Anda di halaman 1dari 15

IMPLIKASI MISIOLOGI DALAM

PENGEMBANAN KURIKULUM AGAMA


KRISTEN DI GEREJA LOKAL

D
I
S
U
S
U
N
OLEH

JULIYANTI BR.PAKPAHAN
NIM : 01201811122
MAKUL : PAK & MISIOLOGI
DOSEN PENGAMPU : PINCE SITUMORANG,
M.Pdk

Sekolah Tinggi Teologia Marturia Tanjung Balai

Tanjung Balai- Sumatera Utara

2022
Abstrak
Dalam kegiatan pengajaran dan pembinaan gereja, gereja harus
mengejawantakan tiga tugas utama pengajaran Agama Kristen yaitu:
(1) Marturia (tugas kesaksian untuk memberitakan Injil),
(2) Koinonia (tugas pembinaan persekutuan),
(3) Diakonia (tugas pelayanan kepada Tuhan dan sesama manusia).
Gereja sebagai tempat persekutuan yang mampu mempraktekan model
Eklesiologi yang dapat mempraktekan proses edukasi dengan benar dan baik.
Pengembangan kurikulum gereja di lokal. Didasarkan pada kerinduan dan
hasrat untuk mengembangkan kualitas anggota jemaat, oleh karena itu
pengajaran kepada jemaat lokal melalui khotbah, ibadah raya, pendalaman
Alkitab dan kompok sel. Pengembangan kurikulum pengajaran agama Kristen
dalam gereja di lokal sangat perlu atau dibutuhkan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain:
Pertama, visi dan misi gereja. Visi dan misi gereja akan mewarnai
kurikulum di gereja lokal. Oleh karna itu dalam tata laksana pengajaran di
gereja, para pemimpin gereja atau pendeta harus mampu melahirkan berbagai
topik pengajaran berdasarkan visi tersebut.
Kedua, nilai-nilai yang dibangun dalam gereja, artinya merujuk kepada
motto pelayanan yang dikembangkan. Dengan demikian daras pengajaran dan
pembinaan di gereja lokal, harus diarahkan kepada nilai-nilai tersebut serta
peruntukkan kepada pencapaian tersebut.
PENDAHULUAN
Misi adalah suatu kegiatan yang mengutus seseorang atau kelompok ke suatu
tempat atau daerah tertentu, untuk melaksanakan program atau kegiatan dalam
jangka waktu tertentu. Dalam konteks dan konten misi khususnya misi
kedaerah-daerah tertentu, diperlukan strategi, metode dan pendekatan-
pendekatan.
Dalam kaitan dengan kurikulum pendidikan gereja (Pengajaran Agama
Kristen Gereja Lokal) diperlukan disain kurikulum yang sesuai dengan konteks
gereja lokal. Sebagai subyek pengajaran Agama Kristen, gereja harus mampu
mempresentasikan pelayanan yang bersifat edukatif, inovatif dan kreaktif, oleh
sebab itu gerejalah yang pertama harus mendesain program pelayanan di
jemaat, keluarga, serta masyarakat.
Gereja harus mengajarkan, mengadakan pembinaan terhadap kualitas hidup
jemaat-jemaat. Gereja sebagai tempat persekutuan yang mampu mempraktekan
model eklesiologi yang dapat mempraktekan proses edukasi. Salah satunya
adalah harus mampu mengajarkan tentang pertumbuhan iman jemaat untuk
mencapai kedewasaan iman. Sebagai tubuh Kristus, umat Allah, dan
persekutuan orang percaya, dan juga institusi (lembaga) Gereja harus mampu
membawa umat untuk bertumbuh dalam iman kepada Allah melalui Yesus
Kristus, oleh firman-Nya. Dengan demikian Gereja terpanggil untuk
melaksanakan tugas pendidikan atau pembinaan warga jemaat.
1) MISI DAN MISIOLOGI

a. Pengertian Misi
Istilah Mission atau misi (dipakai dalam bahasa Inggris, Jerman dan
Belanda dengan istilah missie dipergunakan dalam kalangan gereja, tetapi
umumnya menggunakan kata Zending) berasal dari istilah bahasa latin Missio
yang diangkat dari kata millere (berkaitan dengan kata Missum)yang berarti to
send (mengirim atau mengutus).
Padanan kata ini dalam bahasa Yunani Apostello. Kata Apestello tidak
berarti mengirim atau kirim(Pempo) secara umum, tetapi lebih dari itu
yaitu”mengirim dengan otoritas”

b. Pengertian Misiologi
Pengertian dari segi etimologisnya. Missiologi berasal dari kata dalam
bahasa Latin missio dan bahasa Yunani logos. Mission berarti perutusan dengan
pesan atau message khusus untuk disampaikan atau tugas khusus untuk
dilaksanakan. Logos berarti ilmu atau studi, kata atau wacana, yang dari
beberapa pengertian itu kita bisa mengambil kesimpulan bahwa misiologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang perutusan.
Misiologi atau ilmu pengetahuan misi, adalah wilayah
lingkup teologi yang mempelajari mandat, pesan dan karya misionaris Kristen.
Misiologi adalah refleksi multi-disipliner dan cross-cultural pada semua aspek
penyebaran agama Kristen, meliputi teologi, antropologi, sejarah, geografi, teori
dan metode komunikasi dan metodologi.
Ilmu pengetahuan misi mempelajari akibat positif dan negatif dan strategi
penyebaran Kristen. Misiologi juga mempelajari dampak evangelisasi dan amal.
Salah satu tujuan misiologi adalah memisahkan antara praktik yang penting
untuk Kristen dan praktik Kristen yang dapat bervariasi di antara komunitas-
komunitas namun masih menyatakan kepercayaannya pada agama Kristen.
2) MISI DALAM AGAMA KRISTEN
Dalam Kristen, misi dibahas dalam misi Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru. Dalam Perjanjianjian Lama, pekabaran injil berasal dari Hati Allah
(Mission Dei). Pekabaran injil bukanlah sebuah gagasan Perjanjian Baru, tetapi
perkabaran injil terdapat di seluruh Alkitab.
Dalam Alkitab (Perjanjian Lama mapun Perjanjian Baru) dapat dikatakan
bahwa karya misi Allah sangat nyata. Edmund Woga mengatakan ‘karya misi
pertama-tama dilihat sebagai karya Allah, yakni Allah mengutus Diri-Nya
kepada dunia’. Dalam hal ini Allah melalui CiptaanNya yaitu alam semesta dan
seisinya (Kejadian 1). Manusia pertama Adam adalah merupakan karya
CiptaanNya yang diberi mandat untuk mengelola dunia seisinya.
Allah telah mempersiapkan misiNya lewat umatNya, Israel sebagai anak-
anak Abraham, untuk menjadi berkat bagi segala Bangsa. William Dyrness
dalam pengamatannya berpendapat: “Perjanjian Lama mempersiapkan sebuah
berita universal Implementasi Misi Kristen Dalam Persekutuan Orang Kristen
yang dalam Perjanjian Baru akan menjadi misi universal.
Misi dalam Perjanjian Lama bersifat sentripetal (dari luar ke pusat),
dalam pengertian bangsa-bangsa datang kepada Israel dan mereka dapat
mengenal serta menyembah Tuhan yang benar. Allah Perjanjian Lama yang
mengabarkan Injil melanjutkan karya penyelamatanNya melalui anakNya dan
gerejaNya dengan kuasa Roh Kudus. Seperti yang diamati oleh Stott, tema
mengenai pengabaran Injil semakin meningkat dalam Perjanjian Baru, “Misi
pertama adalah milik Allah, karena Dialah yang mengutus nabi-nabiNya,
AnakNya, RohNya. Dari antara misi-misi ini, misi Anak Allah merupakan
pusat, karena misi Anak Allah merupakan puncak dari pelayanan nabi-nabi, dan
dalam misi ini tercakup pengutusan Roh Kudus sebagai klimaknya.
Amanat yang diberikan Tuhan Yesus untuk memuridkan segala bangsa
akan tetap berlaku sampai akhir Zaman. Tugas kita sebagai orang percaya
adalah memberitakan Injil kepada setiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
Amanat Agung ini merupakan tugas inti dari misi, yaitu “menjadikan
murid” dari segala suku bangsa. Fokus inti misi yaitu ”menjadikan murid” akan
melibatkan dan akan menggerakkan umat Allah untuk pergi sebagai proses
pelaksanaan srategi dan tanda taat kepada Allah untuk memberitakan Injil,
Babtis sebagai proses Inkorporasi ke dalam wadah umat Allah untuk diteguhkan
menjadi anggota gereja, dan Ajar sebagai proses konseptualisasi yang
menunjang pemahaman, perubahan dan pendewasaan hidup serta peran umat
Allah.
Tuhan Yesus Kristus adalah contoh nyata dari misi Allah bagi umat
manusia, dimana dengan kehadiratan Tuhan Yesus Kristus memberikan harapan
bagi setiap orang khususnya pada saat itu dan pada saat ini. J. Andrew Kirk
mengemukan pendapatnya tentang pentingnya misi dalam konten orang
percaya. “Misi adalah realita mendasar tentang kehidupan kekkristenan kita.
Kita adalah orang Kristen sebab kita telah dipanggil oleh Allah untuk bekerja
dengan-Nya di dalam mencapai tujuan-tujuan-Nya bagi umat manusia secara
keseluruhan. Hidup kita di dunia adalah kehidupan dala misi. Hidup hanya
mempunyai tujuan selama ia mempunyai dimensi misioner”. Jadi Misi dalam
perseptif Alkitab dimulai dari Penciptaan (Kejadian 1), kemudian berlanjut
sampai pada kehadiran Tuhan Yesus Kristus di dunia ini, artinya misi Allah
bagi umat manusia bersifat dimanis dengan tujuan untuk memuliakan namaNya.

3) TUGAS DAN MISI GEREJA

a) TUGAS GEREJA
3 tugas gereja yang secara umum kita kenal adalah :
1) Koinonia (bersekutu),
Dalam kehidupan beriman gereja, tidaklah efektif bila tidak disertai
dengan kehidupan dalam persekutuan, karena dalam bersekutu hubungan
dengan sesama semakin dibangun, hubungan sosial menjadi baik ketika
aktif dalam persekutuan.

2) Marturia (bersaksi),
Sebagai umat pilihan Allah adalah wajib memberitakan kepada orang lain
segala perbuatan Tuhan yang telah memanggil kita kepada-Nya (1
Ptr.2:9-10). Bersaksi adalah sesuatu yang wajib bagi umat ketebusan
Allah, memberi kesaksian teradap orang lain atas segala sesuatu yang
Tuhan nyatakan dalam kehidupan gereja melalui kehidupan sehari-hari,
melalui sikap hidup, tutur kata serta seluruh aspek kehidupannya. Dengan
demikian gereja adalah saksi kristus di tengah-tengah dunia.

3) Diakonia (melayani).
Secara harafia kata “diakonia” berarti memberi pertolongan atau
pelayanan.
Diakonia berarti semua pekerjaan yang dilakukan dalam pelayanan bagi
Kristus dalam jemaat,dan memperluas jemaat oleh mereka yang dipanggil
sebagai pejabat dan oleh anggota jemaat biasa.
b) MISI GEREJA
a. Memberitakan Injil ke seluruh dunia dan menjadikan setiap bangsa
murid Tuhan.
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah,
Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-
20)
"Lalu Ia berkata kepada mereka: 'Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah
Injil kepada segala makhluk.'" (Markus 16:15)

b. Untuk melayani sebagai komunitas yang memuji dan bersekutu


bersama, dengan demikian mewujudkan kehadiran dan kasih Kristus.
"Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ
Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:20)
Sejak semula, Allah menciptakan manusia demi diri-Nya, supaya mereka
dapat menikmati persekutuan dengan-Nya dalam penyembahan kepada-Nya
(Wahyu 4:11; Yohanes 4:23). Karena itu, salah satu dimensi tujuan Allah bagi
gereja-Nya adalah untuk mengumpulkan umat-Nya dan menyediakan sebuah
lingkungan khusus sehingga mereka dapat menyembah Tuhan bersama-sama. 

c. Untuk mendewasakan orang-orang percaya dan memersiapkan mereka


untuk melakukan tugas pelayanan.
"Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus ...." (Efesus 4:11-12)
Ini adalah misi penting lainnya yang harus dikerjakan oleh gereja,
khususnya oleh para pelayannya, yaitu untuk menguatkan orang-orang percaya
dan memerlengkapi mereka demi tugas pelayanan. Gereja seharusnya menjadi
sebuah tempat yang memiliki atmosfer yang mendukung pertumbuhan rohani.
Di sanalah seharusnya firman Tuhan diajarkan, menjadi tempat orang-orang
percaya diteguhkan, dididik, dan dipimpin menuju kedewasaan. Tujuannya
bukanlah hanya untuk mendasarkan iman mereka dalam Kristus saja, melainkan
juga untuk memersiapkan mereka dalam melayani. 

d.  Untuk mewakili Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia dan untuk


memengaruhi masyarakat di sekitar kita dengan prinsip-prinsip ilahi.
"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah
ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu
adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi." (Matius 5:13-14)
Yesus menggunakan garam dan terang sebagai metafora atas karakter
gereja-Nya yang berdampak di tengah-tengah dunia. Secara historis, garam
selalu menjadi komoditas berharga yang salah satu kegunaannya adalah untuk
membasmi kuman sehingga menangkal infeksi. Sedangkan terang adalah
kekuatan yang menghalau kegelapan dan menjadi elemen penting dalam
kehidupan manusia.

4) MENGAPA MISI MENJADI BAGIAN PENTING DALAM


KEHIDUPAN GEREJA
Dean Wiebracht mengatakan ada 4 motif untuk melakukan misi:
 Ketersesatan manusia. Peilaian Allah terhadap manusia asalah bahwa
semua berada di bawah kuasa dosa (Roma 3:9) dan tidak seorangpun
benar (Roma 3 :23).Semua orang berada dibawah penghakiman maut
(Roma 6:23).
 Perintah Amanat Agung (Matius 28:18-20 ; Kisah para rasul 1:6-8)
 Allah adalah kasih. Dia selalu berkeinginan untuk memerdekakan anak-
anakNya dari dosa.
 Ketidakseimbangan para pekerja Kristen dimana tuaian banyak tetapi
pekerjanya sedikit.

5) PELAYANAN MISI

Setiap manusia diciptakan untuk sebuah misi. Allah sedang bekerja di


dunia, dan Dia ingin kita bergabung dengan-Nya. Allah ingin kita memiliki
pelayanan di dalam Tubuh Kristus dan juga misi di dunia.
Pelayanan (ministry) kita merupakan pelayanan (service) kepada orang-
orang percaya (Kolose 1:25; Korintus 12:5), dan misi kita merupakan pelayanan
(service) kita kepada orang-orang yang belum percaya. Misi kehidupan kita
bersifat bersama dan spesifik. Sebagian dari misi tersebut merupakan tanggung
jawab yang kita -- semua orang Kristen -- pikul bersama dan sebagian lainnya
merupakan tugas yang khusus bagi diri sendiri.
Alkitab memberi alasan mengapa misi begitu penting yaitu karena
 Misi kita merupakan kelanjutan dari misi Yesus di dunia.
 Misi kita merupakan hak istimewa yang mengagumkan
 Memberi tahu orang lain bagaimana mereka bisa memiliki hidup kekal
merupakan hal terbesar yang bisa kita kerjakan bagi mereka.
 Misi kita memiliki makna kekal
 Misi memberi makna bagi kehidupan kita

Macam-Macam Pelayanan Misi

Keterlibatan misi dalam usaha mempersiapkan dan memenangkan jiwa-


jiwa bagi Kristus tidak terbatas dalam lingkup "mengkhotbahkan Injil" saja.
Saat ini, pelayanan misi telah menjangkau banyak bidang kehidupan manusia,
di antaranya:
1. Pelayan Misi di Laut
Para pelaut adalah para misionaris pertama yang dipilih oleh Yesus, karena
murid-murid-Nya adalah para nelayan yang bermata pencaharian di air.
"Karena pintu masuk ke beberapa negara tertutup, para pelaut bisa jadi
adalah misionaris terakhir yang dapat kita diharapkan." Namun pada
kenyataannya, kita menemukan fakta bahwa sebanyak delapan puluh persen
dari semua pelaut belum pernah mendengar Injil. Para pengembara laut itu
merupakan sekumpulan orang yang tidak berpendidikan, kesepian, lapar
akan kasih dan sukacita. Di samping itu, mereka adalah kelompok yang mau
menerima sesuatu yang baru dan orang-orang yang memiliki keberanian,
belas kasih, kejujuran, dan selalu bepergian, sehingga membuat mereka
menjadi penyebar Injil yang alamiah.
2. Pelayanan Misi di Udara
Sejak awal, penerbangan untuk misionaris selalu menggunakan pesawat
kecil dan ringan untuk jarak dekat yang bisa mendarat di landasan darurat
atau air. Beberapa organisasi misi mencoba untuk meningkatkan fasilitas
penerbangan mereka menjadi penerbangan internasional untuk mengantar
para misionaris ke dan dari tempat tujuan. Hal ini dilakukan karena mereka
menyadari bahwa mereka tak akan pernah menang bersaing dengan
keselamatan dan biaya penerbangan komersial. Tidak berlebihan jika
penerbangan bagi misionaris sudah merevolusi misi-misi kekristenan dalam
beberapa dekade terakhir. Berminggu-minggu dan berbulan-bulan perjalanan
yang berat sudah menjadi fenomena masa lalu dan tidak ada lagi misionaris
yang terisolasi di daerah terpencil selama berbulan-bulan tanpa fasilitas
kesehatan yang dibutuhkan, makanan segar, dan kiriman surat.
3. Pelayanan Misi di Bidang Sosial
Kegiatan sosial memungkinkan kita untuk memerlihatkan Tubuh Kristus
yang di dalamnya terdapat kasih dan kerja sama yang baik. Situasi kegiatan
sosial di daerah bencana menyatukan komunitas Kristen sebagai teladan, dan
orang-orang yang mereka bantu merasakan perlakuan istimewa dari orang
Kristen yang sangat konsisten dengan pengajaran Alkitab. Ada dua alasan
dasar mengapa seorang misionaris harus terdorong untuk terlibat dalam
kegiatan sosial. Pertama, membantu mereka yang membutuhkan adalah
salah satu tugas orang Kristen yang paling fundamental dan salah satu
tindakan yang paling konsisten ditekankan dalam Alkitab. Kedua, kegiatan
sosial memberikan peluang yang paling besar bagi pertobatan, khususnya di
negara-negara yang tertutup terhadap jangkauan misi. Hal itu dapat
membantu menjangkau banyak orang yang terancam untuk hidup dan mati
tanpa mengenal Kristus.
4. Pelayanan Misi di Bidang Kesehatan
Pelayanan misi kesehatan merupakan upaya kemanusiaan terbesar yang
dikenal dunia selama abad dua puluh. Lebih daripada pelayanan lainnya,
pelayanan ini sanggup melucuti kritik-kritik terhadap misi-misi Kristen.
Seiring dengan diraihnya kemerdekaan, perubahan sosial, dan politik,
khususnya di dunia ketiga, misi kesehatan telah bergeser dari tugas
perintisan dan mulai lebih berkonsentrasi pada obat-obatan yang bersifat
mencegah, klinik lapangan, pekerjaan rumah sakit, dan sekolah kedokteran.
5. Pelayanan Misi di Bidang Pendidikan
Bidang pendidikan memunyai fungsi yang sangat penting dalam pengabaran
Injil sejak dahulu, di mana pendidikan merupakan kebutuhan yang langsung
dapat dirasakan bagi kehidupan. Meskipun pada mulanya sekolah belum
diminati oleh sebagian besar rakyat, namun tidak dapat dimungkiri
berdirinya sekolah Kristen membawa pengaruh yang cukup besar dalam
menetralisasi pandangan masyarakat yang negatif terhadap agama Kristen
sebagai agama kolonial Belanda.
6. Pelayanan Misi di Bidang Kewanitaan
Salah satu pelayanan yang nantinya memberi dampak besar adalah
pelayanan untuk wanita. Karena itu, pelayanan misi di bidang wanita
seharusnya mendapat perhatian yang proporsional. Namun sayang, peran
wanita sering tidak mendapat dukungan yang diperlukan dari masyarakat
umum. Sebaliknya, wanita sering mendapat perlakukan yang tidak adil dan
diremehkan, bahkan dilecehkan sehingga tidak dapat melakukan peran yang
seharusnya. Oleh sebab itu, memperlengkapi wanita dengan hidup rohani
yang kuat dan keterampilan penginjilan akan mendorong mereka
menjangkau anggota keluarganya dan bahkan masyarakat di sekitarnya bagi
Kristus.
7. Pelayanan Misi bagi Anak-Anak
Peperangan, bencana alam, dan sakit penyakit bukanlah sesuatu yang
diinginkan oleh siapa pun. Jika negara harus mengalami hal-hal tersebut,
rakyatlah yang akan merasakan dampaknya, tak terkecuali anak-anak.
Akibat yang harus ditanggung juga tidak sedikit, karena banyak dari mereka
yang akhirnya terpaksa terpisah dari orang tuanya dan harus hidup menjadi
yatim piatu. Sebagai anak-anak Tuhan, kita dipanggil untuk mengasihi
sesama kita, "... kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" Siapa
pun sesama kita, kita harus mengasihi mereka. Cara paling efektif untuk
memberi kesaksian tentang Kristus adalah melalui tindakan kasih dan
kepedulian yang nyata, yaitu melayani kebutuhan jasmani mereka dengan
cara menyediakan rumah, makanan, keamanan, dan layanan, setelah itu kita
bisa melayani kebutuhan rohani mereka yang sesungguhnya.
6) MISI MENURUT PARA AHLI

 Misi adalah tindakan strategis untuk meraih visi organisasi (Edwin A.


Locke & Associates, Esence Kepemimpinan).

 Misi merupakan langkah/kegiatan yang harus dilaksanakan guna


merealisasikan tercapainya visi. (DR. Sapta Nirwandar, Makalah
Seminar).

 Misi adalah tugas yang dirasakan orang sebagai suatu kewajiban


untuk melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme, dsb. (Kamus
Besar Bahasa Indonesia).

 Misi adalah tugas khusus yang menjadi tanggung jawab seseorang


atau sekelompok orang – specifc task a person or group is charged –
(Webster Third New International Dictionary).

 Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau


alasan eksistensi organisasi, yang memuat apa yang disediakan oleh
perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.
Wibisono (2006,p.46)

 Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh


instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan.
(Lembaga Administrasi Negara, Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Pendidikan Agama Kristen merupakan bagian terpenting dari pendidikan
Kristen, artinya Pendidikan Agama Kristen merupakan kelanjutan dari
Pendidikan Kristen, oleh sebab itu Pendidikan Kristen harus mengacu kepada
proses pembelajaran secara umum dalam kekristenan sedangkan Pendidikan
Agama Kristen lebih kepada pengkhususan kepada proses pembelajaran itu
sendiri.

Menurut E. G. Homrighausen dan I. H. Enklaar, mengatakan :


PAK mencakup segala usia, baik muda maupun muda bahkan anak-anak dalam
persekutuan iman yang kemudian dinyatakan dalam persekutuan bersama,
sebagai berikut: Inilah arti yang sedalamdalamnya dari PAK, bahwa dengan
menerima pendidikan itu, segala pelajar, muda dan tua, memasuki persekutuan
iman yang hidup dengan Tuhan sendiri, dan oleh dan dalam Dia mereka
terhisap pula pada persekutuan jemaatnya yang mengakui dan mempermulaikan
namaNya dan segala waktu dan tempat.

Subyek Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen adalah gereja dan


sekolah. Gereja adalah penanggung jawab pertama dari pelayanan, oleh sebab
itu gerejalah yang pertama harus memikirkan pelayanan Pendidikan Agama
Kristen baik dalam konteks jemaat, keluarga, sekolah maupun ditengah
masyarakat pada umumnya. Pendidikan Agama Kristen adalah tugas yang
sangat penting bagi kelangsungan pertumbuhan jemaat-jemaat baru atau
anggotaanggota baru, petobat-petobat baru baik digereja, disekolah maupun
dikeluarga.

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Istilah “Kurikulum” berasal dari bahasa Latin, yakni: “Curriculum”


artinya jarak yang harus ditempuh oleh seseorang pelari. Dalam pengertian
pembelajaran “Kurikulum” adalah jangka waktu proses pendidikan yang harus
ditempuh dalam mendapatkan ijasah.
S. Nasution, menguraikan pengertian Kurikulum, sebagai berikut:
“Kurikulum adalah suatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai
tujuan pendidikan. Apa yang direncanakan bersifat idea, suatu cita-cita tentang
manusia dan warga negara yang akan dibentuk.
Kurikulum dalam Pembelajaran Agama Kristen berpusat pada Alkitab
Kurikulum dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen adalah seluruh
pengetahuan dan pengalaman yang mempengaruhi kehidupan peserta didik.
Alkitab harus dihubungkan dengan kehidupan melalui pengalaman-pengalaman
belajar peserta didik dan penerangan secara realitas dari kebenaran tersebut.

IMPLIKASI MISIOLOGI DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM


PENGAJARAN AGAMA KRISTEN DI GEREJA LOKAL
Salah satu tantangan yang dihadapi gereja-gereja pada zaman sekarang
ini, adalah mempersiapkan kurikulum dalam jemaat lokal. Kurikulum secara
sederhana dapat dimaknai sebagai rencana pembelajaran (pengajaran) di gereja
lokal. Pengajaran disampaikan melalui berbagai bentuk antara lain khotbah,
seminar, pelatihan dan diskusi, dan lain-lain.
Dalam rangka mewujudkan pengembangan kurikulum dalam gereja lokal
maka harus memperhatikan beberapa hal yaitu :
1. Perhatikanlah visi dan misi gereja. Visi dan misi gereja akan mewarnai
kurikulum gereja.
2. Perhatikan nilai-nilai atau asas-asas yang dibangun dalam gereja,
biasanya hal ini merujuk kepada motto pelayanan gereja tersebut yang
dikembangkan.
3. Menyusun kurikulum berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga gereja tersebut. Hal ini tidak bisa terlepas dari tata gereja secara
sinode.
4. Menyusun kurikulum berdasarkan doktrin gereja, berdasarkan doktrin
gereja maka kita akan lebih mudah memahami sampai dimana ajaran-
ajaran yang akan kita sampaikan kepada jemaat.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://scholar.google.co.id/citations?
view_op=view_citation&hl=id&user=btl8ouUAAAAJ&citation_for_vie
w=btl8ouUAAAAJ:IjCSPb-OGe4C
2. https://www.google.co.id/books/edition/Pengantar_Misiologi/
TKI5EAAAQBAJ?
hl=en&gbpv=1&dq=DASAR+DASAR+MISIOLOGI&printsec=frontcov
er
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Misiologi
4. file:///C:/Users/Win10/Downloads/TugasJURNALOSFMARIASITTI.pdf
5. https://misi.sabda.org/apa-misi-gereja
6. https://misi.sabda.org/sekilas_tentang_misi
7. https://alihamdan.id/apa-itu-visi-dan-misi/
8. https://www.neliti.com/publications/282414/implikasi-misiologi-dalam-
pengembangan-kurikulum-agama-kristen-di-gereja-lokal
9.

Anda mungkin juga menyukai