HKI)
Proposal Skripsi
Disusun Oleh:
NIM: 18011712
MEDAN
2022
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................2
A. Sumber Buku............................................................................................................12
C. Usulan Buku..............................................................................................................14
2
PENDAHULUAN
Tuhan memberi tugas dan tanggungjawab sebagai mandat yang diamanatkan Yesus
untuk dilakukan semua orang percaya atau gereja yaitu penginjilan, gereja dipanggil untuk
mendemonstrasikan kebenaran dan kedamaian dalam kerajaan Allah dan akan dilaksanakan
setiap orang yang percaya melalui penginjilan hingga ke seluruh dunia 1. Panggilan ini senada
dengan yang dikemukakan oleh Verkuyl bahwa gereja diamanatkan untuk menjadikan semua
bangsa menjadi murid Tuhan (Mat 28:18-20).2 Gereja menjalankan penginjilan dengan
mengutus para penginjil ke luar agar Injil sampai ke seluruh dunia. 3 Perintah Tuhan Yesus
Kristus pada hakekatnya adalah perintah untuk memuridkan (mengajar untuk melakukan
perintah Yesus Kristus), dan membabtiskan sehingga orang dapat mengenal dan merasakan
kedatangan kerajaaan Allah di dalam hidupnya.4 Injil adalah kabar baik/berita sukacita yang
dapat membuat manusia dapat mengalami pengampunan, kebebasan, sukacita, dan damai
sejahtera yang berasal dari Yesus Kristus, sehingga tidak ada lagi ketertekanan, pergumulan
dalam dosa, dukacita dan sebagainya. Dengan Injil tersebut, manusia mampu lebih leluasa
bekerja bagi Tuhan.5 Gereja sebagai mandataris Allah yang telah menerima Amanat Agung
memiliki tanggungjawab untuk memberitakan Injil yang pada prinsipnya memiliki dua unsur
penginjilan yaitu penginjil (orang-orang percaya kepada Kristus) dan yang diInjili (orang
yang masih dalam kegelapan). Setiap orang yang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat secara pribadi maka orang tersebut telah mengalami keselamatan di dalam
1
Stevri I. Lumintang, Missiologia Kontemporer (Batu: Departemen Literatur PPII, 2006), 145.
2
J.Vercuyl, Contemporary Missiology: An Introduction (Grand Rapid: Eerdmans, 1987), 107.
3
David J. Bosch, Transformasi Misi Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), 55.
4
BPMS GKI, Visi dan Misi Gereja Kristen Indonesia (Jakarta: BPMS GKI, 2004), 16.
5
Martin Lukito Sinaga, Teologi Gereja Kristen Protestan Simalungun (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2018), 3.
3
dirinya. Orang yang sudah percaya, adalah mereka yang telah dipilih Allah dan pemilihan itu
Penginjilan adalah motor pertumbuhan gereja, artinya tanpa penginjilan gereja tidak
lahir. Penginjilan memiliki peran utama dalam pertumbuhan gereja, pertumbuhan yang
dihasilkan adalah pertumbuhan yang sehat karena pertumbuhan sesuai dengan kehendak
Tuhan. Tuhan menginginkan agar jangan ada yang binasa, melainkan semua orang bertobat (2
Pet. 3:9). Tanpa penginjilan gereja akan mati.7 Dengan demikian, penginjilan menjadi tugas
esensial gereja daripada orang-orang percaya (Pengikut Kristus), termasuk naposo (pemuda)
(bnd. Mat.28:18-20; Mrk. 16:15-20; Luk. 24:47; Yoh. 17:21; Kis. 1:8). 8 Penginjilan juga
tugas utama yang Tuhan kehendaki dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu gereja. 9 Itu
artinya bahwa, Naposo sebagai wadah kesaksian, persekutuan dan pelayanan diupayakan
menjadi warga gereja yang dapat menyaksikan kasih Allah, berupa pembebasan, pemulihan
dan perbaikan kehidupan kemanusiaan. Sebagaimana halnya amanat yang diberikan Tuhan
kepada gereja untuk memberikan kabar kesukaan/Injil ke seluruh dunia dan memberikan
kesaksian dan menyampaikan kasihNya kepada manusia. Berdasarkan Amanat Tuhan Allah
bahwa Naposo HKI sebagai wadah pemuda harus memperlengkapi dirinya dalam melakukan
persekutuan dan pelayanan. Itu artinya penginjilan adalah keharusan bagi gereja, khususnya
HKI.10
percaya dan menjadi tanggungjawab sebab telah menerima Kristus sebagai Juruselamatnya. 11
Dalam tugas penginjilan tersebut, semua orang percaya terlibat di dalamnya, bukan saja hanya
pelayan gerejawi termasuk juga naposo (kaum muda). Akan tetapi, naposo merupakan orang
6
Makmur Halim, Model-Model Pengi jilan Yesus (Malang: Gandum Mas, 2003), 31.
7
Darsono Ambarita, Persfektif Misi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Pelita Kebenaran
Pers, 2018), 54.
8
S.A.E. Nababan, Gerakan Oikumene dan Penginjilan (Jakarta Timur: PMK HKBP, 2020), 237.
9
Mike Shipman, Kepemimpinan Kerasulan (Bandung: Dian Cipta, 2017), 20.
10
https://adoc.tips Peraturan Rumah Tangga Persatuan Naposo Bulung (PNB) Huria Kristen Indonesia
(HKI), diakses pada tanggal 12 Januari 2021, pada pukul 12:40.
11
D.W. Ellis, Metode Penginjilan (Jakarta: YKBK, 1999), 7.
4
yang rentan pada perubahan dan rentan akan pergumulan dan persoalan. Dunia orang muda
sekarang ini merupakan dunia yang sangat rentan dengan krisis serta berbagai persoalan atau
sangat diperlukan pembinaan dari pelayan gereja terhadap kaum muda yang telah menerima
Kristus dan menjadi anggota warga gereja agar mampu mengabarkan Injil.
Pada prinsipnya bahwa sebagai orang yang sudah percaya kepada Kristus, kaum muda
dapat digambarkan ibarat seorang pelari estafet yang sedang menjulurkan tangannya
menunggu serta siap menerima tongkat pendek yang akan diberikan kepadanya (tugas dan
peran pemuda dalam penginjilan).13 Pemuda harus bersedia menjadi saksi Kristus, sebab janji
penyertaan Tuhan (bnd. Mat. 28:18-20), di mana mereka merupakan inisiator dalam
menjalankan penginjilan. Hal itu dikarenakan bahwa Allah itu berkuasa di dalam
bangsa percaya kepadaNya.14 Penginjilan nerupakan inisiatif Allah yang harus dilakukan
setiap manusia yang percaya kepadaNya. Orang percaya dipanggil menjadi garam dan terang
dunia dan menjadi saksiNya (bnd. Mat. 5:13-14). Dengan demikian, misi yang di dalamnya
termaktub tugas penginjilan adalah pertama-tama pekerjaan Allah dan kemudian diamanatkan
kepada umatNya (gerejaNya).15 Dalam penginjilan bahwa Allah orang percaya adalah Allah
Dalam penginjilan termaktub unsur kasih yang begitu besar, yang berasal dari Allah
kepada mereka yang sama sekali belum mengenal Kristus dan kepada mereka yang sudah
mengenal namun belum percaya kepadaNya.17 Para penginjil adalah orang-orang yang sudah
12
Ester Yunita Dewi, “‘Strategi Pelayanan Bersama “PengInjilan” Bagi dan Melalui Kaum Muda
Berdasarkan Matius 28:18-20,’” Kadesi: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 1, no. 1 (2021), 126.
Dalam https://ejournal.sttkb.ac.id/index.php/kadesibogor/article/view/6.
13
Natalia Debora Pantas, “‘Bersaksi Tentang Kristus Sebagai Gaya Hidup Pemuda Gereja Masa Kini,’”
Jurnal Missio Ecclesiae 5, no. 2 (2016), 170. Dalam https://jurnal.i3batu.ac.id/index.php/me/article/view/64.
14
Warren S. Banson & Mark H Senter, Pedoman Lengkap Untuk Pelayanan Kaum Muda (Bandung:
Yayasan Kalam Hidup, 1987), 165.
15
Darsono Ambarita, Persfektif Misi Dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, vii.
16
Paul Bortwick, Pemberitaan Injil Tugas Siapa (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1995), 19.
17
Stephen Tong, Kerajaan Allah, Gereja dan Pelayanan (Serabaya: Momentum, 2007), 33.
5
mengalami kuasa Injil tersebut dan Roh Kudus akan menguatkannya dan memberikan
keberanian dalam penginjilan untuk menjangkau semua manusia. Sehingga dalam penginjilan
segala hambatan-hambatan yang mengatasnamakan budaya, agama, suku, ras warna kulit, dan
Jangkauan penginjilan bukan saja dilingkungan sekitar, tetapi dibawa keluar. Wilayah
penginjilan tidak terbatas pada geografis, namun mencakup seluruh aspek kehidupan manusia,
seperti aspek sosial, politis, adat dan budaya dan juga agama. Gereja, yaitu dalam hal pemuda
mengabarkan kabar baik, kabar sukacita itu di tempat-tempat di mana manusia hidup dan
bekerja.19 Dalam sejarah masuknya Injil ke Indonesia, khususnya ketanah batak dengan
mengabarkan Injil, orang-orang penginjil bersama kaum muda sudah memulai pekabaran Injil
sesuai dengan perintah Yesus Kristus yang mengatakan: “dan lagi dalam nama-Nya berita
tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa , mulai
dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya itu” (Luk. 24:47-48) dan suruhan untuk
“Pergilah, jadikanlah semua orang murid-Ku” yang diperintahkan Yesus Kristus dalam Mat.
28:19-20, dengan menggunakan segala daya, dana dan cara/metode yang dimiliknya.20
Sehingga, dalam penginjilan kaum muda seharusnya menjadi saksi Kristus dan
memberitakan Injil itu terus menerus dalam hidupnya yang berdampak kepada orang lain.
Kaum muda juga seharusnya memiliki niat, komitmen, integritas dan konsistensi dalam
penginjilan ini. Kesadaran penginjilan para kaum muda menjadi modal dasar yang sangat
penting dan menjadi titik awal dalam menyampaikan Injil dikalangan banyak orang. 21
Sebagai pemuda gereja, dalam diri pemuda perlu ditanamkan sifat yang baik dalam
kehidupannya. Konsep diri terbentuk langsung dalam diri seseorang sesuai dengan sikap-
18
Stephen Tong, Teologi PengInjilan (Jakarta: LRII, 1988), 65-66 & Eckhard J. Schnabel, Early
Christian Mission: Paul and The Early Church (USA: InterVarsity Press, 2004), 1541-1542.
19
S.A.E. Nababan, Gerakan Oikumene dan Penginjilan, 245.
20
Pucuk Pimpinan HKI, Huria Kristen Indonesia Tata Gereja 2005 (Pematang Siantar: Kantor Pusat
HKI, 2015), 88.
21
Ester Yunita Dewi, “Strategi Pelayanan Bersama “Penginjilan” Bagi dan Melalui Kaum Muda
Berdasarkan Matius 28:18-20.”, 147.
6
sikap orang lain terhadap dirinya yaitu dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar (di
luar keluarga), sikap tersebut terbentuk atas dasar pengalamannya dalam lingkungan
diluar dirinya, sehingga ia mampu mengarahkan dirinya kedalam pelayanan gereja. Pemuda
juga perlu melihat dirinya untuk mengetahui letak kelemahannya serta kemampuannya agar ia
mampu meletakkan dirinya pada bidang pelayanannya khusnya dalam memberitakan kabar
baik atau kabar sukacita. Melihat hal tersebut pemimpin gereja tidak bisa diam, tetapi
melakukan pendampingan dan memberikan pengalaman untuk membantu para pemuda dapat
memahami bagaimana peran pemuda sangatlah penting sesuai dengan Firman Tuhan yaitu
keadaan yang sehat, nyaman dan sportif dan tercipta keadaan yang harmonis.24
Dalam peraturan rumah tangga naposo HKI bab IV Pasal 6 tentang tugas dan usaha
pemuda, untuk mencapai tujuan yang ditetapkan bahwa naposo HKI memiliki tugas yang
diembannya yaitu mengabarkan Injil juga mampu menciptakan kehidupan yang menunjukkan
keadilan, kebenaran dan penuh kasih ditengah-tengah gereja, keluarga, masyarakat, bangsa
dan Negara.25 Namun, pekabaran Injil dikalangan pemuda saat ini khusunya dalam
perkembangan zaman saat ini telah menurun, hal ini diakibatkan perubahan zaman dan
kemajuan teknologi. Manusia sudah dikekang oleh perubahan zaman dengan mengikuti gaya
hidup kebarat-baratan, bersifat egois, dan mereka berusaha tampil hebat agar diakui oleh
orang disekitarnya. Ketika orang lain tidak mampu mengikuti perkembangan zaman tersebut
Dalam arus perkembangan zaman saat ini, ada banyak kalangan pemuda gereja yang
kurang memahami pentingnya penginjilan ditengah-tengah dunia yang semakin berubah ini.
banyak generasi muda sekarang ini terhanyut dalam kenikmatan duniawi dalam hal ini
pemuda hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak mau mengabarkan keselamatan
kepada orang lain. Banyak orang saat ini dalam keadaan mengikuti zaman yang terus berubah
tidaklah salah, akan tetapi konsep pluralism sangat baik diterapkan di gereja tanpa
menghilangkan eksistensi Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Juruslamat satu-satunya
Dalam pengamatan penulis, bahwa gereja saat ini mulai kehilangan identitasnya akibat
kurangnya perhatian gereja terhadap kaum muda di tengah perubahan zaman yang semakin
maju. Gereja saat ini hanya memfokuskan kepada pembangunan gedung gereja, administrasi
akan tetapi mengabaikan penginjilan. Padahal, penginjilan adalah hal yang paling esensial
Pemuda sebagai generasi penerus gereja, yang sudah semakin terkikis, maka ke
manakah gereja nantinya?. Padahal salah satu tugas gereja adalah bersaksi (Marturia). Tentu,
kesaksian di sini dimengerti sebagai kesaksian yang penuh semangat, terutama dalam hal
penginjilan, dan memberitakan karya penyelamatan Kristus. Penginjilan adalah titik sentral di
mana panggilan iman menjadi satu dengan strategi, sedang iman ditujukan dalam realita
dunia.29 Sejarah membuktikan bahwa gereja tidak akan pernah bertumbuh ketika tidak ada
yang mengabarkan Injil, yaitu kabar baik. Namun, bukti nyata yang gereja torehkan dan
27
S.A.E. Nababan, Gerakan Oikumene dan Penginjilan, 16.
28
E. B. Surbakti, Benarkah Injil Kabar Baik? (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 148
29
William A., Dyrnes, Agar Bumi Bersukacita, Dalam Buku: Misi Holistis Dalam Teologi Alkitab
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 16.
8
terbukti hingga kini adalah bahwa gereja dalam sejarahnya menempatkan penginjilan sebagai
Terkait penginjilan ini, ada banyak pemahaman yang simpangsiur atau menganggap
penginjilan itu hanya sekedar menambah jumlah jemaat saja atau gereja ingin melakukan
Kristenisasi. Tetapi, menurut John Piper penginjilan itu bukan saja perihal mengkristenkan
orang lain, melainkan untuk menyentuh kehidupan manusia, supaya kasih yang daripada
Allah dirasakan oleh mereka baik orang yang percaya maupun orang yang belum percaya. 30
Sebagaimana karya keselamatan yang Yesus lakukan kepada dunia ini, tidak memandang
perbedaan latarbelakang, suku, bangsa, agama yang berbeda melainkan Yesus datang untuk
agar sejalan dengan apa yang Allah maksudkan serta berdasarkan pemahaman yang benar
mengenai penginjilan Tersebut.32 Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis
merasa tertarik untuk membahas permasalahan ini secara mendalam, dengan mengangkat
sebuah Judul: “PENGINJILAN OLEH NAPOSO” dengan Sub Judul: “Suatu Tinjauan
Misiologis Tentang Peran Kaum Muda (Naposo) dalam Penginjilan Serta Relevansinya
untuk melihat masalah apa saja yang ada di dalam penulisan ini, yaitu sebagai berikut:
30
John Piper, Jadikan Sekalian Bangsa Bersukacita! Supremasi Allah Dalam Misi (Bandung: Lembaga
Literatur babtis, 2003), 277-278.
31
Peters, George W., A Biblika Theology Of Missions (Malang: Gandum Mas, 2006), 19.
32
Albert Konaniah, “‘Sekolah Teologi dan Gerakan PengInjilan,’” Jurnal Veritas: Jurnal Teologi dan
Pelayanan (2018), 217-223. Dalam
https://www.researchgate.net/publication/335741705_Sekolah_Teologi_dan_Gerakan_PengInjilan.
9
sendiri).
2. Kurangya peran naposo dalam melaksanakan penginjilan sebagai tugas yang telah
diamanatkan Yesus kepada manusia orang percaya, bukan saja kepada pelayan
3. Gereja kurang memberikan perhatian kepada naposo, gereja sibuk dengan urusan
5. Adanya pemahaman yang keliru mengenai penginjilan ini, yaitu orang Kristen
Pembatasan masalah diperlukan supaya masalah yang diidentifikasi tidak terlalu luas
dan lebih terarah. Dalam hal ini juga untuk memudahkan dan menyederhanakan masalah
maksud adalah berfokus pada peran kaum muda (Naposo) dalam penginjilan serta
33
W. Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1982), 36.
10
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah:
2. Apa saja factor-faktor yang menyebabkan penurunan minat para naposo dalam
3. Bagaimana peran gereja dalam membina, melatih dan memperbaharui sikap dan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam proposal skripsi ini adalah:
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan penurunan minat para
3. Untuk mengetahui peran gereja dalam membina, melatih dan memperbaharui sikap
dan karakter para naposo dalam melakukan penginjilan, baik penginjilan ke dalam
Manfaat penulisan ini adalah sebuah penyataan tentang apa yang dirasakan setelah
tujuan tercapai.34 Adapun manfaat penulisan daalam penulisan proposal skripsi ini adalah:
34
Victorianus Aries S., Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian (Yogyakarta: Graha Ilmu,, 2012), 18.
11
penurunan minat para naposo dalam penginjilan, sebagai tugas yang harus
dilakukannya.
3. Agar menambah wawasan tentang peran gereja dalam membina, melatih dan
memperbaharui sikap dan karakter para naposo dalam melakukan penginjilan, baik
Metodologi yang digunakan dalam penulisan ini adalah metodologi kualitatif. Dari
(library research), yaitu metode yang menekankan penelitian kepustakaan. Dengan demikian,
penulis meneliti bahan literatu berupa buku-buku, jurnal, arsip-arsip, dokumen-dokumen dan
sebagainya yaitu tentang kajian-kajian baik secara teoritis pun historis serta sumber-sumber
tersebut berpadan dengan judul yang peneliti tetapkan.selain itu, untuk melihat phenomena
atau rekaman peristiwa yang sudah ataupun sedang terjadi, penulis juga menggunakan
mendalam kepada beberapa orang yang bersangkutan dan bisa dikatakan ahli dalam bidang
misiologi
skripsi yang bertujuan memberikan gambaran untuk memudahkan pembaca dalam memahami
12
keseluruhan isi skripsi tersebut. Dengan demikian, dalam penulisan skripsi ini, penulis
Bab I Pendahuluan
Dalam bagian ini, berisikan kerangka teoritis dan kerangka konseptual. Dalam
hal ini, penulis menggali dan mengkaji ilmu-ilmu atau teori-teori secara garis
Bab IV Analisis Data, Penyajian Data, Hasil Penelitian, dan Tinjauan Misiologis
Dalam bagian ini, berisikan tentang analisa data-data dari hasil penelitian.
Dalam bagian ini, berisikan kesimpulan penulis dari seluruh tulisan yang sudah
dikaji, dianalisa oleh penulis. Kesimpulan ini penulis tuliskan secara singkat,
13
padat dan jelas. Kemudian juga ada beberapa saran dari hasil kajian/tinjauan
A. Sumber Buku
Ambarita, Darsono. Persfektif Misi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Pelita
Banson, Warren S., & Mark H Senter. Pedoman Lengkap Untuk Pelayanan Kaum Muda.
Bortwick, Paul. Pemberitaan Innil Tugas Siapa. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1995.
Bosch, David J., Transformasi Misi Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
BPMS GKI. Visi dan Misi Gereja Kristen Indonesia. Jakarta: BPMS GKI, 2004.
Dyrnes, William A., Agar Bumi Bersukacita, Dalam Buku: Misi Holistis Dalam Teologi
Eckhard J. Schnabel. Early Christian Mission: Paul and The Early Church. USA:
Gunarsa, Singgih D., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2008.
Halim, Makmur. Model-Model Pengi jilan Yesus. Malang: Gandum Mas, 2003.
Lumintang, Stevri I., Missiologia Kontemporer. Batu: Departemen Literatur PPII, 2006.
Nababan, S.A.E,. Gerakan Oikumene dan Penginjilan, Jakarta Timur: PMK HKBP,
2020.
Piper, John. Jadikan Sekalian Bangsa Bersukacita! Supremasi Allah Dalam Misi.
Pucuk Pimpinan HKI, Huria Kristen Indonesia Tata Gereja 2005. Pematang Siantar:
Ilmu,, 2012.
Sinaga, Martin Lukito. Teologi Gereja Kristen Protestan Simalungun. Jakarta: BPK
Singgih, Gerrit. Mengatasi Masa Depan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
Surbakti, E. B., Benarkah Injil Kabar Baik?. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
Tong, Stephen. Kerajaan Allah, Gereja dan Pelayanan. Serabaya: Momentum, 2007.
W., Peters, George. A Biblika Theology Of Missions. Malang: Gandum Mas, 2006.
Dewi, Ester Yunita “‘Strategi Pelayanan Bersama “PengInjilan” Bagi dan Melalui Kaum
Muda Berdasarkan Matius 28:18-20,’” Kadesi: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama
https://ejournal.sttkb.ac.id/index.php/kadesibogor/article/view/6.
Kristen Indonesia (HKI), diakses pada tanggal 12 Januari 2021, pada pukul 20.31
Konaniah, Albert. “‘Sekolah Teologi dan Gerakan PengInjilan,’” Jurnal Veritas: Jurnal
https://www.researchgate.net/publication/335741705_Sekolah_Teologi_dan_Gerakan
_PengInjilan.
Pantas, Natalia Debora, “‘Bersaksi Tentang Kristus Sebagai Gaya Hidup Pemuda Gereja
https://jurnal.i3batu.ac.id/index.php/me/article/view/64.
C. Usulan Buku
Artanto, Widi. Menjadi Gereja Misioner. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.
Bosch, david J., Transformasi Misi Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018
Kirk, J. Andrew. Apa Itu Misiologi?. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015.
Samosir, Maregos Andrianus Emer Samosir, Transformasi HCHB ke HKI. Jakarta: BPK
Siwu, Richard. Misi dalam Pandangan Ekumenikal dan Evanggelikal Asia. Jakarta: BPK
Ukur. F., & F.L. Cooley. Jerih dan Juang. Jakarta: Lembaga Penelitian dan studi DGI,
1979.
Van Den End, Th., 95 Dalil Martin Luther. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017.