BUKU PANDUAN
TAHUN “PROFESIONALISME
DALAM PENATALAYANAN”
DAFTAR ISI
ii
Sub Tema ...............................................................................................11
Prioritas Strategis HKBP, Tujuan, dan Sasaran......................................15
Program dan Kalender Kerja ..................................................................18
Penjabaran dan Perencanaan Aksi Program Prioritas di Tiap Aras.........19
Penutup.....................................................................................................35
ii
i
KATA PENGANTAR
Yesus Kristus, Raja Gereja telah menyertai Huria Kristen Batak
Protestan dalam memberitakan kabar sukacita di tengah-tengah dunia.
HKBP dalam rangka mewujudkan visi “menjadi berkat bagi dunia” telah
melaksanakan orientasi pelayanan Tahun Pemberdayaan 2021 dan Tahun
Kesehatian 2022. Kita mensyukuri bahwa kedua orientasi pelayanan
tersebut berjalan dengan baik atas topangan Tuhan dan kolaborasi para
pelayan dengan warga jemaat.
Selanjutnya, HKBP menyadari pentingnya menata pelayanan gereja agar
pelayan dan warga jemaat dengan sungguh-sungguh menunaikan
panggilannya secara profesional. Penatalayan secara profesional adalah
upaya mulia gereja dalam mengerjakan keselamatannya. Oleh karena itu,
HKBP telah menetapkan orientasi pelayanan pada Tahun 2023 dengan
“Tahun Profesionalisme dalam Penatalayan” dengan tema “Kerjakanlah
Keselamatanmu dengan Takut dan Gentar (Flp. 2:12).
Buku Panduan yang dipersiapkan oleh Tim Perumus, dengan
masukan dari Rapat Praeses serta Rapat Majelis Pekerja Sinode inilah
yang menjadi dasar HKBP mulai aras pusat, distrik, resort, dan huria
untuk menyusun program pelayanannya tahun 2023. Melalui program
yang ditetapkan, HKBP dapat menatalayani secara profesional dan
mensukseskan program sentralisasi keuangan HKBP. Mari seluruh
pemangku tugas HKBP bersama dan berkolaborasi mensukseskan Tahun
Profesionalisme dalam Penatalayanan sehingga nama Tuhan semakin
dimuliakan.
1
Pendahuluan
Huria Kristen Batak Protestan memiliki visi “Menjadi berkat bagi dunia”
(Kej. 12:2). Ini diwujudkan melalui 8 misinya, yang kemudian
dirumuskan dalam satu kalimat: “menjadikan murid Kristus pelaku
Firman”. Sejalan dengan itu, berdasarkan Rencana Strategis HKBP
20212024, ditetapkan orientasi pelayanan HKBP periode 2021-2024.
Pada tahun 2021, HKBP telah melaksanakan program dengan orientasi
pelayanan sebagai Tahun Pemberdayaan. Orientasi ini menekankan
pentingnya pemberdayaan para pelayan dan warga jemaat agar lebih
mumpuni dalam pelayanan di tengah gereja dan masyarakat. Selanjutnya
pada tahun 2022, orientasi pelayanan HKBP adalah Tahun Kesehatian
dengan maksud agar seluruh pelayan dan warga jemaat, sehati sepikir
dalam pelayanan di dalam kasih Kristus.
Berdasarkan satu misi dan pilar strategi HKBP yaitu,
“mengembangkan penatalayanan (pelayan, organisasi, administrasi,
keuangan, dan aset)”, HKBP menetapkan orientasi pelayanan tahun 2023
dengan Tahun Profesionalisme dalam Penatalayanan. Pelaksanaan
orientasi ini, merupakan rangkaian dari orientasi pelayanan tahun-tahun
sebelumnya. Itu sebabnya sebagian dari program-program tahun 2021
dan 2022 akan dilanjutkan demi semakin tercapainya profesionalisme
dalam penatalayanan. Melalui orientasi tahun profesionalisme, pelayan
dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab pelayanannya sesuai tugas
tohonan. Demikian juga, para warga jemaat dapat mempersembahkan
talenta yang dimiliki untuk kebangunan dan pembangunan jemaat dan
masyarakat.
Pemahaman profesionalisme dalam penatalayanan tidak diartikan sempit
sebagai tugas administrasi dan keuangan, tetapi secara luas, yakni menata
fungsi pelayanan secara holistik untuk terlaksananya misi HKBP dan
tercapainya visi HKBP. Penataan pelayanan tersebut adalah bagian dari
tugas orang percaya dalam mengerjakan keselamatannya. Itu sebabnya
tema dari Tahun Profesionalisme dalam Penatalayanan adalah
2
“Kerjakanlah Keselamatanmu dengan takut dan gentar” (Flp. 2:12). Ini
bermakna bahwa mengerjakan keselamatan itu adalah suatu keharusan
dan dilakukan tanpa rasa beban melainkan dengan sukacita.
Pengantar
Tema ini merupakan salah satu dari ajaran Paulus mengenai
keselamatan yang meninggalkan sejumlah catatan dalam sejarah tafsir.
Bagaimana mungkin seorang Paulus berkata „kerjakanlah keselamatanmu
sendiri‟, sementara Paulus mengajarkan keselamatan adalah kasih
karunia Allah. Mengapa Paulus seolah menekankan keselamatan sebagai
keselamatan manusia sendiri dan bagaimana Paulus dapat menyajikan 2
pernyataan paradoks secara berurutan, karena di ayat 12 Paulus
memerintahkan kerjakanlah keselamatanmu sendiri, sementara di ayat 13
Paulus menerangkan bahwa Allah sendirilah yang melakukan pekerjaan
keselamatan itu.
Walaupun kita pembaca dapat tergoda untuk memahami
ungkapan Paulus ini memiliki makna agar kita bekerja untuk memperoleh
keselamatan, namun menyadari bahwa Paulus adalah rasul bagi orang-
orang bukan Yahudi yang mengumandangkan dengan teguh
memertahankan keyakinannya bahwa keselamatan oleh pembenaran
melalui iman kepada Yesus Kristus bukan diperoleh oleh pekerjaan
3
hukum-hukum Taurat, melainkan oleh anugerah Allah (Rm. 3: 28 dan
Gal. 2: 16 bnd. Yoh 3: 16), maka mau tidak mau kita harus membuka
peluang kepada pemahaman bahwa rasul Paulus mengutarakan makna
lain. Makna itu diungkapkan kepada jemaat yang pada awal suratnya
didoakan untuk memiliki kasih yang bertambah-tambah: 'Orang yang
sudah dibenarkan oleh iman adalah orang yang sudah diselamatkan.
Maka keselamatan yang sudah dianugerahkan kepadanya itu harus
menjadi keselamatan yang bekerja, keselamatan yang berkarya,
keselamatan yang menunjukkan buah-buah yang bersih, rapi, akuntabel,
kreatif, inovatif, adil, memberdayakan serta membangun yang lain,
produktif, bertanggung jawab, menyanggupkan yang lain memercayai
kita, dan dapat dipercaya. Singkat kata, yang tidak melakukan dosa.
Makna ini jugalah yang diingat rasul Paulus yang dimiliki dan telah
ditunjukkan oleh orang-orang percaya di Tesalonika (1 Tes. 1:3), yaitu
pekerjaan keselamatan mereka, usaha kasih serta ketekunan
keselamatanmu. Kita tahu bahwa etika kerja protestantisme itu
didasarkan pada firman-Nya, sehingga orang-orang percaya itu bekerja,
tidak malas (2 Tes 3: 6-15). Itulah sebabnya rasul Paulus menambahkan
harapan jemaat Filipi untuk mengerjakan keselamatannya itu 'dengan
takut dan gentar,' dengan kehati-hatian, agar berada dalam kekudusan,
karena dipantau oleh Allah penganugerah keselamatan itu, agar tidak
kedapatan bercacat di mata-Nya. Rasul Paulus sendiri melakukan apa
yang diajarkannya dalam pekerjaan misinya: bekerja keras, bekerja
inovatif, bekerja cerdas atas tuntunan Roh Tuhan dan bekerja cakap dan
berintegritas, transparan, akuntabel, dan profesional, lebih hebat dari para
misionaris lapisan pertama lainnya, Petrus dan kawan-kawan yang malah
sudah belajar di kaki rabi Yesus sekalipun, para murid lingkaran satu
Yesus.
Pada awal perkembangan kekristenan, makna keselamatan yang
aktif, rajin, teratur, rapi, profesional bekerja, kreatif, inovatif dan
konstruktif mengerjakan keselamatan itu sangat dibutuhkan jika sinar dan
garam kekristenan ingin dicapai. Itu juga yang kita sebagai HKBP telah
dan harus lebih baik lagi lakukan pada saat ini, ketika kita melihat
harapan yang tinggi dari warga dan mitra HKBP harus lakukan. Maka
4
orientasi pelayanan yang mengajak kita untuk berlaku profesional dalam
penatalayan. Hal itu sangat penting pada tahun 2023 di mana untuk
meningkatkan pelayanan HKBP dalam melakukan sentralisasi keuangan,
yang akan sangat berhasil kita lakukan jika di dalam penatalayanannya
HKBP berlaku profesional sebagai bentuk nyata dari mengerjakan
keselamatan yang sudah dianugerahi Tuhan Allah.
Berdasarkan pertanyaan hermeneutis inilah kita dapat
mengasumsikan bahwa Paulus sedang hendak menjelaskan makna baru
dari keselamatan itu sendiri, melampaui apa yang sudah diketahui dan
dialami oleh jemaat Filipi pada konteks saat itu, utamanya mengenai
tanggung jawab dalam keselamatan. Tangung jawab inilah kemudian
yang mendasari landasan teologis profesionalisme dan penatalayanan
bagi gereja-Nya HKBP tahun 2023.
Ajakan Berdiri Sendiri melalui Kehadiran dan Ketidakhadiran
Paulus
Di sepanjang bagian tengah dari surat Filipi, yakni pasal 1:112:30
secara eksplisit Paulus menampilkan kontras antara kehadiran versus
ketidakhadirannya di tengah jemaat Filipi. “Apabila aku datang aku
melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar (Flp. 1: 27)” dan
kemudian dilanjutkan dengan “bukan saja seperti waktu aku masih
hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir (Flp. 2: 12)”.
Polanya pun begitu khas mengikuti kontras ini, pasal 1: 11-26
Paulus menekankan kehadirannya di masa yang akan datang dan pasal 1:
27-2:18 Paulus menekankan ketidakhadirannya. Kemudian pada pasal 2:
19-30 ia kembali menunjukkan sedikit harapannya akan kehadirannya di
masa yang akan datang, tetapi dilanjutkan dengan salah satu fokus utama
ajarannya mengenai nasihat ketidakhadirannya di masa yang akan datang.
Selanjutnya dalam pasal 1:25-26 dia kembali menyatakan keyakinan
bahwa dia akan datang kepada mereka, tetapi dalam pasal 2: 17-18 justru
dia menyinggung terutama mengenai kemungkinan akan
ketidakhadirannya. Meski sejumlah besar ahli sepakat bahwa surat Filipi
ini adalah surat Paulus yang kaya dengan nilai persahabatan, tetapi
5
persahabatan di sini digambarkan dengan persahabatan yang mengandung
pesan atau nasihat1.
Maka gagasan pertama-tama dari ajaran Paulus adalah berdiri
sendiri di atas mereka sendiri di dalam Kristus pada waktu dia hadir atau
tidak hadir. Profesionalisme yang mandiri, bertanggung jawab,
penatalayanan mandiri. Paulus sedang membangun 'jarak yang intim' dan
relevan terhadap jemaat di Filipi pada saat ia datang maupun tidak
datang2. Meski sebagai sahabat ia meyakinkan mereka tentang
keinginannya untuk bersama dengan mereka, tetapi ketergantungan
mereka kepada Paulus tidak diperlukan karena mereka di dalam Kristus
(2: 5) dan Paulus yakin bahwa Allah sedang bekerja di dalam mereka (1:
6; 2: 12).
Pengalaman Baru dalam Ajakan Sukacita
Hal kedua terdapat sejumlah kata sukacita yang mendominasi
surat Filipi. Paulus memulai dengan sukacitanya sendiri di tengah
penderitaan (1: 18-19), kemudian ia menasihatkan sukacita kepada jemaat
Filipi (2: 2) dan pada akhir nasihatnya mendorong untuk bersukacita
bersama (2: 17-18). Akan tetapi ketika Paulus mempersiapkan jemaat
tersebut menjadi agen sukacita, ia memanggil mereka supaya bersukacita,
tetapi tanpa merujuk pada dirinya sendiri, melainkan bersukacita di dalam
Tuhan (3: 1; 4:4).
Tampak sekali upaya Paulus seperti sedang 'memaksa' jemaat
Filipi mengidentifikasi dirinya, untuk memperkuat otoritas mereka
sendiri. Paulus bahkan menggunakan berbagai pengalamannya (1: 12-26)
untuk mendorong jemaat Filipi memiliki pengalaman mereka sendiri
tentang Kristus, untuk berdiri sendiri di dalam Kristus, termasuk dalam
Filipi 2:6-11 mendorong mereka untuk mengerjakan keselamatan mereka
sendiri.
1 Stanley K. Stowers, "Friends and Enemies in the Politics of Heaven: Reading Theology
in Philippians" in Pauline Theology, Vol.l: Thessalonians, Philippians, Galatians,
Philemon (ed. Jouette M. Bassler; (Minneapolis: Fortress Press, 1991) 105-121
2 Craddock, Philippians (Atlanta: John Knox Press, 1985) 47
6
Selain berdiri sendiri di dalam Kristus, perintah Paulus di sini
menekankan pengalaman dan rasa yang baru mereka bersama Kristus,
pengalaman yang otentik jemaat Filipi dengan Kristus. Profesionalisme
dan penatalayanan bukan sekedar keahlian, tetapi segala upaya untuk
menyajikan dan menghadirkan pengalaman sukacita yang baru, oleh dan
bersama Kristus.
9
yang dipercayakan kepada seseorang untuk mengelola harta atau milik
orang lain. Dalam Perjanjian Baru disebut dengan kata oikonomia, dari
oikos (rumah) dan nemo (mengurus atau mengelola). Artinya beberapa
fungsi dari managemen rumah. Dalam Perjanjian Lama kata ini lebih
dekat kepada 'radah' artinya mengatur atau memerintah (Kej. 1: 26),
meski Septuaginta memakai kata ἀρχέτωσαν lebih luas dari kata
oikonomia itu sendiri.
Secara filologis kata ini merujuk kepada seorang kepala hamba
atau pegawai yang dipercaya, bahkan seorang putra. Tanggung jawabnya
bisa berupa tata kelola perkebunan, juru masak, tata kelola barang, dan
lain-lain.8 Ketika Yesus mengumpamakan penatalayanan ini dalam
hubungan seorang kaya yang mempunyai bendahara atau manajer,
oikonomon (Luk. 16), Ia memberi penekanan yang begitu kuat tentang
kesetiaan yang menyelamatkan bagi seorang penatalayan dalam
menjalankan tugas. Maka penatalayanan dalam gereja mula-mula melekat
pada seluruh tanggung jawab orang kristen terhadap Allah melalui
pelayanan yang berdedikasi dan dapat dipercaya atau dengan kata lain
penatalayanan yang profesional.
Penutup
Dalam perkembangan lebih lanjut, kata penatalayanan ini dalam
Perjanjian Baru tidak hanya digunakan sebagai metafora mengenai
tanggung jawab kesetiaan kepada Tuhan, tetapi juga merujuk pada
rencana atau pelaksanaan keselamatan itu sendiri yang berkaitan dengan
2. Sub-Tema
14
HKBP seperti: Konfesi, Aturan Peraturan, RPP, Agenda, RIP, Rencana
Strategis dan dokumen-dokumen HKBP lainnya. Sebenarnya tugas
penatalayanan ini sudah dilaksanakan oleh HKBP yang diterapkan secara
mendasar mulai Ephrous HKBP Pdt. T.S. Sihombing hingga saat ini.
Namun perlu untuk disempurnakan dalam konteks digitalisasi saat ini.
Dalam hal ini, penatalayanan tidak hanya menerbitkan dokumendokumen
penatalayanan, tetapi melaksanakan penatalayanan tersebut. Salah satu
faktor pendukung untuk keberhasilan pelaksanaan penatalayanan adalah
dengan menerapkan sistim reward & punishment serta indikator yang
jelas dan terukur.
Upaya penatalayanan yang profesional ini adalah untuk membuat gereja
lebih mandiri dalam pelayanannya. Kemandirian artinya, gereja memiliki
kesiapan dan kemampuan dalam dirinya untuk melayani umat di segala
konteks pelayanan. Selain itu, profesionalisme dapat membentuk
penatalayanan yang berkeadilan yang didasarkan pada nilainilai HKBP
yaitu, interdependen, kepedulian, melayani dan inklusif. Secara khusus
dalam profesionalisme dibutuhkan nilai-nilai profesionalisme:
keterbukaan, kejujuran, keadilan, transparansi, akuntabilitas. Sehingga ini
mewujudkan sukacita dalam kehidupan bergereja bagi pelayan dan
jemaat. Semuanya ini dilakukan dalam upaya meneladani Kristus melalui
pengorbanan diri, kerendahan hati serta ketaatan (Filipi 2: 8-12). Inilah
pola hidup umat percaya dalam sapaan Paulus „kerjakanlah
keselamatanmu‟ (Filipi 2: 12)
16
1) Sehati melanjutkan dan mendukung program-program
Pemberdayaan dan Kesehatian dengan sepuluh tujuan utama yang
telah dijalankan mulai tahun 2021.
2) Penatalayanan Sumber Daya Manusia HKBP yang berkualitas,
berjenjang, adil, dan berkelanjutan.
3) Meningkatkan panggilan para pelayan untuk melayani lebih
profesional, bertanggung jawab dan memiliki sikap perilaku yang
baik sesuai dengan tugas tohonan yang diemban.
4) Meneguhkan warga jemaat untuk melayani dengan sungguh atas
talenta yang dimiliki.
5) Perubahan perilaku pelayan dan warga dalam menata pelayanan.
6) Modernisasi penatalayanan gereja melalui delapan area perubahan
(Mental pelayan, organisasi, tata laksana, aturan peraturan,
kebijakan, dan ketentuan HKBP, SDM Pelayan, pengawan
akuntabilitas, dan pelayanan publik).
7) Penerapan sistem manajemen keuangan, aset dan administrasi
berbasis digital sehingga efektif, efisien, akuntabel, berkelanjutan,
dan mandiri untuk menopang pelayanan.
8) Terciptanya Good Church Governance sehingga gereja dapat
berfungsi sebagai simpul-simpul pelayanan dan pemberdayaan
jemaat.
9) Berjalannya sentralisasi keuangan HKBP secara efektif mulai aras
huria hingga pusat.
17
Kode
Program Program Prioritas HKBP 2023
18
Program Prioritas P1:
Pembinaan dan pengembangan seluruh pelayan HKBP di bidang
pastoral/spiritualitas, kepemimpinan dan manajerial strategis.
Tujuan:
Pelayan memiliki kompetensi (pengetahuan dan keahlian), tingkah laku
dan komitmen untuk memberikan pelayanan yang profesional sesuai
tugas tohonan.
19
P1.2 Pastoral - - 1000 pendeta
counseling, klinis ressort dan
Anak, sikap, pendeta
komunikasi dan fungsional
social skill untuk diberdayakan agar
pendeta resort dapat memberikan
dan pendeta
pelayanan pastoral
fungsional
klinis, anak, dan
(Februari & Mei).
okultisme.
20
P1.5 Workshop ToT Workshop Guru Workshop 1. 32 Distrik
pelayan full timer Sekolah Minggu SMIRNA mengutus full
Sekolah Minggu, Sedistrik untuk timer
Remaja, Guru-guru SMIRNA ke
Naposobulung & Sekolah workshop
Mahasiswa Minggu pusat.
(Maret) se-ressort. Pelaksanaan
nya dapat
secara regional
di distrik.
2. Minimal 400
guru/pembina
SMIRNA
mengikuti
workshop
distrik
3. Seluruh Guru
Sekolah
Minggu se-
resort
mengikuti
workshop.
P1.6 Kaderisasi - - Minimal 32
Pemimpin pelayan dan
Oikumene warga mampu
(Maret). menjadi kader
pemimpin
oikumene.
P1.7 Pelatihan Workshop Sintua - 1. 60 pelayan siap
Pengkotbah berkotbah & menjadi
Kebangkitan memahami pengkotbah
Iman liturgi KKI.
2. Minimal 500
(MaretAgustus).
Sintua
mengikuti
workshop
berkotbah dan
memahami
liturgi HKBP
P1.8 Pelatihan - - 100 kader
21
Misionaris misionaris untuk
(Maret-Juni) daerah PI.
P1.9 Pelatihan Minimal 75
evangelis evangelis terlatih
P1.10 Kaderisasi 100 kader pelayan
Pelayan Diakonia diakonia
(transformatif dan
difabel)
(MaretOktober)
P1.11 Pencegahan dan - - Setidaknya 18
Pengendalian distrik
HIV/AIDS oleh tersosialisasi
pelayan (Februari- pencegahan dan
Agustus) pengendalian
HIV/AIDS.
22
Penguatan semangat kebersamaan dan kepedulian di kalangan seluruh
pelayan HKBP.
Tujuan:
Meningkatkan kesehatian pelayan dan warga jemaat dalam menopang
pelayanan.
23
K1.5 Jambore Sekolah Jambore Retreat Seluruh distrik
Minggu (Maret) Sekolah Sekolah mengikuti jambore
Minggu Se- Minggu Se- sekolah minggu dan
distrik resort/Huria. retreat di tiap huria.
24
K1.10 Mengembangkan - - Berkembangnya
shelter house of shelter house of
Love HKBP love HKBP untuk
untuk anak anak dengan
dengan HIV/AIDS.
HIV/AIDS.
K1.11 Pemberdayaan - - • Dosen dan tenaga
dan kebersamaan didik lembaga
dosen & tenaga STT HKBP
didik lembaga merumuskan
pendidikan kebijakan untuk
peningkatan
teologi HKBP. kualitas dosen dan
sekolah.
• Pembekalan calon
dosen sebelum
mengajar
25
Program Prioritas PDP1:
Membangun dan menerapkan penatalayanan Sumber Daya Manusia
Pelayan HKBP yang berkualitas, berjenjang, adil, dan berkelanjutan
untuk menghasilkan pelayan-pelayan yang profesional.
Tujuan:
Mewujudkan penataan SDM pelayan yang profesional sesuai konteks
pelayanan.
28
PDP2.2 Membangun 1. Menyosial 1. Mene rap Peraturan,
dan isasikan kan sistem,
menyosialisa peraturan, peratu prosedur
sikan sistem, dan ran, sentralisasi
peraturan, prosedur sistem keuangan
sistem dan untuk dan tersosialisasi
prosedur sentralisasi prose dan
untuk keuangan dur diterapkan di
sentralisasi HKBP ke untuk tingkat
keuangan resort dan sentralis pusat, distrik,
HKBP. huria. asi keua dan
2. Melakukan ngan resort/huria.
monitoring HKBP.
dan 2. Membe
evaluasi rikan
penerapan laporan
sentralisasi kemaju
keuangan an
HKBP di penera
tingkat
pan
resort dan
sentrali
sasi keua
huria. ngan ke
distrik.
PDP2.3 Menyiapkan Menyosialisa Menerap • Manaje
manajemen sikan kan manaje men peruba
perubahan manajemen men han diterap
untuk perubahan di perubahan kan di
mendukung tingkat resort di tingkat tingkat
keberhasilan pusat,
dan huria. resort dan
sentralisasi distrik,
huria. resort/
keuangan
huria.
HKBP.
• Tidak ada
kendala
yang
berarti
dalam
pelaksanaa
n sentralisa
29
si
keuangan
PDP2.4 Pendeta resort, Sosialisasi Workshop Mengikuti 1. Seluruh
pimpinan jemaat dan implementasi pelatihan praeses dan
dan stakeholder implementasi sentralisasi sistem bendahara
lainnya mampu sistem keuangan sentralisasi distrik dan
memberdaya sentralisasi bagi lembaga
keuangan.
kan kompetensi keuangan bagi bendahara, mengikuti
keuangan untuk praeses dan parartaon, sosialisasi
menunjang bendahara dan dan implem
distrik parhalado ntasi
pelayanan.
lembaga resort sentralisa
(Januari) (Januari) si keua
ngan
2. Seluruh
bendahara,
parartaon
dan
parhalado
resort
sedistrik
dapat
melaksana
kan sistem
sentralisasi
keuangan
PDP2.5 Modernisasi Pemantapan Sosialisasi Pemakaian Minimal
sistem dan dan aplikasi sebanyak 2/3
pengelolaan pemakaian pemakaian keuangan huria di tiap
keuangan software aplikasi dan HKBP. distrik telah
aplikasi database memakai
gereja.
keuangan & keuangan aplikasi dan
database database
keuangan HKBP.
keuangan
HKBP (Mulai
HKBP.
Januari).
30
PDP2.6 Mengembang Pengembangan Pendirian Pendirian Terdapat 100
kan sumber daya UMKM dan UMKM dan atau unit usaha
keuangan unit usaha unit usaha pendamping atau UMKM
nonkonvensional HKBP. HKBP. an UMKM HKBP.
. HKBP.
31
PDP3.1 Terwujud Memperba rui Sosialisasi Menerap 1. Buku
nya Buku Pedoman Buku kan Buku Pedo
administra Penatalaya nan Pedoman Pedoman man
si HKBP HKBP Penatalaya Penatalaya Penatala
yang rapi, edisi tahun 2011. nan HKBP nan HKBP yanan
terogani yang baru yang baru HKBP
sir, (edisi (edisi 2023). 2023
sederhana 2023), selesai
dan menye disusun. 2.
luruh. Buku
Pedoman
Penatala
yanan
HKBP
2023
sepenuh
nya diterap
kan.
32
Program Prioritas PDP4:
Penatalayanan tata kelola gereja dan organisasi HKBP untuk
mewujudkan Good Church Governance sehingga gereja dapat berfungsi
sebagai simpul-simpul pelayanan dan pemberdayaan jemaat.
33
PDP4.1 Mensosi • Memba Melaksana Melaksana • Seluruh
alisasikan ngun dan kan kan pelayan
Aturan mengkom sosialisasi sosialisasi di penuh
Peraturan unikasikan di tingkat tingkat resort waktu dan
HKBP rencana parhalado
distrik. dan huria.
Tahun sosialisasi. memaha
2002 • Melaksana mi AP
Setelah kan HKBP
Amande sosialisasi Tahun
men di tingkat 2002
Keempat. pusat. Setelah
Amande
men
Keempat.
• AP
HKBP
Tahun
2002
Setelah
Amande
men
Keempat
diterap
kan
secara
konsisten
di seluruh
gereja
HKBP.
2) Setiap distrik, resort dan huria agar menyusun program kerja dan
anggaran masing-masing untuk tahun 2023 dengan mengacu pada
program prioritas HKBP 2023 di bagian 5 di atas sesuai dengan
konteks dan kebutuhan masing-masing. Minimum
programprogram yang dijabarkan di bagian 5.2. yang relevan
dimasukkan dalam program kerja dan anggaran tahun 2023 di
masing-masing aras.
3) Seluruh level pelayanan gereja mulai dari pusat, distrik, resort dan
huria mengangkat tim kerja Tahun Profesionalisme dalam
Penatalayanan. Tim Kerja telah diangkat di akhir tahun 2022,
kemudian menyusun program dan rencana kerja berdasarkan buku
panduan ini. Program dapat disesuaikan dengan konteks dan
kebutuhan masing-masing distrik, resort dan huria. Dalam
pelaksanaan program, seluruh tim dapat bekerja sama dan
berkoordinasi di aras pusat, distrik, resort dan huria.
35
4) Program pusat dapat dilakukan di tingkat distrik secara regional
dengan menggabungkan distrik-distrik terdekat demi efisiensi dan
efektivitas
6. Penutup
36
37