Anda di halaman 1dari 7

Banyak Misioner dalam memulai tugas pekabaran Injil melakukan pekerjaanya dengan

penuh gairah serta semangat yang besar, tetapi lambat laun kemudian semangat mereka
mengendor, dan akhirnya putus ditengah jalan. Kejadian ini dapat saja terjadi oleh karena
akurangnya pengertian dari dasar misi yang biblical did alam missioner. Oleh karena itu
perlunya para missioner mengerti bahwa yang menjadi dasar misi adalah adanya peran
Kristus di dalam menjangkau jiwa. Dengan perkataan lain “Jiwa atau orang yang belum
mengenal kristus adalah tugas para misioner dan umat Tuhan.”

Prinsip Dasar Misi

Etimologi, menurut W.J. S. Purwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,


mengatakan bahwa : “salah satu cabang ilmu bahasa yang menyelidiki asal-usul kata
serta perubahan-perubahan dalam bentuk dan makna.”[1]

Menurut Henk Ten Napel dalam bukunya Kamus Teologia, mengatakan bahwa misi itu
berasal dari kata “Mission” yang berarti:

Mission (L. Missio Pengutusan/Mittere mengutus) mempunyai pengertian:

1.Pengutusan; 2. Misi, Pekabaran Injil; 3. Dakwah home mission pekabaran Injil di dalam
negeri, Theology of Mission

Misiologi;Ilmu tentang pengabaran Injil

Menurut Pdt. Peter Rhee dalam bukunya Diktat HITS tentang misi perkotaan bahwa: 
pengertian lain dari kata “misi berasal dari perkataan latin – mission yang
berarti:“Utus””.[2]

Missio berasal dari bahasa latin yang berari pengutusan, sama dengan kata Yunani
“Apostole”. Sebenarnya dalam bahasa Yunani dipakai dua kata : Apostello (mengutus)
dan Pempo (mengirim). Dalam Yohanes 20:21, kedua kata ini dipakai dalam satu ayat:
“sama seperti Bapa mengutus (Apoeksello) Aku, demikian juga Aku mengutus (Pempo,
mengirim) kamu.” Kata kerja latin Mittio (mengirim) digunakan sebagai terjemahan
untuk kedua kata Yunani “apostello dan Pempo”. Dalam bahasa Belanda kata Missio
diterjemahkan “Zending (pengutusan)”. Kata ini biasanya dipakai juga dalam bahasa
Indonesia.[3]

Berdasarkan Yohanes 20:2 diatas kata Missio (pengutusan), H. Venema membagi tiga
pengetian yaitu sebagai berikut:

1. “Missio dei” pengutusan oleh Allah


Allah sendiri berindak sebagai subjek segala pengutusan, terutama pengutusan Anak-
Nya. AllahDialah pengutus Agung

1. “Missio Fillii” Pengutusan oleh Anak.  Kristus diutus

Yesus Kritus diutus (dalam arti khusus Dialah yang disebut : Missio Dei), tapi mengutus
juga yaitu Rasul-rasul-Nya dan Gereja-Nya.

1. “Missio Ecclesiae” Pengutusan oleh Gereja

Pengutusan Allah dan Anak dilanjutkan oleh Gereja.

Menurut Kamus latin bahasa Indonesia, Missio berasal dari kata Mitto yang mempunyai
arti sebagai berikut:

1. Pengiriman; hal mengutus


2. hal membiarkan pergi seperti
1. pembebasan (orang twanan/tahanan)
2. pemberhentian (dari dinas militer)

Misi, Mitto mempunyai arti:

1. menyebabkan pergi
2. membiarkan pergi
1. membebaskan
2. melepaskan

Pada umumnya perkataan Misi (utus), lazim dipakai dengan istilah perkataan
Penginjilan (PI). Sebelumnya perkataan tersebut hanya dipakai untuk suatu Penginjilan
bagi gereja katolik Roma, sedangkan untuk panggilan Gereja-gereja Protestan sering
digunakan kata “Zending” (mempunyai arti sama), pada masa sekarang ini Misi sama
dengan Penginjilan.

Menurut H. Venema dalam bukunya Injil untuk Semua Orang, mengatakan bahwa
definisi Misi atau Penginjilan adalah:

Pengutusan Gereja oleh Yesus Kristus Juru Selamat Dunia, untuk melaksanakan
perintah-Nya demi kemuliaan Tuhan yaitu memanggil semua orang di dunia dan
mengabarkan kepada mereka Injil Kerajaan Allah, supaya oleh kuasa Roh Kudus mereka
diselamatkan dari dosa dan penghakiman. Hingga menjadi keluarga kerajaan-Nya yang
melakukan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya.
 

Sedangkan menurut J Verkuyl dalam bukunya Pembimbing ke Dalam Ilmu Pekabaran


Injil Masa Kini, mengatakan bahwa: “misiologi adalah pengkajian karya keselamatan
Bapa, Anak, dan Roh Kudus yang diseluruh dunia terarah kepada realisasi Kerajaan
Allah.”[4]

Menurut M. K. Dust dalam bukunya Missiologie, mnegutip perkataan J. Douma dtusalam


bukunya orientatie de Theologie, memberi definisi sebagai berikut: “Penginjilan adalah
pelaksanaan perintah jabatani yang diberikan oleh yesus Kristus kepada Gereja dalam
nama BapaNya, yaitu untuk menyebarkan Injil Kerajaan dalam zaman Roh Kudus ini
menjadi kesaksian bagi semua bangsa sampai ujung-ujung bumi.”[5]

Menurut William Phb. Killis dalam skripsinya  Peranan Misioner dalam Perintisan Gerej,
mengatakan bahwa: “Suatu sikap pengabar Injil (orang yang diutus) dalam
memperkatakan dan menyikapi serta menyaksikan kebenaran Firman Tuhan (Injil)
kepada orang-orang yang belum mengenal kristus dan di bawah pimpinan kuasa Roh
Kudus menjadi suatu pertobatan yang sungguh-sungguh dengan tujuan nama Tuhan yang
dimuliakan, oleh segenap bangsa-bangsa di dunia.”[6]

[1] W. J. S. Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: 1991) Hal 278

[2]  Pdt Pter Rhee, Misi Perkotaan, (Jakarta: HITS,1998),hal 3

[3] H Venema, Injil untuk Semua Orang, (Jakarta: Yayasan Komunikasi bina
Kasih,1997),3

[4] J Verkuyl dalam bukunya Pembimbing ke Dalam Ilmu Pekabaran Injil Masa Kini,
(Malang: Gandum Mas),hal 9

[5] M. K. Drust, Missiologie, (USA: Grand Rapids,1987), hal 144

[6] William P.hb. Kilis, Peranan Misioner dalam Perintisan Gereja,(Jakarta:


HITS,2002),12

https://alfianpalarministries.wordpress.com/2009/10/02/misiologi-menurut-perspektif-
biblical-part-i/
Misiologi,atau ilmu pengetahuan misi, adalah wilayah lingkup teologi yang
mempelajari mandat, pesan dan karya misionaris Kristen. Misiologi adalah refleksi multi-
disipliner dan cross-cultural pada semua aspek penyebaran agama Kristen, meliputi
teologi, antropologi, sejarah, geografi, teori dan metode komunikasi dan metodologi.

Ilmu pengetahuan misi mempelajari akibat positif dan negatif dan strategi penyebaran
Kristen. Misiologi juga mempelajari dampak evangelisasi dan amal.

Salah satu tujuan misiologi adalah memisahkan antara praktik yang penting untuk Kristen
dan praktik Kristen yang dapat bervariasi di antara komunitas-komunitas namun masih
menyatakan kepercayaannya pada agama Kristen.

Misi Allah (Misio Dei). Arie de Kuiper mengatakan dalam buku “Misiologia” bahwa:
Misio Dei adalah keseluruhan pekerjaan Allah untuk menyelamatkan dunia:
pemeliharaan Israel, pengutusan para nabi kepada Israel dan kepada bangsa-bangsa di
sekitarnya, pengutusan Kristus kepada dunia, pengutusan rasul-rasul, pekabaran-
pekabaran Injil kepada bangsa-bangsa.1[1]
Jadi dengan demikian dapatlah dimengerti bahwa berbicara tentang Misio Dei
berarti berbicara tentang keseluruhan misi di tengah-tengah dunia dan berbicara tentang
misi di dunia berarti berbicara tentang pengutusan Israel dan berbicara tentang
pengutusan Israel berarti berbicara tentang kedatangan Kristus dalam melaksanakan
tugas-Nya dan berbicara tentang Kristus berarti berbicara tentang para Pekabar Injil
“Gereja Tuhan di dunia”.
Karena hubungan/ keterkaitannya sangat erat maka dalam bahan ajar ini
dipaparkan pemahan dengan konsep keterkaitan satu sama lain sebagai satu kesatuan
pemahaman yakni Misi berasal dari Allah (Misio Dei) dan dilaksanakan oleh Allah lewat
bangsa Israel, para nabi, Tuhan Yesus Kristus dan Gereja Tuhan yang nota bene
menjalankan pekabaran Injil. Karena itu, dalam bahan ajar ini akan dipaparkan tentang
hal-hal yang disesuaikan dengan kebutuhan pemahaman tentang misi.
I.1. Etimologi Misi
Kata Misi yang dipakai di sini merujuk pada keseluruhan tugas/misi alkitabiah dari gereja
Yesus Kristus. Mision merupakan istilah yang komprehensif, mencakup pelayanan gereja
ke atas, ke dalam dan keluar. Gereja “diutus” seperti seseorang yang melakukan

1
perjalanan rohani, seorang asing, seorang saksi, seorang nabi, dan seorang hamba,
sebagai garam dan terang ke dalam dunia ini (Mat.5:13-16).
Allah mempunyai misi (Misio Dei) untuk memahami gereja sebagai agen misi
secara etimologi dari bahasa :Latin “Misio” sama dengan “pengutusan”; Arie de Kuyper
menulis :
Bahasa Latin “Misio” = pengutusan. Inggris/Jerman/Prancis :
“Mision”;Belanda”Misie” dipergunakan dalam gereja Roma Katolik, gereja Protestan
pada umumnya memakai kata “Zending”. Dalam bahasa Inggris dalam bentuk Tunggal
“Mision” berarti karya Allah (God’s Mision) atau tugas yang diberikan Tuhan kepada
kita (Our Mision), sedangkan bentuk jamak menandakan kenyataan praktis atau
pelaksanaan pekerjaan itu untuk Foreign Mision (Lembaga PI di luar negeri); Histori of
mision (Sejarah PI).2[2]
Maka dapatlah dimegerti bahwa pemilihan Israel, pengutusan para nabi,
pengutusan Kristus ke dunia, pengutusan para rasul dan pekabaran Injil kepada bangsa-
bangsa melalui gereja Tuhan dapatlah dikatakan sebagai “Misio Ecclesae” (Pengutusan
gereja = pekerjaan misioner dari jemaat Kristen sepanjang sejarah dunia.”3[3]
Jadi Misi adalah keseluruhan karya Allah atas dunia dalam pengutusanNya yang
diwujudkan dalam Self revelation of God yaitu penyataan diri Allah dalam melaksanakan
rencana Allah yang kekal. Misi tidak terlepas dari Allah, karena berkaitan dengan Misio
Dei. Allah adalah Allah yang hidup, Allah yang bertujuan dan Allah yang terlibat dalam
sejarah dunia, Allah yang ada sekarang di sini, Allah adalah Allah yang sekarang sedang
mengerjakan rencana-Nya dan Dia adalah Allah yang tidak berdiam diri di tempat, Ia
adalah Allah Misi.
Dalam hubungan Misiologi ini dapat membicarakan ‘Missio Ekklesia’ artinya
pengutusangereja, pekerjaan yang dikerjakan oleh para misionaris dari jemaat Kristen
sepanjang sejarah dunia. Atau selain itu ‘Missio Apostolorum’ pengutusan para Rasul
dan ‘Missio Christi’pengutusan Kristus dalam arti :
a.       Kritus mengutus murid-muridNya.
b.      Kristus diutus oleh Allah (Yoh.20:21 “Sama seperti Bapa mengutus Aku,demikian juga
sekarang Aku utus kamu”).

2
3
` ‘Missio Dei’ artinya seluruh pekerjaan Allah untuk menyelamatkan dunia. Ini
berarti Missio Dei adalah teosentris dan khristocentris bukan ekklesiocentris atau
anthropocnetris.
a. Pemilihan Israel.
b. Pengutusan para nabi kepada Israel dan kepada bangsa-bangsa sekitarnya.
c. Pengutusan Kristus kepada dunia.
d. Pengutusan Rasul-rasul dan pekabar Injil kepada bangsa-bangsa.
Dengan kata lain Allah adalah Pengutus Agung. Dulu istilah Misiologi terutama
dipakai oleh para ahli teologi Roma Katholik, tetapi akhirnya diterima oleh teolog-teolog
Protestan. Istilah Misiologi merangkum Misiologi alkitabiah Misiologi alkitabiah,
Misiologi sejarah, Misiologi sistimatik dan Misiologi praktis-metodis. Tidak dapat
disangkali lagi bahwa ini merupakan satu pengertian yang baik.
Kata Misi yang dipakai di sini merujuk pada keseluruhan tugas/misi alkitabiah
dari gereja Yesus Kristus. Mission merupakan istilah yang komprehensif, Kata Misi yang
dipakai di sini merujuk pada keseluruhan tugas/misi alkitabiah dari gereja Yesus Kristus.
Mission merupakan istilah yang komprehensif.
Jadi Misiologi adalah ilmu Pekabaran Injil yang mempunyai sangkut pautnya
dengan semua ilmu teologia (Arie de Kuiper). Bertitik tolak dari ini, maka jelas bahwa
misiologi mempunyai dasar adalah Alkitab (Keluaran 19:5-6). Teminologi misi dan
gereja dalam bahan ajar ini selaras dengan pemahaman Widi Artanto berdasarkaan
pemaparan David J. Bosch dalam Transformasi Misi Kristen:
“misi lebih luas dari penginjilan. Penginjilan adalah misi, tetapi misi tidak hanya
penginjilan. Misis adalah tugas total dari Allah yang mngutus gereja demi keselamatan
dunia. Gereja diututs kedalam dunia untuk mengasihi, melayani, mengajar,
menyembuhkan dan membebaskan. Penginjilan tidak dapat disamakan dengan misi
karena ia merupakan bagian integral dari misi sehingga tidak dapat diisolasi menjadi
aktivitas yang terpisah”.4[4]

I.2. Hakekat Misi


Menurut D. W. Ellis, hakekat misi itu mencakup 3 hal yaitu :
1.    Proklamasi
2.    Kesaksian

4
3.    Pelayanan5[5]
Ketiga aspek ini merupakan penyataan Kristus bagi dunia yang tidak bisa dipisahkan satu
sama lain.
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Ch. Abineno, yaitu :
1.    Pemberitaan Firman
2.    Persekutuan
3.    Pelayanan.

I.3. Lingkup Misiologi


1.      Teologi Misi
2.      Sejarah
3.      Ekklesiologi
4.      Apologia
5.      Metodik
6.      Sosiologi lintas budaya
7.      Etnologi, dsbnya.
Untuk melaksanakan tugas ini dibutuhkan : Homiletik, Hermeneutik, Komunikasi,
Linguistik, Pengetahuan dalam bidang Politik dan Ekonomi. Misiologi memiliki
hubungan yang erat dengan Theologi dan tidak boleh menjadi satu fakminor. Menurut
Georges Peters Misiologi harus masuk dalam pusat Theologi tentang Allah.

Anda mungkin juga menyukai