Anda di halaman 1dari 46

TOKOH TOKOH DALAM ALKITAB

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

Nama : Oliga Santrycia Parhusip

GEREJA KRISTEN PROTESTAN INDONESIA


KABANJAHE
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Saya patut panjatkan kepada Tuhan Saya Yesus Kristus
yang telah memberikan Saya kesehatan jasmani dan rohani sehingga Saya masih bisa
menikmati dan merasakan anugerah-Nya sampai saat ini.

Saya sangat bersyukur akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini sebagai tugas
Katekisasi tentang Tokoh Tokoh dalam Alkitab. Dalam makalah ini saya mencoba
menjelaskan tentang Tokoh tokoh dalam Alkitab dengan proses penggemblengan yang
dilaluinya

Saya berharap pembaca dapat memahami dengan jelas maksud dan tujuan saya
dalam membuat makalah ini dan Saya juga berharap apabila dalam isi makalah ini
belum begitu jauh lebih sempurna maka kritik dan saran sangat perlu Saya butuhkan
untuk memperbaiki karya-karya Saya di lain waktu.

Kabanjahe, 25 Oktober 2021

Oliga Santrycia Parhusip

i
DAFTAR ISI

BAB I............................................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................................2
1.3. Tujuan Makalah..........................................................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..........................................................................................................................................................2
2.1. Daud..................................................................................................................................................................2
2.2. Musa..................................................................................................................................................................5
2.3. Yosua...............................................................................................................................................................11
2.4. Raja Saul.........................................................................................................................................................13
2.5. Daniel............................................................................................................................................................19
2.6. Sara atau Sarai- Istri Abraham....................................................................................................................15
2.7. Rahel................................................................................................................................................................18
2.8. Hana................................................................................................................................................................27
`2.9. Lea..................................................................................................................................................................28
2.10.Debora............................................................................................................................................................30
BAB III.......................................................................................................................................................................32
PENUTUP.................................................................................................................................................................32
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................................32
3.2. Saran...............................................................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................................33

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Alkitab berisi sekumpulan cerita yang bersifat mendidik dan memiliki


pelajaran moral didalamnya. Alkitab adalah bacaan yang memiliki begitu banyak
manfaat dan fungsi didalamnya, maka Alkitab menjadi bacaan rohani yang terlalu
berharga untuk dilewatkan terutama oleh anak-anak. Alkitab sendiri memiliki dua
bagian yaitu, perjanjian lama dan perjanjian baru. Perjanjian lama sering kali tidak
menarik perhatian. Sebabnya sederhana saja, perjanjian lama lebih berurusan dengan
sejarah bangsa Israel sedangkan perjanjian baru menaruh perhatian yang lebih besar
kepada seluruh dunia, sehingga perjanjian lama lebih susah untuk diajarkan karena
lebih mengajarkan tentang sejarah, terlebih kepada anak usia dini. Oleh karena itu
sering kali orang - orang Kristen lebih memberikan waktu terbanyak untuk
mempelajari Perjanjian Baru, dan hanya sekali-sekali menyelidiki kitab Mazmur dan
Amsal, atau kadang-kadang ditambah dengan kitab nabi-nabi. Perjanjian Lama
merupakan bagian dari rencana Allah juga serta dasar nubuat bagi perjanjian baru.
Didalam Perjanjian Lama terdapat banyak sekali tokoh pahlawan Alkitab. Tokoh
pahlawan Alkitab merupakan orang-orang yang yang melakukan tindakan heroik dan
berkorban dalam membela kebenaran di dalam Alkitab. Oleh karena itu, tokoh
pahlawan Alkitab dapat dijadikan salah satu contoh yang baik dalam kehidupan.
mengapresiasi karakter tokoh pahlawan Alkitab dalam perancangan ini diangkat.

beberapa tokoh pahlawan Alkitab Perjanjian Lama. Perjanjian Lama sendiri


merupakan dasar dari firman Allah. Tokoh-tokoh Perjanjian Lama tersebut diangkat
dengan pertimbangan bahwa sudah diberkati dan menjalankan perintah Allah dari
sejak usia yang muda, supaya bisa menjadi contoh moral bagi anak- anak usia dini.
Perancangan karakter ini berguna membantu mengenalkan karakter tokoh pahlawan
dalam Kitab Perjanjian Lama ke dalam bentuk sajian visual yang lebih disukai dan
mudah diingat oleh anak-anak. Diharapkan dengan adanya perancangan karakter ini

1
dapat menjadi salah satu langkah awal yang baik untuk mengenalkan anak-anak usia
dini kepada tokoh yang bisa memberi contoh yang baik bagi mereka. Selain itu
perancangan ini dapat menjadi aset berharga bagi industri kreatif di Indonesia yang
dapat diaplikasikan dalam pembuatan film animasi, game, mainan, atau output lainnya.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu tokoh tokoh dalam Alkitab dengan
proses penggemblengan yang dilaluinya.

1.3. Tujuan Makalah

Adapun Tujuan makalah dalam makalah ini, yaitu untuk mengetahui siapa dan
bagaimana tokoh tokoh dalam Alkitab dengan proses penggemblengan yang dilaluinya.
1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Daud

A. Daud dan Latar Belakangnya

Setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, mereka berjalan menuju tanah perjanjian. Tanah
yang subur, kaya akan anggur dan madu. Bersamaan dengan itu zaman kepemimpinan Musa
berakhir ketika umat Israel hamper melangkahkan kakinya di tanah Kanaan. Pada waktu itu,
bangsa Israel dipimpin oleh Tuhan sendiri, Tuhan berjalan di depan mereka dengan tiang
awan di siang hari dan tiang api di malam hari. Boleh dikatakan zaman Musa dan sesudahnya
adalah jaman dimana Tuhan sendiri yang menjadi raja atas bangsa Israel. Tuhan memerintah
dan berfirman melalui perantaraan Musa,Yosua, dan hakim-hakim yang dipilih sendiri
olehNya sampai dengan Nabi Samuel.
Kemunculan Samuel sekaligus mengakhiri zaman hakim-hakim dan dimulainya zaman
raja-raja. Singkat kata, muncullah Saul, seorang yang tinggi besar, gagah, dan terhormat.
Dialah raja pertama yang dipilih orang Israel. Tentunya masih dengan campur tangan
Tuhan. Tugas pertama Saul adalah menaklukan tanah yang dijanjikan Tuhan kepada Musa,
tanah Kanaan. Karena tanah itu sudah ditempati orang lain. Di jaman Raja Saul dan Nabi
Samuel inilah Daud kecil dilahirkan.
Daud ialah cicit dari Rut dan Boas, Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang
bernama Yudea (1 Samuel 16). Ayahnya bernama Isai. Anak bungsu dari 8 bersaudara (1
Samuel 17: 12 dab), dan dipersiapkan untuk menjadi gembala. Dalam pekerjaan inilah ia
ditempa menjadi berani (1 Samuel 17:34-35). Dalam pekerjaan itu juga ia belajar
kelemahlembutan dan jiwa pengasuhan terhadap kawanan dombanya, yg di belakang hari
disyairkannya sebagai sifat-sifat Allah-nya. Seperti Yusuf, ia menderita karena niat-niat jahat
dan hati yang cemburu dari kakak-kakaknya, barangkali karena bakat-bakat yang
dikaruniakan Allah kepadanya (1 Samuel 18:28).
B. Daud Diurapi

Sesudah Allah membuang Saul dari kedudukan raja Israel, maka Allah menyatakan Daud
sebagai penggantinya kepada Samuel, yang kemudian mengurapinya di Betlehem tanpa
publisitas (1 Samuel 16: 1-13). Sebagai akibat dari tindakan Allah itu ialah undurnya Roh
Allah dari Saul. Mula-mula semuanya berjalan baik. Raja Saul berkenan dengan sang pemuda
ini dan menetapkan dia menjadi pembawa senjatanya. Lalu peristiwa yang sangat terkenal
antara Daud dan Goliat, raksasa unggulan Filistin, mengubah segala-galanya (1 Samuel 17).
Ketangkasan dan keterampilan Daud menggunakan umpannya memusnahkan kekuatan
dan mematikan raksasa Goliat, adalah awal kerontokan orang Filistin. Jalan sudah terbuka
bagi Daud untuk memetik pahala yang dijanjikan Saul, yaitu mempersunting putri raja, dan
kebebasan membayar pajak bagi sanak keluarga ayah. Daud. Tapi Raja Saul cemburu melihat
pejuang Israel yang baru ini. Sewaktu ia pulang dari pertempuran mengalahkan Goliat, kaum
perempuan Israel menyongsong dia dengan nyanyian ‘Saul mengalahkan beribu-ribu musuh,
tetapi Daud berlaksa-laksa’. Raja Saul, tidak seperti Yonatan, anaknya, Saul sangat iri, dan
tentang itu tertulis, ‘Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud’ (1 Samuel 18:7-9).

C. Daud Lari Dari Istana

Kadar permusuhan Saul terhadap Daud semakin hari semakin tinggi. Kemudian ia
dibohongi dalam hal putri yang sudah dijanjikan kepadanya, dan akhirnya dikawinkan dengan
putri Saul yang lain, yaitu Mikhal. Persetujuan perkawinan ini pun sebenarnya dimaksudkan
untuk kematian Daud (1 Samuel 18:25).
Dalam 1 Samuel 24:10 dinyatakan bahwa di istana Saul ada sekelompok orang yang
sengaja mempertajam permusuhan Saul terhadap Daud. Saul berusaha membunuh Daud
dengan lembingnya namun gagal, disusul oleh usaha berikutnya untuk memenjarakan Daud,
tapi digagalkan oleh muslihat Mikhal, istri Daud (1 Samuel 19:8-17).
Pada saat ini, anak Saul, Yonatan dan Mikhal, bersekutu dengan Daud dan menentang bapak
mereka sendiri, Saul.
Tahap-tahap berikutnya dalam kehidupan Daud ialah, dia harus terus-menerus lari dari
pemburuan Saul, yang terus berusaha membunuhnya. Tidak ada tempat persembunyian bagi
Daud yang dapat dipakai untuk waktu yang lama. Seorang Nabi atau Imam sekalipun tak
dapat memberikan perlindungan, dan orang-orang yang membantu Daud dihukum secara
kejam oleh raja yang sudah menjadi gila itu (1 Samuel 22:6-19).
Sesudah luput dari pemusnahan oleh perwira-perwira perang Filistin, Daud membentuk
kelompok Adulam, mula-mula sebagai kumpulan para pelarian dari berbagai bangsa, tapi
kemudian menjadi kekuatan perang yang menghantam penyerang-penyerang asing,
melindungi hasil tanaman dan kambing domba dari kelompok-kelompok Israel yang jauh dan
hidup dari kemurahan hati mereka. Salah seorang peternak domba yang kaya bernama Nabal,
1 Samuel 25 menceritakan peristiwa bagaimana Nabal memperkenalkan Abigail anaknya,
yang di kemudian hari menjadi salah seorang istri Daud.
Pasal 24 dan 26 dari 1 Samuel mencatat. dua peristiwa, tatkala Daud meluputkan Saul dari
kematian, kebajikan yg timbul dari perpaduan antara kesalehan dan kemurahan hati.
Akhirnya, Daud yang tak mampu mematahkan rasa permusuhan raja Saul, berbaikan dengan
raja Akhis, orang Gat, raja Filistin. Daud beroleh kota perbatasan Ziklag sebagai imbalan
karena raja Akhis sewaktu-waktu mempergunakan kelompok perang Daud. Tapi tatkala orang
Filistin keluar untuk berperang melawan Saul, perwira-perwira Filistin keberatan Daud ikut
karena mereka takut kalau-kalau ia berubah setia.
D. Daud Menjadi Raja

Sesudah raja Saul meninggal, Daud menanyakan kehendak Allah dan ia dibimbing
kembali ke tanah Yehuda, ke daerah sukunya sendiri. Di sinilah dia diurapi menjadi raja oleh
teman- teman sesukunya, dan menjadikan Hebron kota kedudukan raja. Pada saat itu umurnya
30 thn dan memerintah di Hebron 7½ tahun. Selama 2 tahun pertama pemerintahannya, terjadi
perang saudara antara pendukung Daud dan penghuni-penghuni istana Saul, yang menobatkan
Esybaal (Isyboset), anak Saul, menjadi raja di Mahanaim. Bisa saja dianggap bahwa Esybaal
tidak lebih dari boneka yang dikendalikan ‘Oleh Abner, panglima Saul yang setia. Dengan
matinya kedua orang ini karena terbunuh, maka berakhirlah perlawanan yang terorganisir
terhadap Daud. Ia diurapi menjadi raja atas ke-12 suku Israel di Hebron, dan dari sana segera
ibukotanya dipindahkan ke Yerusalem (2 Samuel pasal 3-5).

• Pendapat : setuju karena sosok Daud merupakan sosok yang wajib


kita terapkan dalam kehidupan kita walaupun Daud pernah berbuat dosa.
• Ciri-ciri dan karakter : Tanggap dan pintar bertindak, penyair, pencinta yang
lemah lembut, lawan yang bermurah hati, penegak keadilan yang kokoh, sahabat
yang setia

2.2. Musa

kelahiran di Mesir, ~1527 SM – meninggal di Gunung Nebo, dataran Moab, tepi timur
Sungai Yordan, ~1407 SM pada umur 120 tahun) adalah seorang nabi yang menyampaikan
Hukum Taurat dan menuliskannya dalam Pentateveh/Pentateukh (Lima Kitab Taurat) dalam
Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Musa adalah anak Amram bin Kehat bin
Lewi, anak Yakub bin Ishak. Dia diangkat menjadi nabi sekitar tahun 1450 SM. Dia ditugasi
untuk membawa Bani Israil (Israel) keluar dari Mesir. Namanya diceritakan sebanyak 873 kali
dalam 803 ayat dalam 31 buku di Alkitab Terjemahan Baru[10Dia benar 2 orang anak (Gersom
dan Eliezer) dan wafat di Tanah Tih (Gunung Nebo).
Musa adalah seseorang yang diutus oleh Allah untuk pergi memerdekakan bangsa Israel
dari perbudakan Mesir, dan menuntun mereka pada tanah perjanjian yang dijanjikan Allah
untuk Abraham, yaitu tanah Kanaan. Musa mesti melewati bermacam jenis kendala sebelum
kesudahannya benar-benar menerima mandat sebagai orang yang diutus oleh Allah untuk
memerdekakan bangsa Israel, misalnya: nyaris dibunuh ketika dia masih bayi, dikejar-kejar oleh
Firaun, sampai mesti menjalani hidup sebagai gembala di tanah Midian selama 40 tahun. Itu
semua diijinkan Tuhan untuk membentuk wataknya, sampai kesudahannya Malaikat TUHAN
menampakkan diri untuknya dalam peristiwa semak duri yang menyala, tetapi tidak dimakan
api.
Ketika Musa sudah menerima mandat untuk memerdekakan bangsa Israel, kuasa Tuhan
mulai menyertai Musa, ditandai dengan keadaan mujizat-mujizat yang disediakan oleh Tuhan
melewati Musa, patut ketika masa pembebasan Israel dengan tulah-tulah, maupun ketika masa
perjalanan bangsa Israel ke Kanaan.
Pada kesudahannya, Musa tidak sampai memimpin bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan,
oleh karena kesalahan perkataan Musa di Mara yang diakibatkan oleh betapa pahit hati Musa
menghadapi orang Israel. Musa hanya mengantarkan orang Israel sampai ke tepi sungai Yordan,
sebelum menyeberang ke tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan tersebut. Musa kesudahannya
dialihkan oleh orang bawahannya yang setia yaitu Yosua bin Nun, yang kesudahannya sukses
memimpin bangsa Israel masuk dan menduduki tanah Kanaan.

Garis waktu kehidupan Musa adalah sebagai berikut:


 Musa dilahirkan setelah Yusuf meninggal, di dalam pemerintahan Firaun.
 Musa berasal dari suku Lewi.
A. Etimologi Nama
Menurut Kitab Keluaran, nama Musa (Mošeh ‫ )משה‬berfaedah "diangkat dari air" dari akar
kata mšh ‫" משה‬mengangkat, menarik ke luar", menurut Keluaran 2:10:
Putri Firaun........menamainya Musa (‫)משה‬, karena katanya: "Karena aku telah menariknya
(‫ )משיתהו‬dari air."
 Dari selang orang-orang Aram dan Neo-Hitit, penduduk di Sam'al Utara, Yahudi,
menyebutkan bahwa hadir jejak-jejak kebudayaan nenek moyang pahlawan Moschos,
menunjuk untuk pahlawan Yunani Mopsus (berarti "anak sapi") yang benar beberapa
kecocokan dengan Musa. Kesamaan-kesamaan ini hanya berkisar pada kedekatan lokasi
dan kemiripan nama.
B. Latar Balik Lahir
sumber: Kitab Keluaran pasal 1
Sebelum bangsa Israel diperbudak, mereka hidup senang di tanah Mesir, yaitu selama
bangsa Mesir hadir di bawah pemerintahan Yusuf. Yusuf adalah seorang putra Israel yang
dijual ke tanah Mesir oleh saudara-saudaranya oleh karena iri hati. Namun berkat bantuan
Tuhan, Yusuf bisa melewati banyak penderitaan dan pada kesudahannya menjadi penguasa
nomor dua di Mesir, hanya setingkat langsung di bawah Firaun yang waktu itu berkuasa. Firaun
memberikan kuasa dan keyakinan penuh untuk Yusuf untuk melaksanakan apapun yang
diasumsikan Yusuf patut untuk Mesir. Kemudian Yusuf memboyong keluarganya, yaitu Yakub
(yang juga dinamakan Israel), ayahnya, beserta seluruh keluarga saudara-saudaranya, pindah ke
tanah Mesir, karena di Kanaan tempat keluarganya tadinya berdiam terjadi kelaparan hebat.
Itulah awal mulanya bangsa Israel bisa tinggal di Mesir.
Lama setelah Yusuf meninggal, kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah
tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf (tidak ingat lagi perbuatan yang berjasa Yusuf untuk
tanah Mesir). Berkatalah raja itu untuk rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan semakin
akbar banyaknya dari pada kita. Marilah kita berperan dengan bijaksana terhadap mereka,
supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan--jika terjadi peperangan--jangan bersekutu
nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini."
Oleh karenanya, raja (Firaun) itu dan rakyatnya melaksanakan sejumlah tindakan untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk Israel:

 Pengawas-pengawas rodi ditaruh atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja
paksa: mereka mesti mendirikan untuk Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan
Raamses.Namun segala hal tersebut ternyata tidak bisa menekan angka pertumbuhan
penduduk Israel. Makin ditindas, makin bertambah banyak dan mengembang mereka,
sehingga orang merasa takut untuk orang Israel itu.
 Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel memainkan pekerjaan, dan
memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat
dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan
kejam dipaksakan orang Mesir untuk mereka itu.
 Raja Mesir juga memerintahkan untuk bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani,
seorang bernama Sifra dan lainnya bernama Pua, katanya: "Apabila kamu menolong
perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu mesti memperhatikan waktu anak itu lahir:
bila anak laki-laki, kamu mesti membunuhnya, tetapi bila anak perempuan, bolehlah dia
hidup."
 Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melaksanakan seperti yang dituturkan
raja Mesir untuk mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup. Lalu raja Mesir
memanggil bidan-bidan itu dan berdialog untuk mereka: "Mengapakah kamu berbuat
demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?" Jawab bidan-bidan itu untuk Firaun:
"Karena perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir; melainkan mereka
kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin." Karenanya Allah berbuat patut
untuk bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda. Dan
karena bidan-bidan itu takut akan Allah, karenanya Dia membuat mereka berumah
tangga.
 Lalu Firaun memberi perintah untuk seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-
laki yang lahir untuk orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak
perempuan biarkanlah hidup.

C. Silsilah
Menurut catatan Alkitab, silsilah keluarga Musa dari Lewi adalah sebagai berikut:

Lewi (isteri)

Gerson Kehat Merari

Yokhebed Amram Yizhar Hebron Uziel

Miryam Harun Musa

D. Lahir dan Masa Muda


sumber: Kitab Keluaran pasal 2
Musa adalah putra Amram bin Kehat dan Yokhebed, istrinya. Yokhebed dan Kehat
adalah anak-anak Lewi. Musa benar dua orang kakak, yaitu Miryam dan Harun.
Setelah melahirkan Musa, Yokhebed melihat, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya
3 bulan lamanya. Tetapi dia tidak bisa menyembunyikannya semakin lama lagi, karenanya
diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, ditaruhnya bayi itu di
dalamnya dan ditempatkannya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; kakaknya
perempuan (Miryam) berdiri di tempat yang perkiraan jauh untuk melihat, apakah yang akan
terjadi dengan dia.
Karenanya datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-
dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah
teberau itu, karenanya disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. Ketika
dibukanya, dijaganya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah dia
untuknya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani."
Lalu bertanyalah Miryam, kakak anak itu, untuk puteri Firaun: "Akan kupanggilkah
untuk tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu
untuk tuan puteri?" Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu
memanggil Yokhebed, ibu bayi itu. Karenanya berkatalah puteri Firaun untuk ibu itu: "Bawalah
bayi ini dan susukanlah dia untukku, karenanya aku akan memberi upah untukmu." Kemudian
perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. Ketika anak itu telah akbar, dibawanyalah
untuk puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, karena
katanya: "Karena aku telah menariknya dari air.”
E. Masa Dewasa
Ketika Musa berusia 40 tahun, dia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat
kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari
saudara-saudaranya itu. Dia menoleh ke sana sini dan ketika dijaganya tidak hadir orang,
dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.
Ketika keesokan harinya dia keluar lagi, didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi.
Dia berdialog untuk yang berbuat malu itu: "Mengapa engkau pukul temanmu?" Tetapi
jawabnya: "Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pimpinan dan hakim atas kami?
Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir
itu?" Musa menjadi takut, karena pikirnya: "Tentulah perkara itu telah ketahuan." Ketika Firaun
mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa.
Tetapi Musa melarikan diri dari depan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu dia duduk
santai di tepi sebuah sumur. Adapun imam di Midian itu benar tujuh anak perempuan. Mereka
datang menimba air dan mengisi palungan-palungan untuk memberi minum kambing domba
ayahnya. Karenanya datanglah gembala-gembala yang mengusir mereka, lalu Musa bangun
menolong mereka dan memberi minum kambing domba mereka.
Ketika mereka sampai untuk Rehuel, ayah mereka, berkatalah ia: "Mengapa selekas itu
kamu pulang hari ini?" Jawab mereka: "Seorang Mesir menolong kami terhadap gembala-
gembala, bahkan dia menimba air banyak-banyak untuk kami dan memberi minum kambing
domba." Dia bercakap untuk anak-anaknya: "Di manakah ia? Mengapakah kamu tinggalkan
orang itu? Panggillah dia makan.”
Musa bersedia tinggal di rumah itu, lalu Rehuel memberikan Zipora, anaknya, untuk
Musa. Perempuan itu melahirkan 2 anak laki-laki, karenanya Musa menamainya yang sulung
Gersom, karena katanya: "Aku telah menjadi seorang pendatang di negeri asing."[27][28] dan
yang seorang lagi bernama Eliezer, karena katanya: "Allah bapaku adalah penolongku dan telah
menyelamatkan aku dari pedang Firaun."
F. Kembali ke Mesir untuk membawa Israel ke luar
Kemudian Musa diutus oleh Allah yang bercakap untuk Musa melewati seorang malaikat
dalam bentuk nyala api yang keluar dari semak yang menyala-nyala namun tidak terbakar.
Allah mengutus Musa untuk menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan. Musa pun kembali
ke Mesir untuk berkeinginan Firaun melepaskan bangsa Israel dengan ditemani Harun,
abangnya.
Firaun tidak bersedia melepaskan bangsa Israel karena hatinya dikeraskan oleh Allah
untuk menunjukkan kuasa Allah untuk manusia. Kesudahannya Allah menimpakan sepuluh
tulah untuk bangsa Mesir yang puncaknya diperingati oleh bangsa Yahudi sebagai hari raya
Pesakh atau pelepasan (Paskah zaman Perjanjian Lama menurut orang Kristen) dimana Firaun
menyerah dan membiarkan bangsa Israel pergi. Pada hari itu yaitu tanggal 15 bulan Nisan (~25
April 1446 SM) bangsa Israel dibawa oleh Musa ke luar dari Mesir.
Musa memimpin bangsa Israel dari Mesir menuju tanah perjanjian yang berlimpah susu
dan madunya, yaitu tanah Kanaan. Ketika mulai keluar dari Mesir, sang Firaun mengubah
kelicikannya dan mengejar kembali orang Israel. Musa kemudian membelah Laut Merah
sehingga rakyat Israel yang nyaris terkejar bisa menyeberang dan kemudian Musa
menenggelamkan para pengejar yang berupaya menangkap kembali orang Israel. Selama
perjalanan, bangsa Israel terus mengeluh dan mencobai Allah sehingga Allah marah dan
menghukum Israel mengembara di padang pasir 40 tahun.
Musa menerima Sepuluh Perintah Allah di bukit Sinai, dan menerima peraturan-peratuan
peribadatan dan hukum-hukum sipil yang dilakukan oleh bangsa Israel sampai hari ini. Allah
dengan perantaraan Musa melaksanakan banyak mujizat untuk bangsa Israel yang tidak percaya
seperti memberikan manna, air, dan burung puyuh untuk menjadi makanan pokok orang Israel
selama di gurun sehingga mereka tidak kelaparan maupun kehausan. Setelah 40 tahun lamanya
memutari jazirah Arab, bangsa Israel sampai ke tanah Kanaan, namun Musa dilarang Allah
untuk memasukinya, karena pernah berdosa kepada-Nya.
G. Kematian Musa
Sebelum matinya, naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas
puncak Pisga, yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan untuknya seluruh
negeri itu. Dan berfirmanlah TUHAN untuknya [Musa]: "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan
sumpah untuk Abraham, Ishak dan Yakub; demikian: Untuk keturunanmulah akan Kuberikan
negeri itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak
akan menyeberang ke sana."
Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, berlandaskan dengan firman
TUHAN. Dan dikuburkan-Nyalah dia [Musa] di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-
Peor, dan tidak hadir orang yang kenal kuburnya sampai hari ini.
Kepemimpinan Musa selanjutnya dialihkan oleh Yosua bin Nun, seorang jenderal yang takut
akan Tuhan.

2.3. Yosua

Kitab Yosua mengandung sejarah bangsa Israel sejak masa kematian Musa hingga
masa kematian Yosua. Setelah kematian Musa, Yosua, karena sebelumnya telah ditunjuk
sebagai pengganti Musa, menerima perintah dari Allah untuk menyeberangi Sungai Yordan.
Dalam melaksanakan perintah ini, Yosua mengeluarkan perintah kepada para tua-tua suku
untuk menyeberangi Sungai Yordan. Ia juga mengingatkan suku Ruben, suku Gad, dan
setengah dari suku Manasye tentang janji yang mereka telah berikan kepada Musa untuk
menolong saudara- saudara mereka.
Kitab ini pada dasarnya terdiri atas tiga bagian:

• Sejarah perebutan tanah Kanaan (pasal 1 – 12).

• Pembagian tanah kepada suku-suku Israel, penetapan kota-kota perlindungan,


penyediaan kebutuhan untuk suku Lewi (pasal 13 – 22), dan pengiriman suku-suku di
sebelah timur ke tempat-tempat tinggal mereka.
• Kata-kata perpisahan dari Yosua, disertai laporan tentang kematiannya (pasal 23 – 24).
Bagian tentang penaklukan Kanaan mencakup:

• Rahab (Yosua pasal 2). Yosua mengutus dua mata-mata dari Sitim untuk menyelidiki
kota Yerikho. Mereka diselamatkan oleh Rahab dengan taktiknya yang brilyan
sehingga tidak jatuh ke tangan raja Yerikho. Sebagai ganjarannya, mereka berjanji
untuk tidak menyerang Rahab kelak ketika mereka menyerbu kota itu.
• Penyeberangan Sungai Yordan (Yosua pasal 1, 3 dan 4). Setelah mengulangi
kewajiban untuk mengikuti mitzvah, Yosua memerintahkan bangsa Israel untuk maju,
dan mereka meninggalkan Sitim. Ketika tiba di Sungai Yordan, Yosua meramalkan
bahwa Tabut perjanjian akan menyeberangi Yordan secara ajaib. Begitu tabut itu tiba
di sungai, sebuah mujizat pun terjadi, dan sungai itu berhenti mengalir dan segera
mengering, karena itu para imam yang memikulnya berhenti untuk membiarkan
seluruh bangsa Israel menyeberang. Untuk memperingati peristiwa ini, Yosua
memerintahkan pembangunan dua tugu peringatan: satu di dasar sungai itu sendiri,
dan satu lagi di tepi barat sungai itu, di Gilgal (yang saat itu belum diberi nama ini),
tempat bangsa Israel berkemah.

Yosua dan bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan

Pengkhitanan bangsa Israel (pasal 5:1-12). Bangsa Israel disunat di Gibeath-


Haaraloth (yang artinya bukit kulit khatan). Kemudian hal ini dijelaskan bahwa orang-orang
ini dilahirkan di padang gurun sehingga belum dikhitankan. Karena itu mereka dikhitan, dan
daerah itu dinamai Gilgal untuk mengenangnya (Gilgal terdengar seperti Gallothi – Aku telah
membuang, tetapi mungkin arti yang lebih tepat adalah lingkaran batu-batu yang
ditegakkan).
Panglima Bala Tentara TUHAN (pasal 5:13-15). Dalam ayat-ayat ini dikisahkan
kedatangan seorang panglima bala tentara TUHAN dengan pedang yang terhunus, dan Ia
memerintahkan Yosua melepaskan kasutnya (segera perintah ini ditaati oleh Yosua) karena
tanah tempat Yosua berdiri itu kudus.
Pertempuran Yerikho (pasal 6) – Setelah mengepung Yerikho, bangsa Israel
mengelilinginya sekali selama enam hari berturut-turut, dan pada hari yang ketujuh mereka
mengitarinya tujuh kali, dan setiap kali sambil meniupkan trompet mereka dengan keras dan
berteriak. Pada putaran yang terakhir tembok kota itu runtuh, dan penghuninya, kecuali
Rahab dan keluarganya, dibantai. Lalu diumumkan kutukan agar kota itu tidak dibangun
kembali.
 Ciri-ciri dan Karakteristik : Berjiwa Pemimpin yang bisa mengatur Bangsa Israel,
Patuh terhadap Tuhan, Tegas, Cepat Bertindak
 Pendapat : setuju, karena Yoshua dapat memimpin Bangsa Israel
debgan baik, dan dapat melaksanakan perintah Tuhan.

2.4. Raja Saul

1 Samuel 9 diceritakan bahwa Saul masih tinggal dan bekerja di rumah


ayahnya. Saul adalah putra Kish, seorang Benyamin, 'yang terkecil dari suku-suku
Israel,' dan yang paling kecil dari suku-suku itu ( 1 Samuel 9:21 ). Secara fisik, dia
adalah pemuda yang tampan.

Ketika itu, Saul sedang mencari keledai yang hilang. Ia bertemu dengan
Samuel, yang diutus Tuhan untuk menemuinya. Mereka makan bersama, dan
keesokan harinya Samuel memberi tahu pada Saul bahwa ia akan menjadi raja lalu
mengurapinya dengan minyak. Samuel meminta Saul untuk meninggalkan kota itu
dan bergabung dengan sekelompok nabi di Gibea untuk melakukan penyembahan. Di
sana, Saul tersentuh oleh Roh Tuhan dan bernubuat bersama mereka, lalu kembali ke
rumahnya untuk menunggu.

Tujuh hari kemudian, Samuel mengumpulkan bangsa Israel di Mizpa. Dia


mengumumkan kalau Tuhan akan memberikan kepada mereka seorang raja. Saul
yang mencoba bersembunyi di antara barang-barang, tapi Tuhan mengungkapnya
dan Saul akhirnya dihadirkan ke hadapan majelis.
Saul dengan cepat menjadi pemimpin. Ia menyelamatkan orang-orang di Yabesh
Gilead, dan memanggil orang-orang untuk menyembah Tuhan atas kesuksesan
mereka (1 Samuel 11). Pemerintahan Saul berlangsung selama 42 tahun. Sebagian
besar waktunya dipakai untuk berperang melawan negara-negara termasuk Filistin,
Moab, Edom, dan Amalek.
Saul memulai tugasnya dengan baik akan tetapi ketidaktaatannya
memelesetkan apa yang seharusnya menjadi suatu kepemimpinan yang luar biasa
atas bangsa Israel, yang dilandasi penghormatan kepada Allah. Bagaimana bisa
seseorang yang dekat pada Allah pada awalnya berakhir dalam kondisi kehilangan
kendali dan tidak menyenangkan Allah? Supaya kita mengerti bagaimana kehidupan
Saul menjadi kacau, kita harus mempelajari orang itu sendiri. Siapakah Raja Saul,
dan apa yang harus kita pelajari dari kehidupannya?
Nama "Saul", dari bahasa Ibrani yang diucapkan sha-ul, bermakna "diminta."
Saul adalah anak laki-laki Kish dari suku Benyamin. Saul berasal dari keluarga yang
mencukupi (1 Samuel 9:1) dan dalam rupa berkulit gelap, berbadan tinggi, dan
berwajah tampan. Firman menyatakan "tidak ada seorangpun dari antara orang Israel
yang lebih elok dari padanya: dari bahu ke atas ia lebih tinggi dari pada setiap orang
sebangsanya" (1 Samuel 9:2). I merupakan pilihan Allah untuk memimpin bangsa
Israel yang berserakan, kumpulan suku-suku yang tidak mempunyai pemimpin
selain Allah dan tidak mempunyai pemerintahan secara formal. Di dalam masa yang
sukar, beberapa tokoh akan muncul tetapi tidak pernah menggabungkan keduabelas
suku menjadi satu bangsa. Bertahun-tahun sebelum kepimpinan Saul, nabi Samuel
menjadi pemimpin agama Israel tapi ia bukanlah raja. Sebaliknya, Israel dipimpin
oleh beberapa hakim yang berkuasa dalam isu domestik (1 Samuel 8). Akan tetapi
mereka tidak berdaya untuk memimpin di kala perang. Kita tidak bisa memungkiri
bahwa Samuel maupun Saul tinggal di masa yang penuh dengan gejolak. Kaum
Filistin merupakan musuh bebuyutan Israel, dan pertempuran seringkali terjadi di
antara mereka secara rutin (1 Samuel 4). Oleh karena ancaman perang yang terus
menerus, bangsa Israel mendesak Samuel untuk menunjuk suatu raja yang akan
memimpin mereka (1 Samuel 8:5).
Meskipun permintaan Israel supaya diberi seorang raja bukanlah permintaan yang
menyenangkan bagi Samuel, Allah memperbolehkannya. Bangsa itu telah menolak
Allah sebagai raja mereka, meninggalkan Dia, dan menyembah dewa lain (1 Samuel
8:6-8). Allah memerintah Samuel mengurapi seorang raja sesuai permintaan bangsa
Israel, namun Allah juga menghimbau "peringatkanlah mereka dengan sungguh-
sungguh dan beritahukanlah kepada mereka apa yang menjadi hak raja yang akan
memerintah mereka" (1 Samuel 8:9). Dengan demikian, tugas Samuel adalah
menunjuk raja dari antara orang-orang itu. Saul ditunjuk sebagai raja pertama semua
suku Israel secara rahasia (1 Samuel 10:1) sebelum dipilih di depan umum dari
seluruh populasi Israel yang berkumpul (1 Samuel 10:17-24).
Kepemimpinan Saul atas Israel dimulai secara damai sekitar tahun 1010
S.M., akan tetapi damai itu tidak akan bertahan lama. Salah satu peristiwa yang
paling terkenal dalam kehidupan Saul adalah pertempuran dengan kaum Filistin di
lembah Elah. Disini Goliat mengejek Israel selama 40 hari sampai seorang anak
gembala bernama Daud membunuhnya (1 Samuel 17). Selain kejadian yang
menakutkan dan penuh dengan ketidakpastian, Saul merupakan pemimpin militer
yang kompeten. Kompetensi itu terlihat ketika kepemimpinannya dipertegas dengan
kemenangannya di Yabesh-Gilead. Sebagai ungkapan kemenangannya, sekali lagi ia
dinyatakan sebagai raja di Gilgal (1 Samuel 11:1-15). Darisana ia akan memimpin
bangsanya memenangkan beberapa pertempuran militer di masa kejayaannya. Akan
tetapi, ada beberapa kesalahan yang serius terjadi, mulai dari penyembelihan kurban
yang tidak sah (1 Samuel 13:9-12), yang mengawali kejatuhan Saul dari
kepemimpinan. Kejatuhan ini berlanjut ketika ia tidak memusnahkan seluruh kaum
Amalek dan ternak milik mereka seperti apa yang telah diperintahkan oleh Allah (1
Samuel 15:3). Ia mengabaikan perintah langsung dari Allah dan meloloskan hidup
Raja Agag beserta ternak yang dipilihnya. Ia mencoba menutupi kesalahannya
dengan berbohong kepada Samuel, yang sama pengertiannya dengan berbohong
kepada Allah. Ketidaktaatan ini merupakan garis akhir baginya karena sejak itu
Allah menarik kembali RohNya dari Saul. Putusnya hubungan antara Allah dan Saul
merupakan salah satu kisah yang sangat menyedihkan di dalam Firman.
Walaupun Saul diperbolehkan menyelesaikan hidupnya sebagai raja, ia
diganggu oleh roh jahat yang menyiksanya dan membawa masa-masa kegilaan.
Masa akhir kehidupan Saul sangat tragis dimana ia mengalami depresi yang
mendalam. Akan tetapi, seorang lelaki muda yang dibawa ke dalam pelataran raja
bernama Daud dapat menenangkan hati raja ini dengan memainkan musik. Sang raja
menganggap Daud sebagai kalangannya sendiri, tetapi semua ini berubah ketika
Daud mulai naik daun sebagai pemimpin militer yang berbakat. Ini dipertegas dalam
lagu pujian yang muncul di jaman itu "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi
Daud berlaksa-laksa" (1 Samuel 18:7). Ketika Saul menyadari Allah menyertai
Daud, maka ia mencari tiap kesempatan untuk membunuh Daud. Daud pun berhasil
menghindar upaya pembunuhan terhadap dirinya berkali-kali dengan bantuan anak
sang raja, Yonatan, dan anak perempuan sang raja, Mikhal.

Tahun-tahun terakhir dalam kehidupan Saul membawa penurunan dalam


pelayanannya terhadap bangsanya maupun nasibnya sendiri. Ia menghabiskan
banyak harta maupun waktu dalam berupaya membunuh Daud yang seharusnya ia
gunakan untuk memperkuat posisinya atas kemenangan yang pernah dicapai di masa
kejayaannya, dan karena ini kaum Filistin menilai adanya kesempatan untuk
mengalahkan Israel. Setelah kematian Samuel, pasukan Filistin berkumpul untuk
menyerang Israel. Saul takut dan berusaha berkomunikasi dengan Tuhan, namun ia
tidak dijawab baik melalui Urim maupun melalui para nabi. Meskipun ia telah
mengusir para penenung dan penyihir dari wilayahnya, Saul menggunakan samaran
dan menghubungi seorang penenung di Endor. Saul meminta penenung itu
menghubungi Samuel yang sudah meninggal. Rupanya Allah turut bercampur tangan
sehingga Samuel menampakkan diri pada Saul. Samuel mengingatkan Saul akan
nubuatnya bahwa kerajaan akan dicabut dari tangan Saul. Ia memberitahu Saul
bahwa bangsa Filistin akan mengalahkan Israel dan Saul serta anak-anaknya akan
dibunuh (1 Samuel 28). Pasukan Filistin benar mengalahkan Israel dan membunuh
anak Saul, termasuk Yonatan. Saul terluka parah dan meminta pembawa
perlengkapan perangnya membunuhnya supaya pasukan Filistin tidak dapat
menyiksanya. Karena ketakutan, sosok pembawa perlengkapan perangnya menolak,
dan Saul menjatuhkan diri ke atas pedangnya, diikuti pula oleh pembawa
perlengkapan perangnya.
Ada tiga pelajaran yang kita dapatkan dari kehidupan Raja Saul. Pertama,
taatilah Tuhan dan lakukanlah kehendakNya. Dari permulaan kepemimpinannya,
Saul mempunyai kesempatan yang bagus untuk menjadi tolak ukur bagi semua raja
yang akan datang. Yang diperlukan darinya hanyalah mencari Tuhan dengan
sepenuhnya, menaati perintahNya dan menyelaraskan kehendaknya dengan
kehendak Allah, maka dari sana kepemimpinannya akan satu jabatan yang
menghormati Allah. Akan tetapi, seperti banyak kasus lain, Saul memilih jalan lain
dan menjauh dari Allah. Kita menemui contoh ketidaktaatan yang sempurna dimana
Allah memerintahkan dia untuk membunuh semua kaum Amalek, tetapi Saul
menyisakan raja Amalek beserta rampasan perang. Saul menggandakan
kesalahannya dengan membohongi Samuel tentang kejadian ini. Ia membuat klaim
bahwa rakyatnya yang menyisakan hewan ternak itu (1 Samuel 15). Tindakan ini,
beserta berbagai tindakan lain sepanjang jabatannya, menjelaskan bahwa ia tidak
layak dipercayai menjadi alat bagi kehendak Allah.
Pelajaran kedua yang dapat kita camkan adalah jangan menyalahgunakan
kuasa yang dipercayakan kepada kita. Pastilah kita bahwa Raja Saul
menyalahgunakan kuasa yang telah Allah percayakan kepadanya. Alasan yang
mendasar dari penyalahgunaan ini adalah kesombongan yang seringkali merasuki
hati ketika orang sedang melayani dan menghormati kita. Dengan berjalannya
waktu, penghargaan dapat membuat kita percaya bahwa kita sebetulnya orang yang
istimewa dan layak dipuji. Ketika ini terjadi, kita seakan lupa bahwa Allah yang
sebenarnya berkuasa dan hanyalah Dia yang berkuasa atas segalanya. Allah mungkin
memilih Saul karena dirinya rendah hati, tetapi dengan berjalannya waktu sifat
rendah hati itu digantikan dengan sifat yang egois dan kesombongan yang merusak
kepemimpinannya.

Adapula pelajaran bahwa kita harus memimpin sebagaimana Allah menghendaki


kita memimpin. 1 Petrus 5:2-10 adalah panduan sempurna dalam memimpin orang
yang telah Allah percayakan pada kita: "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang
ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak
Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang
dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan
domba itu. Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima
mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu. Demikian jugalah kamu, hai orang-orang
muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah
dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak,
tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Karena itu rendahkanlah dirimu di
bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa
yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan
iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia
menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang
telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan
melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu
menderita seketika lamanya." Betapa berbeda kehidupan Saul jika ia menaati
prinsip-prinsip ini. Raja Saul tidak mungkin kekurangan nasihat yang bijaksana.
Dengan mengabaikan Allah dan nasihatNya, Saul memperbolehkan kesehatan rohani
bangsanya melemah, mengasingkan mereka dari Allah.
2.5. Daniel

Daniel merupakan salah satu orang yang ditawan ke Babel ketika Yerusalem
dikalahkan dan dihancurkan oleh pasukan Nebukadnezar . Selama di Pembuangan Daniel bisa
dikatakan sebagai orang yang pintar sehingga dalam pemerintahan Raja Darius yang
merupakan orang Media, Daniel diangkat menjadi salah satu pejabat tinggi yang membawahi
wakil-wakil raja. Mereka bertanggung jawab memberi laporan kepada raja.Dalam
pemerintahannya Daniel memiliki talenta yang lebih dari pada pejabat pemerintah yang
lainnya. Hal inilah yang membuat raja Darius berniat mengangkatnya menjadi kepala
pemerintah atas seluruh kerajaanya. Hal ini dilakukan Darius mungkin karena ia hendak
mengubah susunan pemerintahannya yang hanya akan dikepalai oleh satu orang.Raja Darius
melihat talenta yang dimiliki oleh Daniel sehingga ia mau mengangkat Daniel menjadi kepala
pemerintah atas seluruh wilayah kekuasaanya. Oleh karena rencana raja yang ingin
mengangkat Daniel menjadi kepala pemerintah atas seluruh wilayah kekuasaanya membuat
para pejabat yang lainnya cemburu kepada Daniel dan mencari cara untuk bisa menjatuhkan
Daniel (4-9). Tetapi ketika mereka mencari cara mereka tidak mendapat satu kesalahan yang
ada pada diri Daniel karena Daniel adalah orang yang setia. Sehingga mereka bersepakat
untuk mencari kesalahan dalam hal ibadah yang dilakukan Daniel. Mereka kemudian
menghadap raja lalu mengatakan kepada Raja bahwa semua penguasa dan wakil raja, para
menteri dia bupati
telah sepakat bahwa dalam tiga puluh hari barang siapa yang meminta permohonan keada
dewa atau manusia kecuali kepada raja Darius maka mereka akan dibuang ke goa singa. Dan
meenyuruh raja mengeluarkan perintah untuk menyembahnya.
Dan akhirnya raja setuju dan mengeluarkan surat perintah dan larangan.Hal ini mereka
lakukan karena dengan cara inilah mereka dapat menjatuhkan daniel. Jelas pada ayat ke-8
mereka mengusulkan kepada raja agar mengeluarkan sebuah dektrit, “barangsiapa yang dalam
tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali
kepada tuanku, ya raja maka ia kan dilemparkan ke dalam gua singa maka ia akan
dilemparkan ke dalam gua Singa. Dektrit itu akan membuat Daniel akan murtat dari
keyakinannya bila ia ingin mempertahankan kedudukannya dalam kerajaannya, serta akan
membuat Daniel mati bila mempertahankan keyakinannya. Mengapa karena keputusan itu
memiliki hubungan dengan keyakinan Daniel sendiri. Ia akan dicampakkan ke dalam gua
singa, tempat hukuman yang terakhir bagi orang penjahat atau pemberontak dalam kerajaan
Persia. Usulan itu merupakan usulan yang membuka jalan agar raja Persia dihormati sebagai
seorang yang memiliki sifat keilahian, namun tidak mengetahui apa yang dibalik itu, Darius
menyetujui apa yang dimintakan oleh para pejabat itudan wakil raja tersebut.
Meskipun surat itu telah ditandatangani oleh raja, namun hal ini tidak membuat Daniel
takut ia tetap berdoa kepada Tuhan (ayat 11). Daniel tidak dapat ditakut-takuti dengan
ancaman apapun sebab keteguhan hatinya kepada Tuhan. Imannya tetap teguh dan terus
bertumbuh sehingga ia memiliki kasih dan pengharapan kepada Tuhan. Karena kasih yang
dimiliki oleh Daniel kepada Tuhan sehingga ia tetap setia meskipun ancaman di depannya
begitu luar biasa dimana ketika ia tidak taat kepada perintah raja maka ia akan dilemparkan ke
dalam goa singa. Gua; secara lebih tepat kata ini dapat bererti “lobang”, “kolam” atau
“perigi”. Menurut ayat 18 mulut lobang itu dapat ditutupi dengan sebuah batu dan menurut
ayat 23 (dalam bahsa Aram) Daniel harus ditari ke atas (atau diangkat) dari lobang itu.Dalam
Handbook To The Bible dikatakan bahwa gua singa;kemungkinan besar merupakan suatu
benda tertutup yang bagian atasnya terbuka dan ada serambi untuk penontong di
sekelilingnya, selain itu pada sisinya ada sebuah pintu masuk kecil yang disegel oleh raja
Darius.Tentu ketika melihat gamabaran mengenai gua tersebut bisa dikatakan bahwa semua
orang pasti akan takut dengan hal itu dan tidak akan melawan perintah raja. Tetapi Daniel
tidak takut dengan hal itu. Daniel tetap menunujukkaN kesetiaannya kepAda Tuhan melalui
persekutuannya dengan Allahnya. Hal ini bisa dilakukan Daniel karena ia mempunyai
pandangan yang benar. Dalam kehidupan sehari- harinya, ia selalu memandang Yerusalem,
kota yang dipilih Allah. Dimana tempat ini didirikan bait suci Allah oleh Salomo. Salomo

13
mengungkapkan keinginannya kepada Allah.

14
Allah yang disembah oleh Daniel. Darius menyuruh seluruh kerajaan yang ia kuasai harus
takut dan gentar kepada Allahnya Daniel.

Dari kesetiaan dan ketekunannya kepada Tuhan dapat menolongnya dari singa-singa
dan singa yang ada dalam gua itu tidak menerkam Daniel dan memakannya. Hal inilah yang
membuat raja memerintahkan untuk mengeluarkan Daniel dari goa singa itu dan memberi
perintah untuk menghukum semua orang yang telah menfitnah Daniel bahkan dikatakan
mereka dihukum bersama keluarganya. Orang-orang yang menuduh Daniel dihukum dengan
hukuman yang mereka rencanakan untuk dia; bnd Est 7:10, dimana Haman disulakan pada
tiang yang didirikannya untuk Mordekahi. Dalam Ulangan 19:16-19 terhadap hukuman
seorang saksi dusta, yaitu “kamu harus melakukannya sebagaimana ia bermaksud
memeprlakukan saudaranya. Baik mereka maupun anak-anak dan isteri mereka; meskipun
terdapat hukum dalam kitab Ulangan yang tujuannya iala untuk menghentikan kebiasaan
seperti itu (lih. Ul 24:16 bnd. 2 Raj 14:6), tetapi pada zaman Perjanjian Lama semua anggota
keluarga dianggap sebagai yang terlibat dalam kesalahan seseorang, dan mereka semua harus
dihukum (bnd. Bil 16:27-33; 2 Sam 21:5-9; Est 9:13-14). Penyususunan kitan Daniel mungkin
sudah lupa betapa besar jumlah orang yang sepakat untuk menuduh Daniel.
Tujuannya supaya gua itu tidak menjadi gua sembarangan. Raja memberikan kekhusussan
terhadap gua dimana daniel dimasukkan. Oleh karena itu tidak sembarangan orang yang dapat
memasuki gua itu atau berbuat sesuatu terhadap gua itu. Malamnya Darius tidak dapat tidur, ia
terus-menerus mengkhwatirkan keadaan daniel di dalam gua. Raja Darius begitu prihatin
terhadap daniel, sehingga ia berpuasa; ia juga tidak menyuruh datang penghibur-penghibur
dan ia tidak dapat tidur. Bahkan pagi-pagi sekali ia ke Gua singa. Mengapa ia pergi ke gua
singa? Sebab ia menaruh pengharapan, bahwa Allah Daniel akan melepaskan Daniel dari
kematian. Itulah sebabnya, begitu sampai di gua ia berseru. “Daniel, hamba Allah yang hidup,
Allahmu yang kau sembah dengan batu (terjemahan lain: kau layani dengan tetap), telah
sanggupkah ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?” Dari perkataan itu, raja Darius
menyatakan bahwa;

a. Allah Daniel adalah Allah yang hidup.

b. Daniel adalah hamba Allah yang hidup itu.

c. Daniel dikenal sebagai pelayan Tuhan yang setia.


d. Darius sangat mengharapkan Allah yang berkuasa itu melepaskan Daniel.

Dari gambaran raja Darius itu mengingatkan kita pada Pontius Pilatus, yang walaupun
mengakui bahwa ia tidak mendapati kesalahan apa pun pada Yesus, bahkan hendak menolong
suaya Yesus terlepas dari hukuman, ia tidak dapat berbuat apa-apa karena terdesak oleh kaum
Farisi yang kukuh akan hukum Taurat oleh suara oranng banyak. Daniel mebuktikan dirinya
percaya dan cinta serta mengenal Allahnya dengan kenyataan sembayangnya. Lebih lagi
perkara ini, sebab di bawah ancaman kematian sekalipun ia tetap bersekutu dengan Allahnya,
sebagai kekasihnya. Daniel tidak diterkan oleh Singa, karena Malaikat Tuhan mengatupkan
mulut singa-singa it, sebab ternyata tidak ada kesalahannya dihadapan Allah. Melihat Daniel
masih hidup maka bergembiralah hati raja itu. Ia sanga senang karena yang ia kasihi tidak
diapa-apakan oleh singa di dalam gua. Allahnya menyelamatkannya. Hal ini berarti bahwa
Allah tidak akan mebiarkan umat-Nya yang selalu setia kepada-Nya, beribadah kepadaNya
dan menaati perintah-Nya.

Melihat `mujizat yang berlaku dalam kehidupan Daniel, raja Darius tercengang.
Setelah itu ia mengirimkan surat penyataan dan perintah meuliakan Allah. Ini semua
disebabkan karena daniel dapat menjadi saksi dari Allahnya. Hasil yang diperoleh oleh Daniel
dari kesetiaannya kepada Tuhan Allah ialah kebahagiaan.

2.6. Sara atau Sarai- Istri Abraham

Sara atau Siti/Sayyidah Sarah (bahasa Ibrani:


ׂ
ָ‫רה ש‬, Standar Sara Tiberias Śārāh ; "Putri";
bahasa Arab: ‫ ;سارة‬bahasa Inggris: Sarah) merupakan istri Abraham sebagaimana dicatat dalam
Alkitab Ibrani atau Kontrak Lama di Alkitab Kristen. Kisah Sara dituturkan dalam Kitab
Kejadian. Sara merupakan putri dari Terah dari istri yang berbeda dengan ibu Abraham.[1]
Sara mulanya dinamai Sarai (bahasa Ibrani: ָׂ‫ַרי ש‬/‫רי ש‬, Standar Saray Tiberias Śāray/Śārāy ;
"Putriku") dan hidup bersama suaminya, yang masa itu bernama Abram (‫ )אברם‬di kota Haran,
Mesopotamia.
A. Pindah ke Mesir
Masa Allah memerintahkan Abram meninggalkan tanah lahirnya dan pergi menuju suatu
negeri yang tidak dikenal (belakangan diidentifikasikan sebagai Kanaan), Sarai menyertainya.
Namun, masa mereka tiba di sana, mereka merasakan bala kelaparan, dan memutuskan untuk
menyelamatkan diri di Mesir. Karena merasa kuatir bahwa kecantikan Sarai akan
membahayakan hidupnya bila hubungan mereka dikenal, Abram mengusulkan supaya Sarai
berpura-pura menjadi saudara perempuannya.

Seperti yang dikuatirkan Abram, Sarai diambil oleh Firaun, yang mengganjar Abram
dengan harta kekayaan. Namun, Allah menghukum Firaun beserta seluruh inti rumahnya
dengan wabah penyakit yang parah. Hal ini mengakibatkan Firaun mencurigai Abram. Ia
mempersalahkan Abram, dan menyuruhnya mengambil istrinya kembali dan pergi. Menurut
tafsiran-tafsiran klasik Yahudi, Firaun tetap terkesan oleh sikap Abram yang aci, dan karena itu
ia mengirim anak perempuannya sendiri, Hagar untuk menjadi pembantu Sara.

B. Memberikan Hagar untuk Abraham


Walaupun Allah telah berjanji untuk Abram bahwa ia akan menjadi bapak segala bangsa,
Sarai tetap mandul, sedangkan mereka telah tinggal di Kanaan selama 10 tahun. Untuk
menolong suaminya memenuhi takdir yang telah dipastikan, ia menawarkan pembantunya
orang Mesir, Hagar, untuk menjadi gundik Abram. Hubungan Hagar dengan Sarai tidak
berlanjut adun. Sarai mengecam suaminya dengan pahit, dan Abram menjawab bahwa Sarai
wajib melakukan apa yang dipandangnya adun. Perlakuan Sarai yang kejam terhadap Hagar
membuatnya melarikan diri ke padang gurun. Di sana Hagar berjumpa dengan malaikat Allah
yang memberitakan untuknya bahwa keturunannya akan menjadi jumlah, dan menganjurkan
supaya ia kembali untuk nyonyanya. Setelah Hagar kembali, ia melahirkan seorang anak untuk
Abraham, yang dinamainya Ismael.
C. Pergantian nama
Setelah itu Allah mengganti nama keduanya menjadi Abraham dan Sara dan menjadikan
mereka leluhur dari suatu bangsa pada masa depan, yaitu bangsa Israel. Dalam bahasa Ibrani,
nama Abram berarti "bapak dari Aram," negeri tempat lahir Abraham, dan Sarai berarti
"putriku", yang merujuk untuk hubungannya dengan ayah suaminya, yang juga ayahnya. Kini
nama mereka berubah menjadi Abraham, yang berarti "banyak jumlah (bangsa)," sementara
Sara, berarti "putri [dari semua bangsa]." Lalu Allah mengutus tiga orang malaikat yang
menyamar sebagai manusia untuk memberitahukan untuk pasangan ini mengenai Ishak yang
akan segera dilahirkan. Abraham tertawa dengan sukacita masa mendenar berita itu, karena
usianya akan mencapai zaman pada lahir anaknya itu, namun Sara tertawa karena ragu-ragu,
karena usianya akan mencapai 90 tahun dan masa melahirkan sudah lama lewat untuknya.

D. Pindah ke Gerar
Abraham selanjutnya pindah ke Gerar, dan di sana kembali istrinya diambil oleh raja Gerar
untuk menjadi istrinya, setelah Sara mengaku adik-beradik perempuan Abraham. Namun,
Abimelekh diperingatkan oleh Allah dalam sebuah mimpi supaya tidak menyentuh Sara. Masa
Abimelekh mengecam Abraham karena penipuan ini, Abraham membenarkan dirinya dengan
menjelaskan bahwa Sara merupakan anak perempuan dari ayahnya, namun bukan dari ibunya
(Kejadian 20:1-12).

E. Melahirkan Ishak
Segera setelah kejadian ini, Sara melahirkan seorang anak, Ishak. Allah menyuruh Abraham
menamainya sesuai dengan tertawa Abraham masa ia mendengar nubuat malaikat mengenai
lahir anaknya itu. Menurut Rashi, orang mempertanyakan apakah Abraham yang berusia zaman
itu benar-benar merupakan bapak anak itu, karena ia dan Sara telah hidup bersama-sama selama
puluhan tahun namun tidak juga memperoleh anak. Sebaliknya, orang menyebarkan gosip
bahwa Abimlekehlah ayahnya yang sejati. Karena argumen ini, menurut Rashi, Allah
menjadikan ciri-ciri Ishak persis seperti Abraham, sehingga tak seorangpun bisa mengklaim
bahwa ia merupakan ayah Ishak.

Sementara Ishak bertumbuh, kakak tirinya, Ismael mulai mengejeknya, dan Sara menanti
supaya Abraham mengusir adun Hagar maupun Ismael untuk melindungi Ishak. Bertahun-tahun
selanjutnya, setelah Abraham meninggal, Ishak dan Ismael kembali berhimpun untuk
menguburkan ayah mereka di Gua para Leluhur di Hebron (Kejadian 25:9).

F. Kematian
Sara meninggal di Kiryat-arba (‫)ארבע קרית‬, atau Hebron, pada usia 127 tahun. Kematiannya
mendorong Abraham membeli sebidang tanah penguburan keluarga, dan ia mendekati Efron,
orang Het untuk menjual untuknya Gua Makhpela (Gua para Leluhur). Efron menuntut harga
yang paling tinggi, yaitu 400 mata uang perak, yang dibayar Abraham sengan tunai. Gua
Makhpela kelak terbukti menjadi kuburan dari ketiga leluhur Yahudi beserta isteri-isteri mereka
—Abraham dan Sara, Ishak dan Ribka, Yakub dan Lea. Rahel dikuburkan di perlintasan
menuju ke Bethlehem.

Sara tidak disebut-sebut lagi dalam kanon Ibrani, kecuali dalam Yesaya 51:2, di mana nabi
mengimbau untuk para pendengarnya supaya “memandang untuk Abraham, bapa leluhurmu,
dan untuk Sara yang telah melahirkanmu.

2.7. Rahel

Rahel (bahasa Ibrani: ‫רחל‬, Modern Raḥel Tiberias Rāḫēl, Rāḥēl ISO 259-3 Raḥel ;
artinya "domba betina";bahasa Inggris: Rachel), menurut Alkitab Ibrani dan Perjanjian
Lama di Alkitab Kristen, adalah seorang istri dari Yakub, dan ibu dari Yusuf dan Benyamin.
Rahel adalah saudara sepupu Yakub, karena ia adalah putri Laban, saudara laki-laki dari Ribka,
ibu Yakub. Kakak perempuan Rahel, Lea, adalah istri pertama Yakub.
A. Pertemuan dengan Yakub
Yakub, seperti yang disebutkan dalam Alkitab khususnya kitab Kejadian, pertama kali
bertemu dengan Rahel ketika perempuan itu sedang memberi makan domba-domba Laban.[3]
Dia telah menempuh jarak yang sangat jauh untuk mencari saudara ibunya, Laban, di Padan
Aram, Mesopotamia. Ribka, ibu Yakub, telah mengutus Yakub ke sana untuk lari dari
kemarahan saudara kembarnya, yaitu Esau.
Ketika Yakub tiba di negeri Bani Timur, ia memandang sekelilingnya, dilihatnya ada sebuah
sumur di padang, dan ada tiga kumpulan kambing domba berbaring di dekatnya, sebab dari
sumur itulah orang memberi minum kumpulan-kumpulan kambing domba itu. Adapun batu
penutup sumur itu besar; dan apabila segala kumpulan kambing domba itu digiring berkumpul
ke sana, maka gembala-gembala menggulingkan batu itu dari mulut sumur, lalu kambing
domba itu diberi minum; kemudian dikembalikanlah batu itu lagi ke mulut sumur itu.
Bertanyalah Yakub kepada mereka: "Saudara-saudara, dari manakah kamu ini?" Jawab
mereka: "Kami ini dari Haran." Lagi katanya kepada mereka: "Kenalkah kamu Laban, cucu
Nahor?" Jawab mereka: "Kami kenal." Selanjutnya katanya kepada mereka: "Selamatkah ia?"
Jawab mereka: "Selamat! Tetapi lihat, itu datang anaknya perempuan, Rahel, dengan kambing
dombanya." Lalu kata Yakub: "Hari masih siang, belum waktunya untuk mengumpulkan
ternak; berilah minum kambing dombamu itu, kemudian pergilah menggembalakannya lagi."
Tetapi jawab mereka: "Kami tidak dapat melakukan itu selama segala kumpulan binatang itu
belum berkumpul; barulah batu itu digulingkan dari mulut sumur dan kami memberi minum
kambing domba kami." Selagi ia berkata-kata dengan mereka, datanglah Rahel dengan kambing
domba ayahnya, sebab dialah yang menggembalakannya. Ketika Yakub melihat Rahel, anak
Laban saudara ibunya, serta kambing domba Laban, ia datang mendekat, lalu menggulingkan
batu itu dari mulut sumur, dan memberi minum kambing domba itu. Kemudian Yakub mencium
Rahel serta menangis dengan suara keras. Lalu Yakub menceritakan kepada Rahel, bahwa ia
sanak saudara ayah Rahel, dan anak Ribka. Maka berlarilah Rahel menceritakannya kepada
ayahnya.
Segera sesudah Laban mendengar kabar tentang Yakub, anak saudaranya itu, berlarilah ia
menyongsong dia, lalu mendekap dan mencium dia, kemudian membawanya ke rumahnya.
Maka Yakub menceritakan segala hal ihwalnya kepada Laban. Kata Laban kepadanya:
"Sesungguhnya engkau sedarah sedaging dengan aku." Maka tinggallah Yakub padanya genap
sebulan lamanya. Kemudian berkatalah Laban kepada Yakub: "Masakan karena engkau adalah
sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-cuma? Katakanlah kepadaku apa yang
patut menjadi upahmu." Laban mempunyai dua anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea
dan yang lebih muda namanya Rahel. Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya
dan cantik parasnya.
B. Pernikahan dengan Yakub
Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: "Aku mau bekerja padamu tujuh tahun
lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu yang lebih muda itu." Sahut Laban: "Lebih baiklah ia
kuberikan kepadamu daripada kepada orang lain; maka tinggallah padaku." Jadi bekerjalah
Yakub 7 tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang 7 tahun itu dianggapnya seperti
beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel. Sesudah itu berkatalah Yakub kepada
Laban: "Berikanlah kepadaku bakal isteriku itu, sebab jangka waktuku telah genap, supaya aku
akan kawin dengan dia." Lalu Laban mengundang semua orang di tempat itu, dan mengadakan
perjamuan. Tetapi pada waktu malam diambilnyalah Lea, anaknya, lalu dibawanya kepada
Yakub. Maka Yakubpun menghampiri dia.
Tetapi pada waktu pagi tampaklah bahwa itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada Laban:
"Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja
padamu? Mengapa engkau menipu aku?" Jawab Laban: "Tidak biasa orang berbuat demikian di
tempat kami ini, mengawinkan adiknya lebih dahulu daripada kakaknya. Genapilah dahulu
tujuh hari perkawinanmu dengan anakku ini; kemudian anakku yang lainpun akan diberikan
kepadamu sebagai upah, asal engkau bekerja pula padaku tujuh tahun lagi." Maka Yakub
berbuat demikian; ia menggenapi ketujuh hari perkawinannya dengan Lea, kemudian Laban
memberikan kepadanya Rahel, anaknya itu, menjadi isterinya.Yakub menghampiri Rahel juga,
malah ia lebih cinta kepada Rahel daripada kepada Lea. Demikianlah ia bekerja pula pada
Laban tujuh tahun lagi.

Pada pernikahan itu, Laban memberikan Zilpa, budaknya perempuan, kepada Lea, anaknya
itu, menjadi budaknya,dan Bilha, budaknya perempuan, kepada Rahel, anaknya itu, menjadi
budaknya.
C. Persaingan untuk mendapatkan anak
Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibuka-Nyalah kandungannya, tetapi
Rahel mandul.Ketika dilihat Rahel, bahwa ia tidak melahirkan anak bagi Yakub, cemburulah ia
kepada kakaknya itu (yang telah melahirkan 4 putra bagi Yakub), lalu berkata kepada Yakub:
"Berikanlah kepadaku anak; kalau tidak, aku akan mati." Maka bangkitlah amarah Yakub
terhadap Rahel dan ia berkata: "Akukah pengganti Allah, yang telah menghalangi engkau
mengandung?" Kata Rahel: "Ini Bilha, budakku perempuan, hampirilah dia, supaya ia
melahirkan anak di pangkuanku, dan supaya oleh dia akupun mempunyai keturunan." Maka
diberikannyalah Bilha, budaknya itu, kepada Yakub menjadi isterinya dan Yakub menghampiri
budak itu.Bilha melahirkan Dan dan Naftali bagi Yakub, tetapi Rahel yang memberi nama anak-
anak itu. Berkatalah Rahel: "Allah telah memberikan keadilan kepadaku, juga telah
didengarkan-Nya permohonanku dan diberikan-Nya kepadaku seorang anak laki-laki." Itulah
sebabnya ia menamai anak itu Dan. Ketika Bilha, budak perempuan Rahel, melahirkan anak
laki-laki yang kedua bagi Yakub. Berkatalah Rahel: "Aku telah sangat hebat bergulat dengan
kakakku, dan akupun menang." Maka ia menamai anak itu Naftali.
Ketika dilihat Lea, bahwa ia tidak melahirkan lagi, diambilnyalah Zilpa, budaknya
perempuan, dan diberikannya kepada Yakub menjadi isterinya.Zilpa, budak perempuan Lea,
melahirkan 2 anak laki-laki bagi Yakub, Gad dan Asyer.
Ketika Ruben pada musim menuai gandum pergi berjalan-jalan, didapatinyalah di padang
buah dudaim, lalu dibawanya kepada Lea, ibunya. Kata Rahel kepada Lea: "Berilah aku
beberapa buah dudaim yang didapat oleh anakmu itu." Jawab Lea kepadanya: "Apakah belum
cukup bagimu mengambil suamiku? Sekarang pula mau mengambil lagi buah dudaim anakku?"
Kata Rahel: "Kalau begitu biarlah ia tidur dengan engkau pada malam ini sebagai ganti buah
dudaim anakmu itu." Ketika Yakub pada waktu petang datang daripadang, pergilah Lea
mendapatkannya, sambil berkata: "Engkau harus singgah kepadaku malam ini, sebab memang
engkau telah kusewa dengan buah dudaim anakku." Sebab itu tidurlah Yakub dengan Lea pada
malam itu. Lalu Allah mendengarkan permohonan Lea. Lea mengandung dan melahirkan lagi 2
anak laki-laki dan 1 anak perempuan bagi Yakub.

D. Melahirkan anak
Lalu ingatlah Allah akan Rahel; Allah mendengarkan permohonannya serta membuka
kandungannya. Maka mengandunglah Rahel dan melahirkan seorang anak laki-laki. Berkatalah
ia: "Allah telah menghapuskan aibku." Maka ia menamai anak itu Yusuf, sambil berkata:
"Mudah-mudahan TUHAN menambah seorang anak laki-laki lagi bagiku."Yusuf kelak menjadi
penasihat Raja di Mesir.
Setelah Rahel melahirkan Yusuf, berkatalah Yakub kepada Laban: "Izinkanlah aku pergi,
supaya aku pulang ke tempat kelahiranku dan ke negeriku. Berikanlah isteri-isteriku dan anak-
anakku, yang menjadi upahku selama aku bekerja padamu, supaya aku pulang, sebab engkau
tahu, betapa keras aku bekerja padamu." Tetapi Laban berkata kepadanya: "Sekiranya aku
mendapat kasihmu! Telah nyata kepadaku, bahwa TUHAN memberkati aku karena engkau."
Lagi katanya: "Tentukanlah upahmu yang harus kubayar, maka aku akan memberikannya."
Sejak itu Yakub mendapat sebagian ternak dari Laban. Maka sangatlah bertambah-tambah harta
Yakub, dan ia mempunyai banyak kambing domba, budak perempuan dan laki-laki, unta dan
keledai.

E. Meninggalkan Padan-Aram
Kedengaranlah kepada Yakub anak-anak Laban berkata demikian: "Yakub telah mengambil
segala harta milik ayah kita dan dari harta itulah ia membangun segala kekayaannya." Lagi
kelihatan kepada Yakub dari muka Laban, bahwa Laban tidak lagi seperti yang sudah-sudah
kepadanya. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yakub: "Pulanglah ke negeri nenek moyangmu
dan kepada kaummu, dan Aku akan menyertai engkau.
Sesudah itu Yakub menyuruh memanggil Rahel dan Lea untuk datang ke padang, ke tempat
kambing dombanya, lalu ia berkata kepada mereka: "Telah kulihat dari muka ayahmu, bahwa ia
tidak lagi seperti yang sudah-sudah kepadaku, tetapi Allah ayahku menyertai aku. Juga kamu
sendiri tahu, bahwa aku telah bekerja sekuat-kuatku pada ayahmu. Tetapi ayahmu telah berlaku
curang kepadaku dan telah sepuluh kali mengubah upahku, tetapi Allah tidak membiarkan dia
berbuat jahat kepadaku. Apabila ia berkata: yang berbintik-bintiklah akan menjadi upahmu,
maka segala kambing domba itu beroleh anak yang berbintik-bintik; dan apabila ia berkata:
yang bercoreng-corenglah akan menjadi upahmu, maka segala kambing domba itu beroleh anak
yang bercoreng-coreng. Demikianlah Allah mengambil ternak ayahmu dan memberikannya
kepadaku. Pada suatu kali pada masa kambing domba itu suka berkelamin, maka aku bermimpi
dan melihat, bahwa jantan-jantan yang menjantani kambing domba itu bercoreng-coreng,
berbintik-bintik dan berbelang-belang. Dan Malaikat Allah berfirman kepadaku dalam mimpi
itu: Yakub! Jawabku: Ya Tuhan! Lalu Ia berfirman: Angkatlah mukamu dan lihatlah, bahwa
segala jantan yang menjantani kambing domba itu bercoreng-coreng, berbintik-bintik dan
berbelang-belang, sebab telah Kulihat semua yang dilakukan oleh Laban itu kepadamu. Akulah
Allah yang di Betel itu, di mana engkau mengurapi tugu, dan di mana engkau bernazar kepada-
Ku; maka sekarang, bersiaplah engkau, pergilah dari negeri ini dan pulanglah ke negeri sanak
saudaramu."
Lalu Rahel dan Lea menjawab Yakub, katanya: "Bukankah tidak ada lagi bagian atau
warisan kami dalam rumah ayah kami? Bukankah kami ini dianggapnya sebagai orang asing,
karena ia telah menjual kami? Juga bagian kami telah dihabiskannya sama sekali. Tetapi segala
kekayaan, yang telah diambil Allah dari ayah kami, adalah milik kami dan anak-anak kami;
maka sekarang, perbuatlah segala yang difirmankan Allah kepadamu."
Lalu bersiaplah Yakub, dinaikkannya anak-anaknya dan isteri-isterinya ke atas unta,
digiringnya seluruh ternaknya dan segala apa yang telah diperolehnya, yakni ternak
kepunyaannya, yang telah diperolehnya di Padan-Aram, dengan maksud pergi kepada Ishak,
ayahnya, ke tanah Kanaan. Adapun Laban telah pergi menggunting bulu domba-dombanya.
Ketika itulah Rahel mencuri terafim ayahnya. Dan Yakub mengakali Laban, orang Aram itu,
dengan tidak memberitahukan kepadanya, bahwa ia mau lari. Demikianlah ia lari dengan segala
harta miliknya. Ia berangkat, menyeberangi sungai Efrat dan berjalan menuju pegunungan
Gilead. Ketika pada hari ketiga dikabarkan kepada Laban, bahwa Yakub telah lari,
dibawanyalah sanak saudaranya bersama-sama, dikejarnya Yakub tujuh hari perjalanan
jauhnya, lalu ia dapat menyusulnya di pegunungan Gilead.
Pada waktu malam datanglah Allah dalam suatu mimpi kepada Laban, orang Aram itu, serta
berfirman kepadanya: "Jagalah baik-baik, supaya engkau jangan mengatai Yakub dengan
sepatah katapun." Ketika Laban sampai kepada Yakub, --Yakub telah memasang kemahnya di
pegunungan, juga Laban dengan sanak saudaranya telah memasang kemahnya di pegunungan
Gilead—berkatalah Laban kepada Yakub: "Apakah yang kauperbuat ini, maka engkau
mengakali aku dan mengangkut anak-anakku perempuan sebagai orang tawanan? Mengapa
engkau lari diam-diam dan mengakali aku? Mengapa engkau tidak memberitahu kepadaku,
supaya aku menghantarkan engkau dengan sukacita dan nyanyian dengan rebana dan kecapi?
Lagipula engkau tidak memberikan aku kesempatan untuk mencium cucu-cucuku laki-laki dan
anak-anakku perempuan. Memang bodoh perbuatanmu itu. Aku ini berkuasa untuk berbuat
jahat kepadamu, tetapi Allah ayahmu telah berfirman kepadaku tadi malam: Jagalah baik-baik,
jangan engkau mengatai Yakub dengan sepatah katapun. Maka sekarang, kalau memang engkau
harus pergi, semata-mata karena sangat rindu ke rumah ayahmu, mengapa engkau mencuri
dewa-dewaku?"
Lalu Yakub menjawab Laban: "Aku takut, karena pikirku, jangan-jangan engkau merampas
anak-anakmu itu daripadaku. Tetapi pada siapa engkau menemui dewa-dewamu itu, janganlah
ia hidup lagi. Periksalah di depan saudara-saudara kita segala barang yang ada padaku dan
ambillah barangmu." Sebab Yakub tidak tahu, bahwa Rahel yang mencuri terafim itu.
Lalu masuklah Laban ke dalam kemah Yakub dan ke dalam kemah Lea dan ke dalam kemah
kedua budak perempuan itu, tetapi terafim itu tidak ditemuinya. Setelah keluar dari kemah Lea,
ia masuk ke dalam kemah Rahel. Tetapi Rahel telah mengambil terafim itu dan
memasukkannya ke dalam pelana untanya, dan duduk di atasnya. Laban menggeledah seluruh
kemah itu, tetapi terafim itu tidak ditemuinya. Lalu kata Rahel kepada ayahnya: "Janganlah
bapa marah, karena aku tidak dapat bangun berdiri di depanmu, sebab aku sedang haid." Dan
Laban mencari dengan teliti, tetapi ia tidak menemui terafim itu.
Lalu hati Yakub panas dan ia bertengkar dengan Laban. Ia berkata kepada Laban:
"Apakah kesalahanku, apakah dosaku, maka engkau memburu aku sehebat itu? Engkau telah
menggeledah segala barangku, sekarang apakah yang kautemui dari segala barang rumahmu?
Letakkanlah di sini di depan saudara-saudaraku dan saudara-saudaramu, supaya mereka
mengadili antara kita berdua."
Lalu Laban menjawab Yakub: "Perempuan-perempuan ini anakku dan anak-anak lelaki
ini cucuku dan ternak ini ternakku, bahkan segala yang kaulihat di sini adalah milikku; jadi
apakah yang dapat kuperbuat sekarang kepada anak-anakku ini atau kepada anak-anak yang
dilahirkan mereka? Maka sekarang, marilah kita mengikat perjanjian, aku dan engkau, supaya
itu menjadi kesaksian antara aku dan engkau."
Kemudian Yakub mengambil sebuah batu dan didirikannya menjadi tugu. Selanjutnya
berkatalah Yakub kepada sanak saudaranya: "Kumpulkanlah batu." Maka mereka mengambil
batu dan membuat timbunan, lalu makanlah mereka di sana di dekat timbunan itu.Lalu kata
Laban: "Timbunan batu inilah pada hari ini menjadi kesaksian antara aku dan engkau." Itulah
sebabnya timbunan itu dinamainya Galed, dan juga Mizpa, sebab katanya: "TUHAN kiranya
berjaga-jaga antara aku dan engkau, apabila kita berjauhan. Jika engkau mengaibkan anak-
anakku, dan jika engkau mengambil isteri lain di samping anak-anakku itu, ingatlah, walaupun
tidak ada orang dekat kita, Allah juga yang menjadi saksi antara aku dan engkau." Selanjutnya
kata Laban kepada Yakub: "Inilah timbunan batu, dan inilah tugu yang kudirikan antara aku dan
engkau--timbunan batu dan tugu inilah menjadi kesaksian, bahwa aku tidak akan melewati
timbunan batu ini mendapatkan engkau, dan bahwa engkaupun tidak akan melewati timbunan
batu dan tugu ini mendapatkan aku, dengan berniat jahat. Allah Abraham dan Allah Nahor,
Allah ayah mereka, kiranya menjadi hakim antara kita." Lalu Yakub bersumpah demi Yang
Disegani oleh Ishak, ayahnya. Dan Yakub mempersembahkan korban sembelihan di gunung itu.
Ia mengundang makan sanak saudaranya, lalu mereka makan serta bermalam di gunung itu.
Keesokan harinya pagi-pagi Laban mencium cucu-cucunya dan anak-anaknya serta memberkati
mereka, kemudian pulanglah Laban kembali ke tempat tinggalnya.

F. Pertemuan dengan Esau


Yakub takut bertemu dengan Esau, maka ia menyuruh orang pergi dahulu membawa
persembahan untuk Esau, kakaknya.Jadi persembahan itu diantarkan lebih dahulu, tetapi ia
sendiri bermalam pada malam itu di tempat perkemahannya.Pada malam itu Yakub bangun dan
ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan
menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok. Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia
menyeberangkan juga segala miliknya. Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-
laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing. Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak
dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu
terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu, yang ternyata adalah Allah sendiri dan
kemudian Allah memberkati serta mengganti nama Yakub menjadi Israel.Lalu tampaklah
kepadanya matahari terbit, ketika ia telah melewati Pniel; dan Yakub pincang karena pangkal
pahanya.
Yakubpun melayangkan pandangnya, lalu dilihatnyalah Esau datang dengan diiringi
oleh empat ratus orang. Maka diserahkannyalah sebagian dari anak-anak itu kepada Lea dan
sebagian kepada Rahel serta kepada kedua budak perempuan itu. Ia menempatkan budak-budak
perempuan itu beserta anak-anak mereka di muka, Lea beserta anak-anaknya di belakang
mereka, dan Rahel beserta Yusuf di belakang sekali. Dan ia sendiri berjalan di depan mereka
dan ia sujud sampai ke tanah tujuh kali, hingga ia sampai ke dekat kakaknya itu. Tetapi Esau
berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-
tangisanlah mereka. Kemudian Esau melayangkan pandangnya, dilihatnyalah perempuan-
perempuan dan anak-anak itu, lalu ia bertanya: "Siapakah orang-orang yang beserta engkau
itu?" Jawab Yakub: "Anak-anak yang telah dikaruniakan Allah kepada hambamu ini." Sesudah
itu mendekatlah budak-budak perempuan itu beserta anak-anaknya, lalu mereka sujud.
Mendekat jugalah Lea beserta anak-anaknya, dan merekapun sujud. Kemudian mendekatlah
Yusuf beserta Rahel, dan mereka juga sujud.

G. Di tanah Kanaan
Setelah berpisah dengan Esau, dalam perjalanannya dari Padan-Aram sampailah Yakub
dengan selamat ke Sikhem, di tanah Kanaan, lalu ia berkemah di sebelah timur kota itu.
Kemudian dibelinyalah dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, sebidang tanah, tempat ia
memasang kemahnya, dengan harga 100 kesita. Ia mendirikan mezbah di situ dan dinamainya
itu: "Allah Israel ialah Allah." Namun belum lama Yakub tinggal di situ terjadilah peristiwa-
peristiwa tragis, dimana Dina, anak perempuan Lea, terlihatlah oleh Sikhem, anak Hemor,
orang Hewi, raja negeri itu, lalu Dina itu dilarikannya dan diperkosanya.Sebagai pembalasan
anak-anak Yakub menggunakan muslihat bahwa untuk menikah dengan Dina, Sikhem harus
disunat. Sikhem dan Hemor kemudian mengajak seluruh penduduk lelaki kota itu untuk disunat
bersama-sama. Maka usul Hemor dan Sikhem, anaknya itu, didengarkan oleh semua orang yang
datang berkumpul di pintu gerbang kota itu, lalu disunatlah setiap laki-laki, yakni setiap orang
dewasa di kota itu.
Pada hari ketiga, ketika mereka sedang menderita kesakitan, datanglah dua orang anak Yakub,
yaitu Simeon dan Lewi, kakak-kakak Dina, setelah masing-masing mengambil pedangnya,
menyerang kota itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap laki-laki. Juga Hemor dan
Sikhem, anaknya, dibunuh mereka dengan mata pedang, dan mereka mengambil Dina dari
rumah Sikhem, lalu pergi. Kemudian datanglah anak-anak Yakub merampasi orang-orang yang
terbunuh itu, lalu menjarah kota itu, karena adik mereka telah dicemari. Kambing dombanya
dan lembu sapinya, keledainya dan segala yang di dalam dan di luar kota itu dibawa mereka;
segala kekayaannya, semua anaknya dan perempuannya ditawan dan dijarah mereka, juga
seluruhnya yang ada di rumah-rumah.
H. Sampai di Betel
Allah berfirman kepada Yakub: "Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di situ, dan
buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadamu, ketika engkau lari
dari Esau, kakakmu." Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang
yang bersama-sama dengan dia: "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah
kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu. Marilah kita bersiap dan pergi ke Betel; aku
akan membuat mezbah di situ bagi Allah, yang telah menjawab aku pada masa kesesakanku dan
yang telah menyertai aku di jalan yang kutempuh." Mereka menyerahkan kepada Yakub segala
dewa asing yang dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub
menanamnya di bawah pohon besar yang dekat Sikhem. Sesudah itu berangkatlah mereka. Dan
kedahsyatan yang dari Allah meliputi kota-kota sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub
tidak dikejar. Lalu sampailah Yakub ke Lus yang di tanah Kanaan—yaitu Betel--,ia dan semua
orang yang bersama-sama dengan dia. Didirikannyalah mezbah di situ, dan dinamainyalah
tempat itu El-Betel, karena Allah telah menyatakan diri kepadanya di situ, ketika ia lari
terhadap kakaknya.

I. Di Efrata
Sesudah itu berangkatlah mereka dari Betel. Ketika mereka tidak berapa jauh lagi dari
Efrata, bersalinlah Rahel, dan bersalinnya itu sangat sukar. Sedang ia sangat sukar bersalin,
berkatalah bidan kepadanya: "Janganlah takut, sekali inipun anak laki-laki yang kaudapat." Dan
ketika ia hendak menghembuskan napas—sebab ia mati kemudian—diberikannyalah nama Ben-
oni kepada anak itu, tetapi ayahnya menamainya Benyamin. Demikianlah Rahel mati, lalu ia
dikuburkan di sisi jalan ke Efrata, yaitu Betlehem. Yakub mendirikan tugu di atas kuburnya;
itulah tugu kubur Rahel sampai sekarang. Sesudah itu berangkatlah Israel, lalu ia memasang
kemahnya di seberang Migdal-Eder. Ketika Israel diam di negeri ini, terjadilah bahwa Ruben
sampai tidur dengan Bilha, budak perempuan Rahel yang juga salah satu gundik ayahnya, dan
kedengaranlah hal itu kepada Israel.
J. Makam
Yakub menguburkan Rahel di sisi jalan ke Efrata, yaitu Betlehem. Ini terjadi sebelum
Yakub dan keluarganya pindah ke Mesir.
Dalam Kitab 1 Samuel tercatat bahwa kubur Rahel berada di daerah suku Benyamin di
Zelzah, rupanya dipindahkan setelah bangsa Israel diam di tanah Kanaan.
Nabi Yeremia menulis nubuat:
Di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih: Rahel menangisi anak-anaknya, ia tidak
mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka tidak ada lagi.
Rupanya lokasi kubur Rahel ini dekat dengan Rama adalah sebuah kota kecil sekitar 8
kilometer di sebelah utara Yerusalem, mungkin tempat para tawanan ditahan sebelum dibawa
ke Babel (bandingkan Yeremia 40:1-3). Dalam Injil Matiuspasal 2 nas ini dilihat sebagai
penggenapan nubuat pada saat Herodes membunuh bayi-bayi di Betlehem setelah Yesus lahir.

2.8. Hana
Dia adalah salah seorang dari dua istri Elkana. Dia lebih dikenal sebagai ibunya Samuel;
salah satu nabi Israel.Hana mandul dan Penina, istri Elkana yang lain, menggunakan keadaan
itu untuk menyakitinya. Suatu perbuatan yang kejam untuk dilakukan. Hal ini terjadi dari tahun
ke tahun hingga menyebabkan kepedihan yang mendalam bagi Hana.

Keinginan hati yang tak dikabulkan menyebabkan rasa sakit yang mendalam. Namun,
bukannya membiarkan rasa sakit membuatnya pahit hati kepada Tuhan, Hana malah
menggunakan rasa sakit hatinya sebagai sebuah katalisator untuk berdoa. (1 Samuel 1:12-20)
Allah selalu mendengar doa orang benar yang disampaikan dengan kesungguhan hati (Yakobus
5:16). Ingatlah bahwa Kristus telah membenarkan kita (1 Korintus 1:30) dan karena itu kita juga
bisa dengan penuh keberanian menghampiri-Nya untuk menerima apa yang kita minta dari-
Nya. (Ibrani 4:14-16)
Wanita yang dikasihi Tuhan. Apakah engkau memiliki kerinduan yang kelihatannya
tidak dikabulkan Tuhan. Curahkanlah isi hati Anda kepada Tuhan. Mungkin kita tidak mengerti
apa yang kita alami, namun satu hal yang pasti, mereka yang percaya kepada Allah tidak akan
dipermalukan.
Hana adalah seorang pendoa. Dia mengalami apa yang kebanyakan dari kita
menyebutnya "getirnya kehidupan". Dia tidak menyerah. Dia mencari Allah. Dia mencurahkan
seluruh isi hatinya kepada-Nya, dan Dia menjawab dan mengabulkan keinginannya.
Perhatikan bahwa keadaan Hana berubah setelah pertemuannya dengan Allah. Dia mulai
menjalani kehidupan normal kembali (1 Samuel 1:18).
Sesuatu telah berubah di dalam hati Hana sebelum anaknya lahir. Dia percaya kepada Allah
sebelum dia melihat hasilnya.

Tak lama kemudian, Hana melahirkan Samuel. Setelah anaknya disapih, Hana
menyerahkannya kembali kepada Tuhan. (1 Samuel 1:24-28) Semua ibu tahu bahwa waktunya
akan tiba (atau telah tiba) saat anak-anak mereka beranjak dewasa dan meninggalkan mereka.
Itulah saatnya untuk membiarkan mereka pergi. Tidak lagi menahan dan mengekang emosi
mereka. Inilah waktunya untuk berhenti memengaruhi mereka. Biarkanlah mereka menjadi apa
yang Allah kehendaki atas mereka.
Hal ini mungkin termasuk mendoakan dan mengajak mereka berdoa. Membiarkan
mereka pergi dan menggenapi kehendak Allah. Anda akan selalu menjadi orang tua mereka,
namun bukan lagi pemandu mereka. Bagi beberapa orang tua, hal ini tidaklah mudah. Mungkin
Anda akan menitikkan air mata. Namun, hal itu adalah sesuatu yang benar untuk dilakukan
(Kejadian 2:24).

Mereka mungkin berada di dekat Anda dan sering mengunjungi Anda, tapi kini mereka
sudah bebas dari Anda dalam banyak hal.

Allah memakai Hana untuk menunjukkan kepada kita bahwa hal ini tidak mustahil,
untuk seseorang memperlakukan anaknya seperti yang dilakukan Hana. Bahkan, saat dia tahu
bahwa anak merupakan pemberian Allah. Kita diberi hak istimewa untuk merawat,
membimbing, dan mendidik mereka dan kemudian membiarkan mereka menjalani kehidupan
mereka sendiri.
Kisah Hana berakhir dengan ucapan syukur dan kemuliaan yang diberikannya kepada
Allah (1 Samuel 2:1-11). Hidupnya sempurna. Kenyataan bahwa dia harus menunggu sesuatu
tidak berarti hidupnya telah berakhir.
Menunggu sesuatu bukanlah suatu kutukan. Bahkan, Allah selalu memakainya untuk
mendatangkan anugerah jika kita tetap percaya kepada-Nya. Tetaplah percaya kepada Allah.
Itulah yang disampaikan kepada Anda dari kehidupan Hana.

`2.9. Lea
Lea / Leah, Ibrani: ָׂ‫ אה ל‬- LE'AH, lelah/ letih. Lea adalah putri tertua Laban, orang Aram
itu. Karena penipuan Laban, Lea menjadi istri Yakub. Alasannya adalah adat setempat yg
melarang yg muda menikah mendahului yang tua (Kejadian 29:21-30). Lea cemburu terhadap
adiknya yg cantik, Rahel; dan ini adalah wajar.

Pada jaman itu, mampu melahirkan anak merupakan kehormatan yang tak tertandingi
sebagai seorang istri. Itulah yang kemudian membuat Rahel pun menjadi cemburu kepada Lea,
sebab Lea mampu melahirkan anak-anak laki-laki bagi Yakub (Kejadian 30:1), yaitu Ruben,
Simeon, Lewi dan Yehuda. Kemudian Rahel melakukan manuver dengan memberikan
budaknya (Bilha) kepada Yakub agar dia dapat melahirkan anak-anak bagi Yakub atas nama
Rahel (Kejadian 30:3).

Ketika Bilha budak Rahel itu mampu melahirkan 2 anak laki-laki bagi Yakub, yaitu:
Dan dan Naftali. Karena Lea mengira bahwa ia tidak akan melahirkan lagi, Lea menyerahkan
Zilpa untuk melahirkan anak baginya dari Yakub, yang pertama adalah Gad dan kemudian
Asyer. Dengan kelahiran anak laki-laki Yakub dari Zilpa ini, Lea sangat berbahagia karena
posisinya sebagai istri pertama semakin terotorisasi dan aman. Lea sungguh berbahagia,
ekspresi tsb dia ungkapkan: "Betapa berbahagianya aku! Karena perempuan-perempuan
menyebut aku berbahagia." Dan dia menamakan bayi itu "ASYER", artinya: happy, bahagia.
Kelahiran "ASYER" ini menutup manuver Rahel yang telah menyerahkan budaknya (yaitu
Bilha) untuk melahirkan anak bagi Yakub atas nama Rahel. Karena dengan kelahiran "ASYER"
ini posisi Lea sebagai istri prameswari aman. Kelahiran putera-putera Yakub ini menunjukkan
adanya persaingan yang kuat antara kedua istrinya, yaitu Lea dan Rahel. Nama Asyer disini
menandakan hasil dari perjuangan sang istri pertama. Dan ternyata pula kita ketahui bahwa Lea
kemudian melahirkan Ishakar dan Zebulon. Lea melahirkan anak perempuan bagi Yakub
bernama Dina.

Lea bersama Rahel, adiknya, disebut pembangun keluarga Israel (Rut 4:11). Bersama-
sama mereka bersekutu dengan Yakubmelawan Laban, dan tatkala mereka pergi untuk
menemui Esau, Lea diberi tempat di tengah-tengah barisan. Ia dimakamkan di Makhpela di
Hebron (Kejadian 49:32), agaknya terjadi sebelum Yakub pergi ke Mesir.

Daftar anak laki-laki Yakub, sbb:


- Dari Lea: Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, dan Zebulon
- Dari Bilha (gadis pemberian Rahel/ budak Rahel): Dan dan Naftali
- Dari Zilpha (gadis pemberian Lea/ budak Lea): Gad dan Asyer
- Dari Rahel: Yusuf dan Benyamin

Anak-anak Yakub secara berurutan:


(1) Ruben, (2) Simeon, (3) Lewi, (4) Yehuda, (5) Dan , (6) Naftali, (7) Gad, (8) Asyer, (9)
Isakhar, (10) Zebulon, (11) Yusuf, dan (12) Benyamin.

2.10.Debora

Hakim-Hakim 4-5
Setelah kematian Yosua, pria yang memimpin bangsa Israel ke tanah Kanaan, Allah
mengangkat hakim-hakim untuk memimpin dan memerintah Israel. Hakim yang pertama
dipakai Allah adalah Otniel, Ehud, dan Samgar (Hakim-hakim 3). Kemudian Debora.

Debora memimpin bangsa Israel. Siapa bilang wanita tidak bisa memimpin? Inilah satu
dari sekian banyak wanita yang dipanggil dan dipakai sendiri oleh Allah. Dia sangat dihormati.
Kualitas kepemimpinannya tidak diragukan lagi. Dia juga seorang nabi, dan wanita yang sudah
menikah mungkin juga dapat memerhatikan bahwa dia adalah seorang wanita yang sudah
menikah (Hakim-hakim 4). Pernikahan tidak pernah dirancang untuk menghalangi pelayanan
wanita; pernikahan justru dirancang untuk mendukungnya.
Tugas-tugas dan pelayanan Debora sama dengan tugas dan pelayanan hakim-hakim
Israel lainnya, bahkan lebih banyak.
 Dia adalah pemimpin suatu bangsa.
 Dia membantu menyelesaikan perselisihan mereka.
 Dia juga seorang nabi yang memberikan petunjuk Tuhan kepada bangsanya.Dia
dihormati oleh semua orang. Dia dipanggil oleh Allah.
Tanah yang ditinggali bangsa Israel menjadi damai selama 40 tahun karena pelayanannya
(Hakim-hakim 4 dan 5). Jika Debora ditempatkan dalam konteks sekarang, dia akan menduduki
posisi pendeta, nabi, dan pengajar. Ini adalah panggilan dan anugerah Allah dalam hidup
seseorang yang membawa mereka terlibat dalam pelayanan Tuhan. Jenis kelamin Anda tidak
dapat menghalanginya. Ketika Anda membaktikan diri kepada Tuhan dan mencari wajah-Nya,
Anda akan dipersiapkan untuk menggenapi rencana-Nya dalam hidup Anda.

Debora memerintahkan Barak, pemimpin prajurit di Israel, untuk menyerang Sisera,


panglima tentara musuh yang melawan Israel. Barak takut untuk maju berperang dan mendesak
Debora untuk ikut serta dengannya. Dia yakin bahwa kehadiran Debora akan menjamin
kemenangan. Inilah rasa hormat dan kepercayaan yang dimiliki orang Israel pada sosok Debora.
Dia adalah wanita kepunyaan Allah dan semua orang mengetahuinya.

Wanita jangan sampai meremehkan diri mereka sendiri. Debora tidak mau keberadaannya
sebagai wanita merintangi pelayanannya. Dia adalah hakim wanita pertama (dan satu-satunya)
di Israel. Walaupun kenyataannya dia hidup pada satu masa di mana pria nampaknya
mendominasi segala hal, dia tidak membiarkan kenyataan ini menghalanginya.

Debora tidak menjadi sombong atau pun memendam rasa iri terhadap pria. Ini adalah sikap
yang salah yang dimiliki beberapa wanita pada masa sekarang ini. Ingatlah Rachel. Luka dan
kepahitan di dalam hati Anda akan menghancurkan Anda dan menghalangi pelayanan Anda.

Gerakan liberalisme wanita dan feminisme yang meluas di dunia saat ini lebih banyak
mengakibatkan dampak buruk daripada dampak baiknya karena mereka menanamkan bibit
perselisihan. Gerakan-gerakan itu membuat wanita menentang pria. Gerakan ini tidak sesuai
dengan kehendak Tuhan.

Sikap taatlah yang akan memberi Anda jalan. Semua orang akan menghormati dan
memerhatikan pelayanan Anda ketika mereka melihat kasih dan sifat Allah terpancar dari diri
Anda. Anda, para wanita, perhatikanlah hal ini. Barak tidak membunuh Sisera. Yael -- seorang
wanita -- yang melakukannya. Debora sudah menubuatkan kejadian itu sebelumnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Makalah ini menjelaskan mengenai tokoh tokoh dalam Alkitab dengan proses
penggemblengan yang dilaluinya. karakter tokoh pahlawan Alkitab dalam perancangan ini
diangkat beberapa tokoh pahlawan Alkitab Perjanjian Lama. Perjanjian Lama sendiri
merupakan dasar dari firman Allah. Tokoh-tokoh Perjanjian Lama tersebut diangkat dengan
pertimbangan bahwa sudah diberkati dan menjalankan perintah Allah dari sejak usia yang
muda, supaya bisa menjadi contoh moral bagi anak- anak usia dini.

3.2. Saran

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok pembahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahanya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang berhubungan dengan makalah ini.
Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budi pekerti dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dalam
penulisaan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis dan khususnya kepada para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

http://sukadiklik.blogspot.com/2010/12/makalah-tentang-raja-daud-pendidikan.html

https://dwiisariputri.wordpress.com/2013/11/18/makalah-tentang-tokoh-alkitab/

file:///C:/Users/rose.debora/Downloads/Tugas%20Teologi%20PL%202%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai