Anda di halaman 1dari 13

Nama : Fiesta Elisabeth Sinaga

NIM : 2017.099.1382

Semester/Tingkat : VII/IV

Mata Kuliah : Strategi dan Metode Misi

Dosen pengampu : Pdt. Maruhum Simangunsong, M.Th.

STRATEGI & METODE MISI GEREJA HKBP PERUMNAS SIMALINGKAR


RESSORT SIMALINGKAR MEDAN TERHADAP ESENSI PERIBADAHAN DI
TENGAH PANDEMI COVID 19

I. Pendahuluan

Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategos atau jenderal. Strategos juga dapat
diterjemahkan sebagai komandan militer pada zaman demokrasi Athena. Dalam pengertian
umum strategi adalah rancangan untuk mencapai sasaran yang akan dituju. Suatu rencana
jangka panjang yang di ikuti dengan tindakan yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu,
yang umumnya adalah ”kemenangan” atau ”keberhasilan”.1

Istilah misi berasal dari kata Latin yaitu mission, yang berarti pengutusan.2 Dalam
bahasa Belanda dipakai dua istilah untuk menterjemahkan mission, yang pertama adalah
missie yang dipergunakan dikalangan Gereja Roma Katolik, sedangkan yang kedua adalah
zending yaitu mission dari Gereja atau badan pekabaran Injil Protestan. Pemakaian istilah
yang berbeda dari satu hal yang sama tersebut berasal dari zaman polarisasi dahulu, ketika
orang memisahkan secara tajam dan sangat membedakan antara Gereja Roma Katolik dan
Gereja Protestan.3

Jadi, strategi misi adalah suatu rancangan yang buat dengan tujuan untuk
melaksanakan misi Allah dengan metode (cara) yang bersifat holistiK (menyeluruh)
berdasarkan kebenaran Alkitab dengan memperhatikan konteks dan zamannya. Strategi misi
merupakan salah satu usaha agar dapat melaksanakan misi Allah dengan tepat pada waktu
yang tepat pula. Strategi misi tidak bersifat permanen, strategi misi yang berhasil pada suatu

1
Wilbert R. Shenk, Mission Strategis, (Grand Rapids: Michigan, 1993), 218.
2
Arie de Kuiper, Missiologia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 9
3
Emmanuel Gerrit Singgih, Berteologi Dalam Konteks: Pemikiran-pemikiran Mengenai Kontekstualisasi
Teologi di Indonesia, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 2000), 161.

1
tempat dan situasi tertentu belum tentu berhasil untuk tempat dan situasi yang berbeda. Oleh
sebab itu, makalah ini akan membahas bagaimana strategi dan metode misi yang
dilaksanakan oleh Gereja HKBP Perumnas Simalingkar Medan terhadap esensi peribadahan
ditengah pandemic Covid 19 saat ini.

II. Strategi & Metode Misi Gereja HKBP Perumnas Simalingkar Ress.
Simalingkar Medan Terhadap Esensi Peribadahan di tengah Pandemi Covid
19
II.1. Pengertian Gereja Sebagai Misi

Gereja adalah suatu komunitas dalam respon terhadap Missio Dei yang memberikan
kesaksian tentang kegiatan Allah di dunia melalui pemberitaan kabar baik mengenai Yesus
Kristus dalam ucapan dan tindakan.4 Gereja yang melakukan tugas dan tanggung jawab
sebagai gereja Allah adalah salah satu bentuk gereja yang misioner. Keterlibatan Gereja
dalam kehidupan masyarakat dalam rangka misi Allah sebagaimana dicita-citakan itu
ternyata tidak mudah. Banyak hambatan yang menghadang. Salah satu hambatannya adalah
masih adanya kesalahpahaman mengenai makna misi Gereja.
Selain tanggung jawab untuk memberitakan Injil, gereja juga mempunyai tanggung
jawab untuk pelayanan-pelayanan yang lain. Misi gereja tidak hanya pada pelayanan
pemberitaan Injil semata tetapi lebih kepada bagaimana gereja menjawab tantangan dan
kebutuhan manusia secara umum. Sebagaimana program mesianis Yesus: "Roh Tuhan ada
padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik pada orang-
orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-
orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang
tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. " (Lukas 4:18). Misi
tersebut menunjukkan bahwa tugas gereja memang luas, bukan hanya pada pemberitaan Injil
tetapi juga pelayanan terhadap kebutuhan manusia secara umum. Bagi Paulus, Kata
“pelayanan” mencakup seluruh dimensi tugas kristen (Efesus 4:8,12). Semua murid Kristus
terpanggil kepada tugas pelayanan ini. Paulus merumuskan dua pokok pelayanan, yaitu
pertama: Pelayanan internal mencakup pelayanan jemaat setempat kepada Tuhan dalam
ibadah (melalui doa, pujian, sakramen, dan mendengar firmanNya), pelayanan anggota satu
sama lain “untuk kepentingan bersama” (1 Kor. 12:7), pelayanan mengajar kepada jemaaat
untuk memahami normanorma tradisi rasuli (Kis. 6:4). Ketiga hal ini: ibadah, berbagi, dan
mengajar sangatlah penting bagi pertumbuhan umat Allah. Kedua: Pelayanan eksternal juga
4
J. Andrew Kirk, Apa Itu Misi?, (Jakarta, Gunung Mulia,2015), 37

2
mempunyai tiga komponen. Ketiga komponen ini sering digambarkan sebagai “misi” Gereja
karena ketiganya mencakup semua hal yang harus dilakukan oleh orang Kristen dan karena
itulah mereka di utus ke dunia. Ada panggilan khusus yakni mereka yang memiliki kebutuhan
khusus: “orang miskin, janda, yatim, tahanan, tunawisma dan lain-lain (Roma 12:7-8).
Disamping itu, ada juga pelayanan perdamaian yang melaluinya orang Kristen bekerja demi
kerukunan antara manusia dan demi keadilan sosial dalam masyarakat. Dan pelayanan
tertinggi adalah membawa orang bukan kristen kepada Kristus itu sendiri.5

II.2. Esensi Peribadahan


II.2.1. Makna Ibadah Secara Teologis
Istilah resmi dalam banyak literatur theologis ialah “liturgia” (pelayanan, yaitu
pelayanan untuk kepentingan persekutuan). Perjanjian baru juga menggunakan istilah
liturgia, tetapi dalam arti yang luas, yaitu “ibadah dalam Bait Allah” (Lukas 1:23, 2:8), atau
“persembahan Jemaat sebagai bantuan” kepada orang-orang miskin (Roma 15:27).
Keputusan itu memang telah mereka ambil, tetapi itu adalah kewajiban mereka. Sebab, jika
bangsa-bangsa lain telah beroleh bagian dalam harta rohani orang Yahudi, maka wajiblah
juga bangsa-bangsa lain itu melayani orang Yahudi dengan harta duniawi mereka.), atau
“pekerjaan apostolat” dari para rasul (Filipi 2:25), malahan juga “pelayanan” dan pejabat-
pejabat pemerintah (Roma 13:6).
            Liturgia yang dijelaskan di sini bukanlah liturgia dalam arti “tata ibadah”, seperti
yang digunakan oleh Gereja-gereja sekarang, tetapi : ibadah, pelayanan (kepada Allah dan
kepada manusia). Di samping istilah ibadah, sejah dahulu – sejak abad-abad pertama –
digunakan juga istilah-istilah lain sebagai istilah-istilah gerejawi yang resmi untuk ibadah
(kebaktian), yaitu: officium, cultus, service, worship, Gottesdienst, dll. Ibadah jemaat adalah
pertemuan antara Allah dan Jemaat sebagai umatNya. Ia mencerminkan peristiwa yang
berlangsung antara Allah dan manusia dalam perjanjian yang Ia adakan dengan dia. Dalam
ibadah Jemaat terjadi dialog antara Allah dan Jemaat. Dalam ibadah Jemaat Yesus Kristus
menempati tempat yang sentral. Ia mengundang dan mengumpulkan kita di situ. Dalam
Firman, dalam perjamuan dan persekutuan ibadah, Ia mau hadir bersama-sama dengan kita.
Ibadah Jemaat adalah suatu peristiwa Kristologis: suatu peristiwa Kristologis yang menunjuk
kepada Sabat yang kekal. Sebab dalam ibadah Jemaat kesalahan dan dosa merupakan tema
yang penting, dan terutama “pemberitaan anugerah” memberikan keberanian dan kekuatan

5
Arthur F. Glasser, “Rasul Paulus dan Tugas Penginjilan” dalam Misi Menurut Perspektif Alkitab (Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007), 145-146.

3
kepada kita untuk terus hidup. Ibadah Jemaat tidak hanya diselenggarakan pada hari Minggu
saja. Ibadah hari Minggu memang sentral. Tetapi “pertemuan” antara Allah dan Jemaat bukan
hanya berlangsung pada hari itu saja. Pertemuan itu berlangsung juga pada hari-hari kerja.
Karena itu ibadah Jemaat tidak tertutup, tetapi terbuka. 6
            Peter Brunner berpendapat ibadah sebagai “dualitas”. Dualitas yang ia maksudkan di
sini ialah “Ibadah sebagai Pelayanan Allah kepada Jemaat” dan “Ibadah sebagai Pelayanan
Jemaat di Hadapan Allah”. Tetapi pada intinya, Allah sendirilah yang membuat ibadah itu
suatu kemungkinan: “Pemberian Allah mengundang penyembahan manusia kepada Allah”.
Brunner mengatakan tentang ibadah kita “bahwa tidak ada satu pun yang terjadi di dalamnya
kecuali bahwa Tuhan kita yang pengasih itu sendiri berbicara kepada kita melalui firman-Nya
yang kudus dan bahwa kita, pada gilirannya, berbicara kepadaNya dalam doa dan nyanyian
pujian”. Tanggapan manusia terhadap tidakan-tindakan pewahyuan Allah adalah dengan
berbicara kepada Allah melalui doa dan nyanyian “sebagai suatu tindakan ketaatan baru yang
ditanamkan oleh Roh Kudus”. Doa, kata Brunner, “adalah perkenanan yang Allah setujui
agar anak-anak-Nya mengikutsertakan suara mereka dalam mendiskusikan perbuatan-
perbuatan-Nya.” Jadi, dualitas ibadah, bagi Brunner, dibayangi oleh fokus tunggal, tindakan
Allah baik dalam pemberian diri-Nya kepada kita dan juga dalam mendorong tanggapan kita
atas pemberian-pemberian Allah.
            Profesor Jean-Jacques von Allmen  dalam bukunya yang menonjol, Worship: Its
Theology and pratice. Ditulis dari tradisi Reformasi, bekas profesor pada Universitas
Neuchatel di Swiss membuat pernyataan keras untuk memahami ibadah Kristen sebagai
rekapitulasi (pengulangan) dari apa yang telah diperbuat Allah. Ibadah, katanya,
“memulihkan dan menegaskan secara baru proses sejarah penyelematan yang telah mencapai
titik puncaknya dalam intervensi Kristus ke dalam sejarah manusia, dan melalui peringkasan
serta penegasan yang selalu diulang ini Kristus melanjutkan karya penyelamatan-Nya melalui
karya Roh Kudus” dan Ibadah adalah “epifani (penampakan diri) gereja”, yang “karena
menyimpulan sejarah keselamatan, memampukan gereja untuk menjadi dirinya sendiri untuk
menjadi sadar akan dirinya sendiri dan untuk mengakui apa yang sebenarnya esensial”.
            Profesor George Florovsky: “Ibadah Kristen adalah jawaban manusia terhadap
panggilan Ilahi, terhadap tindakan-tindakan yang penuh kuasa Allah, yang berpuncak dalam
tindakan pendamaian dalam Kristus”

6
J.L.Ch. Abineno, Pokok-Pokok Iman Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), hal. 213-215.

4
            Nikos A. Missiotis “Ibadah pertama-tama bukanlah inisiatif manusia melainkan
tindakan pendamaian Allah dalam kristus melalui Roh-Nya”7
            Kata perjanjian Lama yang digunakan untuk berbicara tentang ibadah kepada Allah
adalah shachah, yang berarti “menundukkan diri.” Prosuneo, kata utama dalam Perjanjian
Baru untuk ibadah kepada Allah, berarti “menyembah atau mencium tangan kepada.” Jelas
bahwa “menyembah” dan “mencium tangan kepada” adalah pengungkapan. Kata-kata itu
bukanlah sekedar kesadaran atau perasaan. Dibandingkan dengan makna kedua kata itu
dengan rangkaian fungsi diri sejati, kita menyimpulkan bahwa ibadah adalah tanggapan
ataupun sesuatu yang dihasilkan. Jelas sesuatu yang dihasilkan ini adalah ungkapan yang
muncul dari masukan, kesadaran, perasaan dan keputusan. Tetapi ibadah tidak muncul
sebelum ada pengungkapan.
Ibadah adalah ungkapan sadar yang sukarela kepada Allah karena Ia patut disembah, agung
dan baik kepada kita.8
            Kata ibadah berarti “memberikan penghormatan kepada.” Definisi saya untuk ibadah
didasarkan pada Perintah Utama Yesus. Bagi saya, ibadah adalah “tanggapan yang aktif dari
komunitas Kristen kepada kasih Allah dengan puji-pujian dari hati kita, berbagai jeritan dari
jiwa kita, serta pertimbangan dari pikiran kita sehingga kita mampu untuk mengasihi satu
sama lain dan mangasihi seluruh ciptaan yang lain sebagaimana kita mengasihi diri kita
sendiri.”9 Ibadah (worship) memberikan menghormatan kepada Allah sebagai Pencipta,
Penyelamat, dan Pengudus. Ibadah Kristiani meliputi pujian, syukur, penyerahan diri, tobat,
dan doa permohonan. Ibadah pribadi kepada Allah dapat dilakukan di mana pun dan kapan
pun (Yohanes 4:21-23a Kata Yesus kpeadanya : “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan,
saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga
di Yerusamlem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang
kami kenal, sebab keselamtan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan
sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh
dan kebenaran;)10, ibadah sejati bukan hanya rohani, batin saja, melainkan jasmani juga, dan
tanpa kesadaran akan “ibadah sejati” ini. Tidak banyak tradisi agama yang meyakini bahwa
ibadah sejati mesti mencakup tubuh. “janganlah menjadi seupa dengan dunia ini ...” (Roma

7
 James F. White, Pengantar Ibadah kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2012) hal. 6-10.
8
Ronald W. Leigh, Melayani dengan efektif  (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2012), hal. 205.
9
 David R. Ray, Gereja yang hidup (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), hal. 258.
10
 Gerarld O’C, SJ & Edward G. Farrugia, SJ, Kamus Teologi (Yogyakarta: Kanisius, 1996), hal. 109.

5
12:2). Dunia ini menganggap bahwa ibadah adalah rohani, lepas dari dunia. Oleh karena itu,
kita dipanggil jangan menjadi serupa dengan dunia ini.11

II.3. Peribadahan di HKBP Perumnas Simalingkar Konteks Covid 19


II.3.1. Selayang Pandang Gereja HKBP Perumnas Simalingkar

Gereja HKBP Perumnas Simalingkar beralamat di Jl. Bawang 8 No.2 Perumnas


Simalingkar Medan, Distrik X Medan-Aceh. Gereja HKBP Perumnas Simalingkar saat ini di
pimpin oleh 5 pelayan Fultimer, yaitu Seorang Pendeta Ressort yaitu Pdt. Sabar P. Simare-
mare, S.Th., Pendeta Fungsional yaitu Pdt. Lamriris Pakpahan, S.Th., Pendeta Naposobulung
yaitu amang Pdt. Sugara Barimbing, STh,, Bibelvrouw yaitu Bvr. Tetty Ramona Sitompul,
Diakones yaitu Diak. Hella Siringo-ringo, dan 63 Sintua. HKBP Perumnas Simalingkar
memiliki jumlah jemaat 1.250 KK, dengan jumlah 18 weyk. Memiliki fasilitas gedung gereja,
gedung Sekolah Minggu, dan gedung Naposobulung, Rumah Dinas Pendeta Ressort, Kantor
dan Rumah Karyawan/Pegawai kebersihan. Peribadahan setiap minggu dilakukan dari
Minggu Subuh (06.00 WIB), Minggu Pagi (08.00 WIB), Sekolah Minggu (07.30 WIB),
Minggu Siang dan Remaja (10.15 WIB) dan Minggu Sore (18.00 WIB). HKBP Perumnas
Simalingkar memiliki gereja Pagaran yaitu: HKBP Pardomuan Simalingkar B, HKBP Namo
Bintang Pancur Batu, HKBP Ruth Simalingkar B.

II.3.2. Peribadahan Gereja HKBP Perumnas Simalingkar Saat Covid 19

Secara umum peribadahan yang dilakukan pada awalnya adalah peribadahan di gereja
yaitu dengan persekutuan bersama dengan orang-orang percaya di Bait Allah. Akan tetapi
oleh karena situasi yang tidak dapat di hindari yaitu mewabahnya sebuah Virus yang
dinamakan Virus Corona, yang melalui hasil penelitian mengatakan bahwa tidak boleh
bersentuhan, tidak boleh melakukan banyak interaksi dengan orang lain, maka melalui hal
tersebut juga berdampak bagi persekutuan di gereja. Bentuk peribadahan atau persekutuan
berubah menjadi peribadahan di rumah. Tempatnya berubah. Lalu apa yang dapat dilakukan
gereja untuk warganya? Gereja melalui pelayan yang telah di tetapkan oleh Allah tetap
menjaga makna persekutuan tersebut dengan kembali merefleksikan kepada diri sendiri.
Menyadari bahwa hubungan pribadi dengan Tuhan yang terlebih dahulu diperbaiki barulah
kemudian hubungan kepada sesama. Pada saat ini khususnya, sangat penting bagi pelayan

11
Emmanuel Gerrit Singgih, Menguak isolasi, menjalin relasi: Teologi Kristen dan tantangan dunia
postmodern (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), hal. 176.

6
untuk bekerja sama untuk merancang suatu peribadahan via online. Seperti yang telah di
anjurkan oleh pimpinan HKBP yaitu Ephorus agar melakukan peribadahan dengan membuat
video lalu membagikannya di Youtube agar seluruh jemaat khususnya jemaat HKBP
Perumnas Simalingkar dapat mengikuti peribadahan seperti biasa/secara langsung, meskipun
dilihat dari Handphone masing-masing. Akan tetapi alternative lain yang dapat dibuat adalah
dengan memberikan tertib acara kepada anggota jemaat layaknya seperti peribadahan biasa di
gereja. Sehingga meskipun peribadahan online telah dilakukan, akan tetapi tetap dapat di
ikuti seperti dirumah masing-masing.

Bagi para pelayan yang melakukan ibadah dengan sistem video online tetap
mempersiapkan diri seperti biasanya. Akan tetapi dalam prosesnya, ada rasa sedih dan gelisah
ketika menyampaikan Firman Tuhan yang hanya bisa di dengar dan disaksikan oleh beberapa
orang saja, melihat bangku-bangku gereja yang kosong, membuat pengkhotbah merindukan
persekutuan yang seperti yang lalu. Sangat disayangkan memang, apabila hal ini terus
berlanjut. Mengingat bahwa situasi yang dihadapi sekarang menimbulkan suatu krisis. Krisis
sosial yang pada akhirnya menimbulkan sikap ketidakpedulian. Akan tetapi pengharapan
akan pulihnya keadaan ini masih menjadi doa dan harapan bagi seluruh umat percaya kepada
Tuhan.

Anggota jemaat yang menyaksikan video peribadahan online dapat merasakan bahwa
kehadiran Tuhan Allah tetap di dalam hidupnya. Tidak hanya mengingat Tuhan ketika dalam
keadaan sulit saja, akan tetapi mengingat Tuhan dalam segala hal. Dalam khotbah setiap
minggu, tetap di suarakan bahwa Kasih Setia Tuhan tetap sampai selama-lamanya. Orang-
orang yang berpegang Teguh akan janji Tuhan, akan dapat melalui situasi yang buruk pada
saat ini. Dalam proses pembuatan video peribadahan online di HKBP Perumnas Simalingkar
dilakukan setiap hari Kamis pukul 10.00 WIB sesuai dengan jadwal minggu siang yang
biasanya dilakukan pada awalnya. Sehingga bersama dengan pelayan fulltimer dan petugas
ibadah yang lainnya bersama-sama menjalankan prosesi ibadah dari awal hingga akhir.
Semua pelayan fulltimer wajib hadir pada saat proses pembuatan video peribadahan online
sehingga dapat memberikan saran atau masukan kepada petugas pembawa ibadah sebelum
dilakukan rekaman.

Dalam hal itu, pelayan HKBP Simalingkar sudah memaksimalkan pelayanan


peribadahan untuk anggota jemaat. Sekarang, apa respon yang ditimbulkan dari anggota
jemaat dari ibadah online yang dilakukan selama ini. Melalui komunikasi via grup WA

7
bersama dengan beberapa anggota jemaat, dikatakan ibadah online kurang nyata dirasakan
oleh anggota jemaat. Merasa ada yang kurang karena tidak dapat berkumpul bersama di
gereja. Akan tetapi sebagai pelayan, kembali mengingatkan kepada anggota jemaat, bahwa
ibadah itu tidak hanya sebatas ruang dan waktu, tetapi ibadah itu suatu wujud ucapan syukur
manusia kepada Allah secara pribadi dan tidak melihat dengan siapa kita beribadah. Sehingga
muncul kesadaran dari anggota jemaat bahwa ibadah di gereja dan ibadah di rumah bersama
dengan keluarga adalah sama.

II.4. Dampak Covid 19 bagi Peribadahan bagi Kategorial Gereja

Seperti yang kita tahu bahwa peribadahan kini telah mengalami perubahan bentuk,
bentuk awalnya persekutuan gereja berubah menjadi persekutuan dirumah. Sehingga dalam
peribadahan yang awalnya dilakukan oleh HKBP Perumnas Simalingkar yaitu adanya ibadah
Sekolah Minggu, Remaja/Naposo, dan ibadah minggu sore tidak banyak hal yang dapat
dilakukan. Sejauh ini, dalam kategorial Sekolah Minggu HKBP Simalingkar, melalui guru-
guru sekolah minggu masih melakukan ibadah dengan sistem online. Setiap minggu, guru
sekolah minggu membagikan video ibadah kepada anak sekolah minggu melalui akun sosial
media facebook Sekolah Minggu HKBP Perumnas Simalingkar agar dapat ditonton oleh
anggota jemaat dan juga anak-anak mereka. Disampaikan dengan cara yang menarik agar
anak-anak yang menonton dapat ikut bernyanyi dan mendengar Firman Tuhan layaknya di
gereja. Khususnya ketika memperingati hari paskah, guru-guru sekolah minggu mengajak
anak sekolah minggu untuk membuat video kreatifitas bersama dengan keluarga dirumah.
Sehingga banyak orangtua dan anaknya yang ikut terlibat dan membuat video.12

Dalam hal lain, gereja HKBP Perumnas Simalingkar dalam menghadapi Covid 19 ini
membentuk sebuah tim yang dinamakan ”Tim Doa” yang memiliki fungsi dan tujuan untuk
melaksanakan doa bersama-sama setiap hari Sabtu dan Minggu pagi bersama dengan para
pelayan fulltimer gereja HKBP Perumnas Simalingkar bersaam dengan beberapa anggota
jemaat, dengan topik doa yaitu agar Covid 19 segera berlalu dan mendoakan anggota jemaat
yang mengalami sakit penyakit saat ini. Lalu, apabila ada anggota jemaat yang menginginkan
di doakan dirumah, melalui Tim Doa melakukan sebuah ibadah singkat dan mendoakan
orang yang sakit itu. Jadi, melakukan kunjungan kepada orang sakit tidak terhalang meskipun
saat ini masih Covid 19. Yang perlu dilakukan adalah tetap menjaga jarak, menggunakan
masker, dan selalu membawa hand sanitizer, dan yang paling utama adalah menjaga

12
Hasil Observasi Selama 2 Bulan.

8
kesehatan tubuh. Agar pelayanan kepada anggota jemaat tidak hanya sekedar via online saja,
akan tetapi tetap dapat dilakukan secara langsung. 13

III. Analisa Situasi

Peribadahan memang sangat penting dilakukan dalam situasi dan kondisi apapun.
Setiap orang percaya kepada Kristus memaknai peribadahan sebagai suatu ucapan syukur
kepada Tuhan Allah yang masih menyatakan KasihNya dalam kehidupan setiap manusia.
Menyadari bahwa ibadah yang kita lakukan bukan untuk manusia akan tetapi ibadah yang
kita lakuka hanya untuk Tuhan. Secara nyata peribadahan yang dilakukan sebagai hubungan
pribadi dengan Tuhan melalui nyanyian, doa dan FirmanNya, kita dapat memahami bahwa
tanpa Tuhan pertolongan Tuhan, kita tidak dapat melakukan apapun. Terkhususnya pada saat
ini, ketika dunia telah merasakan penderitaan akibat virus Corona, yang disebabkan oleh
kelalaian manusia itu sendiri, maka banyak orang kembali merenungkan bahwa Tuhan sangat
penting dalam hidup kita. Tidak dapat dipungkiri bahwa Tuhan masih bekerja dalam
kehidupan kita, melalui orang-orang yang telah Ia pilih dan tetapkan menjadi hambaNya,
untuk mengingatkan kita agar tetap memuji dan memuliakan Tuhan dengan persekutuan kita
kepada anggota keluarga kita dirumah. Peran para pelayan gereja HKBP Perumnas
Simalingkar di tengah pandemi virus Corona ini, mengupayakan berbagai cara agar umat
Allah tetap terpelihara dalam Kasih Setia Tuhan. Melalui ibadah online, anggota jemaat dapat
sungguh-sungguh menyerahkan hidupnya kepada Tuhan

Berbagai kendala, tantangan dan hambatan yang tengah dialami oleh anggota jemaat
di tengah pandemi ini tidak serta merta menghalangi atau bahkan mengurangi semangat
untuk memuji Tuhan. Sebagai orang percaya memiliki tugas dan tanggungjawab penuh untuk
memaksimalkan pelayanan kepada sesama. Dengan kerjasama antar anggota jemaat dan
pelayan gereja HKBP Simalingkar tetap dapat mewujudkan bentuk pelayanan yang holistik
(menyeluruh) kepada anggota jemaat. Tetap berpengharapan adalah wujud kesetiaan orang
percaya kepada Kristus, Tuhan pencipta semesta langit dan bumi. Hingga pada akhirnya,
pandemi ini akan berlalu dan senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan Allah.

IV. Kesimpulan dan Saran

Esensi peribadahan pada saat pandemi Covid 19 pada saat ini, gereja sangat terlihat
jelas dengan adanya perubahan yang terjadi yaitu peribadahan dirumah saja bersama dengan

13
Ibid.

9
keluarga merupakan perubahan ibadah yang sangat nyata dirasakan oleh anggota jemaat
HKBP Perumnas Simalingkar. Terkendala secara ruang dan waktu bukan berarti
menghentikan segala bentuk persekutuan dalam gereja HKBP Perumnas Simalingkar.
Dampak yang benar-benar dirasakan melalui peribadahan online di tengah pandemi Covid 19
saat ini adalah bahwa jemaat dapat merefleksikan diri sendiri ibadah tersebut dengan
keluarga, kemudian tetap tekun dalam doa serta bergumul bersama-sama untuk keadaan yang
pulih kembali seperti yang sebelumnya. Dampak Covid 19 menjadi pembelajaran penting
bagi setiap orang percaya bahwa bahwa sebagai tubuh Kristus, harus tetap menjadi utuh
ketika menghadapi persoalan dan pergumulan saat ini.

Bagaimana masa depan gereja di masa nantinya merupakan tugas dan tanggungjawab
bersama generasi muda. Harapan seluruh umat Tuhan bahwa pandemic Covid 19 akan segera
berakhir, agar persekutuan ibadah dapat dilaksanakan kembali. Kerinduan umat Tuhan untuk
bersama-sama berdoa dan memuji Tuhan pada saat ini masih tengah dipergumulkan oleh para
pelayan Tuhan. Untuk memberikan esensi peribadahan yang sama seperti keadaan
sebelumnya merupakan kesadaran diri sendiri, yang dimulai dengan memaknai bahwa Tuhan
itu hidup dan Tuhan melihat ibadah yang tulus yang dilakukan oleh umatnya. oleh sebab itu
untuk kedepannya, Gereja HKBP Perumnas Simalingkar Medan dapat memikirkan kembali
peribadahan yang efektif bagi warga jemaat, meskipun di tengah situasi yang sulit, akan
memampukan jemaat untuk melewatinya bersama-sama dengan Tuhan. Sebagai saran yang
dapat dilakukan adalah dengan membuka kembali peribadahan di Gereja dengan memenuhi
sarana dan prasarana yang memenuhi dalam situasi Covid 19 saat ini.

V. Daftar Pustaka

Abineno J.L.Ch., Pokok-pokok iman Kristen , 2012, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Gerarld O’C, SJ & Edward G. Farrugia, SJ, Kamus Teologi, 1996, Yogyakarta: Kanisius.
Glasser Arthur F., “Rasul Paulus dan Tugas Penginjilan” dalam Misi Menurut Perspektif
Alkitab, 2007, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih.
Kirk Andrew J., Apa Itu Misi?, 2015, Jakarta, Gunung Mulia.
Kuiper, Arie de, Missiologia, 2004, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Ronald W. Leigh, Ronald W., Melayani dengan efektif , 2012, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Ray, David R., Gereja yang hidup, 2012, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Shenk, Wilbert R., Mission Strategis, 1993, Grand Rapids: Michigan, 1993.

10
Singgih, Emmanuel Gerit, Menguak Isolasi, Menjalin Relasi: Teologi Kristen Dan
Tantangan Dunia Postmodern , 2009, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Singgih, Emmanuel Gerrit, Berteologi Dalam Konteks: Pemikiran-pemikiran Mengenai
Kontekstualisasi Teologi di Indonesia, 2000, Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
White, James F., Pengantar Ibadah Kristen, 2012, Jakarta: BPK Gunung Mulia.

VI. Lampiran

Keterangan Gambar: Proses rekaman ibadah Minggu virtual oleh Gereja HKBP
Perumnas Simalingkar Medan

Pdt. S. P. Simare-mare, S.Th.

11
Sintua (Liturgis)

12
Guru Sekolah Minggu yang juga melakukan rekaman ibadah Virtual untuk Anak
Sekolah Minggu HKBP Perumnas Simalingkar Medan.

13

Anda mungkin juga menyukai