OLEH:
NIM : 3165
SEMESTER : IVB
BAB I
I. Pengertian eklesiologi
Dari ketiga aspek ini dapat di simpulkan bahwa gereja menjadi tanda rahmat
yakni kehadiran yang menyelamatkan dari Allah melalui kristus,berkat dorongan
oleh Roh kudus, untuk semua orang beriman yang percaya kepada kristus.
Konsili vatikan II membuat empat periode sidang di bawah kepemimpinn dua paus.
Periode I: tanggal 11 oktober- 8 desember 1962 di buka oleh paus yohanes XXIII. Setelah
paus yohanes XXIII meninggal dan dig anti dengan paus paulus VI, masukan periode II:
tanggal 29 september-4 desember 1963;periode III tanggal 14 september-21 november 1964;
periode IV: tanggal 14 september-21 november 1964: periode IV 14 september- 8 desember
1965. Sidang dalam empat periode ini menghasilkan 16 dokumen yakni 4 konsitusi,9 Dekrit
dan 3 pertanyaan:
A. Konstitusi
Konstitusi artinya ketetapan yang berlaku dan meningkat seluruh anggota lapisan gereja.
Keempat konstitusi tersebut adalah:
1. Konstitusi sacrosanctum concilium(SC) tentang liturgy Gereja.
2. Konstitusi dogmatis Lumen Gentium(LG) tentang Gereja
3. Konstitusi dogmatis Dei Verbum(DV) tentang wahyu ilahi
4. Konstitusi pastoral Gaudium et spes(GS) tentang Gereja dalam dunia modern.
B. Dekrit
Dekrit artinya ketetapan yang berlaku dan mengikat sebagian anggota Gereja,
misalnya dekrit tentanf para paus,uskup, berarti hanya mengikat dan berlaku untuk para
uskup,demikianpun dekrit untuk para imam, atau dekrit tentang akum awam.kesembilan
dekrit tersebut adalah:
1. Dekrit inter mirifica tentang upaya-upaya komunikasi social
2. Dekrit orientalium ecclesiarum tentang Gereja-Gereja Timur Katolik
3. Dekrit unitatis redintegratio tentang ekumenisme
4. Dekrit chiristus dominus tentang pastoral para uskup dalam gereja
5. Dektrit perfectae caritatis tentang pembaharuaan pelayanan dan kehidupan para
imam
C . PERYATAAN(deklarasi)
1. Pernyataan Gravissimum Educationis tentang pendidikan kristen
2. Pernyataan Nostra Aetate tentang hubungan Gereja dengan agama agama bukan
kristen
3. Pernyataan Dignitatis Humanae tentang kebebasan beragama
Konsili vatikan II merupakan konsili ekumenis terbesar dan menjadi sebuah
“pentakosta baru”ini di cirikan melalui tiga karateristik prinsipil yang dapat di tunjukan
dalam tiga kata kunci yakni:
Pastoral:konsili member perhatian khusus akan karya nayata Gereja sebagai
wujud dari realisasi keselamatan kristus
Aggirnamento, artinya pembeharuaan atau penyusaiaan dengan masa
sekarang.konsili ini mengarahkan Gereja masuk dalam situasi jaman ini dan
mampu membaca tanda-tanda jaman tetapi bukan berarti meninggalkan tradisi
Gereja.
Ekumenis: konsili vatikan II ekumenis terbesar yang ke-XXI dalam sejarah
Gereja di hadiri oleh para uskup sedunia(956 uskup dari benua amerika dan
amerika latin, 379 uskup dari afrika dan 300 uskup dari asia).
Berdasarkan tiga karateristik prinsip ini maka konsili vatukan II telah
membawa pembaharuan dalam memahami esensi Gereja yang sesunggunya.
Lumen gentium menghadirkan Gereja dengan menggunakan gambaran biblis
dalam kata “umat Allah” yang berarti
Gereja adalah persekutuan umat beriman yang di baptis, berziarah menuju
kerajaan Allah dan surge.
Gereja adalah satu tubuh yang suci sekaligus berdosa
Gereja umat Allah ini diorganisir secara hierarkis namun demikian tetap
menjadi peguyuban yang sesungguhnya. Sedangkan pemahaman secara
pastoral termuat dalam beberapa dokumen yang memperlihatkan dan
membwajibkan peran nyata Gereja si tengah tata dunia.
2.2 Pemahaman- pemahaman dasar tentang Gereja
1) Gereja berasal fari Allah Trinitas
Asal Gereja secara alamiah yang berada di tengah kehidipan ini adalah
pemeberian yang berasal dari Allah Trinitas:Bapa,putera dan Roh kudus.
Rencana bapa untuk menyelamatkan semua orang Allah berkenan
mengangkat amnesia untuk ikut serta menghayati hidup ilahi Karena itu,
melalui kristus yang di utusnya, Allah menghimpun semua orang yang
beriman akan puterannya dalam Gereja kudus.
Penyelamatan terjadi dalam diri kristus. Kedendak bapa untuk
menyelamatkan semua orang di penuhi dalam diri kristus selesai
berkarya.Roh kudus itu tinggal di dalam Gereja dan hati umat beriman
bagikan dalam kenisah. Demikian seluruh Gereja Nampak sebagai umat
yang di satukan berdasarkan kesatuan bapa dan putera dan roh
kudus.gereja berasal dari cintah kasih bapa yang kekal, didirikan oleh
kristus penebus dalam kurun waktu dan di himpun dalam Roh kudus.
c. Apostolik
Kata Apostolik berasal dari kata yunani ‘’apostolos’’yang berasal dari rasul Gereja
disebut Apostolik karena didirikan di atas dasar para rasul dalam tiga arti
Gereja tetap di bangun atas dasar para rasul, atas saksi saksi yang di pilih dan
diutus oleh kristus sendiri.
Dengan bantuan Roh yang di tinggal di dalam gereja itu.roh menjaga
ajaran,warisan iman,serta pedoman sehat para rasul dan meneruskannya
Gereja tetap di ajarkan,dikuduskan dan di bimbing oleh para rasul sampai saat
kedatangan kembali kristus.
Dan kutipan ini dapat di simpulkan bahwa ada hubungan historis turun
temurun mulai dari para rasul dan para penganggi mereka yaitu uskup
Gereja itu apostolik juga berarti semua anggota gereja mengambil bagian
dalam tugas perutusan,walaupun atas cara yang berbeda.
KOMENTAR :
Eklesiologi sendiri berasal dari bahasa igreja dan logos yang berarti gereja dan ilmu
jadi eklesiologi ilmu tentang gereja. Secara harafiah arti gereja dapat didefinisi yaitu
gereja adalah peresekutuan dari orang yang dipanggil oleh Bapa untuk mengakui
ketuhanan yesus, sang putera, dalam sabda, sakramen,, kesaksian dan pelayan dan
melalui kuasa roh kudus bekerja sama untuk melanjutkan warta kerajan Allah
ditengah dunia ini. Gereja juga memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1) Kudus yang berarti dianugerahkan oleh Allah Tritunggal yang Maha Kudus
2) Katolik yang berate menyangkut keseluruhan, universal, terbuka, kepada siapa
saja unuk segala bangsa dan jaman
3) Apostolik karena dihadirkan oleh para rasul
4) Satu karena berakar dala kesatuan Allah Tritunggal
Gereja saat ini merupakan persekutuan umat Allah yang satu, kudus, katolik dan
apostolik. Hirarkisme ini pada akhirnya, atas kehendaknya sejarah dan Roh Allah
sendiri, tiba pada zaman Modern sebagai puncak dari Abad peretengahan (abad ke 5-
15), yang kemudian mempersiapkan lahirnya zaman Aufklaerung, dan saatnya
mendapat gugatan dan koreksi serta perlawanan yang melahirkan perpecahan dan
pemisahan tertentu sampai kemudian menjadi stabil lagi seiring otonomi berpikir dan
sekularisme serta otoritas Negara menjadi penegah. Sejak Vatican II itu, paham
eklesiologi sudah jauh berubah, yakni gereja bukan lagi disebut lembaga keselamatan
tapi sakramen keselamatan. Peresekutuan umuat beriman itulah Gereja, bukan hirarki
semata. Dalam sejarah kita bisa belajar membaca tanda zaman, misalnya silih
berganti konsep dan praktik menhgadapi mas alah bahkan yang berprentensi
sebagai satu-satunya yang benar. Pada akhirnya kita mesti tunduk hanya pada Dia
yang telah berfirman dan memberikan kasih karuniaNya yang tak terbatas waktu dan
tempat, tak terbatas bidang dan level, tak terbatas oleh apapun termasuk oleh
pandemic covid saat ini, karena Roh Allah berhembus kemana saja Dia mau.
BAB II
EKLESIOLOGI ALKITABIAH
B. Point-point eklesiologi yang dapat di petik dari kisah perjanjiaan lama ini:
Israel menjadi suatu perhimpunan,umat dari yahwe.kesatuan umat Israel yang
membentuk qahal.ini bukan atas dasar etnis melainkan atas dasar religious.
Umat yang terhimpun itu dipanggil dari perbudakan menuju
pembebasan.dengan demikian perhimpunan umat tuhan memiliki tujuan untuk
membebaskan dan menyelamatkan umat yang berpegang teguh pada
ketetapan YHWE.
Umat Israel yang berziarah di padang gurun melewati laut merah sebagai
tanda pembaptisan mereka dari segala dosa dan kejahatan selama berada
dalam situasi perbudakan di mesir.
Tanah terjanji sebagai surga abadi lambang tujuan akhir dari perziarahan umat
Allah sebagai satu anggota Gereja.
Israel jaman yudaisme cirri cirri member Gereja perziarah yang tetap memiliki
ikatan kesatuan dengan YHWH sampai pada kedatangan mesias,yesus kristus
BAB III
EKLESIOLOGI UMAT ALLAH
KOMENTAR:
Paham Gereja sebagai umat Allah
1. gereja adalah sebuah persekutuan,comunio artinya semua mengambil bagian
dalam menghadirkan keselamatan sebagai aplikasi langsung dari pembaptisan
yakni mengambil bagian dalam tiga tugas kristus sebagai nabi,imam dan raja.
2. dalam tugas pelayanan,skemannya berubah bukan lagi kristus hierakhi lalu
komunitas umat beriman tetapi kristus umat beriman pelayanan dan karisma.
3. Paham universalitas artinya gereja katolik terbukan dan merangkum semua umat
beriman serta kekayaannya dibawah kristus sebagai kepala menghargai
perbedaan masing masing berkembang menurut bagiannya saling berbagi dan
serentak menuju kepenuhan kesatuan.
4. gereja umat Allah bukan sebuah kumpulan sosial politik.Gereja bukan
menyerupai enitas politik yang bekerja mnurut cara cara politik.gereja umat Allah
adalah persekutuaan yang bertujuan untuk mewartakan dan memuji krya besar
Allah.
BAB IV
EKLESIOLOGI PASTORAL
b. Gereja ada dalam dunia tetapi Gereja tidak identik dengan dunia.
Gereja menyatu dengan dunia tanpa harus menjadi seperti dunia: “Kegembiaran dan
harapan, duka dan kecemasan sekarang adalah juga kegembiaran dan harapan, duka dan
kecemasan para murid Kristus juga” (GS 1). Misteri Paska yang dirayakan dan kerajaan
Allah yang diwartakan tidak dihidupkan untuk dirinya sendiri, tetapi dihidupkan di
tengah-tengah dunia ini. Gereja Bermisi Dalam Cinta Kasih Trinitas
Menurut AG 2, “Gereja peziarah bersifat misioner, sebab berasal dari perutusan Putera
dan perutusan Roh Kudus, menurut rencana Allh Bapa”. Kutipan ini mengandung arti:
karya misi itu sesungguhnya adalah misi Allah (Missio Dei), yang bersumber dari cinta
kasih Allah Bapa, terlaksana dalam diri Yesus Kristus sebagai pengantara Allah dan
manusia, dan dilanjutkan oleh Roh Kudus sebagai tokoh utama yang menyebarluaskan
misi Allah itu. Dengan demikian, misi Gereja bersumber dari cinta kasih Trinitas, Gereja
bekerja bersama mewujudkan misi Allah dengan menjadi tanda dan sarana keselamatan
dan bekerja untuk menghadirkan kerajaan Allah di dunia ini.
• Misi Gereja itu satu dan tetap sama yakni menganugerahkan keselamatan kepada
segala bangsa, meskipun dalam kenyataan tidak dilaksanakan dengan cara yang
sama. Kegiatan misioner gereja dijalankan oleh dewan para Uskup yang diketuai
oleh pengganti Petrus.
• Alasan kegiatan misioner Gereja terletak pada kehendak Allah yang menghendaki
supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran.
Maka perlulah semua orang bertobat kepada Kristus, yang dikenal melalui pewartaan
Gereja dan melalui Baptis disaturagakan ke dalam Krsitus dan GerejaNya.
f. Tujuan karya missioner Gereja, menurut Misi Ad Gentes adalah mewartakan Kristus dan
InjilNya kepada bangsa-bangsa yang belum mengenal Kristus dan menanamkan Gereja
di tengah bangsa-bangsa atau golongan tempat Gereja belum berakar. Sehingga Kristus
dan Gerejanya tidak diaggap asing oleh siapapun. Bentuk-bentuk Konkret Dari Karya
Misioner Gereja
1. Mewartakan Injil: dengan pewartaan Injil, Gereja mengundang semua orang untuk
bertobat dan beriman kepada Kristus, serta mempertahankan iman tersebut.
2. Kesaksian hidup (AG 11): umat kristiani di mana pun mereka hidup, melalui teladan
hidup serta kesaksian lisan wajib menampilkan manusia baru, yang telah diterima
melalui Pembaptisan dan dikuatkan oleh Roh Kudus melalui Sakramen Krisma,
sehingga semua orang memandang perbuatan mereka dan memuliakan Allah (Mat
5:16).
3. Inkulturasi (AG 10): untuk dapat menyajikan misteri keselamatan kepada semua
orang, Gereja harus masuk ke semua golongan itu, dengan gerak yang sama seperti
Kristus sendiri, ketika Ia mengikatkan diri pada keadaan sosial dan budaya tertentu.
4. Dialog (AG 11): bermisi berarti membangun dialog yang jujur dan penuh hormat,
untuk menggali benih-benih sabda yang terpendam, mengetahui harta kekayaan
setempat dan menanamkan nilai-nilai injili kepada orang atau masyarkat dan bangsa
tertentu.
5. Penegakkan hak asasi manusia (AG 12): misi Gereja dijiwai oleh cinta kasih kristiani
yang ditujukkan kepada semua orang tanpa pandang bulu, yakni Gereja membela hak
asasi manusia, terlibat dengan mereka yang miskin, menegakkan keadilan dan
perdamaian, memajukan ekonomi, dan meletakan kehidupan sosial secara layak dan
benar.
Konsili Vatikan II menyebut Gereja Umat Allah kepada semua yang telah dibaptis, sebagai
communio/persekutuan anggota yang semartabat, persekutuan anak-anak Allah dan
persektuan yang terpanggil kepada kekudusan. Persektuan semua yang telah dibaptis ini
diekspresikan melalui partisipasi dalam Tri Tugas Kristus sebagai Nabi, Imam dan Raja.
Pembaharuan melalui Konsili Vatikan II ini telah melahirkan Gereja sebagai sebuah
communio untuk missio: persektuan karena dibaptis dalam nama Allah Tritunggal untuk
bermisi menjalankan tiga tugas Kristus itu. Komunitas Basis Gerejani dalam Magisterium
dan Dokumen Para Uskup
Dalam Seruan Apostolik Evangeli Nuntiandi, tentang evangelisasi dalam dunia modern,
no 58, Paus Paulus VI menyatakan bahwa KBG adalah:
• Komunitas yang tak terpisahkan dari paroki, yang menjadi ragi bagi yang lain,
terutama bagi kaum miskin.
• Komunitas yang tidak mengasingkan diri atau gerakan eksplotatif-ideologis,
tetapi hidup dalam kesatuan dengan Gereja Katolik: dengan para Gembala dan
Magisterium.
Dalam Fedaration Asian Bishops Conference (FABC), para Uskup Asia menyebutkan
bahwa KBG adalah ekspresi dari Gereja partisipatif, yakni: sebuah komunitas
persaudaraan dan cinta kasih, yang hidup dalam semangat partisipasi dan tanggung
jawab yang otentik, dimana semua orang membagikan talenta dan karismanya dalam
berbagai aspek kehidupan menggereja.
d. KBG dalam Konferensi Wali Gereja Indonesia (SAGKI 1-5 November 2000) KBG
adalah cara baru hidup menggereja yang terinsipirasi dari cara hidup Jemaat perdana,
berkomunitas dalam satuan umat yang relatif kecil, mudah berkumpul untuk
mendengarkan Firman dan berbagi masalah dan mencari pemcehannya dalam terang
Kitab Suci serta membangun solidaritas dengan yang miskin dan tertindas.
b. Gerejani: artinya KBG yang mendasari hidup berkomunitas menurut 3 elemen dasar
adanya Gereja yakni:
• Sabda: Tumpuan dan kekuatan bagi Gereja, bagi putera-putri Gereja menjadi
kekuatan iman, santapan jiwa, sumber jernih dan kekal hidup rohani (DV 21).
• Ekaristi: adalah sumber dan puncak hidup kristiani (LG 11). Gereja hidup dari
Ekaristi dan umat hidup dari Ekaristi yang dirayakan.
• Pelayanan: semua yang sudah dibaptis menjalankan tiga tugas Kristus sebagai Imam,
Nabi dan Raja, dalam kesatuannya dengan Uskup, pimpinan Gereja lokal dan Paus
sebagai pimpinan tertinggi Gereja universal.
c. Basis: artinya: pertama, basis teritorial, yakni KBG yang berada dalam wilayah teritorial
paroki, yang menjadi zona misi dan pastoral yang dipercayakan Pastor paroki serta
habitat hidup anggota sehari-hari. Kedua, basis kategorial, yakni komunitas yang
terbentuk dari kelompok kategori tertentu berdasarkan umur, profesi/pekerjaan, atau
spritualitas hidup tertentu.
Kesimpulan: dengan menjelaskan tiga dimensi KBG ini, maka KBG adalah
persekutuan umat Allah yang sudah dibaptis, sehati-sejiwa membentuk satu komunitas,
menurut batas teritorial tertentu dalam wilayah paroki (10-20 KK), dan basis kategorial
tertentu, serta melandasi hidup komunitas atas dasar Sabda, Ekaristi dan terlibat dalam
pelayanan hidup menggereja.
a. KBG menjadi tanda yang hidup dari Gereja lokal: menjadi lokus, fokus dan subyek
pastoral paroki
Menurut Karl Rahner, KBG dan paroki tidak bertentangan atau dipisahkan satu sama
lain. Oleh karena itu, KBG pertama, harus menjadi tempat pendalaman iman dan hidup
kristiani semua yang telah dibaptis; kedua, menjadi tempat untuk menghidupkan
partisipasi kaum awam dalam hidup menggereja dan bermasyarakat serta menjadi
sumber lahirnya para fungsionaris pastoral Gereja.
b. KBG sebagai Komunitas Missioner: KBG itu menjadi komunitas apostolik, komunitas
yang sedang berada dalam misi, Gereja yang hidup di tengah keluarga dan rumah
manusia.
c. KBG sebagai daya evangelisasi baru: KBG menjadi tempat pertama keterlibatan Gereja
untuk mewartakan Injil dalam cara-cara yang baru menjawabi tuntutan jaman, budaya
dan situasi konkret dunia.
KOMENTAR:
Gereja di tengah tata dunia gereja trinitas sudah hadir dunia terhimpun dari orang
orang yang sudah di baptis.warga beriman itu adalah warga masyarakat dunia.gereja
menempuh perjalanan bersama dengan semua manusia dan mengalami nasib keduniaan.
Gereja menyatu dengan dunia tanpa harus menjadi seperti dunia kegembiraan dan
hadarapn duka dan kecmeasan sekarang adalah juga kegembiraan dan harapan,duka dan
kecemasan para murid kristus juga.misteri paskah yang di rayakan dan kerajaan allah
yang di wartakan tidak di hidupkan untuk dirinya sendiri tetapi dihidupkan di tengah
tengah dunia ini.gereja keluar dan solider dengan persoalan dunia, pembela
khidupan,pejuang kedamaian dan keadilan.
Gereja bermisi dalam cinta kasih trinitas. Menurut AG 2, “Gereja peziarah bersifat
misioner, sebab berasal dari perutusan Putera dan perutusan Roh Kudus, menurut rencana
Allh Bapa”. Kutipan ini mengandung arti: karya misi itu sesungguhnya adalah misi Allah
(Missio Dei), yang bersumber dari cinta kasih Allah Bapa, terlaksana dalam diri Yesus
Kristus sebagai pengantara Allah dan manusia, dan dilanjutkan oleh Roh Kudus sebagai
tokoh utama yang menyebarluaskan misi Allah itu. Dengan demikian, misi Gereja
bersumber dari cinta kasih Trinitas, Gereja bekerja bersama mewujudkan misi Allah
dengan menjadi tanda dan sarana keselamatan dan bekerja untuk menghadirkan kerajaan
Allah di dunia ini.