A. IDENTITAS MODUL
B. KOMPETENSI AWAL
a. Profil Pelajar Pancasila
Beriman dan bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa
Kreatif
Mandiri
b. Sarana dan Prasarana
Media :
Alat : Snowman, papan tulis, leptop,
Sumber belajar : Buku paket Agama Katolik SMP Kelas VII Kemendikbud 2021 dan internet,
Alkitab
c. Model Pembelajaran : Tatap muka
d. Metode pembelajaran : Diskusi kelompok
e. Elemen : Pribadi siswa
f. Pemahaman bermakna :
Dengan mempelajari materi ini, peserta didik bisa mengembangkan kemampuan yang dimiliki
secara bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
g. Guru memberikan Pertanyaan pemantik :
• Apa yang kalian ketahui tentang kemampuan?
• Apa saja kemampuan yang kalian miliki?
• Bagaimana cara kalian menyikapi kemampuan yang kalian miliki?
• Apa saja pesan Kitab Suci yang berkaitan dengan mengembangkan kemampuan?
h. Asessmen :
Diagnostic : Penilaian diberikan di awal kegiatan pembelajaran saat pemberian pertanyaan
pemantik
Formatif:
• Penilaian dari pertanyaan yang diberikan selama proses KBM (LKPD)
• Penilaian observasi (kegiatan diskusi dan presentasi) “rubric”.
Sumatif :
Penugasan :Tes Tertulis
C. Komponen Inti
Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran
Memahami manusia sebagai citra Allah Mengidentifikasi arti kemampuan
yang unik dan sederajat, baik sebagai Menjelaskan macam-macam kemampuan yang
perempuan ataupun laki-laki, yang dimiliki oleh setiap pribadi manisia
memiliki kemampuan dan keterbatasan Menjelaskan pesan Kitab Suci berkaitan dengan
sehingga bangga dan bersyukur kemampuan
Mengklarifikasi cara – cara mengembangkan
kemampuan yang dimiliki
Memberikan contoh kemampuan yang dimiliki dalam
dirinya dan sesame
Menyebutkan sikap positif dan negative dalam
menerima kemampuan yang dimiliki
Membandingkan macam-macam kemampuan yang ada
dalam dirinya dengan orang lain
D. Kegiatan Pembelajaran
Refleksi:
Guru mengajak peserta didik duduk tenang dan hening untuk merefleksikan bahwa dibalik
keterbatasan yang dimiliki, Tuhan memanggil mereka mampu mengatasinya dengan penuh
kepercayaan kepada Tuhan. Kemudian merumuskan beberapa hal yang akan dilakukan
dalam mengaatasi keterbatasan kemampuan yang dimilikinya, kemudian merangkumnya
dalam bentuk motto yang mengungkapkan tekad mereka untuk mengembangkan
kemampuan
E. Penilaian Sikap
1. Sikap Percaya Diri
Bentuk dan alat penilaian: individu, penilaian diri
Rubrik penilaian:
Indikator Pencapaian Tujuan Indikator Penilaian
Peserta didik menunjukkan Tetap bersyukur kepada Allah sekalipun memiliki
sikap sikap percaya diri atas keterbatasan kemampuan
keterbatasan kemampuannya
Tidak malu sekalipun memiliki keterbatasan
dan menghargai kelemahan
kemampuan
sesama
Sadar bahwa setiap orang memiliki keterbatasan
kemampuan
Membutuhkan bantuan orang lain untuk mengatasi
keterbatasan kemampuan yang saya miliki
Lembar penilaian:
Petunjuk : (Berilah tanda centang () pada angka 0, 1, 2, 3 atau tempat yang selaras
dengan pernyataan yang ada)
No Pernyataan SL SR JR TP
3 2 1 0
1. Saya tetap bersyukur kepada Allah sekalipun
memiliki keterbatasan kemampuan
2. Saya tidak malu sekalipun memiliki keterbatasan
kemampuan
3. Saya sadar bahwa setiap orang memiliki keterbatasan
kemampuan
4. Saya membutuhkan bantuan orang lain untuk
mengatasi keterbatasan kemampuan yang saya miliki
Score
2. Penilaian Pengetahuan
Bentuk dan alat penilaian: penilaian individu, formatif, uraian
Rubrik:
Indikator Ketercapaian Tujuan Indikator penilaian Nomor
soal
Peserta didik dapat menjelaskan Menjelaskan 2 sikap yang perlu 1
sikap yang perlu dikembangkan dikembangkan dalam menyikapi
dalam menghadapi keterbatasan keterbatasan
kemampuan dirinya
Memberikan pendapat. Tanggapan atas 2
kasus orang yang mengakali
keterbatasan tetapi bisa sukses
Peserta didik mampu menjelaskan Memberi tanggapan atas kisah Nabi 3
sikap Yesus dalam menghadapi Yeremia dalam kitab Yer 1:4-8
keterbatasan sesamanya
Soal:
N Pertanyaan Jawaban
O
1. Jelaskan dua sikap yang perlu dikembangkan dalam Tidak minder, karena semua orang
menghadapi keterbatasan yang kamu miliki juga memiliki keterbatasan.
(score: 10) Mau belajar dari kisah sukses orang
lain, sehingga termotivasi.
2. Marni berasal dari keluarga miskin. Bapaknya Kemiskinan tidak selamanya
hanyalah seorang pengayuh becak, ibunya buruh menjadi hambatan seseorang untuk
mencuci dari tetangga sekitarnya. Tetapi Marni selalu sukses. Untuk mencapai sukses kita
berprestasi di sekolahnya dan bisa menyelesaikan perlu mengatasinya tidak merasa
kuliah sampai jenjang S-2. Dan sekarang Marni minder dan berusaha mempunyai
menjadi pemilik perusahaan yang mempekerjakan prestasi
ribuan orang besar. Menurut kamu, mengapa Marni
bisa meraih sukses seperti itu ? (score: 20)
3. Dalam Kitab Yer 1 : 4-8 dikisahkan tentang panggilan Allah seringkali menggunakan
Yeremia menjadi Nabi. Jelaskan pesan kisah tersebut kelemahan manusia untuk dapat
bagi kehidupanmu menyelamatkan amnusia. Sebelum
(score: 20) menjadi Nabi, Yeremia merasa
masih muda dan tak pandai bicara.
Tetapi Tuhan menghendakinya agar
Yeremia menjadi alat-Nya
mempertobatkan banyak orang.
Score perolehan
Nilai = x 100
Score total
3. Penilaian Ketrampilan
Rubric Penilaian
Indikator Ketercapaian Tujuan Indikator penilaian Score
Score perolehan
Nilai = x 100
Score total
F. Program Remedial dan Pengayaan
Sekolah : SMP Filadelfia
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik
Kelas : VII
Semester :I
Tahun : 2022/2023
Lampiran:
1. Lembar Kerja Siswa untuk menginventarisasi berbagai keterbatasan kemampuan.
No. Keterbatasan Kemampuanku
1. ............................
2. ............................
3. ............................
4. ............................
5. ............................
2. Lembar kerja siswa untuk belajar bernalar kritis
Tidak
No. Kondisi Setuju Alasan
Setuju
1. Badanku pendek
2. Badanku gemuk
3. Kulitku gelap
4. Wajahku kurang menarik
5. Aku pemalu
6. Orang lain menyebutku kasar
7. Orang lain menyebutku
sombong
8. Aku memiliki cacat tubuh
9. Aku sangat pendiam
10. Aku kurang pandai bicara
11. Aku tidak bisa memimpin
kelompok
12. Orang tuaku miskin
13. Aku orang ambisius
14. Aku tidak senang dikritik
15. Aku senang mengatur orang
lain
16. Aku tidak pandai pelajaran
eksakta
17. Aku kurang teliti dalam
melakukan pekerjaan
18. Aku sulit berkonsentrasi
belajar
19. Aku kurang diperhatikan orang
tua
20. Aku lebih suka musik dari
pada pelajaran lainnya
a. Melalui lembar kerja ini, peserta didik diajak untuk memahami, bahwa ada
keterbatasan yang bersifat menetap, misalnya yang bersifat genetis (pembawaan sejak
dalam kandungan) atau yang disebabkan faktor keturunan tapi ada keterbatasan yang
bersifat sementara.
b. Walaupun demikian, tidak selamanya keterbatasam yang sifatnya genetis itu menjadi
penghambat seseorang untuk dapat memperkembangkan diri dan meraih sukses
3. Rangkuman Materi
Keterbatasan bisa dilihat secara negatif tapi juga bisa dilihat secara positif.
Dalam beberapa kisah Perjanjian Lama, kita bisa menemukan tokoh-tokoh yang dipanggil Tuhan
untuk menyelamatkan umat-Nya Israel, sekalipun memiliki kekurangan dan keterbatasan, seperti Nabi
Yeremia. Demikian juga dalam Perjanjian Baru, dari 12 rasul Yesus masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan.
Kisah tokoh-tokoh Kitab Suci seperti di atas, memberi pesan bahwa: kita perlu mengakui
kelemahan dan kekurangan kita di hadapan Allah dengan jujur dan rendah hati. Kita diajar untuk
tidak sombong seolah dapat melakukan segala sesuatu dengan kekuatan dan kehebatan yang kita
miliki, justru kita dipanggil untuk berani mengandalkan Tuhan dalam melakukan tugas apapun serta
dalam usaha memperkembangkan diri demi meraih masa depan. Kita perlu belajar percaya, bahwa
tak ada yang mustahil bagi Tuhan. Selama kita mengandalkan Dia, sekalipun kita memiliki
keterbatasan, pasti bisa tercapai.
a) Keterbatasan manusia dapat diartikan sebagai kondisi yang tidak dapat dilampaui manusia untuk dapat
berkembang seutuhnya.
b) Keterbatasan ada yang sifatnya sementara, ada yang sifatnya menetap. Contoh keterbatasan yang sifatnya
tetap ialah kematian. Semua manusia terbatas kemampuannya untuk mempertahankan hidup. Manusia
tidak selamanya akan muda, tapi akan tua, ia juga bisa sakit, dan pasti akan mati, walaupun waktunya bisa
berbeda.
c) Keterbatasan manusia dapat berupa keterbatasan isik jasmaniah, seperti contoh, badannya pendek, cacat,
dan sebagainya. Keterbatasan psikis, seperti pemalu, kurang terbuka terhadap orang lain, kurang berani
mencoba, dan sebagainya. Keterbatasan dalam hal kemampuan di antaranya: kurang cerdas dalam
menguasai pelajaran tertentu, tidak menyukai pelajaran sosial, dan sebagainya. Keterbatasan penunjang
seperti: kemampuan ekonomi orang tua yang kurang, tidak memiliki peralatan, dan sebagainya
d) Apa yang dipandang seseorang sebagai keterbatasan, belum tentu menjadi keterbatasan bagi orang lain
1) Membuat kita memiliki sikap positif terhadap diri sendiri. Sadar bahwa diriku bukan mahluk yang sempurna.
2) Membuat diri kita makin mengetahui cara menempatkan diri dalam pergaulan, dan tidak bereaksi negatif
terhadap orang lain. Kita tidak akan mudah marah dikatakan sombong, bila kita sadar bahwa memang kita
cenderung menyombongkan diri.
3) Membuat kita mengetahui apa yang perlu diperbaiki atau dilatih. Kalau kita pemalu, justru jangan menjauh
dari orang lain, melainkan harus aktif bergaul dan mendekati orang lain.
4) Membuat kita berusaha berfokus pada kekuatan yang dimiliki. Kalau sadar bahwa kurang terampil dalam
pelajaran eksakta, maka selain terus berlatih agar nilai eksakta menjadi lebih baik, juga berusaha menunjukkan
prestasi pada pelajaran yang lain yang disenangi.
1) Menutupi kekurangan lalu bertindak munaik. Contoh, ada orang yang sesungguhnya keluarganya pas-pasan,
tapi supaya diterima oleh temantemannya dia sering bercerita atau berpenampilan seolah-olah dia berasal dari
orang kaya.
2) Tidak puas terhadap diri sendiri, lebih ingin menjadi seperti orang lain. Contoh, banyak orang yang karena
tidak puas terhadap penampilannya, lalu melakukan operasi plastik.
3) Minder dan mengurung diri karena merasa diri paling hina, paling sial di dunia ini.
2) Memberi perhatian secara khusus pada kelemahan untuk diwaspadai sehingga tidak menyakiti atau
merugikan orang lain. Contoh, kalau tahu bahwa kita usil, kita harus berlatih menahan diri agar tidak usil,
sehingga tidak ada teman yang marah akibat kebiasaan kita.
3) Menjadikan kelemahan sebagai kekuatan. Contoh, kalau merasa orang kurang mampu secara ekonomi, maka
kita berusaha belajar sebaik mungkin sehingga bisa mendapatkan beasiswa sehingga meringankan beban orang
tua
a) Dalam beberapa kisah Perjanjian Lama, kita bisa menemukan tokoh-tokoh yang dipanggil Tuhan untuk
menyelamatkan umat-Nya Israel, bukanlah orang-orang yang hebat, melainkan orang-orang biasa yang
memiliki kekurangan dan keterbatasan.
b) Ketika Yeremia dipanggil menjadi nabi, ia pun bukan orang yang hebat atau sempurna. Ia merasa
masih sangat muda. Waktu itu usianya baru sekitar 18 tahun. Ia harus mengajak bangsa Yehuda
bertobat karena banyak yang menyembah berhala dan melakukan ketidakadilan. Ia juga harus melawan
nubuat nabi-nabi palsu. Ketika ia dipanggil, ia merasa belum pantas karena tidak pandai bicara dan
merasa masih sangat muda. Tetapi Allah menguatkan dia, dan berjanji untuk menyertai dia.
c) Lewi adalah salah satu dari 12 rasul Yesus. Ia rupanya mempunyai pendidikan yang lumayan, tetapi
sebagai pemungut cukai dia banyak melakukan korupsi. Itulah sebabnya orang Farisi dan ahli Taurat
membenci dia dan orang-orang pemungut cukai lainnya. Sekali pun Yesus tahu dia orang berdosa,
tetapi Ia berkenan memanggil dia untuk ikut serta dalam karya pewartaan Yesus.
d) Rasul-rasul Yesus juga bisa dikatakan bukan orang-orang hebat. Kebanyakan mereka adalah nelayan
yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi. Tapi justru, orang-orang yang sederhana
seperti mereka, dipanggil oleh Yesus untuk menjadi murid-Nya.
e) Kalian juga pasti kenal dengan Rasul Paulus. Dia adalah pembunuh bayaran yang dibayar untuk
membunuh para pengikut Yesus supaya tidak berkembang. Tetapi melalui pengalaman bertemu dengan
Yesus yang bangkit dalam wujud cahaya yang membutakan matanya, ia mau bertobat dan berbalik
menjadi pewarta Injil Yesus Kristus yang luar biasa.
f) Kisah tokoh-tokoh Kitab Suci seperti di atas, memberi pesan bahwa: kita perlu mengakui kelemahan
dan kekurangan kita di hadapan Allah dengan jujur dan rendah hati. Kita diajar untuk tidak sombong
seolah dapat melakukan segala sesuatu dengan kekuatan dan kehebatan yang kita miliki. Justru kita
dipanggil untuk berani mengandalkan Tuhan dalam melakukan tugas apa pun serta dalam usaha
mengembangkan diri demi meraih masa depan.
g) Kita perlu belajar percaya, bahwa tak ada yang mustahil bagi Tuhan. Selama kita mengandalkan Dia,
sekalipun kita memiliki keterbatasan, pasti bisa tercapai.
TUGAS
Guru mengajak peserta didik untuk mengidentiikasi berbagai keterbatasan manusia, dengan mengisi
lembar kerja seperti berikut:
Perhatikan kata-kata yang menggambarkan kondisi tertentu! Apakah menurut kalian, kondisi yang
disebutkan dalam daftar ini termasuk keterbatasan seseorang untuk menjadi orang sukses atau
bukan? Kalau dianggap keterbatasan, berilah tanda (4) pada kolom setuju, bila dianggap bukan
keterbatasan, berilah tanda (4) pada kolom Tidak Setuju; lalu berikan alasannya!
Tidak
No. Kondisi Setuju Alasan
Setuju
1. Badanku pendek
2. Badanku gemuk
3. Kulitku gelap
4. Wajahku kurang menarik
5. Aku pemalu
6. Orang lain menyebutku kasar
7. Orang lain menyebutku
sombong
8. Aku memiliki cacat tubuh
9. Aku sangat pendiam
10. Aku kurang pandai bicara
11. Aku tidak bisa memimpin
kelompok
12. Orang tuaku miskin
13. Aku orang ambisius
14. Aku tidak senang dikritik
15. Aku senang mengatur orang
lain
16. Aku tidak pandai pelajaran
eksakta
17. Aku kurang teliti dalam
melakukan pekerjaan
18. Aku sulit berkonsentrasi
belajar
19. Aku kurang diperhatikan orang
tua
20. Aku lebih suka musik dari
pada pelajaran lainnya
LKPD
Para peserta didik untuk membaca dan merenungkan dua teks Kitab Suci berikut dalam kelompok.
( Yeremia 1 : 4-8, Lukas 5:27-32). tiap kelompok menjawab pertanyaan berikut:
1. Apa keterbatasan atau kekurangan yang dimiliki oleh Yeremia dan Lewi?
2. Bagaimana sikap Allah terhadap mereka?
3. Pesan apa yang bisa kalian petik dari kedua kisah kedua tokoh di atas?