Anda di halaman 1dari 22

SIFAT-

SIFAT
GEREJA
KATOLIK
INTRODUCTION
 Doa Credo (Aku Percaya) : “Aku
percaya akan Gereja yang satu,
kudus, Katolik, dan Apostolik”
 Keempat sifat ini melukiskan ciri-
ciri hakikat Gereja dan
perutusannya
 Melalui Roh Kudus, Kristus
menjadikan Gereja-Nya itu satu,
kudus, Katolik, dan Apostolik
A. Gereja Kristus yang satu
1. Arti Gereja yang satu
2. Alasan Gereja itu satu
3. Perwujudan Gereja yang satu:
4. Memperjuangkan kesatuan Gereja
1. Arti Gereja yang satu
 Semua anggota Gereja mengimani satu Tuhan,
mempraktekkan satu iman, satu dalam komuni,
dan ada di bawah kepala Gereja yang satu, yaitu
Paus, yang mewakili kepala Gereja yang tidak
kelihatan, yaitu Yesus Kristus (Yoh 10:16).

 Kesatuan ini tidak sama dengan keseragaman


karena Gereja yang satu lahir dari persekutuan
dan persaudaraan baik dalam pengungkapan iman
liturgis & katekis, maupun dalam perwujudan
persekutuan dalam organisasi atau penampilan
dalam masyarakat.
2. Alasan Gereja itu Satu
 Pertama : menurut asalnya, yang adalah
Tritunggal Mahakudus, kesatuan Allah tunggal
dalam tiga Pribadi yaitu Bapa, Putra dan Roh
Kudus
 Kedua, menurut pendiri-Nya, Yesus Kristus,
yang telah mendamaikan semua orang dengan
Allah melalui darah-Nya di salib.
 Ketiga, menurut jiwanya, yakni Roh Kudus,
yang tinggal di hati umat beriman, yang
menciptakan persekutuan umat beriman, dan
yang memenuhi serta membimbing seluruh
Gereja
3. Perwujudan Gereja yang
Satu
A. Kesatuan iman para anggotanya: kesatuan
iman ini bukan kesatuan yang statis, tetapi
kesatuan yang dinamis. Iman adalah prinsip
kesatuan batiniah Gereja.
B. Kesatuan dalam pimpinannya (hierarkis):
hierarki mempunyai tugas untuk
mempersatukan umat. Hierarki sering dilihat
sebagai prinsip kesatuan lahiriah dari Gereja.
C. Kesatuan dalam kebaktian dan kehidupan
sakramental: kebaktian dan sakramen-
sakramen merupakan ekspresi simbolis
kesatuan Gereja itu (Ef 4:3-6).
4. Memperjuangkan Kesatuan Gereja
A. Usaha untuk memperkuat kesatuan
 aktif dalam kehidupan Gereja
 setia dan taat pada persekutuan umat
termasuk hierarki, dsb

B Usaha untuk menggalakkan persatuan


“antar-Gereja”
 lebih bersifat jujur dan terbuka satu
sama lain, lebih melihatkan kesamaan
daripada perbedaan,
 mengadakan berbagai kegiatan sosial
maupun peribadatan bersama, dsb
B. Gereja Kristus yang Kudus
1. Arti Gereja yang Kudus
2. Faktor-faktor sifat kudus Gereja
Katolik
3. Usaha untuk memperjuangkan
Kekudusan
1. Arti Gereja yang Kudus

 Gereja yang kudus berarti Gereja


menjadi perwujudan kehendak Allah
yang Mahakudus untuk sekarang juga
mau bersatu dengan manusia dan
mempersatukan manusia dalam
kekudusan-Nya
 Gereja yang kudus itu dipandang
sebagai tanda Gereja yang benar.
 Secara objektif sifat “kudus”
berarti bahwa dalam Gereja
adalah sarana keselamatan dan
rahmat Tuhan di dunia serta
merupakan tanda rahmat yang
kudus yang akan menang secara
definitif pada akhir zaman.

 Secara subyektif sifat “kudus”


berarti bahwa Gereja tak akan
kehabisan tanda dan orang kudus
(bdk. Ibr 2:1), jadi menyangkut
kekudusan subyeknya.
2. Faktor-faktor sifat kudus Gereja
Katolik
1. Sumber dari mana Gereja berasal adalah kudus. Gereja didirikan oleh Kristus. Gereja
menerima kekudusannya dari Kristus atas doa-doaNya (lih Yoh 17:11).
2. Tujuan dan arah Gereja adalah kudus. Gereja bertujuan untuk kemuliaan Allah dan
penyelamatan umat manusia
3. Jiwa Gereja adalah kudus, sebab jiwa Gereja adalah Roh Kudus
4. Unsur-unsur Ilahi yang otentik di dalam Gereja adalah kudus, seperti ajaran-ajaran dan
sakramen-sakramen
5. Anggotanya adalah kudus, karena ditandai oleh Kristus melalui pembabtisan dan
diserhakan kepada Kristus serta dipersatukan dalam iman, harapan, dan cinta yang
kudus.
Usaha untuk memperjuangkan Kekudusan
a. saling memberi kesaksian untuk hidup sebagai putra-putri Allah
b. memperkenalkan anggota-anggota Gereja yang sudah hidup secara heroik
untuk mencapai kekudusan
c. merenungkan dan mendalami Kitab Suci, khususnya ajaran dan hidup Yesus,
yang merupakan pedoman dan arah hidup kita, dsb.
C. Gereja yang Katolik
1. Arti dan Makna Gereja yang Katolik
2. Wujud keKatolikan Gereja
3. Usaha untuk mewujudkan
kekatolikan Gereja
1. Arti Gereja yang Katolik
 Secara etimologis?
 Diungkapkan pertama kali oleh Ignatius dari Antiokhia
 Gereja selalu lengkap atau penuh, artinya tidak ada Gereja setengah-setengah atau
sebagian
 kata “Katolik” dipakai untuk menyebut Gereja yang benar
 “menyeluruh”, dalam arti “lengkap” berkaitan dengan ajarannya, serta “terbuka”
dalam arti tertuju kepada siapa saja
 Pada zaman Reformasi, kata “Katolik” muncul lagi untuk membedakan dengan
Gereja-Gereja Protestan
 secara khusus dimaksudkan umat Kristen yang mengakui Paus sebagai pemimpin
Gereja universal
Arti Katolik Universal
1. Segi kuantitatif adalah faktor geografis, memperoleh warganya dari semua
bangsa dan hidup di tengah segala bangsa
2. Segi kualitatif, karena ajarannya dapat diwartakan kepada segenap bangsa dan
segala harta kekayaan bangsa-bangsa dapat ditampungnya sejauh itu baik dan
luhur
2. Wujud Kekatolikan Gereja
a. rahmat dan
keselamatan yang
ditawarkan,
b. iman dan ajaran Gereja
yang bersifat umum
(dapat diterima dan
dihayati siapapun)
Usaha untuk mewujudkan kekatolikan
Gereja
 Sikap terbuka dan menghormati kebudayaan,
adat istiadat bahkan agama bangsa manapun.
 Bekerja sama dengan pihak mana saja yang
berkehendak baik dalam mewujudkan nilai-
nilai yang luhur di dunia ini.
 Selalu berusaha untuk memprakarsai dan
memperjuangkan suatu dunia yang baik untuk
umat manusia.
D. Gereja yang Apostolik
1. Arti Gereja yang Apostolik
2. Wujud Gereja yang Apostolik
3. Usaha untuk mewujudkan Gereja yang Apostolik
1. Arti Gereja yang Apostolik
 berasal dari kata Yunani, “Apostello” (mengutus, menguasakan) yang berarti utusan,
suruhan, wakil resmi yang diserahi misi tertentu
 Merujuk pada penyebutan para rasul
 Gereja yang Apostolik berarti bahwa Gereja yang berasal dari para rasul, dan tetap
berpegang teguh pada kesaksian iman mereka dan kesadaran ini sudah ada sejak
zaman Gereja perdana
2. Wujud Gereja yang
Apostolik
a) Legimitasi fungsi dan kuasa hierarki dari para rasul. Fungsi dan kuasa hierarki
dari para rasul.
b) Ajaran-ajaran Gereja diturunkan dan berasal dari kesaksian para rasul
c) Ibadat dan struktur Gereja pada dasarnya berasal dari para rasul.
3. Usaha untuk mewujudkan
Gereja yang Apostolik
a) Setia dan mempelajari Injil, sebab Injil merupakan iman Gereja para rasul.
b) Menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret dengan iman Gereja para rasul
c) Setia dan loyal kepada hiararki sebagai pengganti para rasul
Beberapa Istilah tentang Sifat
Keapostolikan Gereja
 Servus Servorum Dei: Servus Servorum Dei memiliki arti hamba dari hamba Allah. Istilah
Latin ini ingin mengajak kita untuk memposisikan diri kita sebagai hamba dalam tugas serta
karya pewartaan kita. Seorang hamba tidak mengharapkan adanya pujian ketika
menyelesaikan tugasnya. Istilah ini adalah istilah yang digunakan oleh Bapa Paus.
 Succession Apostolica: Suksesi apostolik, yakni istilah yang digunakan untuk
menyebut penerusan jabatan dari Petrus (rasul), kepada penerusnya, yakni para
Uskup.

Anda mungkin juga menyukai