PENDAHULUAN
A. Nama/Istilah
Nama atau istilah yang lazim dipakai bagi ilmu
yang menyelidiki pekabaran Injil adalah
Misiologi/Ilmu PI.
Namun di samping itu ada nama-nama lain yang
semuanya tepat untuk segi-segi tertentu ilmu ini,
antara lain:
1. Kerugtik
Kerugtik berasal dari bahasa Yunani “kerugma”,
artinya: berita, pemberitaan; arti khusus: berita indah
yang diucapkan oleh seorang bentara (Yun.: keruks)
tentang kedatangan raja.
Jadi dalam Alkitab, kata ‘kerugma’ berkaitan
dengan datangnya Kerajaan Allah: seorang bentara
mendahului pengutusnya. Dia adalah utusan, duta atau
wakil yang berbicara atas nama pengutusnya.
Contoh: Yohanes pembaptis memberitakan kedatangan
Yesus Kristus. Dan Yesus sendirimemberitakan Kerajaan
Allah yang sudah dekat. Lalu Yesus sendiri mengutus
murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil kepada
seluruh makhluk (Markus 16:15).
2. Mathetheutik
Nama Mathetheutik berasal dari kata
Yunani “matheteuo” artinya: menjadikan murid. Yesus
menggunakan kata ini ketika Ia mengutus murid-murid-
Nya untuk memberitakan Injil, “...pergilah, jadikanlah
semua bangsa murid-Ku....” (Matius 28:19)
3. Halieutik
Asal kata Yunani “haleuo”, artinya: menjala ikan.
Nama ini mengingatkan kita kepada murid-murid
Yesus yang bekerja sebagai penjala ikan, yang
kemudian menjadi penjala manusia (Matius 4:19;
Markus 1:16-20; Lukas 5:10).
4. Auxanik
Auxanik berasal dari kata Yunani “auxano”
Artinya: bertumbuh, bertambah. Arti lain juga adalah:
menumbuhkan, menambahkan.
Kata ini menunjukkan dan menekankan tujuan PI: Injil
diberitakan, supaya jemaat Kristus ditumbuhkan atau
ditambahkan. “Firman Allah makin tersebar, dan jumlah
murid di Yerusalem makin bertambah banyak” (Kis. 6:7).
“Sementara itu Firman Tuhan makin tersebar dan makin
banyak didengar orang” (Kis. 12:24). Yang bertumbuh
adalah Firman, yang ditumbuhkan adalah jemaat (bdg.
Kis. 19:20). Kata “auxano” berkaitan dengan kata-kata
seperti: menabur, menanam, menyiram, menuai (I Kor.
3:6-9).
5. Prosthetik
Istilah ini berasal dari kata Yunani “prosthitemi”,
artinya: menambahkan. Dalam Kis. 2:41, “...pada hari
itu jumlah mereka betambah kira-kira tiga ribu jiwa.”
Juga dalam ayat 47, “Tiap-tiap hari Tuhan menambah
jumlah mereka dengan orang yang diselamtkan (Bdg.
Kis.16:5).
6. Propagandik
Propagandik berasal dari kata Latin “propaganda”,
atau kata kerja “propagare” yang berarti: meluaskan,
menambahkan, meneruskan. Maksud ‘propaganda’
tidak lain adalah memperluas gereja melalui
pemberitaan atau kesaksian, sehingga nama
Propagandik untuk ilmu yang menyelidiki “propaganda”
ini adalah nama yang tepat dapat disamakan dengan
“auxanik” dan “prosthetik”, karena semuanya
mengutamakan penambahan gereja sebagai tujuan PI.
Pada awal abad ke-20, kata “propaganda” memperoleh
arti negatif oleh penggunaannya yang bernafaskan politik
dan perang. Sekarang kata ini ada kaitannya dengan kata-
kata seperti: agresi (penyerangan), indoktrinasi (kegiatan
meyakinkan orang dengan paksa), kelaliman, perbuatan
sewenang-wenang dan tipuan. Karena yang diutamakan
adalah hasilnya, maka yang sering dipakai adalah cara
kerja
Kerja yang tidak benar. Yang penting tujuan tercapai.
Cara-cara seperti ini tidak boleh dipakai oleh gereja
Kristus untuk pertumbuhannya.
B. Evangelistik/Ilmu PI
Nama Evangelistik juga berasal dari bahasa
Yunani “euanggelizomai” yang artinya:
mengabarkan Injil, membawa kabar baik.
Evangelistik menyelidiki kegiatan yang biasanya
Disebut dengan istilah “evangelisasi” artinya:
penginjilan, perbuatan membawa Injil (bdg.
Yes. 52:7). Evangelisasi adalah inti segala
kegiatan PI yang diarahkan kepada siapapun
Juga.
C. Apostolat
Nama Apostolat diambil dari kata Yunani “apostole”
artinya: pengutusan ataupun kerasulan. Dalam PB, seorang
“apostolos” adalah utusan yang berbicara atau bergiat atas
nama pengutusnya. Lebih menunjukkan kerasulan (jabatan
rasul sebagai pelaksana PI) ketimbang pengutusan (perintah
untuk pelaksanaan PI). Yang diutamakan adalah status
ketimbang perintah, orang ketimbang tugasnya.
Sebaliknya untuk PI yang lebih diutamakan adalah
perintah dan tugas PI yang ditekankan dalam kata
“pengutusan”.
D. Misiologi
Nama Misiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari
kata “missio” yang berarti pengutusan, sama dengan kata
Yunani “apostole”
Dalam bahasa Belanda “missio” diterjemahkan “zending”
yang berarti pengutusan.
Sekarang ini “Misiologi” adalah nama yang lazim dipakai
untuk Ilmu PI. Bandingkan kata yang dipakai untuk PI
dalam bahasa Inggris, Jerman, dan Perancis: mission.
Dalam bahasa Belanda kata “missie” hanya dipakai untuk
PI Gereja Khatolik Roma, sedangkan untuk PI Gereje-
gereja Prostestan digunakan kata “zending” (dengan arti
yang persis sama). Nama Misiologi juga hanya dipakai
oleh Gereja Khatolik Roma.
Baru sejak tahun limapuluhan abad ke-20 nama ini dipakai
oleh Gereja-gereja Prostestan. Sebelumnya dipakai nama
“Ilmu Zending”. Sekarang kedua nama ini sama-sama
dipakai.
Nama Misiologi mengutamakan hal “mengirim” atau
“mengutus” tanpa ada lagi bahaya kekeliruan tentang tugas
dan jabatan para rasul.
Dari kata dasar missio, dijabarkanlah juga kata benda
“misionaris/missionary = utusan Injil dan kata sifat
missionary = misioner atau berwujud/bersifat/bersikap PI.
Nama Misiologi hanya dapat dipakai, asal kata “misio”
mempunyai arti yang sesuai dengan Firman Tuhan.
Istilah ini tidak dapat dipisahkan dari Yesus Kristus yang
menyelamatkan dunia dari belenggu Iblis dan dosa.
Berdasarkan Yohanes 20:21, kata “misio” (pengutusan)
biasanya mempunyai tiga pembedaan sebagai berikut:
1. Missio Dei : Pengutusan oleh Allah.
Allah sendiri bertindak sebagi
subjek segala pengutusan,
terutama pengutusan Anak-
Nya. Dialah Pengutus Agung.
2. Missio Filii : Pengutusan oleh Anak.
Yesus Kristus diutus (dalam arti
khusus Dialah yang disebut
Missio Dei), tapi mengutus juga
yaitu rasul-rasul-Nya dan gereja-
Nya.
3. Missio Ecclesiae : Pengutusan oleh Gereja.
Pengutusan Allah dan Anak
dilanjutkan dengan pengutusan
oleh gereja.
E. Kesimpulan
Tidak ada perbedaan dalam arti antara nama-nama
Apostolat (Apostologi), Misiologi, dan Ilmu Zending.
Semuanya menekankan ihwal “pengutusan” sebagai inti
PI. Selanjutnya tidak ada perbedaan dalam arti antara
nama-nama Kerugtik, Evangelistik, dan Ilmu PI yang
semuanya mengutamakan ihwal “Pekabaran Injil”.
Yang menjadi masalahnya adalah bahwa semua nama ini
telah memperoleh tambahan arti dari konteks
penggunaannya, sehingga tidak dapat diterima dengan
begitu saja sebagai nama yang tepat bagi Ilmu Pekabaran
Injil.
Karena itu pilihan jatuh pada nama-nama yang paling
netral, yaitu Misiologi dan Ilmu PI.
Yang menjadi penekanan dalam pengutusan dan
pemberitaan Injil sebagi inti PI adalah: Gereja diutus untuk
memberi kesaksian tentang Injil keselamatann sampai ke
ujung bumi.
Tujuan PI:
Sesuai amanat Alkitab Tujuan Utama PI adalah Memuliakan nama Tuhan.
Menurut G. Voetius: Tujuan PI ada tiga, yaitu:
a. Pertobatan orang-orang kafir, bangsa-bangsa lain.
b. Penanaman Gereja.
c. Kemuliaan dan penyataan kasih karuni ilahi.
Menurut G. Warneck: “Pekabaran Injil adalah segenap usaha umat
Kristen yang tertuju kepada penanaman dan
pengorganisasian Gereja di antara orang-orang yang bukan
Kristen.” Pendek kata bahwa tujuan PI adalah: Gereja.
Di bawah tujuan utama, ada beberapa sub-tujuan utama. Sub tujuan utama tersebut
dapat diperhatikan dalam bagan berikut:
TUJUAN PI
Kemuliaan Nama Tuhan (Tujuan Utama)
Pengumpulan semua warga Kerajaan Allah
Penanaman/pembangunan atau perluasan Gereja
Pembaptisan orang percaya
Pertobatan dan kepercayaan orang kafir
A. Kesaksian Perorangan
Yang dimaksud di sini ialah personal evangelism atau individual witness. Jadi yang
dimaksudkan ialah subyek, orang Kristen itu sendiri (tiap-tiap anggota Gereja) – harus
bersaksi! Mengapa? Karena dia merupakan bagian dari Tubuh Kristus.
II Timotius 4:2 “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya ....”
Jelaslah bahwa tiap-tiap ada kesempatan harus dipakai dengan sebaik-baiknya. Seorang
Kristen harus siap siaga bersaksi di manapun dan kapan pun (dalam pekerjaan di mana
pun).
Di mana dan terhadap siapakah orang-orang Kristen bersaksi?
Terhadap teman-teman setempat/sekitar, terhadapm teman-teman
sekerja, terhadap siapa pun yang dijumpai,
C. Comprehensive Approach
Injil bukan saja merupakan kabar kesukaan untuk jiwa dan keselamatan rohani orang.
Injil mengenai manusia seanteronya: tubuh, jiwa, dan roh. Seperti yang Tuhan Yesus
katakan: “Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang miskin,
dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan bagi orang-orang tawanan,
dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk orang-orang yang tertindas, untuk
memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang (Lukas 4:18-19, bdg. Yesaya 61:1-2).
Injil itu adalah berita untuk manusia di dalam keadaan sosialnya juga.
Yang dimaksudkan dengan Comprehensive Approach: pendekatan orang yang
merangkumi segala bidang kehidupannya: sosial, pendidikan, medis. Pelayanan total
dengan Injil total kepada manusia total. Shalom dalam Kitab Suci memang komprehensif
juga: damai, sejahtera, keselamatan, kesehatan, keamanan.
Dan Yesus pun menyembuhkan orang dan memberikan makanan kepada yang lapar. Jadi
termasuk tugas PI itu ialah juga pekerjaan sosial, kedokteran, pendidikan.
Yang konkrit yang dapat disebutkan di sini adalah: produksi dan penyebaran bacaan
Kristen, penterjemahan, penyebaran, dan penerangan Kitab Suci; kehidupan Kristen di dalam
mass-media (bidang persurat-kabaran, radio, dan TV); tetapi juga perkunjungan rumah
tangga; percakapan perorangan maupu mass-meetings (di mana keadaan mengizinkan dan
menguntungkannya).
Di samping itu pula ada kegiatan lain yang juga bisa dilakukan yaitu: pelayanan dan kegiatan
di dunia mahasiswa, pelayanan kepada orang sakit, pelayanan kepada orang miskin,
pelayanan kepada orang-orang yang menderita (yatim piatu, janda, gelandangan, dan lain-
lain), pendidikan kaum awam maupun pendidikan theologia, dan juga minat terhadap
persoalan agraria maupun persoalan urbanisasi. Di mana saja orang-orangnya berada bekerja
dan bergumul, di situ pun Injil Yesus Kristus harus dihadirkan dan direlevankan.
D. Dialog/Komunikasi
Tuhan Allah telah mengutus Anak-Nya maupun Roh-Nya (Missio Dei dan Missio
Spiritus Sanci), baca Galatia 4:4,6. Demikian juga Ia telah berdialog dengan dunia dalam
diri Yesus Kristus. Firman yang telah menjadi “daging” yang datang ke dalam dunia.
Dengan jalan ini dunia manusia dinyatakan sebagai keadaan yang penuh dengan dosa,
Tetapi serempak dunia itu dinyatakan selaku dunia kepunyaan Allah dan selaku dunia yang
sejak saat itu sedang dibaharui (karena kasih Allah). Itulah dialog antara Firman Allah dan
dunia yang dilanjutkan oleh Gereja. Pemberitaan Firman adalah tugas Gereja yang harus
menjadi “daging”, artinya sungguh-sungguh masuk dan meresap ke dalam dunia. Kristus
telah datang ke dalam dunia menjadi “pelayan orang-orang bersunat “(Roma 15:8) untuk
menyelamatkan Israel; Ia pun menjadi “terang bangsa” (Yesaya 49:6); Lukas 2:32) yang
datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan untuk banyak orang
(Markus 10:45). Demikian juga panggilan hamba-hamba Tuhan jemaat Kristen, umat pilihan
Allah untuk memasuki dunia yang dibebaskan oleh Allah dari kuasa-kuasa yang merajalela di
atasnya, untuk membawa ke sana kabar perdamaian dengan Allah. Melalui Gereja, maka
Allah berdialog dengan manusia: “Adam di manakah engkau? dan menawarkan kepadanya
“Adam baru” yang telah menanggung murka dan hukuman Allah untuk menjadikan umat
manusia itu benar dan berdamai dengan Allah.