UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AGAMA KATOLIK DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDK WAEPANA KECAMATAN SOA, KABUPATEN NGADA TA 2018/2019
Yasinta Dai Guru SDK Waepana
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
Agama Katolik siswa kelas V SDK Waepana dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart yang terdiri atas dua siklus dan setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi serta refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDK Waepana yang berjumlah 40 orang . Objek penelitian ini adalah hasil belajar Agama Katolik dan model Pembelajaran Quantum Teaching. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes dan instrumen penelitian berupa tes obyektif, dan data dianalisis dengan menggunakan statistik kuantitatif. Rata – rata hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus I sebesar 62,25%, dengan ketuntasan klasikal 17,5% dan rata – rata hasil belajar pada siklus II sebesar 81,25% dan ketuntasan klasikal 87,5%. Berarti telah terjadi peningkatan hasil belajar Agama Katolik dari siklus I ke Siklus II sebesar 18,99% dan pingkatan hasil belajar ini sudah melebihi KKM yang ditetapkan yaitu 75. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar Agama Katolik siswa kelas V SDK Waepana Tahun Pelajaran 2018/2019.
Kata-kata kunci : hasil belajar, Agama Katolik penerapan model Pembelajaran
Quantum Teaching
IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 46
EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033
PENDAHULUAN Kegagalan pengajaran agama
Pendidikan merupakan Katolik dapat terjadi karena pendidik hubungan antarpribadi pendidik dan agama yang kurang mempersiapkan peserta didik. Hubungan ini disebut diri. Selain itu pendidik merasa sebagai hubungan fungsional, yaitu sudah dapat mengajar dengan baik, pendidik sebagai pengajar dan sehingga banyak pendidik yang suka peserta didik sebagai subjek belajar. mengajar dengan jalan pintas, tidak Pendidikan ini dapat berlangsung di mempersiapkan perencanaan sekolah. Sekolah merupakan salah pembelajaran, tidak mampu satu sarana yang dapat mengimplemintasikan metode atau meningkatkan perkembangan model pembelajaran dengan situasi pengetahuan peserta didik. dan kebutuhan peserta didik, Pengetahuan yang didapat peserta sehingga pembelajaran yang didik berupa pengetahuan intelektual berlangsung bersifat monoton dan dan pengetahuan religius. membosankan, sehingga hasil Pengetahuan intelektual dapat belajar yang diharapkan baik diterima dengan pelajaran-pelajaran menjadi tidak sesuai dengan secara umum, dan pengetahuan harapan. religius didapatkan melalui pelajaran Keberhasilan proses agama. pembelajaran khususnya agama Pada kenyataanya pendidikan Katolik tidak terlepas dari telah dilaksanakan semenjak adanya kemampuan pendidik manusia, hakikatnya pendidikan mengembangkan model-model merupakan serangkaian peristiwa pembelajaran yang berorentasi pada yang komplek yang melibatkan peningkatan intensitas keterlibatan beberapa komponen antara lain: siswa secara efektif di dalam proses tujuan, peserta didik, pendidik, isi pembelajaran. Pengembangan atau bahan, cara/metode dan model pembelajaran yang tepat situasi/ lingkungan. Hubungan pada dasarnya bertujuan untuk keenam faktor tersebut berkait satu menciptakan kondisi pembelajaran sama lain dan saling berhubungan yang memungkinkan peserta didik dalam suatu aktifitas satu belajar secara aktif dan pendidikan. menyenangkan sehingga peserta didik dapat meraih belajar dan
IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 47
EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033
prestasi yang optimal. Pendidik dapat dilihat dari kurangnya
dapat memilih beberapa model kemauan siswa untuk mengajukan ataupun metode pembelajaran yang maupun menjawab pertanyaan dari membantu pelaksanaan guru yang bersangkutan, (4) pembelajaran agar berjalan dengan sebagian besar siswa merasa baik. Untuk dapat mengembangkan bahwa mata pelajaran Agama model pembelajaran yang efektif Katolik cenderung membosankan maka setiap pendidik sebaiknya karena didominasi oleh hafalan. memiliki pengetahuan yang Berdasarkan kenyataan tersebut memadai berkenan dengan konsep di atas dapat dikatakan bahwa dan cara mengimplemensentasikan proses pembelajaran di SDK model-model tersebut dalam waepana tidak kondusif, sehingga pembelajaran. menyebabkan penurunan nilai mata Berdasarkan pengalaman dan pelajaran Pendidikan Agama kenyataan yang di hadapi oleh katolik, yang pada umumnya belum peneliti , dalam hal ini sebagai guru mencapai KKM yaitu 75. Kalaupun mata pelajaran Agama Katolik pada mencapai itupun harus dilakukan SDK Waepana dapat ditemukan hal- remedial, maka dapat dikatakan hal sebagai berikut: (1) saat proses bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung siswa belajar mengajar kususnya pada cenderung bermain-main dengan mata pelajaran agama katolik temannya tanpa memperhatikan tidak/kurang optimal, yang penjelasan guru dan saat guru mengakibatkan hasil belajar siswa mengajukan pertanyaan siswa tidak tidak sesuai dengan harapan. dapat menjawab sehingga tercermin Salah satu model pembelajaran interaksi dalam kelas itu rendah, (2) yang memungkinkan siswa belajar kurangnya kerjasama antar siswa secara optimal adalah model saat proses pembelajaran pembelajaran Quantum Teaching. berlangsung. Hal ini, dapat Langkah pembelajaran quantum menimbulkan egoisme pada diri teaching and learning dikenal siswa, (3) interaksi siswa dalam dengan istilah TANDUR, yaitu proses pembelajaran baik antara Tumbuhkan, Alami, Namai, siswa dengan siswa, maupun siswa Demonstrasikan, Ulangi, dan dengan guru, masih rendah. Hal ini Rayakan ( Deporters, 2012 : 39).
IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 48
EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033
Berikut ini akan dijelaskan pengalaman hidup sehari-hari,
pengertian tersebut. Model diteguhkan dalam terang Kitab Suci / pembelajaran ini menekankan ajaran Gereja, yang pada akhirnya kegiatannya pada pengembangan diwujudnyatakan dalam tindakan potensi manusia secara optimal konkrit sehari-hari. Pendidikan melalui cara-cara yang sangat Agama Katolik (PAK) pada dasarnya manusiawi, yaitu: mudah, bertujuan agar peserta didik memiliki menyenang-kan, dan kemampuan untuk membangun memberdayakan. Setiap anggota hidup yang semakin beriman. komunitas belajar dikondisikan untuk Membangun hidup beriman Kristiani saling mempercayai dan saling berarti membangun kesetiaan pada mendukung. Siswa dan guru berlatih Injil Yesus Kristus, yang memiliki dan bekerja sebagai pemain tim keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan guna mencapai kesuksesan Allah. bersama. Dalam konteks ini, sukses Diharapkan dengan pengguaan guru adalah sukses siswa, dan model pembelajaran quantum sukses siswa berarti sukses guru. teaching dalam pembelajarn agama Model Pembelajaran Kuantum dapat katolik dapat megatasi persoalan dipandang sebagai sebuah cara diatas, yaitu rendahnya hasil belajar baru yang memudahkan proses siswa. Menurut Gagne (dalam belajar dan memadukan unsur seni Suprijono, 2009: 5), hasil belajar dan pencapaian yang terarah untuk berupa : 1) informasi verbal yaitu segala mata pelajaran (A’la, 2012: kapasitas mengungkapkan 21). pengetahuan dalam bentuk bahasa, Dalam pendidikan Agama baik lisan maupun tertulis, 2) Katolik, Pendekatan Pembelajaran keterampilan intelektual yaitu lebih ditekankan pada pendekatan kemampuan mempresentasikan yang didalamnya terkandung 3 konsep dan lambing, 3) strategi proses yaitu proses pemahaman, kognitif yaitu kecakapan pergumulan dan penghayatan iman menyalurkan dan mengarahkan dalam konteks hidup nyata sehari- aktivitas kognitifnya sendiri, 4) hari. Proses pembelajaran keterampilan motorik yaitu Pendidikan Agama Katolik dimulai kemampuan melakukan serangkaian dari penggalian dan pendalaman gerak jasmani dalam urusan dan
IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 49
EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033
koordinasi, sehingga terwujud Waepana tahun pelajaran
otomatisme gerak jasmani, 5) sikap 2018/2019, yang berjumlah 40 adalah kemampuan menerima atau orang siswa. Prosedur penelitian menolak objek berdasarkan ini dilaksanakan sesuai dengan yang penilaian terhadap objek tersebut. dikembangkan oleh Kemis dan Mc Sikap merupakan kemampuan Taggart maka prosedur penelitian menjadikan nilai-nilai sebagai ini dalam bentuk siklus dalam standar perilaku. Dengan model perencanaan penelitian ini akan yang tepat dalam pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus, agama katolik diharapkan dapat Siklus I dan Siklus II dengan tahap – diperbaiki tahapnya adalah Perencanaan, Berdasarkan uraaian di atas Pelaksanaan dan Observasi serta maka tujuan penelitian ini untuk Refleksi. Metode pengumpulan data mengetahui peningkatan hasil dalam penelitian ini adalah dengan belajar siswa pada pelajaran menggunakan metode tes. Pendidikan Agama katolik dengan Instrumen penelitian adalah alat menggunakan model yang digunakan untuk pemnbelajaran Quantum Teaching mengumpulkan data penelitian. pada siswa kelas V SDK Waepana Dalam penelitian ini instrument yang TA 2018/2019 di gunakan adalah soal tes. Bentuk Tes adalah tes pilihan Ganda I METODE PENELITIAN sebanyak 10 nomor. Dan Pada Jenis penelitian ini adalah Siklus II sebanyak 10 nomor. penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan Maksimal Skor 100 dan Pada penelitian tindakan kelas ini minimal Skor 0. Metode analisis data digunakan model Kemmis dan Mc yang digunakan pada penelitian Taggart, pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis terdiri dari dua siklus. Penelitian statistik deskriptif kuantitatif yakni dilaksanakan pada Agustus – suatu metode penelitian yang Nopember 2018 di kelas V SDK bersifat menggambarkan kenyataan Waepana, Kecamatan Soa, atau fakta sesuai dengan data yang Kabupaten Ngada TA 2018/2019 diperoleh dengan tujuan untuk Subyek dalam penelitian ini mengetahui hasil belajar Agama adalah siswa-siswi kelas V SDK katolik yang dicapai siswa, yang
IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 50
EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033
diukur dengan menghitung : urutan pembelajaran kurang jelas,
Menghitung Mean (Rata-rata), karena guru menjelaskan materi Menghitung rata-rata persentase , secara umum dan langsung Kriteria Penggolongan Hasil Belajar memberikan tugas untuk dikerjakan dengan standar PAP, Menentukan siswa sehingga hasil yang di peroleh Kriteria Keberhasilan Tindakan. tidak sesuai KKM yang ditetapkan, Penelitian ini dikatakan berhasil (2) murid kurang aktif untuk apabila rata-rata nilai prestasi belajar bertanaya tentang ateri yang di siswa dalam satu kelas berada pada pelajari, (3) murid kurang aktif dalam klasifikasi tinggi atau berada pada mengerjakan tugas yang diberikan. presentase nilai tertinggi. Peneliti menemukan bahwa Berdasarkan kriteria ketuntasan selama proses pembelajaran minimal yaitu 75 berlangsung permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada HASIL DAN PEMBAHASAN murid saja melainkan juga pada guru Sebelum melaksanakan yang kurang menggunakan pola penelitian dengan menggunakan pembelajaran yang bervariasi, model pembelajaran quantum sehingga proses pembelajaran teaching , rata – rata hasil belajar menjadi sangat monoton dan Agama katolik Semester I Kelas V membosankan. Hal ini berdampak SDK Waepana masih sangat pada hasil belajar siswa yang tidak rendah. Dari data tes hasil belajar maksimal. Dari Hasil Tes awal diatas pada kegiatan pra tindakan dirancang tindak lanjut yang diperoleh nilai rata – rata hasil bertujuan untuk memperbaiki hasil belajar sebesar 61,25. belajar Agama Katolik siswa dengan Dari nilai yang diperoleh menggunakan model pembelajaran menunjukan bahwa hasil belajar agama katolik belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75. Dari hasil yang dipilih dalam penelitian ini yaitu tes awal penulis menyimpulkan model pembelajaran quantum bahwa pemahaman siswa terhadap taching materi masih sangat rendah. Hal ini Berdasarkan refleksi awal hasil disebabkan oleh beberapa faktor belajar siswa yang masih rendah antara lain : (1) informasi tentang dan belum mencapai KKM yang
IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 51
EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033
ditetapkan maka kegiatan penelitian Waepana mengalamai peningkatan
pada tahap pertama dilaksanakan dari siklus I ke Siklus II sebesar sesuai dengan prosedur penelitian 18,99% dan ketuntasan klasikal yang berawal dari perencanaan, pada siklus I pelaksanaan dan observasi serta sebesar 17,5% mengalami refleksi. peningkatan di siklus II yaitu Berdasarkan hasil analisis data, mencapai 87,5%. Hal ini diperoleh rata – rata hasil belajar membuktikan bahwa penggunaan Agama Katolik Siklus I = 62,26, model pembelajaran yang tepat persentase 62,26%%, termasuk dapat mengatasi masalah dalam kategori Rendah . rendahnya hasil belajar siswa. Pada Siklus II berdasarkan Dalam penelitian ini penggunaan hasil analisis data, dapat diketahui model pembelajaran Quantum bahwa rata – rata hasil belajar Teaching dapat dikatakan dapat Agama Katolik Siklus II = 81,25, memperbaiki hasil belajar siswa. persentase 81,25%%, termasuk Model pembelajaran quantum memili dalam kategori Tinggi kelebihan yang dapat membimbing l Analisis data hasil belajar siswa ke arah berpikir yang sama Agama Katolik Siklus I dan II dapat dalam satu saluran pikiran yang dilihat pada tabel di bawah ini. sama, lebih melibatkan siswa, saat proses pembelajaran perhatian Tabel 1 Hasil Belajar IPA Siklus I siswa dapat dipusatkan kepada hal- dan Siklus II hal yang dianggap penting oleh guru Data Hasil belajar sehingga hal yang penting itu dapat Siklus I Siklus II diamati secara teliti, karena gerakan Rata-rata 62,26 81,25 Kategori Rendah Tinggi dan proses dipertunjukkan maka Persentase 62,26% 81,25% tidak memerlukan keterangan- Ketuntasan 17,5% 87,5% klasikal keterangan yang banyak, proses Kenaikkan Siklus I ke siklus II: pembelajaran menjadi lebih nyaman rata-rata 18,99% dan menyenangkan, siswa didorong Berdasarkan uraian hasil untuk aktif mengamati, analisis data dan tabel di atas dapat menyesuaikan antara teori dengan dikatakan bahwa hasil belajar kenyataan dan dapat mencoba Agama Katolik siswa kelas V SDK melakukannya sendiri. Dengan
IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 52
EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033
kelebihan yang dimiliki dalam model meningkatkan hasil belajar Agama
pembelajaran quantum teaching Katolik siswa kelas V SDK Waepana dibutuhkan kreativitas dari seorang Tahun Pelajaran 2018/2019. guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, secara PENUTUP tidak langsung guru terbiasa untuk Simpulan berfikir kreatif setiap harinya, yang Penggunaan model akirnya akan berdampak pelajaran pembelajaran Quantum Teaching yang diberikan oleh guru mudah dapat meningkatkan hasil belajar diterima atau dimengerti oleh siswa Agama Katolik pada siswa kelas V sehingga tujuan dari pembelajaran SDK Waepana tahun ajaran yang diharapkan dapat diperoleh 2018/2019. Rata – rata hasil belajar yang muaranya adalah hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus I siswa dapat meningkat sesuai sebesar 62,26%, dengan ketuntasan dengan harapan dari pendidik klasikal 17,5% dan pada siklus II maupun peserta didik. rata – rata hasil belajar siswa Sejalan dengan teori-teori sebesar 81,25% dan ketuntasan pendukung dan penelitian-penelitian klasikal 87,5%. Berarti telah terjadi terdahulu yang menggunakan model peningkatan rata – rata hasil belajar pembelajaran Quantum Teaching Agama Katolik dari siklus I ke yang menjadi refrensi dan acuan Siklus II sebesar 18, 99% dan dalam penelitian ini ditemukan pingkatan hasil belajar ini sudah bahwa penggunaan model melebihi KKM yang ditetapkan yaitu pembelajaran Quantum Teaching 75. dapat meningkatkan hasil belajar Dengan demikian dapat Agama Katolik siswa terbukti disimpulkan bahwa penerapan secara empirik dalam penelitian ini. model pembelajaran Quantum Berdasarkan deskripsi analisis hasil Teaching dapat meningkatkan hasil penelitian diperoleh data bahwa belajar Agama Katolik siswa kelas hasil belajar siswa telah mencapai V SDK Waepana Tahun Pelajaran kriteria yang ditentukan. Dengan 2018/2019. demikian dapat dinyatakan Mengacu pada temuan pada penerapan model pembelajaran hasil penelitian di atas, maka dalam Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa
IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 53
EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033
pada mata pelajaran Agama Katolik model pembelajaran Quantum
dapat disarankan beberapa hal Teaching agar hasil belajar siswa kepada. 1) Guru; Perlu memahami dapat mencapai KKM yang karakteristik peserta didik dengan ditetapkan. baik, agar proses pembelajaran DAFTAR PUSTAKA dapat dijalankan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Perlu A’la, Miftahul, 2012. Quantum menyiapkan semua rencana Teaching. Jogjakarta: Diva kegiatan pembelajaran termasuk Press penggunaan metode, model Asrori, Mohammad, 2009. Penelitian pembelajaran yang sesuai dengan Tindakan Kelas. Bandung: CV Waca Prima. materi sehingga suasana kelas menjadi kondusif akan terjadi DePorter, Bobbi dkk. 2000 . Quantum Teacheng. Bandung: interaksi yang poisitif antara guru Kaifa. dan siswa, yang akirnya akan Dewi Sartika Simbolan. 2015. berdampak pada hasil belajar siswa Peningkatan Hasil Belajar yang baik. 2) Bagi Siswa: Agama KatolikMelalui Pembelajaran Quantum Diharapkan kepada siswa agar lebih Teaching Pada Siswa Kelas V aktif dan kreatif di dalam kelas baik SD Negeri 060869 Gaharu, Medan Timur. Jurnal Pena secara individu maupun dalam kerja Edukasi, Vol. 3 No. 6, kelompok dan selalu berani untuk Nopember 2016. https://docplayer.info/52303507- berinteraksi dengan guru maupun Peningkatan-hasil-belajar- teman di kelas untuk memperoleh agama-katolik-melalui- pembelajaran-quantum- dan menemukan hal – hal baru teaching.html maupun yang belum dimengerti. 3) Kusumah, Wjaya dan Dwitagama, Bagi Sekolah. Dedi: 2010. Penelitian Tidakan Kelas. Jakarta: PT Indeks. Saran Komisi Kateketik KWI. 2007. Materi Untuk meningkatkan Pokok Pendidikan Agama Katolik, Modul untuk Universitas pembelajaran di kelas, maka Terbuka. Jakarta: Universitas sekolah perlu memberi masukan Terbuka. kepada guru-guru untuk Koyan, I Wayan. 2012. Statistik menggunakan model pembelajaran Pendidikan Teknik Analisis Data dan Kuantitatif. Singaraja- yang inovatif termasuk penggunaan
IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 54
EJURNAL IMEDTECH EISSN 2580-6033
Bali : Universitas Pendidikan
Ganesha Pres. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Leks, Stefan. 1981. Yesus Kristus Paikem. Yokyakarta: Pustaka Menurut Keempat Injil. Pelajar. Yogyakarta: Kanisius. Lembaga Biblika Indonesia. 1980. Kitab Suci Perjanjian Baru. Ende: Nusa Indah. Lembaga Biblika Indonesia. 1980. Kitab Suci Perjanjian Lama. Ende: Nusa Indah