Anda di halaman 1dari 4

MODUL AJAR

MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI:

A. INFORMASI UMUM
Nama Kelompok 4 7.1 dan 7.2 -

Asal Sekolah MGMP Gelombang II

Alokasi Waktu 6 X 40 Menit

Model Pembelajaran Discovery learning

Fase D

Materi Pokok/Kelas Kebebasan Anak-Anak Allah / 7

Profil Pelajar Beriman Dan Bertagwa Kepada TYM Dan Beraklak Mulia, Kebhinekaan Global,
Pancasila Mandiri, bernalar kritis

Kompetensi Awal Peserta didik mewujudkan imannya melalui upaya pembangunan hidup Bersama
berlandaskan pada kebebasan sebagai anak-anak Allah dan sabda Bahagia.

Kosa Kata yang Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah
ditekankan/ Kata kamu menggunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan
Kunci/ ayat yang dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. (Gal 5:13)
perlu diingat

Deskripsi Umum Pendekatan kateketis :


Kegiatan Melalui pendekatan yang diawali dengan pengalaman sehari-hari yang
dialami oleh peserta didik baik secara langsung maupun melalui pengamatan,
pengalaman, cerita kehidupan orang lain. Selanjutnya pengalaman tersebut
direleksikan dalam terang Kitab Suci atau ajaran Gereja, sehingga peserta didik
dapat mengaplikasikan dalam hidup sehari-hari terhadap nilai-nilai yang
diperoleh dari pendalaman yang dilakukan.
B. KOMPONEN INTI
Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu memahami arti kebebasan yang sejati sebagai anak
Allah sehingga mereka dapat mengekspresikan kebebasan itu untuk
melakukan hal-hal yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

1. Bahan Ajar
 Sejak dari dalam kandungan, melekat dalam diri setiap manusia yang disebut hak asasi. Setiap orang
harus menghargai hak asasi orang lain agar tidak terjadi gesekan atau kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan perpecahan antarsesama.
 Sering kali banyak orang mengartikan kebebasan secara salah. Kebebasan sering kali diartikan secara
sempit, misalnya bebas berarti ”tidak terikat.”

1
 Pengertian kebebasan yang sempit ini sering diartikan ”boleh bertindak atau berbuat apapun”.
Kesalahan pemahaman itu berdampak munculnya tindakan sewenang-wenang, pertengkaran,
perpecahan, bahkan berbagai tindakan kejahatan.
 Tuhan Yesus memaklumkan bahwa Allah itu pembebas. Allah ingin agar manusia mengembangkan diri
secara utuh. Dengan demikian, segala hukum, peraturan, dan perintah seharusnya bermuara pada
tujuan pemerdekaan manusia.
 Tujuan utama hukum adalah membebaskan manusia dari segala sesuatu yang dapat menghalangi
manusia untuk berbuat baik. Sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus menjadikan kita
dimerdekakan, baik dimerdekakan dari kuasa dosa maupun dimerdekakan untuk melakukan tindakan
kasih secara bebas seturut dengan teladan Yesus.
 Berkat sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus, kita adalah orang-orang yang telah dibebaskan. Karena
itu, sepatutnya kita pun diajak untuk membebaskan sesama. Bukan bertindak sebaliknya, yakni
menggunakan kebebasan yang sudah diberikan untuk hal-hal yang tidak berguna (Gal 5: 13), atau
bertentangan dengan kehendak Tuhan.
 Pandangan Gereja tentang kebebasan mengandung dua segi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu pertama,
manusia memang harus bebas dari hal-hal yang mengekang dan menghambat seseorang untuk
berkembang dan Mengaktualisasikan dirinya (bebas dari), Dan kedua, manusia juga harus bebas untuk
melakukan segala sesuatu yang baik dan benar dalam upaya membawa dirinya menuju kesempurnaan
(bebas untuk).
 Kebebasan merupakan sarana supaya manusia semakin dekat dengan Allah. Kebebasan harus dijalankan
sesuai dengan kehendak Allah sendiri. Kebebasan yang sejati pada dasarnya merupakan kebebasan
sebagai anak-anak Allah, seperti yang diwartakan oleh Yesus, yang dalam seluruh hidup-Nya berupaya
mewujudkan kebebasan bagi orang-orang yang dijumpai-Nya (lih. Luk 4: 18-20).

PERTANYAAN PEMANTIK :
1. Apa yang kalian ketahui tentang arti sebuah kebebasan?
2. Apa artinya kebebasan anak-anak Allah?
Bagaimana wujud kebebasan anak-anak Allah itu dalam hidup seharihari?

KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN


1.1 Peserta didik mampu memahami arti kebebasan yang sejati sebagai anak Allah
1.2 Peserta didik mampu Mewujudkan imannya melalui upaya pembangunan hidup Bersama berlandaskan
pada kebebasan anak-anak Allah.
SARANA DAN PRASARANA
1 Alkitab
2 Buku Siswa
3 Laptop
4 Proyektor

TAHAPAN PEMBELAJARAN
I. KEGIATAN AWAl
 Guru melakukan kegiatan pendahuluan dengan berdoa menciptakan suasana pembelajaran
yang kondusif dan menyenangkan.
 Guru menjelaskan pentingnya Pendidikan Agama Katolik di SMP dalam upaya
mengembangkan diri sebagai pribadi yang beriman Katolik dan sekaligus dalam kaitannya
dengan pengembangan karakter sebagai manusia Indonesia.

2
 Guru juga dapat menyampaikan kontrak belajar atau kesepakatan kelas , menyangkut: hal-
hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama pembelajaran berlangsung serta
hal-hal yang perlu disiapkan dalam menunjang lancarnya pembelajaran Agama Katolik.
 Guru memberitahukan tema pelajaran hari ini : Kebebasan Anak-anak Allah
II. KEGIATAN INTI
1. Guru meminta peserta didik untuk menyampaikan pemahaman mereka tentang kebebasan.
2. Guru meminta peserta didik untuk menceritakan pengalaman pribadi tentang kebebasan.
3. Guru meminta peserta didik untuk membaca cerita kemudian melakukan tanya jawab
bersama peserta didik tentang arti dari kebebasan berdasarkan cerita.
4. Guru memberikan pokok-pokok penegasan tentang kebebasan sebagai berikut:
a. Sejak dari dalam kandungan, manusia memiliki hak asasi dan berhak menentukan
sikap dan tindakannya dengan penuh kebebasan. Setiap orang harus menghargai hak
asasi orang lain agar tidak terjadi gesekan atau kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan perpecahan antarsesama.
b. Sering kali banyak orang mengartikan kebebasan secara salah. Kebebasan diartikan
secara sempit, misalnya ”tidak terikat” Pengertian kebebasan yang sempit ini sering
diartikan ”boleh bertindak atau berbuat apa pun.”
c. Masih ada orang yang menganggap bahwa aturan yang dibuat oleh masyarakat itu
sebagai pengekang kebebasan mereka, padahal aturan itu dibuat untuk menjamin
agar setiap orang mampu melakukan kebebasannya itu secara bertanggung jawab
dengan tidak melanggar kebebasan orang lain.
d. Bebas itu mengandung dua makna, yaitu bebas dari dan bebas untuk. Kita bisa bebas
dari berbagai hal yang tidak menyenangkan atau yang merugikan, tetapi juga kita
memiliki kebebasan untuk melakukan segala sesuai sesuai dengan aturan yang
berlaku.
5. Guru mengajak peserta didik untuk membaca Dokumen Gereja tentang Keluhuran
Kebebasan (Gaudium et Spes art 17) dan teks Kitab Suci Galatia 5:1,13-15
6. Guru meminta peserta didik untuk membentuk kelompok berdua-dua untuk merumuskan
makna kebebasan menurut dokumen Gaudium et Spes
7. Guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut :
a. Apa makna kebebasan menurut dokumen Gaudium et Spes tersebut?
b. Untuk apa kebebasan yang dimiliki manusia berdasar dokumen Gaudium et Spes
tersebut?
c. Kapan dan dalam peristiwa apa kita sudah dimerdekakan oleh Kristus menurut
bacaan Kitab Suci di atas?
d. Berdasarkan bacaan Kitab Suci di atas, untuk apa kebebasan yang kita miliki itu?
e. Rumuskanlah contoh perilaku yang menunjukkan kebebasan anak-anak Allah dalam
hidup sehari-hari!
8. Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan jawabannya.
9. Guru memberikan pokok-pokok penegasan sebagai berikut :
a. Kebebasan yang sejati merupakan tanda mulia gambar Allah dalam diri manusia. Sebab
Allah bermaksud menyerahkan manusia kepada keputusannya sendiri, supaya ia dengan
sukarela mencari Penciptanya, dan dengan mengabdi kepada-Nya secara bebas,
manusia mencapai kesempurnaan sepenuhnya yang membahagiakan.
b. Manusia hendaknya membebaskan diri dari segala tawaran hawa nafsu dan mengejar
tujuannya secara bebas dengan memilih yang terbaik untuk dirinya.

3
c. Berkat sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus, kita adalah orang-orang yang telan
dibebaskan, maka sudah sepatutnyalah kita pun diajak untuk membebaskan sesama,
bukan bertindak sebaliknya, menggunakan kebebasan yang sudah diberikan untuk hal-
hal yang tidak berguna (Gal 5: 13).
d. Tetapi janganlah kamu menggunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup
dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain dengan penuh kasih.
e. Pandangan gereja tentang kebebasan mengandung dua segi yang tidak dapat dipisahkan
yaitu: manusia memang harus bebas dari hal-hal yang mengekang dan menghambat
seseorang untuk berkembang dan mengaktualisasikan dirinya (bebas dari),l manusia
juga harus bebas untuk melakukan segala sesuatu yang baik dan benar dalam upaya
membawa dirinya menuju kesempurnaan (bebas untuk).

III. KEGIATAN PENUTUP


1. Guru mengajak peserta didik untuk melakukan releksi atas kegiatan pembelajaran
2. Peserta didik dan guru mengakhiri pembelajaran dengan doa.

Anda mungkin juga menyukai