah, 17 Mei 1970, Setelah lulus D3 di STKIP
Widya Yuwana Madiun 1993 kemudian mengajar
di SMA Regina Pacic Bogor sampai sekarang;
Melanjutkan S-1 Ilmu Pendidikan Teologi
Universitas Atma Jaya Jakarta dan lulus 1999.
Tahun 2006 – 2009 mengajar Pendidikan Agama
Katolik di Bogor Hotel Institute. Terlibat secara
aktif dalam perubahan kurikulum 2013 bersama
dengan Puskurbuk dan menjadi bagian dari Tim
Pengembang kurikulum, serta Instruktur Nasional
dalam sosialisasi kurikulum yang dilaksanakan oleh Direktorat P-SMA.
Tahun 2015 – 2019 menjadi tenaga pengajar tidak tetap untuk Pendidikan
Agama Katolik di STIPAN Abdi Negara di Lenteng Agung, Jakarta. Buku yang
pernah ditulis, yakni BukuTeks Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
untuk SMA/K Kurikulum 2013 Kemendikbud, Modul Pelatihan Kurikulum
2013 untuk Direktorat P-SMA, Modul Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas X untuk SMA Terbuka, 2014 dan Buku Teks Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti kelas XI untuk SMALB (Tuna Daksa), 2015.
Penulis aktif dalam kegiatan Gereja sebagai Ketua Lingkungan Rasamala,
Wlayah Ciomas 1, Paroki Katedral Bogor mulai tahun 2009 – 2019 dan aktif
membantu di seksi pewartaan. Penulis sampai saat ini masih aktif mengajar
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SMA Regina Pacis Bogor dan
sebagai Ketua MGMP Pendidikan Agama Katolik Keuskupan Bogor. Penulis
dapat dihubungi melalui email sulisbayu70@gmail.com atau ke nomor
08170036387

Anda mungkin juga menyukai