Anda di halaman 1dari 109

TEMA I

SENGSARA, WAFAT, DAN KEBANGKITAN KRISTUS


SEBAGAI KONSEKUENSI MEMPERJUANGKAN
KERAJAAN ALLAH

Pelajaran 1
SENGSARA WAFAT DAN KEBANGKITAN YESUS
I.

KOMPETENSI DASAR
Memahami makna sengsara, wafat dan kebangkitan
Yesus
sebagai
konsekuensi
perjuangan-Nya
menegakkan nilai-nilai Kerajaan Allah, sehingga
peserta didik berani meneladani perjuangan Yesus
dalam hidup sehari-hari.

2.

INDIKATOR
1. Menjelaskan sikap yang muncul saat mengalami
penderitaan
2. Menjelaskan makna sengsara dan wafat Yesus di
salib.
3. Menjelaskan contoh sikap dan perbuatan seturut
teladan Yesus dalam menghadapi sengsara dan
wafat.
4. Menjelaskan makna kebangkitan Yesus.
5. Menjelaskan beberapa bukti kebangkitan Yesus
sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Suci.

3.

URAIAN MATERI
Penderitaan merupakan bagian tak terpisahkan
dalam hidup manusia. Tak jarang penderitaan dapat

membawa kematian. Penderitaan dapat diakibatkan


oleh berbagai sebab antara lain: akibat kesalahan
sendiri, disebabkan oleh orang lain, dan kesediaan
demi memperjuangkan sesuatu hal yang baik.
Penderitaan itu sendiri ditanggapi orang secara
berbeda. Ada orang yang bila menderita menjadi
putus
harapan,
menyalahkan
diri
sendiri,
menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan
Tuhan. Akibatnya hidup terasa bagai beban dan tak
punya arti lagi, muncul sikap dendam pada orang
lain, atau menjauhi Tuhan. Bila toh akhirnya ia mati,
maka kematiannya seolah merupakan kematian
tanpa arti. Kematian merupakan akhir dari segalanya.
Tetapi ada juga orang yang ketika menderita
berusaha menjalaninya dengan tabah, berusaha
tegar, mendekatkan diri pada Tuhan untuk memohon
kekuatan dari-Nya, sehingga muncullah sikap positif
dalam menghadapi penderitaan tersebut, yaitu
kesadaran bahwa penderitaan yang dialaminya
adalah demi perjuangan untuk memperoleh hidup
yang lebih benar, lebih baik, lebih adil, dan lebih
bermartabat. Kalaupun kematian menyongsongnya,
ia tidak terlalu takut, bahkan kematian baginya
dipandang sebagai awal kemenangan.
Dalam perjalanan hidup-Nya, Yesus juga tak luput
dari penderitaan bahkan sampai wafat di kayu salib.
Makna penderitaan yang dialami oleh Yesus pertamatama merupakan konsekuensi dari tugas perutusanNya
untuk
melaksanakan
kehendak
Bapa
mewartakan dan menegakkan Kerajaan Allah di
dunia.
Sebagai orang yang beriman, kita juga diajak
untuk selalu meneladani sikap Yesus dalam

menghadapi penderitaan dan kematian yaitu bersikap


tabah dan taat penuh pada kehendak Tuhan melalui
doa dan melalui penyerahan diri sepenuhnya kepada
Penyelenggaraan Ilahi.
Penderitaan
dan
kematian
Yesus
bagi
kebanyakan orang Yahudi pada zaman-Nya, Yesus
dianggap gagal, sia-sia dan seluruh karya-Nya seolah
musnah seiring dengan kematian-Nya. Dengan
kematian-Nya, seolah-olah Yesus tidak akan pernah
diperhitungkan lagi.
Tetapi dengan peristiwa kebangkitan-Nya dari
alam maut, Allah membalikkan semua pemikiran
tersebut. Kebangkitan Yesus membuat kehadiran
Yesus tidak lagi terbatas pada ruang dan waktu. Ia
hadir dimana-mana dalam hati semua murid-Nya.
Kehadiran-Nya itu mampu mempengaruhi hati
manusia, menjadi semangat hidup bagi banyak
orang.
Melalui kebangkitan-Nya, orang-orang tidak
hanya mengenang karya dan ajaran-Nya, tetapi
menjadikan Dia sebagai kekuatan hidup sehari-hari.
Kehadiran-Nya mampu membuat orang tidak hanya
sanggup meneruskan karya-Nya melainkan secara
aktif dan kreatif melakukannya. Kebangkitan Yesus
merupakan pembenaran dari Allah terhadap sabda
dan karya-Nya, pembenaran terhadap perjuangan
Yesus Kristus.
Kebangkitan Yesus adalah permulaan dari corak
kehidupan baru, kelahiran baru dan permulaan suatu
kehidupan yang lebih mulia. Kisah kebangkitan Yesus
sendiri tidak banyak dilaporkan dalam Kitab Suci.
Namun
demikian,
bukti-bukti
yang
dapat
menunjukkan bahwa Yesus benar-benar bangkit

antara lain: para murid yang melihat kubur Yesus


terbuka dan kosong (Yohanes 20: 1-10), kain kafan
Yesus yang tertinggal, berita malaikat yang
mengatakan Yesus sudah bangkit, dan beberapa kali
penampakan Yesus kepada murid-murid-Nya.
4.

PENDALAMAN MATERI
A. Simaklah gambar di bawah ini!

Seseorang sedang menderita sakit


karena kecelakaan
B. Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Gambar tersebut menggambarkan tentang
apa?

2. Setujukah kamu dengan ungkapan bahwa


orang bisa bangkit lagi setelah jatuh?
Jelaskan alasannya!

3. Bentuk sikap/ tindakan apa saja yang


menyerupai gambaran orang yang jatuh?

4. Bentuk kebangkitan apa yang sebaiknya


dilakukan agar ia tidak terkungkung dalam
situasi penderitaan ataupun kematian nya?

C. Bacalah teks Kitab Suci berikut ini!


KEBANGKITAN YESUS
(Yohanes 20: 1-10)
Pada hari pertama minggu ini, pagi-pagi
benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria
Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa

batu telah diambil dari kubur. Ia berlari-lari


mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain
yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka,
Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan
kami tidak tahu dimana Ia diletakkan.
Maka berangkatlah Petrus dan murid yang
lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersamasama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat
dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai ke
kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain
kafan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk
ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus juga
menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia
melihat kain kafan terletak di tanah, sedang kain
peluh yang tadinya di tempat yang lain dan sudah
tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain,
yang lebih dahulu sampai ke kubur itu dan ia
melihatnya dan percaya. Sebab selama itu
mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang
mengatakan bahwa Ia harus bangkit dari antara
orang mati. Lalu pulanglah kedua murid itu ke
rumah.
D. Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Menurut teks Kitab Suci tersebut apa yang
menjadi bukti bahwa Yesus bangkit?

2. Apa yang menarik yang terungkap dalam


bacaan Kitab Suci Tersebut?

3. Bagaimana pandanganmu sendiri terhadap


bacaan Kitab Suci tersebut?

5.

RANGKUMAN
-

Sikap yang sering muncul apabila orang


mengalami penderitaan adalah: a. Putus harapan,
menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang
lain, bahkan menyalahkan Tuhan. Akibatnya
hidup terasa bagai beban dan tak punya arti lagi,
muncul sikap dendam pada orang lain, atau
menjahui Tuhan. Bila toh akhirnya ia mati, maka
kematiannya seolah merupakan kematian tanpa
arti. Kematian merupakan akhir dari segalanya.
b. Menjalaninya dengan tabah, berusaha tegar,
mendekatkan diri pada Tuhan untuk memohon
kekuatan dari-Nya, sehingga muncullah sikap
positif dalam menghadapi penderitaan tersebut,
yaitu kesadaran bahwa penderitaan yang
dialaminya adalah demi perjuangan untuk

memperoleh hidup yang lebih benar, lebih baik,


lebih adil, dan lebih bermartabat. Kalaupun
kematian menyongsongnya, ia tidak terlalu takut,
bahkan kematian baginya dipandang sebagai
awal kemenangan.
Makna Sengsara dan Wafat Yesus merupakan
konsekuensi dari tugas perutusan-Nya untuk
melaksanakan
kehendak
Bapa
dalam
mewartakan dan menegakkan Kerajaan Allah di
dunia.
Sikap dan perbuatan yang sesuai dengan teladan
Yesus dalam menghadapi penderitaan adalah:
bersikap tabah dan taat penuh pada kehendak
Tuhan melalui doa dan melalui penyerahan diri
sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi.
Makna Kebangkitan Yesus adalah: a. Kebangkitan
Yesus merupakan pembenaran dari Allah
terhadap Sabda dan karya-Nya, pembenaran
terhadap
perjuangan
Yesus
Kristus.
b. Kebangkitan Yesus adalah permulaan dari
corak kehidupan baru, kelahiran baru, dan
permulaan suatu kehidupan yang lebih mulia.
Beberapa bukti kebangkitan Yesus sebagaimana
dikisahkan dalam Kitab Suci adalah: a) Pada saat
para murid yang melihat kubur Yesus terbuka dan
kosong (Yohanes 20: 1-10), b) Kain kafan Yesus
yang tertinggal c) Berita malaikat yang
mengatakan Yesus sudah bangkit d) Beberapa
kali penampakan Yesus.

6.

EVALUASI
1. Jelaskan sikap yang muncul saat kita mengalami
penderitaan!
2. Jelaskan makna sengsara dan wafat Yesus di
salib?
3. Jelaskan contoh sikap dan perbuatan seturut
teladan Yesus dalam menghadapi sengsara dan
wafat!
4. Jelaskan makna kebangkitan Yesus!
5. Jelaskan beberapa bukti kebangkitan Yesus
sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Suci!

10

Pelajaran 2
YESUS KRISTUS PEMENUHAN JANJI ALLAH
I.

KOMPETENSI DASAR
Memiliki pengetahuan dasar tentang pribadi Yesus
Kristus sehingga mereka dapat bercermin pada
pribadi Yesus Kristus dalam hidup sehari-hari.

II.

INDIKATOR
1. Menjelaskan alasan yang mendorong seseorang
untuk membuat atau mengucapkan janji.
2. Menuliskan macam-macam bentuk janji.
3. Menjelaskan arti Allah menjanjikan Juru Selamat
berdasarkan Kitab Kejadian 3: 8-15.
4. Menjelaskan arti bahwa Yesus Kristus adalah
pemenuhan janji Allah
5. Menjelaskan arti bahwa Allah menghendaki agar
manusia memiliki hidup dan semangat baru.

III.

URAIAN MATERI
Dalam hidup bersama, manusia mengenal istilah
janji. Ada berbagai bentuk janji. Ada yang muncul
karena kemauan sendiri, ada janji yang muncul
karena kemauan kedua belah pihak (kesepakatan),
ada janji yang dibuat secara tertulis dan ada pula
yang lisan. Alasan mengapa orang membuat jnaji
juga bermacam-macam. Misalnya: karena rasa cinta
atau belas kasih, karena rasa tanggung jawab,
11

karena
ingin
memperbaiki
situasi
yang
memprihatinkan menjadi situasi yang baik, karena
ingin mewujudkan suatu cita-cita, karena ingin
membahagiakan orang lain.
Janji yang telah diungkapkan atau diteguhkan
membawa konsekuensi bagi orang yang berjanji atau
bagi orang yang mengetahuinya. Oleh karena itu janji
harus ditepati dan dijalankan dengan setia.
Pengingkaran terhadap janji akan mendatangkan
kekecewaan, tetapi janji yang ditepati akan
mendatangkan kebahagiaan dan rasa syukur,
memperbesar kepercayaan, dan menumbuhkan
ikatan persaudaraan yang lebih erat.
Allah juga pernah mengungkapkan janji-Nya
kepada manusia. Janji Allah itu muncul karena
keprihatinan Allah terhadap situasi dosa yang
melanda manusia (Kej 3: 1-15). Hubungan manusia
dengan sesama, lingkungan dan dengan Allah yang
mulanya sangat harmonis di Taman Firdaus, menjadi
rusak setelah manusia memakan buah terlarang.
Melihat situasi ini, Allah sungguh sedih dan prihatin.
Namun Allah tidak ingin bila manusia terbelenggu
oleh dosa. Oleh karena itu, Ia mengungkapkan janjiNya untuk menyelamatkan manusia. Allah selalu
setia terhadap janji-Nya, Ia menginginkan agar
manusia benar-benar selamat. Janji Allah itu
terwujud/ digenapi dalam pribadi Putera-Nya, yaitu
Yesus Kristus yang berkarya, wafat dan bangkit demi
menebus dosa manusia.

12

IV.

PENDALAMAN MATERI
A. Menggali pengalaman tentang janji dengan
menanggapi sebuah pernyataan/ slogan

B. Jawablah pertanyaan berikut ini!


1. Tulislah
komentarmu
terhadap
tersebut!

slogan

2. Apakah kamu pernah menyatakan


kepada orang lain? Kepada siapa?

3.

janji

Mengapa janji itu diucapkan?

4. Apakah janji itu dilaksanakan dengan setia?


Perasaan apa yang muncul?

13

5. Apakah kamu pernah mendapat janji dari


orang lain? Dari siapa?

6. Mengapa janji itu diucapkan?

7. Apakah janji itu dilaksanakan dengan setia?


Bagaimana perasaanmu?

C. Simaklah bacaan Kitab Suci di bawah ini!


Kejadian 3: 8-15
Ketika mereka mendengar bunyi langkah
TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman
itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah
manusia dan istrinya terhadap TUHAN Allah di
antara pohon-pohonan dalam taman. Tetapi
TUHAN Allah memanggil manusia itu dan
berfirman kepadanya, Dimanakah engkau? Ia
menjawab, Ketika aku mendengar, bahwa
Engkau ada dalam Taman ini, aku menjadi takut,
karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.

14

Firman-Nya, Siapakah yang memberitahukan


kepadamu bahwa engkau telanjang? Apakah
engkau makan dari buah pohon yang Kularang
engkau makan itu? Manusia itu menjawab,
Perempuan yang Kautempatkan disisiku, dialah
yang memberi dari buah pohon itu kepadaku,
maka kumakan. Kemudian berfirmanlah TUHAN
Allah kepada perempuan itu, Apakah yang telah
kau perbuat ini? Jawab perempuan itu, Ular
yang memperdayakan aku, maka kumakan. Lalu
berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular, Karena
engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di
antara segala ternak dan di antara segala
binatang hutan. Dengan perutmulah engkau akan
menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan
seumur hidupmu. Aku mengadakan permusuhan
antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya, keturunannya
akan meremukkan kepalamu dan engkau akan
meremukkan tumitnya.
D. Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Mengapa Allah mengusir manusia
Taman Firdaus?

2.

dari

Mengapa manusia berbuat demikian?

15

V.

3.

Apa janji Allah kepada manusia berdasarkan


bacaan tersebut?

4.

Bagaimana sikapmu terhadap janji Allah itu?

RANGKUMAN
-

Alasan yang mendorong seseorang untuk


membuat atau mengucapkan janji adalah:
a. karena rasa cinta atau belas kasih,
b. karena rasa tanggung jawab,
c. karena ingin memperbaiki situasi yang
memprihatinkan menjadi situasi yang baik,
d. karena ingin mewujudkan suatu cita-cita,
e. karena ingin membahagiakan orang lain.
Macam-macam bentuk janji adalah:
a.
Janji yang muncul karena kemauan sendiri,
b.
Janji yang muncul karena kemauan kedua
belah pihak (kesepakatan),
c.
Janji yang dibuat secara tertulis
d.
Janji yang dibuat secara lisan.
Arti Allah menjanjikan Juru Selamat berdasarkan
Kitab Kejadian 3: 8-15 adalah Tuhan sangat
prihatin dengan situasi kedosaan manusia, maka
Tuhan menjanjikan suatu keselamatan bagi

16

VI.

manusia. Janji ini mengandung arti bahwa suatu


hari kelak, hal-hal yang menyangkut kejahatan
dan dosa akan dimusnahkan, diganti dengan
keselamatan bagi seluruh manusia.
Arti Yesus Kristus adalah pemenuhan janji Allah
adalah bahwa Allah memenuhi janji-Nya. Allah tak
ingin manusia hancur dalam kuasa dosa. Janji
Allah terwujud dalam pribadi Yesus Kristus sang
Putera Allah sendiri, yang selama hidup-Nya
selalu mewartakan keselamatan bagi semua
orang.
Arti Allah menghendaki agar manusia memiliki
hidup dan semangat baru adalah hidup yang
sesuai dengan kehendak Allah, meninggalkan
perbuatan-perbuatan
dosa
dan
selalu
mengarahkan diri pada keselamatan.
EVALUASI

1. Jelaskan alasan yang mendorong seseorang


untuk mengucapkan janji!
2. Sebutkan macam-macam bentuk janji!
3. Jelaskan arti Allah menjanjikan Juru Selamat
berdasarkan Kitab Kejadian 3: 8-15!
4. Jelaskan arti bahwa Yesus Kristus adalah
pemenuhan janji Allah!
5. Jelaskan arti bahwa Allah menghendaki agar
manusia memiliki hidup dan semangat baru!

17

TEMA II
MENGIKUTI YESUS KRISTUS

18

Pelajaran 3
PANGGILAN DAN TUGAS PERUTUSAN MURID
YESUS
I.

KOMPETENSI DASAR
Memahami peristiwa panggilan dan pengutusan
Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya sehingga
terdorong untuk mengikuti Yesus kristus dalam hidup
kita sehari-hari.

II.

INDIKATOR
1. Menjelaskan bahwa Tuhan memanggil seseorang
dengan berbagai macam cara
2. Menjelaskan syarat-syarat mengikuti Yesus
sebagai suatu panggilan
3. Menjelaskan sikap yang diharapkan dalam
menanggapi panggilan Yesus
4. Menjelaskan sikap-sikap yang dituntut dari para
murid Yesus dalam melaksanakan perutusanNya.
5. Menjelaskan semangat yang diharapkan dalam
menjalankan perutusan murid-murid Yesus masa
sekarang.

III.

URAIAN MATERI
Mendapat panggilan dari orang lain menjadi
pengalaman yang biasa-biasa saja, tetapi juga bisa
19

menjadi pengalaman yang luar biasa. Panggilan juga


bisa ditanggapi dengan sikap yang berbeda. Orang
yang merasa panggilan sebagai hal yang
mendatangkan kesenangan, keuntungan akan cepat
menanggapinya. Tetapi bila panggilan itu akan
membebani, membuat dirinya susah atau untuk
melakukan pekerjaan berat umumnya orang akan
berpikir-pikir dulu atau menolak. Dari Kitab Suci, kita
juga menemukan beragam reaksi dalam menanggapi
panggilan Yesus. Ada yang menanggapinya secara
langsung, yaitu ketika merasa dipanggil oleh Yesus,
ia langsung meninggalkan segala-galanya, misalnya
pekerjaan, keluarga, dan tanpa berpikir panjang
langsung mengikuti Yesus. Hal ini tampak dalam
panggilan murid-murid yang pertama. Reaksi yang
lain: mengemukakan berbagai syarat. Ketika
dipanggil, ia merasa perlu menyelesaikan dan
mengurus hidupnya terlebih dahulu. Ada juga yang
menolak,
karena
tidak
mampu
memenuhi
persyaratan yang diinginkan oleh Yesus. Persyaratan
tersebut
adalah:
menyangkal
diri
(tidak
mendahulukan
kepentingan
sendiri,
tetapi
mendahulukan kepentingan orang lain/ bersama),
memikul salibnya, dan mengikuti Yesus.
Yesus memanggil orang untuk turut ambil bagian
dalam tugas perutusan-Nya yaitu mewartakan kabar
keselamatan Kerajaan Allah. Oleh karena itu, sikap
yang dituntut adalah:
a. Mereka datang kepada Yesus
b. Mereka perlu melihat agar dengan akal budinya
memahami siapa Yesus dan apa maksud
panggilan-Nya

20

c. Murid-murid-Nya perlu tinggal bersama-sama


dengan Yesus supaya mereka dapat menjalin
hubungan pribadi secara lebih mendalam dengan
Pribadi Yesus.
Semangat kesederhanaan, kebijaksanaan, dan
kebersamaan dalam menjalankan tugas perutusan
mewartakan kabar gembira diharapkan menjadi
semangat para murid Yesus zaman sekarang.
Dalam melaksanakan tugas-Nya, Yesus tidak
ingin berkarya sendirian, tetapi Ia mengikutsertakan
murid-murid-Nya karena pewartaan keselamatan
adalah tanggung jawab bersama. Oleh karena itu,
Yesus mengutus murid-Nya berdua-dua untuk
mendahului Dia ke tempat-tempat yang akan
dikunjungi-Nya. Isi tugas pewartaan itu adalah untuk
mewartakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.
Ungkapan Yesus dengan mengatakan Aku
mengutus kamu seperti anak domba ke tengahtengah serigala, menunjukkan bahwa tugas yang
diberikan oleh Yesus merupakan tugas yang berat
dan mengandung resiko. Dalam melaksanakan
tugasnya, para murid harus mematuhi persyaratan
yang disampaikan Yesus yaitu: tidak memilih-milih
dimana dan kepada siapa mereka mewartakan
keselamatan, tidak membebani diri dengan harta
(pundi-pundi), mengucapkan salam damai dari Allah
di rumah-rumah orang, menyembuhkan orang sakit
yang dijumpai, dan memperingatkan orang-orang
yang menolak Dia.

21

IV.

PENDALAMAN MATERI
A. Simaklah cerita dibawah ini!
SIAL YANG MEMBAWA BERKAT
Rupanya hari itu adalah hari Sabtu kelabu
bagi seorang pemuda yang masih mempunyai
semangat kerja yang tinggi. Tepatnya hari Sabtu
tanggal 13 Januari 1968. Pukul 16.30 direktur PT
Suryadi memanggil pemuda yang bernama
Ignatius Johari itu dan memberitahukan bahwa
terhitung mulai tanggal 14 Januari ia terpaksa
diberhentikan
dari
pekerjaannya
karena
perusahaan akan ditutup. Perusahaan harus
mengambil tindakan tersebut karena PT Suryadi
sebagai perusahaan ternak babi dinyatakan pailit.
Hutang perusahaan jauh lebih besar daripada
modalnya.
Sebagai
orang
muda
yang
sedang
meningkatkan kariernya di bidang keuangan,
tentu saja berita tersebut merupakan pukulan
berat baginya. Syukurlah Ignatius adalah seorang
beriman yang kuat. Maka dia hanya bisa berdoa.
Berdoa sambil merenungkan nasibnya. Dalam
hatinya dia berkata Apakah aku berbuat salah?
Tidak! Apakah aku menyelewengkan uang
perusahaan? Tidak! Dan apakah aku berdosa
besar? Tidak! Tetapi mengapa hal ini terjadi?
Menurut penuturannya, peristiwa ini adalah
peristiwa yang kedua kalinya. Peristiwa pertama,
hampir sama, karena difitnah oleh teman
sekantornya. Renungan malam itu berakhir

22

dengan kepasrahan kepada Tuhan. Ignatius


mengakhiri
renungannya
dengan
berdoa,
Ampunilah aku ya Tuhan. Segala yang terjadi ini
aku serahkan kepada-Mu saja!
Besok paginya Ignatius mengikuti Perayaan
Ekaristi. Selesai Perayaan Ekaristi, tiba-tiba saja
Pastor yang dikenal dan dekat hubungannya
dengan Ignatius, mendekatinya dan berkata,
Ignatius, maukah kamu mengikuti pendidikan
untuk calon guru agama? Kalau mau, besok
mengikuti tes masuk! Dengan penuh semangat
Ignatius menjawabnya: Ya, saya mau Pastor! Di
mana
tesnya,
dan
seandainya
diterima
bagaimana
pembayarannya?
Saya
sudah
berhenti bekerja karena perusahaan dimana saya
bekerja dinyatakan bangkrut. Ignatius, ikutlah
tes dahulu, soal yang lain-lain itu urusan Pastor
dengan Pimpinan Sekolah lanjut Pastor. Maka
dengan sangat terharu Ignatius menundukkan
kepalanya, tanda bersyukur kepada Tuhan.
Terima Kasih Pastor.
Tanggal 18 Januari hasil tes diumumkan.
Ignatius termasuk yang lulus di antara 22 peserta
yang lulus. Tanggal 22 Januari kuliah dimulai.
Dengan penuh semangat dan kegembiraan
Ignatius mengikuti kuliah. Ignatius sekarang tidak
lagi bergaul dengan babi-babi. Mulai tanggal 22
Januari ia bergaul dengan teman-teman yang
sama-sama mempersiapkan diri untuk menjadi
pewarta Sabda Tuhan
dan ternyata sangat
menyenangkan.
Akhirnya tahun 1970 selesai dan Ignatius
dinyatakan lulus dengan baik. Awal Januari 1971

23

ia mendapat tugas mengajar agama di suatu


Sekolah Menengah Atas yang cukup terkenal di
Jakarta dan sore harinya melayani di Parokinya.
Suatu pengalaman yang menurut Ignatius
sangat menggembirakan. Apa yang semula
dinilainya sebagai suatu peristiwa yang SIAL
ternyata membawa berkat. Kegagalan di kandang
babi membawanya ke ladang Tuhan.
Disadur dari Persekutuan murid-murid Yesus,
Buku PAK SMP Kelas VIII Komkat KWI, Kanisius jogja.

B. Jawablah pertanyaan dibawah ini!


1. Bagaimana tanggapanmu mengenai cerita di
atas?

2. Apa yang membuat Ignatius terpanggil untuk


menjadi guru agama?

24

C. Simaklah cerita Kitab Suci di bawah ini!


Matius 4: 18-22
Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur
danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara,
yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas,
saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di
danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata
kepada mereka: Mari, ikutlah Aku, dan kamu
akan
Kujadikan
penjala
manusia.
Lalu
merekapun segera meninggalkan jalanya dan
mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana,
dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu
Yakobus
anak
Zebedeus
dan
Yohanes
saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus,
sedang membereskan jala di dalam perahu.
Yesus memanggil mereka dan mereka segera
meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu
mengikuti Dia.
Matius 9: 9-13
Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang
yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu
Ia berkata kepadanya: Ikutlah Aku. Maka
berdirilah Matius lalu mengikuti Dia. Kemudian
ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah
banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan
makan bersama-sama dengan Dia dan muridmurid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal
itu, berkatalah mereka kepada murid-murid
Yesus: Mengapa gurumu makan bersama-sama
dengan pemungut cukai dan orang berdosa?

25

Yesus mendengarnya dan berkata: Bukan orang


sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.
Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang
Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan
persembahan, karena Aku datang bukan untuk
memanggil orang benar, melainkan orang
berdosa.
Matius 16: 24-26
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan
mengikut Aku. Karena barangsiapa mau
menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya;
tetapi
barangsiapa
kehilangan
nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia
tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang
dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Lukas 9: 57-62
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan
perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah
jalan kepada Yesus: Aku akan mengikuti Engkau,
kemana saja Engkau pergi. Yesus berkata
kepadanya: Serigala mempunyai liang dan
burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia
tidak mempunyai tempat untuk meletakkan
kepala-Nya. Lalu ia berkata kepada orang lain:
Ikutlah Aku! Tetapi orang itu berkata: Izinkanlah
aku pergi dahulu menguburkan bapaku. Tetapi

26

Yesus berkata kepadanya: Biarlah orang mati


menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah
dan beritakanlah Kerajaan Allah dimana-mana.
Dan seorang lain lagi berkata: Aku akan
mengikuti Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku
pamitan dahulu dengan keluargaku. Tetapi Yesus
berkata: Setiap orang yang siap untuk membajak
tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk
Kerajaan Allah.
D. Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Siapa saja yang dipanggil menjadi murid
Yesus?

2. Termasuk
mereka?

golongan

masyarakat

mana

3. Bagaimana sikap para tokoh Yahudi terhadap


orang-orang yang hidupnya seperti mereka?

4. Bagaimana sikap orang yang dipanggil?

27

5. Manakah syarat-syarat mengikuti Yesus?

6. Untuk apa mereka dipanggil?

7. Apa yang diinginkan Yesus dari mereka yang


dipanggil?

E. Simaklah bacaan Kitab Suci dibawah ini!


Lukas 10: 1-12
Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh
puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka
berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan
tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya
kepada mereka: Tuaian memang banyak, tetapi

28

pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan


yang empunya tuaian supaya Ia mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah,
sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak
domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah
membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan
janganlah memberi salam kepada siapa pun
selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki
suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai
sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada
orang yang layak menerima damai sejahtera,
maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi
jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
Tinggallah dalam rumah itu, makan dan
minumlah, sebab seorang pekerja patut
mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah
rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah
kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa
yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah
orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah
kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat
padamu. Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam
sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ,
pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan
serukanlah: Juga debu kotamu yang melekat
pada kaki kami, kami bebaskan di depanmu;
tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat.
Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom
akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota
itu.
F. Jawablah pertanyaan berikut ini!

29

1.

Mengapa Yesus
berdua-dua?

2.

Apa
isi
tugas
perutusan
berdasarkan bacaan diatas?

3.

Apa saja syaratnya bagi mereka dalam


melaksanakan tugas perutusannya?

4.

Tugas perutusan seperti apa yang dapat


kamu lakukan dalam lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat sekitarmu untuk
mewartakan kabar gembira?
a.
Dalam lingkungan keluarga:

b.

mengutus

murid-Nya

mereka

Dalam lingkungan sekolah:

30

c.

V.

Dalam lingkungan masyarakat:

RANGKUMAN
-

Tuhan memanggil orang dengan berbagai macam


cara antara lain adalah:
a.
dipanggil secara langsung
b.
lewat membaca Kitab Suci
c.
dengan melihat kehidupan jemaat-Nya
Syarat-syarat mengikuti Yesus adalah:
a. Menyangkal
diri
(tidak
mendahulukan
kepentingan sendiri, tetapi mendahulukan
kepentingan orang lain/ bersama)
b. Memanggul salibnya
c. Mengikuti Yesus
Sikap yang diharapkan dalam menanggapi
panggilan Yesus Adalah:
a. Mereka datang kepada Yesus
b. Mereka perlu melihat agar dengan akal
budinya memahami siapa Yesus dan apa
maksud panggilan-Nya
c. Murid-murid-Nya perlu tinggal bersama-sama
dengan Yesus supaya mereka dapat menjalin

31

VI.

hubungan pribadi secara lebih mendalam


dengan Pribadi Yesus.
Sikap yang dituntut dari para Murid Yesus dalam
melaksanakan perutusannya adalah:
a. tidak memilih-milih di mana dan kepada siapa
mereka mewartakan keselamatan
b. tidak membebani diri dengan harta
c. mengucapkan salam damai dari Allah di
rumah-rumah orang
d. menyembuhkan orang-orang sakit yang
dijumpai
e. memperingatkan orang-orang yang menolak
Dia
Semangat yang diharapkan dalam menjalankan
perutusan murid-murid Yesus masa sekarang
adalah:
a. Semangat kesederhanaan
b. Semangat kebijaksanaan
c. Semangat kebersamaan
Dalam melaksanakan tugas-Nya, Yesus tidak ingin
berkarya sendirian, tetapi Ia mengikutsertakan
murid-murid-Nya karena pewartaan keselamatan
adalah tanggung jawab bersama.
EVALUASI

1. Jelaskan bahwa Tuhan memanggil seseorang


dengan berbagai macam cara!
2. Jelaskan syarat-syarat mengikuti Yesus sebagai
suatu panggilan!
3. Jelaskan
sikap
yang
diharapkan
dalam
menanggapi panggilan Yesus!

32

4. Jelaskan sikap-sikap yang dituntut dari para murid


Yesus dalam melaksanakan perutusannya!
5. Jelaskan semangat yang diharapkan dalam
menjalankan perutusan murid-murid Yesus masa
sekarang!

33

Pelajaran 4
ROH KUDUS SEBAGAI DASAR HIDUP BERSAMA
MURID YESUS
I.

KOMPETENSI DASAR
Memahami peranan Roh Kudus sebagai daya hidup
setiap orang dalam mengembangkan hidup bersama
sebagai murid-murid Yesus.

II.

INDIKATOR
1. Menuliskan berbagai macam simbol kehadiran
Roh Kudus beserta maknanya.
2. Menjelaskan pengaruh daya Roh Kudus dalam
diri para Rasul.
3. Menjelaskan pandangan Kristiani bahwa Roh
Kudus adalah Roh Allah dan Roh Kristus.
4. Menuliskan macam-macam unsur yang dapat
menjadi perekat persatuan.
5. Menjelaskan makna dan peran kehadiran Roh
Kudus yang mengajar, membimbing dan menjadi
jiwa gereja.
6. Menuliskan contoh tindakan sebagai murid Yesus
yang disemangati Roh Kudus.

III.

URAIAN MATERI
Perasaan sedih/ takut sering mendorong orang
untuk
diam/
bersembunyi.
Dengan
diam/
34

bersembunyi, Ia cenderung tidak berbuat apa-apa.


Sehingga banyak tugas/ pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya terbengkalai karena tidak
dilaksanakan. Orang yang mengalami situasi
semacam ini membutuhkan kekuatan untuk
menghalau ketakutannya. Kekuatan tersebut bisa
berupa
kehadiran
seseorang
yang
mau
menemaninya atau kekuatan lain yang akhirnya
mampu menyemangati untuk melanjutkan kembali
apa yang menjadi tanggung jawabnya.
Perasaan sedih dan takut yang luar biasa juga
dialami oleh para rasul Yesus. Setelah Yesus
disalibkan, wafat dan dimakamkan, para rasul
mengalami ketakutan sehingga sembunyi dan tinggal
di ruangan yang tertutup rapat. Para rasul
membutuhkan
kekuatan
yang
mampu
mengembalikan kepercayaan diri dan semangat
mereka untuk menjalani hidup seperti biasa. Para
rasul senantiasa menantikan terpenuhinya janji Yesus
untuk mengutus Roh Penolong. Dan kerinduan
mereka terjawab. Roh Kudus hadir dalam diri para
rasul. Kehadiran Roh Kudus membuat mereka berani
untuk mewartakan kebenaran atas peristiwa yang
dialami Yesus Kristus, Sang Guru. Apa yang dialami
para rasul menguatkan iman mereka akan Yesus
Kristus, bahwa Ia tidak akan pernah meninggalkan
mereka, melainkan akan menyertainya sampai akhir
zaman.
Penyertaan Yesus dalam Roh Kudus itu pulalah
yang menguatkan iman Gereja hingga sekarang.
Penghayatan Gereja akan kehadiran Roh Kudus itu
tampak dalam berbagai ungkapan doa dan simbol
yang digunakan dalam ibadat Gereja. Lewat simbol-

35

simbol tersebut, daya kekuatan Roh Kudus


diwujudkan melalui anggota-anggotanya.
Dalam mewartakan Injil, tentunya para rasul
banyak mengalami tantangan dan hambatan. Maka
dari itu mereka harus tetap menjaga persatuan.
Santo Paulus menasehatkan agar para rasul
memelihara persatuan dan kesatuan, sehingga
dalam diri mereka masing-masing dan bersama,
tampaklah bahwa mereka adalah satu tubuh, satu
roh, satu baptisan, satu iman dan satu Allah. Hanya
dengan memelihara kesatuan itulah, maka jemaat
Kristiani (Gereja) akan semakin mampu melayani
dunia sesuai kemampuannya masing-masing.
Berkat kehadiran Roh Kudus dalam diri para
rasul, Allah memanggil mereka untuk membangun
kesatuan dan persatuan dengan semua orang demi
mencapai umat manusia yang dikehendaki Allah.
IV.

PENDALAMAN MATERI
A. Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Pada zaman sekarang ini, sulit sekali untuk
menemukan orang yang dengan rela dan
berani menjadi saksi atas sesuatu yang
menimpa orang lain. Menurutmu mengapa hal
ini terjadi?

36

2. Namun demikian, ada pula orang yang berani


untuk menjadi saksi atas apa yang menimpa
orang lain. Menurutmu, apa yang mendorong
orang untuk berani menjadi saksi?

3. Berilah beberapa contoh peristiwa yang


membuat kamu merasa takut/ malu memberi
kesaksian sebagai orang Katolik di depan
orang lain!

B. Renungkanlah kalimat dibawah ini!


BERSATU KITA TEGUH,
BERCERAI KITA RUNTUH
C. Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Apa arti dari peribahasa di atas?

37

2. Apakah kamu setuju dengan pernyataan yang


mengatakan bahwa Bila sendiri-sendiri kita
lemah, bila bersatu kita kuat? Jelaskan!

3. Ungkapan Bila sendiri-sendiri lemah, bila


bersatu kuat dapat diterapkan dalam bidang
apa saja? Berilah contohnya!

D. Simaklah bacaan Kitab Suci dibawah ini!


Yoh. 14: 15-20,
Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan
menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta
kepada Bapa, dan Ia akan memberikan
kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya
Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh
Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia,
sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal
Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia
menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai
yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.

38

Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat


Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku
hidup dan kamu pun akan hidup. Pada waktu
itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam
Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di
dalam kamu.
E. Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Apakah isi janji Yesus tersebut?

2. Apa harapan Yesus tentang kehidupan rasulrasul bila Roh Kudus ada dalam diri mereka?
Jelaskan!

F. Simaklah bacaan Kitab Suci berikut ini!


Kis. 2: 1-13
Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya
berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari
langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang
memenuhi seluruh rumah, di mana mereka
duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah
seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap

39

pada mereka masing-masing. Maka penuhlah


mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai
berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti
yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk
mengatakannya.
Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi
yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong
langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah
orang banyak. Mereka bingung karena mereka
masing-masing
mendengar
rasul-rasul
itu
berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri.
Mereka semua tercengang-cengang dan heran,
lalu berkata: Bukankah mereka semua yang
berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana
mungkin kita masing-masing mendengar mereka
berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu
bahasa yang kita pakai di negeri asal kita kita
orang
Partia,
Media,
Elam,
penduduk
Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia Pontus dan
Asia, Frigia dan Pemfilia, Mesir dan daerahdaerah Libia yang berdekatan dengan Kirene,
pendatang-pendatang dari Roma, baik orang
Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang
Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka
berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang
tercengang-cengang dan sangat termangumangu sambil berkata seorang kepada yang lain:
Apakah artinya ini? Tetapi orang lain menyindir:
Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.

40

G. Jawablah pertanyaan dibawah ini!


1. Tanda apa yang menyertai kehadiran Roh
Kudus dalam peristiwa Pentakosta?

2. Apakah Roh Kudus masih bekerja dalam


kehidupan orang-orang Kristiani (Gereja)
zaman sekarang? Jelaskan dengan contoh!

3. Apa yang menjadi unsur perekat kesatuan


para Rasul? Jelaskan!

4. Bagaimana unsur perekat itu tampak dalam


kehidupan mereka?

5. Bagaimana dampak kesatuan mereka bagi


sesama yang dilayani?

41

V.

RANGKUMAN
-

Setelah Yesus disalibkan, wafat, dan dimakamkan,


para rasul mengalami kesedihan dan ketakutan
yang luar biasa. Mereka sedih karena merasa
ditinggalkan oleh gurunya. Mereka juga takut
untuk memberi kesaksian tentang Yesus.
Perasaan sedih dan takut membuat para rasul
selalu
hidup
bersama-sama
dalam
persembunyian. Mereka membutuhkan kekuatan
untuk mengembalikan kepercayaan diri dan
semangat untuk menjalani hidup seperti biasa.
Mereka senantiasa menantikan janji Yesus untuk
mengutus Roh Penghibur.
Kerinduan mereka akhirnya terjawab. Mereka
dipenuhi Roh Kudus. Roh Kudus yang hadir
memberikan daya hidup baru dan keberanian
untuk mewartakan Kebenaran dan Injil.
Penyertaan Yesus dalam Roh Kudus itu pulalah
yang menguatkan Gereja hingga sekarang.
Kesatuan dan persatuan hanya mungkin terbentuk
dengan kuat bila ada unsur perekat yang
menjiwai semua anggota kelompok.
Kehidupan para murid Yesus sebagai kelompok
juga ditentukan oleh adanya unsur perekat. Unsur
perekat itu antara lain pengalaman senasib dan
sepenanggungan sebagai murid-murid Yesus.
Yesuslah yang menjadi perekat mereka,
kehadiran-Nya setelah ia terangkat ke surga
melalui Roh Kudus.
Seiring dengan perjalanan hidup bersama para
rasul yang mengalami banyak tantangan, St.
Paulus menasehatkan agar para murid berusaha

42

VI.

memelihara kesatuan dan persatuan sehingga


dalam diri mereka tampak bahwa mereka adalah
satu tubuh, satu Roh, satu baptisan, satu iman
dan satu Allah.
Dengan cara memelihara kesatuan, maka jemaat
Kristiani semakin mampu melayani dunia sesuai
dengan kemampuan masing-masing.
EVALUASI

1. Dalam peristiwa apa dan dalam simbol apa


Gereja merayakan turunnya/ dicurahkannya Roh
Kudus kepada Umat-Nya?
2. Kehadiran Roh Kudus diharapkan membuat
orang berani memberi kesaksian. St. Paulus
mengungkapkan bahwa kehadiran Roh Kudus
dalam diri seseorang harus nyata dalam buahbuahnya. Buah-buah Roh apa saja yang
diharapkan berkembang dalam diri kita?
3. Bagaimana cara mengembangkan agar kesatuan
dan persatuan dalam Gereja semakin kuat dan
berdampak positif dalam pelayanan?
4. Roh Kudus adalah unsur Pemersatu Gereja
Jelaskan maksudnya!
5. Apakah perbedaan bahasa, budaya, dan latar
belakang suku, merupakan unsur pemecah belah/
unsur pemersatu dalam Gereja? Jelaskan!

43

Pelajaran 5
TELADAN MARIA DALAM MENGIKUTI YESUS
I.

KOMPETENSI DASAR
Memahami peristiwa panggilan dan pengutusan
Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya sehingga
terdorong untuk mengikuti Yesus Kristus dalam
hidupnya sehari-hari.

II.

INDIKATOR
1. Menuliskan bentuk penghormatan kepada Maria.
2. Menjelaskan alasan menghormati Maria.
3. Menjelaskan ketaatan dan kepasrahan Maria
terhadap kehendak Allah.
4. Menuliskan tindakan yang dapat diteladani dari
Maria dalam mengikuti Yesus untuk diterapkan
dalam hidupnya.

III.

URAIAN MATERI
Salah satu tokoh suci yang dihormati dan
diteladani oleh umat Kristiani hingga saat ini adalah
Bunda Maria. Dialah perempuan yang mengandung,
melahirkan dan membesarkan Yesus. Bentuk
penghormatan dan ibadat khusus kepada Maria yaitu:
Doa Rosario, Ziarah ke Gua Maria, Legio Maria,
Novena, dan Koronka. Devosi-devosi (hormat dan
bakti kepada orang kudus) tersebut menjadi

44

bertambah kuat karena dari pihak Allah sendiri


memberi pernyataan suci yang mengukuhkan
peranan Maria dalam kehidupan Iman Kristiani. Hal
itu tampak dalam berbagai penampakan dan mukjizat
yang menampilkan peran Maria.
Gereja sejak awal mengakui peranan Bunda
Maria dalam keseluruhan tata keselamatan. Maria
mulai berperan ketika menyatakan bersedia dan taat
kepada Allah untuk mengandung Yesus. Kesetiaan
Maria kepada Allah dan kepada Yesus terus diuji
Pengujian Kesetiaan Maria berpuncak pada peristiwa
Jalan Salib Yesus. Dan sungguh tak tergoyahkan, ia
setia menemani putranya dalam jalan salib-Nya.
Maria semakin membuktikan kesetiaannya dengan
bersedia menjadi ibu bagi para rasul, yang menjadi
cikal bakal gereja. Dengan demikian Maria sudah
sejak awal menjadi Bunda Gereja.
Keagungan pribadi Maria dihayati oleh Gereja
semakin luas, sehingga gereja memberi banyak gelar
kepadanya. Meskipun demikian gereja selalu
mengingatkan agar umat menempatkan devosi
kepada Maria secara proporsional, dan tidak berdiri
sendiri, melainkan harus ditempatkan dalam konteks
Yesus Kristus sebagai juru selamat dan satu-satunya
perantara keselamatan kepada Bapa.

45

IV.

PENDALAMAN MATERI
A. Amatilah gambar dibawah ini!

Umat sedang berdoa di depan


Goa Maria
B. Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1.
Gambar diatas mengenai apa?

46

2.

Apa
alasan
umat
menghormati Maria?

Katolik

begitu

3.

Bentuk devosi apa saja yang kamu


ketahui untuk menghormati Maria?

4.

Manakah bentuk devosi yang paling sering


kamu lakukan? Apa alasannya?

5.

Pengalaman apa yang paling berkesan


bagimu dalam devosi kepada Maria?

47

6.

Teladan apa yang paling mengesankan


dari pribadi Maria?

C. Simaklah bacaan Kitab Suci berikut ini!


Lukas 1: 26-38
Dalam bulan yang keenam Allah menyurh
malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea
bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang
bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari
keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika
malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata:
Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan
menyertai engkau. Maria terkejut mendengar
perkatan itu, lalu bertanya di dalam hatinya,
apakah arti salam itu. Kata malaikat itu
kepadanya: Jangan takut, hai Maria, sebab
engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan
akan melahirkan seorang anak laki-laki dan
hendaklah engkau namai Dia Yesus. Ia akan
menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang
Mahatinggi.
Dan
Tuhan
Allah
akan
mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa
leluhur-Nya, dan ia akan menjadi raja atas kaum
keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan
kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan. Kata
Maria kepada malaikat itu: Bagaimana hal itu

48

mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?


Jawab malaikat itu kepadanya: Roh Kudus akan
turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi
akan menaungi engkau; sebab itu anak yang
akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak
Allah. Dan sesungguhnya, Elisabeth, sanakmu
itu, ia pun sedang mengandung seorang anak
laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang
keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab
bagi Allah tidak ada yang mustahil. Kata Maria:
Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan;
jadilah padaku menurut perkataanmu itu. Lalu
malaikat itu meninggalkan dia.
Matius 12: 46-50
Ketika Yesus masih berbicara dengan orang
banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya
berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka
seorang berkata kepada-Nya: Lihatlah, ibu-Mu
dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan
berusaha menemui Engkau. Tetapi jawab Yesus
kepada orang yang menyampaikan berita itu
kepada-Nya: Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudarasaudara-Ku? Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke
arah murid-murid-Nya: Ini ibu-Ku dan saudarasaudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan
kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku
laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah
ibu-Ku.

49

D. Jawablah pertanyaan dibawah ini!


1.
Gagasan-gagasan penting apa yang
kamu peroleh dari kedua perikop tersebut
tentang Maria?

V.

2.

Kabar/ pesan apakah yang disampaikan


Malaikat Gabriel untuk Maria dari Allah?

3.

Bagaimanakah
tanggapan
Maria
terhadap berita/ pesan yang disampaikan oleh
Malaikat Gabriel kepada dirinya?

RANGKUMAN
-

Gereja sejak awal mengakui peranan Bunda


Maria dalam keseluruhan tata keselamatan. Ia
mulai berperan ketika menyatakan bersedia dan
taat kepada Allah untuk mengandung, melahirkan
dan membesarkan Yesus.

50

VI.

Sejak awal perjalanannya menjadi Bunda Yesus,


Maria tahu bahwa ia akan memperoleh
kegembiraan sebagai orang pilihan, namun ia
juga akan memperoleh tantangan yang cukup
berat.
Kesetiaan Maria kepada Allah dan Yesus terus
diuji. Pengujian itu berpuncak pada peristiwa
Jalan Salib Yesus. Ia setia menemani putranya
dalam peristiwa sengsara dan wafatnya. Maria
semakin membuktikan kesetiaannya dengan
bersedia menjadi ibu bagi para rasul yang
menjadi cikal bakal gereja.
Dengan demikian Maria sudah sejak awal
menjadi Bunda Gereja. Namun demikian Gereja
tetap mengingatkan agar umat menempatkan
Maria secara proporsional. Devosi kepada Maria
tidak berdiri sendiri, melainkan harus ditempatkan
dalam konteks Yesus Kristus sebagai Juru
Selamat dan satu-satunya perantara keselamatan
kepada Bapa.
EVALUASI

1. Teladan apa yang paling mengesankan dari


pribadi Maria?
2. Peristiwa apa saja yang dikisahkan dalam Kitab
Suci yang memperlihatkan peran Maria dalam
mewujudkan Rencana Penyelamatan Allah
kepada Manusia?
3. Apakah dengan banyaknya peristiwa penampakan
Maria membuktikan bahwa peranan Maria lebih

51

besar dibandingkan dengan Yesus Kristus


sendiri? Jelaskan!
4. Banyak orang memakai nama Maria sebagai
nama diri/ Baptis. Bagaimanakah seharusnya
sikap hidup mereka sehari-hari?
5. Sebutkan bentuk-bentuk devosi penting kepada
Bunda Maria!

52

TEMA III
GEREJA

53

Pelajaran 6
GEREJA SEBAGAI KOMUNIO
I.

KOMPETENSI DASAR
Memahami Gereja sebagai persekutuan murid-murid
Yesus yang terdiri atas rupa-rupa.

II.

INDIKATOR
1. Menuliskan kegiatan umat Gereja Pertama
seperti dikisahkan dalam Kitab Suci (Kis 2: 4147).
2. Menjelaskan ciri-ciri Gereja sebagai persekutuan
berdasarkan interpretasi terhadap Kis 2: 41-47.
3. Menuliskan contoh wujud kehidupan Gereja
sebagai persekutuan di masa sekarang.
4. Menuliskan unsur-unsur anggota Gereja.
5. Menjelaskan peran/ tugas setiap anggota Gereja.
6. Menjelaskan makna dan tanggung jawab anggota
Gereja berdasarkan 1 Kor 12: 12-18
7. Menuliskan ciri-ciri tindakan anggota Gereja yang
bertanggung jawab terhadap Gereja.

III.

URAIAN MATERI
Dalam kehidupan bermasyarakat banyak muncul
kelompok atau perkumpulan. Kita dapat melihat
orang-orang itu berkumpul di berbagai tempat,
misalnya, di pos siskamling, di pasar, di sekolah, atau
di tempat lainnya. Semua kumpulan orang-orang di
54

tempat-tempat tersebut tidak dapat disebut sebagai


persekutuan (komunio). Tidak ada komunikasi dan
interaksi lebih lanjut setelah itu. Yang dimaksud
persekutuan (komunio) tentu saja bukan seperti itu.
Dalam persekutuan (komunio) atau paguyuban,
komunikasi dan interaksi berlangsung terus-menerus.
Masing-masing saling memperhatikan satu sama lain,
saling memiliki, saling memberi, saling mendukung,
saling menasihati, saling mengingatkan, saling
mengembangkan, saling melayani, dan saling
berusaha agar kebersamaam tersebut terus-menerus
terjaga keutuhannya demi kebahagiaan bersama.
Model orang-orang yang berkumpul untuk
membentuk persekutuan (komunio) bisa kita lihat
dalam kehidupan para murid Yesus, sebagaimana
dikisahkan dalam Kitab Suci (lih. Kis 2: 41-47).
Persekutuan mereka terbentuk berkat pengalaman
yang sama yaitu sebagai murid-murid Yesus dan
orang-orang yang percaya kepada-Nya, setelah
mendengar pewartaan tentang Yesus Kristus.
Kehidupan persekutuan mereka sangat menarik dan
berbeda dibandingkan dengan persekutuan yang
ada di sekitar mereka saat itu. Mereka selalu hidup
dalam persekutuan dengan bertekun dalam
pengajaran para rasul, selalu berkumpul untuk
memecahkan roti dan berdoa bersama, segala
kepunyaan mereka adalah milik bersama, satu sama
lain saling melayani dan berkurban, selalu hidup
dengan gembira dan tulus hati, mereka juga saling
mengenal, memiliki ikatan batin, memiliki iman yang
sama yaitu kepada Yesus Kristus dan menjalankan
cara hidup yang sesuai dengan kehendak Kristus.
Persekutuan mereka itulah yang sering disebut

55

GEREJA PERTAMA atau GEREJA AWAL. Mereka


adalah cikal bakal Gereja yang hingga kini memiliki
berbagai unsur keanggotaan Gereja.
Dalam Gereja Katolik, kita dapat menjumpai
diakon, imam, dan uskup, yang semuanya biasa
disebut pastor. Mereka bertugas melayani dalam hal:
memimpin, mengajar, dan menguduskan, melalui
berbagai perayaan sakramen. Selain mereka itu, juga
ada suster dan bruder yang tergabung dalam Hidup
Bakti (tarekat religius dan tarekat sekular). Mereka
membaktikan diri sepenuhnya bagi pewartaan kabar
gembira. Wujud konkrit dalam pelayanan mereka
meliputi karya pendidikan, kesehatan, rumah-rumah
retret, pengolahan pertanian, asrama, panti asuhan,
dan sebagainya. Cara hidup mereka dalam biarabiara dan menjadi anggota suatu komunitas, tarekat,
atau kongregasi.
Masih ada satu lagi anggota Gereja yang disebut
kaum awam. Mereka adalah semua orang beriman
Kristiani yang bukan imam dan juga bukan biarawan.
Peran mereka adalah ikut melaksanakan perutusan
segenap umat Kristiani dalam Gereja dan dunia, yang
berkarya sebagai pedagang, tenaga medis, petani,
guru, pengemudi, dosen, dan sebagainya. Walaupun
kemampuan dan peran kaum awam ini berbeda satu
dengan yang lainnya, mereka semua memiliki
martabat yang sama di hadapan Allah. Hal ini telah
disampaikan oleh Santo Paulus dalam surat yang
berjudul Banyak anggota tetapi satu tubuh (lih. 1
Kor 12: 12-18).
Gereja dapat juga diartikan sebagai tubuh Kristus
(satu tubuh) yang terdiri atas banyak anggota dengan
kemampuan serta peran yang berbeda-beda. Dalam

56

perbedaan itu, mereka semua bertanggung jawab


untuk melaksanakan tugas mewartakan kabar
gembira. Agar dapat menjalankan perannya dengan
baik, Gereja sebagai tubuh Kristus dihidupi dan
dibimbing oleh Roh yang satu, yaitu Roh Kristus
sendiri.
IV.

PENDALAMAN MATERI
A. Bacalah teks Kitab Suci di bawah ini!
HIDUP JEMAAT PERTAMA
(Kis 2: 41-47)
Orang-orang yang menerima perkataannya itu
memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah
mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka
bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam
persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk
memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah
mereka
semua,
sedang
rasul-rasul
itu
mengadakan banyak mukjizat dan tanda. Dan
semua orang yang telah menjadi percaya tetap
bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah
kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka
yang menjual harta miliknya, lalu membagibagikannya kepada semua orang sesuai dengan
keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan
dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari
dalam Bait Allah. Dan mereka disukai semua
orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah
jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

57

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini!


1. Kegiatan apa sajakah yang dilakukan umat
Gereja Pertama seperti yang dikisahkan
dalam teks Kitab Suci di atas?

2. Berdasarkan teks Kitab Suci di atas, sebutkan


ciri-ciri Gereja Pertama!

3. Sebutkan contoh wujud kehidupan Gereja


sebagai persekutuan di masa sekarang
sesuai pemahaman terhadap teks Kitab Suci
di atas!

58

C. Bacalah teks Kitab Suci di bawah ini!


BANYAK ANGGOTA TETAPI SATU TUBUH
1 Kor 12: 12-18
Karena sama seperti tubuh itu satu dan
anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota
itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh,
demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita
semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani,
baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis
menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum
dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri atas
satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
Andaikata kaki berkata, Karena aku bukan
tangan, aku tidak termasuk tubuh, jadi benarkah
ia tidak termasuk tubuh? Dan andaikata telinga
berkata, Karena aku bukan mata, aku tidak
termasuk tubuh, jadi benarkah ia tidak termasuk
tubuh? Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata,
di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya
adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi
Allah telah memberikan kepada anggota, masingmasing secara khusus, suatu tempat pada tubuh,
seperti yang dikehendakinya.
D. Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Bila Gereja digambarkan sebagai tubuh,
berilah rincian mengenai bagian-bagiannya!

59

2. Bagaimanakah
bagian?

seharusnya

relasi

antar

3. Apakah gambaran tersebut terjadi dalam


kehidupan Gereja di paroki/ lingkungan?
Jelaskan!

4. Apa saja peranmu dalam Gereja?

5. Bagaimana
Bakti?

V.

pemahamanmu

tentang

Hidup

RANGKUMAN
-

Persekutuan
(komunio)
atau
paguyuban
merupakan kumpulan orang-orang dimana setiap
anggotanya mengadakan komunikasi atau

60

interaksi secara terus-menerus, masing-masing


saling memperhatikan, saling memiliki, saling
memberi, saling mendukung, saling menasihati,
saling mengingatkan, saling mengembangkan,
saling melayani, dan saling berusaha agar
kebersamaan tersebut terus-menerus terjaga
keutuhannya demi kebahagiaan bersama.
Model kumpulan orang-orang yang berbentuk
persekutuan (komunio) tampak jelas dalam
kehidupan para murid Yesus yang sering disebut
Gereja Pertama atau Gereja Awal.
Gereja Pertama menampakkan cara hidup yang
khas yaitu:
a. Bertekun dalam pengajaran para rasul: mereka
selalu mendengarkan sumber yang benar,
yaitu ajaran Yesus sendiri yang disampaikan
melalui para rasul. Saat ini ajaran iman
Kristiani dapat ditemukan dalam Kitab Suci
dan Tradisi Gereja.
b. Bertekun dalam persekutuan: mereka menjadi
satu keluarga harmonis yang saling
menghargai dan saling memperhatikan.
c. Bertekun dalam doa dan ibadat bersama:
mereka merayakan penyelamatan umat
manusia yang dilakukan oleh Yesus Kristus
(pemecahan roti), mereka bersyukur, memuji,
dan memanjatkan permohonan kepada
Tuhan.
d. Kesadaran bahwa segala kepunyaan pribadi
adalah kepunyaan bersama: meninggalkan
sikap egois, saling memperhatikan kebutuhan
dan kesulitan orang lain. Kegembiraan dan
ketulusan hati: mereka telah menerima warta

61

gembira dan mewartakan kegembiraan serta


tulus hati.
Sebagai orang yang telah dipersatukan dalam
tubuh Kristus, kita semua memiliki martabat yang
sama. Tidak ada Yahudi atau Yunani, tidak ada
budak atau orang merdeka.
Sebagai anggota tubuh, kita memiliki peran atau
fungsi masing-masing, ada yang berfungsi
sebagai kaki, tangan, mata, telinga, penciuman,
dan lain-lain tersebut diberikan oleh Tuhan
sendiri.
Sejak zaman Gereja Pertama hingga sekarang,
Gereja merupakan tubuh Kristus yang dihidupi,
dijiwai, dan dituntun oleh Roh Kristus sendiri.
Gereja memiliki banyak anggota yang mempunyai
peran sendiri-sendiri.Keanggotaan Gereja itu
adalah:

Kaum Klerus/
Tahbisan yang terdiri dari episkopat (uskup),
presbiterat (imam), dan diakonat (diakon).
Tugas utama mereka adalah pelayanan
rohani dan menguduskan Gereja melalui
perayaan-perayaan sakramen.

Kaum
Hidup
Bakti/ biarawan-biarawati yang terdiri dari
tarekat religius dan tarekat sekular. Mereka
hidup dengan penghayatan Tri Kaul Suci dan
dalam persaudaraan yang tergabung dalam
komunitas, tarekat, atau kongregasi tertentu.
Mereka membaktikan diri untuk mewartakan
kabar gembira dalam pelayanan pendidikan,
medis, rumah-rumah retret, dan lain-lain.

62

VI.

Kaum Awam,
yang mengemban tugas perutusan dalam
Gereja dan dunia sesuai kehendak Allah yakni
mengelola tata dunia dengan nilai Kristiani. Di
antara kaum awam ada yang menikah dan
ada yang tidak menikah (selibat).
EVALUASI

1. Mengapa model kumpulan orang yang disebut


persekutuan/ komunio tampak dalam Gereja
Pertama?
2. Jelaskan ciri-ciri kehidpan Gereja Pertama!
3. Sebutkan contoh kehidupan Gereja sekarang
yang
mewujudkan/
mencerminkan
Gereja
sebagai persekutuan!
4. Jelaskan peran/ tugas setiap anggota Gereja!
5. Apa yang bisa Anda lakukan dalam kehidupan
menggereja sebagai kaum awam?

63

TEMA IV
SAKRAMEN

64

Pelajaran 7
SAKRAMEN INISIASI
I.

KOMPETENSI DASAR
Memahami Gereja sebagai tanda dan
penyelamat (sakramen) bagi semua orang.

II.

sarana

INDIKATOR
1. Menuliskan berbagai macam simbol dalam
hubungan antarmanusia dan manusia dengan
Allah.
2. Menuliskan tujuh sakramen dalam Gereja Katolik.
3. Menjelaskan
aspek-aspek
simbolis
dalam
sakramen:
antropologis,
kristologis,
dan
eklesiologis.
4. Menguraikan pengertian Gereja sebagai tanda
dan sarana keselamatan berdasarkan LG 1 dan
9.
5. Menuliskan tahap-tahap inisiasi dalam Gereja.
6. Menjelaskan makna Sakramen Baptis sebagai
Sakramen Inisiasi yang memasukkan seseorang
ke dalam Gereja.
7. Menjelaskan tugas dan perutusan yang diemban
seseorang yang telah menerima Sakramen
Baptis.
8. Menceritakan kembali kisah Perjamuan Malam
Terakhir sebagai perjamuan makan bersama
yang dilakukan Yesus bersama para murid-Nya
berdasarkan Luk 22: 14-23.
65

9. Menjelaskan isi pesan Yesus kepada para muridNya dalam Perjamuan Malam Terakhir.
10. Menjelaskan hubungan antara pesan Yesus
dalam Perjamuan Malam Terakhir dengan
Sakramen Ekaristi pada masa sekarang.
11.Menjelaskan makna Perayaan Ekaristi sebagai
sumber dan puncak hidup Gereja.
12. Menuliskan sikap yang perlu dikembangkan
dalam mengikuti Perayaan Sakramen Ekaristi.
13. Menjelaskan makna Sakramen Penguatan
sebagai simbol pelantikan seseorang menjadi
anggota Gereja yang beriman dewasa.
14. Menjelaskan karunia Roh Kudus dalam
Sakramen Penguatan.
15. Menjelaskan konsekuensi atas penerimaan
Sakramen Penguatan.
16. Memberi contoh tindakan kerasulan yang dapat
dilaksanakan pada masa sekarang.
III.

URAIAN MATERI
Dalam relasi, komunikasi, atau pertemuan
dengan sesama kita sering menggunakan simbol,
tanda, atau lambang untuk mengungkapkan
perasaan, pikiran, dan seluruh keberadaan kita.
Misalnya, seorang pemuda menyatakan cintanya
kepada seorang gadis tidak selalu dengan kata-kata
atau perbuatan langsung, tetapi dengan mengirim
surat, mengirim bunga, memberi saputangan, dan
sebagainya. Benda-benda yang kelihatan itu
melambangkan dan mengungkapkan hati dan
perasaan sang pemuda yang tidak terlihat. Simbol-

66

simbol itu hanya dapat dimengerti oleh orang yang


terlibat langsung dengan si pemberi simbol.
Dalam komunikasi atau pertemuan dengan Tuhan
juga dipergunakan simbol-simbol atau tanda. Tanda
atau simbol dalam komunikasi atau pertemuan kita
dengan Tuhan disebut sakramen. Gereja sebagai
persekutuan yang dijiwai oleh Roh Kudus adalah suci
dan mengungkapkan diri sebagai Sakramen
Keselamatan (LG. Art 1; 9c). Namun Gereja juga
sekaligus harus selalu dibersihkan dan terusmenerus menjalankan pertobatan dan pembaharuan
(LG. Art 8c). Ke dalam, Gereja mengungkapkan karya
penyelamatan Kristus dengan tanda dan sarana
penyelamatan Kristus yang kita kenal dengan tujuh
sakramen Gereja, yaitu, Sakramen Baptis, Ekaristi,
Tobat, Penguatan, Pengurapan Orang Sakit,
Perkawinan, dan Tahbisan
Sakramen-sakramen itu selalu memunculkan tiga
aspek
yaitu,
aspek
personal-manusiawi
(antropologis), yakni iman dan kesediaan orang yang
menerimanya serta tanda berupa kata/ perbuatan
yang dapat dirasakan dan didengar serta dialami;
aspek Ilahi (Kristologis) yakni, kehadiran Allah, yang
dalam hal ini tampak dalam pribadi Yesus Kristus;
aspek sosial/ jemaat (eklesiologis), yakni adanya
orang-orang yang hadir/ jemaat yang menyaksikan.
Gereja sebagai persekutuan orang-orang beriman
kepada Yesus Kristus mempunyai persyaratan bagi
setiap orang yang bergabung menjadi anggotanya.
Syarat utama adalah seseorang harus sungguhsungguh beriman kepada Yesus Kristus sebagai Juru
Selamat sekaligus menyerahkan diri dan mau
dibentuk hidupnya sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan

67

Allah yang diwartakan oleh Yesus Kristus serta


bersama semua orang mau mewartakan dan
mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah itu dalam
kehidupan di masyarakat.
Setelah persyaratan ini terpenuhi, seseorang
akan memasuki inisiasi Kristen yang meliputi empat
masa, yaitu, prakatekumen: masa pemurnian
motivasi calon, diakhiri upacara pelantikan tahap I
(menjadi
katekumen);
masa
katekumenat:
pengajaran dan pembinaan iman, diakhiri dengan
upacara
pelantikan
tahap
II
(pengukuhan
katekumen);
masa
persiapan
terakhir:
mempersiapkan diri menerima sakramen inisiasi,
diakhiri dengan upacara penerimaan sakramensakramen inisiasi; masa mistagogi: masa pembinaan
lanjutan setelah seseorang menerima sakramen
inisiasi. Dari segi liturgi ada tiga kegiatan penting
selama masa itu, yakni Pelantikan Katekumen (Tahap
I), Pengukuhan Katekumen Terpilih (Tahap II), dan
Penerimaan Sakramen-sakramen Inisiasi (Tahap III).
Inisiasi Kristen adalah seluruh proses menjadi
orang Kristen. Sakramen inisiasi adalah tiga
sakramen yang dapat diterima oleh seseorang.
Sakramen Inisiasi meliputi: Sakramen Baptis,
Sakramen Penguatan, dan Sakramen Ekaristi.
Sakramen Baptis mengandung makna seseorang
dilahirkan kembali dari air dan Roh. Buah/ akibat atau
rahmat pembaptisan adalah dibebaskan dari dosa;
menjadi putera-puteri/ anak Allah; menjadi anggota
Gereja, sebagai anggota Tubuh Kristus. Berkat
Sakramen Penguatan, ia menerima Roh Kudus dan
dijadikan semakin menyerupai Kristus, dan
menyatakan dirinya telah dewasa dalam iman. Roh

68

Kudus yang dicurahkan dalam Sakramen Penguatan,


seperti yang pernah dialami para rasul pada hari
Pentakosta.
Dengan
demikian,
penerimaan
Sakremen Penguatan mengandung makna (akibat
dari Sakramen Penguatan): menjadikan kita sungguh
anak Allah dan berkata, Abba, ya Bapa (Rm 8: 15);
menyatukan kita lebih teguh dengan Kristus;
menambah di dalam kita karunia Roh kudus;
mengikat kita lebih sempurna kepada Gereja. Untuk
menerima sakramen penguatan seseorang harus
dalam keadaan rahmat, maka dihimbau sebelum
menerima sakramen penguatan mereka menerima
sakramen tobat terlebih dahulu. Pemberi penguatan
yang utama adalah Bapa Uskup yang intinya ada
dalam penumpangan tangan oleh Uskup kepada
penerima sakramen penguatan.
Dalam Sakramen Ekaristi, bersama seluruh umat
Allah, seseorang merayakan kenangan akan wafat
dan kebangkitan Tuhan. Ekaristi berasal dari kata
eukharistia yang artinya puji syukur. Maka inti
perayaan Ekaristi adalah puji syukur kepada Allah
atas karya penyelamatan-Nya. Makna Sakramen
Ekaristi antara lain: ucapan syukur dan pujian kepada
Bapa atas karya penciptaan, penebusan, dan
pengudusan; kenangan akan kurban Yesus Kristus
yang dapat dirasakan oleh segenap Gereja dan
anggotanya yang hadir dan merayakannya;
kehadiran Kristus melalui kekuatan Sabda-Nya dan
Roh Kudus yang tampak nyata dalam Tubuh dan
Darah-Nya dalam rupa roti dan anggur yang kita
sambut.
IV.

PENDALAM MATERI

69

A. Bacalah teks Lumen Gentium Art. 1 dan art 9


di bawah ini!
(Lumen gentium adalah salah satu dekrit yang
dihasilkan oleh Komisi Vetran II, berisi tentang
tugas Gereja untuk meneruskan karya Kristus
membawa terang Injil kepada segala bangsa).
Artikel 1
Terang para bangsalah Kristus itu. Maka Konsili
suci ini, yang terhimpun dalam Roh Kudus, ingin
sekali menerangi semua orang dengan cahaya
Kristus, yang bersinar pada wajah Gereja,
dengan mewartakan Injil kepada semua mahkluk
(lih. Mrk 16: 15). Namun, Gereja itu dalam Kristus
bagaikan sakramen, yakni tanda dan sarana
persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan
seluruh umat manusia. Maka dari itu, menganut
ajaran konsili-konsili sebelum ini, Gereja
berkmaksud menyatakan dengan lebih cermat
kepada umatnya yang beriman dan kepada
seluruh
dunia,
manakah
hakikat
dan
perutusannya bagi semua orang. Keadaan zaman
sekarang lebih mendesak Gereja untuk
menunaikan tugas itu, yakni supaya seorang,
yang dewasa ini tergabungkan secara lebih erat
berkat berbagai hubungan sosial, terknis dan
budaya, memperoleh kesatuan sepenuhnya
dalam Kristus.
Artikel 9

70

Di segala zaman dan pada semua bangsa Allah


berkenan akan siapa saja yang menyegani-Nya
dan mengamalkan kebenaran (lih. Kis 10: 35).
Namun Allah bermaksud menguduskan dan
menyelamatkan orang-orang bukannya satu per
satu, tanpa hubungan dengan satu dengan
lainnya. Tetapi, Ia hendak membentuk mereka
menjadi umat yang mengakui-Nya dalam
kebenaran dan mengabdi kepada-Nya dengan
suci. Maka Ia memilih bangsa Israel menjadi
umat-Nya, mengadakan perjanjian dengan
mereka dan mendidik mereka langkah demi
langkah, dengan menampakkan diri-Nya serta
rencana
kehendak-Nya,
dan
dengan
menguduskan mereka bagi diri-Nya. Tetapi, itu
semua telah terjadi untuk menyiapkan dan
melambangkan perjanjian baru dan sempurna,
yang akan diadakan dalam Kristus, dan demi
perwahyuan lebih penuh yang akan disampaikan
melalui Sabda Allah sendiri yang menjadi
daging...
Adapun seperti Israel menurut daging, yang
mengembara di padang gurun, sudah disebut
Gereja (jemaat) Allah (lih. Neh 13: 1; Bil 20: 4; Ul
23: 1 dst), begitu pula Israel baru, yang berjalan
dalam masa sekarang dan mencari kota yang
tetap di masa mendatang (lih. Ibr 13-14), juga
disebut Gereja Kristus (lih. Mat 16: 18). Sebab Ia
sendiri telah memperolehnya dengan darah-Nya
(lih. Kis 20: 28), memenuhinya dengan darah-Nya
dan melengkapinya dengan sarana-sarana yang

71

tepat untuk mewujudkan persatuan yang tampak


dan bersifat sosial. Allah memanggil untuk
menghimpun mereka yang
penuh iman
mengarahakan pandangan kepada Yesus,
pencipta keselamatan serta dasar kesatuan dan
perdamaian. Ia membentuk mereka menjadi
Gereja, supaya bagi semua dan setiap orang
menjadi sakramen kelihatan, yang menandakan
kesatuan yang menyelamatkan itu. Gereja yang
harus diperluas ke segala daerah, memasuki
sejarah
umat
manusia,
tetapi
sekaligus
melampaui masa dan batas-batas para bangsa.
Dalam perjalanannya menghadapi cobaancobaan dan kesulitan-kesulitan Gereja diteguhkan
oleh daya rahmat Allah, yang dijanjikan oleh
Tuhan kepadanya ...
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.
Berdasarkan teks Lumen Gentium di atas,
jelaskan
pengertian
Gereja
sebagai
Sakramen Keselamatan!

2.

Menurut pendapat Anda, apa tugas yang


diemban Gereja dewasa ini?

72

3.

Apa yang dimaksudkan dengan Israel baru


dalam teks yang kedua/ Lumen Gentium
Art.9?

4.

Dengan
cara
bagaimana
Gereja
mewujudkan dirinya sebagai Sakramen
Keselamatan?

C. Simaklah gambar dibawah ini!

73

Gambar Seorang anak sedang dibaptis


D. Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Menceritakan tentang apakah gambar di
atas?

2. Apa saja syaratnya agar seseorang dapat


dibaptis?

3. Sebutkan tahap-tahap dalam sakramen


baptis!

4. Apa konsekuensi/ tugas yang harus dilakukan


oleh orang yang sudah dibaptis?

E. Bacalah teks Kitab Suci di bawah ini!


PENETAPAN PERJAMUAN MALAM
Luk 22: 14-23

74

Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan


bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya. Kata-Nya
kepada mereka, Aku sangat rindu makan Paskah
ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku
menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku
tidak akan memakannya lagi sampai Ia beroleh
kegenapannya dalam kerajaan Allah. Kemudian
Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur,
lalu berkata, Ambillah ini dan bagikanlah di
antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu:
mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi
hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah
datang. Lalu Ia mengambil roti, mengucap
syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: Inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini
menjadi peringatan akan Aku. Demikian juga
dibuat-Nya denga cawan sesudah makan, Ia
berkata, Cawan ini adalah perjanjian baru oleh
darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu. Tetapi,
lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada
bersama dengan Aku di meja ini. Sebab Anak
Manusia memang akan pergi seperti yang telah
ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang
olehnya Ia diserahkan! Lalu mulailah mereka
mempersoalkan, siapa di antara mereka yang
akan berbuat demikian.

75

F. Jawablah pertanyaan di bawah ini!


1. Apa yang mendorong Yesus mengadakan
perjamuan Malam Terakhir?

2. Jelaskan isi pesan Yesus kepada para muridNya dalam Perjamuan Malam Terakhir!

3. Jelaskan makna roti dan anggur yang


digunakan sebagai santapan dan minuman
dalam Perjamuan Malam Terakhir!

4. Bagaimana hubungan antara Perjamuan


Malam Terakhir dengan Perayaan Sakramen
Ekaristi dalam Gereja sekarang?

76

G. Simaklah gambar dibawah ini!

Gambar penerimaan Sakramen Penguatan


H. Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Apa saja syarat untuk dapat menerima
Sakramen Penguatan?

2. Siapakah yang menerimakan Sakramen


Penguatan?

77

3. Apa yang menjadi inti dari upacara


penerimaan Sakramen Penguatan?

4. Apa akibatnya jika kita menerima Sakramen


Penguatan?

V.

RANGKUMAN
-

Simbol, lambang, tanda yang dapat digunakan


dalam hubungan/ relasi dengan sesama berupa
benda-benda antara lain bunga, saputangan,
surat; berupa isyarat antara lain, berjabat tangan,
mencium, berlutut; berupa kata-kata misalnya
horas, amin, dan sebagainya.
Simbol, lambang, tanda yang digunakan dalam
hubungan manusia dengan Tuhan disebut
sakramen (dari bahasa Latin: sacramentum) yang
merupakan
tanda
dan
sarana
yang
mengungkapkan peristiwa penyelamatan Allah
kepada manusia.

78

Tujuh sakramen dalam Gereja Katolik yaitu,


Sakramen Baptis, Ekaristi, Tobat, Penguatan,
Pengurapan Orang Sakit, Perkawinan, dan
Tahbisan.
Gereja sebagai sakramen keselamatan yakni
tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah
dan kesatuan seluruh umat manusia yang terusmenerus disucikan oleh Roh Kudus serta terusmenerus menyalurkan rahmat Tuhan, yaitu
keselamatan kepada manusia.
Israel baru adalah seluruh umat manusia yang
masih berziarah di dunia yang dipanggil Allah
untuk berhimpun yang penuh iman dan
mengarahkan
pandangan
kepada
Yesus,
pencipta keselamatan, dasar kesatuan, dan
perdamaian.
Tahap-tahap inisiasi dalam Gereja yaitu, tahap I:
pelantikan katekumen; tahap II: pengukuhan
katekumen terpilih; tahap III: penerimaan
sakramen-sakramen inisiasi.
Sakramen inisiasi adalah tiga sakramen sekaligus
yang diterima oleh seseorang yaitu, Sakramen
Baptis, Sakramen Penguatan, dan Sakramen
Ekaristi.
Syarat utama seseorang yang ingin menerima
Sakramen Baptis atau mau menjadi murid Kristus
adalah harus percaya atau beriman kepada
Yesus Kristus.
Makna Upacara Sakramen Baptis: seseorang
dilahirkan kembali dari air dan Roh, artinya orang
itu memperoleh air kehidupan dan Roh
kehidupan.

79

Buah atau rahmat pembaptisan: dibebaskan dari


dosa, menjadi anak Allah, resmi menjadi anggota
Gereja.
Tugas dan perutusan yang diemban seseorang
yang sudah menerima Sakramen Baptis: hidup
sesuai dengan ajaran Kristus dan berupaya ikut
mewartakan serta mewujudkan ajaran-Nya dalam
kehidupan sehari-hari baik sebagai anggota
Gereja maupun anggota masyarakat.
Hal yang mendorong Yesus mengadakan
Perjamuan Malam Terakhir: Ia sangat rindu
makan paskah bersama-sama para murid-Nya
dan sebagai tanda perpisahan dengan mereka
menjelang penderitaan-Nya.
Isi pesan Yesus kepada para murid-Nya pada
Perjamuan Malam Terakhir: agar para murid
Yesus selalu melakukan kembali pwertistiwa
Perjamuan Malam Terakhir untuk mengenangkan
diri-Nya. Seperti yang dikatakan Yesus,
perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.
(Luk 22: 19).
Sarana yang digunakan dalam Perjamuan Malam
Terakhir adalah roti dan anggur. Roti bermakna:
lambang diri Yesus sendri yang akan
dipersembahkan melalui penderitaan-Nya di salib
demi keselamatan manusia. Anggur bermakna:
lambang darah Yesus yang tertumpah di salib,
juga demi keselamatan manusia.
Perayaan Ekaristi yang dilaksanakan oleh Gereja
hingga saat ini merupakan pelaksanaan pesan
Yesus pada Perjamuan Malam Terakhir. Perayaan
Ekaristi mengenangkan dan menghadirkan

80

VI.

kembali tindakan penyelamatan oleh Yesus


kepada manusia.
Inti perayaan Ekaristi adalah puji syukur kepada
Allah atas karya penyelamatan-Nya.
Makna Perayaan Ekaristi: merupakan ucapan
syukur dan pujian kepada Bapa atas karya
penciptaan, penebusan, dan pengudusan;
kenangan akan kurban Yesus Kristus dan
membuat peristiwa penyelamatan hadir kembali
sehingga dapat dirasakan oleh Gereja dan
anggotanya yang hadir merayakannya; sebagai
kehadiran Kristus melalui kekuatan Sabda-Nya
dan Roh Kudus, serta secara Nyata dalam Tubuh
dan Darah-Nya.
Makna Sakramen Penguatan: menjadi kita
sungguh anak Allah, menyatukan kita lebih teguh
dengan Kristus, menambah karunia Roh Kudus,
dan mengikat kita lebih sempurna kepada Gereja.
Sakramen Penguatan menyebabkan curahan Roh
Kudus dalam kelimpahan seperti yang pernah
dialami para Rasul pada hari Pentakosta, yang
lebih berani mengakui nama Kristus.
Orang yang telah menerima Sakramen Penguatan
membawa konsekuensi: bertanggung jawab
menjadi saksi Kristus baik dalam Gereja sendiri,
dalam keluarga, di sekolah, di tempat kerja, dan
di lingkungan masyarakat yang lebih luas.
EVALUASI

1. Sebutkan tanda yang digunakan dalam hubungan


manusia dengan Tuhan!

81

2. Jelaskan pengertian sakramen!


3. Gereja sebagai sakramen keselamatan manusia,
apa maksudnya?
4. Apa yang dimaksudkan dengan Israel baru
menurut Lumen Gentium Art.9?
5. Jelaskan tahap-tahap inisiasi dalam Gereja
Katolik!
6. Apa syarat utama seseorang dapat menerima
Sakramen Baptis?
7. Jelaskan makna dan buah/ rahmat Sakramen
Baptis!
8. Apa isi pesan Yesus kepada para murid-Nya pada
Perjamuan Malam Terakhir?
9. Jelaskan tugas seseorang yang sudah menerima
Sakramen Baptis!
10. Apa makna roti dan anggur dalam perayaan
Ekaristi?
11.Jelaskan makna perayaan Ekaristi sebagai
sumber dan puncak hidup Gereja!
12. Sebutkan makna Sakramen Penguatan!
13. Jelaskan konsekuensi orang yang telah
menerima Sakramen Penguatan!

82

Pelajaran 8
SAKRAMEN TOBAT
I.

KOMPETENSI DASAR
Memahami Sakramen Tobat sebagai tanda dan
sarana rekonsiliasi (pendamaian) antara manusia
dengan Allah dan manusia dengan sesamanya.

II. INDIKATOR
1. Menjelaskan pemahaman tentang dosa
2. Menyebutkan contoh-contoh perbuatan dosa
3. Menyebutkan sebab-sebab manusia jatuh ke
dalam dosa
4. Menjelaskan akibat-akibat dosa
5. Menjelaskan sikap Allah yang Maha Rahim yang
menantikan manusia untuk bertobat seperti
dikisahkan dalam Lukas 15: 11-32
6. Menjelaskan areti tobat dan hasil pertobatan
7. Menjelaskan makna Sakramen Tobat sebgai
sakramen rekonsiliasi berdasarkan Yoh 20: 19-23
III. URAIAN MATERI
Tiada gading yang tak retak. Ungkapan ini
mengandung makna bahwa manusia tidak ada yang
sempurna. Berarti tidak ada seorangpun yang tidak
pernah berbuat dosa. Gereja Katolik menyadari hal
ini karena setiap orang mempunyai kelemahan dan
83

keterbatasan, Itulah sebabnya manusia kerap jatuh


ke dalam dosa. Santo Yohanes menyatakan bahwa
orang yang menyatakan diri tidak berdosa adalah
penipu. Dengan kata lain, setiap orang berdosa (bdk
1 Yoh 1: 8); kecuali Yesus dan Maria yang dilahirkan
tanpa noda. Dosa itu adalah perbuatan melawan
cinta kasih Tuhan dan sesama, yang dilakukan
secara sadar, sengaja, dan dalam keadaan bebas.
Meskipun demikan, ada orang yang secara jantan
mau mengakuinya dan memohon maaf, namun ada
juga yang berusaha menutup-nutupi bahkan tidak
mau mengakui. Sikap yang pertama hanya mungkin
dilakukan oleh orang yang sadar bahwa dosa akan
berakibat merusak kehidupan diri sendiri, merugikan
orang lain, retaknya hubungan dengan sesama dan
dengan Allah, membuat hidup menjadi tidak damai.
Sedangkan sikap yang kedua bisa terjadi pada orang
yang tidak mau kekurangannya diketahui orang lain,
mempertahankan gengsi, malu dan takut kalau-kalau
orang lain menjauhi dirinya. Justru sikap seperti itulah
yang membuat orang selalu terjerumus ke dalam
dosa.
Akan tetapi, Allah adalah Maha Rahim, Ia tidak
mau manusia hidup dalam kurungan dosa. Dalam
kebaikannya, Ia selalu menanti manusia kembali
kepadanya,
membebaskannya,
tanpa
memperhitungkan besarnya dosa manusia (lih. I Yoh
4: 16b).
Allah selalu mengundang orang yang
berdosa untuk kembali bersatu dengan Dia. Ia
mengundang orang berdosa untuk bertobat (bdk I
Yoh 1: 9)
Kerahiman Allah terhadap orang yang berdosa
digambarkan secara indah oleh Yesus dalam

84

perumpamaan Anak yang Hilang (lih. Luk 15: 11-32)


dan dinyatakan dalam kuasa-Nya sendiri untuk
mengampuni dosa. Kuasa itulah yang diwariskan
kepada Gereja-Nya untuk memberikan pengampunan
atas anggota Gereja yang bertobat (lih. Yoh 20: 1923; bdk. Mat 18: 20). Peristiwa tersebut di dalam
Gereja terjadi di dalam Sakramen Tobat, yang disebut
Sakramen Rekonsiasi.
Sakramen Tobat menjadi tanda dan sarana
pemulihan hubungan yang retak atau rusak akibat
perbuatan dosa, menjadi suatu hubungan yang
damai dan harmonis antara Allah dan Manusia,
Manusia dan Sesama, serta lingkungannya. Dengan
menerima Sakramen Tobat , orang secara pasti telah
diampuni dosanya (lih Yoh 20: 23; bdk. Mat 18: 19).
IV. PENDALAMAN MATERI
A. Bacalah teks Kitab Suci di bawah ini!
Luk 15: 11-32
Yesus berkata: Ada seorang mempunyai dua
anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada
ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian
harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya
membagi-bagikan harta kekayaan itu diantara
mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu
itu menjual seluruh bagian itu lalu pergi ke negeri
yang jauh. Di sana ia memboroskan
harta
miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah
dihabiskan
semuanya,
timbullah
bencana

85

kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai


melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang
majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke
ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin
mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi
makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang
memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari
keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang
upahan
bapaku
yang
berlimpah-limpah
makanannya, tetapi aku disini mati kelaparan.
Aku akan bangkit dan pergi ke bapaku dan
berkata: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga
dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi
disebutkan anak bapa; jadikanlah aku seorang
upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi
kepada bapanya. Ketika masih jauh, ayahnya
telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya hatinya
oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari
mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium
dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah
terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak
layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu
berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah
bahwa
bawa kemari jubah yang terbaik,
pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin
pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan
ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia
dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab
anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali,
ia telah hilang dan didapat kembali. Maka
mulailah mereka bersukaria, tetapi anaknya yang
sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan
dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan

86

nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah


seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti
semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah
kembali dan ayahmu telah menyembelih anak
lembu tambun, karena ia mendapatkannya
kembali dengan sehat. Maka marahlah anak
sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya
keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia
menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahuntahun aku melayani bapa dan belum pernah bapa
memberikan seekor anak kambing untuk
bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi
baru saja anak bapa yang telah memboroskan
harta kekayaan bapa bersama-sama dengan
pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak
lembu tambun untuk dia. Kata ayahnya
kepadanya: Anakku, engkau selalu bersamasama dengan aku, dan segala kepunyaanku
adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan
bergembira karena adikmu telah mati dan
menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat
kembali.
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Siapakah yang dimaksud dengan
bungsu dalam perumpaman di atas?

anak

87

2. Siapakah yang dimaksud dengan bapa dalam


perumpaman di atas? Bagaimana sifat Bapa?

3. Mengapa tindakan si bungsu itu disebut


perbuatan dosa?

4. Ada tindakan terpuji yang dilakukan oleh si


bungsu
dalam
perumpamaan
diatas.
Jelaskan!

C. Bacalah teks Kitab Suci di bawah ini!


Yoh 20: 19-23
Ketika hari sudah malam pada hari pertama
minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di
suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci
karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi.

88

Pada waktu datanglah Yesus dan berdiri di


tengah-tengah mereka dan berkata: Damai
sejahtera bagi kamu! Dan sesudah berkata
demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan
lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu
bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka
kata Yesus sekali lagi: Damai sejahtera bagi
kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku,
demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.
Dan
sesudah
berkata
demikiaan,
Ia
menghembusi mereka dan berkata: Terimalah
Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa
orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu
mengatakan dosa tetap ada, dosanya tetap ada.
D. Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Ayat mana yang paling berkesan bagi Anda
teks Kitab Suci di atas? Mengapa?

2. Apa peran Roh Kudus menurut teks di atas


dalam hubungan dengan Sakramen Tobat?

89

3. Jelaskan hubungan
dengan Sakramen
sekarang ini!

antara teks tersebut


Tobat dalam Gereja

V. RANGKUMAN
Dosa adalah perbuatan melawan cinta kasih
Tuhan dan sesama yang dilakukan secara sadar,
sengaja, dan dalam keadaan bebas.
- Contoh-contoh perbuatan dosa: hidup penuh
dengan kemewahan, berfoya-foya, pelacuran,
melawan nasihat orangtua, terlibat narkoba, tidak
pernah ke gereja, dan sebagainya.
- Sebab-sebab manusia jatuh ke dalam dosa: tidak
mau kekurangannya diketahui orang lain,
mempertahankan gengsi, malu, merasa takut
kalau-kalau orang lain menjauhi dirinya
- Akibat-akibat dosa antara lain merusak diri sendiri,
merugikan orang lain, retaknya hubungan dengan
sesama, dengan lingkungan, dan dengan Tuhan,
membuat hidup tidak damai.
- Injil Luk 15: 11-32
o Anak bungsu dalam teks tersebut tidak lain
adalah manusia yang berdosa. Si bungsu
meninggalkan sesamanya dan kelimpahan
rahmat-Nya dan hidup menurut kemauannya
-

90

Bapa dalam teks di atas menggambarkan Allah


sendiri, Bapa yang Maha Rahim. Dengan kasihNya, Ia menerima kembali si bungsu yang telah
berdosa dan bersatu dengan-Nya.
Si bungsu berani mengakui perbuatannya di
hadapan bapanya dan sebagai tebusannya ia rela
tidak lagi di sebut anak bapanya dan rela menjadi
seorang upahan bapanya.
Allah adalah Bapa yang Maharahim. Dengan
kasih-Nya ia senantiasa merindukan mereka yang
berdosa kembali kepada-Nya. Dia siap menerima
orang bertobat, setiap saat. Adalah kegembiraan
bagi-Nya bila seseorang bertobat sehingga ia
merasa hal itu patut dirayakan.
Tobat adalah tindakan secara sadar, bebas, dan
penuh kerendahan hati mengakui segala
perbuatan dosa, dan berjanji tidak mengulangi
lagi. Dengan demikian hasil pertobatan itu
memulihkan kembali hubungan yang rusak akibat
perbuatan dosa menjadi suatu hubungan yang
damai dan harmonis antara Allah dan manusia,
serta manusia dan sesama dan lingkungan.
Injil Yoh 20: 19-23
Roh Kudus merupakan sumber kekuatan, yang
juga merupakan Roh Kristus sendiri yang
dilimpahkan dalam setiap sakramen Gereja
termasuk Sakramen Tobat. Dengan Roh Kudus
itu pula memberi rahmat pengampunan dalam
Sakramen Tobat.
Gereja Katolik oleh Yesus Kristus diberi tugas
untuk membimbing umatnya supaya menjadi
semakin sempurna dengan jalan menyucikan

91

hidupnya. Salah satu cara menyucikan hidup


yaitu melalui Sakramen Tobat ini (Yoh 20: 21-23).
VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian dosa!
2. Sebutkan contoh-contoh perbuatan dosa yang
pernah Anda lakukan!
3. Jelaskan sikap Allah yang menantikan manusia
untuk bertobat seperti yang dikisahkan dalam Luk
15: 11-23!
4. Apa yang dimaksudkan dengan Tobat? Apa buah
dari pertobatan!
5. Jelaskan makna Sakramen Tobat dalam Gereja
Katolik!

92

Pelajaran 9
SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT
I.

KOMPETENSI DASAR
Memahami makna Sakramen Pengurapan Orang
Sakit sebagai wujud pendampingan gereja terhadap
orang yang menderita sakit.

II.

INDIKATOR
1. Menuliskan
perasaan
saat
sakit
atau
mengunjungi orang sakit.
2. Menuliskan usaha manusia dalam memelihara
kesehatan.
3. Menjelaskan ajaran Gereja tentang sikap yang
tepat terhadap sakit dan penderitaan bertolak dari
Yak 5: 13-16.
4. Menjelaskan makna Sakramen Pengurapan
Orang Sakit sebagai bentuk pendampingan
gereja pada menusia yang menderita.

III.

URAIAN MATERI
Sebagian besar manusia sangat menghargai
hidup, terutama hidupnya sendiri. Wujud bahwa
seseorang menghargai hidup antara lain: seseorang
selalu mengusahakan kesehatan badannya, saat
sakit selalu berusaha untuk sembuh, dan tidak ada
orang yang ingin dirinya, badannya atau hidupnya
93

mengalami penderitaan dan sakit. Namun demikian,


sehebatnya manusia berusaha, adakalanya ia tetap
pernah mengalami sakit (penderitaan sakit).
Ada berbagai sikap/ perasaan orang saat
mengalami sakit, antara lain; ia merasa bersalah,
merasa takut, merasa sendirian, merasa diri menjadi
orang yang terbuang, menyalahkan orang lain,
merasa ditinggalkan keluarga dan sebagainya.
Perasaan-perasaan tersebut menjadikan orang
semakin tertutup, putus asa dan bahkan bisa
berontak kepada Tuhan. Sikap yang baik yang
hendaknya dikembangkan pada saat mengalami sakit
adalah menyikapinya secara positif yaitu dengan
menyesali perbuatan-perbuatannya yang keliru,
banyak berdoa dan berserah diri kepada Tuhan.
Dalam ketidak berdayaan seperti itu, seorang yang
sakit sangat-sangat membutuhkan pendampingan,
penghiburan dan kekuatan baik dari sesama maupuin
dari Tuhan.
Dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa sakit
yang diderita oleh seseorang adalah merupakan
akibat dari dosa yang telah dia perbuat. Jadi ketika
Yesus menyembuhkan orang yang sakit, berarti Ia
juga mengampuni dosa orang tersebut. Sebagai
contoh, ketika Yesus menyembuhkan orang yang
sakit, Ia mengatakan dosamu diampuni maka orang
tersebut sembuh dari sakitnya. Yesus datang untuk
menyembuhkan manusia secara utuh, jiwa dan raga.
Gereja sampai saat ini juga senantiasa
memperhatikan orang yang sakit, yaitu dengan
memberikan pendampingan kepadanya melalui
pemberian Sakramen Pengurapan Orang Sakit.
Sakramen ini diberikan kepada orang beriman yang

94

merasa mulai menghadapi bahaya maut karena


sakitnya atau karena lanjut usia atau orang yang
menghadapi operasi besar. Sakramen ini dapat
diterima seseorang lebih dari satu kali. Jika ia telah
sembuh setelah menerima Sakramen Pengurapan
Orang Sakit ini, maka iapun dapat pula menerima
kembali sakramen ini jika suatu saat ia jatuh sakit
lagi.
Sakramen Pengurapan Orang Sakit (Sakramen
Pengurapan) dapat dilaksanakan di gereja, di rumah,
atau di rumah sakit. Simbol pokok yang harus
kelihatan dalam sakramen ini adalah Uskup/ Imam
meletakkan tangan ke atas orang sakit sambil berdoa
bagi si sakit, dilanjutkan dengan pengurapan dengan
minyak. Jika si penderita sakit masih memungkinkan,
sangat baik jika pemberian sakramen ini didahului
dengan penerimaan Sakramen Tobat, dan jika
memungkinkan juga dapat dilanjutkan dengan
penerimaan komuni.
Makna dari Sakramen Pengurapan Orang Sakit
ini antara lain:
a. Sakramen
Pengurapan
Orang
Sakit
menganugerahkan rahmat Roh Kudus yang
menjadikan si penderita mempunyai kekuatan,
ketenangan, dan kebesaran hati untuk mengatasi
kesulitan akibat sakitnya.
b. Sakramen Pengurapan Orang Sakit mengajak si
sakit untuk mempersatukan penderitaan yang
dialaminya dengan penderitaan Yesus Kristus.
c. Sakramen ini menganugerahkan rahmat Gerejani,
keikutsertaan dalam penderitaan dan sengsara
Kristus menyucikan dirinya.

95

d. Sakramen ini menyiapkan orang agar bila


akhirnya meninggal, ia layak menghadap Bapa.
IV.

PENDALAMAN MATERI
A. Simaklah gambar berikut ini!

Gambar seorang anak sedang menjenguk


temannya yang sakit
B. Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Bagaimana perasaan orang yang terbaring
karena sakit seperti tampak pada gambar?

96

2. Apa yang diharapkan oleh orang yang sakit?

3. Bagaimana perasaanmu
orang yang sakit?

saat

menjenguk

4. Apa yang kamu harapkan saat menjenguk


orang yang sakit?

5. Apa yang dapat kamu lakukan untuk


memberikan kekuatan dan penghiburan pada
orang yang sakit?

97

C. Simaklah bacaan Kitab Suci berikut ini!


Markus 6: 12-13
Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang
harus bertobat, dan mereka mengusir banyak
setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan
minyak dan menyembuhkan mereka.
Markus 16: 18
Mereka akan memegang ular, dan sekalipun
mereka minum racun maut, mereka tidak akan
mendapat celaka; mereka akan meletakkan
tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan
sembuh.
Kisah Para Rasul 9: 34
Kata Petrus kepadanya: Eneas, Yesus Kristus
menyembuhkan
engkau;
bangunlah
dan
bereskanlah tempat tidurmu! Seketika itu juga
bangunlah orang itu.
Yakobus 5: 13-16
Kalau ada seorang diantara kamu yang
menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang
yang bergembira baiklah ia menyanyi! Kalau ada
seorang diantara kamu yang sakit, baiklah ia
memanggil para penatua jemaat, supaya mereka
mendoakan dia serta mengolesnya dengan
minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir
dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu
dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia
telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan

98

diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling


mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya
kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila
dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
D. Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Dengan cara apa sajakah menurut Kitab Suci
orang dapat disembuhkan?

2. Apa gunanya dari Sakramen Pengurapan


Orang Sakit menurut bacaan di atas?

3. Apa akibat dari Sakramen Pengurapan Orang


Sakit?

4. Pesan apa yang dapat kita petik berdasarkan


surat Yakobus 5: 13-16 tersebut?

99

V.

RANGKUMAN
-

VI.

Setiap orang yang sakit sangat membutuhkan


pendampingan, penghiburan dan kekuatan baik
dari sesama terlebih dari Tuhan.
Sakramen Pengurapan Orang Sakit merupakan
usaha dari Gereja untuk mendampingi dan
memberikan kekuatan bagi orang yang sakit.
Simbol pokok yang harus kelihatan dalam
sakramen ini adalah Uskup/ Imam meletakkan
tangan ke atas orang sakit sambil berdoa bagi si
sakit, dilanjutkan dengan pengurapan dengan
minyak.
Sakramen
Pengurapan
Orang
Sakit
ini
menyiapkan orang agar bila akhirnya meninggal,
ia layak menghadap Bapa.
Sakramen
Pengurapan
Orang
Sakit
menganugerahkan rahmat Roh Kudus yang
menjadikan si penderita mempunyai kekuatan,
ketenangan, dan kebesaran hati untuk mengatasi
kesulitan akibat sakitnya.
Sakramen Pengurapan Orang Sakit mengajak si
sakit untuk mempersatukan penderitaan yang
dialaminya dengan penderitaan Yesus Kristus.
EVALUASI

1. Bagaimana perasaan orang yang mengalami


penderitaan karena sakit keras?
2. Apa saja usaha yang akan kamu lakukan untuk
mengusahakan hidup yang sehat!

100

3. Siapakah
yang
menerimakan
Sakramen
Pengurapan Orang Sakit?
4. Untuk siapakah Sakramen Pengurapan Orang
Sakit itu?
5. Jelaskan makna dari Sakramen Pengurapan
Orang Sakit!

101

Pelajaran 10
KEGIATAN PELAYANAN GEREJA
I.

KOMPETENSI DASAR
Memahami bentuk-bentuk pelayanan Gereja dalam
upaya mewujudkan karya penyelamatan Allah,
sehingga terdorong untuk melibatkan diri secara aktif.

II.

INDIKATOR
1. Menjelaskan empat bidang pelayanan gereja.
2. Menjelaskan kaitan antara karya Gereja dengan
tugas perutusan Yesus seperti ditegaskan
Yohanes 10: 1-21.
3. Menjelaskan tanggung jawab dan keterlibatan
anggota Gereja dalam pelayanan.
4. Memberi contoh bentuk keterlibatan yang dapat
dilakukan sesuai dengan keadaan lingkungannya.

III.

URAIAN MATERI
Gereja merupakan suatu komunitas dari orangorang beriman kepada Kristus. Sebagai komunitas,
gereja memiliki visi yang diwujudkan dalam misi atau
kegiatan yang khas. Visi utama dari gereja ialah
mewujudkan
Kerajaan
Allah
yang
berarti
mengupayakan situasi kehidupan yang diwarnai oleh
cinta akan Allah, damai, persaudaraan dan

102

keharmonisan seperti gambaran dari suasana


Kerajaan Allah itu sendiri.
Untuk mencapai visi tersebut, Gereja
mewujudkannya dalam empat fungsi layanan yaitu
fungsi liturgia, diakonia, kerugma dan koinonia. Yang
dimaksud dengan liturgia (pengudusan) adalah
segala bentuk kegiatan ibadat kepada Tuhan yang
dilakukan oleh umat, baik secara pribadi maupun
bersama-sama, baik yang sakramen maupun yang
bukan sakramen. Contoh bidang pelayanan liturgia
yang dapat diikuti oleh kaum remaja misalnya:
Perayaan Ekaristi, ibadat lingkungan, doa bersama,
novena Roh Kudus. Diakonia (Pelayanan) adalah
segala bentuk pelayanan kepada semua orang yang
membutuhkan pertolongan atau pelayanan. Umat
beriman saling melayani, dengan memperhatikan
kebutuhan jasmani dan rohani orang-orang, baik
kalangan sendiri maupun diluar jemaat sendiri.
Contoh kegiatan dalam bidang diakonia misalnya:
memberikan dana APP, memberi bantuan di rumah
jompo, mencarikan pekerjaan bagi tuna karya.
Kerugma (pewartaan) adalah segala bentuk
pewartaan, pengajaran iman, dan komunikasi iman
untuk saling meneguhkan, berbagi pengalaman iman,
dan saling meluruskan pandangan iman. Setiap umat
beriman
menerima
pewartaan
Kristus
dan
mengemban tugas pewartaan seperti yang telah
diperintahkan oleh Kristus. Pewartaan tidak hanya
dalam kata-kata terlebih dalam perbuatan dan
tindakan yang nyata. Kegiatan yang termasuk bidang
pewartaan misalnya: pelajaran agama, pendalaman
Kitab Suci, retret, dan rekoleksi. Koinonia
(persekutuan) adalah segala usaha untuk semakin

103

mewujudkan dan mengukuhkan persaudaraan muridmurid Kristus, dengan saling membantu, saling
berbagi, saling memperhatikan, saling memberi dan
menerima,
serta
saling
mencukupi
demi
kesejahteraan bersama dalam komunitas. Dalam
persekutuan, umat beriman dibimbing oleh Roh
Kudus untuk saling bertemu, mendengarkan Firman,
berdoa dan hidup saling membantu satu sama lain.
Contoh kegiatan atau bentuk dari koinonia misalnya:
kelompok mudika, Legio Maria, ME (Marriage
Encounter = Persekutuan suami istri), dan kegiatan
Lingkungan dan wilayah.
Empat fungsi pelayanan gereja tersebut tetap
dalam rangka mewujudkan ciri hidup dari Jemaat
Pertama. Pelayanan merupakan bentuk perwujudan
dari ciri Jemaat Pertama yang hidup saling
memperhatikan kebutuhan hidup satu dengan yang
lain. Pewartaan merupakan perwujudan dari ciri
Gereja Pertama yang setia pada pengajaran para
rasul dan liturgia atau pengudusan merupakan
perwujudan dari ciri Jemaat Pertama yang
senantiasa memuji Allah. Sedangkan Koinonia juga
merupakan perwujudan dari ciri Jemaat Pertama
yang selalu berkumpul memecahkan roti dan berdoa.
Dengan demikian, ciri hidup Jemaat Pertama tetap
terpelihara dalam kehidupan Gereja sampai
sekarang.
Sebagai seorang Kristiani kita diajak untuk ikut
terlibat dalam empat fungsi pelayanan Gereja secara
aktif sesuai dengan kemampuan masing-masing
sehingga dapat mewujudkan peran serta kita dalam
panggilan kita untuk mewujudkan Kerajaan Allah di
dunia.

104

IV.

PENDALAMAN MATERI.
A. Kerjakanlah tugas berikut ini!
1.
Temuilah Ketua Lingkunganmu atau Ketua
Wilayahmu atau jika dekat dengan gereja,
temuilah Dewan Stasi atau Dewan Paroki.
2.
Tanyakanlah berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh umat di lingkungan/ wilayah/
stasi/ paroki.
3.
Berdasarkan jawaban yang kamu peroleh,
kelompokkanlah
kegiatan
tersebut
berdasarkan empat bidang pelayanan gereja
seperti dalam tabel dibawah ini.
Fungsi Pelayanan
Liturgia (Pengudusan)

Kerugma (Pewartaan)

Koinonia (Persekutuan)

Diakonia (Pelayanan)

Kegiatan Umat
-

105

B. Simaklah bacaan Kitab Suci berikut ini!


CIRI HIDUP JEMAAT PERTAMA
(Kis 2: 41-47)
Orang-orang yang menerima perkataannya itu
memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah
mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka
bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam
persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk
memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah
mereka
semua,
sedang
rasul-rasul
itu
mengadakan banyak mukjizat dan tanda. Dan
semua orang yang telah menjadi percaya tetap
bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah
kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka
yang menjual harta miliknya, lalu membagibagikannya kepada semua orang sesuai dengan
keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan
dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari
dalam Bait Allah. Dan mereka disukai semua
orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah
jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.
Bagaimana ciri hidup Jemaat Pertama
seperti dalam teks Kitab Suci tersebut?

106

2.

Berdasarkan ciri hidup Jemaat Pertama


tersebut, manakah yang termasuk empat
fungsi pelayanan dalam gereja sekarang?
a.
Pelayanan =
b.

Pengudusan

c.

Persekutuan

d.

Pewartaan =

3.

Kegiatan apa saja yang dapat kamu ikuti


berdasarkan empat fungsi pelayanan gereja
tersebut?
Fungsi Pelayanan
Liturgia (Pengudusan)

Kerugma (Pewartaan)

Koinonia (Persekutuan)

Diakonia (Pelayanan)

Kegiatan yang
dapat diikuti
-

107

V.

RANGKUMAN
-

Visi utama dari gereja ialah mewujudkan


Kerajaan Allah.
Empat fungsi layanan gereja antara lain: fungsi
liturgia, diakonia, kerugma dan koinonia.
Liturgia (pengudusan) adalah segala bentuk
kegiatan ibadat kepada Tuhan yang dilakukan
oleh umat, baik secara pribadi maupun bersamasama, baik yang sakramen maupun yang bukan
sakramen.
Diakonia (Pelayanan) adalah segala bentuk
pelayanan
kepada
semua
orang
yang
membutuhkan pertolongan atau pelayanan.
Kerugma (pewartaan) adalah segala bentuk
pewartaan, pengajaran iman, dan komunikasi
iman untuk saling meneguhkan, berbagi
pengalaman iman, dan saling meluruskan
pandangan iman.
Koinonia berarti persekutuan adalah segala
usaha
untuk
semakin
mewujudkan
dan
mengukuhkan persaudaraan murid-murid Kristus,
dengan saling membantu, saling berbagi, saling
memperhatikan, saling memberi dan menerima
dan saling mencukupi demi kesejahteraan
bersama dalam komunitas.
Empat fungsi pelayanan gereja ingin mewujudkan
pula ciri kehidupan dari Jemaat Pertama.
Ciri hidup Jemaat Pertama adalah: bertekun
dalam pengajaran para rasul, berkumpul
memecahkan
roti
dan
berdoa,
saling

108

VI.

memperhatikan kebutuhan hidup, dan memuji


Allah.
Dalam gereja kita mengenal banyak wadah dan
bentuk pelayanan yang bisa melibatkan remaja
misalnya; Putra-putri altar, Legio Maria yunior,
Remaja Katolik, Kelompok Paduan Suara
Remaja, Bina Iman Remaja Katolik.
EVALUASI

1. Sebutkan empat macam fungsi pelayanan dalam


gereja!
2. Jelaskan yang dimaksud dengan koinonia,
diakonia, liturgia dan kerugma!
3. Sebutkan ciri hidup Jemaat (Gereja) pertama!
4. Sebutkan contoh kegiatan yang dapat diikuti oleh
remaja berdasarkan empat fungsi pelayanan
dalam gereja!

109

Anda mungkin juga menyukai