Anda di halaman 1dari 11

DIAKONIA

(Pelayanan)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelayanan Gerejawi

Disusun Oleh :

Siti Maghfiroh
Indra Sianturi
Gilbert Lubertus
Galih Wijoseno
Armando Wuisan

Prodi
TEOLOGI KEPENDETAAN

Dosen Pengampu : Dr. Purim Marbun

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL INDONESIA


JAKARTA
2018

1|Page
BAB I
PENDAHULUAN

Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, awal mula diakonia berawal dari kata diaken
(Flp. 1:1). Diaken dalam bahasa Yunaninya yaitu diakonos yang artinya pelayan atau hamba,
yang muncul kurang lebih 30 kali dalam Perjanjian Baru. Dan juga terdapat kata – kata
serumpunnya yaitu diakoneo (melayani) dan diakonia (pelayanan), yang muncul kurang lebih 70
kali dalam Perjanjian Baru. Diakonos pada dasarnya ialah seorang pelayan, dan pelayanannya
berupa pelayan di meja makan untuk melayaninya. Misalnya, pelayanan Marta dalam mengisi
meja makan (Luk. 10:40) dan pelayanan mertua Petrus (Mrk. 1:31). Lalu, ketika pada zaman
Helenisme diakonos dapat diartikan sebagai petugas ibadah atau petugas kuil. Dalam Perjanjian
Baru, diakonia sendiri berhubungan dengan penyediaan kebutuhan dan pelayanan jasmani. Oleh
sebab itu, yang perlu kita ketahui adalah Yesus, dimana kedatangan-Nya untuk melayani (Mrk.
10:45). Tuhan Yesuslah yang menjadi teladan dalam melayani umat-Nya. Maka, setiap orang
yang sudah menjadi pengikut Kristus harus menjadi seorang pelayan, misalnya seperti Febe yang
melayani jemaat (Rm 16:1). 1
J. C. Sikkel (1880) mengatakan bahwa gereja bisa hidup tanpa gedung, tetapi gereja tidak
bisa hidup tanpa diakonia. 2Sebab, Yesus sendiri memiliki rasa solidaritas yang tidak dapat
dipisahkan dengan orang – orang miskin. Maka, rasa solidaritas tersebut diwujudkan oleh gereja
melalui diakonia gereja. Tanpa diakonia dan perhatian kepada orang miskin, sebuah gereja tidak
bisa disebut sebagai Tubuh Kristus, dimana Kristuslah yang menjadi kepalanya. Diakonia
sebagai misi sebuah gereja, dapat kita ketahui dengan istilah tritugas panggilan gereja, yaitu
koinonia (persekutuan), marturia (kesaksian), dan diakonia (pelayanan).
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa diakonia merupakan nafas sebuah gereja. Gereja
dapat dikatakan gereja apabila gereja tersebut melakukan diakonia. Dalam hal ini, dapat
menunjukkan sebuah keberadaan gereja. Diakonia juga berkaitan dengan misi gereja, ketika
dalam memberitakan Firman Tuhan maka harus mewujudkannya dalam bentuk membangun dan
memperdayakan jemaat dalam pembangunan tubuh Kristus. Sehingga dapat membentuk
1
Pengertian Diakonia dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1 A – L, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, 2013), 245 – 246.
2
Josef P. Widyatmadja, Yesus & Wong Cilik (Praksis Diakonia Transformatif dan Teologi Rakyat di
Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 1.

2|Page
persekutuan persaudaraan dan jemaat dapat saling bergantung dan melayani antara satu dengan
yang lainnya.

3|Page
BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN DIAKONIA
Kata “diakonia” berasal dari bahasa Yunani yang berarti pelayanan meja, dan “diakonos”
ialah orang yang melayani meja. Dalam Perjanjian Baru, kata “diakonia” digunakan untuk
menunjuk hidup dan pekerjaan Yesus serta jemaat-Nya. Inti dari pekerjaan dan misi Yesus di
dunia ialah pelayanan kasih dan pemberitaan tentang kedatangan Kerajaan Allah. Kasih yang
dimaksud bukan dalam arti terbatas, tetapi kasih yang merupakan hak setiap orang. Maka,
dengan kata lain melakukan kasih ialah melakukan kebenaran dan keadilan Allah (diakosune). 3
Dalam pengertian secara harafiah, bahwa diakonia dapat diartikan suatu pertolongan dan
juga pelayanan. Hal ini bisa dikatakan diakonia merupakan suatu hal yang dimana manusia dapat
memberikan suatu pertolongan maupun pelayanan yang bisa dibagikan kepada sesama manusia,
baik itu berupa materi maupun bantuan - bantuan sosial. Penolong dalam bahasa Ibraninya
adalah “ezer” yang terdapat dalam Kejadian 2:18,20 ; Mzm. 121:1. Yang dijelaskan bahwa
sebagai manusia saling membutuhkan pertolongan dari orang lain, dan oleh karena itulah setiap
manusia itu hendaknya menjadi penolong bagi sesamanya dalam setiap kehidupan yang ada. Dan
diakonia dalam bahasa Ibraninya adalah “syeret” yang dapat diartikan sebagai melayani.
Jika dilihat ternyata istilah dari diakonia itu sudah ada dalam Perjanjian Lama. Kita dapat
melihat di dalam Kitab Kejadian 1 yang dimana Allah menciptakan segala sesuatu dari yang
tidak ada menjadi ada. Dan apa yang telah diciptakan oleh Allah itu sungguh teramat baik. 4
Selanjutnya Allah menunjukkan suatu bukti pemeliharaan-Nya secara khusus terhadap manusia
yang dimana menjadi wakil Allah. Dalam hal ini, Allah memberikan tugas kepada manusia
untuk dapat mengusahakan bumi beserta dengan segala isinya. Dan ini merupakan tugas pertama
yang dilakukan oleh manusia terhadap apa yang telah diperintahkan oleh Tuhan. Bila dilihat
ternyata bangsa Israel menjadi fokus pelayanan Allah dalam merencanakan keselamatan-Nya
bagi manusia. Disaat bangsa Israel mengalami adanya keluhan - keluhan, disini Allah tetap
memperdulikan umat-Nya, serta Allah membebaskan umat-Nya. Dalam hal ini, Allah

3
Josef P. Widyatmadja, Yesus & Wong Cilik (Praksis Diakonia Transformatif dan Teologi Rakyat di
Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 5.
4
W.S.Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 122.

4|Page
membebaskan umat-Nya dengan tujuan supaya bangsa yang telah dibebaskan dapat melayani
Allah dengan segenap hati.
Dalam Perjanjian Baru terdapat kata yang lain untuk melayani, yaitu :
 Douleuein
Yang diartikan dengan melayani sebagai budak, dan arti kata ini menunjukkan
kebergantungan dari orang yang melayani. Bahwa orang-orang Kristen merupakan budak
Allah atau juga hamba Kristus (Roma 1:1), yang sesungguhnya merupakan suatu gelar
kehormatan. Manusia tidak dapat melakukan semuanya dengan sendirian, melainkan
manusia harus bergantung kepada Allah.
 Leitreuein
Diartikan melayani untuk uang. Dapat dikatakan bahwa dasar manusia melayani
hanya untuk mendapatkan uang. Memang pada dasarnya melayani Tuhan namun disisi
lain juga melayani persembahan. Di dalam Perjanjian Baru sendiri menunjuk kepada
pelayanan kepada Tuhan atau dewa, tidak pernah melayani untuk manusia.
 Leitourgein
Yang dimana menunjuk kepada pelayanan umum yang bertujuan untuk
mensejahterahkan rakyat dan negara. Di dalam Perjanjian Baru sendiri (khususnya Surat
Ibrani) ini menunjukkan kepada pekerjaan Imam Besar Yesus Kristus.
 Therapeuein
Yaitu adanya kesiapan untuk dapat melakukan suatu pelayanan dengan sebaik
mungkin.
 Huperetein
Adanya relasi dengan orang untuk kepada siapa pekerjaan itu dilakukan.5

PERJANJIAN LAMA
Praktik pelayanan diakonia dalam Perjanjian Lama, misalnya perhatian pada orang
miskin yang terdapat dalam hukum Taurat. Berdasarkan hukum Musa, ada beberapa undang –
undang yang memberikan perhatian pada orang miskin dan keadilan sosial, seprti konsep “tahun
Yobel”, “tahun Sabat”, “perpuluhan”, “larangan mengambil bunga dari yang miskin”, “peraturan
panen”, “perlakuan terhadap pekerja”, dan “pembatasan kekayaan raja”.
5
Jl. Ch. Abineno, Diaken, Diakonia, dan Diakonat Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994), 6.

5|Page
PERJANJIAN BARU
Dalam Perjanjian Baru, Yesus dengan jelas dan tegas mengajarkan para murid – murid-
Nya untuk memberi perhatian pada orang miskin. Sebelum Yesus memulai tugas pelayanan
mesianik-Nya di Palestina, Yesus membacakan Kitab Yesaya (pasal 60) dan dalam Injil Lukas
4:18-20 :

“Roh Tuhan ada pada-Ku, sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang – orang miskin, dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan
pembebasan kepada orang – orang tawanan, dan penglihatan bagi orang – orang yang
buta, untuk membebaskan orang – orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun
rahmat Tuhan telah datang”.

Injil adalah kabar baik untuk orang miskin, dan Allah dalam karya-Nya melalui sejarah
Yesus Kristus memberikan perhatian khusus untuk orang miskin. Fokus Allah ialah
memberitakan kabar baik pada orang miskin yang disebut anawim. Mereka merupakan orang
yang tidak berdaya baik secara ekonomi maupun politik.
Perhatian dan pelayanan pada orang yang terhina dan terkucil dianggap sebagai
pelayanan Yesus (Mat. 25:35-48). Dalam penghakiman terakhir dan kedatangan Yesus kembali,
semua murid ditimbang dengan tolak ukur yang jelas, yaitu apa yang dilakukan pada orang lapar,
haus, telanjang, dan yang berada dalam penjara. Dalam khotbah diatas bukit, Yesus menutup
khotbahnya dalam Mat. 7:21, “Bukan orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan ! akan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di
sorga”. Maka, disini melakukan kehendak Bapa tidka terlepas dari perintah Tuhan untuk
melakukan kasih dan menegakkan keadilan.
Juga dalam perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati (Lik. 10:25-37),
pelayanan kasih tidak boleh dibatasi hanya untuk kalangan sendiri, tetapi pelayanan tersebut
harus menjangkau semua orang.

ZAMAN PARA RASUL

6|Page
Perhatian pada orang miskin dilanjutkan oleh para murid – murid Yesus sesudah
Pentakosta. Dimana orang – orang yang mengikuti Yesus dan yang mengharapkan kedatangan-
Nya mulai menjual tanah dna harta miliknya. Kemudian hasilnya diserahkan di depan kaki para
rasul untuk mencukupi kebutuhan orang miskin diantara mereka. Dalam surat Yakobus, Yakobus
menghubungkan iman dengan perbuatan (Yak. 2:17).
Maka, jelaslah bahwa terdapat tradisi dan cara berdiakonia serta memberi perhatian
terhadap orang miskin, baik secara pribadi maupun terorganisasi di dalam Alkitab. Dan
pemahaman mengenai perhatian terhadap orang miskin, disebarkan oleh gereja melalui
pekerjaan misi-Nya. bahkan, sebagian besar gereja yang berada di Indonesia mengenal pekerjaan
diakonia melalui karya zending (badan misi) yang bekerja di Indonesia. 6

GEREJA SEBAGAI GERAKAN UMAT


Gereja merupakan suatu gerakan umat Allah yang sedang menjalankan misi Allah.
Gereja yang melakukan misi Allah harus dilakukan oleh manusia yang sudah diperbaharui dan
ditebus oleh Yesus Kristus. Dengan demikian, misi Allah yang dijalankan oleh umat merupakan
suatu gerakan untuk mewujudkan manusia baru.
Maka, gereja memiliki peran dalam bentuk persekutuan untuk menjadi tempat
meneruskan gerakan murid Yesus dengan cara memperhatikan orang yang tersisih. Gereja juga
bukan hanya berbentuk dalam pelayanan diakonia, tetapi juga sebuah persekutuan dengan tujuan
untuk saling memperhatikan dan memiliki rasa solidaritas serta memiliki kasih.

BENTUK – BENTUK DIAKONIA


a) Diakonia Karitatif
Diakonia karitatif diwujudnyatakan dalam hal pemberiaan makanan, pakaian -
pakaian untuk orang yang benar - benar membutuhkan, menjenguk dan menghibur
orang - orang yang sakit, dan perbuatan amal kebajikan. Contoh dalam program
pemerintah bentuk karitatif yaitu program BLT. Dan diakonia bentuk ini diistilahkan
dengan memberi ikan kepada orang yang lapar.

6
A. Noordegraaf, Orientasi Diakonia Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 5.

7|Page
b) Diakonia Reformatif
Dikaitkan atau dianalogikan seperti orang yang memberi alat pancing dan juga
mengajari cara memancing yang benar bagi orang yang lapar. Pelayanan diakonia
reformatif menekankan kepada pembangunan, yang diwujudnyatakan melalui bentuk
pembangunan sarana, prasarana, dan juga pengembangan dari suatu teknologi, yang
dimana bertujuan untuk peningkatan ekonomi dan juga taraf hidup.
c) Diakonia Transformatif
Merupakan bentuk pelayanan yang mencelikkan mata yang buta dan juga
memampukan seseorang untuk dapat berjalan sendiri dan juga tetap kuat dalam
menghadapi kehidupan ini. Inti dari diakonia ini ialah penyadaran dan pembebasan
bagi orang yang miskin dan orang yang tertindas, diakonia ini sering disebut sebagai
diakonia pembebasan.7

HAKIKAT DIAKONIA
Melakukan diakonia (pelayanan) dapat diumpamakan sebagai “membangun sebuah
rumah di atas batu karang yang teguh”. Yesus memberikan perumpamaan itu kepada pendengar-
Nya untuk menegur mereka yang hanya mendengar Firman tetapi tidak melakukan dalam
hidupnya. Orang yang hanya mendengarkan Firman tetapi tidak melakukan bagaikan seorang
yang membangun rumah di atas pasir. Rumah itu akan roboh apabila terkena oleh hujan dan
angin. Dalam praktiknya, tugas diakonia gereja sering diserahkan kepada komisi diakonia
khususnya para diaken. Tugas mewujudnyatakan manusia dan dunia baru seharusnya merupakan
tugas semua orang beriman, baik yang memiliki jabatan maupun tidak. 8
Diakonia bukanlah sekedar persoalan memberi uang, tetapi merupakan sebuah panggilan
untuk berbagi hidup dan solidaritas dengan yang miskin dan tertindas. Sebab, tujuan dari
diakonia ialah untuk mewujudkan manusia dan dunia baru. Dan diakonia tidak hanya
dimaksudkan sekedar untuk menciptakan hubungan antara pemberi dan penerima. Diakonia
sendiri haruslah dijalankan dalam rangka Missio Dei, yaitu kehadiran pemerintahan Allah di
dunia. Ruang lingkup pelayanan diakonia tidak hanya dibatasi oleh tembok dinding gereja tetapi
mencakup setiap sudut kehidupan, baik sosial ekonomi maupun politik.

7
Josef P. Widyatmadja, Diakonia Sebagai Misi Gereja, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), 109.
8
Josef P. Widyatmadja, Diakonia Sebagai Misi Gereja, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), 40 – 43.

8|Page
Dalam Alkitab, orang yang melakukan diakonia dan memberikan perhatian kepada orang
miskin tidak akan menyebabkan mereka berkekurangan. Misalnya, Janda di Sarfat tidak
mengalami kekurangan ketika ia hendak memberikan rotinya yang terakhir pada Nabi Elia.
Maka, dalam Alkitab manusia yang tersingkir tidak hanya sekedar membutuhkan uang tetapi
lebih membutuhkan berkat dan pemberdayaan Allah. Dan jeritan mereka yang menderita
menjadi perhatian Allah dalam rencana-Nya. Allah sendiri berkarya melalui pelayanan umat-Nya
dalam mewujudkan Kerajaan Allah (Basilea).

TUJUAN DIAKONIA
Berdasarkan hakikat diakonia, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pelayanan diakonia,
yaitu :
A. Memberitakan kepada umat manusia, bahwa Allah mempunyai rencana mengasihi dan
menyelamatkan manusia, dan sebagai kawan sekerja Allah (1 Kor. 3:9)
B. Membantu menyadarkan dan mengembangkan potensi diri manusia sebagai makhluk
yang diciptakan Allah
C. Menyatakan kasih Allah kepada sesama dengan menanggung rasa beban derita
D. Menjadi penopang terhadap sesame dan mengembangkan perlengkapan hidup yang
diberikan Tuhan oleh setiap orang
E. Meringankan beban bagi orang yang mengalami kesulitan hidup

9|Page
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Jadi pelayanan diakonia merupakan sebuah pelayanan yang digerakkan oleh kasih.

DAFTAR ISI

10 | P a g e
 Pengertian Diakonia dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1 A – L, (Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2013)
 Josef P. Widyatmadja, Yesus & Wong Cilik (Praksis Diakonia Transformatif dan Teologi
Rakyat di Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010)
 W.S.Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001)
 Jl. Ch. Abineno, Diaken, Diakonia, dan Diakonat Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1994)
 A. Noordegraaf, Orientasi Diakonia Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004)

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai