Anda di halaman 1dari 29

KONFESSI HKBP TAHUN / PENGAKUAN IMAN HKBP 1996

PENGAKUAN IMAN HKBP


A) Kuasanya

1. Kuasa (otoritas) Pengakuan Iman berdasarkan kuasa Alkitab, karena


Allahlah sumber dari kuasa Alkitab.

2. Allah memakai manusia menjadi alatNya untuk menulis Kitab Suci (2


Tim 3:16a), Allah jugalah yang memakai hambaNya, pelayan di Gereja,
menyusun Pengakuan Iman dari Gereja itu, berdasarkan kebenaran yang
terkandung dalam Alkitab (2 Kor 1:21-22). Walaupun Pengakuan Iman
itu berkuasa, ia tunduk kepada kuasa Alkitab karena Alkitab itulah
sumber dari ajaran yang benar untuk disaksikan. Kitab Suci bukanlah
perkataan manusia tetapi firman Allah (2 Tim 3:16-17).

3. Di dalam kebenaran yang dari Allah yang dinyatakan dalam Kitab


Suci, Pengakuan Iman mempunyai kuasa menyatakan kepribadian dan
rencana Allah Tritunggal, menyatakan keselamatan yang dilakukan oleh
Yesus Kristus, menyatakan keberadaan Gereja di dunia ini dan
menyatakan harta rohani yang perlu diketahui oleh orang percaya ( l Tes
2: l 3).

4. Pengakuan Iman mempunyai kuasa melahirkan meneguhkan iman


Gereja, dan juga mempunyai kekuatan melawan dan menolak segala
ajaran yang menyimpang yang lahir atas kehendak manusia.

5. Seluruh warga jemaat harus dengan sungguh-sungguh tunduk terhadap


1
seluruh yang diajarkan oleh Pengakuan Iman; hendaknya dipelajari
dalam kerendahan hati dan kasih, karena semua ajaran itu berasal dari
Yang Mahatinggi.

B). Lahirnya Pengaknan Iman dan Pemakaiannya


1. Pengakuan Iman HKBP adalah merupakan satu kesatuan dengan
Pengakuan Iman gereja-gereja yang pertama, yang dirumuskan pada tiga
waktu yang berbeda-beda, yaitu:

a. Pengakuan Iman Apostolicum


b. Pengakuan Iman Niceanum
c. Pengakuan Iman Athanasianum

Walaupun perumusannya tidak sama, isi dan tujuan Pengakuan Iman itu
sama.

2. Pengakuan Iman ini adalah kesimpulan dari berita dan ajaran Kitab
Suci, itulah menjadi isi iman yang kita hayati dan dasar dari pengharapan
kita dalam hidup sekarang dan yang akan datang.

3. Pengakuan Iman ini merupakan suluh, penuntun dan dasar dari


segenap pekerjaan, pengajaran dan khotbah di HKBP, karena hanya
ajaran yang benarlah yang dapat menggarami dan menerangi hidup kita
di dunia ini.

4. Pengakuan Iman ini adalah merupakan dasar bagi HKBP dalam


menyusun Anggaran Dasarnya, dan bersaksi bersama-sama dengan
gereja-gereja di dunia ini.

5. Pengakuan Iman ini adalah dasar bagi HKBP melawan dan menolak
segala ajaran yang bertentangan dengan Firman Allah.
2
6. Dan Pengakuan Iman ini jugalah yang menunjukkan jati-diri HKBP
dalam seluruh persaudaraan oikumenis, dalam kesaksian dan
keberadaannya di dunia ini.

HKBP adalah Gereja yang bersaksi. Yang disaksikan adalah imannya


yang didasarkan pada Kitab Suci, untuk dihayati segenap warganya,
untuk diwartakan kepada dunia ini, dan yang menjadi pegangan
menghadapi ajaran yang tidak benar yang lahir di dalam gereja itu
sendiri serta ajaran yang ada di sekitarnya.

Karena kesaksian Gereja adalah berdasarkan Kitab Suci, maka nyatalah


dengan jelas hubungannya dengan segenap gereja yang ada di segala
waktu, yang tetap bersaksi berdasarkan Kitab Suci yang satu itu. Oleh
karena itu, walaupun bentuk tantangan kerohanian pada satu waktu
berbeda, yang mengakibatkan bentuk dari satu Pengakuan Iman berbeda-
beda, dan rumusan kalimatnya dipakai berbeda, namun isi Pengakuan
Iman yang disaksikannya adalah sama dan tetap. Kesatuan dari gereja-
gereja itu nyata sekali, yang disebut Tubuh Kristus, yang merangkum
segala waktu, yang bergumul tetapi tetap bersinar menyaksikan
kebenaran yang dari Allah.

Dalam menyusun Pengakuan Imannya (Konfessi), HKBP tidak


memisahkan diri dari kesatuannya dengan gereja-gereja, sebab HKBP
tidaklah menetapkan suatu Pengakuan Iman yang baru.

Tetapi, Gereja itu berbicara dalam waktu ini melalui kata dan tanda yang
lebih jelas yang dapat mudah dipahami oleh semua orang. Kita sekarang
hidup dalam satu era yang memiliki berbagai nilai yang cepat berubah.

HKBP tetap menerima dan menghayati Pengakuan Iman yang sudah ada
pada gereja-gereja yang terdahulu, yaitu:
3
- Konfessi Apostolicum
- Konfessi Niceanum
- Konfessi Athanasianum

Pengakuan Iman Apostolicum (Pengakuan Iman Para Rasul) itulah yang


kita sebut "Pernyataan Iman" yang kita saksikan setiap Minggu. Memang
benar, di situ tidak disebut ancaman kerohanian, yaitu ajaran yang
menyimpang yang ditentang oleh gereja pada waktu itu. Pengakuan Iman
yang tiga bagian itu dengan murni dan tulus menyaksikan isi Kitab Suci
tentang Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh kudus, tentang
keselamatan manusia dan segenap yang perlu disaksikan dalam bentuk
yang singkat dan jelas.

Pengakuan Iman Niceanum lahir untuk menentang ajaran sesat tentang


ke-Allah-an Yesus Kristus, yang diajarkan oleh sebagian pemimpin
gereja pada waktu itu. Maka Pengakuan Iman Niceanum dengan jelas
menyaksikan ke-Allah-an Yesus Kristus dalam pernyataan berikut:
"Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah, yang diperanakkan Allah sejak dari
semula, Allah yang datang dari Allah, Terang yang datang dari Terang,
Allah yang benar yang datang dari Allah yang benar, yang dilahirkan
bukan diciptakan, satu hakekat dengan Bapa yang menciptakan segala
sesuatu. Dia datang dari sorga karena kita manusia untuk memberikan
keselamatan kita," Iman kita tidak akan bergeser dari kesaksian itu, dan
Pengakuan Iman yang demikian itu pulalah yang kita saksikan melalui
khotbah dan pengajaran.

Ketika munculnya lagi ajaran sesat yang mengatakan : "Yesus, karena


Dia adalah Firman, hanyalah "pengantara" Allah dan manusia. Ke-Allah-
an Yesus tidak penuh, kemanusiaanNya pun tidak penuh. Yesus
sepertinya "setengah Allah dan setengah manusia". Oleh karena itu
lahirlah Pengakuan Iman Athanasianum yang dengan jelas menentang
4
ajaran tersebut, sekaligus menekankan dan menyaksikan bahwa Yesus
itu sungguh-sungguh adalah Allah, dan sungguh-sungguh manusia.
Yesus dan Allah (Bapa) adalah satu hakekat, tidak lebih rendah; dan Roh
Kudus datang dari Bapa dan dari Anak. Roh Kudus tidak lebih rendah
dari Yesus, dan kedua hakekat itu tidak lebih rendah dari Allah Bapa.
Ketritunggalan Allahlah yang ditekankan oleh Pengakuan Iman
Athanasianum. Dan Pengakuan Iman yang demikian itu jugalah yang
dihayati dan disaksikan oleh HKBP.

Adalah benar bahwa hanya pemahaman tentang Yesus Kristuslah yang


menentukan bentuk dan isi dari campur tangan Gereja terhadap segala
ajaran dan nilai-nilai kehidupan yang ada dan yang selalu berobah akibat
perobahan zaman. Segala yang disaksikan Pengakuan Iman HKBP
adalah seperti Pengakuan Iman yang mula-mula itu yang berdasar pada
pemahaman tentang Yesus Kristus, Anak Allah dalam Ketritunggalan,
Juruselamat kita manusia.

Oleh karena Pengakuan Iman HKBP adalah satu kesatuan dengan tiga
Pengakuan Iman yang disebut di atas, yaitu Pengakuan gereja mula-
mula, maka Pengakuan Iman HKBP adalah juga merupakan satu
kesatuan dengan Pengakuan Iman dan ajaran Reformasi yang diajarkan
oleh Martin Luther, terutama yang terkandung dalam Katekhismusnya.
Kesatuan itu pulalah yang menandakan kesatuan HKBP dengan Gereja-
gereja Lutheran yang ada di dunia ini, walaupun HKBP tetap
memelihara persaudaraan yang hidup dengan gereja-gereja lain.

HKBP juga memperhatikan Pengakuan Iman gereja yang ada di Jerman


pada awal abad 20, yang dinyatakan dalam Barmen Thesen. Barmen
Thesen muncul ketika pemahaman manusia kacau tentang kuasa, yang
dapat menyimpang pelaksanaannya dalam pemerintahan sekuler dan di
aras gereja. Pada waktu itu gereja sangat sulit bergerak karena kuasa
5
dunia. Barmen Thesen menekankan bahwa hanya Yesus Kristuslah Raja
yang berkuasa di dalam Gereja dan terhadap semua penguasa di dunia
ini.

Jelaslah suatu Pengakuan Iman, apakah itu merupakan pernyataan iman


atau "these," lahir hanya menyinggung sebagian saja dari iman karena
Gereja merasakan betapa pentingnya menolak ajaran yang menyimpang
dan berbahaya pada waktu itu, agar penghayatan warga jemaat akan
ajaran iman sungguh-sungguh murni, yang disaksikan di dalam dunia.

Demikian halnya dengan kelahiran Pengakuan Iman HKBP pada tahun


1951. Ketika muncul aneka ragam bahaya kerohanian yang mengancam
Gereja, yang datang dari agama lain, dari ajaran keduniawian, dari suara-
suara pemecah-belahan dan dari pengacau di tengah gereja itu sendiri.
Pengakuan Iman HKBP menolak semua ajaran yang membahayakan itu,
sehingga dengan demikian nyatalah pengaruh baik Pengakuan Iman itu
terhadap kehidupan kerohanian Gereja.

Dalam Sinode Agung 1987, terdengarlah suara yang merindukan bentuk


Pengakuan Iman yang baru dan meminta supaya ajaran yang murni itu
diperluas dalam bentuk yang lebih jelas yang dapat menyapa manusia
pada zaman ini. Bukan mengatakan hendak membaharui, merobah atau
menyambung Pengakuan Iman 1951, tetapi agar bentuknya disesuaikan
dengan zaman, dan beberapa jawaban yang tidak ada dalam Pengakuan
Iman 1951 ditambahkan, yaitu tentang manusia (Pasal 3), masyarakat
(Pasal 4), kebudayaan dan lingkungan hidup (Pasal 5). Demikianlah
riwayat lahirnya Pengakuan Iman ini.

Pengakuan Iman itu artinya tetap sama, yaitu Pengakuan Iman yang
mencakup semua isi iman yang berdasar pada Kitab Suci. Itulah yang
menjadi :
6
1. Dihayati warga Gereja dalam menyatakan "... berdiri dan teguh dalam
iman, dan tidak akan bergeser dari pengharapan..." Kol. 1:23: "... tetap
berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini "
(2 Tim 3:14). "Engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus
yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran
sehat yang telah kau ikuti selama ini" (1 Tim 4:6).

2. Disaksikan di dunia ini, "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau


tidak baik waktunya..." (2 Tim 4:2). "Pergilah, jadikanlah semua
bangsa..." (Mat 28:19).

3. Pegangan terhadap semua orang yang mencobai dan musuh iman.


"Siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan-jawab
kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan-jawab dari padamu
tentang pengharapan yang ada padamu. . . " (1 Pet 3:15).

4. Diwarisi oleh angkatan yang berikut dalam gereja, dan menghayati


kesatuan iman bersama angkatan yang terdahulu. "Haruslah engkau
mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan
membicarakannya..." (Ulangan 6:7).

Pasal 1
TENTANG ALLAH

A). Kepribadian Allah


Kita mempercayai dan menyaksikan :

Allah itu esa, itulah TUHAN ALLAH, yang tidak berawal dan tidak
berakhir, yang mahakuasa, yang keberadaanNya tidak terselami, yang
7
tidak berobah, yang mahakudus, pemarah terhadap orang yang tidak
tunduk kepada FirmanNya, yang mahatahu, yang hatinya benar, setia,
yang menyatakan diriNya, pencipta segala sesuatu, yang memenuhi
langit dan bumi, yang memelihara, yang pemurah, sumber kehidupan,
berkat dan kebahagiaan, yang memerintah. Raja dari segala raja dan
Tuhan dari segalanya, mahapemurah, pengasih, Pengampun,
Juruselamat, yang hakumnya benar, yang menang, yang membangkitkan,
Pemersatu, yang Gembala, Pembela, sumber dari segala pengetahuan.
Dia jugalah yang menguasai sejarah dan kematian (Ulangan 6:4, Kel
3:14; Kej 17:1; Mazm 105:8; 1 Kor 1:9; 2 Tes 3:3; Luk 1:37; Roma
11:33; Ulangan 10:17; Roma 2:11 1 Kor 1:30; Mazm 103:8, 24:1; Yes
6:3; Yoh 3:16; 1 Tim 6:15-16).

Dengan pengakuan ini kita menekankan bahwa Allah senantiasa dekat,


campur tangan, bekerja, mengatur dan menghakimi kehidupan setiap
orang, kaum, bangsa dan segala ciptaan di seluruh penjuru dunia ini.

Karena itu hanya Allah saja yang disembah, yang dipercayai, yang
dituruti. Kita harus lebih takut, lebih mengasihi dan lebih yakin
kepadaNya dari pada kepada yang lain yang ada di bumi ini. Ajaran yang
meniadakan Allah dan keberadaanNya, demikian juga yang meng-
allahkan ciptaan Allah, kita tolak. Kita juga menolak segala ajaran dan
kebiasaan yang menyembah iblis dan kuasa kegelapan (band. R.P.P
HKBP, II 2B hal 15 dan III.1.a.c.d. hal 17-180).

B) Ketritunggalan Allah
Kita mempercayai dan menyaksikan :
Allah itu esa dan di dalam penyataanNya yang Tritunggal, yaitu Allah
Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, yang tidak berawal dan tidak
berakhir (Yoh 5:19; 14:11; 1:1; 15:26; 2 Kor 13:13; Mat 28:19).
8
Berdasarkan ini kita menolak ajaran Triteisme yang mengatakan Allah
orang Kristen itu ada tiga.

1. Allah Bapa
Allah Bapalah yang menciptakan, memelihara dan memerintah segala
yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, dari awal hingga selama-
lamanya. Allah Bapa menyatakan diriNya melalui Yesus Kristus,
AnakNya yang tunggal itu, Juruselamat manusia dan Dia memeteraikan
keselamatan itu melalui rohNya, Roh Kudus, dengan demikian kita
dimampukan berseru "Ya Bapa" kepadaNya. Dengan pernyataan itu kita
menekankan besarnya kasih Allah Bapa, yang menyediakan semua yang
diperlukan manusia dalam hidupnya, melalui cara yang dimengerti dan
tidak dimengerti oleh manusia. Karena itu kita menolak ajaran yang
menyangkali penciptaan Allah atas segala sesuatu, demikian juga dengan
ajaran fatalisme (takdir, suratan, nasib) yang menjadikan manusia pasif
saja, dan yang mengamati letak bintang dan yang menafsirkan suratan
tangan.

2. Allah Anak
Allah Anak adalah Yesus Kristus, penyataan Allah Bapa yang
mengosongkan diriNya dan menjadi manusia, yang dilahirkan oleh
Maria, dikandung dari Roh Kudus sebelum ada mengenal suami Dialah
Tuhan yang melindungi dan menyelamatkan manusia. Dia
mempedulikan penderitaan manusia dan segala bangsa pada segenap
waktu, dan Dia setia selama-lamanya. Dia menyelamatkan,
membebaskan manusia dari kuasa iblis, dari perhambaan dosa, dan dari
maut dan kematian, Dia menderita sengsara hingga mati di kayu salib,
Dialah kesempurnaan korban pendamaian oleh Allah, karena dosa
manusia. Dia turun ke dalam maut, bangkit kembali dari kematian pada
9
hari ketiga, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah Tuhan,
BapaNya. Karena itulah Dia ditinggikan oleh Allah, dan kepadaNya
diberikanNya nama di atas segala nama. Agar semua lutut di sorga dan
di bumi dan yang ada di bawah bumi sujud kepadaNya, dari situlah Dia
membela semua orang percaya dan memerintah semuanya, sebelum Dia
datang kembali ke dunia ini untuk menghakimi orang yang hidup dan
yang mati. Agar semua lidah mengaku: "Yesus Kristuslah Tuhan, demi
kemuliaan Allah Bapa" (Mat 28:18; Ibr 9:14; Filp 2:9-14; Ef 1:20-22.
1:7; Yoh 3:16).

3. Allah Roh Kudus


Allah Roh Kudus adalah penyataan Allah melalui RohNya. Di dalam
kepribadianNya, ketritunggalan Allah, Roh Kudus bekerja bersama
Allah Bapa dan Allah Anak, dari sejak awal sampai selama-lamanya.
Roh Allahlah yang memelihara, menuntun, bernubuat bagi semua
manusia dan meneguhkan hukum keadilan yang ada di dunia ini
(Yer.11:2; 9:6; Yoel 3:1; Amsal 8:12-31; 1 Kor 14: 3-6, 28; Wahyu 22).

Dialah yang menyampaikan Firman dan Wahyu dari Allah. Roh


Kuduslah yang meneruskan pekerjaan Yesus Kristus di dunia ini, untuk
memanggil, mengumpulkan, menyatukan orang percaya menjadi
persekutuan (oikumene, koinonia), menggalakkan kesaksian (marturia)
dan pelayanan (diakonia), dan yang mengkuduskan Gereja melalui
Kabar Baik. Roh Kuduslah yang mengajar dunia ini tentang dosa,
kebenaran dan hukum, Dialah yang memeteraikan keselamatan orang
percaya, membuat orang bertobat, menerangi, membaharui kepribadian,
menuntun manusia kepada kebenaran, mengajar manusia memuliakan
Allah dan menyediakan senjata roh bagi orang percaya (Roma 8:14-17; 1
Kor 3:16; Tit 3:5; K. Rasul 2; Pengakuan Iman bagian ketiga dan
artinya).

10
Dengan ajaran ini kita menekankan bahwa Roh yang kudus hanya satu
itulah Roh Kudus. Dialah yang menjadikan Kabar Baik menghasilkan
buah, dan yang mendirikan Gereja di dunia ini. Roh Kudus bekerja dari
diriNya sendiri, tanpa kuasa manusia (Gal 5:2223; Ef 4:3-6). Dialah
sumber dari segala pekerjaan besar (mujizat) yang memuliakan Allah.

Ajaran yang mengatakan Roh Kudus sama dengan roh-roh yang lain
yang ada di dunia ini, ditolak. Dan menolak segala bentuk kerasukan roh,
apakah itu upaya penjagaan diri manusia secara sadar ataupun yang lahir
dari ketidaksadaran.

Demikian juga ajaran yang mengatakan bahwa orang yang dipenuhi Roh
tidak perlu bertobat. Kita juga menolak bahasa asing (glosolalia) yang
tidak dapat dimengerti orang yang menjadi pemicu keributan dalam
persekutuan orang percaya. Semua karya besar yang tidak memuliakan
Allah, bukanlah berasal dari Roh Kudus. Bukan karya besar yang
menjadi ukuran iman, maka itu harus ditolak.

Pasal 2
FIRMAN ALLAH

Kita mengakui dan menyaksikan :


Alkitab, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah sungguh-
sungguh Firman Allah. Alkitab menyatakan rencana Allah untuk
menyelamatkan manusia yang pusatnya adalah Yesus Kristus. Kita
mengerti Firman Allah melalui bimbingan Roh Kudus (l Kor 12:3; Yoh
16:15; 2 Petr 1 :20-21).

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk


mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan
11
dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap
manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2
Tim 3:16-17).

Firman itu menjadi daging dan berpusat pada Yesus Kristus (band. Yoh
1:14).

Dengan ajaran ini : Kita menekankan bahwa hanya Firman Allah yang
diilhamkan oleh Roh Kuduslah yang dapat menyatukan Gereja dan
mempersatukan gereja-gereja, bangsa-bangsa dan seluruh suku bangsa.
Kita menekankan supaya semua majelis dan warga jemaat siap sedia
memberitakan Kabar Baik (Mat 28:19-20).

Kita menekankan bahwa bukan hanya orang yang ditahbiskan yang


menerima tugas, tetapi semua warga jemaat mendapat bagian akan
pengetahuan yang perlu untuk mempelajari dan menghayati Firman
Allah. Kita menekankan bahwa Firman Allah adalah sumber kehidupan
dan pedoman pekerjaan dan kehidupan yang berkenan bagi Allah, yang
berguna bagi setiap orang, keluarga, pengajaran agama, kebaktian dan
yang mengajak manusia mau berdialog dengan orang lain melalui semua
persekutuannya di tengah masyarakat, di dunia ini.

Kita menentang tindakan yang memasukkan Alkitab ke dalam peti orang


mati karena berkeyakinan bahwa dengan cara itu dia dapat masuk ke
dalam Kerajaan Allah. Kita menentang tindakan pemakaian Alkitab
untuk memilih hari yang baik dan untuk mengetahui nasibnya. Bila
diperlukan, pada saat menerima jabatan baru dalam pemerintahan
Alkitab dapat dipakai sebagai perlengkapan untuk menyatakan janjinya.
Kita menolak pemakaian Alkitab untuk bersumpah.

12
Pasal 3
MANUSIA

Manusia adalah ciptaan Allah, laki-laki dan perempuan, menurut


gambarNya, sama dengan perangaiNya (Imago Dei), dengan martabat
yang sama, dan kepada mereka diberikan kuasa untuk menguasai,
memelihara dan mengolah seluruh ciptaanNya yang ada di dunia ini.
Manusia diciptakanNya dalam kebebasan dan tanggungjawab untak
melayani Allah dan seluruh ciptaanNya.

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, karena godaan iblis, dan dosa itu
menjadi dosa warisan bagi semua angkatan yang berikut, menjadikan
manusia itu senantiasa dalam pencobaan, dikuasai oleh dosa (Roma
7:17), dan berhadapan dengan Allah hilanglah kehidupannya, dia
melawan dan berbalik dari Allah: hukum Allah dilanggarnya, dia tidak
malu melakukan dosa. Manusia dengan usahanya sendiri tidak sanggup
melepaskan dirinya dari dosa. Untuk menyatakan keselamatan yang dari
Allah, Allah menyuruh malaikatNya, yang diciptakan-Nya, membantu
ahli waris kehidupan, karena Allahlah yang dapat menyelamatkan
manusia.

Tuhan menyampaikan FirmanNya kepada manusia untuk melayani


dirinya, imannya, kasihnya dan kemampuannya melawan dosa. Perilaku
yang dikuasai dosa mengakibatkan kejahatan semakin merajalela, dan
orang yang melakukan kejahatan kecil mudah dihakum, sementara orang
yang melakukan kejahatan yang besar sering bebas dari hukuman, karena
tindakan manusia yang tidak benar dan karena orang yang bersaksi dusta
yang terjadi pada saat pengadilan manusia. Akhir dari semua dosa,
bagaimanapun bentuknya, adalah kematian. Hanya karena kasih karunia
Allahlah, melalui penebusan Yesus Kristus, ada jalan keselamatan bagi
setiap orang. Jalan untuk menerimanya adalah melalui iman yang
13
dikerjakan oleh Roh Kudus, supaya pertobatan dan keampunan dosa
yang disediakan melalui kematianNya dan kebangkitanNya dihayati,
sehingga kita menjadi manusia baru. Iman yang demikianlah yang
diperhitungkan Allah yang menjadi kebenaran manusia. Manusia hidup
karena imannya walaupun dia jatuh ke dalam dosa (simul iustus et
peccator), tetapi manusia yang percaya itu dipanggil Allah untuk menjadi
Anak Allah dan menjadi mitra kerjaNya dalam Kerajaan Allah (1 Kor.
3:9).

Dengan ajaran ini : Kita menolak pendapat yang mengatakan bahwa


manusia itu menjadi seperti budak, mesin atau hewan karena pekerjaan
dan karena harta miliknya. Kita menekankan bahwa manusia adalah
mitra kerja Allah dalam Kerajaan Allah.

Pasal 4
MASYARAKAT

Kita mempercayai dan menyaksikan :


Seluruh manusia adalah satu kesatuan di hadapan Allah (Kej 1:27) dan
yang menerima keselamatan itu adalah sama-sama yang ditebus oleh
Yesus Kristus (Gal 3:28). Keluarga Kristen di dunia ini adalah keluarga
yang diikat kasih Kristus. Setiap orang yang menuruti kehendak Tuhan
hidup dalam kehidupan yang saling membantu (Gal 6:2).

Dengan ajaran ini : Kita menekankan bahwa hak azasi perempuan dan
laki-laki sama, hak waris laki-laki dan perempuan sama, hubungan ayah
dan ibu adalah mitra, demikian juga kesetaraan dalam kerja yang dapat
meningkatkan kesejahteraan keluarga dalam masyarakat. (Ef 5:21;
Amsal 30;10).

14
Kita menekankan pentingnya iman dan tanggungjawab kita dalam
masyarakat Indonesia yang majemuk dalam melayani orang miskin,
yang sakit, yang melarat, orang asing, yang terbelakang, yang bodoh,
korban ketidak-pastian hukum (penyelewengan hukum).

Kita menekankan kesamaan hidup dan hak azasi manusia bagi manusia
yang hidup di kota dan di desa/ petani, dalam perencanaan, dalam
mengambil keputusan dan pengawasan.

Dan dengan ini : Kita menentang aliran feminisme atau aliran emansipasi
wanita yang ekstrim, yang mau menggeser kedudukan laki-laki menjadi
kedudukan perempuan. Kita juga menentang kebiasaan yang
menghindari pekerjaan tertentu dari perempuan, hanya karena dia
perempuan, padahal dia mempunyai keterampilan untuk melakukan
pekerjaan itu.

Pasal 5
KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

Kita mempercayai dan" menyaksikan :


1. Allah menciptakan manusia dengan tempat tinggalnya dan tempatnya
bekerja di dunia ini (Kej 2:515). Dialah yang memiliki semuanya, yang
memberikan kehidupan bagi semua yang diciptakanNya. Tempat
manusia bekerja adalah daratan, laut dan langit/ruang angkasa. Allah
memberikan kuasa kepada manusia untuk memelihara dunia ini dengan
tanggungjawab penuh. Dia juga memberikan bahasa, alat-alat musik,
kesenian dan pengetahuan kepada manusia sebagai alat manusia dan juga
aturan untuk memuji Allah dan sebagai sarana untuk memelihara dan
memperindah persahabatan antar manusia agar melalui kebudayaan,
kerajaan Allah semakin besar. Tetapi kebudayaan yang bercampur
15
kekafiran dan yang bertentangan dengan Firman Allah, harus ditolak.

2. Karya Yesus Kristus adalah membebaskan manusia, segala ciptaan


dan juga dunia ini (Kol 1:15-20; Roma 8:19-33).

Dengan ini:
Kita menyaksikan tanggungjawab manusia untuk melestarikan semua
ciptaan Allah supaya manusia itu dapat bekerja, sehat, dan sejahtera
(Mazm 8:4-10).

Kita menentang setiap kegiatan yang merusak lingkungan, seperti


membakar dan menebang pohon di hutan atau hutan belantara (Ulangan
5: 20 ;19 - 20). Kita menentang setiap usaha yang mencemari air dan
udara, juga air limbah yang mengandung racun dari pabrik-pabrik,
karena tidak mempedulikan saluran air limbah dan pencemaran udara,
hingga merusak air minum dan pernafasan manusia (polusi/pencemaran
lingkungan), bandingkan Maz 104: 1 - 23; Wahyu 22: 1 - 2)

Pasal 6
KESELAMATAN

Kita mempercayai dan menyaksikan :


Keselamatan adalah karya Allah, yaitu kelepasan dari dosa, dari kuasa
iblis dan maut, dan dari aneka ragam kuasa yang bertentangan dengan
Firman Allah. Karena dengan karunia dan kasih Allahlah keselamatan
dilaksanakan, yaitu dengan penebusan AnakNya yang tunggal, Tuhan
Yesus Kristus, yang mati di kayu salib, yang turun ke dalam maut setelah
dikuburkan dan yang bangkit dari kematian pada hari ketiga. Jalan untuk
menerima keselamatan itu adalah melalui iman yang dilahirkan oleh Roh
16
Kudus dan iman itulah yang diperhitungkan Allah sebagai kebenaran
manusia. Keselamatan itu adalah kemuliaan Allah dan kebahagiaan
manusia. Orang percaya telah dibebaskan, walaupun dia masih
mengalami pergumulan di dunia ini. Karunia Allah senantiasa
melepaskan orang percaya dari aneka ragam bahaya dalam kehidupan
sehari-hari, secara jasmani maupun rohani, baik perorangan maupun
kelompok.

Penampakan dari keselamatan itu dalam kehidupan orang percaya di


dunia ini ialah kehidupan yang kudus, yang menghasilkan buah-buah
Roh (1 Yoh 3: 16; 2 Kor 8: 9; K. Rasul 4: 12; Gal 5: 22). Dengan ajaran
ini kita menekankan tidak ada keselamatan selain dari keselamatan yang
dilakukan oleh Yesus Kristus dan hanya Yesus Kristuslah yang empunya
orang yang diselamatkanNya. Iblis maupun kuasa yang lain dari
kekuasaan Kristus tidak berkuasa merampasnya (Roma 8:38-39). Karena
itu kita menolak ajaran yang mengatakan, bahwa manusia dapat
menyelamatkan dirinya dari kuasa dosa, dari kuasa iblis dan dari
kematian dengan cara meninggalkan keramaian di dunia ini. Kita juga
menolak ajaran yang mengatakan bahwa usaha manusialah yang
menentukan keselamatannya.

Pasal 7
GEREJA

Kita mempercayei dan menyaksikan:


A. Gereja adalah persekutuan orang yang percaya kepada Yesus Kristus
di dunia ini, yang dipanggil, dikumpulkan, dikuduskan dan ditetapkan
Allah melalui Roh Kudus. Karena keberadaan Gereja itu masih di dunia
ini, Gereja itu harus bergumul (1 Kor 1: 2; 1 Petr 2:9; 1 Kor 3; Yoh 17;
Mat 13:24-30).
17
Dengan ajaran ini kita menekankan bahwa tidak boleh hanya rencana
manusia untuk mendirikan Gereja. Dan dengan ini, kita menolak roh dan
pendapat yang selalu ingin memecah Gereja, demikian juga pendapat
yang mengatakan agar Gereja itu menjadi Gereja Negara, Gereja marga,
Gereja adat, atau Gereja itu adalah organisasi saja.

B. Gereja adalah kudus. Gereja disebut kudus bukan karena kekudusan


warganya, majelis atau organisasi Gereja itu sendiri, tetapi karena
kekudusan Kristus, Kepala Gereja itu. Gereja menjadi kudus karena
dikuduskan oleh Kristus dan Allah memperhitungkan mereka sebagai
orang kudus. Karena kekudusan Kristuslah Gereja itu disebut umat yang
kudus, bait Roh Kudus dan bait Allah.

Selaku yang dikuduskan oleh Allah, Gereja diutus untuk memberitakan


Kabar Baik yang menjadi berkat karunia bagi seluruh bangsa-bangsa di
dunia ini. Gereja terpanggil mengajak manusia supaya hidup kudus,
itulah kehidupan yang mau bergumul supaya lebih taat kepada Yesus
Kristus daripada kepada kuasa-kuasa di dunia ini (Wahyu 1: 6; Ef 3: 21;
1 Kor 3: 16; 1 Pet 2: 9; Ef 2: 22).

C. Gereja itu adalah am. Gereja yang am, yaitu persekutuan semua orang
kudus, yaitu mereka yang mendapat bagian dalam Yesus Kristus, yang
berasal dari setiap daerah atau bangsa, marga, kaum, yang kaya, yang
miskin, laki-laki atau perempuan dan dari segala bahasa (Wahyu 7: 9,
Gal 3: 28; 1 Kor 11: 7 - 12), dan yang mendapat bagian akan
pemberianNya, yaitu: Kabar Baik, Roh Kudus, Iman, Kasih dan
Pengharapan.

Dengan ajaran ini, kita menekankan Gereja itu tidaklah berlainan


walaupun status sosial dan kebangsaan warganya berbeda-beda.

18
Kita menolak pemahaman yang menganggap Gereja itu sebagai Gereja
kebangsaan dan yang berpendapat bahwa tidak ada hubungan Gereja
yang satu dengan Gereja yang lainnya.

D. Gereja di dunia ini esa adanya, itulah Tubuh Kristus. Karena itu
hanya Kristuslah dasar keesaan, karena keesaan bukanlah seperti
kesatuan duniawi yang dimaksud di sini. Yang dimaksud adalah keesaan
kerohanian. Didorong oleh keesaan kerohanian itu nyatalah keesaan di
dalam kehidupan iman, baptisan, pengharapan, hati yang saling
mengerti, tolong menolong, saling mempercayai, saling mengasihi dan
juga dalam semua kegiatan oikamenis (Ef 4: 4 - 6; 1 Kor 12: 20; Yoh 17:
20 - 21).

Dengan ajaran ini kita menentang dan menolak ajaran tentang kesatuan
yang tidak berdasarkan Yesus Kristus.

E. Tanda-tanda dari Gereja yang benar.


Tanda dari Gereja yang benar adalah:
a. Kalau Kabar Baik dikhotbahkan dan diajarkan dengan murni.
b. Kalau sakramen yang dua itu dilayankan dengan benar (Mat 28:19,
Mark 16:15-16)
c. Kalau Hukum Penggembalaan dan Siasat Gereja dijalankan dengan
benar.

Dengan ajaran ini kita menekankan bahwa Allah menyatakan diriNya


dan juga yang melakukan pendamaian di dalam Yesus Kristus melalui
Kabar Baik dan Sakramen yang dua itu.

19
Pasal 8
SAKRAMEN

Kita mempercayai dan menyaksikan :


Di Gereja Protestan hanya ada dua sakramen, yaitu Baptisan Kudus dan
Perjamuan Kudus. Itulah yang ditetapkan oleh Tuhan Yesus kepada
Gereja untuk memberikan tanda yang nyata akan kasih karuniaNya yang
tidak kelihatan, yaitu keampunan dosa, keselamatan, pendamaian,
kehidupan dan kebahagiaan, yang dihayati melalui iman dalam karya
Roh Kudus (Mat 28:19; Mrk 16:15-16;Mrk 14;Luk22; 1 Kor 11).

A) Baptisan Kudus
Baptisan itu adalah saluran kemurahan Allah bagi manusia, anak-anak
dan yang dewasa, karena melalui baptisan itu Gereja berdiri di tengah
dunia ini, dan melalui iman dijadikan layak menerima keampunan dosa,
kelahiran kedua kali, kelepasan dari kuasa maut dan dari kuasa iblis, dan
memperoleh kebahagiaan kekal. Dan melalui baptisan itu jugalah orang
percaya dipersatukan ke dalam kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus,
dan menerima kuasa Roh Kudus (Mark 10: 14; Luk 18: 16; K. Rasul 2:
41; 10: 48; 16: 33; Roma 6: 4; 1 Kor 10: 1 - 9; Tit 3: 5; Ibr 11: 29; 1 Pet
3: 21).

Dengan ajaran ini kita menekankan bahwa anak bayi dibaptiskan di


tengah Gereja, karena dengan demikianlah mereka termeteraikan ke
dalam persekutuan yang ditebus Kristus, sebab Tuhan Yesus adalah juga
bersukacita menerima anak-anak. Orangtua diimbau agar mereka
mendorong anak-anak mereka yang sudah dibaptis ikut Sekolah Minggu,
dan persekutuan lainnya di Gereja. Kita juga menekankan, Gereja itu esa
dalam baptisan kudus. Cukuplah Baptisan kudus dilayankan sekali
kepada seseorang selama hidupnya.
20
B) Perjamuan Kudus
Perjamnan kudus adalah memakan roti sebagai saluran tubuh Tuhan
Yesus Kristus dan meminum anggur sebagai saluran darah Yesus Kristus
agar kita menerima keampunan dosa, kehidupan dan kebahagiaan.
Perjamuan Kudus adalah pesta sukacita bagi orang yang ikut, karena itu
adalah pendahuluan dari persekutuan yang kekal. Dan itu juga adalah
tanda syukur mengingat penebusan Tuhan Yesus Kristus, dan jalan
menerima kasih karuniaNya (Mat 26:20-30; Mrk 14:17-26; Luk 22:14-
20; 1 Kor 11:17-34).

Dengan ini kita menganjurkan supaya kita lebih sering ikut-serta dalam
Perjamuan Kudus.

Kita menolak kebiasaan beberapa Gereja yang hanya memberikan roti


kepada warga Gereja, tanpa anggur. Demikian juga pendapat yang
mengatakan ada lebih dari dua sakramen.

Pasal 9
MAJELIS JEMAAT

Kita mempercayai dan meyaksikan :


Semua orang Kristen, laki-laki atau perempuan, terpanggil untuk
menjadi saksi Kristus di dunia ini, selaku kaum yang terpilih, imamat
yang rajani, bangsa yang kudus, kaum yang dipimpin oleh Kristus untuk
memberitakan pendamaian yang dilakukan Kristus, yang memanggil
Gereja dari kegelapan ke terang. Jabatan gerejawi semua orang Kristen
adalah jabatan pelayanan.

Tetapi untuk memelihara pelaksanaan pelayanan di tengah Gereja, Allah


memanggil pelayan jemaat melalui Gereja untuk bekerja sesuai dengan
21
tiga jabatan Kristus, yaitu: nabi, imam, raja (1 Kor 2: 28; 1 Tim 6: 5;
Yoh 1: 49; 1 Petr 2: 9).

Penampakan ketiga jabatan Kristus adalah :


1. Mengkhotbahkan Kabar Baik di tengah Gereja, di dunia ini dan
kepada segala makhluk.
2. Memelihara dan melayankan dua sakramen, yaitu baptisan kudus dan
perjamuan kudus.
3. Menggembalakan warga Gereja.
4. Mengawasi seluruh kegiatan Gereja
5. Mengajarkan dan memelihara ajaran yang murni.
6. Menjalankan hukum siasat gereja dan penggembalaan, dan menentang
ajaran sesat.
7. Menjalankan pelayanan kasih
8. Membebaskan orang dari berbagai kemiskinan dan kebodohan
9. Ikut serta melaksanakan pembangunan yang berdasarkan kebenaran
dan keadilan, dan menjunjung tinggi nilai manusia selaku citra Allah
(Imago Dei).

Bagi pelayanan di Gereja mula-mula diangkatlah: rasul, nabi, pemberita


Injil, Gembala, pengajar, diaken dan diakones, penetua, episkopos
(pengawas) untuk melayani Tubuh Kristus.

Walaupun pelayanan di tengah Gereja beraneka ragam, Tuhan yang


empunya pelayanan itu adalah satu (Ef 4: 11; Kis 6: 1 - 7; 14: 23; 15: 2;
20: 28; Pilp 1: 1; 1 Tim 3: 1; Tit 1: 7; 1 Tim 3: 3; 4: 11; Mat 23: 11; 1
Kor 12: 5 - 7).

Dalam Gereja Reformasi, jabatan kependetaanlah yang mencakup semua


jabatan yang tersebut di atas. Karena itu kita menolak seseorang
melayankan sakramen tanpa dia menerima tahbisan kependetaan,
22
demikian juga seseorang yang mencari dan memakai jabatan
kependetaan tanpa melalui proses yang benar (2 Kor 13:13; K. Rasul 8:
16).

Dengan ajaran ini kita menekankan, setiap orang harus merendahkan


dirinya dalam melaksanakan tugasnya di tengah Gereja, seperti Kristus,
Gembala Agung itu yang adalah teladan bagi semua pelayan di Gereja (1
Petr 5: 4; 2: 25).

Mereka yang ditahbiskan harus berani menyatakan kebenaran Yesus


Kristus di hadapan sesama manusia dan penguasa.

Kita menolak sikap dan perilaku pelayan yang cinta akan harta emas
karena pelayanan di dalam Gereja adalah pengorbanan diri.

Pasal 10
TATA GEREJA

Kita mempercayai dan menyaksikan :


Gereja harus mempunyai Tata Gereja yang berdasarkan Firman Allah,
karena Tata Gereja itu adalah satu alat untuk mengatur, memberikan
ketenangan dan memelihara Gereja. Dan dengan Tata Gereja itulah
Gereja dibantu agar tetap berdiri di atas dasar yang satu itu, yaitu Yesus
Kristus. Tata Gereja itu perlu diperbaharui sesuai dengan perobahan
zaman (1 Kor3:11; 14: 33;1 Petr 2:4-6).

Dengan ajaran ini kita menekankan perlunya memberlakukan


penggembalaan dan hukum siasat Gereja. Kita menolak pandangan yang
menyamakan Tata Gereja dengan Firman Allah, demikian juga
pandangan yang meniadakan perlunya Tata Gereja.
23
Pasal 11
HARI MINGGU

Kita mempercayai dan menyaksikan:


Hari Minggu adalah hari sukacita, merayakan dan mengingat hari
kebangkitan Tuhan Yesus dan turunnya Roh Kudus. Dan dengan
merayakan hari Minggu itu kita mengingat pekerjaan penciptaan Allah
sejak pada mulanya sampai hari ini. Setelah Gereja ada, hari Minggu
dirayakan yaitu pada hari yang ketiga setelah kematian Tuhan Yesus.
Dan hari Minggu itulah yang dikuduskan oleh orang Kristen sesuai
dengan tuntutan hukum yang keempat (Yoh 20:1926; 1 Kor 16:2; Kis
Rasul 20:7; Wahyu 1:10).

Dengan ajaran ini kita menekankan supaya semua orang Kristen datang
menghadiri persekutuan orang Kristen pada hari Minggu. Dengan ajaran
ini kita menolak peniadaan kekhususan dan kekudusan hari Minggu.

Pasal 12
PERBUATAN DAN IMAN

Kita mempercayni dan menyaksikan:


Pada mulanya, sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, Allah mengangkat
manusia itu menjadi pengolah dan pemelihara dunia ini. Pekerjaan
manusia berdasar pada kepercayaan bahwa Allah terus menerus bekerja
(Yoh 5: 17). Melalui pekerjaan itu berkat Allah mengalir deras kepada
manusia dan kepada seluruh ciptaan, menghasilkan buah bagi manusia
dan bagi sekitarnya. Kepercayaan kepada Yesus Kristus harus
menghasilkan pekerjaan baik. Seseorang adalah sesat kalau
mengharapkan memperoleh kebenaran, kehidupan, ketenangan dan
berkat karena melakukan pekerjaan baik (Ef 2: 8; Roma 5: 1).
24
Dengan ajaran ini kita menekankan agar manusia rajin dan terampil
bekerja, dan hasil pekerjaannya menjadi korban syukur bagi Allah dan
memperhatikan orang yang ber-kekurangan (2 Kor 9: 2 - 1 1).

Dengan ajaran ini kita menolak pekerjaan yang tidak dikehendaki Allah,
dan supaya warga jemaat setia, dapat dipercaya dan bertangggungjawab
melakukan hukum dan Firman Allah baik atau tidak baik waktunya,
terutama pada saat terjadi pencobaan misalnya korupsi, judi, pencurian,
penyalah-gunaan wewenang, mencari keuntungan yang tidak wajar,
menjual dengan harga yang sangat murah dengan maksud merugikan
pihak lain.

Pasal 13
TENTANG PEMERINTAH

Kita mempercayai dan menyaksikan:


Pemerintah yang berwibawa datang dari Allah untuk mewujudkan
keadilan, melindungi, memelihara, melawan kejahatan dan menyediakan
yang perlu bagi warga negara dan kehidupan umat.

Yesus Kristuslah dasar dari Gereja yang hidup di dunia ini, dan kita juga
menyaksikan bahwa Allahlah yang memberikan keselamatan di dalam
Yesus Kristus.

Kita mengingat bahwa kita harus lebih taat kepada Allah dari pada
kepada manusia (Roma 13: 1; Kor 3: 11, K. Rasul 5: 29; 1 Petr 2 : 13 -
17; Wahyu 13).

Dengan ajaran ini:

25
Kita menekankan, Allahlah yang memberikan kemerdekaan itu kepada
bangsa Indonesia yang berazaskan Pancasila dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Kita menekankan, Yesus Kristus, Panglima Gereja, sebagai jalan kita


untuk meminta. Kita menekankan cita-cita dan tanggungjawab warga
masyarakat dalam memperjuangkan keadilan, kasih, damai dan
kesejahteraan melalui Pembangunan Nasional sebagai pengamalan
Pancasila.

Kita menekankan bahwa kita turut serta menegakkan dan memelihara


kebenaran, demikian juga turut menikmati hasil pembangunan nasional.
Gereja terpanggil mendoakan pemerintah dan aparatnya (1 Tim 2: 1 - 2;
Roma 13: 1 - 7).

Pasal 14
MAKANAN

Kita mempercayai dan menyaksikan:


Semua yang diciptakan Allah adalah baik dan kita tidak memantangkan
setiap makanan yang diterima asal dengan hati yang penuh syukur dan
terima kasih, sebab apa saja yang diterima menjadi suci oleh karena
Firman Allah dan doa.

Manusia tidak menjadi kudus karena mengindahkan bermacam-macam


pantangan terhadap makanan. Karena imanlah yang menerima
kekudusan dari Allah.

Tetapi kita perlu menjaga agar makanan tidak berlebihan bagi setiap
orang di rumah atau pun di pesta. Kita perlu memelihara tubuh-jasmani
26
kita dengan memakan makanan yang sesuai untuk kesehatan.

Kita harus melawan sifat yang dikuasai oleh makanan, minuman dan
rokok (1 Tim 4 :4 - 5; Mat 15; Roma 14:17; K. Rasul 15; Kol2: 16-23).

Pasal 15
PERINGATAN AKAN ORANG YANG MENINGGAL

Kita mempercayai dan menyaksikan :


Kematian adalah akhir dari hidup manusia di dunia ini, dia berhenti dari
segala pekerjaannya. Ada keselamatan bagi orang yang percaya. Yesus
Kristus yang telah bangkit itulah yang membangkitkan orang dari
kematian, Dialah Tuhan dari orang yang hidup dan yang mati (Roma 14:
7 - 9).

Berbahagialah orang yang mati di dalam Tuhan yang setia sampai akhir
(Why 14: 13).

Gereja menyelenggarakan peringatan bagi orang yang meninggal untuk


menyadarkan iman kita supaya kita mengingat akan akhir hidup kita
sendiri serta meneguhkan pengharapan akan kemenangan Kristus
mengalahkan kematian, demikian juga pengharapan akan kerajaan sorga
sebagai tujuan jiwa - roh kita dan persekutuan orang percaya dengan
Tuhan Allah hingga kedatangan Yesus Kristus yang kedua-kali.

Dengan ajaran ini:


Kita menekankan pengharapan keselamatan manusia dari antara orang
yang mati di dalam Yesus Kristus. Kita menentang pandangan yang
mengatakan bahwa orang yang hidup dapat menerima berkat dari orang
yang mati.
27
Kita menentang pandangan yang mengatakan bahwa orang yang mati
dapat berhubungan dengan orang yang hidup dengan mendoakan arwah-
arwah. Kita menentang pandangan yang mengatakan bahwa haruslah
mendirikan tugu untuk menghormati orang yang mati sebagai cara
menerima berkat bagi keturunannya.

Dan dengan ajaran ini :


Kita menolak semua bentuk ajaran agama kekafiran terutama ajaran
tentang roh yang mengatakan : roh orang yang meninggal itu hidup, dan
roh orang yang meninggal itu menjadi hantu dan roh leluhur (sumangot).

Pada waktu peringatan orang yang meninggal, baiklah kita mengingat


untuk mengucap syukur kepada Allah, akan segala perbuatannya yang
baik pada waktu masih hidup, tetapi tidak untuk memohon berkat dan
tanda kesurupan dari yang telah meninggal itu.

PASAL 16
KEDATANGAN TUHAN

Kita mempercayai dan menyaksikan :


Tuhan Yesus akan datang kedua-kalinya untuk menyatakan Yerusalem
yang baru, sebagai penampakan keagungan dan kemuliaan Allah. Saat
itulah dunia ini akan berakhir. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan
waktuNya akan datang. Oleh sebab itu setiap orang percaya harus siaga
dan berjaga-jaga di dalam kesitaan dan pengharapan akan
kedatanganNya, karena saat itulah berlaku hukuman dan kasih
karuniaNya (Yoh 5: 28; 1 Tes 4: 16; Mat 24: 3,42; Lukas 21 : 28; Mat
25; Why 20: 11-15; 1 kor 15:52; 2 kor 5: 10; Yes 60: 10-16).

Dengan ajaran ini, hendaknya kita sungguh-sungguh memakai waktu


28
dalam kehidupan kita sebagai masa kasih karunia dalam menyongsong
kedatangan Tuhan.

Kita menolak kebiasaan yang mencoba menghitung dan menetukan hari


kedatangan Tuhan kedua-kalinya. Demikian juga dengan pandangan
yang mengatakan tidak ada akhir dari dunia ini.

PASAL 17
TENTANG MALAIKAT

Kita mempercayai dan menyaksikan :


Malaikat-malaikat adalah ciptaan Allah, yang taat kepada Dia, dan roh
pelayan, yang diutus untuk membantu para pewaris keselamatan. Ibr 1:
14; kej. 22: 11-12; Luk. 1: 11,26; 2: 9; Mat 28: 2; Yud 9; Why 12: 7-9;
14:6; 20: 1-3; 22: 18; Mal 3: 1.

29

Anda mungkin juga menyukai