Anda di halaman 1dari 39

i

BUKU PANDUAN
TAHUN “PROFESIONALISME
DALAM PENATALAYANAN”

“KERJAKANLAH KESELAMATANMU
DENGAN TAKUT DAN GENTAR”
(Filipi 2:12)

Kantor Pusat HKBP


Pearaja Tarutung

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………… 1

Pendahuluan ............................................................................................ ........2

Kajian Biblis Tema Tahun Profesionalisme dalam Penatalayanan ......... ........3

Sub Tema ....................................................................................... ..... 11

Prioritas Strategis HKBP, Tujuan, dan Sasaran ............................. ..... 15

Program dan Kalender Kerja ......................................................... ..... 18

Penjabaran dan Perencanaan Aksi Program


Prioritas di Tiap Aras ..................................................................... ..... 19

Penutup........................................................................................... ..... 35

iii
KATA PENGANTAR
Yesus Kristus, Raja Gereja telah menyertai Huria Kristen Batak
Protestan dalam memberitakan kabar sukacita di tengah-tengah dunia.
HKBP dalam rangka mewujudkan visi “menjadi berkat bagi dunia” telah
melaksanakan orientasi pelayanan Tahun Pemberdayaan 2021 dan Tahun
Kesehatian 2022. Kita mensyukuri bahwa kedua orientasi pelayanan
tersebut berjalan dengan baik atas topangan Tuhan dan kolaborasi para
pelayan dengan warga jemaat.
Selanjutnya, HKBP menyadari pentingnya menata pelayanan
gereja agar pelayan dan warga jemaat dengan sungguh-sungguh
menunaikan panggilannya secara profesional. Penatalayan secara
profesional adalah upaya mulia gereja dalam mengerjakan
keselamatannya. Oleh karena itu, HKBP telah menetapkan orientasi
pelayanan pada Tahun 2023 dengan “Tahun Profesionalisme dalam
Penatalayan” dengan tema “Kerjakanlah Keselamatanmu dengan Takut
dan Gentar (Flp. 2:12).
Buku Panduan yang dipersiapkan oleh Tim Perumus, dengan
masukan dari Rapat Praeses serta Rapat Majelis Pekerja Sinode inilah
yang menjadi dasar HKBP mulai aras pusat, distrik, resort, dan huria
untuk menyusun program pelayanannya tahun 2023. Melalui program
yang ditetapkan, HKBP dapat menatalayani secara profesional dan
mensukseskan program sentralisasi keuangan HKBP. Mari seluruh
pemangku tugas HKBP bersama dan berkolaborasi mensukseskan Tahun
Profesionalisme dalam Penatalayanan sehingga nama Tuhan semakin
dimuliakan.

Pearaja, 3 Oktober 2022


HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
Ephorus

Pdt. Dr. Robinson Butarbutar

1
Pendahuluan

Huria Kristen Batak Protestan memiliki visi “Menjadi berkat bagi


dunia” (Kej. 12:2). Ini diwujudkan melalui 8 misinya, yang kemudian
dirumuskan dalam satu kalimat: “menjadikan murid Kristus pelaku
Firman”. Sejalan dengan itu, berdasarkan Rencana Strategis HKBP 2021-
2024, ditetapkan orientasi pelayanan HKBP periode 2021-2024. Pada
tahun 2021, HKBP telah melaksanakan program dengan orientasi
pelayanan sebagai Tahun Pemberdayaan. Orientasi ini menekankan
pentingnya pemberdayaan para pelayan dan warga jemaat agar lebih
mumpuni dalam pelayanan di tengah gereja dan masyarakat. Selanjutnya
pada tahun 2022, orientasi pelayanan HKBP adalah Tahun Kesehatian
dengan maksud agar seluruh pelayan dan warga jemaat, sehati sepikir
dalam pelayanan di dalam kasih Kristus.
Berdasarkan satu misi dan pilar strategi HKBP yaitu,
“mengembangkan penatalayanan (pelayan, organisasi, administrasi,
keuangan, dan aset)”, HKBP menetapkan orientasi pelayanan tahun 2023
dengan Tahun Profesionalisme dalam Penatalayanan. Pelaksanaan
orientasi ini, merupakan rangkaian dari orientasi pelayanan tahun-tahun
sebelumnya. Itu sebabnya sebagian dari program-program tahun 2021
dan 2022 akan dilanjutkan demi semakin tercapainya profesionalisme
dalam penatalayanan. Melalui orientasi tahun profesionalisme, pelayan
dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab pelayanannya sesuai tugas
tohonan. Demikian juga, para warga jemaat dapat mempersembahkan
talenta yang dimiliki untuk kebangunan dan pembangunan jemaat dan
masyarakat.
Pemahaman profesionalisme dalam penatalayanan tidak diartikan
sempit sebagai tugas administrasi dan keuangan, tetapi secara luas, yakni
menata fungsi pelayanan secara holistik untuk terlaksananya misi HKBP
dan tercapainya visi HKBP. Penataan pelayanan tersebut adalah bagian
dari tugas orang percaya dalam mengerjakan keselamatannya. Itu
2
sebabnya tema dari Tahun Profesionalisme dalam Penatalayanan adalah
“Kerjakanlah Keselamatanmu dengan takut dan gentar” (Flp. 2:12). Ini
bermakna bahwa mengerjakan keselamatan itu adalah suatu keharusan
dan dilakukan tanpa rasa beban melainkan dengan sukacita.

1. Kajian Biblis Tema Tahun Profesionalisme dalam Penatalayanan


2023

“KERJAKANLAH KESELAMATANMU DENGAN TAKUT DAN


GENTAR”
FILIPI 2:12
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu
tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja
seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku
tidak hadir.

Pengantar
Tema ini merupakan salah satu dari ajaran Paulus mengenai
keselamatan yang meninggalkan sejumlah catatan dalam sejarah tafsir.
Bagaimana mungkin seorang Paulus berkata „kerjakanlah keselamatanmu
sendiri‟, sementara Paulus mengajarkan keselamatan adalah kasih
karunia Allah. Mengapa Paulus seolah menekankan keselamatan sebagai
keselamatan manusia sendiri dan bagaimana Paulus dapat menyajikan 2
pernyataan paradoks secara berurutan, karena di ayat 12 Paulus
memerintahkan kerjakanlah keselamatanmu sendiri, sementara di ayat 13
Paulus menerangkan bahwa Allah sendirilah yang melakukan pekerjaan
keselamatan itu.
Walaupun kita pembaca dapat tergoda untuk memahami
ungkapan Paulus ini memiliki makna agar kita bekerja untuk
memperoleh keselamatan, namun menyadari bahwa Paulus adalah rasul
bagi orang-orang bukan Yahudi yang mengumandangkan dengan teguh
memertahankan keyakinannya bahwa keselamatan oleh pembenaran
3
melalui iman kepada Yesus Kristus bukan diperoleh oleh pekerjaan
hukum-hukum Taurat, melainkan oleh anugerah Allah (Rm. 3: 28 dan
Gal. 2: 16 bnd. Yoh 3: 16), maka mau tidak mau kita harus membuka
peluang kepada pemahaman bahwa rasul Paulus mengutarakan makna
lain. Makna itu diungkapkan kepada jemaat yang pada awal suratnya
didoakan untuk memiliki kasih yang bertambah-tambah: 'Orang yang
sudah dibenarkan oleh iman adalah orang yang sudah diselamatkan.
Maka keselamatan yang sudah dianugerahkan kepadanya itu harus
menjadi keselamatan yang bekerja, keselamatan yang berkarya,
keselamatan yang menunjukkan buah-buah yang bersih, rapi, akuntabel,
kreatif, inovatif, adil, memberdayakan serta membangun yang lain,
produktif, bertanggung jawab, menyanggupkan yang lain memercayai
kita, dan dapat dipercaya. Singkat kata, yang tidak melakukan dosa.
Makna ini jugalah yang diingat rasul Paulus yang dimiliki dan telah
ditunjukkan oleh orang-orang percaya di Tesalonika (1 Tes. 1:3), yaitu
pekerjaan keselamatan mereka, usaha kasih serta ketekunan
keselamatanmu. Kita tahu bahwa etika kerja protestantisme itu
didasarkan pada firman-Nya, sehingga orang-orang percaya itu bekerja,
tidak malas (2 Tes 3: 6-15). Itulah sebabnya rasul Paulus menambahkan
harapan jemaat Filipi untuk mengerjakan keselamatannya itu 'dengan
takut dan gentar,' dengan kehati-hatian, agar berada dalam kekudusan,
karena dipantau oleh Allah penganugerah keselamatan itu, agar tidak
kedapatan bercacat di mata-Nya. Rasul Paulus sendiri melakukan apa
yang diajarkannya dalam pekerjaan misinya: bekerja keras, bekerja
inovatif, bekerja cerdas atas tuntunan Roh Tuhan dan bekerja cakap dan
berintegritas, transparan, akuntabel, dan profesional, lebih hebat dari para
misionaris lapisan pertama lainnya, Petrus dan kawan-kawan yang malah
sudah belajar di kaki rabi Yesus sekalipun, para murid lingkaran satu
Yesus.
Pada awal perkembangan kekristenan, makna keselamatan yang
aktif, rajin, teratur, rapi, profesional bekerja, kreatif, inovatif dan
konstruktif mengerjakan keselamatan itu sangat dibutuhkan jika sinar dan
garam kekristenan ingin dicapai. Itu juga yang kita sebagai HKBP telah
dan harus lebih baik lagi lakukan pada saat ini, ketika kita melihat
harapan yang tinggi dari warga dan mitra HKBP harus lakukan. Maka
4
orientasi pelayanan yang mengajak kita untuk berlaku profesional dalam
penatalayan. Hal itu sangat penting pada tahun 2023 di mana untuk
meningkatkan pelayanan HKBP dalam melakukan sentralisasi keuangan,
yang akan sangat berhasil kita lakukan jika di dalam penatalayanannya
HKBP berlaku profesional sebagai bentuk nyata dari mengerjakan
keselamatan yang sudah dianugerahi Tuhan Allah.
Berdasarkan pertanyaan hermeneutis inilah kita dapat
mengasumsikan bahwa Paulus sedang hendak menjelaskan makna baru
dari keselamatan itu sendiri, melampaui apa yang sudah diketahui dan
dialami oleh jemaat Filipi pada konteks saat itu, utamanya mengenai
tanggung jawab dalam keselamatan. Tangung jawab inilah kemudian
yang mendasari landasan teologis profesionalisme dan penatalayanan
bagi gereja-Nya HKBP tahun 2023.
Ajakan Berdiri Sendiri melalui Kehadiran dan Ketidakhadiran
Paulus
Di sepanjang bagian tengah dari surat Filipi, yakni pasal 1:11-
2:30 secara eksplisit Paulus menampilkan kontras antara kehadiran
versus ketidakhadirannya di tengah jemaat Filipi. “Apabila aku datang
aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar (Flp. 1: 27)”
dan kemudian dilanjutkan dengan “bukan saja seperti waktu aku masih
hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir (Flp. 2: 12)”.
Polanya pun begitu khas mengikuti kontras ini, pasal 1: 11-26
Paulus menekankan kehadirannya di masa yang akan datang dan pasal 1:
27-2:18 Paulus menekankan ketidakhadirannya. Kemudian pada pasal 2:
19-30 ia kembali menunjukkan sedikit harapannya akan kehadirannya di
masa yang akan datang, tetapi dilanjutkan dengan salah satu fokus utama
ajarannya mengenai nasihat ketidakhadirannya di masa yang akan
datang. Selanjutnya dalam pasal 1:25-26 dia kembali menyatakan
keyakinan bahwa dia akan datang kepada mereka, tetapi dalam pasal 2:
17-18 justru dia menyinggung terutama mengenai kemungkinan akan
ketidakhadirannya. Meski sejumlah besar ahli sepakat bahwa surat Filipi
ini adalah surat Paulus yang kaya dengan nilai persahabatan, tetapi

5
persahabatan di sini digambarkan dengan persahabatan yang
mengandung pesan atau nasihat1.
Maka gagasan pertama-tama dari ajaran Paulus adalah berdiri
sendiri di atas mereka sendiri di dalam Kristus pada waktu dia hadir atau
tidak hadir. Profesionalisme yang mandiri, bertanggung jawab,
penatalayanan mandiri. Paulus sedang membangun 'jarak yang intim' dan
relevan terhadap jemaat di Filipi pada saat ia datang maupun tidak
datang2. Meski sebagai sahabat ia meyakinkan mereka tentang
keinginannya untuk bersama dengan mereka, tetapi ketergantungan
mereka kepada Paulus tidak diperlukan karena mereka di dalam Kristus
(2: 5) dan Paulus yakin bahwa Allah sedang bekerja di dalam mereka (1:
6; 2: 12).
Pengalaman Baru dalam Ajakan Sukacita
Hal kedua terdapat sejumlah kata sukacita yang mendominasi
surat Filipi. Paulus memulai dengan sukacitanya sendiri di tengah
penderitaan (1: 18-19), kemudian ia menasihatkan sukacita kepada
jemaat Filipi (2: 2) dan pada akhir nasihatnya mendorong untuk
bersukacita bersama (2: 17-18). Akan tetapi ketika Paulus
mempersiapkan jemaat tersebut menjadi agen sukacita, ia memanggil
mereka supaya bersukacita, tetapi tanpa merujuk pada dirinya sendiri,
melainkan bersukacita di dalam Tuhan (3: 1; 4:4).
Tampak sekali upaya Paulus seperti sedang 'memaksa' jemaat
Filipi mengidentifikasi dirinya, untuk memperkuat otoritas mereka
sendiri. Paulus bahkan menggunakan berbagai pengalamannya (1: 12-26)
untuk mendorong jemaat Filipi memiliki pengalaman mereka sendiri
tentang Kristus, untuk berdiri sendiri di dalam Kristus, termasuk dalam
Filipi 2:6-11 mendorong mereka untuk mengerjakan keselamatan mereka
sendiri.
1
Stanley K. Stowers, "Friends and Enemies in the Politics of Heaven: Reading Theology
in Philippians" in Pauline Theology, Vol.l: Thessalonians, Philippians, Galatians,
Philemon (ed. Jouette M. Bassler; (Minneapolis: Fortress Press, 1991) 105-121
2
Craddock, Philippians (Atlanta: John Knox Press, 1985) 47

6
Selain berdiri sendiri di dalam Kristus, perintah Paulus di sini
menekankan pengalaman dan rasa yang baru mereka bersama Kristus,
pengalaman yang otentik jemaat Filipi dengan Kristus. Profesionalisme
dan penatalayanan bukan sekedar keahlian, tetapi segala upaya untuk
menyajikan dan menghadirkan pengalaman sukacita yang baru, oleh dan
bersama Kristus.

Ketaatan dan Kerendahan Hati di dalam Kristus.


Tema ini sesungguhnya berada persis setelah Nyanyian Pujian
Kristus (2: 6-11) yang gagasan utamanya ada pada perintah untuk taat,
garis polanya adalah pengurbanan diri dan kerendahan hati (2: 3,8) serta
kepatuhan (2: 8, 12). Pola ini kemudian direplikasi kembali pada pasal 3:
2-11 dan termasuk ketika berbicara mengenai sosok Efaproditus (2: 25-
30). Bahwa seperti pengorbanan Paulus, Efaproditus, dan terutama oleh
Kristus sendiri, demikian jemaat Filipi pun harus berkorban (2: 6-11).
Harapan itulah yang sedang digemakan oleh Paulus kepada jemaat Filipi,
termasuk ketika memerintahkan „kerjakanlah keselamatanmu‟. Nyanyian
pujian Kristus ini memerintahkan orang Filipi untuk meniru Kristus,
mengindentifikasi penderitaan mereka dengan penderitaan Kristus.
Artinya seperti yang selalu mereka patuhi, maka sekarang mereka perlu
mengerjakan keselamatan mereka sendiri, sama seperti Kristus menderita
dan taat, demikian pula orang Filipi menderita dan taat.
Paulus mengajak jemaat Filipi menaruh pikiran dan perasaan
yang terdapat dalam Kristus Yesus (2: 5), dan telah menderita seperti
Kristus dalam kemuliaan Bapa (2: 6-11) demikianlah mereka
mengerjakan keselamatannya sendiri, karena Allah telah bekerja di dalam
mereka (2: 12-13). Memang Paulus tidak secara eksplisit menuduh orang
Filipi sebagai jemaat yang tidak rendah hati3. Namun jika melihat pasal
1: 27-30 dan pasal 2:12, Paulus mengajar mereka bagaimana menghadapi

3
Osiek, "Philippians" in Searching the Scriptures, vol. 2, 243

7
penderitaan secara lebih baik dan bagaimana patuh dan rendah hati4.
Penderitaan yang berbekal kerendahan hati ini menuntun mereka kepada
sukacita. Jika mereka taat dan rendah hati, mereka akan dipermuliakan5.
Paulus tidak hanya memberi tahu apa yang harus dilakukan jemaat Filipi,
tetapi juga membantu bagaimana menerima diri mereka sendiri sebagai
teladan Kristus dan menghadapi persoalan mereka sendiri, bukan sebagai
kepatuhan terhadap semata terhadap apa yang dikatakan Paulus.

Hubungannya dengan Profesionalisme dalam Penatalayanan HKBP


Pada Agenda HKBP6, tepatnya tugas perdana dari pelayan
tahbisan Tohonan Hapanditaon, dalam poda tohonan yang pertama
adalah mangaramoti persisnya "ramotanmuna ma", kata yang
mengandung tanggung jawab, ketekunan, kesungguhan, kecakapan atau
profesionalisme dalam hal penatalayanan.
Tugas ini diletakkan sebagai akibat dari pemberian Tuhan Yesus
berupa 'arta". Maka secara lengkap disebut "ramotanmuna ma arta na
sian Tuhan Jesus". Dalam hal ini, “arta” tidak semata benda atau uang,
tetapi juga manusia itu sendiri. Profesionalisme dalam penatalayanan
pertama-tama adalah sebagai tanggapan dan sekaligus ungkapan syukur
atas 'harta' milik dan pemberian Kristus. Selanjutanya dalam Konfesi
HKBP Tahun 1996 pasal 3 tentang Manusia secara tegas tugas manusia
untuk memelihara dan mengolah seluruh ciptaan-Nya secara bebas dan
bertanggungjawab untuk melayani Allah dan seluruh ciptaan-Nya
Kedua, sikap dalam melakukan tugas itu digambarkan dalam
Agenda HKBP seperti seorang gembala. Mengenal dombanya secara

4
V. Wiles, "From Apostolic Presence to Self-government” dalam Christ: Paul's
Preparing of the Philippian Church for Life in His Absence," (University of Chicago,
1993) 46-70.
5
Ernst Käsemann, "A Critical Analysis of Philippians 2:5-11 " dalam God and Christ:
Existence and Province (JThC, vol. 5; ed.Robert W. Funk; trans. Alice Carse; Harper,
1968), 131
6
Agenda HKBP, Pasahathon Tohonan Hapanditaon

8
baik, melindungi dombanya bahkan rela menyerahkan nyawanya,
menjamin kesejahteraan dombanya, menuntunnya ke jalan yang benar.
Dalam hal ini Tuhan menuntut sejumlah kualitas (baca: kecakapan)
berdasarkan nas yang dirujuk oleh Agenda tentang tohonan hapanditaon
yakni “Matius 28: 18-20; Yohanes 21: 15-17, Kisah Para Rasul 20: 17-
35, 1 Timotius 3: 1-7, 2 Timotius 1: 5b”. Yesus menempatkan tugas
penatalayanan itu sebagai sesuatu yang harus profesional ditandai
dengan: (1) tuntutan yang sangat tinggi (2) tidak hanya soal keahlian
tetapi soal komitmen seperti Petrus (3) memiliki pengetahuan,
kekudusan, kearifan, kesehatan, kearifan, dan nama baik. Semua
penjelasan ini mengandung tuntutan profesionalisme. Tidak hanya ahli
dalam bidangnya tetapi juga memiliki komitmen terhadap pelayanannya.
Tujuan dari semua ini adalah “asa unang mago” seperti layaknya tujuan
dari semua penjelasan dari penatalayanan.
Ketiga, kalimat kedua adalah setelah kalimat pertama di atas
adalah langsung menuju kepada pertanggungjawaban. “Ai
peakhononmuna do sogot rujiruji taringot tu angka na pinarmahanmuna
di jolo ni Tuhan i. Kembali tuntutan profesionalisme tergambar di sini.
Bahwa seorang profesional tidak hanya memiliki kompetensi, efektivitas,
efisiensi, transparansi tetapi juga tanggung jawab dalam mengelola
pelayanan.
Bagian selanjutnya adalah keteladanan sebagai singkat ni Kristus.
“Na gabe sitiruon do hamu di jolo ni angka na pinasahat tu hamu”.
Sebagai domba sekaligus gembala, sebagai gembala sekaligus domba.
Bagian ini sebenarnya melampaui istilah profesionalisme itu sendiri,
yakni memiliki hati seperti hati Kristus (“Antong singkat ni Kristus i do
hamu mangelekelek jala dohononmuna ma tu jolma i).
Maka penatalayanan tidak melulu tentang uang dan administrasi7.
Secara harfiah penatalayanan pertama-tama menunjuk kepada sesuatu

7
Sedikit banyak hal ini dipengaruhi oleh pemahaman mengenai persembahan
persepuluhan dalam kitab Maleakhi 3: 6-12, pun nas ini tampak seolah berbicara
banyak mengenai persepuluhan, tetapi fokus utamanya adalah kesetiaan dan rasa

9
yang dipercayakan kepada seseorang untuk mengelola harta atau milik
orang lain. Dalam Perjanjian Baru disebut dengan kata oikonomia, dari
oikos (rumah) dan nemo (mengurus atau mengelola). Artinya beberapa
fungsi dari managemen rumah. Dalam Perjanjian Lama kata ini lebih
dekat kepada 'radah' artinya mengatur atau memerintah (Kej. 1: 26),
meski Septuaginta memakai kata ἀρχέτωσαν lebih luas dari kata
oikonomia itu sendiri.
Secara filologis kata ini merujuk kepada seorang kepala hamba
atau pegawai yang dipercaya, bahkan seorang putra. Tanggung jawabnya
bisa berupa tata kelola perkebunan, juru masak, tata kelola barang, dan
lain-lain.8 Ketika Yesus mengumpamakan penatalayanan ini dalam
hubungan seorang kaya yang mempunyai bendahara atau manajer,
oikonomon (Luk. 16), Ia memberi penekanan yang begitu kuat tentang
kesetiaan yang menyelamatkan bagi seorang penatalayan dalam
menjalankan tugas. Maka penatalayanan dalam gereja mula-mula
melekat pada seluruh tanggung jawab orang kristen terhadap Allah
melalui pelayanan yang berdedikasi dan dapat dipercaya atau dengan
kata lain penatalayanan yang profesional.

Penutup
Dalam perkembangan lebih lanjut, kata penatalayanan ini dalam
Perjanjian Baru tidak hanya digunakan sebagai metafora mengenai
tanggung jawab kesetiaan kepada Tuhan, tetapi juga merujuk pada
rencana atau pelaksanaan keselamatan itu sendiri yang berkaitan dengan

hormat kepada Tuhan. Walapun perspektif mengenai kekayaan dan barang-barang


digunakan dalam nas tersebut semata-mata hanya sebuah gejala dalam kelangsungan
hubungan perjanjian mereka dengan Tuhan. Sikap mereka amat menunjukkan
kurangnya cinta, komitmen dan kedalaman hubungan mereka dengan Tuhan dan
hilangnya pengakuan mereka atas kepemilikan Tuhan dalam segala sesuatunya.
8
O. Michel, "Oikonomos," dalam Theological Dictionarv of the New Testament, vol. 5,
ed. Gerhard Kittel and trans. G. W. Bromiley (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans, 1967),
hal. 149-150

10
Allah (Ef. 1: 10; 3:9)9. Maka kita disebut sebagai penatalayan yang
kepada kita dipercayakan rahasia Allah (1 Kor. 4: 1) yakni menjadi
penatalayan manusia, sekaligus menjadi rekan sekerja Kristus, melalui
Roh Kudus, untuk mencapai tujuan Tuhan di dunia10. Jadi kita bukan
hanya bertanggung jawab atas sumber daya material dan keuangan,
sebagaimana dijelaskan oleh Lukas 12: 42 dan pengembangannya dalam
ajaran dan tradisi rasul-rasul (Ef. 3: 2), tetapi juga mencakup segala
waktu, kemampuan, diri kita serta segala harta benda kita11, yang mana
semua itu mengandung tanggung jawab orang percaya kepada Tuhan.

2. Sub-Tema

“Mewujudkan penatalayanan (hajuarabagason) yang profesional di


tengah-tengah gereja dan masyarakat demi pelayanan jemaat dan
penatalayan keuangan untuk menjadi gereja lebih mandiri, berkeadilan,
bersuka cita dan meneladani Kristus”.

Penatalayanan adalah suatu upaya dan kebijakan menata atau


mengelola apa yang diberikan oleh Tuhan kepada umatnya seperti waktu,
tenaga, pikiran, talenta, harta, keuangan dan karunia lainnya secara
bertanggung jawab kepada Tuhan. Tuhan telah menyerahkan
kesemuanya itu kepada umat-Nya untuk menata dunia ini sesuai dengan
kehendak Tuhan. Dalam hal ini, menatalayani adalah bagaimana umat
Tuhan menghadirkan damai sejahtera di tengah dunia. Ini merupakan
bagian dari upaya menjadi berkat bagi dunia.

9
O. Michel, "Oikonomos," dalam Theological Dictionarv of the New Testament, vol. 5,
hal. 151
10
A. C. Conrad, The Divine Economy: A Study in Stewardship (Grand Rapids: Wm. B.
Eerdmans, 1954), hal. 27
11
C. U. Wolf, "Steward, Stewardship," The Interpreter's Dictionary of the Bible, vol. 4
(Nashville: Abingdon, 196:2), hal. 443.)

11
Sehubungan dengan itu dalam kehidupan bergereja, apa sajakah
yang telah diberikan oleh Tuhan kepada HKBP, pemangku tugas HKBP,
para pelayan tahbisan dan warga jemaat sehingga dapat menjadi berkat
bagi dunia ini? Oleh karena itu, maka diperlukan pelatihan,
pemberdayaan, dan kesehatian untuk menjadi lebih profesional dalam
penatalayanan yang telah diberikan Tuhan. Gereja dipanggil secara
profesional untuk menjadi kawan sekerja Allah dalam melaksanakan
tritugas: bersekutu (koinonia), bersaksi (marturia), dan melayani
(diakonia).
Dalam sejarah etimologi, kata profesional memiliki pemahaman
yang sama dengan kata panggilan sebagai vocatio. Menurut Richard M.
Gula (2010), dalam Just Ministry: Profesional Ethics for Pastoral
Ministries, kata profession dimulai dari konteks biarawan dan suster yang
mengaku (Eng.: to profess) bahwa mereka mengkhususkan dirinya untuk
pelayanan bagi Allah, di bidang pendidikan, pastoral, dan lainnya. Pada
pertengahan Abad XV, pemisahan panggilan religius ini kemudian dilihat
sebagai panggilan (mengakui; Lat.: Professus). Melalui panggilannya,
seseorang kemudian berkomitmen untuk menjalani pendidikan dengan
kehidupan yang terpisah dari yang lain. Dalam makna aslinya,
profesional berarti memiliki komitmen yang dikemukakan secara publik
untuk melakukan pelayanan bagi publik dengan standar yang tinggi dan
berintegritas. Profesionalisme bukanlah soal memperoleh keuntungan
ekonomi, melainkan melakukan pelayanan dengan kualitas tinggi sesuai
dengan panggilannya.
Dengan demikian profesionalisme sejalan dengan panggilan
(vocation) yaitu respons terhadap karunia yang diberikan kepada
seseorang melalui baptisan dan komunitas gereja dan membaginya
kepada sesama. Dalam pemahaman seperti ini, Martin Luther percaya
bahwa manusia bisa melayani Allah melalui berbagai profesi. Seseorang
harus bekerja dengan giat di dalam pekerjaannya masing-masing sebagai
panggilannya. John Calvin mengajarkan bahwa semua manusia harus
bekerja karena itulah kehendak Allah. Pekerjaan itu adalah panggilan
(vocatio) Allah. Manusia tidak boleh mengejar kekayaan, tetapi juga
12
harus menolong sesama yang membutuhkan (band. Ef. 4:28). Dengan
pemahaman ini, panggilan tidak hanya dimaknai sebagai pelayanan
ministerial di gereja, melainkan semua hal yang kita kerjakan dalam
memaknai karunia Allah.
Dengan pemahaman hidup sebagai vocatio, di mana semua orang
percaya memiliki panggilan dalam hidupnya dan diajak untuk
mengakuinya serta menjalankan panggilannya dengan baik, kita semua
sebenarnya dipanggil untuk menjadi profesional. Gereja sejak awal, telah
menjadi konteks di mana kata profesional muncul. Orang-orang yang
terpanggil secara khusus menyediakan pelayanan bagi kehidupan
masyarakat, dan melakukannya dengan komitmen dan integritas, bukan
untuk gaji atau keuntungan. Dalam mengembangkan pelayanannya,
mereka yang terpanggil harus menjadi profesional dengan definisi di atas.
Komitmen dan integritas dibungkus dengan pengembangan diri untuk
menyediakan layanan yang terbaik, agar umat bisa merasakan, turut
dikuatkan oleh karya Allah dalam hidupnya. Gereja adalah instrumen
yang dipanggil Allah untuk ikut di dalam misi-Nya. Untuk memiliki
pelayanan yang berkomitmen, berintegritas, dan selalu berkembang
(ecclesia reformata semper reformanda), gereja menyiapkan berbagai
pelayanan umum dan khusus, dan pada akhirnya kita sebut sebagai
layanan profesional.
Profesional dalam konteks masa kini berarti menyiapkan pelayan
dan warga jemaat yang berkomitmen, berintegritas, dan disiapkan secara
khusus. Ketika melakukan ini, gereja sebagai tubuh Kristus juga
berkembang sebagai organisasi dengan banyak anggota untuk pelayanan
yang tersusun dan rapi (bdk. Ef. 4: 16; 1Kor. 12: 27-30). Secara khusus
bagi HKBP, profesional berarti menjalankan panggilan dengan
komitmen, integritas, sambil terus mengembangkan diri. Apa yang perlu
terjadi dalam pelayanan ini, yaitu memeriksa dan meneguhkan kembali
komitmen dan integritas pelayan umum dan khusus yang terpanggil
dalam pelayanan gereja. Pelayanan gereja yang baik hanya bisa
dilakukan jika gereja memiliki data yang baik mengenai siapa domba
yang dipercayakan kepadanya, yang dalam masa sekarang diartikan
dalam database yang kuat.

13
Integritas para pelayan dikuatkan untuk tetap berpegang kepada
Aturan dohot Paraturan serta petunjuk pelaksanaannya sambil melihat
konteks yang dihadapinya. Pengembangan diri berarti pendidikan yang
dilakukan di berbagai level sampai kepada jemaat lokal. Perlengkapan
para pelayan penuh waktu dan paruh waktu juga menjadi krusial agar
bisa mengikuti berbagai tantangan yang muncul dari perkembangan
zaman.
Selanjutnya, semua organisasi juga membutuhkan dukungan doa
dan finansial untuk menjalankan misinya. Sentralisasi keuangan HKBP
adalah cara untuk mendukung pelayanan yang profesional. Dengan
sentralisasi, pengembangan pelayan melalui pendidikan, penguatan
komitmen dan integritas bisa terlaksana, karena kita bersama menopang
semua unsur pelayanan di HKBP, tiap orang menanggung berdasarkan
kesanggupannya.
Secara khusus bagi HKBP, tugas Penatalayanan
(Hajuarabagason) melingkupi penataan:
- Kemampuan kepemimpinan (leadership capability) untuk
mewujudkan modernisasi penatalayanan HKBP melalui 8 area
perubahan [Mental Pelayan, Organisasi, Tata Laksana, Aturan
Peraturan, Kebijakan dan Ketentuan HKBP, SDM Pelayan
HKBP, Pengawasan, Akuntabilitas, Pelayanan Publik
(jemaat/umum)].
- Sumber Daya Manusia (SDM) Pelayan HKBP untuk
mewujudkan penatalayanan SDM yang berkualitas, berjenjang,
adil dan berkelanjutan serta pelayan melayani lebih
profesionalisme sesuai poda tohonan. Semua pelayan dituntut
lebih terampil, ahli, menjunjung nilai-nilai dan code of
conduct.
- Keuangan untuk mewujudkan penatalayanan keuangan dan
aset HKBP yang transparan dan akuntabel.
- Tata kelola gereja termasuk organisasi untuk mewujudkan tata
kelola gereja yang baik (Good Church Governance) sehingga
gereja dapat berfungsi sebagai simpul-simpul pelayanan dan
pemberdayaan jemaat.
- Administrasi untuk mewujudkan penatalayanan Administrasi
HKBP yang modern melalui peningkatan Penggunaan IT
14
dalam mengembangkan pelayanan HKBP secara nasional di
Era industri 4.0.
- Infrastruktur untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur
pendukung pelayanan HKBP yang lebih maju.

Tugas penatalayanan hendaknya didasarkan pada dokumen


HKBP seperti: Konfesi, Aturan Peraturan, RPP, Agenda, RIP, Rencana
Strategis dan dokumen-dokumen HKBP lainnya. Sebenarnya tugas
penatalayanan ini sudah dilaksanakan oleh HKBP yang diterapkan secara
mendasar mulai Ephrous HKBP Pdt. T.S. Sihombing hingga saat ini.
Namun perlu untuk disempurnakan dalam konteks digitalisasi saat ini.
Dalam hal ini, penatalayanan tidak hanya menerbitkan dokumen-
dokumen penatalayanan, tetapi melaksanakan penatalayanan tersebut.
Salah satu faktor pendukung untuk keberhasilan pelaksanaan
penatalayanan adalah dengan menerapkan sistim reward & punishment
serta indikator yang jelas dan terukur.
Upaya penatalayanan yang profesional ini adalah untuk membuat
gereja lebih mandiri dalam pelayanannya. Kemandirian artinya, gereja
memiliki kesiapan dan kemampuan dalam dirinya untuk melayani umat
di segala konteks pelayanan. Selain itu, profesionalisme dapat
membentuk penatalayanan yang berkeadilan yang didasarkan pada nilai-
nilai HKBP yaitu, interdependen, kepedulian, melayani dan inklusif.
Secara khusus dalam profesionalisme dibutuhkan nilai-nilai
profesionalisme: keterbukaan, kejujuran, keadilan, transparansi,
akuntabilitas. Sehingga ini mewujudkan sukacita dalam kehidupan
bergereja bagi pelayan dan jemaat. Semuanya ini dilakukan dalam upaya
meneladani Kristus melalui pengorbanan diri, kerendahan hati serta
ketaatan (Filipi 2: 8-12). Inilah pola hidup umat percaya dalam sapaan
Paulus „kerjakanlah keselamatanmu‟ (Filipi 2: 12)

3. Prioritas Strategis HKBP, Tujuan, dan Sasaran


Sesuai dengan Rencana Strategis HKBP 2021-2024, Prioritas
Strategis HKBP adalah:
1) Pendidikan, pembinaan, dan pengembangan seluruh pelayan
HKBP di bidang pastoral, spiritualitas, kepemimpinan, dan

15
manajerial strategis yang merupakan orientasi pelayanan HKBP
tahun 2021 sebagai Tahun Pemberdayaan.
2) Penguatan semangat kebersamaan dan kepedulian di kalangan
seluruh pelayan HKBP sebagai landasan utama yang mewujudkan
dalam ketetapan resmi manajerial HKBP yang merupakan
orientasi pelayanan HKBP tahun 2022 sebagai Tahun Kesehatian.
3) Penatalayanan sumber daya HKBP yang profesional, akuntabel,
dan transparan dengan melibatkan semua internal maupun
eksternal HKBP yang merupakan orientasi pelayanan HKBP
tahun 2023 sebagai Tahun Profesionalisme Dalam Penatalayanan.
4) Penguatan sinergitas oikumene yang inklusif bersama dengan
gereja-gereja dan umat Bergama lain, baik di Indonesia maupun
di luar negeri yang merupakan orientasi pelayanan HKBP tahun
2024 sebagai Tahun Ekumenikal Inklusif.

Keempat prioritas strategis ini dilaksanakan secara bertahap dan


berkesinambungan. Momentum yang telah dibangun dari Tahun
Pemberdayaan pada 2021 dan dilanjutkan dengan Tahun Kesehatian pada
2022 perlu terus dibangun sehingga hasil-hasil yang telah dicapai pada
tahun-tahun tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan sementara
secara simultan HKBP membangun momentum-momentum baru di
tahun-tahun berikutnya. Secara konseptual, kesinambungan ini
digambarkan sebagai berikut:

16
Adapun tujuan dan sasaran Tahun Profesionalisme Dalam Penatalayanan
yang merupakan orientasi program HKBP untuk tahun 2023 adalah
sebagai berikut:
1) Sehati melanjutkan dan mendukung program-program
Pemberdayaan dan Kesehatian dengan sepuluh tujuan utama yang
telah dijalankan mulai tahun 2021.
2) Penatalayanan Sumber Daya Manusia HKBP yang berkualitas,
berjenjang, adil, dan berkelanjutan.
3) Meningkatkan panggilan para pelayan untuk melayani lebih
profesional, bertanggung jawab dan memiliki sikap perilaku yang
baik sesuai dengan tugas tohonan yang diemban.
4) Meneguhkan warga jemaat untuk melayani dengan sungguh atas
talenta yang dimiliki.
5) Perubahan perilaku pelayan dan warga dalam menata pelayanan.
6) Modernisasi penatalayanan gereja melalui delapan area perubahan
(Mental pelayan, organisasi, tata laksana, aturan peraturan,
kebijakan, dan ketentuan HKBP, SDM Pelayan, pengawan
akuntabilitas, dan pelayanan publik).
7) Penerapan sistem manajemen keuangan, aset dan administrasi
berbasis digital sehingga efektif, efisien, akuntabel, berkelanjutan,
dan mandiri untuk menopang pelayanan.
8) Terciptanya Good Church Governance sehingga gereja dapat
berfungsi sebagai simpul-simpul pelayanan dan pemberdayaan
jemaat.
9) Berjalannya sentralisasi keuangan HKBP secara efektif mulai aras
huria hingga pusat.

17
4. Program dan Kalender Kerja
4.1. Program Prioritas HKBP Tahun 2023

Kode
Program Prioritas HKBP 2023
Program
Pembinaan dan pengembangan seluruh pelayan HKBP di bidang
pastoral/spiritualitas, kepemimpinan, dan manajerial strategis.
P1
[Kelanjutan dari program-program Tahun Pemberdayaan yang
sudah dimulai sejak 2021.]
Penguatan semangat kebersamaan dan kepedulian di kalangan
K1 seluruh pelayan HKBP. [Kelanjutan dari program-program
Tahun Kesehatian yang sudah dimulai sejak 2022.]
Membangun dan menerapkan penatalayanan Sumber Daya
Manusia Pelayan HKBP yang berkualitas, berjenjang, adil, dan
PDP1
berkelanjutan untuk menghasilkan pelayan-pelayan yang
profesional.
Membangun dan menerapkan penatalayanan keuangan dan aset
HKBP yang transparan dan akuntabel untuk mendukung
PDP2
kemandirian HKBP dan selaras dengan penatalayanan SDM
HKBP.
Modernisasi penatalayanan administrasi HKBP melalui
PDP3 peningkatan Penggunaan IT dalam mengembangkan pelayanan
HKBP secara Nasional di Era industri 4.0.
Penatalayanan tata kelola gereja dan organisasi HKBP untuk
mewujudkan Good Church Governance sehingga gereja dapat
PDP4
berfungsi sebagai simpul-simpul pelayanan dan pemberdayaan
jemaat.

Definisi kode program:


P1 : Pemberdayaan 1
K1 : Kesehatian 1
PDP1 – PDP4 : Profesionalisme Dalam Penatalayanan 1 s/d 4
18
4.2. Penjabaran Program Prioritas HKBP Tahun 2023 di Aras
Pusat, Distrik dan Huria
Program Prioritas P1:
Pembinaan dan pengembangan seluruh pelayan HKBP di bidang
pastoral/spiritualitas, kepemimpinan dan manajerial strategis.
Tujuan:
Pelayan memiliki kompetensi (pengetahuan dan keahlian), tingkah laku
dan komitmen untuk memberikan pelayanan yang profesional sesuai
tugas tohonan.

Kode Aras Pusat Aras Distrik Aras Indikator


Program Resort/
Huria
P1.1 Pemberdayaan Pemberdayaan 1. 400 pelayan
Pendeta resort Pimpinan penuh waktu
tentang: Jemaat, Pendeta diberdayakan
 Kepemimpinan Fungsional, di pusat.
Transformatif bendahara dan 2. 1000
 Financial Parhalado pimpinan
Management Parartaon jemaat,
Leadership sedistrik tentang: pelayan
 Mengelola  Kepemimpinan penuh
Perubahan Transformatif waktu,
(Maret -  Financial bendahara
September). Management dan
Leadership parhalado
 Mengelola parartaon ku
Perubahan diberdayaka
(April-Oktober) n di tingkat
distrik

19
P1.2 Pastoral - - 1000 pendeta
counseling, klinis ressort dan
Anak, sikap, pendeta
komunikasi dan fungsional
social skill untuk diberdayakan
pendeta resort dan agar dapat
pendeta memberikan
fungsional pelayanan
(Februari & Mei). pastoral klinis,
anak, dan
okultisme.

P1.3 Pemberdayaan Pemberdayaan 1. Pemberd 1. 400 guru


guru huria, sintua se-distrik ayaan huria,
bibelvrow dan tentang poda sintua bibelvrow dan
diakones tohonan. se-resort diakones
berdasarkan poda tentang diberdayakan
tohonan dan poda sehingga
bersikap baik, tohonan. profesional
komunikasi & 2. Work melaksanakan
social skill shop tugas
(Februari-Juli). tugas- tohonannya
tugas sesuai
dewan konteks
dan pelayanan.
seksi. 2. Minimal 1000
orang sintua,
dewan dan
seksi
mendapat
pemberdaya
an.

P1.4 Workshop Pelayan dapat


partohonan melakukan
parompuan pendampingan
tentang KDRT, tentang KDRT,
pelecehan pelecehan
seksual, human seksual dan
trafficking human
(Februari-Juli). trafficking.

20
P1.5 Workshop ToT Workshop Guru Workshop 1. 32 Distrik
pelayan full timer Sekolah Minggu SMIRNA mengutus full
Sekolah Minggu, Sedistrik untuk timer
Remaja, Guru-guru SMIRNA ke
Naposobulung & Sekolah workshop
Mahasiswa Minggu pusat.
(Maret) se-ressort. Pelaksanaan
nya dapat
secara regional
di distrik.
2. Minimal 400
guru/pembina
SMIRNA
mengikuti
workshop
distrik
3. Seluruh Guru
Sekolah
Minggu se-
resort
mengikuti
workshop.

P1.6 Kaderisasi - - Minimal 32


Pemimpin pelayan dan
Oikumene warga mampu
(Maret). menjadi kader
pemimpin
oikumene.

P1.7 Pelatihan Workshop Sintua - 1. 60 pelayan


Pengkotbah berkotbah & siap menjadi
Kebangkitan memahami pengkotbah
Iman (Maret- liturgi KKI.
Agustus). 2. Minimal 500
Sintua
mengikuti
workshop
berkotbah dan
memahami
liturgi HKBP

21
P1.8 Pelatihan - - 100 kader
Misionaris misionaris untuk
(Maret-Juni) daerah PI.

P1.9 Pelatihan Minimal 75


evangelis evangelis terlatih

P1.10 Kaderisasi 100 kader


Pelayan Diakonia pelayan diakonia
(transformatif dan
difabel) (Maret-
Oktober)

P1.11 Pencegahan dan - - Setidaknya 18


Pengendalian distrik
HIV/AIDS oleh tersosialisasi
pelayan pencegahan dan
(Februari- pengendalian
Agustus) HIV/AIDS.

22
Program Prioritas K1:
Penguatan semangat kebersamaan dan kepedulian di kalangan seluruh
pelayan HKBP.
Tujuan:
Meningkatkan kesehatian pelayan dan warga jemaat dalam menopang
pelayanan.

Kode Aras Pusat Aras Aras Indikator


Program Distrik Resort/
Huria
K1.1 Sosialisasi dan Sosialisasi Sosialisasi Seluruh pelayan
workshop visi, dan dan workshop penuh waktu dan
misi, nilai-nilai workshop visi, misi, paruh waktu HKBP
HKBP di tingkat visi, misi, nilai-nilai memahami visi,
pusat. nilai-nilai HKBP di misi, nilai-nilai, dan
(Februari- HKBP di tingkat strategi HKBP serta
November) tingkat resort/huria. meneladani nilai-
distrik. nilai HKBP.
K1.2 Workshop - - 50 pelayan terampil
Transformasi melakukan metode
Konflik (Maret pengatasan koflik.
dan Juni).
K1.3 Konsultasi - - Terlaksana
persekutuan konsultasi dengan
kaum bapak merumuskan
(Juni) kebijakan dan
program kaum
bapak.

K1.4 Workshop - - Parompuan


leadership partohonan mampu
partohonan memimpin
parompuan dan organisasi di tempat
pengurus pelayanan masing-
parompuan masing.
distrik (April-
Agustus).

23
K1.5 Jambore Sekolah Jambore Retreat Seluruh distrik
Minggu (Maret) Sekolah Sekolah mengikuti jambore
Minggu Se- Minggu Se- sekolah minggu dan
distrik resort/Huria. retreat di tiap huria.

K1.6 Konsultasi - - Menggumuli dan


Nasional merumuskan
Pemuda kebijakan dan
(September). program pemuda
secara nasional.

K1.7 Pemberdayaan - Pemberdayaa  Pelayan dan staf


profesionalisme n jemaat Kantor Pusat
pelayan dan staf profesional bekerja secara
Kantor Pusat me untuk profesional
(Agustus). pelayanan  Jemaat
HKBP- profesional
menopang
pelayanan huria
atau resort sesuai
kebutuhan

K1.8 Kebaktian Kebaktian -  KKI


Kebangkitan Kebangunan mempersekutuka
Iman Remaja- Iman Se- n remaja dan
Pemuda HKBP distrik. pemuda secara
se-Tapanuli nasional.
Raya.  Kegiatan dihadiri
lebih dari 700
orang.
K1.9 Jubileum 100 Berdirinya -  Pelayanan difabel
Tahun Pelayanan RBM semakin
Difabel HKBP difabel berkembang.
distrik.  Distrik
mendirikan RBM
difabel.

24
K1.10 Mengembangkan - - Berkembangnya
shelter house of shelter house of love
Love HKBP HKBP untuk anak
untuk anak dengan HIV/AIDS.
dengan
HIV/AIDS.

K1.11 Pemberdayaan - -  Dosen dan tenaga


dan kebersamaan didik lembaga
dosen & tenaga STT HKBP
didik lembaga merumuskan
pendidikan kebijakan untuk
teologi HKBP. peningkatan
kualitas dosen dan
sekolah.
 Pembekalan calon
dosen sebelum
mengajar

25
Program Prioritas PDP1:
Membangun dan menerapkan penatalayanan Sumber Daya Manusia
Pelayan HKBP yang berkualitas, berjenjang, adil, dan berkelanjutan
untuk menghasilkan pelayan-pelayan yang profesional.
Tujuan:
Mewujudkan penataan SDM pelayan yang profesional sesuai konteks
pelayanan.

Kode Aras Pusat Aras Distrik Aras Indikator


Program Resort/Huria

PDP1.1 Workshop Workshop Workshop Menyelesaikan


planning planning planning workshop
implementing implementing implementing PIME untuk:
evaluation & evaluation & evaluation &  100 peserta
monitoring monitoring monitoring bagi di tingkat
bagi pelayan bagi uluan Ketua Dewan pusat.
penuh waktu. huria dan Seksi-seksi.  200
pimpinan
huria di tiap
distrik.
 Seluruh
ketua dewan
dan seksi di
tiap distrik.

PDP1.2 Workshop Workshop Workshop  100 pelayan


literasi digital literasi digital literasi digital penuh
pelayan di bagi pelayan bagi warga waktu
tingkat pusat dan uluan huria jemaat. mengikuti
(September). di tingkat workshop di
distrik. tingkat
pusat.
 200 pelayan
penuh
waktu dan
jemaat di
tingkat
distrik.

26
PDP1.3 Pembinaan  Seluruh
warga profesi tenaga
guru, dokter, profesional
petani, dan lain- dibina oleh
lain agar huria
profesional
bekerja

PDP1.4 Memperbarui Memfasilitasi Memahami dan Seluruh


peraturan dan menerapkan pelayan
kepersonaliaan mengkoordinas peraturan memahami dan
HKBP dan i sosialisasi kepersonaliaan menggunakan
menyosialisasi peraturan HKBP yang peraturan
kannya. kepersonaliaan baru. kepersonaliaan
HKBP yang HKBP yang
baru. baru.

PDP1.5 Mengembangk Menyosialisasi Menyosialisasi Aplikasi sistim


an (meng- kan aplikasi kan aplikasi kepegawaian
upgrade) sistim sistim dan database
aplikasi sistim kepegawaian kepegawaian dan kepegawaian
kepegawaian dan database database diterapkan
dan database kepegawaian di kepegawaian di secara efektif.
kepegawaian tingkat distrik. tingkat resort dan
serta huria.
menyosialisasi
kannya.

PDP1.6 Menyiapkan Memfasilitasi Menerapkan Penerapan


dan dan manajemen peraturan
menyosialisasi mengkoordina perubahan untuk kepersonaliaan
kanprogram si penerapan peraturan beserta sistim
manajemen manajemen kepersonaliaan aplikasi dan
perubahan perubahan HKBP yang baru databasenya
untuk untuk beserta sistim berjalan
menerapkan peraturan aplikasi dan dengan lancar
peraturan kepersonaliaan databasenya. tanpa
kepersonaliaan HKBP yang hambatan yang
HKBP yang baru beserta berarti.
baru beserta sistim aplikasi
sistim aplikasi dan
dan databasenya.
databasenya.

27
Program Prioritas PDP2:
Membangun dan menerapkan penatalayanan keuangan dan aset HKBP
yang transparan dan akuntabel untuk mendukung kemandirian HKBP
dan selaras dengan penatalayanan SDM HKBP.

Kode Tujuan Aras Pusat Aras Aras Indikator


Pro Distrik Huria
gram
PDP2.1 Terciptanya Menyempurna Sosialisasai Menerapkan Seluruh
penatalaya kan PPKU PPKU HKBP PPKU Pelayan
nan HKBP sesuai di tingkat HKBP di HKBP
keuangan kebutuhan distrik, resort, tingkat memahami
yang pelayan, staf, dan huria. resort dan dan
mumpuni dan huria. menerapkan
untuk sentrasilisasi PPKU beserta
menyukses keuangan. aplikasi
kan keuangan
sentralisasi HKBP.
keuangan.
PDP2.2 Membangun 1. Menyosial 1. Mene Peraturan,
dan isasikan rap sistem,
menyosialisa peraturan, kan prosedur
sikan sistem, peratu sentralisasi
peraturan, dan ran, keuangan
sistem dan prosedur sistem tersosialisasi
prosedur untuk dan dan diterapkan
untuk sentralisasi prose di tingkat
sentralisasi keuangan dur pusat, distrik,
keuangan HKBP ke untuk dan
HKBP. resort dan sentralis resort/huria.
huria. asi keua
2. Melakukan ngan
monitoring HKBP.
dan 2. Membe
evaluasi rikan
penerapan laporan
sentralisasi kemaju
keuangan an penera
HKBP di pan
tingkat sentrali
resort dan sasi keua
28
huria. ngan ke
distrik.
PDP2.3 Menyiapkan Menyosialisa Menerap  Manaje
manajemen sikan kan manaje men peruba
perubahan manajemen men han diterap
untuk perubahan di perubahan kan di
mendukung tingkat resort di tingkat tingkat
keberhasilan dan huria. resort dan pusat,
sentralisasi huria. distrik,
keuangan resort/
HKBP. huria.
 Tidak ada
kendala
yang
berarti
dalam
pelaksanaa
n sentralisa
si keuangan
PDP2.4 Pendeta Sosialisasi Workshop Mengikuti 1. Seluruh
resort, dan implementasi pelatihan praeses dan
pimpinan implementasi sentralisasi sistem bendahara
jemaat dan sistem keuangan sentralisasi distrik dan
stakeholder sentralisasi bagi keuangan. lembaga
lainnya keuangan bagi bendahara, mengikuti
mampu praeses dan parartaon, sosialisasi
memberdaya bendahara dan parhalado dan implem
kan distrik resort ntasi
kompetensi lembaga (Januari) sentralisa
keuangan (Januari) si keua
untuk ngan
menunjang 2. Seluruh
pelayanan. bendahara,
parartaon
dan
parhalado
resort
sedistrik
dapat
melaksana

29
kan sistem
sentralisasi
keuangan

PDP2.5 Modernisasi Pemantapan Sosialisasi Pemakaian Minimal


sistem dan dan aplikasi sebanyak 2/3
pengelolaan pemakaian pemakaian keuangan huria di tiap
keuangan software aplikasi dan HKBP. distrik telah
gereja. aplikasi database memakai
keuangan & keuangan aplikasi dan
database HKBP. database
keuangan keuangan
HKBP (Mulai HKBP.
Januari).
PDP2.6 Mengembang Pengembangan Pendirian Pendirian Terdapat 100
kan sumber UMKM dan UMKM dan atau unit usaha
daya unit usaha unit usaha pendamping atau UMKM
keuangan HKBP. HKBP. an UMKM HKBP.
non- HKBP.
konvensional.

PDP2.7 Pendataan Penyempurna Pengemba Pengemban  1/3 HKBP


dan an dan ngan gan mengisi
pengembang pengemba kesekretaria kesekretaria menggu
an aset, ngan database tan, database tan, badan nakan
kesekretaria fixed asset, fixed asset usaha, dan database
tan, badan badan usaha dan usaha pengisian fixed asset
usaha gereja. dan distrik. database HKBP.
kesekretaria fixed asset  Terdata
tan HKBP huria. seluruh aset
dan
keuangan
gereja.

30
Program Prioritas PDP3:
Modernisasi penatalayanan Administrasi HKBP melalui peningkatan
Penggunaan IT dalam mengembangkan pelayanan HKBP secara
nasional di Era Industri 4.0.

Kode Tujuan Aras Pusat Aras Aras Indikator


Program Distrik Resort/
Huria
PDP3.1 Terwujud Memperba Sosialisasi Menerap 1. Buku
nya rui Buku Buku kan Buku Pedo
administra Pedoman Pedoman Pedoman man
si HKBP Penatalaya Penatalaya Penatalaya Penatala
yang rapi, nan HKBP nan HKBP nan HKBP yanan
terogani edisi tahun yang baru yang baru HKBP
sir, 2011. (edisi (edisi 2023). 2023
sederhana 2023), selesai
dan menye disusun.
luruh. 2. Buku
Pedoman
Penatala
yanan
HKBP
2023
sepenuh
nya
diterap
kan.

PDP3.2 Pembaha Pelatihan Pelatihan Pelatihan dan Seluruh


ruan dan dan sosialisasi gereja
database sosialisasi sosialisasi database mahir
jemaat database database jemaat di dalam
untuk jemaat jemaat di tingkat resort mengisi dan
peningka HKBP tingkat dan huria. menggunak
tan (Pebruari- distrik. an database
pelayanan. Agustus). jemaat.

31
PDP3.3 Mendu Update Update Update Peningka
kung database database database tan isian
pelayanan jemaat jemaat jemaat database
gereja dan HKBP HKBP HKBP (mulai jemaat
sentralisa (mulai (mulai Januari). HKBP.
si Januari). Januari).
keuangan.

32
Program Prioritas PDP4:
Penatalayanan tata kelola gereja dan organisasi HKBP untuk
mewujudkan Good Church Governance sehingga gereja dapat berfungsi
sebagai simpul-simpul pelayanan dan pemberdayaan jemaat.

Kode Tujuan Aras Pusat Aras Aras Indikator


Program Distrik Resort/
Huria
PDP4.1 Mensosi  Memba Melaksana Melaksana  Seluruh
alisasikan ngun dan kan kan pelayan
Aturan mengkom sosialisasi sosialisasi di penuh
Peraturan unikasikan di tingkat tingkat resort waktu
HKBP rencana distrik. dan huria. dan
Tahun sosialisasi. parhalado
2002  Melaksana memaha
Setelah kan mi AP
Amande sosialisasi HKBP
men di tingkat Tahun
Keempat. pusat. 2002
Setelah
Amande
men
Keempat.
 AP
HKBP
Tahun
2002
Setelah
Amande
men
Keempat
diterap
kan
secara
konsisten
di seluruh
gereja
HKBP.

33
PDP4.2 Gereja Penyempurna Memperba Membuat Terbitnya
mampu an PPKU dan harui SOP SOP gereja PPKU dan
menata Aturan pelayanan. dalam Aturan
organisasi Kepegawaian penataan Kepegawai
secara Pelayan. organisasi an dan
lincah dan dan dilaksana
terbuka pelayanan. kan dengan
sehingga tertib.
mendu
kung
pelayanan.

PDP4.3 Menjadi Lomba Lomba Menjalan Seluruh


kan gereja Kebersihan Kebersihan kan program gereja
yang Gereja se Gereja gereja bersih, tampak
bersih dan Tapanuli sedistrik. rapi, dan asri. bersih, rapi,
sehat. Raya. dan asri.

5. Penjabaran dan Perencanaan Aksi Program Prioritas di Tiap


Aras
1) Dalam melaksanakan program prioritas HKBP Tahun 2023
seperti dijabarkan di atas, peran masing-masing aras adalah
sebagai berikut:
 Aras Pusat (hatopan) berperan pada tataran konsepsional dan
aksi program strategis.
 Aras Distrik berperan pada tataran penguatan program dan
advokasi.
 Aras Resort berperan pada tataran koordinasi.
 Aras Huria berperan pada tataran operasional program.

2) Setiap distrik, resort dan huria agar menyusun program kerja dan
anggaran masing-masing untuk tahun 2023 dengan mengacu pada
program prioritas HKBP 2023 di bagian 5 di atas sesuai dengan
konteks dan kebutuhan masing-masing. Minimum program-
program yang dijabarkan di bagian 5.2. yang relevan dimasukkan
dalam program kerja dan anggaran tahun 2023 di masing-masing
aras.
34
3) Seluruh level pelayanan gereja mulai dari pusat, distrik, resort dan
huria mengangkat tim kerja Tahun Profesionalisme dalam
Penatalayanan. Tim Kerja telah diangkat di akhir tahun 2022,
kemudian menyusun program dan rencana kerja berdasarkan
buku panduan ini. Program dapat disesuaikan dengan konteks dan
kebutuhan masing-masing distrik, resort dan huria. Dalam
pelaksanaan program, seluruh tim dapat bekerja sama dan
berkoordinasi di aras pusat, distrik, resort dan huria.

4) Program pusat dapat dilakukan di tingkat distrik secara regional


dengan menggabungkan distrik-distrik terdekat demi efisiensi dan
efektivitas

5) Setiap aras dapat membuat buku saku pelaksanaan program


Tahun Profesionalisme 2023

6) Setiap aras melakukan monitoring dan evaluasi terhadap


pelaksanaan setiap program. Hasilnya tercatat dan terdokumentasi
secara rapi.

6. Penutup

Demikian Buku Panduan Tahun Profesionalisme dalam


Penatalayanan 2023 ini dituliskan. Seluruh stakeholder HKBP dapat
menjalankan seluruh program sesuai dengan tugas dan aras yang dimiliki.
Kiranya Tuhan menguatkan kita semua sehingga seluruh program dapat
dijalankan dengan baik. Kiranya nama Tuhan semakin dimuliakan.

35
36

Anda mungkin juga menyukai