Anda di halaman 1dari 10

SUKU MURBA

Apa Itu Suku Murba?


 Suku murba adalah suku-suku bangsa yang sekalipun hidup dalam abad sekarang ini,
namun masih berperadaban zaman purba.
 Pada mulanya religi suku murba disebut sebagai “religi bersahaja atau primitif”
 Dikarenakan 2 hal yaitu:
 Prasangka bahwa keagaman dan kebudayaan mereka memiliki kesatuan.
 Religi manusia mengalami suatu evolusi atau perkembangan yang progresif.
Sejarah Ilmu Pengetahuan
Suku Murba
 Dimulai pada abad ke-18 orang sudah banyak menulis tentang suku murba ini.
 C. de Brosses adalah orang yang berhasil memasukan pengetahuan tentang religi
suku murba, ke dalam perhatian ilmu pengetahuan modern.
 Fetisisme merupakan salah satu kebudayaan religi suku murba.
 E. B. Taylor adalah orang yang sangat berpengaruh dalam teori tentang
perkembangan religi suku murba.
Kependudukan Pulau Flores
 Ternyata penduduk pulau Flores terdiri dari atas:
 Flores Barat: suku Manggarai dan Riung.
 Flores Tengah: suku Ngada/Nad’a/Ngadha.
 Flores Timur: penduduk kepulauan Solor dan Alor.
Keyakinan Terhadap Dewa
Suku Manggarai
 Bagi suku Manggarai, tokoh dewa yang tertinggi disebut Mori Karaeng. Berarti
Tuhan/Raja.
 Sebutan sehari – hari.
 Karena pada awalnya suku Murba memiliki sebutan lain seperti: Bapa atas-Ibu
bawah, Lelaki atas-Perempuan bawah, Langit atas-Bumi bawah, Matahari-Bulan.
 Jadi dapat disimpulkan bahwa sebelumnya penduduk Flores mula – mula percaya
kepada langit dan bumi / matahari dan bulan sebagai tokoh dewa tertinggi.
Roh – Roh Lain Yang Dipercayai Suku
Manggarai
 Naga Golo, yaitu roh yang dihubungkan dengan rumah dan desa.
 Darat, yaitu roh yang dihubungkan dengan bumi dan bermukim di daerah – daerah
yang belum diusahakan manusia, seperti: puncak bukit, pohon besar, hutan – hutan,
batu – batu, dsb.
Dua roh diatas adalah roh – roh yang dipandang baik. Namun, ada juga yang jahat
yaitu:
 Poti, adalah roh jahat yang paling ditakuti, karena sering mengganggu manusia.

Meskipun banyak roh yang dipercayai oleh suku Manggarai, namun tetap mereka
dianggap sebagai rakyat dari Mori Keraeng. Jadi ada kemungkinan mereka adalah
wujud lain dari Mori Keraeng.
Keyakinan Terhadap Dewa
Suku Ngada
 Tokoh dewa tertinggi disebut Dewa (pengaruh Hindu)

Disamping itu masih ada tokoh ilahi lain, yaitu


 Nitu (dewi Bumi)
 Lera Wulan (dewa Pencipta Dunia dan Manusia)
 Tana-Ekan (tokoh bumi, hasil penjadian dari Lera Wulan)
Mite Penjadian
 Flores barat: suku riung
 Ada seorang perempuan bernama Te’ze. Ia telah ada sendiri tanpa dijadikan
 Di atas batu karang berdirilah sebatang pohon yang berkuasa.
 Te’ze diabuahi dan memiliki anak bernama Lena.
 Lena dan Te’ze melahirkan banyak keturunan.
 Asal mula ladang palawija.

 Suku Manggarai
 Mori Keraeng menjadikan dunia.
 Penciptaan manusia.
 Proses pemisahan langit dan bumi.

 Flores Tengah
 Bumi penuh dengan air.
 Sem dan Ma.
Keyakinan Tentang Manusia
 Suku Manggarai: Manusia memiliki jiwa yang berasal dari Mori Keraeng dan yang
akan kembali kepadanya lagi jika manusia sudah mati
 Jiwa dipandang sebagai: teman/pelindung(terpisah dari diri manusia) dan menyatu sebab
ketika mati jiwa meninggalkannya.
 Flores Tengah: Jiwa dibagi menjadi dua, yaitu:
 Manar(kekuatan atau daya hidup manusia).
 Maeng(jiwa yang meninggalkan tubuh jika manusia sudah mati).

Sekalipun manusia masih hidup, jiwanya juga dapat meninggalkan tubuh pada waktu
tidur. Perwujudan jiwa itu dapat berubah untuk menampakkan diri kepada manusia
dalam bentuk kucing, anjing, ular, dan sebagainya.
Hidup di Akhirat
 Flores Barat: Suku Manggarai
 Ada kalanya jiwa orang mati dianggap pergi ke Mori Keraeng dan hidup bersamanya.
 Ada kalanya jiwa dianggap sebagai suatu persekutuan, yang masih memelihara hubungan
dengan para keturunannya yang masih hidup.
 Ada kalanya jiwa itu dianggap masih tetap berada dalam kubur.

 Flores Tengah
 Ada suku yang berkeyakinan bahwa setelah kematian jiwa pergi ke alam bawah, tempat
Nitu. Disitu jiwa masih mengalami kematian hingga tujuh kali, sesuai dengan lapisan alam
bawah tersebut.
 Ada juga suku yang berkeyakinan bahwa setelah kematian, jiwa pergi ke langkan / balkon
(atap yang rata) dan menetap disitu. Sesudah itu, jiwa yang baik pergi ke Lera-Wulan,
sedangkan jiwa yang jahat pergi ke alam bawah, tempati Nitu.

Anda mungkin juga menyukai