GERAK LITURGI :
SEBUAH PENGANTAR
1 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
I. Arti Liturgi
2 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
berpartisipasi didalamnya? Jawabannya terdapat pada
Konstitusi Dewan tentang Liturgi Kudus (Sacrosanctum Concilium)
dimana memberi kita rupanya dua kali lipat penegasan dalam
jawaban dari pertanyaan ini. Dalam pasal 5 dokumen tersebut
menunjukkan, pada kenyataannya, bahwa pekerjaan-pekerjaan
Allah adalah tindakan-Nya sendiri dalam sejarah
kemanusiaan yang membawa kita kepada keselamatan dan
puncaknya pada kematian dan kebangkitan Yesus Kristus,
tetapi dalam pasal 7, Konstitusi yang sama mendefinisikan
perayaan liturgi sebagai “tindakan Kristus”. Bahkan dua
makna ini tak dapat dipisahkan. Jika kita bertanya pada diri kita
sendiri siapa yang menyelamatkan dunia dan manusia, satu-satunya
jawaban adalah: Yesus dari Nazareth, Tuhan dan Kristus, Yang
Tersalib dan Yang Telah Bangkit. Dan dari mana Misteri
kematian dan kebangkitan Kristus yang membawa
keselamatan menjadi nyata bagi kita, bagi saya, pada hari
ini? Jawabannya adalah: dalam tindakan Kristus melalui
Gereja, dalam liturgi, dan, terutama, dalam sakramen
Ekaristi, yang menghadirkan persembahan kurban Anak
Allah yang telah menebus kita, dalam sakramen
Rekonsiliasi, di mana seseorang bergerak dari kematian
dosa menuju hidup yang baru baru, dan dalam tindakan
sakramental lain yang menguduskan kita (cf. Presbyterorum
Ordinis, n 5.). Jadi Misteri Paskah kematian dan kebangkitan Kristus
adalah pusat dari teologi liturgi yang dijelaskan dalam dokumen
Konsili ini.
Pusat dari liturgi adalah Allah, bukan manusia. Oleh karena itu,
dalam liturgi Allah dihormati dan disembah oleh seluruh Gereja, seluruh
umat beriman, dan melalui penghormatan dan penyembahan itu, umat
beriman memperoleh pengudusan. Liturgi tidak pernah bertujuan untuk
menampilkan ungkapan rasa hormat yang sifatnya individual atau pun
kolektif (terbatas pada kelompok tertentu).
3 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
capacity as the congregation of a church. The liturgical entity consists
rather of the unitedbody of the faithful as such–the Church–a body
which infinitely outnumbersthe mere congregation. The liturgy is
the Church’s public and lawful act of worship, and it is
performed andconducted by the officials whom the Church
herself has designated for thepost–her priests. In the liturgy
God is to be honored by the body of thefaithful, and the latter
is in its turn to derive sanctification from this actof
worship. It is important that this objective nature of the liturgy
should be fully understood. Here the Catholic conception of worship in
common sharply differs from the Protestant, which is predominatingly
individualistic.The fact that the individual Catholic, by his absorption
into the higher unity,finds liberty and discipline, originates in the
twofold nature of man, who is both social and solitary. – Romano
Guardini, The Spirit of Liturgy
III.Partisipasi Aktif
Dalam liturgi dikenal istilah partisipasi aktif. Makna dari partisipasi aktif
adalah sebagai berikut :
∙ Partisipasi aktif berarti partisipasi interior (batiniah) dari semua
daya jiwa dalam misteri kasih pengorbanan Kristus. Partisipasi
pada tempat pertama merupakan hal yang bersifat batiniah, yang
berarti ia melibatkan pikiran dan hati manusia yangsadar dan
terlibat.
∙ Partisipasi aktif juga memiliki sisi eksterior (lahiriah) : yaitu
mengucapkan kata-kata dan melakukan tindakan. Aspek batiniah
dan lahiriah merupakan satu kesatuan, karena dalam liturgi bukan
jiwa saja atau batin manusia saja yang berdoa, melainkan manusia
yang utuh.
Ada beberapa contoh yang menunjukkan kesatuan dari aspek interior dan
eksterior. Saya mengambil contoh dari injil Yohanes, yang mengisahkan Yesus
yang menyembuhkan orang buta. Pada bagian itu, terdapat dialog berikut :
Yesus : “Percayakah Engkau akan Putra Manusia?”
Orang buta : Siapakah Dia, supaya aku dapat percaya kepada-Nya?”
4 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Yesus : “Engkau telah melihat Dia”
Orang buta : “Tuhan, aku percaya” (lalu ia bersujud)
Disini kita melihat seorang buta yang kemudian dapat melihat setelah
disembuhkan Yesus. Ia ingin memiliki kepercayaan, memiliki iman
kepada Sang Putra Manusia. Lalu saat Yesus berkata bahwa dia telah
melihat Putra Manusia itu, dia mengucapkan kata-kata “aku percaya” .
Perkataan ini merupakan pengakuan imannya, yang merupakan sesuatu
yang sifatnya batiniah, yang kemudian diucapkan dalam kata-kata dan
diungkapkan dengan sikap tubuh yang menunjukkan penghormatan,
yaitu berlutut/bersujud. Oleh karena itu, disini terlihat erat kesatuan
antara sikap tubuh dan makna rohani yang dilakukan oleh manusia,
seperti yang dikatakan oleh Joseph Ratzinger (Paus Benediktus XVI)
Oleh karena itu, penting sekali untuk mengungkapkan sisi batiniah kita
melalui kata-kata dan perbuatan selama perayaan Ekaristi.
Untuk merayakan liturgi, ada pedoman dan aturan yang harus ditaati.
Mengapa ada begitu banyak aturan? Apa pentingnya aturan itu? Berikut
ini adalah tanggapan dari rekan kami, blogger Indonesian Papist :
5 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Saya sendiri pernah menulis artikel yang berjudul “Pentingnya Aturan
dalam Liturgi” (silakan klik untuk melihat uraian yang lebih lengkap).
Saya kutipkan sebagian saja:
Aturan dalam liturgi, mendorong kita untuk taat dan setia terhadap
apa yang telah ditetapkan oleh Gereja. Setia kepada Gereja, berarti
juga setiap kepada Yesus, karena Yesus dan Gereja adalah satu dan
tak terpisahkan.
6 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
VI.Tata Gerak Liturgi dalam Perayaan Ekaristi
Tanda Salib
Tanda salib memiliki tiga makna, yaitu :
∙ pertobatan atas dosa-dosa manusia
∙ perlindungan dari Yang Jahat
mengingatkan kita akan janji baptis kita: menolak setan, mengakui iman
dalam Kristus, dan kita dibaptis dalam misterTritunggal Kudus
Dalam membuat tanda salib, kita mengucapkan “Dalam nama Bapa (jari
menyentuh dahi), dan Putra (jarimenyentuh perut), dan Roh Kudus (jari
menyentuh bahu ). Amin”
Terdapat dua cara dalam membuat tanda salib.
Pertama, dari atas kebawah, lalu dari kanan ke kiri. Dari atas ke bawah
memiliki makna Kristus turun dari surga ke bumi, dan dari orang
Yahudi (kanan) ia menyampaikannya ke orang-orang non Yahudi (kiri).
Kedua, dari atas ke bawah, lalu dari kiri ke kanan.Dari kiri ke kanan
berarti dari penderitaan kita menyeberang menuju kemuliaan, seperti
Kristus yang menyeberang dari kematian menuju kehidupan, dan
darineraka ke surga. Cara membuat tanda salib inilah yang digunakan
umat katolik ritus latin.
Genufleksi
7 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
yang kita lakukan untuk menyembah Kristus yang hadir dan bertahta di
tabernakel. Oleh karena itu, genufleksi haruslah dilakukan dengan
seksama dan penuh rasa hormat, dan tidak dilakukan dengan tergesa-
gesa.
8 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
dari ajakan Berdoalah, Saudara sebelum doa persiapan
∙
persembahan sampai akhir perayaan Ekaristi, kecuali pada saat-
saat yang disebut di bawah ini.
Memukul Dada
Gerakan ini dilakukan pada bagian “saya berdosa (memukul dada), saya
berdosa (memukul dada), saya sungguh berdosa (memukul dada)” pada
ritus pertobatan
Duduk
Kita duduk selama persiapan persembahan dan saat hening. Hendaknya kita
tidak lupa bahwa misa adalah rangkaian doa yang panjang, jadi saat duduk
dalam suasana hening, hendaknya pikiran dan perbuatan kita menunjukkan
sikap doa, dan bukannya mengobrol, minum, membuka handphone, dst.
Menurut Pedoman Umum Missale Romawi (no. 43),Umat hendaknya
duduk:
(1) selama bacaan-bacaan sebelum Injil dan selama
mazmurtanggapan;
(2) selama homili;
(3) selama persiapan persembahan;
(4) selama saat hening sesudah komuni.
9 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Umat berlutut pada saat konsekrasi, kecuali kalau ada masalah
kesehatan atau tempat ibadat tidak mengijinkan, entah karena
banyaknyaumat yang hadir, entah karena sebab-sebab lain. Mereka yang
tidak berlutut pada saat konsekrasi hendaknya membungkuk khidmat
pada saat imam berlutut sesudah konsekrasi.
Demi keseragaman tata gerak dan sikap tubuh selama perayaan, umat
hendaknya mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh diakon,
pelayan awam, atau imam, selaras dengan petunjuk buku-buku liturgis.
Mengatupkan Tangan
Saat berdoa, posisi tangan juga memiliki makna dan penting untuk
diperhatikan.
Berlutut
“Janganlah biarkan lutut yang kita tekuk menjadi gestur yang tergesa-
gesa, sebuah bentuk yang kosong. Berikan makna padanya; berlutut,
10 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
dalam intensi jiwa, sama dengan membungkuk dihadapan Allah dengan
penghormatan yang paling mendalam” – Romano Guardini
Berlutut menandakan sikap hormat dan menyembah kepada Tuhan Yesus yang
hadir. Dengan berlutut, kita belajar untuk rendah hati, menunjukkan kekecilan
kita di hadapan Ia yang mahabesar. Berlutut juga memiliki makna
pertobatan
Kapan kita berlutut?
(1) Saat umat memasuki gereja dan berdoa secara pribadi
(2) Saat Doa Syukur Agung
(3) Saat Anak Domba Allah
(4) Setelah Menerima Komuni
Berjalan
11 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
1. Perarakan masuk (berdiri): tujuan untuk membuka misa, membina kesatuan
umat, mengantar masuk misteri iman sesuai dengan masa liturgi, mengiringi
perarakan imam beserta pembantunya
2. Pendupaan & Penghormatan Altar :
• Imam (mewakili umat) menghormati altar dengan mencium altar.
• Pendupaan diadakan untuk hari-hari besar / hari khusus. Imam mengisi dupa
& memberkati dengan membuat tanda salib. Pendupaan itu untuk
penghormatan pada Sakramen Mahakudus, reliqui salib/patung Tuhan, bahan
persembahan, Kitab Injil, lilin paskah, imam dan jemaat.
3. Tanda Salib : Imam mulai perayaan ekaristi dengan membuat tanda salib
“Dalam (Demi) nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus”. Umat membuat tanda
salib dan menjawab “Amin”. TANDA SALIB menyatakan 2 pengakuan iman
- Tanda Keselamatan kita, yakni Salib Kristus, Kekuatan dan kemegahan orang
Kristen terletak pada “salib Tuhan kita Yesus Kristus” (Gal 6:14)
- Mengenang pembaptisan kita, dengan menyebut Allah Tritunggal. Oleh
karena itu setiap kita membuat tanda salib sebenarnya menghubungkan kita
dengan Sakramen Baptis
4. Salam : Imam menyampaikan salam dengan mengatakan “Tuhan sertamu”
dan umat menjawab “ Dan sertamu juga”, menyatakan bahwa Tuhan hadir di
tengah-tengah umat yang hadir.
5. Pengantar: Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan
dirayakan saat itu.
6. Tobat (berlutut) : umat menyampaikan penyesalan dan pertobatan atas
dosa dan kesalahan pada Tuhan dan sesama. Ada beberapa rumusan
pernyataan tobat, salah satunya “Saya mengaku kapada Allah yang Maha
Kuasa…” dan kemudian imam memberikan ABSOLUSI / PENGAMPUNAN
dengan menjawab “Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita,
mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal”. Absolusi /
Pengampunan ini
tidak memiliki kuasa yang sama dengan pengampunan pada Sakramen Tobat.
7. Tuhan Kasihanilah: seruan / litani untuk mohon belas kasih Tuhan, yang
diteladankan dua orang buta yang di sembuhkan Yesus (lih Mat 9:27).
8. Kemuliaan (berdiri): madah untuk memuji dan memuliakan Allah Bapa,
Yesus Kristus dan Roh Kudus.
9. Doa Pembukaan : diawali dengan waktu hening untuk menyadari kehadiran
Tuhan, mengungkapan permohonan kita dalam hati, kemudian Imam
menggabungkan seluruh doa dengan ujud doa pada misa tersebut.
12 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Terbagi menjadi 2 struktur : Allah yang bersabda dan Umat yang menanggapi.
Merupakan dialog perjumpaan antara Allah yang bersabda dan umat yang
menanggapi (mazmur tanggapan)
1. Bacaan Pertama (duduk)
Bacaan Pertama diambil dari Kitab Suci Perjanjian Lama. Bacaan pertama ada
hubungannya dengan Injil hari itu ; tujuannya memberi latar belakang sehingga
menambah pengertian/ pemahaman sejarah keselamatan Allah dari perjanjian
lama dan berpuncak pada Yesus yang di wartakan dalam Injil.
2. Mazmur Tanggapan (duduk)
Merupakan tanggapan umat atas Sabda Allah yang baru diwartakan. Biasanya
dinyanyikan yang diilhami oleh Allah sendiri karena diambil dari Kitab Mazmur
dan umat menyanyikan dibagian refren.
3. Bacaan Kedua (duduk)
Bacaan Kedua biasanya diambil dari tulisan / surat di perjanjian baru, misalnya
salah satu surat Rasul Paulus dll. Bacaan kedua mewartakan iman akan Yesus
menurut konteks Gereja Perdana. Bacaan kedua bertujuan mempersiapkan
umat pada puncak perayaan sabda yakni Injil.
4. Alleluya / Bait Pengantar Injil (berdiri)
Tujuan untuk mempersiapkan umat untuk mendengarkan bacaan Injil, umat
menyanyikan “ALLELUYA” artinya Terpujilah Tuhan, yang mengingatkan pujian
atas Tuhan yang bangkit / Paskah. Semua umat berdiri sebagai ungkapan
hormat pada Sabda Allah.
5. Injil (berdiri)
Merupakan puncak Liturgi Sabda. Gereja percaya bahwa Kristus "hadir dalam
sabda-Nya, karena Ia sendirilah yang bersabda ketika Kitab Suci dibacakan di
gereja". Oleh karena itu, bacaan injil mempunyai beberapa keistimewaan :
• Dibacakan oleh imam / diakon dan umat berdiri.
• Injil di hormati dengan pendupaan (untuk hari raya/ pesta)
• Sebelum bacaan injil ada dialog antara imam & umat : "Tuhan sertamu” dan
umat menjawab “Dan sertamu juga”.
• Kemudian Imam berkata, "Inilah Injil Yesus Kristus menurut (Lukas / Matius /
Markus /Yohanes)” dan umat menjawab “Dimuliakanlah Tuhan”, sambil
membuat TANDA SALIB di kening, bibir dan hati dengan ibu jarinya, kita bisa
ungkapkan dalam hati “SabdaMu, ya Tuhan kami pikirkan dan renungkan
(tanda salib dikening), kami wartakan (tanda salib dimulut), dan kami resapkan
dalam hati (tanda salib didada/hati).
6. Homili (duduk)
Homili dimaksudkan untuk mewartakan dan mendalami sabda Allah / misteri
iman yang bertolak dari bacaan / tema yang baru dibacakan, dengan bahasa /
situasi umat yang dihadapi saat ini sehingga dapat memperteguh iman umat.
13 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
7. Syahadat – Doa Aku Percaya (berdiri)
Merupakan pernyataan iman seluruh umat, sekaligus meng-AMIN kan bacaan
dan homili yang telah kita dengarkan sebelumnya.
8. Doa Umat (berdiri)
Adalah doa seluruh umat beriman bukan hanya untuk kepenting diri sendiri
dan kelompok, melainkan doa untuk seluruh Gereja semesta. Biasanya doa
umat mencakup : doa bagi Gereja, negara dan pemimpin masyarakat, bagi
orang-orang dengan kepentingan khusus dan bagi kepentingan umat paroki.
JIka di beri waktu hening, kita pun dapat mendoakan doa kita dalam hati.
Ditiap doa umat menjawab “Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan." Biasanya doa
dibuka & ditutup oleh imam / prodiakon, kemudian tiap doa didoakan oleh
lector/pembaca.
14 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
- Imam mengajak untuk lebih fokus / mengarahkan perhatikan/hati kita
seluruhnya kepada misteri iman : “Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan”,
umat menjawab “Sudah kami arahkan”
- Imam mengundang umat untuk bersyukur kepada Tuhan “Marilah bersyukur
kepada Tuhan Allah kita”, umat menjawab : "Sudah kami arahkan." Sesudah
dialog, imam melanjutkan dengan doa intinya pujian syukur dan memuji karya
agung Allah yang menyelamatkan manusia
B. Menyanyikan / menyerukan KUDUS : menyatakan betapa luar biasanya Allah
kita "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah segala kuasa, surga dan bumi penuh
kemuliaan-Mu."
C. Mendoakan Doa Syukur Agung (berlutut).
Dalam TPE ada 10 jenis Doa Syukur Agung dan dipilih salah satu sesuai dengan
tema perayaan). Doa Syukur Agung diucapkan oleh imam saja. Bagian-bagian
dari Doa Syukur Agung:
- Diawali doa permohonan agar Roh Kudus menguduskan roti dan anggur
- Bagian terpenting : kisah institusi dan konsekrasi, yaitu perubahan roti dan
anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus secara transsubstansial. Kisah ini
mengutip ucapan dan tindakan Yesus pada Perjamuan Terakhir yaitu
"Terimalah dan makanlah. Inilah TubuhKu yang diserahkan bagimu" dan
"Terimalah dan minumlah. Inilah piala darahKu, darah perjanjian baru dan
kekal yang ditumpahkan bagimu dan semua orang demi pengampunan kekal.
Lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku." Di situ Kristus mempersembahkan
Tubuh dan Darah-Nya dalam rupa roti
dan anggur, dan memberikannya kepada para rasul untuk dimakan dan
diminum, Kalimat "Lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku", yang menjadi
dasar terselenggaranya Perayaan Ekaristi hingga saat ini.
- Setelah konsekrasi diucapkan/dinyanyikan anamnesis, menyatakan tiga
misteri iman Kristen: kematian Kristus, kebangkitan Kristus dan kedatanganNya
kembali.
- Dilanjutkan dengan doa dengan ujud khusus: bagi arwah, para orang kudus,
pimpinan gereja mulai paus, uskup, imam hingga umat biasa. Ini kelebihan
orang katolik dibandingkan orang kristen, yaitu Gereja Katolik selalu
mendoakan para leluhur yang sudah meninggal agar mendapatkan
pengampunan dosa & kehidupan kekal.
- Doa Syukur Agung ditutup dengan Doksologi, yaitu pujian kepada Allah, Imam
mengangkat piala dan hosti sambil mengucapkan "Dengan pengantaraan
Kristus, bersama Dia dan dalam DIa, bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa,
dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan
sepanjang segala masa" dan umat berkata "Amin".
3. BAPA KAMI (berdiri)
15 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Kita mempersiapkan diri untuk makan dan minum di meja perjamuan Tuhan
dengan kata-kata yang diajarkan oleh Yesus "Berilah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah
kepada kami
4. DOA DAMAI (berdiri)
Komuni (dari bahasa Latin 'communio' = persekutuan) adalah sumber
rekonsiliasi serta persekutuan kita dengan Tuhan dan dengan seluruh umat,
oleh karena itu sebelum menerima komuni, Imam mengajak umat berjabat
tangan kepada umat di sekeliling kita sebagai tanda damai & cinta kasih, sambil
menyanyikan lagu “Salam Damai”.
5. PEMECAHAN ROTI diiringi Anak Domba Allah (berlutut)
Imam memecahkan Hosti diiringi dengan lagu Anak Domba Allah. Pemecahan
roti menandakan bahwa umat beriman yang banyak itu menjadi satu (1 Kor
10:17) karena menyambut komuni dari roti vang satu, yakni Kristus sendiri,
yang wafat dan bangkit demi keselamatan dunia.
6. KOMUNI
- Komuni diawali dengan Imam mengangkat tinggi hosti dan piala anggur yang
telah dikonsekrasikan sambil mengucapkan "Inilah Anak Domba Allah yang
menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuannya"
dan umat menjawab "Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya,
tapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh", kemudian Imam berkata
"Tubuh dan Darah Kristus", dan ditanggapi oleh umat dengan berkata "Amin".
Kalimat ini mengutip kalimat tanda iman dari perwira kapernaum yang
memohon penyembuhan dari Yesus (lihat Mat 8:8). Iman ini pula yang kita
teladani, dengan menerima Tubuh Kristus, kita pun disembuhkan!
- Imam menerima komuninya, kemudian memberikannya prodiakon, putra
altar, putri sakristi dan kemudian kepada umat lainnya.
- Umat dapat menerima komuni dalam satu rupa atau dua rupa dalam
kesempatan khusus. Ajaran iman Gereja Katolik mengajarkan bahwa tidak
terdapat perbedaan antara satu rupa (hanya menerima Hosti) maupun dua
rupa (menerima Hosti dan Anggur).
- Pembagi komuni akan mengucapkan "Tubuh Kristus" dan penerima komuni
menjawab "Amin" dengan sikap hormat.
- Setelah umat menerima komuni, umat kembali ke tempat duduk dan berdoa
secara pribadi. Isi doa pribadi dapat berupa ucapan syukur & memuji Tuhan
karena Tuhan hadir & tinggal dalam hidup kita, permohonan agar dengan
kehadiran Tuhan, kita semakin di beri kekuatan dan dibimbing terang Roh
Kudus. (Lihat Buku Puji Syukur no 211)
7. DOA SESUDAH KOMUNI (berlutut)
16 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Untuk menyempurnakan permohonan umat Allah, dan sekaligus menutup
seluruh ritus komuni, imam memanjatkan doa sesudah komuni. Dalam doa ini
imam mohon, agar misteri yang sudah dirayakan itu menghasilkan buah.
partisipasi kita dalam Perayaan Ekaristi itu. Sikap Tubuh yang seragam
Tata Gerak atau Sikap Tubuh seluruh Jemaat dan para pelayannya juga menjadi
sedang Berdoa.
yang anggun;
17 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
2. Makna aneka bagian Perayaan dipahami secara tepat dan penuh; dan
Tata Gerak
1.Perarakan
dilaksanakan dengan anggun dan diiringi dengan nyanyian yang serasi (PUMR
44). Bahkan apabila dirasa perlu, bisa juga dengan tarian atau ekspresi budaya
lainnya.
Perarakan Imam bersama diakon dan para pelayan menuju Altar dan menuju
Injil. Perarakan umat beriman yang mengantar Bahan Persembahan dan maju
untuk Komuni.
2.Tanda Salib
Cara melakukannya: Dalam nama Bapa (dahi) dan putra (dada) dan roh kudus
∙ Memasuki Gereja sambil menandai diri dengan air suci yang ada di
18 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
∙ Mengawali dan mengakhiri Perayaan Ekaristi.
∙ Menerima percikan air suci kalau dibuat sebagai Pernyataan Tobat. Tanda
∙ Memulai bacaan Injil dengan membuat tanda salib pada dahi, mulut dan
3.Berdiri
keyakinan perasaan yang utuh, jiwa yang siaga di hadapan Allah, siap
∙ Menyambut iman dan para pelayan yang bergerak menuju ruang Altar.
Sikap ini menunjukkan penghormatan kepada Allah yang datang dan hadir
di tengah-tengah umat.
∙ Pemakluman Injil sebagai tanda hormat pada Tuhan Yesus Kristus yang
19 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
∙ Mengucapkan Syahadat untuk memperbaharui pengakuan iman sebagai
∙ Menyampaikan doa umat, sebagai tanda hormat kepada Allah yang setia
∙ Memulai Doa Syukur Agung (Prefasi) hingga kudus sebagai tanda hormat
permohonan.
4. Berlutut
∙ Oleh umat ketika berdoa pribadi pada saat mengawali dan mengakhiri
Ekaristi saat konsekrasi, serta sebelum dan sesudah komuni sebagai sikap
∙ Oleh Imam dan umat untuk merenungkan wafat Tuhan Yesus pada saat
20 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
∙ Ketika kita melewati tabernakel (Tempat Sakramen Mahakudus yang
5. Duduk
Tuhan, entah melalui bacaan kita suci ataupun Homili sang Pastor.
∙ Selama Homili
6. Membungkukkan Badan
bobotnya saja.
∙ Menghormati Altar.
21 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
∙ Dalam Doa Syahadat, ketika mengucapkan kata-kata…”Ia dikandung dari
Tuhan.
Panca Indera
pada sang pencipta dan penyelamat kita yakni Tuhan Allah yang mengasihani
∙ Tuhan menyentuh diri kita lewat Komuni suci yang kita terima.
menyelamatkan.
LITURGI
22 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
I. Pengertian Liturgi
1.a. Pengantar
Kata liturgi berasal dari bahasa Yunani, leitourgia. Secara harafiah kata
ini berarti suatu karya yang dibaktikan kepada bangsa. Dalam
perkembangannya, ketika kata ini diadopsi oleh bangsa-bangsa lain,
kata leitourgia memiliki arti yang lebih luas, yaitu pelayanan ibadat.
Dalam Kitab Suci, kata leitourgia berarti pelayanan imam, namun
berkembang dan digunakan untuk menggambarkan makna keimaman
Yesus. Imamat Yesus merupakan pelayanan yang sangat agung. Dalam
perkembangan sejarah gereja, kata liturgi digunakan untuk
menunjukkan aktivitas ibadat atau doa Kristiani. Di sini istilah liturgi
sudah mulai dibatasi, hanya mencakup perayaan ibadat yang dilakukan
oleh uskup, imam dan diakon.
23 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Komunikasi ini berbentuk dialog.
Pertama-tama Allah, dalam diri Kristus, memanggil, mengumpulkan,
dan memilih jemaat umat Allah dan memuliakan Allah. Dari sini
nampak bahwa Allah-lah yang berinisiatif. Dalam pertemuan ini, Allah
menawarkan kasih agar manusia memiliki kesempatan untuk berperan
dalam hidup Allah.
Dalam struktur liturgi, dimensi Allah yang menawarkan diri itu disebut
segi katabatis, segi menurun dari Allah. Inilah segi pengudusan Allah
yang merupakan karunia bagi manusia. Terhadap tawaran Allah ini
manusia hanya menanggapi. Tanggapan manusia itu disebut segi
anabatis, yaitu segi gerakan ke atas atau naik. Inilah segi penyembahan
dalam struktur liturgi.
Perlu ditambahkan bahwa paham komunikasi dalam liturgi bisa dilihat
menurut dimensi vertikal dan horisontal. Dimensi vertikal adalah
komunikasi antara Allah dan jemaat, sedangkan dimensi horisontal
adalah komunikasi antara jemaat sendiri.
2. Anamnesis
Perayaan liturgi merupakan perayaan misteri kehadiran karya
keselamatan Allah dalam Kristus yang berpuncak pada wafat dan
kebangkitan Kristus. Peristiwa tersebut dirayakan dan dihadirkan dalam
liturgi dalam bentuk anamnese. Anamnese adalah bahasa Yunani yang
berarti pengenangan, dalam bahasa Latin memoria.
Pengenangan ini bukan sekadar berarti usaha untuk mengingat-ingat
secara subjektif dan rasional, melainkan suatu penghadiran tindakan
keselamatan Allah dari masa lampau pada masa kini secara objektif dan
nyata dalam perspektif masa depan. Penghadiran tersebut
dimungkinkan dengan memperhatikan tiga hal berikut:
a. Tindakan Allah selalu berlaku
b. Iman jemaat
c. Roh Kudus yang menghubungkan peristiwa keselamatan itu dengan
diri jemaat.
Apa yang dikenang dan dihadirkan di dalam liturgi Gereja sebetulnya
bukan hanya misteri wafat dan kebangkitan kristus saja, tetapi seluruh
hiduo yesus. Maka anamnese selalu mencakup tiga dimensi waktu, masa
lalu, masa kini dan masa depan.
3. Epiklese
Epiklese berarti seruan permohonan bagi turunnya Roh Kudus. Tujuan
doa permohonan ini adalah agar Allah berkenan mengutus Roh Kudus-
Nya untuk menyucikan atau menguduskanbsuatu pribadi atau
barang/benda tertentu. Struktur epiclesis menjamin liturgi dari
kemungkinan pandangan magis. Pandangan magis adalah paham yang
meyakini dan melihat bahwa sumber pnegudusan mengalir langsung
dari benda atau mantra kata-kata yang diucapkan pemimpin.
24 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Struktur anamnesis dan epiklesi merupakan kesatuan yang tak
terpisahkan.
4. Simbolis
Perayaan liturgi merupakan perayaan kehadiran realitas keselamatan
Allah dalam Kristus yang dilaksanakan di dalam rangka dunia dan
sejarah. Karena liturgi berdimensi historis dan antropologis inilah maka
liturgi memiliki sifat simbolis. Struktur simbolis itu mengalir dari
realitas partisipasi kita dalam liturgi surgawi yang masih terjadi “dalam
cermin” dan belum dalam keadaan sebagaimana Allah mengalami.
Tidak ada perayaan liturgis yang tidak dilaksanakan dalam bentuk
simbol. Maka, terdapat secara melimpah ruah simbol dan tanda liturgis.
Macam-macam simbolisasi liturgi akan dibahas dalam bagian bentuk
ungkapan liturgi.
B. Bentuk Ungkapan Liturgi
Tindakan liturgi memiliki makna teologis dan antropologis. Dalam arti
antropologis, liturgi selalu bergerak dalam makna simbolis. Simbolisasi
liturgi ini bukan hanya soal ungkapan lahir dari apa yang menjadi isi
batin yang dilambangkan. Simbolisasi juga berkaitan dengan esensi
manusia yang adalah makhluk simbolis.
Ada aneka ragam bentuk ungkapan liturgi. Membahas berbagai bentuk
ungkapan liturgi dalam bab mengenai struktur dan bentuk liturgi itu
berarti, kita harus senantiasa memandang bentuk ungkapan simbolis
liturgi sebagai bagian dari pemahaman struktur liturgi.
1. Diri Manusia
Pertama-tama harus dipahami bahwa manusia itu sendiri, yaitu umat
beriman sudah merupakan bentuk ungkapan liturgi itu sendiri.
Pertemuan umat beriman dalam liturgi menunjuk kepada umat Allah
yang dipanggil, dikumpulkan, dan dipilih bagi karya penebusan Kristus
dan pemuliaan Allah.
Gerak perjumpaan orang-orang dari berbagai kelompok, suku,
tingkatan, dan keluarga mengungkapkan tindakan Allah yang
mempersatukan semua orang kepada keselamatan Allah yang berupa
pengudusan umat dan pemuliaan Allah.
2. Tindakan Indrawi Manusia
a. Kegiatan indra mendengarkan
Mendengarkan bukanlah tindakan pasif, melainkan tindakan aktif.
Ketika seseorang mendengarkan, ia membuka diri dengan sadar, sapaan,
suara, atau kata-kata dari luar diri kita. Mendengarkan juga tindakan
aktif untuk memberi perhatian dan masuk ke dalam diri pribadi si
pembicara, serta dengan sadar mau mengambil bagian dalam peristiwa
yang diperdengarkan itu.
Mendengarkan adalah bentuk ungkapan liturgi yang menyatakan
kesiapsediaan iman dan ketaatan.
25 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
b. Kegiatan indra melihat
Melihat adalah bentuk liturgi untuk melihat kemuliaan Allah. Melalui
penglihatan mata kita, kita menyadari dunia dan isinya dan kita pun
menjalin relasi dengan sesama manusia dan dunia. Demikiann pula
dengan penglihatan mata dalam liturgi, kita menyadari komunikasi
Allah yang terpantul melalui berbagai simbol liturgi dan dengan
demikian menjalin relasi kita dengan Allah dan sesama jemaat.
c. Kegiatan indra menyentuh
Liturgi juga mengunakan indra sentuhan sebagai simbol liturgi.
Tindakan menyentuh dalam liturgi menggambarkan persekutuan kita
dengan Allah dan dengan sesama umat beriman dan persekutuan
dengan Roh Kudus.
d. Kegiatan indra merasakan
Indra merasakan juga dipakai dalam liturgi. Perayaan ekaristi
merupakan perayaan perseku-tuan kita dengan Tuhan yang tidak hanya
terjadi secara rohani, melainkan juga menggunakan aspek fisik. Dalam
perayaan ekaristi kita menyantap, mencecap, dan merasakan Tubuh
(dan Darah) Kristus dengan lidah dan mengunyahnya dengan gigi.
e. Kegiatan indra membau
Indra penciuman juga digunakan dalam liturgi. Penggunaan dupa dan
ratus wangi, penggu-naan minyak wangi-wangian adalah contoh
konkret. Keharuman merupakan simbol ungkapan pujian hormat dan
kurban.
3. Gerakan dan Bahasa Badan Manusia
a. Berjalan
Berjalan adalah gerakan manusia yang paling dasar. Dalam liturgi pun,
berjalan merupakan simbol liturgis yang paling dasar. Berjalan dalam
liturgi bukanlah sekedar jalan, tapi berjalan dengan ritme tertentu yang
menunjukkan keanggunan dan keagungan. Berjalan merupakan pula
ungkapan kesiapsediaan untuk secara aktif menyambut dan menanggapi
tawaran kasih Allah.
b. Berdiri
Berdiri merupakan simbol liturgi yang mengungkapkan perhatian,
kepedualian, penghorma-tan, dan kesiapsediaan akan kehadiran Tuhan.
Dengan berdiri, umat menyambut kehadiran Tuhan melalui diri
pemimpin ibadat, sabda, dan doa. Umat berdiri tatkala perarakan masuk
imam dan pengiringnya, saat injil dibacakan, saat mendoakan syahadat
dan saat mendoakan bapa kami.
c. Duduk
Pada umumnya, duduk dianggap sikap tenang untuk mendengarkan
sesuatu atau untuk menanti sesuatu ataupun untuk beristirahat. Dalam
liturgi, sikap duduk melambangkan kesiapsediaan umat beriman untuk
mendengarkan sabda Tuhan.
26 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
d. Berlutut dan membungkuk
Membungkuk dan berlutut menggambarkan makna yang sama, yaitu
sikap merendahkan diri dan menyadari kekecilan dan kekerdilan di
hadapan Tuhan. Keduanya juga mengungkapkan penghormatan, rasa
segan, dan kerendahan hati. Dalam liturgi, dua sikap ini
mengungkapkan tanda pertobatan yang dalam.
e. Meniarap
Gerakan meniarap dalam liturgi merupakan ungkapan penghormatan
dan perendahan diri yang paling intensif. Dengan kata lain, gerakan
meniarap merupakan kelanjutan tindakan berlutut dan membungkuk,
namun secara paling intensif. Biasanya, tindakan meniarap hanya di
lakukan oleh orang-orang tertentu. Misalnya dalam liturgi tahbisan, kaul
kekal, dan tidak pernah dilakukan oleh seluruh jemaat.
f. Tangan terkatub, terangkat, dan terentang
Ketiga gerakan ini, meski kelihatan hanya menyangkut bagian tangan,
namun mengungkapkan seluruh gerakan manusia. Gerakan ini
melambangkan perjumpaan antara Allah dan manusia, sikap hormat,
permohonan, dan penyerahan diri. Hal itu juga mengungkapkan
ketidakber-dayaan kita, kekosongan dan kemiskinan kita. Biasanya
gerakan ini dilakukan oleh pemimpin ibadat.
g. Penumpangan tangan
Kitab suci banyak menyebut tindakan simbolis penumpangan tangan.
Melalui penumpangan tangan, terjadilah suatu pengalihan atau
pelimpahan: kepemilikan, kesalahan, tanggungjawab, kuasa roh.
Penumpangan tangan juga melambangkan permohonan atau
penganugerahan berkat. Dalam Perjanjian Baru, penumpangan tangan
menjadi ritus sacramental untuk pelimpahan atau penganugerahan Roh
Kudus, dan untuk pelimpahan wewenang atau kuasa (tahbisan).
h. Tanda salib dan berkat
Tanda salib dalam liturgi, adalah gerakan tangan yang digunakan untuk
diri sendiri dan bisa untuk orang lain. Sedangkan pemberian berkat
selalu diberikan oleh seseorang (imam) kepada orang lain. Tanda Salib
merupakan tanda Kristus. Mereka yang diberi tanda salib berarti milik
Kristus. Pemberkatan dengan tanda salib atas orang atau benda
menunjuk pada pelimpahan kuasa dan daya Allah yang menyelamatkan
dan menunjuk bahwa mereka (orang atau benda) itu adalah milik
Kristus.
i. Menepuk dada
Menepuk dada merupakan sejenis ungkapan penyesalan diri dan
pengakuan bahwa dirinya bersalah dan berdosa. Dalam perayaan
ekaristi, menepuk dada dilakukan pada saat pengakuan dosa.
j. Ciuman dan jabatan tangan
Pada budaya tertentu yang biasa dengan ungkapan ciuman, maka
27 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
ciuman (pipi) menjadi simbol liturgi yang menunjuk sikap
penghormatan dan persaudaraan yang erat dan akrab. Dalam berbagai
budaya yang lain, juga dalam perkembangan kekristenan, kebiasaan
ciuman sebagai ungkapan persaudaraan,diganti dengan tindakan
berpelukan dan berjabat tangan.
k. Pembasuhan tangan
Cuci atau pembasuhan tangan dalam liturgi berkaitan dengan ungkapan
pembersihan dosa. Dalam liturgi ekaristi, imam berdoa, “ Ya Tuhan,
bersihkanlah aku dari kesalahanku, dan cucilah aku dari dosaku”, tatkala
ia membasuh tangan pada saat persembahan.
4. Alat-alat Liturgi Alami
a. Air
Menurut sejarah religi, air memiliki makna yang penting. Air dipandang
sebagai sumber kesuburan dan kehidupan. Di mana ada air tanah
menjadi subur dan makhluk hidup bisa berkembang dengan baik.
Sebaliknya, air juga bisa menjadi kekuatan yang menghancurkan,
misalnya dalam bencana tsunami, banjir dan air bah.
Dalam perayaan liturgi, air memiliki makna simbolis untuk
mengungkapkan pembersihan dosa dan penganugerahan keselamatan
dan hidup baru. Hal ini nampak misalnya dalam liturgi baptisan.
b. Roti dan anggur
Roti dan anggur masih dipandang sebagai unsur alami, meskipun roti
dan anggur sudah merupakan olahan manusia. Sebab roti dan anggur
menjadi tanda ungkapan partisipasi manusia dalam pengolahan alam
bagi hidup manusia itu sendiri. Penggunaan roti dan anggur dalam
liturgi berkaitan dengan maknanya sebagai makanan dan minuman yang
memberikan kehidupan.
Roti dan anggur dalam perayaan ekaristi memiliki dua makna, pertama
menjadi lambang hasil bumi dan usaha manusia. Kedua menjadi
lambang karunia hidup ilahi.
c. Minyak
Minyak yang biasanya digunakan dalam liturgi pada umumnya minyak
yang dibuat dari pohon zaitun. Namun karena sulitnya mencari tanaman
zaitun, maka bisa digunakan minyak yang lain asal berasal dari tumbuh-
tumbuhan.
Menurut Kitab Suci, minyak digunakan untuk pembuatan makanan,
pengurapan yang memberi kegembiaran dan kekuatan, membuat
penerangan dan obat penyembuh. Pengurapan dengan minyak
merupakan lambang pengurapan menjadi raja, seperti yang dialami oleh
Saul dan Daud. Pengurapan dengan minyak juga berarti simbol bagi
anugerah kepenuhan hidup dan kesuburan. Dengan pengurapan itu
diungkapkan bahwa Allah kini bersama mereka.
Dalam liturgi Kristiani, minyak pertama-tama dipakai untuk
28 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
melambangkan daya kuasa Allah yang menyembuhkan. Minyak
merupakan tanda daya kekuatan Allah yang memberi kekuatan bagi
perjuangan hidup ini (pengurapan minyak pada katekumen dan krisma)
dan tanda penyertaan Allah dalam tugas kepemimpinan (tahbisan).
Dalam liturgi dibedakan tiga macam minyak urapan: OI (Oleum
Infirmorum) untuk orang sakit, OC ( Oleum Catechumenorum) untuk
katekumen, dan SC (Sanctum Oleum Chrisma) untuk krisma.
d. Api dan terang
Api dan terang adalah simbol yang tidak terpisahkan. Dalam tradisi
religius, api dan cahayanya dipandang sebagai karunia Allah yang
memberikan kehidupan dan pembersihan diri manusia.
Sedangkan dalam tradisi liturgi Kristiani memberi makna baru bagi
lambing api dan cahayanya menurut misteri Paskah Kristus. Bagi orang
Kristiani, api dan cahayanya melambangkan terang Kristus sendiri yang
telah bangkit dari wafat-Nya.
Pada Malam Paskah, Kristus diproklamasikan sebagai terang dan cahaya
sendiri yang berkat kebangkitan-Nya telah menganugerahkan
keselamatan dan menghalau kegelapan dan kuasa dosa.
e. Dupa ratus dan bahan wangi-wangian
Dupa ratus dan wangi-wangian dipakai dalam liturgi Kristiani sebagai
ungkapan penghormatan kepada Allah. Kalau imam mendupai altar,
tabernakel atau salib, sejatinya imam sedang menyampaikan
penghormatan kepada Tuhan sendiri.
f. Garam dan abu
Dalam liturgi garam dipakai sebagai simbol pembersihan. Biasanya
digunakan dalam liturgi baptisan dan pemberkatan air suci.
Abu biasanya dipakai pada hari Rabu Abu, untuk mengawali masa
prapaskah. Abu digunakan untuk mengungkapkan rasa tobat dan
penyesalan, pengakuan akan kerapuhan kita dan kelemahan kita. Abu
juga melambangkan harapan akan kebangkitan.
5. Alat-alat Liturgi Buatan
(keterangan dan gambarnya lihat, baca, dan catatlah dari buku
Mengenal Peralatan Liturgi tulisan I. Marsana Windu, Kanisius,
Jogjakarta, 1997; atau bisa mencari sumber lain yang Anda anggap
paling mudah.)
a. Piala
b. Patena
c. Korporale
d. Kain piala / purificatorium
e. Pala
f. Sendok kecil
g. Ampul
29 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
h. Cerek lavabo,
i. Sibori
j. Piksis
k. Monstran (lunula, kustodia)
l. Aspegril
m. Wiruk/Thuribulum
n. Navikula
o. Lilin
6. Pakaian Liturgi
a. Alba
b. Amik
c. Single
d. Stola
e. Kasula
f. Dalmatik
g. Superpli
h. Pluviale
i. Velum
j. Palium
7. Warna Liturgi
a. Putih dan kuning
b. Merah
c. Hijau
d. Ungu
e. Hitam
8. Ruang dan Waktu
Hidup dalam sejarah berarti hidup dalam ruang dan waktu. Dalam
kehidupan manusia, tata ruang dan waktu memiliki makna simbolis.
Liturgi Gereja menggunakan simbolisasi ruang dan waktu pula. Tata
ruang dan waktu liturgi melambangkan perjumpaan umat beriman dan
Allah sendiri dalam Kristus di sini dan sekarang.
Ruang liturgi memiliki dua fungsi besar. Pertama, ruang liturgi
mengungkapkan kesatuan umat beriman dengan Kristus sebagai satu
tubuh mistik Kristus, yakni kepala dan anggota-anggotanya. Dengan
berada dalam satu ruang yang sama, tampilah realitas kesatuan umat
beriman.
Waktu atau masa liturgi melambangkan misteri sejarah keselamatan
Allah yang memuncak dalam misteri Paskah Yesus Kristus. Tata waktu
liturgi tampak dalam pengaturan tahun liturgi, yang dibuka dengan
Minggu Adven I, memuncak dalam perayaan Paskah dan berakhir
dengan hari raya Kristus Raja Semesta Alam.
III. Perayaan Liturgi
30 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
i. Liturgi Sakramen
Liturgi sakramen berarti perayaan ketujuh sakramen. Pembahasan
sakramen secara mendalam telah kita lihat dalam bab sebelumnya,
maka disini tidak akan dijelaskan secara mendalam. Dalam bagan yang
telah dibuat, dalam tata cara pelaksanaan sakramen, di situlah terdapat
liturgi sakramen.
Secara sederhana pengertian liturgi sakramen bisa kami jelaskan
demikian, perayaan kehadiran Yesus Kristus secara sacramental dalam
Gereja-Nya menurut segi dan simpul kehidupan konkret manusia.
Pengertian ini bisa kita uraikan dalam tiga pernyataan:
a. Sakramen-sakramen adalah kehadiran Yesus Kristus dan Misteri
penyelamatan-Nya
b. Sakramen-sakramen adalah pelaksanaan Dasar dan Diri Gereja.
c. Sakramen-sakramen adalah perjumpaan sakramental dengan Yesus
Kristus dalam segi kehidupan konkret.
ii. Liturgi Sabda
Manusia tidak dapat terpisah dari sabda, kata, dan bahasa. Manusia
mengungkapkan diri melalui bahasa. Bahkan seluruh misteri pewahyuan
Allah kepada manusia disampaikan dan diterima manusia melalui kata
dan bahasa. Kitab Suci senantiasa menunjuk dua hal, ungkapan dan
isi/makna ungkapan itu. Keduanya merupakan satu kesatuan.
Gereja terbentuk dan lahir karena Sabda Allah pula. Gereja adalah
kumpulan orang-orang beriman yang dipanggil dan dipilih oleh Kristus
melalui sabda-Nya. Di mana sabda Yesus diwartakan dan diimani, di
mana nama Tuhan diwartakan dan diserukan, di sanalah lahir dan hidup
Gereja.
Maka dalam liturgi sabda, Kitab Suci memegang peranan penting.
Menurut Tradisi, bacaan-bacaan Kitab Suci tidak pernah diganti dengan
bacaan-bacaan lain, meskipun bacaaan itu sangat bermutu secara
teologis.
Tata perayaan liturgi sabda adalah sebagai berikut. Sebagai pembanding
kami paparkan juga liturgi ekaristi, sebab biasanya liturgi sabda terletak
dalam liturgi Ekaristi, meskipun liturgi sabda bisa dilepaskan dari liturgi
ekaristi.
Liturgi Sabda (ibadat sabda)
Liturgi Ekaristi (misa)
Menyadari Kehadiran Tuhan
Perarakan masuk diiringi lagu pembukaan
Tanda Salib
Salam
Kata pengantar
Menyadari kehadiran Tuhan
Tobat
31 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Doa pembukaan
Mendengarkan Sabda
Bacaan pertama
Mazmur tanggapan
Bacan kedua
Bait pengantar Injil
Bacaan Injil
Aklamasi sesudah injil
Mendalami Sabda Allah/Khotbah/homili
Menanggapi Sabda
Menghormati Sabda
Pujian
Doa umat
Doa persatuan Anggota Tubuh Kristus
Salam Damai
Bapa kami
(komuni)
Diutus
Doa penutup
Pengumuman
Amanat Sabda
Berkat
Pengutusan
PEMBUKAAN
Perarakan masuk, Tanda Salib, Salam,
Pengantar, Tobat, Tuhan kasihanilah kami,
Madah kemuliaan, Doa pembukaan
LITURGI SABDA
Bacaan pertama, Mazmur Tanggapan,
Bacaan kedua, Bait pengantar Injil,
Bacaan Injil, Aklamasi sesudah Injil,
Homili, Syahadat, Doa umat
LITURGI EKARISTI
A. PERSEMBAHAN
Persiapan persembahan
Doa persembahan
B. DOA SYUKUR AGUNG
Dialog pembukaan,
Prefasi, Kudus,
Doa Syukur Agung
C. KOMUNI
Bapa kami, Embolisme, Doa damai,
32 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Pemecahan Hosti, Persiapan komuni,
Membagi Tubuh (dan Darah) Kristus,
Saat hening, Madah syukur, Doa komuni
PENGUTUSAN
Pengumuman,
pengutusan
33 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
· Membantu uskup dan para imam dalam tugas pelayanan liturgi
ataupun reksa pastoral.
· Terlibat dalam pelayanan non-liturgi dalam Gereja.
b. Pelayan lainnya
i. Prodiakon
Tugas-tugas prodiakon (asisten imam)
· membantu menerimakan Tubuh Kristus dalam perayaan Ekaristi
ataupun di luar perayaan Ekaristi, terutama dalam liturgi Sabda dan
pengiriman komuni kepada orang sakit atau yang ada dalam penjara.
· Melaksanakan tugas yang diberikan oleh pastor paroki, seperti:
memimpin ibadat sabda, memberikan homili, memimpin liturgi
pemakaman, doa lingkungan, dsb.
ii. Lektor
Tugas-tugas lektor
· membacakan Sabda Tuhan, di mana Allah tidak hanya bersabda dan
berbicara melainkan juga menjumpai umat-Nya, Allah hadir dengan
sabda-Nya.
· Mewartakan Sabda Tuhan. Para pewarta dalam tradisi Kitab Suci
adalah para nabi. Mereka diutus untuk mewartakan suatu berita
keselamatan Tuhan.
· Menghadirkan Allah yang bersabda dalam bentuk simbol. Simbol yang
paling jelas adalah diri lektor sendiri sebagai manusia. Melalui dirinya,
suaranya, ekspresi kemanusiaannya, Allah hadir dan bersabda kepada
umat-Nya.
iii. Akolit dan atau putra-putri altar/misdinar
Tugas akolit
i. melayani imam dan diakon yang sedang merayakan Ekaristi di altar
ii. melayani imam atau diakon dalam perayaan nonsakramental yang
memerlukan akolit atau misdinar, misal adorasi, pemakaman,
pemberkatan, dll
iii. dalam situasi tertentu membacakan bacaan Kitab Suci dalam liturgi,
doa umat, dan mungkin memimpin nyanyian
iv. dalam situasi tertentu dan darurat boleh membantu menerimakan
komuni.
ii. Masa Liturgi
Lingkaran liturgi
Masa liturgi adalah perayaan liturgi selama satu tahun. Saat ini ada satu
“kalender” yang membuat seluruh perayaan di Gereja katolik menjadi
sama. Kalender itu dibuka pada hari Minggu Adven pertama dan ditutup
dengan hari raya Kristus Raja Semesta Alam.
34 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Masa Adven
Masa Natal
Masa Biasa I
Masa Prapaskah
Masa Paskah
Masa biasa II
Warna
Ungu
Putih
Hijau
Ungu
Putih
Hijau
Pekan
4 minggu
1-2 minggu
7-8 minggu
6 minggu
8 minggu
24-25 minggu
35 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Tahun A/B/C dan Tahun I/II
Bacaan-bacaan dalam perayaan liturgi/ekaristi sudah diatur agar dalam
3 tahun perayaan seluruh Kitab Suci sudah dibacakan. Untuk itu dibuat
dua klasifikasi. Pertama klasifikasi tahun A/B/C, yakni klasifikasi untuk
bacaan hari Minggu. Dan klasifikasi I/II untuk bacaan harian.
Tahun 2007 ini penanggalannya berklasifikasikan Tahun C/I. Artinya
bacaan yang digunakan pada hari Minggu, bacaan injilnya mengambil
dari injil Lukas. Sedangkan klasifikasi I, karena tahun ganjil. Klasifikasi I
ini mempengaruhi bacaan pertama dalam misa harian.
Contoh cara membaca penanggalan liturgi tgl. 11 Maret 2007
MASA PRAPASKAH
Seri Bacaan : Mingguan tahun C – Harian tahun I
Pekan III Prapakah O Pekan III
11 Mg HARI MINGGU PRAPASKAH III (U). E Syah PrefKhus. BcE Kel
3:1-8a.13-15; Mzm 103:1-2.3-4.6-7.8.11; 1Kor 10:1-6.10-12; Luk 13:1-9.
BcO Ibr1:1-24
Data penanggalan tersebut memberikan informasi tentang apa saja yang
perlu dipersiapkan untuk Perayaan Ekaristi atau ibadat Sabda.
1) “11 Mg HARI MINGGU PRAPASKAH III” artinya tanggal 11 Maret
adalah hari Minggu prapaskah ketiga dalam masa Prapaskah.
2) “Pekan III Prapaskah” artinya mulai hari Minggu, 11 Maret 2007
hingga hari Sabtu, 17 Maret 2007, kita masuk dalam pekan ketiga
Prapaskah.
3) “(U)” maksudnya warna liturgi pada hari itu adalah ungu, maka perlu
dipersiapkan kasula dan stola berwarna ungu. Ungu adalah lambang
tobat.
4) “E” berarti dalam perayaan ekaristi ada Syahadat dan doa prefasinya
khusus untuk masa prapaskah.
5) “BcE” berarti bacaan yang digunakan dalam perayaan Ekaristi
Bacaan pertama di ambil dari Kitab Keluaran bab 3 ayat 1 sampai ayat
8a dilanjutkan ayat 13 sampai 15.
Mazmur tanggapan di ambil dari Mazmur 103
Bacaan kedua diambil dari surat Rasul paulus yang pertama kepada
jemaat di Korintus bab 10 ayat 1 sampai 6 dilanjutkan ayat 10 sampai 12
Bacaan injil diambil dari Injil Lukas bab13 ayat 1 sampai 9
6) “BcO” berarti bacaan yang digunakan dalam ibadat harian/liturgi
harian, terutama untuk ibadat bacaan diambil dari surat kepada jemaat
Ibrani bab 1 ayat 1 sampai 24
iii. Ruang Liturgi
Ruang liturgi berarti tempat di mana perayaan liturgi itu dilangsungkan.
Kerapkali ruang liturgi melingkupi gedung. Berikut ini kami paparkan
beberapa macam ruang yang bisa diklasifikasikan sebagai ruang liturgi
dan yang berkaitan dengan ruang.
36 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
1. Gereja
Kata Gereja berasal dari bahasa Portugis igreja. Asal usulnya dari bahasa
Latin ecclesia dan berasal dari bahasa Yunani ekklesia yang berarti
pertemuan atau rapat. Maka pengertian Gereja pertama-tama adalah
jemaat yang berkumpul.
Untuk memudahkan pemahaman kata gereja dibedakan berdasarkan
penggunaan hurup “G”. Jika kata Gereja menggunakan huruf G kapital,
maka yang dimaksud adalah jemaat yang berkumpul. Tetapi jika kata
gereja menggunakan huruf g biasa, maka yang dimaksud adalah gedung
pertemuan yang dikapai oleh umat untuk berkumpul.
2. Kapel
Pada awalnya ungkapan kapel digunakan untuk menyebut suatu
ruangan yang dipakai untuk menyimpan jas. Pada perkembangannya
kata kapel menunjuk ruangan kecil yang dimaksudkan untuk
menggantikan fungsi gereja induk. Kapel biasanya dipakai oleh
kelompok kecil untuk melakukan peribadatan. Misalnya ruang doa di
Dempo tidak bisa disebut gereja, tetapi disebut kapel.
3. Katedral
Kata katedral berasal dari bahasa Yunani cathedra yang berarti tempat
duduk atau tahta. Kursi itu bisa menjadi lambang tahta seorang uskup.
Maka gereja yang memiliki kursi katedral disebut gereja katedral.
4. Altar
Kata altar berasal dari bahasa Latin altare yang berarti tempat api untuk
pembakaran kurban. Tempat kurban bakaran ini beralih menjadi meja,
meja perjamuan Tuhan. Sekarang altar adalah tempat imam
mempersembahkan perayaan ekaristi, menghunjukkan kurban
persembahan kepada Tuhan.
5. Tabernakel
Adanya tabernakel berkaitan dengan usaha menyimpan Sakramen
Mahakudus. Biasanya tabernakel berupa kotak menyerupai almari kecil,
yang aman, untuk menyimpan Sakramen Mahakudus yang telah
dikonsekrasi. Tabernakel harus berada di tempat yang “terhormat”,
mudah dijangkau dan terlihat dari semua tempat. Biasanya di dekat
tabernakel ada “lampu Tuhan”. Lampu itu menjadi tanda apakah
taberbakel itu kosong atau ada isinya. Jika lampu itu menyala berarti
ada isinya.
37 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Piala adalah cawan yang menjadi tempat anggur untuk
dikonsekrasikan, dimana sesudah konsekrasi menjadi tempat
untuk Darah Mahasuci Kristus. Melihat fungsinya, maka Piala
harus dibuat dari logam mulia. Piala melambangkan cawan
yang dipergunakan Tuhan kita pada Perjamuan Malam Terakhir
di mana Ia untuk pertama kalinya mempersembahkan Darah-
Nya.
PURIFIKATORIUM
3. Canting
PATENA
38 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Dengan munculnya roti-roti kecil yang dibuat khusus untuk
umat yang biasanya disimpan dalam sibori, fungsi dari patena
sebagai piring menghilang. Maka bentuknya menjadi lebih kecil
(Sejak abad 11). Menurut PUMR 2000, "untuk konsekrasi
hosti, sebaiknya digunakan patena yang besar, di mana
ditampung hosti, baik untuk imamdan diakon, maupun
untuk para pelayan dan umat Patena, hendaknya dibuat
serasi dengan pialanya, dari bahan yang sama dengan piala,
yaitu dari emas atau setidak-tidaknya disepuh emas. Patena
diletakkan di atas purifikatorium.
PALLA
CORPORALE/CARPORAL
39 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
SIBORI
PIKSIS
MONSTRANS
AMPUL
40 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
adalah dua bejana yang dibuat dari kaca
atau logam, bentuknya seperti buyung kecil
dengan tutup di atasnya. Ampul adalah
bejana-bejana darimana imam atau diakon
menuangkan air dan anggur ke dalam piala. Selaluada dua
ampul di atas meja kredens dalam setiap Misa.
LAVABO
TURIBULUM
NAVIKULA
41 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
(disebut juga Wadah Dupa) adalah
bejana tempat menyimpan serbuk
dupa. Dupa adalah getah yang harum
dan rempah-rempah yang diambil
daritanam-tanaman, biasanya dibakar
dengan campuran tambahan
gunamenjadikan asapnya lebih tebal dan aromanya lebih
harum. Asap dupa yangdibakar naik ke atas melambangkan
naiknya doa-doa umat beriman kepadaTuhan. Ada pada kita
catatan mengenai penggunaan dupa bahkan sejak awalkisah
Perjanjian Lama. Secara simbolis dupa melambangkan
semangat umatKristiani yang berkobar-kobar, harum mewangi
keutamaan-keutamaan dannaiknya doa-doa dan perbuatan-
perbuatan baik kepada Tuhan.
ASPERGILUM
SACRAMENTARIUM
12. Kandelar
42 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
(Candelar bhs. Latin) Kandelar merupakan tempat lilin yang digunakan didalam
gereja dengan cara menancapkan lilin tersebut pada bagian runcing yang
terdapat pada kandelar.
14. Aspersorium
43 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Piala - Purifikatorium - Canting - Patena+Hosti besar - Pala - Korporal
44 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
untuk bertobat mawas diri, & mempersiapkan diri bagi perayaan
agung.dlm liturgi arwah,warna unggu sebagai pengganti warna hitam.
Dalam hal ini ungu mempunyai makna penyerahan diri,pertobatan &
permohonan belaskasihan.
Tgs pelayanan
1.
2. Menonjolkan sifat meriah pesta perayaan liturgi
3. Melambangkan kehadiran yesus kristus subyek utama liturgi.
Macam macam pakaian liturgi:
A. Alba (albus) yang berarti putih.Dipakai romo jika tdk berjubah.
B. Stola ~ hanya dipakai oleh orang tertahbis ( romo,uskup) dipakai
dengan cara sejajar. Jika yang menggunakan masih diakon memakainya
dengan cara miring dari pundak ke pinggang kanan.
C. Superpli (superpellizeum) ~ pakaian luar sepanjang lutut. Berwarna
putih. Dipakai imam/diakondiluar misa/untuk ibadat. Superpli dipakai
bila sdh menggunakan jubah.
D. Kasula (planeta) yg berarti pakaian luar ~ pakaian liturgi resmim yang
paling atas untuk romo. Sekarang dapat digunakan sebelum stola.
E. Singel ~ tali pengikat pinggang yang panjang dibuat dari benang
berwarna putih digunakan untuk mengikat alba/jubah yang panjang.
F. Velum ~ kain selubung.Digunakan oleh imam untuk menyelubungi
pegangan monstrans yg berisi sakramen maha kudus. Digunakan
dengan cara dikalungkan dari belakang & menutupi kedua pundak.
G. Pluviale ~ arti harafiahnya adalah mantel hujan . Digunakan oleh
uskup/imam pada perayaan liturgi di luar ekaristi,seperti prosesi
adorasi/pemberkatan yg lain.
H. Dalmatik ~ bentuknya mirip kasula tetapi ujung dalmatik dibuat
persegi/bersudut sedang pada kasula tidak. Biasa dipakai oleh diakon
calon romo.
I. Palium ~ hanya digunakan oleh paus& uskup agung dlm perayaan
liturgi meriah.
J. Amik ~ kain segi empat panjang,bertali,dipakai oleh imam,untuk
menutupi leher & krah baju yg dipakai di bawah alba.
45 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Pakaian uskup :
1. Jubah uskup biasanya ada kombinasi ungu.
2. Salib dada,salib yg menggantung di dada.
3. Cincin uskup,yg dipakai di tangan kanan.cincin melambangkan
kesetiaan.
4.Topi warna merah
5. Mitra,tutup kepala yg digunakan olewh uskup pada waktu ia memimpin
liturgi
6. Tongkat uskup,melambangkan wewenang/kuasa sbg gembala umat.
7. Mantol uskup.
Pakaian misdinar :
1. Gaun,semacam rok yg panjang smpai mata kaki. Warna sesuai warna
liturgi.
2. Superpli ,alba yg panjangnya setengah badan.
3. Kerah lebar diatas superpli,warnanya sesuai warna liturgi.
4. Singel, untuk ikat pinggang.
BENDA EKARISTI SEBAGAI SIMBOL LITURGI
1.Benda benda alamiah
(1) Roti & Anggur ~ diubah jadi tubuh dan darah kristus saat konsekrasi.
(2) Air ~ mempunyai makna simbolis untuk pembersihan dosa &
penganugrahan keselamatan, serta hidup baru. Misal babtis.
(3) Minyak ~ lambang daya kekuatan Allah yang memberi kekuatan bagi
perjuangan hidup,penyertaan Allah dalam tugas kepemimpinan.
46 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
7. g. Abu ~ mengungkapkan rasa tobat & penyesalan untuk
pembersihan & silih atas dosa. Dalam masa pra paska sebagai
lambang dimulai masa pertobatan.
2. Tulisan & gambar
a. Alfa & Omega ~ lambang awal ( alfa = A ) &akhri ( omega =Ω ).
Melambangkan Allah sebagai awal sekaligus yg akhir,asal & tujuan
hidup kita.
b. b.AMDG ~ Ad Maiorem Dei Gloriam yg artinya demi lebih besarnya
kemuliaan Tuhan.
c. Anak Domba ~ pada perjanjian lama menjadi korban dengan darah di
oleskan di atas pintu rumah bangsa Israel,sehingga semua selamat,tida
ada yang mati karena darah domba tadi. Dalam perjanjian baru,Kristus
sebagai anak domba yang dikorbankan lewat salib,sehingga umkat yang
percaya di selamatkan.
d. IHS – iesus Hoc Signo yg artinya kamu akan menang. Bagi serikat jesus
menjadi lambang 3 kaul yaitu kemiskinan ketaatan & kemurnian,.
e. INRI –Iesus Nazarenus Rex Iucaroum yaitu Yesus dari Nazaret raja orang
Yahudi.Biasanya ditulis di atas salib.
f. RIP – Requesca In Pace yg artinya semoga ia/mereka beristirahat dlm
kedamaian. Biasanya di pasang di kuburan org kristen.
g. Salib – lambang kemenangan kristus atas kejahatan,dosa & kematian.
h. Semoga bermanfaat dan berguna. Berkah dalem...
Tahun liturgi
Untuk masa yang berbeda dalam satu tahun liturgi, dipergunakan warna-
warna liturgis yang berbeda pula. Hari-hari raya Gereja Timur (Gereja
Ortodoks Timur, Gereja Ortodoks Oriental, Gereja-Gereja Katolik Timur)
jatuh pada tanggal yang berbeda dengan Gereja Barat (Gereja Katolik
Roma, Gereja Anglikan, Gereja Lutheran, dan Gereja-Gereja Protestan),
meskipun inti perayaannya sama.
47 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
seluruh denominasi Kristen. Gereja Katolik Indonesia merayakan semua hari
raya kalender ini, sedangkan gereja-gereja lainnya tidak kekurangan sebagian
yang tidak dirayakan, tidak kekurangan juga denominasi Kristen yang tidak
merayakan hari-hari raya ini satupun, misalnya Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh, Gereja Yesus Sejati, dan Saksi-Saksi Yehuwa. Gereja Protestan
Indonesia misalnya, lebih banyak hanya merayakan 5 hari raya utama, yaitu:
Daftar isi
∙ 1 Hari-hari raya selalu berubah
∙ 2 Siklus liturgi
∙ 3 Kalender Alkitab
∙ 4 Kalender liturgi Barat
∙ 4.1 Adven
∙ 4.2 Natal
∙ 4.3 Masa biasa ("Masa Sesudah Epifani" dan
"Septuagesima")
∙ 4.4 Masa Prapaskah dan Masa Sengsara
∙ 4.5 Paskah
∙ 4.6 Masa Biasa ("Masa sesudah Pentakosta" dan "Masa
Kerajaan")
∙ 4.7 Maria Diangkatkan Ke Surga (Katolik Ritus Romawi)
∙ 4.8 Gereja Anglikan
∙ 5 Gereja Ortodoks Timur
∙ 5.1 Paskah
∙ 5.2 Dua Belas Hari Raya Utama
∙ 5.3 Hari-hari raya lain
∙ 5.4 Siklus
48 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
∙6 Penerapan Sekuler
∙ 7 Sumber
∙ 8 Lihat pula
∙ 9 Pranala luar
Hari-hari raya selalu berubah
Baik di Gereja Timur maupun Barat, jumlah hari raya jatuh pada tanggal yang
berbeda-beda dari tahun ke tahun, meskipun dalam hampir semua kasus
perbedaan tanggal ini terjadi sebab perbedaan tanggal perayaan Paskah.
Jumlahnya hari raya juga berbeda dalam tiap Gereja; umumnya jumlah hari
raya Gereja-Gereja Protestan lebih sedikit dari pada jumlah hari raya Gereja
Katolik dan Ortodoks, dan khususnya hampir tidak merayakan hari-hari
raya Perawan Maria dan hari-hari peringatan para kudus.
Siklus liturgi
Siklus liturgi membagi satu tahun menjadi serangkaian masa, tiap masa
memiliki nuansa, penekanan teologis, dan bentuk doa tersendiri, yang
tampak pada perbedaan cara-cara mendekorasi gedung
gereja, vestimentum, bagian-bagian Kitab Suci yang dibacakan, tema
khotbah, dan bahkan tradisi-tradisi dan praktik-praktik yang berbeda-beda
diperingati secara pribadi atau di rumah.
Dalam Gereja-Gereja yang mengikuti tahun liturgi, anggota kitab suci yang
dibacakan tiap hari Ahad (bahkan tiap hari dalam sebagian tradisi) telah diatur
dalam sebuah daftar yang dalam Gereja Katolik Roma disebut Ordo Lectionum
Missae (Daftar Bacaan Misa).
49 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Kalender Alkitab
Kalender Alkitab didasarkan atas siklus bulan baru. Satu tahun terhitung mulai
terbitnya bulan baru pertama pada saat atau sesudah equinox (saat matahari
terlihat tidak kekurangan tepat di atas garis katulistiwa, terjadi selang tanggal
20 Maret dan 22 September tiap tahun sesuai keadaan kalender Masehi)
sampai terbitnya bulan baru pada saat atau sesudah equinox berikutnya. Ini
berarti titik awal kalender Alkitab selalu berubah seperti kalender modern.
Satu bulan dimulai dari satu terbitnya bulan baru sampai terbitnya bulan baru
berikutnya. "Bulan beralih bulan, dan Sabat beralih Sabat, maka seluruh umat
manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman
TUHAN" (Yesaya 66:23). "Dalam bulan pertama, yakni bulan Nisan, dalam
tahun yang kedua belas zaman raja Ahasyweros, orang membuang pur--yakni
undi--di hadapan Haman, hari demi hari dan bulan demi bulan sampai jatuh
pada bulan yang kedua belas, yakni bulan Adar." (Ester 3:7).
50 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Bulan Oktober dalam penanggalan liturgi
Biara Abbotsbury. Manuskrip ratus tahun ke-
13 tersimpan di (British Library, Cotton MS
Cleopatra B IX, folio 59r)
Adven
51 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
berlangsungnya waktu, jumlah gereja memaknai tiap lilin dengan tema-tema
khusus, seperti 'harapan', 'iman', 'suka-cita', dan 'kasih'.
Warna: Ungu, atau biru dalam sebagian tradisi. Pada hari Ahad ke-3 dalam
masa Adven, yang juga disebut sebagai Hari Ahad Gaudete, di sebagian
tempat dipergunakan warna merah muda.
Natal
Masa Natal dimulai pada Malam Natal (24 Desember) dan dihabisi pada
perayaan Epifani (6 Januari). Hari Natal sendiri jatuh pada tanggal 25
Desember.
52 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
4 peristiwa utama Natal:
Dalam ritus Romawi yang lebih tua, masa sesudah Epifani bisa saja memiliki 1
sampai 6 hari Minggu, dengan masa Septuagesima yang lamanya 17-hari
dimulai pada hari Ahad ke-9 sebelum Paskah dan dihabisi pada hari Selasa
sebelum hari Rabu Abu. Semua hari Ahad yang hilang sesudah Epifani
dipindahkan ke masa sesudah Pentakosta dan dirayakan selang Hari ahad ke-
23 dan Hari Ahad yang terakhir. Namun jika jumlah hari ahad dalam tahun
tersebut tidak menutupi hari-hari Ahad pengganti tersebut, maka Hari Ahad
jatuhnya bertepatan dengan Hari Ahad Septuagesima dirayakan pada hari
sebelumnya (hari Sabtu); Dalam kasus tanggal Paskah jatuhnya sangat
terlambat sehingga hanya tidak kekurangan 23 hari Ahad sesudah Pentakosta,
Misa untuk hari Ahad ke-23 dirayakan pada hari sebelum hari Ahad terakhir
sesudah Pentakosta.
53 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Warna: Hijau.
Sebelum reformasi 1970, dua pekan terakhir dari masa Prapaskah dalam
Gereja Romawi dikenal sebagai Masa Sengsara. Selama masa ini Gloria Patri
(Kemuliaan Kepada Bapa...) dihilangkan kecuali sesudah pendarasan Mazmur
dalam ibadat harian, bacaan-bacaan mulai lebih berpusat pada Sengsara
Kristus, dan, yang paling tampak menjadikan diselubunginya salib dan arca-
arca dengan kain ungu. Hari Jumat sebelum Jumat Luhur menjadikan hari
peringatan Ke-7 Duka Bunda Maria. Jika hari peringatan St. Yusuf atau
Anunsiasi jatuh dalam Pekan Suci, maka hari-hari tersebut dipindahkan ke
pekan sesudah Paskah.
Warna: Ungu. Dalam sebagian tradisi, warna merah muda dipergunakan pada
hari Ahad ke-4 dalam Masa Prapaskah, yang disebut Hari Ahad Laetare.
∙ Kamis Putih
∙ Peringatan Perjamuan Terakhir Kristus bersama murid-
muridNya dalam ibadah atau Misa malam hari
∙ Sebagian Gereja juga melaksanakan upacara pembasuhan kaki
∙ Sudah menjadi budaya pada malam tersebut untuk
melaksanakan ibadat Berjaga-jaga atau yang lazim dalam
Gereja Katolik Indonesia disebut Tuguran, dimulai seusai Misa
malam hari dan berlanjut hingga tengah malam (kadang-
kadang dilanjutkan hingga terbit fajar hari Jumat Agung, dan
dilanjutkan dengan liturgi pagi hari)
∙ Warna: Putih
54 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
∙ Jumat Luhur
∙ Peringatan Kesengsaraan Yesus Kristus
∙ Dalam Gereja Katolik Roma, pada hari ini perayaan Misa
digantikan dengan ibadat doa
∙ Warna: Bervariasi: Tanpa warna, Merah, atau Hitam
dipergunakan dalam tradisi-tradisi yang berbeda-beda (kain-
kain yang berwarna disingkirkan pada hari ini, warna liturgi
hanya terlihat pada vestimentum)
∙ Dalam Gereja Katolik Ritur Romawi dan Gereja Anglikan Tinggi,
sebuah salib secara seremonial disingkapkan selubungnya (dan
sebelum Vatikan II, salib-salib yang lain juga disingkap
selubungnya, tanpa upacara, sesudah ibadat Jumat Agung)
∙ Sabtu Suci
∙ Mengingatkan hari di mana jenazah Kristus terbaring dalam
Makam
∙ Dalam Gereja Katolik Ritus Romawi, Misa tidak
dipersembahkan pada hari ini
∙ Warna: Tidak tidak kekurangan
∙ Malam Paskah
∙ Dilaksanakan sesudah matahari terbenam pada hari Sabtu Suci,
atau sebelum fajar menyingsing pada hari Paskah, sebagai awal
perayaan Kebangkitan Kristus.
lihat pula Lilin Paskah
∙ Warna: Putih, sering dipergunakan bersama warna emas.
∙ Dalam Ritus Romawi pra-Vatikan II, selama madah "Gloria in
Excelsis" dilantunkan dalam Misa tersebut, organ dan lonceng-
lonceng dibunyikan setelah tidak dipergunakan selama 2 hari,
serta arca-arca, yang diselubungi selama masa Sengsara,
disingkap selubungnya.
Paskah
55 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Dalam tradisi Katolik Romawi, selama 8 hari sesudah Hari Ahad Paskah,
semua perayaan lain dilarang. Jika Paskah jatuh pada tanggal 25 April, litani
panjang yang pada umumnya didoakan pada hari itu ditunda sampai hari
Selasa berikutnya. Selama 50 hari Masa Paskah, Gloria dan Te Deum
diucapkan tiap hari, bahkan hari-hari feria.
Warna: Putih atau Emas, kecuali pada hari Pentakosta. Di hari Pentakosta
warna merahlah yang dipergunakan.
Masa Biasa yang jatuh sesudah Masa Paskah, mulai Hari Ahad Pentakosta
sampai Hari Sabtu sebelum Hari Ahad Pertama Masa Adven. Sebelum
kalender liturgi Romawi direformasi pada Konsili Vatikan II, hari-hari Ahad
pada masa ini disebut "Hari-hari Ahad sesudah Pentakosra" oleh umat Katolik
Romawi; umat Ortodoks Timur dan sebagian umat Protestan sedang
menggunakan sebutan ini. Hari Ahad pertama sesudah Pentakosta
menjadikan Hari Ahad Tritunggal dalam dalam jumlah tradisi hari Ahad
terakhir dalam Masa Biasa menjadikan hari raya Kristus Raja.
∙ Dalam kalender Katolik tradisional, Hari Kristus Raja jatuh pada hari
Ahad terakhir pada Bulan Oktober bukannya Hari Ahad terakhir
sebelum Adven.
∙ Dalam tradisi Katolik dan sebagian kalangan Anglikan,
perayaan Corpus Christi dilaksanakan pada hari ke-11 setelah
Pentakosta, namun kadangkala dialihkan ke hari Ahad sesudahnya.
∙ Dalam tradisi Katolik, hari Jumat dalam ahad ke-3 sesudah Pentakosta
menjadikan hari raya Hati Kudus Yesus.
∙ Sebagian luhur tradisi barat merayakan Hari Semua Orang Kudus pada
tanggal 1 November atau pada hari Ahad sesudahnya. Warna
liturgisnya menjadikan putih.
56 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
∙ Sebagian tradisi meryakan Hari St. Mikhael (Michaelmas) pada
tanggal 29 September.
∙ Sebagian tradisi merayakan Hari St. Martinus (Martinmas) pada
tanggal 11 November.
∙ Dalam sebagian tradisi Protestan, khususnya yang akrab terkait
dengan tradisi Lutheran, Hari Ahad Reformasi dirayakan pada hari
Ahad sebelum tanggal 31 Oktober, mengingatkan peristiwa
dipakukannya 95 Tesis pada pintu Gereja Kastil
di Wittenberg oleh Martin Luther. Warna liturgisnya menjadikan
Merah, perlambang Roh Kudus yang sambung-menyambung
menjalankan tugas membaharui Gereja.
∙ Jumlah tradisi menjadikan sebagian ahad dalam Masa Biasa sebagai
masa untuk memusatkan perhatian pada kemunculan Kerajaan Allah
(sehingga tahun liturgi menjadi satu siklus penuh dengan mendalami
keliru satu tema Adven sebelum mengikuti masa Adven). Dalam Ritus
Romawi, tiga hari Ahad terakhir Masa Biasa diisi tema eskatologi,
meskipun hari-hari Ahad tersebut tetap dimaknai sebagai hari-hari
Ahad Masa Biasa. Akan tetapi sebagian tradisi mengubah maknanya
dan sekali-sekali warna liturginya pula. Misalnya, Gereja
Inggrismenggunakan sebutan "Hari-hari Ahad sebelum Adven" untuk
menyebut ke-4 hari Ahad terakhir dalam Masa Biasa dan mengizinkan
penggunaan vestimentum berwarna merah sebagai alternatif. Sebutan
"Masa Kerajaan" dipergunakan sebagian denominasi, di selangnya oleh
Gereja Metodis Persatuan di AS dan Gereja Kristen - Sinode Santo
Timotius. Dalam Gereja Lutheran - Sinode Missouri, periode ini dikenal
sebagai "Periode Yang belakang sekali Zaman," dan vestimentum
merah dikenakan pada hari Ahad pertama dan kedua.
Warna: Hijau
Pada tanggal 15 Agustus, yakni tanggal yang sama dengan hari raya
Tertidurnya Theotokos di Gereja Timur, umat Kristiani Barat merayakan
peristiwa terangkatnya Maria secara badaniah ke surga. Hari raya ini boleh
sah menjadikan hari raya tertua dalam Gereja Kristen, yang dirayakan baik
dalam Gereja Timur maupun Barat. Nasihat mengenai hari raya ini secara
57 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
dogmatis ditetapkan pada tanggal 1 November 1950 oleh Paus Pius XII dalam
Bula Kepausan Munificentissimus Deus.
Dalam tradisi Anglikan dan Lutheran, serta sebagian tradisi lain, tanggal 15
Agustus dirayakan sebagai hari peringatan St. Maria, Bunda Tuhan. Warna
yang dipergunakan menjadikan putih.
Gereja Anglikan
58 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
untuk memilih tanggal hari-hari raya yang ditetapkan sesuai keadaan tanggal
kalender tersebut. Dari tahun 1900 sampai tahun 2100, terdapat selisih tiga
belas hari selang kalender Geregorian dan kalender Yulian. Di sebagian negara
Ortodoks, hari-hari raya sipil tertentu ditentukan berdasarkan kalender Yulian.
Dengan demikian, sebagai contoh, Natal dirayakan pada tanggal 7 Januari di
negara-negara tersebut. Komputasi hari Paskah tetap menggunakan kalender
Yulian, bahkan oleh Gereja-gereja yang menggunakan kalender Yulian yang
telah direvisi.
Selain masa-masa puasa tersebut, umat Kristiani Ortodoks berpuasa tiap hari
Selasa dan Jumat (dan sebagian biara Ortodoks juga berpuasa tiap hari Senin).
Sebagian tanggal tertentu dalam setahun ditetapkan sebagai hari puasa,
meskipun jatuh pada hari Sabtu atau Ahad (dalam kasus semacam ini,
puasanya lebih kurang diringankan, namun tidak dihilangkan sama sekali);
hari-hari tersebut adalah: Hari Raya Pemenggalan St. Yohanes Pembaptis,
dan Hari Raya Eksaltasi Salib. Tidak kekurangan sebagian periode bebas-
puasa, di mana orang dilarang berpuasa, bahkan di hari Selasa dan Jumat.
Hari-hari tersebut adalah: seminggu sesudah paskah, seminggu sesudah
Pentakosta, dan periode mulai Natal sampai malam Teofani (Epifani).
Paskah
59 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Hari raya terbesar menjadikan Paskah, yang hitungan tanggalnya oleh umat
Ortodoks berbeda dengan umat Kristiani Barat. Baik di Gereja Barat maupun
timur tanggal Paskah jatuh pada hari Ahad Pertama sesudah bulan
purnamapada atau sesudah tanggal 21 Maret (yakni secara nominal
menjadikan hari vernal equinox). Meskipun demikian, jika umat Kristiani barat
mengikuti Kalender Gregorian dalam hitungannya, maka umat Ortodoks
menghitung-hitungnya dengan tanggal 21 Maret sesuai keadaan Kalender
Yulian, serta mengikuti aturan tambahan yakni Paskah Kristiani tidak boleh
mendahului atau bertepatan dengan Paskah Yahudi (lihat computus untuk
penjelasan lebih lanjut).
Sebagian hari raya di bawah ini mengikuti siklus tetap, dan sebagian lagi di
selangnya mengikuti siklus selalu berubah (paskah). Sebagian luhur hari-hari
raya pada siklus tetap memiliki periode persiapan yang disebut Pra-pesta, dan
periode perayaan sesudahnya, mirip dengan Octav dalam Gereja Barat, yang
disebut Pasca-pesta. Hari-hari raya luhur pada siklus Paskah tidak memiliki
pra-pesta. Lamanya pra-pesta dan pasca-pesta bervariasi, tergantung pada
hari rayanya.
60 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
lahirnya Theotokos bagi Yoakim dan Ana
∙
∙ Eksaltasi Salib (14 September)
∙ penemuan kembali Salib asli tempat Kristus disalibkan
∙ Masuknya Theotokos ke dalam Bait Allah (21 November)
∙ masuknya Theotokos ke dalam Bait Allah ketika berumur
sekitar 3 tahun
∙ Kelahiran Tuhan dan Penyelamat Kami Yesus Kristus (25 Desember)
∙ kelahiran Yesus, atau Natal
∙ Teofani (6 Januari)
∙ pembaptisan Yesus Kristus, Kristus memberkati cairan, dan
penyingkapan jati diri Kristus sebagai Allah
∙ Presentasi Yesus di bait Allah (2 Februari)
∙ bayi Kristus dipersembahkan dalam Bait Allah
oleh Theotokos dan Yusuf.
∙ Anunsiasi kepada Theotokos (25 Maret)
∙ Malaikat Gabriel memberitakan kepada Theotokos bahwa dia
akan berisi Kristus, dan juga merayakan jawaban "Ya" yang
diberikan theotokos
CATATAN: Dalam praktik Gereja Timur, jika hari raya ini jatuh pada Pekan
Suci atau hari Paskah, maka hari raya anunsiasi ini tidak dipindahkan ke hari
berikutnya. Justru jika tanggal kedua hari raya tersebut jatuhnya bertepatan,
yakni yang dikenal sebagai hari "Kyriou-Paskha," maka hari tersebut dianggap
sangat istimewa.
61 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
wafatnya Theotokos (Maria Diangkatkan ke Surga dalam
∙
Gereja Barat)
Hari-hari raya lain
Hari-hari raya tambahan berikut ini dirayakan seperti hari-hari raya besar:
Siklus
Selain siklus tetap dan siklus selalu berubah, tidak kekurangan pula sejumlah
siklus liturgi dalam tahun gerejawi yang memengaruhi perayaan ibadat-ibadat
suci. Ini mencakup, Siklus Harian, Siklus Mingguan, Siklus Injil-Injil Ibadat
Matin, dan Oktoekhos.
Penerapan Sekuler
62 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Sumber
∙ Stookey, L.H. Calendar: Christ's Time for the Church, 1996. ISBN 0-687-
01136-1
∙ Hickman, Hoyt L., et al. Handbook of the Christian Year, 1986. ISBN 0-
687-16575-X
∙ Webber, Robert E. Ancient-Future Time: Forming Spirituality through
the Christian Year, 2004. ISBN 0-8010-9175-6
∙ Schmemann, Fr. Alexander. The Church Year (Celebration of Faith
Series, Sermons Vol. 2), 1994. ISBN 0-88141-138-8
Lihat pula
∙ Kalender Orang Kudus
∙ Computus - menghitung tanggal Paskah
∙ Kalender Liturgi Ortodoks Timur
∙ Kalender Gregorian
∙ Kalender Julian
Pranala luar
∙ Universalis — Sebuah kalender liturgi Gereja Katolik termasuk ibadat
harian dan bacaan Misa.
∙ Kalender Ortodoks Yunani - Kapel Online dan Kalender Ortodoks
Yunani
Computus
Computus (Latin untuk
"komputasi" atau "penghitungan")
menjadikan
anggaran tanggal Paskah pada
kalender gereja Kristen. Nama
prosedur ini telah dipakai
sejak Ratus tahun
63 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Pertengahan di Eropa dan menjadikan aib satu prosedur penghitungan
kalender terpenting.
Rumus utamanya menjadikan bahwa hari Paskah jatuh pada hari Minggu
pertama setelah hari keempat belas pada bulan kamariyah (purnama pertama)
yang jatuh pada atau setelah 21 Maret (yaitu tanggal titik Musim Semi
Matahari gerejawi). Untuk memperhitungkan tanggal perayaan Paskah, gereja
Kristen menggunakan hari bulan purnama "gerejawi", bukan bulan purnama
"astronomi". Gereja Ortodoks Timur menggunakan tanggal 21 Maret
menurut Kalender Julian, sedangkan Gereja Katolik Romamenggunakan
tanggal 21 Maret menurut Kalender Gregorian yang lebih modern dan lebih
luas pemakaiannya. Dengan demikian bulan purnama gereja timur pada
umumnya jatuh 4-5 hari setelah bulan purnama gereja barat.
Daftar isi
∙ 1 Sejarah
∙ 2 Teori
∙ 3 Metode menggunakan tabel
∙ 3.1 Kalender Gregorius
∙ 3.2 Epact
∙ 3.2.1 Detil penghitungan
∙ 3.2.2 UU Kalender Britania dan Buku Doa Bersama
∙ 3.3 Kalender Julius
∙ 4 Algoritma
∙ 4.1 Algoritma Gauss
∙ 4.2 Algoritma Gregorius anonim
∙ 4.3 Algoritma Julius Meeus
∙ 5 Lihat pula
∙ 6 Referensi
∙ 6.1 Buku
∙ 7 Pranala luar
Sejarah
Teori
Metode menggunakan tabel
Kalender Gregorius
64 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Metode ini mulai dipergunakan setelah reformasi kalender
Gregorian tahun 1582[1]. Prosedur kerjanya diuraikan oleh Clavius dalam
buku "Six Canons"(1582), dan penjelasan lengkapnya pada
bukunya "Explicatio" (1603).
Modulus tah
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
un dibagi 19
Tanggal
14 3 23 11 31 18 8 28 16 5 25 13 2 22 10 30 17 7 27
Purnama
A A M A M A A M A A M A A M A M A AM
Paskah
Epact
Detil penghitungan
UU Kalender Britania dan Buku Doa Bersama
Kalender Julius
65 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
dampaknya gereja Ortodoks Timur merayakan Paskah sekitar seminggu setelah
gereja Katolik dan Kristen. Seringkali Paskah Ortodoks dirayakan 4-5 minggu
lebih lambat karena tanggal 20 Maret kalender Julian 13 hari lebih lambat
dibanding 20 Maret kalender Gregorian pada periode 1900-2099.
Berikut tabel tanggal Purnama Paskah untuk semua tahun Julian sejak 326 M:
[2]
(M=Maret, A=April)
Angka
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Emas
Tanggal
Purnam 5 25 13 2 22 10 30 18 7 27 15 4 24 12 1 21 9 29 17
a A M A A M A M A A M A A M A A M A M A
Paskah
Hari Paskah menjadikan hari Minggu pertama setelah tanggal yang tertera. Sah
untuk setiap purnama gerejawi, sah tujuh probabilitas tanggal Paskah. Siklus
ketujuh hari tersebut tidak berulang, karena sahnya tahun kabisat setiap 4
tahun, siklus tersebut berulang setiap 4x7=28 tahun, yang disebut dengan siklus
syamsiah. Dengan demikian siklus tanggal Paskah berulang setiap 28x19=532
tahun. Siklus Paskah ini juga disebut dengan Siklus Viktorius menurut
Viktorius dari Aquitaine yang mengenalkannya ke Roma pada 457. Pertama
kali dikenal dipergunakan oleh Annianus dari Aleksandria pada awal ratus
tahun ke-5. Terkadang siklus tersebut disebut pula dengan siklus Dionysius
menurut Dionysius Exiguus yang membikin tabel-tabel Paskah yang dimulai
tahun 532; tetapi rupanya dia tidak menyadari bahwa computus Aleksandria
yang dijabarkannya memiliki siklus 532 tahun, walaupun ia menyadari bahwa
tabel 95 tahunan bukanlah siklus sejatinya. Venerabilis Bede (abad ke-7)
rupanya yang pertama kali memperhatikan siklus syamsiah dan menjelaskan
hubungan siklus Syamsiah dan siklus Paskah.
66 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Di Eropa pada Ratus tahun pertengahan, tanggal Paskah dapat diingat
dengan menghafalkan puisi dalam bahasa Latin:[3]
Dua kata pertama pada setiap baris menjadikan tanggal Purnama Paskah dalam
siklus 19 tahunan. Dua kata berukutnya menjadikan selisih hari Purnama
Paskah dari nama hari Maret 24 tahun itu.
Algoritma
Catatan anggaran
67 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Contohnya untuk mengkonversi Hari-pada-Maret (22 hingga 56)
dijadikan tanggal bulan (22 Maret - 25 April) dapat dilanjutkan dengan
operasi if-else sederhana:
(if DoM>31) {Day=DoM-31, Month=Apr} else
{Day=DoM, Month=Mar}. Penggunaan operasi conditional tersebut
menjadikan intisari dari anggaran Gregorian.
Algoritma Gauss
tahun =
Perkataan matematika
1777
a = tahun mod 19 a = 10
b = tahun mod 4 b = 1
c = tahun mod 7 c = 6
68 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
jika d = 28, e = 6, dan (11M + 11) mod 30 < 19, ganti 25 April dengan 18 April
69 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
h = (19a + b − d − g + 15) mod 30 h = 10 h = 20
month = floor ((h + L − 7m + 114) / 31) month = 4 (April) month = 4 (April)
70 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
bulan = ke bawah ((d + e + 114) / 31) 4 (April) 4 (April) 3 (Maret)
Hari Paskah (kalender Julian) 14 April 2008 6 April 2009 22 Maret 2010
Hari Paskah (kalender Gregorian) 27 April 2008 19 April 2009 4 April 2010
Lihat pula
∙ Paskah
∙ Reformasi penanggalan Paskah
∙ Christian Zeller
Referensi
1. ^ See especially the first, second, fourth, and sixth canon, and
the calendarium
2. ^ Karena detail anggaran membutuhkan tujuh ratus tahun hingga
dicapai suatu kesepakatan, maka catatan sejarah ratus tahun ke-4 dan
5 kadang-kadang menunjukkan tanggal yang berbeda dengan tanggal
di tabel.
3. ^ Peter S. Baker and Michael Lapidge, eds., Byrhtferth's Enchiridion,
Oxford University Press, 1995, pp. 136-7, 320-322.
4. ^ (Jerman) Gauss' original 1800 Easter article (Jerman)
5. ^ Gauss' 1800 Easter article in his Works
6. ^ (Jerman) Gauss' 1816 Easter correction
7. ^ Reinhold Bien, "Gauß and Beyond: The Making of Easter
Algorithms" Archive for History of Exact Sciences 58/5 (July 2004)
439−452
8. ^ "A New York correspondent", "To find Easter", Nature (April 20, 1876)
487.
9. ^ Samuel Butcher, The Ecclesiastical calendar: its theory and
ab
construction (Dublin, 1877)
10. ^ H. Spencer Jones, General Astronomy (London: Longsman, Green,
1922) 73.
11. ^ Journal of the British Astronomical Association 88 (December, 1977)
91.
12. ^ Jean Meeus, Astronomical Algorithms (Richmond, Virginia: Willmann-
Bell, 1991) 67–68.
13. ^ Roscoe Lamont, "The reform of the Julian calendar", Popular
astronomy 28 (1920) 18-31.
Buku
71 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
∙ Blackburn, Bonnie, and Holford-Strevens, Leofranc. (2003). The Oxford
Companion to the Year: An exploration of calendar customs and time-
reckoning.(First published 1999, reprinted with corrections 2003.)
Oxford: Oxford University Press.
∙ Borst, Arno (1993). The Ordering of Time: From the Ancient Computus
to the Modern Computer Trans. by Andrew Winnard. Cambridge: Polity
Press; Chicago: Univ. of Chicago Press.
∙ Clavius, Christopher (1603): Romani calendarij à Gregorio XIII. P. M.
restituti explicatio. In the fifth volume of Opera Mathematica (1612).
This [1] includes page images of the Six Canons and the Explicatio
∙ Constantine the Great, Emperor (325): Letter to the bishops who did
not attend the first Nicaean Council; from Eusebius' Vita Constantini.
English translations: [2] [3]
∙ Coyne, G. V., M. A. Hoskin, M. A., and Pedersen, O. (ed.) Gregorian
reform of the calendar: Proceedings of the Vatican conference to
commemorate its 400th anniversary, 1582-1982, (Vatican City: Pontifical
Academy of Sciences, Specolo Vaticano, 1983).
∙ Dyonisius Exiguus (525): Liber de Paschate. On-line: (full Latin
text) and (table with Argumenta in Latin, with English translation)
∙ Eusebius of Caesarea, The History of the Church, Translated by G. A.
Williamson. Revised and edited with a new introduction by Andrew
Louth. Penguin Books, London, 1989.
∙ Gibson, Margaret Dunlop, The Didascalia Apostolorum in Syriac,
Cambridge University Press, London, 1903.
∙ Gregory XIII (Pope) and the calendar reform committee (1581): the
Papal Bull Inter Gravissimas and the Six Canons. On-line under: "Les
textes fondateurs du calendrier grégorien", with some parts of
Clavius's Explicatio
∙ Schwartz, E., Christliche und jüdische Ostertafeln, (Abhandlungen der
königlichen Gesellschaft der Wissenschaften zu Göttingen. Pilologisch-
historische Klasse. Neue Folge, Band viii.) Weidmannsche
Buchhandlung, Berlin, 1905.
72 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
∙ Stern, Sacha, Calendar and Community: A History of the Jewish
Calendar Second Century BCE - Tenth Century CE, Oxford University
Press, Oxford, 2001.
∙ Wallis, Faith., Bede: The Reckoning of Time, (Liverpool: Liverpool Univ.
Pr., 1999), pp. lix-lxiii.
∙ Weisstein, Eric. (c. 2006) "Paschal Full Moon" in World of Astronomy.
[4]
Santo
Tahapan Kanonisasi dalam Gereja Katolik
Orang bawahan Tuhan → Venerabilis → Beatifikasi →
Santo/Santa
Lihat pula
∙ Kalender santo
∙ Kanonisasi
∙ Komunion Santo
∙ Kongregasi untuk Penjadian Santa
∙ Daftar santo
∙ Santo pelindung
∙ Intersesi santo
Kalender Julius
Kalender ini merupakan tahun syamsiah (matahari) dengan jumlah hari tetap
setiap bulannya, dan disisipi satu hari tiap 4 tahun untuk penyesuaian panjang
tahun tropis. Kalender ini dipakai secara resmi di seluruh Eropa, sampai
73 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
selanjutnya dilaksanakannya reformasi dengan penggunaan Kalender
Gregorius pada tahun 1582 oleh Paus Gregorius XIII. Britania Raya baru
mengimplementasikan pada tahun 1752, Rusia baru pada
tahun 1918 dan Yunani baru pada tahun 1923. Gereja Ortodoks sampai
sekarang tetap menggunakan Kalender Julius sehingga
perayaan Natal dan Tahun Baru selisih.
Era sebelum tahun 45 SM, disebut "era bingung", sebab Julius Caesar
menyisipkan 90 hari ke dalam kalender tradisional Romawi, untuk lebih
mendekati ketepatan pergantian musim. Penyisipan ini sedemikian
cerobohnya sehingga bulan-bulan dalam kalender itu tidak lagi tepat.
Berakhiran saran Sosiogenes, seorang astronom dari Aleksandria, Caesar
menguatkan kalendernya dibentuk menjadi 12 bulan, masing-masing dengan
jumlah hari tertentu seperti sekarang, dengan penetapan tahun kabisat setiap
4 tahun, dengan keyakinan bahwa panjang 1 tahun surya yaitu 365,25 hari saat
itu. Dengan cara ini setiap 128 tahun, kalender ini banyakan satu hari.
Table of months
Lama setelah
Bulan (Roman) Lama sebelum 45 SM Bulan
45 SM
Ianuarius[1] 29 31 Januari
Mercedonius/
0 (tahun kabisat: 27) (kosong) —
Intercalaris
Martius 31 31 Maret
Aprilis 29 30 April
Maius 31 31 Mei
74 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Iunius[1] 29 30 Juni
Quintilis[2] (Iulius) 31 31 Juli
September 29 30 September
October 31 31 Oktober
November 29 30 November
December 29 31 Desember
Kalender
Kalender suryacandra · Kalender surya · Kalender candra
Kalender
Macam Masehi (Gregorian · Julian) · Hijriyah · Ibrani · Tionghoa · Saka
· Jawa · Sunda · Bali · Jepang · Korea ·Syahri Syams
Bilanga
Milenium · Zaman · 10
n
tahunan · Windu · Tahun · Wuku · Bulan (Triwulan · Caturwul
an · Semester · Musim) · Hari pertama (Pekan)
75 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
∙ Hari (tanggal)
∙ Jam
∙ Menit
∙ Detik
Bulana Januari · Februari · Maret · April · Mei · Juni · Juli · Agustus
n · September · Oktober · November · Desember
Senin · Selasa · Rabu · Kamis · Jumat · Sabtu · Hari
Harian
pertama
Kalender sipil · Kalender dinding · Kalender meja · Kalender elektronik
Sumber :
ensiklopedia.kurikulum.org, id.wikipedia.org, informasi.web.id, dan lain
sebagainya.
Kalender Gregorius
76 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Kalender Gregorius atau Kalender Gregorian adalah kalenderyang sekarang
paling banyak dipakai di Dunia Barat. Ini adalah modifikasi Kalender Julius.
Yang pertama kali mengusulkannya ialah Dr. Aloysius Lilius dari Napoli-Italia,
dan disetujui oleh Paus Gregorius XIII, pada tanggal 24 Februari 1582.
Penanggalan tahun kalender ini, berlandaskan tahun Masehi.
Kalender ini diciptakan karena Kalender Julius dinilai tidak cukup akurat,
karena permulaan musim semi (21 Maret) semakin maju sehingga
perayaan Paskah yang sudah disepakati sejak Konsili Nicea I pada
tahun 325 tidak tepat kembali. Lewat pada tahun 1582, Kamis-4
Oktober disertai Jumat-15 Oktober.
Daftar isi
∙ 1 Perbedaan dengan Kalender Julius
∙ 1.1 Masalah
∙ 2 Lain-lain
∙ 3 Bulan
∙ 4 Referensi
∙ 5 Lihat pula
∙ 6 Pranala luar
Perbedaan dengan Kalender Julius
Masalah
77 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
mengimplementasikannya pada tahun 1918. Dengan demikian
Revolusi Komunis Rusia yang sekarang diperingati setiap tanggal 7
November, dinamakan menjadi Revolusi Oktober. Gereja Ortodoks sampai
kala ini masih memakai Kalender Julius.
Lain-lain
Bulan
Penanggalan Lama
Asal usul nama bulan
Gregorius Hari
Janus (Dewa permulaan dan kesudahan bangsa
Januari 31
Romawi)
Februus (Dewa kematian dan pemurnian Romawi,
yang juga menjadi dewa bangsa Etruskan). Bulan ini
Februari 28/29
menjadi bulan perayaan ritual pemurnian di Romawi
yang dirayakan setiap tanggal 15 bulan ini.[1][2][3]
Maret 31 Mars (Dewa perang Romawi)
bahasa Latin:aperire yang gunanya buka. Bulan
April (Aprilis) dalam kalender Romawi adalah
April 30 penghormatan untuk dewi Venus. Istilah April
diambil dari nama Venus dalam bahasa Yunani
yaitu Aphrodite (Aphros).
Mei 31 Maia Maiestas (Dewi Romawi)
Juni 30 Juno (Dewi Romawi, istri Jupiter (mitologi))
Juli 31 Julius Caesar (diktator Romawi) (bulan ini
sebelumnya dinamakan Quintilis, bulan ke-5
78 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
kalender Romawi)
Augustus (Kaisar Romawi pertama) (bulan ini
Agustus sebelumnya dinamakan Sextilis, bulan ke-6 kalender
Romawi)
Septem (bahasa Latin untuk tujuh, bulan ke-7
September 30
kalender Romawi)
Octo (bahasa Latin untuk delapan, bulan ke-8
Oktober 31
kalender Romawi)
Novem (bahasa Latin untuk sembilan, bulan ke-9
November 30
kalender Romawi)
Decem (bahasa Latin untuk sepuluh, bulan ke-10
Desember 31
kalender Romawi)
Total 365/366
Referensi
1. ^ Adriana Rosado-Bonewitz, "Whats in a word?" (pdf,
1.3MB), Intercambios: Quarterly Newsletter of the Spanish Language
Division of the American Translators, 9(1) (March 2005) 14-15, ISSN
1550-2945 (in Spanish)
2. ^ Anatoly Liberman, "On A Self-Congratulatory Note, Or, All The Year
Round: The Names of The Months" (filed in Oxford Etymologist, 7 March
2007)
3. ^ L.L. Neuru, "St. Valentine's Holiday" Labyrinth 64 (1996), Department
of Classical Studies, University of Waterloo, Ontario, Canada
Lihat pula
∙ 29 Februari
∙ Kalender Peristiwa
∙
Kalender
Kalender suryacandra · Kalender surya · Kalender
candra
Jenis Kalender
Masehi (Gregorian · Julian) · Hijriyah · Tiongho
79 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
a · Saka · Jawa · Sunda · Bali · Jepang · Korea ·
Syahri Syams
Milenium · Masa waktu 100 tahun · 10
tahunan · Windu · Tahun · Wuku · Bulan (Tri
Bilanga
wulan · Caturwulan · Semester ·Musim) · Mingg
n
u (Pekan) · Hari (tanggal) · Jam · Menit · Deti
Januari · Februari · Maret · April · Mei · Juni
Bulana
· Juli · Agustus · September · Oktober · Nov
n
ember · Desember
Senin · Selasa · Rabu · Kamis · Jumat · Sabt
Harian
u · Minggu
Kalender sipil · Kalender dinding · Kalender
meja · Kalender elektronik
Masehi
80 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
yang dihitung sejak kelahiran Yesus dari Nazaret. Masehi dihitung sejak hari
tersebut, sedangkan sebelum itu dinamakan Sebelum Masehi atau SM.
Perhitungan tanggal dan bulan pada Kalender Julian disempurnakan pada
tahun pada tahun 1582 dijadikan kalender Gregorian. Penanggalan ini akhir
dipakai secara luas di dunia untuk mempermudah komunikasi.
Daftar isi
∙ 1 Sejarah
∙ 2 Kesukaran dan kontroversi
∙ 3 Penggunaan
∙ 3.1 Indonesia
∙ 3.2 Dunia
∙ 4 Lihat pula
∙ 5 Referensi
Sejarah
Awal tahun Masehi merujuk kepada tahun yang diasumsikan sebagai tahun
kelahiran Nabi Isa Al-Masih (YesusKristus atau dalam bahasa Ibrani: "Yesua
ha-Masiah") karena itu kalender ini dinamakan
menurut Yesus atau Masihiyah (Mesias). Kebalikannya, sebutan Sebelum
Masehi (SM) merujuk pada masa sebelum tahun tersebut. Beberapa mulia
orang non-Kristen biasanya mempergunakan singkatan M dan SM ini tanpa
merujuk kepada konotasi Kristen tersebut. Sistem penanggalan yang merujuk
pada awal tahun Masehi ini mulai diadopsi di Eropa Baratselama abad ke-8.
81 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Penghitungan kalender ini dimulai oleh seorang biarawan bernama Dionysius
Exiguus (atau "Denis Pendek") dan mula-mula dipergunakan untuk
membilang tanggal Paskah (Computus) berlandaskan tahun pendirian Roma.
Penggunaan
Indonesia
Di Indonesia selain tahun Masehi yang dipakai secara resmi, secara tidak resmi
masyarakat juga mengenal tahun Hijriyah/tahun islam dan tahun
Imlek/tahun Tionghoa/tahun jawa.
Dunia
Lihat pula
∙ Anno Domini
Referensi
82 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
1. ^ Doggett. (1992). "Calendars" (Ch. 12), in P. Kenneth Seidelmann (Ed.)
Explanatory supplement to the astronomical almanac. Sausalito, CA:
University Science Books, 579
Kalender
Kalender suryacandra · Kalender surya · Kalender candra
Kalender
Masehi (Gregorian · Julian) · Hijriyah · Ibrani · Tiongh
Jenis
oa · Saka · Jawa · Sunda · Bali · Jepang · Korea ·Syah
ri Syams
Milenium · Abad · Dasawarsa · Windu · Tahun · W
uku · Bulan (Triwulan · Caturwulan · Semester · Musim
) ·Minggu (Pekan)
∙ Hari (tanggal)
Bilanga
n
∙ Jam
∙ Menit
∙ Detik
Januari · Februari · Maret · April · Mei · Juni · Juli
Bulana
· Agustus · September · Oktober · November · Des
n
ember
83 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Senin · Selasa · Rabu · Kamis · Jumat · Sabtu · Mi
Harian
nggu
Kalender sipil · Kalender dinding · Kalender meja · Kalender
elektronik
84 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Lagu Iwan Fals ini mungkin akrab di telinga kita. Mungkin karena
begitu tepat liriknya mewakili perasaan kita, maka lagu ini begitu
populer dan mudah diingat di luar kepala. Ya, memang, kita ingin
selalu dekat dengan orang yang kita kasihi.
Inilah yang juga menjadi kehendak Tuhan Yesus bagi kita umat-Nya
yang dikasihi-Nya. Yesus ingin selalu hadir di tengah kita, dekat
dengan kita, bahkan menjadi satu dengan kita. Kristus menghendaki
agar kita selalu mengenang-Nya, dengan mengingat kasih-Nya yang
terbesar yang diberikan kepada kita, saat Ia memberikan Tubuh dan
Darah-Nya untuk menebus dosa-dosa kita. Pengorbanan-Nya yang
tak ternilai harganya ini menjadi tanda cinta-Nya yang tak terbatas
kepada Gereja-Nya, yaitu kita semua, anggota- anggota Tubuh-Nya.
Oleh kuasa Roh Kudus-Nya, Kristus menghadirkan kembali kurban
ini di dalam Ekaristi, untuk maksud yang mulia ini: supaya kita dapat
dipersatukan dengan Dia dan mengambil bagian di dalam
kehidupan-Nya sendiri; dan dengan demikian sedikit demi sedikit,
kita diubah untuk menjadi lebih serupa dengan-Nya.
85 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Oleh karena kasih Allah-lah yang pertama-tama kita rayakan dalam
Ekaristi, maka Gereja mengajarkan bahwa sakramen Ekaristi adalah
“sakramen cinta kasih, lambang kesatuan, ikatan cinta kasih,
perjamuan Paska, di mana di dalamnya Kristus disambut, jiwa
dipenuhi rahmat, dan kita dikaruniai jaminan kemuliaan.” ((KGK
1323))
86 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
dan minum darah-Nya. Saat Yesus mengajarkan hal ini, banyak
orang yang tidak percaya, atau lebih tepatnya, sulit mempercayai
ajaran-Nya, sehingga mereka meninggalkan Dia. Namun Yesus tidak
mengubah ajaran-Nya, malah Ia bertanya kepada para rasul-Nya,
kalau-kalau mereka juga mau pergi meninggalkan Dia. Syukurlah,
Rasul Petrus yang mewakili para rasul, menjawab dengan iman,
bahwa mereka tetap percaya kepada-Nya, sebab Kristuslah sang
empunya sabda kebenaran (lih. Yoh 6:66-69). Iman para rasul inilah
yang dilestarikan terus oleh Gereja Katolik, secara khusus dalam
perayaan Ekaristi, yang merayakan kehadiran Kristus di dalam
Sabda-Nya dan di dalam perjamuan kudus-Nya.
87 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
mendekap anak kita, atau kebersamaan antara suami dan istri, atau
kedekatan dengan seorang sahabat. Ekaristi adalah persatuan yang
melampaui semuanya ini, sebab Ekaristi adalah persatuan dengan
Kristus dan melalui Kristus, kita disatukan dengan Allah Bapa dan
Roh Kudus. Persatuan kita dengan Kristus inilah yang disebut
sebagai “Komuni kudus”, yang menjadikan kita mengambil bagian di
dalam Tubuh dan Darah-Nya ((lih. Katekismus Gereja Katolik/ KGK
1331)) dan dengan demikian, juga mengambil bagian di dalam hidup
ilahi-Nya. St. Ignatius dari Antiokhia mengatakan dengan indahnya
tentang persatuan kita dengan Kristus ini, “Pada pertemuan-
pertemuan ini [perayaan Ekaristi], kamu … memecah roti yang satu,
yang adalah obat kekekalan, dan penawar racun yang menyingkirkan
kematian, namun menghasilkan hidup di dalam kesatuan dengan
Yesus Kristus.” ((St. Ignatius of Antioch, Letter to the Ephesians, n.20))
Ya, persekutuan dengan Tubuh dan Darah Kristus, memperteguh
persatuan kita dengan Kristus, mengampuni dosa-dosa ringan yang
kita lakukan, dan melindungi kita dari dosa berat, sebab dengan
menerima sakramen ini, ikatan kasih antara kita dan Kristus
diperkuat, dan dengan demikian kesatuan Gereja juga diperteguh.
((lih. KGK 1416))
88 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
dan dengan sesama anggota-Nya menjadi satu Tubuh. ((Lih. KGK
1329))
Kita manusia diciptakan oleh Tuhan untuk menjadi semakin
menyerupai Dia, yaitu supaya semakin dapat mengasihi; sebab
Tuhan adalah Kasih (1 Yoh 4:8,16). Kasih itu mempersatukan, oleh
karena itu sebagai manusia kita menginginkan persatuan, baik
dengan Tuhan, maupun dengan sesama kita. Kristus- juga
mempunyai kerinduan yang sama: bahwa Ia ingin tinggal bersama
semua orang yang percaya kepada-Nya (lih. Yoh 6:56), namun juga Ia
ingin agar semua yang percaya kepada-Nya menjadi satu, “Aku
berdoa ….juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku ….
supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa,
di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam
Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus
Aku.” (Yoh 17:21). Maka, persatuan kita dengan Kristus, sepantasnya
juga membawa persatuan kita dengan semua orang yang percaya
kepada-Nya; sebab hal ini merupakan kehendak Kristus sendiri.
Karena Kristus hanya satu dan Tubuh-Nya juga hanya satu, maka
satu jugalah kita semua anggota-anggota-Nya, baik Gereja yang
masih berziarah di dunia ini, Gereja yang sudah berjaya di surga,
maupun Gereja yang masih dimurnikan di Api Penyucian. Karena
semua anggota- anggota Kristus dipersatukan oleh kasih Kristus
yang melampaui maut (lih. Rom 8:38-39). Itulah sebabnya di dalam
Komuni kudus ini kita mengingat juga persekutuan dengan para
kudus di surga, terutama Bunda Maria; ((KGK 1370)) dan kita dapat
mengajukan intensi doa permohonan bagi saudara- saudari kita
yang telah mendahului kita, yaitu mereka yang ‘telah meninggal di
dalam Kristus namun yang belum sepenuhnya dimurnikan’ sehingga
mereka dapat memasuki terang dan damai Kristus ((KGK 1371)) yang
kekal dalam kerajaan Surga.
89 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
satu berkat tak ternilai dari Pembaptisan adalah: melaluinya kita
memperoleh hidup ilahi dan diangkat menjadi anak-anak Allah. ((lih.
KGK 1265: Pembaptisan tidak hanya membersihkan dari semua
dosa, tetapi serentak menjadikan orang yang baru dibaptis suatu
“ciptaan baru” (2 Kor 5:17), seorang anak angkat Allah (Bdk. Gal 4:5-
7); ia “mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (2 Ptr 1:4), adalah
anggota Kristus (Bdk. 1 Kor 6:15; 12:27), “ahli waris” bersama Dia (Rm
8:17) dan kenisah Roh Kudus (Bdk. 1 Kor 6:19).)) Namun seperti
halnya dalam kehidupan jasmani kita memerlukan makanan untuk
dapat bertahan hidup, demikian pula, dalam kehidupan rohani. Kita
memerlukan makanan rohani agar dapat tetap hidup dan
bertumbuh secara rohani. Makanan rohani ini adalah Sabda Allah
(lih. Mat 4:4) dan ‘Roti Hidup’/ Ekaristi (Yoh 6:53-58), yang keduanya
kita terima dalam perayaan Ekaristi.
Demikianlah Sabda Tuhan Yesus:
Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti
saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Mat 4:4)
“Akulah roti hidup yang telah turun dari Surga. Jikalau seorang
makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya….. Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak
Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di
dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku,
ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia
pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan
dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Sama seperti Bapa
yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga
barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti
yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek
moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia
akan hidup selama-lamanya.” (Yoh 6:51, 53-58)
90 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
yang ada di pikiran kita pada saat kita melihat hosti yang diangkat
oleh imam, saat ia, in persona Christi, mengucapkan perkataan
konsekrasi, “Inilah Tubuhku yang dikurbankan bagimu….” (lih. Luk
22:19; 1Kor 11:24). Sesungguhnya, tak ada kata yang mampu
melukiskan, betapa dalamnya misteri kasih Allah yang tiada terbatas
ini. Kristus yang adalah Allah, telah mengosongkan diri-Nya dengan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi manusia. Dalam
keadaan-Nya sebagai manusia, Ia merendahkan diri-Nya, sampai
wafat di kayu salib (lih. Flp 2:7-8). Ia membuktikan kasih-Nya yang
terbesar, dengan menyerahkan nyawa-Nya bagi kita, sahabat-
sahabat-Nya (lih. Yoh 15:13). Kini setelah kebangkitan-Nya, Ia masih
terus merendahkan diri-Nya, sampai mau hadir di dalam sepotong
roti, agar setiap orang yang tergabung di dalam Gereja-Nya, bahkan
seorang anak kecil sekalipun, dapat menyambut-Nya, tanpa perlu
merasa takut.
Selain kasih dan kerendahan hati, Komuni kudus mengajarkan
kepada kita makna pengorbanan. Dengan melihat teladan
pemberian diri Kristus kepada kita, maka kita juga didorong untuk
memberikan diri kita kepada orang lain, terutama mereka yang kecil,
sakit dan miskin. Kitapun dipanggil untuk mengasihi dan
mengampuni sesama kita, karena Kristus lebih dahulu mengasihi
dan mengampuni kita. Korban Kristus menjadi saksi yang nyata
bahwa pengampunan adalah sesuatu yang tidak mustahil dilakukan.
Jika kita mau berkorban untuk mengampuni sesama, kita akan dapat
memperoleh buahnya, yaitu kasih yang memulihkan dan
mempersatukan. Itulah sebabnya keluarga Kristiani, termasuk di
dalamnya pasangan suami istri, perlu menimba kekuatan dari
Ekaristi; sebab kesatuan antara mereka dengan Kristus dalam
Komuni kudus akan memampukan mereka untuk terus saling
mengasihi dan mengampuni; sehingga kesatuan kasih mereka selalu
dikuatkan.
91 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Karena tujuan akhir kita di Surga kelak adalah persatuan dengan
Tuhan, maka Komuni kudus yang kita terima di dunia ini adalah
semacam kenyataan yang akan mencapai kesempurnaannya di
surga kelak. Di Surga memang kita tidak perlu lagi menerima Komuni
dalam rupa hosti; sebab pada saat itu kita telah memandang Allah
sebagaimana adanya Dia (lih. 1 Yoh 3:2), sehingga aneka gambaran
ataupun simbol tidak lagi diperlukan. Di Surgalah tercapai
kesempurnaan di mana kita dapat sepenuhnya bersatu dengan Allah
yang telah menciptakan kita manusia dalam kesatuan dengan
keseluruhan umat manusia.
Maka Ekaristi menuntun kita semua untuk mencapai tujuan akhir, di
mana persekutuan dengan Allah dan sesama mencapai kesatuan
yang sempurna, yaitu “keadaan persatuan dengan Kristus, yang pada
saat yang sama membuatnya mungkin untuk masuk ke dalam
kesatuan yang hidup dengan Allah sendiri, sehingga Tuhan dapat
menjadi semua di dalam semua (1Kor 15:28).” ((Joseph Cardinal
Ratzinger (Pope Benedictus XVI), Called to Communion, (San
Francisco: Ignatius Press, 1991), p. 33)) Katekismus mengajarkan
bahwa dengan Komuni kudus kita menerima rahmat ilahi, dan
dengan demikian Ekaristi merupakan antisipasi kemuliaan surgawi.
((lih. KGK 1402)) Dengan merayakan Ekaristi, kita menantikan dengan
rindu kedatangan Penyelamat kita Yesus Kristus, untuk mengambil
bagian di dalam kemuliaan-Nya ((lih. KGK 1040)). “Setiap kali misteri
ini dirayakan, terlaksanalah karya penebusan kita (LG 3) dan kita
memecahkan “satu roti yang merupakan obat kebakaan, penangkal
kematian, dan santapan yang membuat kita hidup selama-lamanya
dalam Yesus Kristus” (Ignasius dari Antiokia, Eph. 20,2).” ((KGK 1405))
Betapa perlunya kita mengingat hal ini, setiap kali kita menerima
Komuni Kudus: bahwa dengan menerima Komuni ini kita menerima
‘obat rohani’ yang menghantar kita ke Surga.
92 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Mengingat begitu dalamnya makna Komuni kudus, maka kita perlu
mengetahui sedikitnya tiga hal, agar kita dapat semakin
menghayatinya:
1. Mempersiapkan diri sebelumnya
93 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Kita membawa segala kurban persembahan kepada Tuhan terutama
pada saat konsekrasi -saat roti dan anggur diubah menjadi Tubuh
dan Darah Yesus. Saat itu kurban kita disatukan dengan kurban
Yesus. Kristus, satu-satunya Imam Agung dan Kurban yang
sempurna, menyempurnakan segala penyembahan kita. Partisipasi
kita secara aktif dalam kurban Kristus ini bukan saja dari segi ikut
menyanyi, atau membaca segala doa yang tertulis, melainkan
terutama partisipasi mengangkat hati dan jiwa untuk menyembah
dan memuji Tuhan, dan meresapkan di dalam hati, segala perkataan
doa yang diucapkan ataupun dinyanyikan.
3. Jangan memusatkan perhatian pada diri sendiri tetapi
pada Kristus
94 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
“Lihatlah kepadaku, Tuhan Yesus yang baik dan lemah lembut, di
hadapan-Mu aku berlutut dan dengan jiwa yang berkobar aku
berdoa dan memohon kepada-Mu agar menanamkan di dalam
hatiku, citarasa yang hidup akan iman, pengharapan dan kasih,
pertobatan yang sungguh dari dosa-dosaku, dan kehendak yang kuat
untuk memperbaikinya. Dan dengan kasih dan dukacita yang
mendalam, aku merenungkan kelima luka-luka-Mu, yang
terpampang di hadapanku, yang tentangnya Raja Daud, nabi-Mu,
telah menubuatkan perkataan ini yang keluar dari mulut-Mu, ya
Tuhan Yesus: “Mereka telah menusuk tangan-Ku dan kaki-Ku;
mereka telah menghitung semua tulang-Ku….”
Amin.
95 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
Di samping itu, perhatian dan penghormatan kepada Kristus
mendorong kita untuk berpakaian yang sopan dan layak ke gereja
dan untuk sungguh berdoa pada saat kita mengucapkan doa-doa
dalam perayaan Ekaristi. Kita harus mengupayakan agar jangan
sampai kata-kata doa yang kita ucapkan merupakan kata-kata yang
kosong, yang hanya di mulut saja, tetapi tidak sungguh keluar dari
hati. Jangan sampai pikiran kita dipenuhi oleh banyak hal lain kecuali
Tuhan sendiri. Kita perlu memohon rahmat Tuhan untuk hal ini,
namun juga kita harus mengusahakannya, agar dengan sikap batin
yang baik, kita dapat menerima buah-buah sakramen Ekaristi ini
tanpa sia- sia. ((lih. Konsili Vatikan II, Konstitusi tentang Liturgi
Suci, Sacrosanctum Concilium, 11))
Kesimpulan
96 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19
surga kelak, saat Allah menjadi semua di dalam semua (lih. 1Kor
15:28).
Menyadari makna Komuni Kudus ini, mari kita tanyakan kepada diri
kita masing- masing, sudahkah kita cukup mempersiapkan diri untuk
menyambut-Nya? Mari kita berdoa memohon rahmat Tuhan, agar
mata hati kita dicelikkan dan hati kita dikobarkan dalam setiap
perayaan Ekaristi, sehingga kita dapat mengatakan hal yang sama
seperti yang dikatakan oleh kedua murid Yesus dalam perjalanan ke
Emaus: “Mane nobiscum Domine, Tinggallah bersama dengan kami, ya
Tuhan Yesus…” (lih. Luk 24:29).
Pertanyaan Permenungan:
97 | Makna Tata Perayaan Ekaristi, sikap, warna, perlengkapan dan kalender liturgi/ Viktor’s document 7/6/19