Anda di halaman 1dari 10

EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AGAMA KATOLIK DENGAN


MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA
SISWA KELAS V SDK WAEPANA KECAMATAN SOA, KABUPATEN NGADA
TA 2018/2019

Yasinta Dai
Guru SDK Waepana

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar


Agama Katolik siswa kelas V SDK Waepana dengan menggunakan model
pembelajaran Quantum Teaching. Penelitian ini menggunakan desain penelitian
Kemmis dan Taggart yang terdiri atas dua siklus dan setiap siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi serta refleksi. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V SDK Waepana yang berjumlah 40 orang .
Objek penelitian ini adalah hasil belajar Agama Katolik dan model Pembelajaran
Quantum Teaching. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes dan
instrumen penelitian berupa tes obyektif, dan data dianalisis dengan
menggunakan statistik kuantitatif. Rata – rata hasil belajar yang dicapai siswa
pada siklus I sebesar 62,25%, dengan ketuntasan klasikal 17,5% dan rata – rata
hasil belajar pada siklus II sebesar 81,25% dan ketuntasan klasikal 87,5%.
Berarti telah terjadi peningkatan hasil belajar Agama Katolik dari siklus I ke
Siklus II sebesar 18,99% dan pingkatan hasil belajar ini sudah melebihi KKM
yang ditetapkan yaitu 75. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan
model Pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar
Agama Katolik siswa kelas V SDK Waepana Tahun Pelajaran 2018/2019.

Kata-kata kunci : hasil belajar, Agama Katolik penerapan model Pembelajaran


Quantum Teaching

IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 46


EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033

PENDAHULUAN Kegagalan pengajaran agama


Pendidikan merupakan
Katolik dapat terjadi karena pendidik
hubungan antarpribadi pendidik dan
agama yang kurang mempersiapkan
peserta didik. Hubungan ini disebut
diri. Selain itu pendidik merasa
sebagai hubungan fungsional, yaitu
sudah dapat mengajar dengan baik,
pendidik sebagai pengajar dan
sehingga banyak pendidik yang suka
peserta didik sebagai subjek belajar.
mengajar dengan jalan pintas, tidak
Pendidikan ini dapat berlangsung di
mempersiapkan perencanaan
sekolah. Sekolah merupakan salah
pembelajaran, tidak mampu
satu sarana yang dapat
mengimplemintasikan metode atau
meningkatkan perkembangan
model pembelajaran dengan situasi
pengetahuan peserta didik.
dan kebutuhan peserta didik,
Pengetahuan yang didapat peserta
sehingga pembelajaran yang
didik berupa pengetahuan intelektual
berlangsung bersifat monoton dan
dan pengetahuan religius.
membosankan, sehingga hasil
Pengetahuan intelektual dapat
belajar yang diharapkan baik
diterima dengan pelajaran-pelajaran
menjadi tidak sesuai dengan
secara umum, dan pengetahuan
harapan.
religius didapatkan melalui pelajaran
Keberhasilan proses
agama.
pembelajaran khususnya agama
Pada kenyataanya pendidikan
Katolik tidak terlepas dari
telah dilaksanakan semenjak adanya
kemampuan pendidik
manusia, hakikatnya pendidikan
mengembangkan model-model
merupakan serangkaian peristiwa
pembelajaran yang berorentasi pada
yang komplek yang melibatkan
peningkatan intensitas keterlibatan
beberapa komponen antara lain:
siswa secara efektif di dalam proses
tujuan, peserta didik, pendidik, isi
pembelajaran. Pengembangan
atau bahan, cara/metode dan
model pembelajaran yang tepat
situasi/ lingkungan. Hubungan
pada dasarnya bertujuan untuk
keenam faktor tersebut berkait satu
menciptakan kondisi pembelajaran
sama lain dan saling berhubungan
yang memungkinkan peserta didik
dalam suatu aktifitas satu
belajar secara aktif dan
pendidikan.
menyenangkan sehingga peserta
didik dapat meraih belajar dan

IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 47


EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033

prestasi yang optimal. Pendidik dapat dilihat dari kurangnya


dapat memilih beberapa model kemauan siswa untuk mengajukan
ataupun metode pembelajaran yang maupun menjawab pertanyaan dari
membantu pelaksanaan guru yang bersangkutan, (4)
pembelajaran agar berjalan dengan sebagian besar siswa merasa
baik. Untuk dapat mengembangkan bahwa mata pelajaran Agama
model pembelajaran yang efektif Katolik cenderung membosankan
maka setiap pendidik sebaiknya karena didominasi oleh hafalan.
memiliki pengetahuan yang Berdasarkan kenyataan tersebut
memadai berkenan dengan konsep di atas dapat dikatakan bahwa
dan cara mengimplemensentasikan proses pembelajaran di SDK
model-model tersebut dalam waepana tidak kondusif, sehingga
pembelajaran. menyebabkan penurunan nilai mata
Berdasarkan pengalaman dan pelajaran Pendidikan Agama
kenyataan yang di hadapi oleh katolik, yang pada umumnya belum
peneliti , dalam hal ini sebagai guru mencapai KKM yaitu 75. Kalaupun
mata pelajaran Agama Katolik pada mencapai itupun harus dilakukan
SDK Waepana dapat ditemukan hal- remedial, maka dapat dikatakan
hal sebagai berikut: (1) saat proses bahwa dalam pelaksanaan proses
pembelajaran berlangsung siswa belajar mengajar kususnya pada
cenderung bermain-main dengan mata pelajaran agama katolik
temannya tanpa memperhatikan tidak/kurang optimal, yang
penjelasan guru dan saat guru mengakibatkan hasil belajar siswa
mengajukan pertanyaan siswa tidak tidak sesuai dengan harapan.
dapat menjawab sehingga tercermin Salah satu model pembelajaran
interaksi dalam kelas itu rendah, (2) yang memungkinkan siswa belajar
kurangnya kerjasama antar siswa secara optimal adalah model
saat proses pembelajaran pembelajaran Quantum Teaching.
berlangsung. Hal ini, dapat Langkah pembelajaran quantum
menimbulkan egoisme pada diri teaching and learning dikenal
siswa, (3) interaksi siswa dalam dengan istilah TANDUR, yaitu
proses pembelajaran baik antara Tumbuhkan, Alami, Namai,
siswa dengan siswa, maupun siswa Demonstrasikan, Ulangi, dan
dengan guru, masih rendah. Hal ini Rayakan ( Deporters, 2012 : 39).

IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 48


EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033

Berikut ini akan dijelaskan pengalaman hidup sehari-hari,


pengertian tersebut. Model diteguhkan dalam terang Kitab Suci /
pembelajaran ini menekankan ajaran Gereja, yang pada akhirnya
kegiatannya pada pengembangan diwujudnyatakan dalam tindakan
potensi manusia secara optimal konkrit sehari-hari. Pendidikan
melalui cara-cara yang sangat Agama Katolik (PAK) pada dasarnya
manusiawi, yaitu: mudah, bertujuan agar peserta didik memiliki
menyenang-kan, dan kemampuan untuk membangun
memberdayakan. Setiap anggota hidup yang semakin beriman.
komunitas belajar dikondisikan untuk Membangun hidup beriman Kristiani
saling mempercayai dan saling berarti membangun kesetiaan pada
mendukung. Siswa dan guru berlatih Injil Yesus Kristus, yang memiliki
dan bekerja sebagai pemain tim keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan
guna mencapai kesuksesan Allah.
bersama. Dalam konteks ini, sukses Diharapkan dengan pengguaan
guru adalah sukses siswa, dan model pembelajaran quantum
sukses siswa berarti sukses guru. teaching dalam pembelajarn agama
Model Pembelajaran Kuantum dapat katolik dapat megatasi persoalan
dipandang sebagai sebuah cara diatas, yaitu rendahnya hasil belajar
baru yang memudahkan proses siswa. Menurut Gagne (dalam
belajar dan memadukan unsur seni Suprijono, 2009: 5), hasil belajar
dan pencapaian yang terarah untuk berupa : 1) informasi verbal yaitu
segala mata pelajaran (A’la, 2012: kapasitas mengungkapkan
21). pengetahuan dalam bentuk bahasa,
Dalam pendidikan Agama baik lisan maupun tertulis, 2)
Katolik, Pendekatan Pembelajaran keterampilan intelektual yaitu
lebih ditekankan pada pendekatan kemampuan mempresentasikan
yang didalamnya terkandung 3 konsep dan lambing, 3) strategi
proses yaitu proses pemahaman, kognitif yaitu kecakapan
pergumulan dan penghayatan iman menyalurkan dan mengarahkan
dalam konteks hidup nyata sehari- aktivitas kognitifnya sendiri, 4)
hari. Proses pembelajaran keterampilan motorik yaitu
Pendidikan Agama Katolik dimulai kemampuan melakukan serangkaian
dari penggalian dan pendalaman gerak jasmani dalam urusan dan

IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 49


EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033

koordinasi, sehingga terwujud Waepana tahun pelajaran


otomatisme gerak jasmani, 5) sikap 2018/2019, yang berjumlah 40
adalah kemampuan menerima atau orang siswa. Prosedur penelitian
menolak objek berdasarkan ini dilaksanakan sesuai dengan yang
penilaian terhadap objek tersebut. dikembangkan oleh Kemis dan Mc
Sikap merupakan kemampuan Taggart maka prosedur penelitian
menjadikan nilai-nilai sebagai ini dalam bentuk siklus dalam
standar perilaku. Dengan model perencanaan penelitian ini akan
yang tepat dalam pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus,
agama katolik diharapkan dapat Siklus I dan Siklus II dengan tahap –
diperbaiki tahapnya adalah Perencanaan,
Berdasarkan uraaian di atas Pelaksanaan dan Observasi serta
maka tujuan penelitian ini untuk Refleksi. Metode pengumpulan data
mengetahui peningkatan hasil dalam penelitian ini adalah dengan
belajar siswa pada pelajaran menggunakan metode tes.
Pendidikan Agama katolik dengan Instrumen penelitian adalah alat
menggunakan model yang digunakan untuk
pemnbelajaran Quantum Teaching mengumpulkan data penelitian.
pada siswa kelas V SDK Waepana Dalam penelitian ini instrument yang
TA 2018/2019 di gunakan adalah soal tes. Bentuk
Tes adalah tes pilihan Ganda I
METODE PENELITIAN sebanyak 10 nomor. Dan Pada
Jenis penelitian ini adalah Siklus II sebanyak 10 nomor.
penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan Maksimal Skor 100 dan
Pada penelitian tindakan kelas ini minimal Skor 0. Metode analisis data
digunakan model Kemmis dan Mc yang digunakan pada penelitian
Taggart, pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis
terdiri dari dua siklus. Penelitian statistik deskriptif kuantitatif yakni
dilaksanakan pada Agustus – suatu metode penelitian yang
Nopember 2018 di kelas V SDK bersifat menggambarkan kenyataan
Waepana, Kecamatan Soa, atau fakta sesuai dengan data yang
Kabupaten Ngada TA 2018/2019 diperoleh dengan tujuan untuk
Subyek dalam penelitian ini mengetahui hasil belajar Agama
adalah siswa-siswi kelas V SDK katolik yang dicapai siswa, yang

IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 50


EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033

diukur dengan menghitung : urutan pembelajaran kurang jelas,


Menghitung Mean (Rata-rata), karena guru menjelaskan materi
Menghitung rata-rata persentase , secara umum dan langsung
Kriteria Penggolongan Hasil Belajar memberikan tugas untuk dikerjakan
dengan standar PAP, Menentukan siswa sehingga hasil yang di peroleh
Kriteria Keberhasilan Tindakan. tidak sesuai KKM yang ditetapkan,
Penelitian ini dikatakan berhasil (2) murid kurang aktif untuk
apabila rata-rata nilai prestasi belajar bertanaya tentang ateri yang di
siswa dalam satu kelas berada pada pelajari, (3) murid kurang aktif dalam
klasifikasi tinggi atau berada pada mengerjakan tugas yang diberikan.
presentase nilai tertinggi. Peneliti menemukan bahwa
Berdasarkan kriteria ketuntasan selama proses pembelajaran
minimal yaitu 75 berlangsung permasalahan yang
terjadi bukan hanya terdapat pada
HASIL DAN PEMBAHASAN murid saja melainkan juga pada guru
Sebelum melaksanakan yang kurang menggunakan pola
penelitian dengan menggunakan pembelajaran yang bervariasi,
model pembelajaran quantum sehingga proses pembelajaran
teaching , rata – rata hasil belajar menjadi sangat monoton dan
Agama katolik Semester I Kelas V membosankan. Hal ini berdampak
SDK Waepana masih sangat pada hasil belajar siswa yang tidak
rendah. Dari data tes hasil belajar maksimal. Dari Hasil Tes awal diatas
pada kegiatan pra tindakan dirancang tindak lanjut yang
diperoleh nilai rata – rata hasil bertujuan untuk memperbaiki hasil
belajar sebesar 61,25. belajar Agama Katolik siswa dengan
Dari nilai yang diperoleh menggunakan model pembelajaran
menunjukan bahwa hasil belajar
agama katolik belum mencapai KKM
yang ditetapkan yaitu 75. Dari hasil yang dipilih dalam penelitian ini yaitu
tes awal penulis menyimpulkan model pembelajaran quantum
bahwa pemahaman siswa terhadap taching
materi masih sangat rendah. Hal ini Berdasarkan refleksi awal hasil
disebabkan oleh beberapa faktor belajar siswa yang masih rendah
antara lain : (1) informasi tentang dan belum mencapai KKM yang

IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 51


EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033

ditetapkan maka kegiatan penelitian Waepana mengalamai peningkatan


pada tahap pertama dilaksanakan dari siklus I ke Siklus II sebesar
sesuai dengan prosedur penelitian 18,99% dan ketuntasan klasikal
yang berawal dari perencanaan, pada siklus I
pelaksanaan dan observasi serta sebesar 17,5% mengalami
refleksi. peningkatan di siklus II yaitu
Berdasarkan hasil analisis data, mencapai 87,5%. Hal ini
diperoleh rata – rata hasil belajar membuktikan bahwa penggunaan
Agama Katolik Siklus I = 62,26, model pembelajaran yang tepat
persentase 62,26%%, termasuk dapat mengatasi masalah
dalam kategori Rendah . rendahnya hasil belajar siswa.
Pada Siklus II berdasarkan Dalam penelitian ini penggunaan
hasil analisis data, dapat diketahui model pembelajaran Quantum
bahwa rata – rata hasil belajar Teaching dapat dikatakan dapat
Agama Katolik Siklus II = 81,25, memperbaiki hasil belajar siswa.
persentase 81,25%%, termasuk Model pembelajaran quantum memili
dalam kategori Tinggi kelebihan yang dapat membimbing
l Analisis data hasil belajar siswa ke arah berpikir yang sama
Agama Katolik Siklus I dan II dapat dalam satu saluran pikiran yang
dilihat pada tabel di bawah ini. sama, lebih melibatkan siswa, saat
proses pembelajaran perhatian
Tabel 1 Hasil Belajar IPA Siklus I
siswa dapat dipusatkan kepada hal-
dan Siklus II
hal yang dianggap penting oleh guru
Data Hasil belajar
sehingga hal yang penting itu dapat
Siklus I Siklus II diamati secara teliti, karena gerakan
Rata-rata 62,26 81,25
Kategori Rendah Tinggi dan proses dipertunjukkan maka
Persentase 62,26% 81,25% tidak memerlukan keterangan-
Ketuntasan 17,5% 87,5%
klasikal keterangan yang banyak, proses
Kenaikkan Siklus I ke siklus II: pembelajaran menjadi lebih nyaman
rata-rata 18,99%
dan menyenangkan, siswa didorong
Berdasarkan uraian hasil untuk aktif mengamati,
analisis data dan tabel di atas dapat menyesuaikan antara teori dengan
dikatakan bahwa hasil belajar kenyataan dan dapat mencoba
Agama Katolik siswa kelas V SDK melakukannya sendiri. Dengan

IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 52


EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033

kelebihan yang dimiliki dalam model meningkatkan hasil belajar Agama


pembelajaran quantum teaching Katolik siswa kelas V SDK Waepana
dibutuhkan kreativitas dari seorang Tahun Pelajaran 2018/2019.
guru untuk merangsang keinginan
bawaan siswa untuk belajar, secara PENUTUP
tidak langsung guru terbiasa untuk Simpulan
berfikir kreatif setiap harinya, yang Penggunaan model
akirnya akan berdampak pelajaran pembelajaran Quantum Teaching
yang diberikan oleh guru mudah dapat meningkatkan hasil belajar
diterima atau dimengerti oleh siswa Agama Katolik pada siswa kelas V
sehingga tujuan dari pembelajaran SDK Waepana tahun ajaran
yang diharapkan dapat diperoleh 2018/2019. Rata – rata hasil belajar
yang muaranya adalah hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus I
siswa dapat meningkat sesuai sebesar 62,26%, dengan ketuntasan
dengan harapan dari pendidik klasikal 17,5% dan pada siklus II
maupun peserta didik. rata – rata hasil belajar siswa
Sejalan dengan teori-teori sebesar 81,25% dan ketuntasan
pendukung dan penelitian-penelitian klasikal 87,5%. Berarti telah terjadi
terdahulu yang menggunakan model peningkatan rata – rata hasil belajar
pembelajaran Quantum Teaching Agama Katolik dari siklus I ke
yang menjadi refrensi dan acuan Siklus II sebesar 18, 99% dan
dalam penelitian ini ditemukan pingkatan hasil belajar ini sudah
bahwa penggunaan model melebihi KKM yang ditetapkan yaitu
pembelajaran Quantum Teaching 75.
dapat meningkatkan hasil belajar Dengan demikian dapat
Agama Katolik siswa terbukti disimpulkan bahwa penerapan
secara empirik dalam penelitian ini. model pembelajaran Quantum
Berdasarkan deskripsi analisis hasil Teaching dapat meningkatkan hasil
penelitian diperoleh data bahwa belajar Agama Katolik siswa kelas
hasil belajar siswa telah mencapai V SDK Waepana Tahun Pelajaran
kriteria yang ditentukan. Dengan 2018/2019.
demikian dapat dinyatakan Mengacu pada temuan pada
penerapan model pembelajaran hasil penelitian di atas, maka dalam
Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa

IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 53


EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033

pada mata pelajaran Agama Katolik model pembelajaran Quantum


dapat disarankan beberapa hal Teaching agar hasil belajar siswa
kepada. 1) Guru; Perlu memahami dapat mencapai KKM yang
karakteristik peserta didik dengan ditetapkan.
baik, agar proses pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
dapat dijalankan sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Perlu
A’la, Miftahul, 2012. Quantum
menyiapkan semua rencana
Teaching. Jogjakarta: Diva
kegiatan pembelajaran termasuk Press
penggunaan metode, model
Asrori, Mohammad, 2009. Penelitian
pembelajaran yang sesuai dengan Tindakan Kelas. Bandung: CV
Waca Prima.
materi sehingga suasana kelas
menjadi kondusif akan terjadi DePorter, Bobbi dkk. 2000 .
Quantum Teacheng. Bandung:
interaksi yang poisitif antara guru
Kaifa.
dan siswa, yang akirnya akan
Dewi Sartika Simbolan. 2015.
berdampak pada hasil belajar siswa
Peningkatan Hasil Belajar
yang baik. 2) Bagi Siswa: Agama KatolikMelalui
Pembelajaran Quantum
Diharapkan kepada siswa agar lebih
Teaching Pada Siswa Kelas V
aktif dan kreatif di dalam kelas baik SD Negeri 060869 Gaharu,
Medan Timur. Jurnal Pena
secara individu maupun dalam kerja
Edukasi, Vol. 3 No. 6,
kelompok dan selalu berani untuk Nopember 2016.
https://docplayer.info/52303507-
berinteraksi dengan guru maupun
Peningkatan-hasil-belajar-
teman di kelas untuk memperoleh agama-katolik-melalui-
pembelajaran-quantum-
dan menemukan hal – hal baru
teaching.html
maupun yang belum dimengerti. 3)
Kusumah, Wjaya dan Dwitagama,
Bagi Sekolah.
Dedi: 2010. Penelitian Tidakan
Kelas. Jakarta: PT Indeks.
Saran
Komisi Kateketik KWI. 2007. Materi
Untuk meningkatkan Pokok Pendidikan Agama
Katolik, Modul untuk Universitas
pembelajaran di kelas, maka
Terbuka. Jakarta: Universitas
sekolah perlu memberi masukan Terbuka.
kepada guru-guru untuk
Koyan, I Wayan. 2012. Statistik
menggunakan model pembelajaran Pendidikan Teknik Analisis
Data dan Kuantitatif. Singaraja-
yang inovatif termasuk penggunaan

IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 54


EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033

Bali : Universitas Pendidikan


Ganesha Pres. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative
Learning Teori dan Aplikasi
Leks, Stefan. 1981. Yesus Kristus Paikem. Yokyakarta: Pustaka
Menurut Keempat Injil. Pelajar.
Yogyakarta: Kanisius. Lembaga
Biblika Indonesia. 1980. Kitab
Suci Perjanjian Baru. Ende:
Nusa Indah. Lembaga Biblika
Indonesia. 1980. Kitab Suci
Perjanjian Lama. Ende: Nusa
Indah

IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 55

Anda mungkin juga menyukai