Anda di halaman 1dari 4

TUGAS HOMILETIKA 1

“Contoh Khotbah Perikop”

Disusun oleh:

Nama: Patricia Celine Rumanik

Kelas: A

Nomor Stanbuk: 218 511 032

Dosen pengampu:

Pdt. Yonathan Mangolo,M.Th

Fakultas Teologi

Universitas Kristen Indonesia Toraja

2019/2020
Yesus memanggil murid-murid yang pertama

(Panggilan untuk melayaniNya)

(Markus 1:16-20)

Panggilan merupakan awal dalam suatu proses kehidupan. Namun dalam proses pemanggilan
kehidupan tak lepas dari suatu pilihan, entah kita yang menjadi pemilih atau dipilih untuk
sesuatu yang memberikan dan menggambarkan arah kemana kehidupan akan tertuju. Dalam hal
itu kita berkesempatan memilih orang-orang yang akan menjadi bawahan kita, kira-kira orang
seperti apa yang kita pilih? Umumnya kita memilih yang punya latar belakang pendidikan yang
sesuai standar, memiliki kapasitas dan kemampuan untuk bekerja di bidangnya, dan lainnya.
Intinya, orang yang mampu bekerja secara profesional dan sesuai standar.

Dalam Mrk 1:16-20, ketika Yesus memanggil murid yang pertama, Ia justru memanggil orang-
orang dari latar belakang sederhana. Ia tidak memanggil orang-orang yang terkenal dan hebat.
Bukan pula dari kalangan pemimpin-pemimpin agama atau tokoh masyarakat. Murid-murid
pertama-Nya hanyalah penjala ikan (16), yang kehidupan sehari-harinya sangat sederhana.
Mereka bukan orang terkenal, bukan pula orang yang memiliki latar belakang pendidikan dan
ekonomi yang tinggi. Mereka hanyalah seorang nelayan yang menjala ikan. Pekerjaan
menangkap ikan pasti telah memberikan mereka latihan ketahanan dan kesabaran yang
diperlukan bagi orang yang akan menarik orang lain kepada Kristus. Namun ada lagi yang
diperlukan, dan jika mereka selanjutnya bersedia mengikuti Kristus, Ia akan memberitahukan
suatu misi yaitu : "Kamu akan Kujadikan penjala manusia". Ketika mereka dipanggil, mereka
tidak menanyakan apa-apa, mereka langsung mengikuti Yesus. Mereka meninggalkan pekerjaan,
kaum keluarga, rumah-tangga mereka, dan sebagainya. Tuhan Yesus tidak menjanjikan apa-apa
mengenai upah atau gaji mereka. Betapa heran kita melihat iman murid-murid itu. Agaknya
mereka sungguh-sungguh sudah yakin bahwa Yesus yang mereka ikuti adalah Mesias.
Keterpanggilan yang mendorong mereka adalah pilihan untuk mau melihat kehidupan yang
sesungguhnya dalam dunia dimana kehidupan tampak sebagai suatu yang tidak nampak. Dalam
pemanggilan pemuridan tersebut mau memperlihatkan bahwasanya kehidupan yang
sesungguhnya tidak dilihat dari materi,intelektual melainkan spiritual.
Kisah ini menunjukkan bahwa jika Kristus memanggil seseorang bukan atas dasar yang terdapat
pada orang itu melainkan atas dasar apa yang dapat Kristus lakukan dalam mereka, jika mereka
bersedia mentaatiNya. Dalam kisah ini kita juga dapat menyoroti kesederhanaan Yesus dalam
memanggil orang-orang pilihannya, Ia hanya berkata "Ikutlah Aku!" : Yesus memanggil dan
memberikan pekerjaan baru bagi mereka. Yang sebelumnya hanya penjala ikan, kini mereka
menjadi penjala manusia. Yang sebelumnya mencari ikan untuk kebutuhan hidup semata, kini
mencari manusia demi Kerajaan Allah. Sebagai pengikut Kristus, kita perlu mengetahui bahwa
bagi Tuhan yang terpenting bukan persoalan apa pekerjaan atau perbuatan kita di masa lalu.
Tuhan menghendaki agar setelah diperbaharui, kita melayani-Nya seturut kehendak-Nya. Tidak
perlu memperhitungkan apa yang telah kita tinggalkan (18, 20), melainkan dengan kesungguhan
hati mengikuti Tuhan Yesus yang telah menyelamatkan dan memanggil kita. Begitu pula cara
Tuhan Yesus memanggil Simon dan Andreas. Bahkan seperti Yakobus dan Yohanes, kedua anak
Zebedeus. Rupa-rupanya Zebedeus ayah mereka, adalah seorang yang berada, sebab ia
mempunyai beberapa orang upahan (Markus 1:20). Yakobus dan Yohanes-pun langsung
meninggalkan semuanya. Keduanya benar-benar yakin bahwa Yesus adalah Anak Allah,
sehingga mereka tidak kuatir akan kehidupan mereka sehari-hari, Kita harus ingat bahwa
pekerjaan mereka sebagai pengikut Yesus bukanlah sesuatu hal yang menyenangkan/ nyaman,
karena dapat dikatakan mereka berjalan ke setiap tempat, bukan berkendaraan dan mempunyai
suatu tempat khusus suatu kegiatan pemuridan, dan tempat yang tetap untuk dapat beristirahat.
Tetapi ditinjau dari kerohanian, keuntungan mereka mengikut Yesus serta belajar dari Dia
selama tiga tahun, besar sekali. Disini, sekali lagi kita menjumpai bahwa Tuhan Yesus
memanggil orang-orang yang sederhana. Kita heran apa sebabnya Tuhan Yesus tidak memanggil
orang-orang yang pandai dan yang martabatnya lebih tinggi seperi ahli taurat yang nota bene
paham tentang Taurat, supaya kelak Injil-Nya dapat dimasyurkan dan dihormati. Namu Yesus
melihat kesungguhan hati bukan apa yang melekat pada diri tetpi alangkah baiknya jika apa yang
ada pada diri kita dipakai untuk menyatakan Injil karena itu adalah anugerah dari-Nya. Dalam
pada itu setiap manusia telah diberi Tuhan anugerah untuk menyatakan Injil sehingga tidak ada
kata yang mengatakan tidak ada atau tidak bisa menyatakan Injil di setiap kehidupan. Bila kita
sungguh-sungguh mau mengikut Dia, maka hidup kita akan diubahkan dan diperlengkapi
sehingga banyak orang dapat menyaksikan Kristus melalui hidup kita dan memuliakan nama-
Nya, seperti penjala ikan menjadi penjala manusia. Sebaliknya hidup tanpa pilihan dan tujuan
adalah hidup yang hampa dan kosong. Oleh karena itu dengan hati yang sungguh genggamlah
tujuan, dalam pilihan hidup untuk Tuhan. maka Tuhan akan sempurnakan bukan melihat hidup
ini seakan tidak ada hidup karena menilai hidup pada posisi tak berharga tidak lain ialah mati.
Teruslah berkarya untuk Tuhan apa pun latar belakang, kondisi dan sebagainya namun lihatlah,
dengarkan dan kerjakan dengan hati yg bulat mengikut Dia dalam menyatakan Injil.

Saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuhan, sebagai pengikut Kristus, kita perlu mengetahui
bahwa bagi Tuhan yang terpenting bukan persoalan apa pekerjaan atau perbuatan kita di masa
lalu. Tuhan menghendaki agar setelah diperbaharui, kita melayaniNya seturut kehendakNya.
Tidak perlu memperhitungkan apa yang telah kita tinggalkan, melainkan dengan kesungguhan
hati mengikut Tuhan Yesus yang telah menyelamatkan dan memanggil kita.

Mari Kita mengerjakan Tugas Pelayanan yang diberikan kepada kita dengan tidak bersungut
sungut tetapi, marilah kita menciptakan damai sejahtera dalam mengerjakan semua Tugas kita
agar didalam itu semua nama Tuhan dipuji dan dipermuliakan, sehingga Allah sumber kasih dan
damai sejahtera akan menyertai kita semua. Amin

Anda mungkin juga menyukai