KELOMPOK VII
SEMESTER: V
Kelompok VII
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah misi merujuk pada kegiatan penyebaran iman, Misi dan penginjilan
merupakan suatu tugas sebagai amanat Agung. Alkitab telah banyak memberikan kita
catatan-catatan penting tentang bagaimana pergerakkan para murid dan gereja-gereja
mula-mula dalam merespon hal tersebut. Masa kini, sebagian dari gereja juga mengakui
bahwa tugas menjalankan penginjilan dan misi itu juga adalah tugasnya. Menjadi pokok
permasalahan bagi gereja masa kini ialah bagaimana gereja menghadapi tantangan dari
dunia dengan kemajemukkan yang ada di dalamnya, pluralisme, kemajuan teknologi serta
peningkatan ilmu pengetahuan yang semakin membuka ruang bagi manusia untuk
bergerak dan bertindak dengan gaya post modern seperti sekarang ini. Ini merupakan
sebuah tantangan yang sangat luar biasa bagi gereja sebagai subjek misi.
Gereja yang hidup adalah gereja yang bermisi, gereja yang dengan sungguh-
sungguh dan setia mencoba menjalankan setiap aspek kebenaran firman Tuhan di dalam
kesehariannya. Memang itu bukan hal yang gampang, tetapi bukan tidak mungkin dicapai
dan dilakukan. Pasti ada konflik dan pertentangan yang akan terjadi, tetapi kalau kita
semua mau setia dan tunduk diri di bawah kebenaran firman Tuhan dan bersama-sama
menjalankannya, niscaya pertentangan itu dapat diselesaikan bersama-sama.
Dalam bagian ini, kita tidak akan menyoroti tentang kehidupan gereja secara
keseluruhan, tetapi lebih mengamati kepada misi yang harus dilakukan oleh gereja.
BAB II
PEMBAHASAN
Misi Masa Kini", memberikan suatu definisi misi sebagai berikut: Misi adalah panggilan
yang tritunggal untuk menyatakan Kristus kepada dunia dengan jalan proklamasi,
kesaksian, dan pelayanan supaya dengan kuasa Roh Kudus, Allah, dan firman-Nya,
manusia dibebaskan dari egoisme dan dosanya dan dengan tindakan Allah dilahirkan
kembali sebagai anak-anak Allah dengan jalan percaya akan Dia melalui Yesus Kristus,
yang diterimanya sebagai Juru Selamat pribadinnya, dan dilayaninya sebagai Tuhannya
dalam persekutuan tubuh-Nya, yaitu gereja, untuk kemudian menyatakan Dia kepada
dunia.
Definisi ini tampaknya sudah merupakan definisi yang sederhana, ringkas, tetapi juga
padat. Di dalam definisi ini sudah tercakup hal-hal yang tergolong sebagai tindakan misi,
yaitu:
Ini adalah bentuk serangan yang paling populer dan tampaknya menjadi suatu
kecenderungan yang terjadi di gereja-gereja Tuhan masa kini. Bentuk serangan ini,
antara lain:
Bentuk serangan iblis di zaman ini adalah pemberitaan Injil tanpa salib. Yang
ada hanyalah sukacita, kemakmuran, kepuasan, kesenangan diri, pemenuhan
hawa nafsu, dan berbagai ajaran yang menghujat Allah Tritunggal. Kita harus
ingat bahwa salib adalah kemenangan Allah. Karena itu sangat mustahil jika ada
orang Kristen yang mengaku dapat hidup berkemenangan tanpa Salib, karena "...
di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yohanes 15:5).
"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu
seperti dalam kegeraman, siapakah yang membangkitkan amarah Allah,
sekalipun mereka mendengar suara-Nya? Bukankah mereka semua yang keluar
dari Mesir di bawah pimpinan Musa? Dan siapakah yang Ia murkai empat puluh
tahun lamanya? Bukankah mereka yang berbuat dosa dan mayatnya
bergelimpangan di padang gurun? Dan siapakah yang telah Ia sumpahi, bahwa
mereka tidak akan masuk ke tempat perhentian-Nya? Bukankah mereka yang
tidak taat? Demikianlah kita, bahwa mereka yang tidak dapat masuk oleh karena
ketidakpercayaan mereka" (Ibrani 3:15-19).
Menjalankan misi Amanat Agung di masa kini menghadapi berbagai tantangan
yang luar biasa, gereja harus berhadapan dengan pluralisme masyarakatnya, ini bisa
berupa perjumpaan misi Amanat Agung itu dengan agama-agama lain, gereja juga
harus menghadapi tantangan masih maraknya penduduk yang mempertahankan
tradisi leluhurnya (singkretisme). Kondisi masyarakat yang telah berubah dengan
masuknya kemajuan dari sektor teknologi juga menjadi hambatan yang serius.
Semua ini disebabkan bahwa kecenderungan masyarakat lebih disibukkan untuk
mengikuti arus kemajuan daripada mendengarkan Injil atau tidak tahu-menahu lagi
tentang Tuhan (Sekularisme).
Demikian juga masyarakatnya yang sudah menjadi anggota gereja juga terlibat
dalam mengikuti arus hidup yang semakin berubah dan semakin menuntut, oleh
karena itu tugas menginjil yang merupakan urat nadi gereja otomatis hanya
dibebankan kepada para pelayan Tuhan saja. Faktor-faktor interim juga
menghambat pelaksanaan misi gereja, misalnya gereja tertentu mematok wilayah
bagi gereja lain untuk mengabarkan Injil karena wilayah tersebut katanya
merupakan wilayah pula bagi suatu gereja.