SUKU PAKPAK
Suku Pakpak adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di Pulau
Masehi.
India Selatan yaitu dari India Tondal yang kemudian menetap di Muara
Tapus dekat Kota Barus lalu berkembang di tanah Pakpak dan kemudian
menjadi suku Pakpak. Pada dasarnya nenek moyang suku Pakpak ini sudah
29
sebutan Suak atau Lebbuh. Wilayah Pakpak terbagi menjadi 5 suak yaitu :
Suak Simsim, Suak Kelasen, Suak Keppas, Suak Pegagan dan Suak Boang.
menetap di daerah baru. Sebagian tinggal di tanah Pakpak dan menjadi Suku
daerah Pakpak dan mengaku bahwa Pakpak adalah sukunya, namun sudah
Menurut cerita, nenek moyang dari Suku Pakpak adalah si Kada dan
30
laki dan 1 orang anak perempuan. Adapun nama dari anak Hyang dan putri
Pada urutan ke empat terdapat nama Mpu Bada, Mpu Bada adalah yang
Toba pun kadangkala mengklaim bahwa Mpu Bada adalah keturunan dari
yang saat ini dikenal dengan Hulu Lae Kombih, Kecamatan Siempat Rube
Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu. Ranggar Jodi pergi ke arah utara dan
kerajaan JODI BUAH LEUH dan NANTAMPUK MAS, saat ini masuk ke
dalam Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Mpu Bada pergi ke arah barat
melintasi Lae Cinendang dan tinggal di Mpung Simbentar Baju. Raja Pako
pergi ke arah timur laut membentuk Kerajaan Siraja Pako dan bermukir di
31
yang perempuan yaitu Suari menikah dengan Putra Raja Barus dan
mempunyai empat orang anak, yaitu : Tndang, Rea yang sekarang menjadi
2007:3-4) ,yaitu:
-Pakpak Simsim, yaitu orang Pakpak yang menetap dan memiliki hak ulayat
-Pakpak Keppas, yaitu orang Pakpak yang menetap dan berdialek Keppas.
Antara lain marga Ujung, Bintang, Bako, Maha dan lain-lain. Ini termasuk
-Pakpak Pegagan, yaitu orang Pakpak yang berasal dan berdialek Pegagan,
antara lain marga Lingga, Mataniari, Maibang, Manik, Sikettang dan lain-
Kabupaten Dairi.
-Pakpak Kelasen, yaitu orang Pakpak yang berasal dari dan berdialek
32
Tengah).
-Pakpak Boang, yaitu orang Pakpak yang berasal dan berdialek Boang,
Darussalam.
salah satu Subetnis Batak, sebagaimana suku Mandailing, Karo, Toba, dan
usul dan jati dirinya. Berkaitan dengan hal tersebut sumber-sumber tutur
Pakpak Boang dari daerah Aceh Singkil ke daerah Simsim, Keppas, dan
33
dan Maharaja, boleh jadi pada masa lalu memang pernah terjadi kontak
antara penduduk pribumi Pakpak dengan para pendatang dari India. Jejak
kontak itu tentunya tidak hanya dibuktikan lewat dua hal tersebut,
dibutuhkan data lain yang lebih kuat mendukung dugaan tadi. Oleh karena
Pembagian
Suku Pakpak terdiri atas 5 sub suku, dalam istilah setempat sering
Dairi.
Kabupaten Dairi.
34
• Maharaja
• Anakampun
• Manik
• Angkat
• Matanari
• Bako
• Meka
• Bancin
• Maibang
• Banurea
• Padang
• Berampu
• Padang Batanghari (BTH)
• Berasa
• Pasi
• Beringin
• Penarik Pinayungan
• Berutu
• Ramin
• Bintang
• Sambo
• Boang Manalu
• Saraan
• Capah
• Sikettang
• Cibro
• Sinamo
• Gajah Manik
• Sitakar
• Gajah
• Solin
• Kabeaken
• Saing
• Kesogihen
• Tendang
• Kaloko
• Tinambunan
• Kombih
• Tinendung
• Kudadiri
• Tumangger
• Lingga
• Turutan
35
Suku bangsa Pakpak diikat oleh struktur sosial yang dalam istilah
setempat dengan sulang silima. Sulang silima terdiri dari lima unsur
yakni:
di tengah)
upacara adat maupun dalam konteks komunitas lebbuh atau kuta. Artinya ke
lima unsur ini harus terlibat agar keputusan yang diambil menjadi sah secara
adat.
Namun saat ini sering juga digunakan istilah pesta. Upacara adat tersebut
terbagi atas dua bagian besar yakni: 1. Upacara adat yang terkait dengan
suasana hati gembira dinamakan kerja baik; 2. Upacara adat dalam suasana
tidak gembira dinamakan kerja jahat. Contoh kerja baik adalah: merbayo
36
Contoh kerja jahat adalah mengrumbang dan upacara mate ncayur ntua
(upacara kematian).
adanya aspirasi, keinginan dan tekad bulat dari masyarakat Pakpak Bharat
masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera merupakan dasar dari usul
Raja Ekuten atau Takal Aur bertindak sebagai pemimpin satu suak. Suku
Pakpak terdiri atas lima suak, yaitu suak simsim, keppas, pegagan, boang,
dan kelasen. Di bawah suak terdapat kuta (kampung) yang dipimpin oleh
pertaki. Pada umumnya pertaki juga merupakan raja adat sekaligus sebagai
37
tidak dipakai lagi, tetap dipertahankan sebagai sumber hukum adat budaya
Pakpak.
macam suku, seperti Pakpak, Batak Toba, Mandailing, Nias, Karo, Melayu,
Angkola, dan Simalungun serta suku lainnya. Agaknya, hal inilah yang
Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Dengan Ibukota Salak dan dipimpin
oleh Drs. Tigor Solin sebagai pelaksana Bupati serta Drs. Gandhi Warta
38
Bharat. Mayoritas suak yang berada disini adalah mayoritas suak simsim
Kabupaten Pakpak Bharat adalah 1.218,30 km2, dan terdiri dari 8 kecamatan
39
dengan:
Tapanuli Tengah.
40
hujan yang terjadi di Kabupaten Pakpak Bharat sebesar 311 MM per tahun dan
Bharat tersebut merupakan desa swakarsa. Sebagian besar kecamatan dan desa
kecamatan dan desa diluar Kabupaten Pakpak Bharat. Kecamatan Sitellu Tali
merupakan kecamatan dengan jumlah desa yang paling sedikit yaitu hanya 4
desa.
1. Desa Sibongkaras
4. Desa Salak I
5. Desa Salak II
41
1. Desa Aornakan
2. Desa Simerpara
3. Desa Kecupak I
4. Desa Kecupak II
5. Desa Aornakan II
5. Desa Simberuna
6. Desa Perolihen
D. Kecamatan Kerajaan :
1. Desa Majanggut II
2. Desa Majanggut I
3. Desa Pardomuan
4. Desa Parpulungen
5. Desa Kutasaga
6. Desa Kutadame
7. Desa Maholida
8. Desa Perjaga
9. Desa Malum
42
1. Desa Sibagindar
2. Desa Pagindar
1. Desa Mahala
2. Desa Tinada
3. Desa Silimakuta
5. Desa Prongil
1. Desa Silimakuta
3. Desa Pardomuan
5. Desa Cikaok
3. Desa Mungkur
6. Desa Traju
43
II, dan desa Sibongkaras dengan total luas wilayah 245,57 KM2
Hasundutan.
2.2.3.Kependudukan
teguh kebudayaan dan agama serta adat istiadat yang ada di daerah
proyeksi pada tahun 2012 berjumlah 41.492 jiwa yang tersebar di delapan
kecamatan dengan komposisi penduduk yang terdiri atas 20.938 jiwa penduduk
44
penduduk terbesar di kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe 23,25% (9.647 jiwa)
45
Bharat pada tahun 2012 hanya tumbuh 1,49%. Bila dibandingkan dengan luas
Kabupaten Pakpak Bharat yakni 121.830 Km2 maka dapat disimpulkan bahwa
rata-rata tingkat kepadatan penduduknya mencapai 34 jiwa per Km2 dan rata-
Dari data lima tahun terakhir, sex ratio Kabupaten Pakpak Bharat
produktif (usia 15 s/d 64 tahun). Seperti tahun lalu, angka sex ratio menurut
46
adanya hubungan antara seseorang dengan orang lain yang didasarkan pada
hubungan darah, yaitu hubungan yang timbul karena faktor keturunan dan
kekerabatan yang terjadi karena dua faktor tersebut, yaitu faktor keturunan
yang dikemukakan oleh para ahli antropologi pada pertengahan abad ke-19
47
antara seorang ibu dan anak-anaknya yang menjadi keluarga inti, karena
ini disebut dengan matriarkat. Perkawinan antara ibu dengan anaknya yang
ini disebut dengan patriarkat. Pada masa ini adat eksogami sudah
kelompok.
sehingga patriarkat makin lama makin hilang dan berubah menjadi susunan
pokok yang menjadi dasar dari perkawinan tersebut, yaitu adat eksogami
48
sepupu, paman dan bibi pararel baik yang semarga (sebeltek) maupun yang
kerabat dari pihak nenek, ibu atau istri dan istri anak laki-laki ego.
pada dua system yaitu sebutan dan sapaan. Sebutan artinya bagaimana
49
lebih tinggi disbanding dengan anak perempuan. Hal ini dapat ditinjau dari
klen (patrilineal)
harta pusaka
aktifitas adat.
setelah kawin ikut suami dan anak-anak yang dilahirkannya memakai marga
keluarga yang belum memiliki anak laki-laki cenderung resah karena tidak
50
51