Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN TENTANG GEREJA

I. Banyak orang memandang Gereja sebagai gedung. Ini bukanlah pengertian Alkitab mengenai
Gereja. Kata “gereja” berasal dari bahasa Portugis yaitu “Igreia” diartikan sama dalam bahasa Yunani
dengan Kuriake/Kyriake, yang berarti: menjadi milik Tuhan atau Kristuslah yang empunya gereja itu.
Persekutuan orang yang menjadi milik Tuhan. Dan ada seorang teolog Indonesia yang bernama Harun
Hadiwijoyo yang mengatakan bahwa istilah Kyriake baru dipakai setelah zaman para Rasul untuk
memaknai gereja dalam arti lembaga yang dekat dengan segala macam peraturan. Kata ini dalam
perjanjian baru sejajar dengan kata Yunani “Ekklesia”. Ek=Keluar; Kaleo=Memanggil. Secara harfiah
berarti memanggil keluar. Akar kata dari Gereja bukan berhubungan dengan gedung namun dengan
orang. Jadi Ekklesia adalah kumpulan orang yang dipanggil keluar dari dunia. Yang menjadi subyek dari
kata memanggil keluar dalam pengertian ini adalah Allah. Sehingga pengertian dari Ekklesia atau Gereja
adalah persekutuan dari orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan masuk ke dalam terangnya
yang ajaib (1 Petrus 2:9-10).

Dalam PL istilah gereja diidentikkan dengan kata “Kahaal” yang artinya Allah mengumpulkannya.
Kahaal yang berarti umat atau umat yang berkumpul untuk berbakti. Kahaal adalah istilah Gereja
Tuhan dalam perjanjian lama. Meskipun bangsa Israel penuh dengan dosa, namun dikumpulkan oleh
Tuhan, dipilih menjadi umayNya (Keluaran 20:2).

Kapan gereja dimulai? Meskipun sebagian menyatakan bahwa gereja sudah ada di PL, suatu penyelidikan
dari PB mengindikasikan gereja adalah suatu lembaga tertentu yang tadinya belum ada. Di Matius 16:18,
Yesus mengatakan: “Aku akan mendirikan jemaat-Ku”. Mengindikasikan pembangunan gereja itu terjadi
di waktu yang akan datang. Perkataan Yesus ini penting dan menekankan bahwa gereja belum ada pada
waktu Yesus mengatakannya. Ia memprediksikan tentang pembangunan gereja-Nya di masa yang akan
datang.

2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan
Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah
memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Jika kita tilik, kata imam diambil dari kata imamat, yang dalam bahasa Ibrani disebut wayizra, yang berarti
“Tuhan memanggil”. Artinya, imamat adalah orang-orang yang dipanggil Tuhan. Kita semua adalah
imamat yang rajani. Yang artinya, di mata-Nya, kita adalah imam dan sekaligus raja atau ratu.
Sebagaimana kita semua memiliki kedudukan yang sama, kita pun memiliki tugas dan panggilan yang
sama dalam Tuhan. Sebagai imam kita bertugas untuk membawa orang-orang di sekeliling kita mengenal
Allah. Sebagai raja, kita memerintah bersama Allah untuk memberi dampak bagi dunia ini sampai
Kerajaan Allah ditegakkan di bumi seperti di sorga. Bisa juga diartikan orang Kristen itu melayani Raja di
atas segala raja.

2:10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu
tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

Atau secara singkat Gereja adalah persekutuan orang percaya. Jadi Gereja itu sebagai sebuah
persekutuan. Yang kedua, Gereja sebagai tempat bersekutu. Walaupun kekristenan memahami bahwa
Gereja bukanlah gedung atau tempat melainkan orangnya, toh seringkali kita memahami dan merujuk
sebagai tempat umat bersekutu. Yang pasti di mana ada umat bersekutu di dalam Kristus di situlah Gereja
berada.
II. Gambaran tentang Gereja khususnya di Perjanjian baru memakai istilah Gereja melalui berbagai
gambaran, yakni:

1. Bangunan Allah (1 Korintus 3:9; Efesus 2:20-22; 1 Timotius 3:15) yang dipakai untuk
menggambarkan keadaan Gereja, sebab Kristus sendiri merupakan batu penjuru dari bangunan ini (1
Petrus 2:6-7).

2. Tubuh Kristus. Gambaran Gereja itu seperti tubuh Kristus, yang menjadi penekanannya di sini
adalah kesatuan itu. Meskipun dalam tubuh banyak terdapat keanekaragaman (kaki, mulut, tangan, dan
lain-lain) namun segala pertentangan ditiadakan. Rasul paulus di dalam Kolose 1:18 mengatakanbahwa
Kristuslah yang menjadi kepala atas tubuh, yakni gereja itu. Di Roma 12:4, dikatakan tidak semua anggota
mempunyai tugas yang sama.

III. Sifat dari pada Gereja.

1. Gereja adalah kudus. Kudus berasal dari bahasa Ibrani “Kados”, yang berarti diasingkan, dipisahkan dari
yang lain, berbeda dari yang lain. Kekudusan gereja bukan ia kudus adanya, tetapi karena dikuduskan oleh
Kristus (Filipi 1:1; 1 Korintus 1:2; Efesus 1:1). Gereja adalah kudus, diasingkan tapi bukan “mengasingkan
diri” karena Gereja disuruh ke dalam dunia untuk memberitakan Injil Yesus kristus. Gereja dipakai dalam
karya penyelamatan Allah.

2. Gereja adalah Am, universal, tersebar di seluruh dunia. Am berarti Umum, oleh sebab itu Gereja
“menerobos’ segala pembatas, dan memiliki perspektif yang umum (2 Korintus 5:19).

3. Gereja adalah persekutuan orang percaya/kudus. Ungkapan Gereja sebagai persekutuan orang kudus
harus dipandang sebagai persekutuan di dalam Kristus oleh Roh Kudus. Gereja bukan terdiri dari orang-
orang yang telah sempurna melainkan terdiri dari orang-orang berdosa yang telah dikuduskan. Gereja
sebagai persekutuan orang kudus, harus persekutuan yang berdasarkan kasih, karena Allah telah lebih
dahulu mengasihi kita (1 Yohanes 4:11).

4. Gereja adalah satu. Gereja adalah kesatuan umat Kristen. Satu dalam memberitakan Injil (Matius
28:18-20), satu dalam mengemban misi, mengasihi sesama dan mengasihi Tuhan (Matius 22:37-40). Oleh
sebab itu dalam kepelbagaian, kita dapat menampakkan kepatuhan kita sebagai gereja kepada Tuhan
Yesus (Yohanes 17:21).

IV. Tugas Panggilan gereja.

Gereja yang hidup adalah yang bersaksi tentang Yesus kristus di dunia ini (kisah Para Rasul 1:8). Gereja
terpanggil melaksanakan Amanat Agung Kristus (Markus 16:15; Matius 28:20).

Menjadi saksi Kristus adalah tugas Gereja dan warganya yang berlaku sepanjang masa untuk bersekutu,
untuk bersaksi, untuk berdiakonia, berbagi/melayani, yang dikenal dengan sebutan “Tri Tugas panggilan
Gereja”. Gereja juga harus terbuka, dinamis, dialogis pada perkembangan di masyarakat dengan sikap
yang Kritis, kreatif dan Realistis (Roma 1:14; Roma 12:1-2; 1 Korintus 9:19-23). Biarlah Gereja dalam
melaksanakan tugas panggilannya membiarkan diri dipimpin oleh Roh Kudus yang adalah Roh kebanaran.

Anda mungkin juga menyukai