Anda di halaman 1dari 60

PENDAHULUAN

Pada pertemuan yang terdahulu, sudah dipelajari


mengenai Gereja. Gereja diartikan tidak hanya sebagai tempat
berdoa dengan berbagai perlengkapan di dalamnya, namun
Gereja lebih diartikan sebagai persekutuan umat Allah yang
terbuka. Oleh keterbukaannya Gereja mulai bergerak
menjangkau semua sisi kehidupan beriman umat yang menjadi
anggotanya. Persekutuan umat Allah dalam menjalankan misi
mewartakan Kerajan Allah di tengah dunia. Gereja yang sejak
semula dan keberadaannya di rencanakan dan dipikirkan oleh
Allah sendiri menjadikan Gereja sebagai misteri bagi manusia.
Kiranya perlu bagi Gereja menampakkan jati dirinya melalui
tanda atau sarana yang mampu menghadirkan Allah secara
nyata dalam kehidupan manusia. Gereja melalui.sakramennya
menjadi tanda penyelamatan bagi umat Allah yang masih
dalam peziarahan di dunia.
Pada modul ini, akan dibahas mengenai sifat-sifat Gereja.
Diharapkan dengan adanya modul sifat Gereja Katolik, peserta
didik makin menyadari dan mengerti bagaimana sifat Gereja
yang satu, Kudus, Katolik dan Apostolik mendapat
perwujudannya dalam hidup nyata. Kekhasan Gereja Katolik
akan nampak dan terlihat dari sifat-sifat Gerja yang tertuang
dalam Syahadat / Credo para rasul terutama dalam syahadat
panjang/ Nicea, dengan tegas sifat Gereja Katolik yang satu,
kudus, katolik, dan apostolik mendapat pengakuan tertinggi
dalam Gereja Katolik. Gereja merupakan benih dan awal

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 1
Kerajaan Allah di antara segala bangsa. Gereja bertanggung
jawab untuk mendatangkan Kerajaan Alah dengan sepenuh-
penuhnya sepanjang masa sampai akhirnya bersatu dengan
Rajanya dalam kemuliaan (bdk. Lumen Gentium 5). Memang
seluruh perbuatan Yesus mengarah pada pendirian Gereja.
Pendirian Gereja tersebut harus dilihat dalam kematian Kristus
di salib. Kematian Kristus adalah saat kelahiran Gereja. Semua
hal yang mendahuluinya dapat dipandang sebagai konsepsi
Gereja. Pendirian Gereja diselesaikan pada hari Pentakosta
ketika Yesus melimpahkan Roh-Nya kepada para rasul.
Kerajaan Allah di dunia ini harus mempunyai bentuk
persatuan yang hidup sepanjang masa, yaitu Gereja. Gereja
kelihatannya dibangun oleh kotbah para rasul, tetapi bukan
mereka yang mengadakannya. Mereka hanya bertindak "atas
nama" (bdk. 1Kor. 4:l). Kerajaan Allah dan Gereja tidak sama.
Tetapi keduanya mempunyai hubungan yang erat. Gereja
adalah lembaga yang membawa Kerajaan Allah kepada
manusia di dunia. Kurban Kristus merupakan sumber segala
kehidupan, pengampunan dan kekudusan agar semua manusia
memperoleh keselamatan karena penebusan salib Kristus. Oleh
karena itu harus ada satu wadah tetap yaitu Gereja, yang
melanjutkan karya Kristus di dunia.
Kebesaran Allah adalah tujuan terakhir Gereja karena
Allah sudah menentukan terlebih dahulu bahwa melalui Yesus
Kristus, Ia mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya sendiri.
Kesempurnaan Gereja adalah kekudusannya yaitu kehidupan
ilahi yang ada padanya dan diterima dari Allah sendiri. Gereja

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 2
berbeda dengan persatuan manusia biasa karena Gereja hidup
dari Kristus dan dipersatukan dengan Kristus melalui Roh Kudus.
Untuk memahami sifat-sifat Gereja, pertama-tama kita
harus memperhatikan bahwa Gereja itu sekaligus Illahi dan
insani, berasal dari Yesus dan berkembang dalam sejarah. Sifat-
sifat Gereja itu bersifat dinamis dan harus diperjuangkan, tidak
sekali jadi dan statis. Sifat atau ciri Gereja beserta artinya,
lambat laun menjadi jelas bagi gereja sendiri. Keempat sifat itu
kait mengkait dan bukan merupakan rumus yang siap pakai.
Gereja memahaminya dengan merefleksikan dirinya sendiri
serta karya Roh di dalam dirinya. Dengan pelajaran sifat-sifat
Gereja kita diharapkan dapat memahami sifat Gereja yang satu,
kudus, Katolik dan Apostolik sehingga kita merasa terpanggil
untuk menjaga keutuhan Gereja dan memperjuangkan
k e p e n t i n g a n u m u m .

Kompetensi Inti
(KI-1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya;
(KI-2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 3
dalam pergaulan dunia;
(KI-3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah;
(KI-4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 4
MATERI BELAJAR I
SIFAT GEREJA KATOLIK YANG SATU
A. Kompetensi Dasar
1.3. Menghayati sifat-sifat Gereja sebagai dasar
panggilan untuk merasul dan memperjuangkan nilai-
nilai Kerajaan Allah
2.3. Berperilaku disiplin pada sifat-sifat Gereja sebagai
dasar panggilan untuk merasul dan
memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan Allah
3.3. Memahami sifat-sifat Gereja sebagai dasar
panggilan untuk merasul dan memperjuangkan nilai-
nilai Kerajaan Allah
4.3. Menghayati sifat-sifat Gereja sebagai dasar
panggilan untuk merasul dan memperjuangkan nilai-
nilai Kerajaan Allah

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan arti Gereja Kristus yang satu dalam Gereja
Katolik.
2. Menjelaskan arti Gereja Kristus yang bersifat kudus dalam
Gereja Katolik.
3. Menjelaskan arti Gereja Kristus yang bersifat Katolik dalam
Gereja Katolik.
4. Menjelaskan arti Gereja Katolik yang bersifat Apostolik
dalam Gereja Katolik.

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 5
KEGIATAN BELAJAR 1
GEREJA KRISTUS YANG SATU DALAM GEREJA KATOLIK.

KOMPETENSI DASAR
Memahami sifat-sifat Gereja yang satu
INDIKATOR
1. Menganalisis sebab akibat adanya bermacam-macam
Gereja.
2. Menjelaskan pemahaman tentang Gereja Kristus yang satu
dalam Gereja Katolik.
3. Menjelaskan arti Gereja yang bersifat satu berdasar Ef. 4: 5;
1Kor.12: 4-6.
4. Menjelaskan tindakan-tindakan yang memperkokoh
kesatuan Gereja dalam keanekaragaman.
5. Menuliskan ungkapan rasa syukur atas karya Roh Kudus
yang senantiasa menyatukan Gereja.

PENDALAMAN MATERI
Ada banyak jalan menuju Roma, ada banyak pula Gereja
sebagai cara mengenal dan mengimani Yesus Kristus.
Kenyataan ini memberikan permenungan tersendiri bagi para
mengikutnya, Gereja mana yang aku tuju? Tidak semua Gereja
yang ada di Indonesia memiliki visi dan misi yang jelas dan
benar mengenai Yesus Kristus. Iman akan Yesus Kristus dan
Kerajaan Allah seringkali dikaburkan dengan pewartaan para

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 6
evangelis yang cenderung mewartakan pendiri gereja setempat.
Ada banyak gereja yang berkembang dan memiliki umat yang
cukup banyak sebut saja: GBIB, GKJW, Gereja Kristen Injil
Sepenuh, Gereja Katolik Indonesia, Gereja Katolik, Gereja
Kristen orang-orang Zaman Akhir, dsb. Mana yang anda kenal?
Bagaimana dengan Gereja Katolik kita? Gereja Katolik yang
berpusat di Vatikan, Roma. Dalam bagian ini kita akan
mempelajari sifat gereja Katolik yang satu.
Konsili Vatikan II menyatakan bahwa pola dan prinsip
terluhur misteri kesatuan Gereja ialah kesatuan Allah yang
Tunggal dalam tiga Pribadi, Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Kesatuan Gereja punya dua aspek yang berhubungan satu
sama lain. Gereja satu ke luar maupun ke dalam. Gereja satu ke
luar yang berarti untuk membawakan dan menyelesaikan
Kerajaan Allah, Kristus mendirikan hanya satu Gereja saja, dan
bukan banyak Gereja yang sangat berlainan. Sedangkan Gereja
hanya satu ke dalam berarti Gereja satu dalam ajaran, wahyu
yang diwartakan, pengakuan iman, pembagian rahmat dan
pemerintahan. Kesatuan bukanlah kesamaan mutlak. Dalam
Gereja terdapat perbedaan pelayanan, kebudayaan, fungsi dan
sebagainya. Tetapi perbedaan itu tidak menghilangkan
kesatuan Gereja (bdk. 1Kor.12: 4-6). Sebaliknya kesatuan adalah
bukti kebenaran perutusan Kristus. Gereja yang benar adalah
Gereja di mana ada kesatuan dalam ajaran, pengakuan iman,
kebaktian, kehidupan sakramental dan pimpinan.
Dalam Perjanjian Baru sudah jelas terungkap gagasan,
bahwa “dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi maupun

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 7
orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah
dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari
satu Roh” (1Kor 12:13). “Semua adalah satu dalam Kristus Yesus”
(Gal 3:28). Bapa-bapa Gereja juga sering berbicara mengenai
kesatuan Gereja, yang berakar dalam kesatuan Allah Tritunggal
sendiri. Lumen Gentium mengutip St. Siprianus, “Gereja tampak
sebagai umat yang disatukan berdasarkan kesatuan Bapa dan
Putra dan Roh Kudus” (LG 4). Kesatuan malah dilihat sebagai
sifat Gereja yang paling penting, karena mewujudkan cinta
persaudaraan. Karena itu, kesatuan juga menjadi tanda Gereja
yang benar, yang tidak terdapat pada sekte-sekte yang
memisahkan diri dari Gereja yang satu itu. Khususnya sesudah
thn 381, ketika rumus “Gereja yang satu, kudus Katolik dan
apostolik” dimasukkan dalam syahadat, kesatuan pun dilihat
sebagai ciri pengenal Gereja. Aneka segi kesatuan ditonjolkan
oleh para Bapa Gereja guna menampilkan keluhuran Gereja.
Kesatuan tidak sama dengan keseragaman. Lebih tepat
dimengerti bahwa kesatuan Gereja dimengerti sebagai
“Bhineka Tunggal Ika”, baik di dalam Gereja Katolik itu sendiri
maupun dalam persekutuan ekumenis, sebab kesatuan Gereja
bukanlah kekompakan organisasi atau kerukunan sosial.
Kesatuan Gereja pertama-tama kesatuan iman, yang mungkin
diungkapkan dengan cara yang berbeda-beda. Oleh karena itu
kesatuan lahiriah bukan keseragaman dan kesamaan
melainkan persekutuan dalam persaudaraan, saling
meneguhkan dan melengkapi dalam penghayatan iman. Dan
karena karena kekayaan iman serta keanekaan kebudayaan,

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 8
maka kesatuan yang nyata berarti keanekaragaman baik dalam
pengungkapan iman yang liturgis dan kateketis, maupun dalam
penampilan dalam masyarakat. Ini tidak hanya secara sosial-
organisatoris, tetapi juga dalam perkembangan dan perubahan
sejarah.
Lebih khusus lagi dapat dikatakan, bahwa Kristus
“mengangkat Santo Petrus menjadi ketua para rasul lainnya,
supaya episkopat (kalangan para uskup) sendiri tetap satu tak
berbagi. Di dalam diri Petrus Ia menentapkan asas dan dasar
kesatuan iman serta persekutuan yang tetap dan kelihatan (LG
art. 18). Kesatuan Gereja pertama-tama harus diwujudkan
dalam persekutuan konkret antara orang beriman yang hidup
bersama dalam satu negara atau daerah yang sama
(perhatikan dalam pembagian wilayah Gerejawi). Tuntutan
zaman dan tantangan masyarakat merupakan dorongan yang
kuat menggalang kesatuan iman dalam menghadapi tugas
bersama. Kesatuan Gereja, dalam bentuk persekutuan
(communio) terarah kepada kesatuan yang jauh melampaui
batas-batas Gereja dan terarah kepada kesatuan semua orang
yang “berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni”. (2Tim
2:22). Dalam pembahasan mengenai hierarki dan umat awam
sebagai partner kerja, terlihat jelas bagaimana kesatuan dalam
tugas bersama/ komunio untuk mewujudkan kerajaan Allah
dalam dunia semakin menjadi nyata.
Jadi Gereja yang satu terungkap dalam:
 Kesatuan iman para anggotanya. Kesatuan ini bukan

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 9
kesatuan yang statis, tetapi kesatuan yang dinamis. Iman
adalah prinsip kesatuan batiniah Gereja.
 Kesatuan pimpinan, yaitu hierarki. Hierarki mempunyai
tugas mempersatukan umat. Hierarki sering dilihat
sebagai prinsip kesatuan lahiriah dari Gereja.
 Kesatuan dalam kebaktian dan hidup sakramental.
Kebaktian dan sakramen-sakramen merupakan ekspresi
dari kesatuan gereja itu ( lih. Ef 4:3-6).
 Kesatuan bukanlah keseragaman tetapi lebih dilihat
sebagai kebhinekaan, kesatuan yang nyata berarti
keanekaragaman baik dalam pengungkapan iman yang
liturgis dan kateketis, maupun dalam penampilan dalam
masyarakat.
 Kristus “mengangkat Santo Petrus menjadi ketua para
rasul lainnya, supaya episkopat (kalangan para uskup)
sendiri tetap satu tak berbagi.
Memperjuangkan Gereja yang satu:
 Aktif berpartisipasi dalam kehidupan bergereja.
 Setia dan taat kepada persekutuan umat, termasuk
hierarki, dsb.
 Memelihara rupa-rupa kekayaan iman dan
keaneragaman budaya dalam mengungkapkan iman.
Usaha-usaha untuk menguatkan persatuan antar Gereja:
 Lebih bersifat jujur dan terbuka satu sama lain. Lebih
melihat persamaan dari pada perbedaan.
 Mengadakan berbagai kegiatan sosial dan peribadatan

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 10
bersama, dsb. Kesatuan akan lebih nampak dalam
keanekaragaman.
 Vatikan, Roma, menjadi
simbol kesatuan Gereja
Katolik dimana hierarki
berpusat dan
menggembalakan umat di
seluruh dunia.
 Paus menjadi wakil Kristus
pengganti Petrus yang
telah ditunjuk oleh Kristus
sendiri sebagai pemersatu,
hamba dari hamba Allah
(servus servorum dei)

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 11
TES FORMATIF
A. Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Rumusan sifat Gereja Katolik terdapat dalam....
A. 10 Perintah Allah
B. 5 Tugas Gereja
C. Syahadat Para Rasul
D. Kitab Suci
E. Doa Bapa Kami
2. Konsili Vatikan II menyatakan bahwa pola dan prinsip
terluhur misteri kesatuan Gereja ada pada...
A. Tritunggal Maha Kudus
B. Misteri Gereja
C. Sakramen
D. Hierarki
E. Magisterium
3. “Gereja tampak sebagai umat yang disatukan berdasarkan
kesatuan Bapa dan Putra dan Roh Kudus” pernyataan ini
termuat dalam...
A. Lumen Gentium art. 4
B. Gaudium Ets Spes
C. Sakrasantum Consilium
D. Lumen Cristy
E. Dei Verbum

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 12
4. Kesatuan tidak sama dengan keseragaman. Lebih tepat
dimengerti bahwa kesatuan Gereja dimengerti sebagai...
a. Keselarasan
b. Kebersamaan
c. Bhineka Tunggal Ika
d. Trinitas
e. Loyalitas
5. Untuk meletakan dasar kesatuan Gereja Kristus
menunjuk...sebagai ketua/ pemimpin para rasul.
A. Yohanes
B. Simon Petrus
C. Mateus
D. Markus
E. Lukas
6. Kesatuan Gereja juga nampak dalam kesatuan pimpinannya
atau yang disebut sebagai...
A. pelayanan
B. hierarki
C. perjamuan
D. kekudusan
E. kemurnian
7. Dibawah ini merupakan upaya perwujudan kesatuan
Gereja Katolik kecuali...
A. aktif berpartisipasi dalam kehidupan bergereja.
B. setia dan taat kepada persekutuan umat, termasuk
hierarki, dsb.

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 13
C. memelihara rupa-rupa kekayaan iman
D. keaneragaman budaya dalam mengungkapkan iman.
E. selalu beribadah pada gereja yang sama
8. Kesatuan iman umat Allah dalam Gereja Katolik nampak
dengan diterimakannya sakramen baptis, yang
mengandung makna....
A. iman dan harapan akan Allah
B. harapan dan janji Allah
C. komunio
D. iman dan ketaatan
E. kerajaan Allah
9. Salah satu upaya dalam memelihara rupa-rupa kekayaan
iman dan keaneragaman budaya dalam mengungkapkan
iman.
A. misa dengan lagu-lagu gaya Sunda
B. misa dengan banyak romo
C. menggunakan bunga aneka rupa
D. persembahan dengan hasil bumi
E. petugas misa yang banyak
10. Paus menjadi wakil Kristus pengganti Petrus yang telah
ditunjuk oleh Kristus sendiri sebagai pemersatu, hamba dari
hamba Allah. Dikenal dengan semboyan....
A. Serviam
B. Serus servorum dei
C. Agnus Dei
D. Duc in Altum

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 14
E. Vini Vidi Vici

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 15
B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1. Apa arti Gereja yang Satu ?
2. Dalam hal apa saja kesatuan Gereja tampak?
3. Gereja hendaknya menghayati kesatuan, bukan unifomitas.
Apa artinya?
4. Apa arti Servus Servorum Dei?
5. Sakramen apa yang menandakan seseorang bersatu dalam
Gereja Katolik?
AKTIVITAS
Buatlah doa ucapan syukur atas anugrah iman yang satu
kepada Yesus Kristus!

...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
...................................................................................
..........................................................................................

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 16
KEGIATAN BELAJAR 2
SIFAT GEREJA YANG KUDUS PADA GEREJA KATOLIK
KOMPETENSI DASAR
Memahami sifat-sifat Gereja yang Kudus
INDIKATOR
1. Menjelaskan pemahaman tentang Gereja Kristus yang
Kudus dalam Gereja Katolik.
2. Menjelaskan arti Gereja yang bersifat kudus berdasar IKor
6:19.
3. Menjelaskan tindakan-tindakan yang memperkokoh
kekudusan Gereja
4. Menuliskan ungkapan rasa syukur atas karya Roh Kudus
yang senantiasa menguduskan Gereja.
PENDALAMAN MATERI
Kekudusan hanya milik Allah, kalimat ini sering kita
dengar dalam kehidupan sehari-hari. Kudus berarti suci dan tak
bercela dan itulah kepastian yang dimiliki Allah. Konsili Vatikan
menenkankan dengan bab yang berjudul “Panggilan umum
untuk kesucian dalam Gereja” mulai dengan “Kita mengimani
bahwa Gereja tidak dapat kehilangan kesuciannya. Sebab
Kristus, Putra Allah yang bersama dengan Bapa dan Roh dipuji
bahwa ‘hanya Dialah kudus’, mengasilhi Gereja sebagai
mempelaiNya” (LG 39). Gereja itu kudus karena Kristus
membuatNya kudus.
Gereja kudus karena sumber, tujuan dan unsur-unsur ilahi

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 17
yang ada di dalamnya adalah kudus. Gereja menerima
kekudusannya dari Yesus (bdk. Yoh. 17:11.15.17-19). Yesus
menderita bagi kekudusan Gereja. Gereja adalah Kristus
bersama dengan umat beriman, bersatu dalam Roh Kudus atau
dengan kata lain Gereja adalah umat yang hidup dalam Kristus.
Sehingga Gereja tidak mungkin berdosa. Dosa berasal dari
kelemahan kodrat manusia. Tetapi Gereja telah menerima
kuasa dari Kristus dan Roh Kudus untuk mengampuni dosa -
melalui Sakramen Baptis dan Sakramen Krisma. Manusia
dibersihkan dalam darah Kristus. Gereja mempunyai kekudusan
aktif yang mentobatkan dunia, menyucikan para anggotanya.
Kekudusan gereja bukanlah suatu sifat yang seragam,
melainkan semua mengambil bagian dalam satu kesucian
gereja yang berasal dari Kristus, yang mengikut sertakan gereja
dalam gerakanNya kepada Bapa dan Roh kudus.
Kudus menentukan hubungan dengan Allah. Maka Tuhan
bersabda, ” Hendaklah kamu kudus, sebab Kuduslah Aku,
Yahwe, Allahmu.” ( Im 19:2). karena pendiriannya, Yesus Kristus
adalah kudus; gereja mengajarkan ajaranNya yang kudus, yang
memungkinkan kita menjadi kudus (1Pet 1:15 ) Yesus Kristus,
kepala gereja yang tak pernah nampak, menyatakan
kekudusanNya lewat ajaran-ajaranNya yang murni tanpa cacat
cela yang Ia wartakan semasa hidupNya. Yesus menghendaki
kita agar mengikutiNya (Mat 5:48 ). Melalui gereja dan 7
sakramen yang Ia tetapkan, Yesus menunjukkan jalanNya
kepada kita. Setiap Sakramen & ajaran Gereja mendekatkan
kekudusan ke dalam jangkauan kita. Perjanjian Baru melihat
proses pengudusan manusia sebagai ” Pengudusan oleh Roh.”
( 1Ptr 1:2 ; 2Tes 2:13).

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 18
Melalui 7 sakramen orang Katolik dikuduskan dengan jalan:
1. Sakramen Permandian
Permandian, pertama-tama merupakan tanda iman
kepercayaan dan pertobatan seseorang yang diungkapkan
dan dinyatakan dalam kesatuan iman jemaat. Permandian
Katolik pun melambangkan hidup lama/ dosa mati/ berakhir
dan hidup baru dimulai, “lahir kembali” oleh daya Roh
Kudus menjadi anak-anak Allah. Dengan diterimanya
sakramen Permandian, diungkapkan hubungan manusia
dengan Allah yang terputus akibat dosa manusia (dosa asal)
telah dipulihkan dan didamaikan berkat wafat dan
kebangkitan Yesus Kristus, seseorang menjadi Katolik dan
dikuduskan oleh Gereja menjadi Gereja yang baru.
2. Sakramen Penguatan/ Krisma
Setelah menerima permandian dan bergabung dalam
keluarga Gereja orang Katolik masih harus mengambil
bagian dalam karya penyelamatan/ kekudusan yang
menyeluruh sebagai warga Gereja. Sakremen penguatan
menandakan seorang Katolik diselamatkan tidak untuk
dirinya, melainkan ia sebagai anggota Gereja bertanggung
jawab penuh atas seluruh hidup dan tugas Gereja. Ia
dengan dijiwai Roh Kudus, secara resmi dinyatakan berhak
dan wajib memainkan peranan yang berarti dalam jemaat
sebagai sakramen penyelamatan bagi semua orang.
Dengan sakramen Penguatan, orang Katolik dilantik,
diangkat, ditugaskan, dikuatkan, diberanikan dan
dimampukan Roh Kudus untuk melaksanakan kegiatan
jemaat demi keselamatan semua orang. Kegiatan jemaat
yang pokok sebagai skaremn penyelamatan dijalankan
dengan tampil sebagai saksi Kristus dalam hidup sehari-hari
baik melalui tutur kata maupun tindak tanduk nyata untuk
menegakkan keadilan, cinta dan damai bagai semua orang,
dan orang Katolik mendapatkan kekudusannya.

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 19
3. Sakramen Ekaristi
Dalam perjamuan
malan, Yesus
memecah roti
sebagai lambang
tubuhNya sendiri
bagi para
muridNya dan bagi
kita juga orang
yang telah dibaptis
secara Katolik

Setiap Minggu umat Katolik pergi ke Gereja, mereka


berhimpun untuk bernyanyi bersama, berdoa bersama,
mendengarkan bacaan Kitab Suci bersama, memuji dan
bersyukur kepada Allah bersama, menerima Komuni
bersama. Kegiatan rohani ini merupakan pernyataan rasa
syukur kepada Allah, Bapa yang baik, yang menjadi sumber
kehidupan dan kebaikkan bagi manusia; kepada Allah yang
tak bosan-bosan mengundang manusia untuk hidup
bersamaNya, kepada Allah yang tak putus-putusnya
mencintai dan pengampuni manusia tanpa syarat; kepada
Allah yang telah masuk dan mengambil bagian dalam
kelemahan manusia dalam diri Yesus Kristus, yang
menanggung derita Sampai wafat di kayu salib. Sebagai
orang Katolik yang telah diselamatkan melalui permandian
dan bergabung dengan sakramen penguatan,
mengungkapkan rasa syukur wajib dirayakan secara
bersama dalam Ekaristi (bhs. Yunani eucharistia=bersyukur).
Dengan merayakan sakramen Ekaristi seorang Katolik
menerima komuni yang berarti dipersatukan dengan tubuh
dan darah Kristus. Persatuan dengan tubuh dan darah
Kristus merupakan kekudusan yang diselenggarakan Gereja
bagi umatNya.

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 20
4. Sakramen Tobat
Manusia lemah, tidak luput dari kekilafan dan kesalahan
yang sama. Dalam kesalahan tersebut manusia menyadari
dan ingin menyatakan penyesalannya. Rasa penyesalan
tidak cukup dalam batin saja, beberapa orang sakit-sakitan
oleh deraan rasa bersalah yang tak terungkapkan. Orang
Katolikpun yang telah diselamatkan tak luput dari kesalahan,
melawan Allah dan itulah dosa. Dosa membuat
perkembangan hidup seseorang macet, sebab sumber
hidup yaitu Allah ditolak. Namun dalam Kristus, orang
Katolik percaya bahwa dalam lumpur dosa sepekat apapun
hidupnya ditopang Allah. Dosa tidak dapat membatalkan
cinta Allah.allah mencintai manusia tanpa batas, tanpa
kecuali. Siapa saja diterimaNya tanpa syarat, karena kasih
Allah inilah orang Katolik bertobat,Siapa saja diterimaNya
tanpa syarat, karena kasih Allah inilah orang Katolik
bertobat, berbalik dari dosanya kepada Allah. Iman
kepercayaan kepada Allah dan tobat orang Kristen ini
dinyatakan dalam sakramen tobat. Bertobatnya orang
melalui sakramen pertobatan menggambungkan kembali
dirinya dengan Gereja. Gereja melalui para imamnya
memberikan pengampunan akan dosa yang telah
memisahkannya dengan Allah, mengembalikan kekudusan
manusia berdosa menjadi anak-anak Allah.

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 21
5. Sakramen Perkawinan

Gereja percaya bahwa sejak awal mula manusia diciptakan


untuk mencari kebahagiaan. Untuk mencapai kebahagiaan
itu manusia menempuh pelbagai jalan, dan hidup
perkawinan merupakan salah satu jalan menuju ke tujuan
itu. Perkawinan menurut pandangan kristiani bukan melulu
bernilai manusiawi, melainkan bernilai religius pula.
Perkawinan dihayati sebagai suatu undangan/ panggilan
Allah bagi manusia demi kebahagiaan manusia itu sendiri.
Nilai religius inilah yang dihayati umat Katolik sebagai suatu
tugas menguduskan diri
Dalam perkawinan
sakramen Allah
mempersatukan laki-laki
dan perempuan sebagai
suami istri di hadapan
Allah dan gereja, sebagai
lambang persatuan
Kristus dengan Gereja-
Nya
dalam perkawinan.

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 22
Dalam Kitab Hosea diungkapkan arti perkawinan suami
istri sebagai lambang hubungan Allah dengan bangsa Israel
(Hos 1:3), diperbaharui dalam Perjanjian Baru bahwa
perkawinan suami istri merupakan lambang persatuan
Kristus dan gerejaNya yang tak dapat diceraikan oleh
manusia (Mat 19:1-12), Konsili Vatikan II mengartikan
perkawinan sebagai persatuan hidup dan cinta kasih suami-
istri yang mesra yang diciptakan oleh Khalik dan dilengkapi
dengan hukumnya diwujudkan oleh perjanjian nikah atau
persetujuan pribadi yang tak dapat ditarik kembali (GS. 48).
Melihat nilai perkawinan Katolik yang tak terceraikan
manusia inilah maka sakramen perkawinan menghantarkan
pria dan wanita yang sepakat untuk mengikatkan diri
dalamm perjanjian pernikahan menuju kekudusan karena
diselenggarakan di hadapan Gereja sebagai wakil Kristus.
6. Sakramen Pengurapan Orang Sakit
Kelahiran, sakit, maut adalah bagian hidup dari manusia.
Dalam keadaan sakit manusia merasa dipisahkan dari
kegiatan sehari-hari, dengan teman-teman bahkan merasa
ditinggalkan Allah. Pada saat sakit orang merasa dirinya
mendapat hukuman oleh sesuatu yang bagi orang tersebut
sebagai dosa, sehingga berontak kepada Allah. Bagaimana
menolong si sakit agar ia tetap teguh dalam imannya pada
saat imannya paling tergoyahkan? Dalam situasi seperti itu
si sakit didampingi dan dikuatkan oleh iman Gereja. Gereja
percaya bahwa Yesus Kristus telah mengalami sengsara,
penderitaan dan maut tetapi Ia mengatasinya dengan
menyerahkan diri pada BapaNya. Dalam penderitaan dan
wafatNya, Yesus Kristus diterima BapaNya, Ia dibangkitkan.
(“mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk dalam
kemulianNya” Luk 24:26). Penderitaan sakit dan maut, bagi
Gereja dan orang Kristen dapat menjadi situasi
keselamatan/ kekudusan, bila diterima dan dihayati dalam
persatuan dengan Yesus Kristus.

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 23
Keterangan Gambar:
Seorang Uskup sedang menjalankan karya menerimakan
sakramen minyak suci pada salah seorang pasien, menyertakan
Allah dalam situasi sakit.

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 24
7. Sakramen Imamat

Gereja kita adalah Gereja penerus hidup para rasul dan


Yesus Kristus sendiri. Saat sekarang pemegang pimpinan
Gereja Katolik adalah Sri Paus dimana segala urusan, aturan
dan tatanan hidup Katolik dipimpin dan dilayani. Paus
dengan hirarkinya menjalankan tugas pelayanan seperti
yang diteladankan Yesus sendiri dalam perawartaan
Kerajaan Allah. Untuk dapat melayani sepenuh Yesus
mengajarkan umat Katolik laki-laki mengambil bagian
dengan mengabdikan diri sepenuhnya sebagai imam,
dengan menerima sakramen Imamat. Orang terpanggil
untuk hidup dalam kebahagiaan hidup selibat. Tahbisan
bukan berarti pemberian kuasa dan pangkat melainkan
pengangkatan atau pelantikan seseorang untuk tugas atau
fungsi tertentu dalam Gereja. Dengan menerima sakramen
Imamat seseorang melepaskan hak-haknya untuk hidup
berkeluarga menuju hidup selibat dalam kekudusan yang
lebih kuat dan hidup seperti Yesus sendiri.
Ketujuh sakramen diatas dilaksanakan dalam Gereja dan

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 25
atas nama Gereja yang kudus dengan demikian sifat kudus dari
gereja mendapat perwujudannya.
Dengan melihat uraian diatas maka makna Gereja yang kudus
terungkap dalam:
Sumber dari mana Gereja berasal adalah Kudus. Gereja
didirikan oleh Kristus. Gereja menerima kekudusannya dari
Dia dan doa-Nya. (Yoh. 17:11)
Tujuan dan arah Gereja adalah Kudus. Gereja bertujuan
untuk kemuliaan Allah dan penyelamatan umat manusia.
Jiwa Gereja adalah Kudus, sebab jiwa Gereja adalah Roh
Kudus sendiri.
Unsur-unsur Illahi yang otentik dan ada di dalam Gereja
adalah Kudus, misalnya ajaran-ajaran dan sakramen-
sakramennya.
Anggota Gereja adalah Kudus karena ditandai oleh Kristus
sendiri melalui pembaptisan dan diserahkan Kristus serta
dipersatukan melalui iman, harapan dan cinta suci.
Usaha memperjuangkan kekudusan anggota Gereja adalah:
Saling memberi kesaksian untuk hidup sebagai putra-putri
Allah
Dapat dilakukan dengan menunjukkan sikap dalam hidup
sebari-hari, tidak pendendam, murah hati, sabar, dll
Memperkenalkan anggota-anggota keluarga yang sudah
hidup secara heroik untuk mencapai kekudusan.
Terutama kepada anak-anak supaya mereka dapat
menemukan figur yang pantas ditiru dan menjadi idola
setelah mereka mengerti iman akan Yesus.
Merenungkan dan mendalami Kitab Suci, khususnya ajaran
dan hidup Yesus, yang merupakan pedoman dan arah
hidup kita.
Bersama-sama mendalami kitab suci sebagai sumber
makanan rohani di segala tempat, kegiatan dan situasi
hidup.

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 26
TES FORMATIF
A. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT
1. Gereja Katolik memiliki sifat kekudusan yang berasal dari....
A. Allah sendiri dalam diri Yesus Kristus
B. Hierarki
C. Para rasul Yesus
D. Kitab Suci
E. Perjamuan Suci
2. Kekudusan tidak hanya miliki Allah, namun Gereja berusaha
membawa umatnya menuju kekekudusan melalui....
A. permandian
B. sakramen-sakramen
C. perjamuan
D. puasa dan pantang
E. persembahan
3. Jiwa Gereja adalah kudus, karena jiwa Gereja berasal dari....
A. Yang terkudus
B. Roh Kudus
C. Roh Penghidupan
D. Perantara yang Kudus
E. Gereja Kudus
4. Sakramen yang melambangkan hidup lama/ dosa mati/
berakhir dan hidup baru dimulai, “lahir kembali” oleh daya
Roh Kudus menjadi anak-anak Allah.

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 27
A. Sakramen Baptis/ Permandian
B. Sakramen Krisma
C. Sakramen Ekaristi
D. Sakramen Tobat
E. Sakramen Minyak Suci
5. Sakramen pertobatan memberikan jalan bagi setiap umat
Katolik untuk mengakukan dosa-dosa yang telah diperbuat.
Dosa adalah...
A. perbuatan salah
B. sikap dan tingkah laku yang tidak sesuai norma
C. pemikiran, sikap dan perbuatan yang melawan Allah
D. tidak mengakui kesalahan
E. berbuat sesuka hati
6. Saling menerimakan sakramen perkawinan bagi dua orang
dalam ikatan perkawinan menghantarkan pada kekudusan.
Perkawinan merupakan sakramen karena....
A. pembaharuan perkawinan suami istri dalam Gereja.
B. merupakan lambang persatuan Kristus dan gerejaNya
yang tak dapat diceraikan oleh manusia.
C. s u a m i i s t r i m e n j a d i t e l a d a n a n a k - a n a k n y a .
D. d i s e l e n g g a r a k a n d i G e r e j a .
E. D i b e r k a t i r o m o .
7. Penderitaan sakit dan maut, bagi Gereja dan orang Kristen
dapat menjadi situasi keselamatan/ kekudusan, bila diterima
dan dihayati dalam persatuan dengan Yesus Kristus. Hal ini
merupakan
A. makna kekudusan sakramen minyak suci

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 28
B. kekhasan sakramen
C. tujuan sakramen minyak suci
D. penyerahan diri bagi si sakit
E. penyertaan allah bagi yang sakit
8. Selain bagi penderita sakit berat, sakramen minyak suci
juga diterimakan bagi orang Katolik yang telah berusia....
A. diatas 40 tahun
B. diatas 50 tahun
C. diatas 60 tahun
D. diatas 70 tahun
E. diatas 80 tahun
9. Salah satu upaya memperjuangkan kekudusan yang
dilakukan secara pribadi adalah....
A. tirakat dan mati raga
B. berpuasa
C. membaca Kitab Suci
D. mengikuti doa kelompok
E. membaca buku rohani
10.Kekudusan yang ingin dicapai para biarawan dengan
meneriman sakramen Imamat. Para biarawan ini memiliki
tujuan....
A. hidup selibat
B. hidup dalam kemurnian
C. hidup dalam biara
D. hidup seperti Yesus sendiri
E. hidup kemiskinan

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 29
KEGIATAN BELAJAR 3
SIFAT GEREJA YANG KATOLIK

KOMPETENSI DASAR
Memahami makna Gereja yang bersifat Katolik
INDIKATOR
1. Menganalisis pengertian Katolik dan penggunaan predikat
Katolik dalam berbagai lembaga yang ada dalam Gereja
Katolik.
2. Menjelaskan arti dan makna Gereja yang bersifat Katolik bdk.
LG art. 13.
3. Menjelaskan panggilan Gereja yang berpihak pada yang
lemah dan tersingkir.
4. Menjelaskan tindakan-tindakan yang mencerminkan sifat
Gereja yang Katolik.

PENDALAMAN MATERI
Nama katolik yang dihubungkan dengan Gereja Kristus
telah dipakai sejak permulaan abad kedua oleh Santo Ignasius
dari Antiokia. “Katolik” adalah kata yang baru dan sebelum
tahun 380 tidak dipakai dalam syahadat. Hal ini dapat dilihat
dalam Syahadat Para Rasul, yang tidak memuat kata katolik dan
dipertegas dalamSyahadat Nicea (Syahadat Panjang) yang
mencantumkan kata katolik dan apostolik untuk mempertegas
sifat Gereja. Katolik berarti umum karena Gereja diperuntukkan
Modul.SifatGereja.XI.Gasal 30
bagi semua orang. Nama Roma Katolik dipakai karena Gereja
Roma adalah pusatnya dan oleh karena Uskup Roma, Paus,
adalah wakil Kristus yang memerintah seluruh Gereja. Sifat
Katolik tidak berarti mencakup semua orang di dunia ini. Sifat
Katolik harus diartikan bahwa ia dapat diketemukan di seluruh
dunia. Kita bangga karena sifat Katolik telah terpelihara selama
hampir 21 abad karena bimbingan Ilahi yang khusus. Kekuatan
manusiawi saja tidak mungkin mempertahankannya. Gereja
memiliki kebenaran ilahi dalam kekatolikannya.
Gereja Katholik adalah KATOLIK (Bahasa Yunani yaitu
umum ) dalam 3 hal. Umum menurut waktu, karena sejak
Kristus mengutus para rasulNya hingga saat ini, Gereja berdiri,
mengajar, serta berkarya, untuk membawa orang datang pada
Kristus. Umum menurut tempat, karena gereja tidak terikat
pada bangsa manapun. Gereja terbuka bagi semua orang ( Mat
28:19 ). Umum menurut ajarannya, karena gereja menawarkan
ajaran-ajaran dan sakramen-sakramen yang sama dimanapun,
dalam bahasa apapun, dan dalam segala tingkatan sosial.
Katolik berarti universal atau umum. Arti universal dapat
dilihat secara kuantitatif dan kualitatif.
 Gereja itu Katolik karena Gereja dapat hidup ditengah
segala bangsa dan oleh warganya dari semua bangsa.
Gereja sebagai Sakramen Roh Kudus mempunyai pengaruh
dan daya pengudus yang tidak terbatas pada anggota
Gereja saja, melainkan juga terarah kepada seluruh dunia.
Dengan demikian dimaksudkan agar Gereja mampu
berkiprah ke seluruh dunia.

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 31
 Gereja itu Katolik karena ajarannya dapat diwartakan
kepada segala bangsa dan terbuka terhadap segala
kemampuan, kekayaan dan adat istiadat yang luhur tanpa
kehilangan jati dirinya. Gereja bukan saja dapat menerima
dan merangkum segala sesuatu, tetapi Gereja dapat
menjiwai seluruh dunia dengan semangatnya.
 Gereja bersifat Katolik berarti terbuka bagi dunia, tidak
terbatas pada tempat tertentu, bangsa dan kebudayaan
tertentu, serta waktu atau golongan masyarakat tertentu.
Kekatolikan nampak pada:
a. Rahmat dan keselamatan yang diwartakannya.
b. Iman dan ajaran Gereja yang bersifat umum, dapat
diterima dan dihayati oleh siapapun.
Dalam Dokumen Gereja Lumen Gentium artikel 31 secara
nyata dijelaskan tugas dan tanggung jawabdan keikut sertaan
orang Katolik terhadap dunia. Berikut kutipannya:
Supaya setiap orang lebih saksama menunaikan tugas hati
nuraninya baik terhadap dirinya maupun terhadap pelbagai
kelompok yang diikutinya, ia harus dengan tekun menjalani
pembinaan menuju kebudayaan rohani yang lebih luas,
dengan memanfaatkan bantuan-bantuan besar, yang
sekarang ini tersedia bagi bangsa manusia. Terutama
pendidikan kaum muda dari lapisan sosial mana pun juga
hendaknya di selenggarakan sedemikian rupa, sehingga
bangkitlah kaum pria maupun wanita, yang bukan saja
berpendidikan tinggi, melainkan juga berjiwa besar, karena
memang mereka itulah yang sangat diperlukan untuk zaman

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 32
sekarang.
Akan tetapi praktis orang hanya mencapai kesadaran
bertanggung jawab itu, bila kondisi-kondisi hidup
memungkinkannya, untuk menyadari martabatnya, dan
untuk menanggapi panggilannya dengan membaktikan diri
kepada Allah dan sesama. Adapun kebebasan manusia
seringkali melemah, bila ia jatuh ke dalam kemelaratan yang
amat parah; begitu pula kebebasan itu merosot, bila orang
menuruti saja kemudahan-kemudahan hidup yang
berlebihan, dan mengurung diri bagaikan dalam menara
gading. Sebaliknya kebebasan itu diteguhkan, bila orang
menerima kebutuhan-kebutuhan hidup sosial yang tak
terelakkan, menyanggupi bermacam-macam tuntutan
solidaritas antar manusia, dan mengikat diri untuk mengabdi
masyarakat. Oleh karena itu semua orang perlu di dorong
kemauan untuk melibatkan diri dalam usaha-usaha bersama.
Memang layak dipujilah pola bertindak bangsa, bila sebanyak
mungkin warganya dalam kebebasan sejati melibatkan diri
dalam urusan-urusan kenegaraan umum. Tetapi perlu
diperhitungkan juga keadaan nyata setiap bangsa, begitu
pula perlunya pemerintahan yang cukup kuat. Adapun
supaya semua warganegara bergairah untuk melibatkan diri
dalam kehidupan pelbagai kelompok, yang seluruhnya
membentuk tubuh masyarakat, perlulah bahwa dalam
kelompok-kelompok itu mereka temukan nilai-nilai, yang
menarik bagi mereka, dan membangkitkan kesediaan
mereka untuk melayani sesama. Memang wajarlah
pandangan kita, bahwa nasib bangsa di kemudian hari

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 33
terletak di tangan mereka, yang mampu mewariskan kepada
generasi-generasi mendatang dasar-dasar untuk hidup dan
berharap.
Ketika seorang Katolik mencari dan menemukan makna
kekatolikannya maka ia akan menerima berbagai bangsa,
budaya dan adat istiadat dalam memperkaya kasanah
rohaninya tanpa mengganggu atau menghilangkan inti iman
Katoliknya. Perayaan-perayaan ibadat dan ekaristi lebih
menampakkan sifat katolik pada nuansa lagu-lagu dan corak
beberapa hiasan dalam perayaan namun liturgi tetap dalam
satu rumusan. Kita bisa menemukan lagu-lagu bernuansa flores,
Batak, Sunda dan Jawa pada beberapa ibadat dan ekaristi yang
diselenggarakan. Kekatolikan pada segi perlengkapan ibadat
yang disesuaikan dengan adat istiadat setempat memberikan
peluang bagi umat untuk terlibat dalam penyelenggaraan
ibadat, Gereja juga mampu menjadi pemersatu dari berbagai
golongan dalam masyarakat.
Sebagai bentuk toleransi kekatolikan Gereja Katolik juga
tercermin dengan kerjasama dengan beberapa pihak dan
agama lain dalam berdiskusi dan dialog karya. Kerja sama
tercermin dalam mengatasi beberapa masalah sosial atau
penanggulangan bencana, bersama kelompok dan umat
agama lain menjalin kerja sama. Gereja dalam hal ini ke-Pausan
Vatikan Roma memiliki peranan dalam khasanah dunia
terutama keterlibatannya dalam membangun perdamaian
dunia. Melalui tahta suci, Gereja memiliki peranan pada ... yang

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 34
mana tahta suci memiliki suara yang sama besar dengan
negara-negara lain dalam menentukan dan memberikan
suaranya bagi masalah-masalah pelik yang dihadapi dunia.
Kekatolikan juga nampak saat Gereja menerima umat dari
berbagai bangsa, nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan kehendak
baik dari berbagai bangsa yang menerima Yesus Kristus
sebagai pemberi keselamatan bagi dunia.
Secara nyata terlihat dalam usaha-usaha dalam mewujudkan
kekatolikan Gereja:
 Sikap terbuka dan menggormati kebudayaan, adat-istiadat,
bahkan agama bangsa manapun.
 Bekerja sama dengan pihak manapun yang berkehendak
baik untuk mewujudkan nilai-nilai yang luhur di dunia ini.
 Selalu berusaha untuk memprakarsai dan memperjuangkan
suatu dunia yang lebih baik untuk umat manusia.
 Untuk setiap orang kristiani diharapkan memiliki jiwa besar
dan keterlibatan penuh dalam kehidupan bermasyarakat
sehingga kita dapat memberi kesaksian bahwa “katolik”
artinya terbuka untuk apa saja yang baik dan siapa saja
yang berkehendak baik.
Tetapi kekatolikan tidak berarti bahwa Gereja meleburkan
diri ke dalam dunia. Dalam keterbukaan itu Gereja
mempertahankan identitas dirinya sendiri. Kekatolikan justru
terbukti dengan kenyataan bahwa identitas Gereja tidak
tergantung dari bentuk lahiriah tertentu, melainkan suatu
identitas yang dinamis, yang selalu dan dimana-mana dapat
mempertahankan diri, bagaimanapun juga bentuk
Modul.SifatGereja.XI.Gasal 35
pelaksanaannya. Kekatolikan dan kesatuan Gereja itu kait
mengait, kesatuan berbicara mengenai hubungan antara para
anggota dan antara jemaat-jemaat.
Bagaimana Gereja bergerak dan bekerja bagi orang yang kecil,
lemah, tersingkir dan tak berdaya? Bagaimana dengan kegiatan
-kegiatan berikut ini?

Rumah Sakit Katolik


Salah satu contoh nyata dari pelayanan kekatolikan di bidang
kesehatan adalah rumah sakit di kota Surabaya ini, marilah kita
pelajari bersama bagaimana awal mula pelayanan rumah sakit
Katolik bermula;
Keberadaan Rumah
Sakit Katolik Santo
Vincentius a Paulo di
Surabaya merupakan
salah satu bentuk
keterlibatan Gereja
Katolik dalam rangka
melaksanakan karya
keselamatan ALLAH
yang berbelas kasih kepada semua orang, khususnya yang
sakit dan miskin. Bermula pada “cita-cita dan kebutuhan”.
Demikianlah, cita-cita dan kebutuhan yang muncul di
tahun 1918 ini mengobarkan semangat dan tekad untuk

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 36
mengadakan sebuah Rumah Sakit Katolik di Surabaya.
Pada tanggal 01 Oktober 1919, sang penggerak yakni
Apostolic Perfek Surabaya, Mgr. Fleerackers SJ.,
menandatangani persetujuan jual beli 2 persil tanah di
daerah Reiniers Boulevard (sekarang dikenal dengan nama
jalan Diponegoro) oleh Roomsch Kerk en Armbestuur
(Badan Pengurus Gereja) Surabaya dan pemilik tanah R.P.
Van Alpen. Perjanjian jual beli ini memuat syarat penting
yang isinya :
1. Persil-persil tersebut hanya boleh digunakan untuk
pendirian Rumah sakit dan rumah untuk biarawati
2. Jika dalam waktu 3 bulan pembangunan tidak dimulai
dengan sungguh-sungguh, maka persil-persil tersebut
harus dikembalikan dan uangnya akan dikembalikan
pula tanpa bunga
Untuk mendukung proses realisasi itu, pada tanggal 9
September 1920 dibentuk suatu perkumpulan bernama
“Roomsch Katholiek Ziekenhuis te Surabaya Vereeneging
(RKZV).
Karena situasi politik, perkumpulan ini sulit untuk
mendukung pendirian Rumah Sakit Katolik tersebut, maka
pemilik tanah memberi kelonggaran dengan merevisi
perjanjian, yang memperlunak sanksi dalam perjanjian ini.
Tahun 1923, Romo-romo Jesuit (SJ) digantikan oleh Romo-
romo Lazaris (CM), maka kepanitiaan pembangunan
berpindah tangan kepada Rm De Bachere, CM.
Pada tahun 1924 pemerintah menutup semua klinik dokter

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 37
yang ada di Surabaya. Roomsch Katholiek Ziekenhuis te
Surabaya Vereeneging (RKZV) memanfaatkan situasi
dengan menyewa sebuah bangunan untuk mewujudkan
berdirinya suatu Rumah Sakit. Bangunan bekas klinik dr.
De Kock di Jalan Oendaan Koelon no.31 Surabaya tersebut
dijadikan rumah sakit dengan kapasitas 35 tempat tidur.
Pada tanggal 01
Januari 1925 perjanjian
sewa klinik
ditandatangani.
Berbagai macam cara
diupayakan untuk
mengundang para
biarawati yang
bersedia menangani tugas perawatan di Rumah Sakit,
namun sampai saat itu pun tidak berhasil. Akhirnya,
Pimpinan Gereja dengan perantaraan Mgr. Verstraelen,
SVD dari Flores yang kebetulan berada di Surabaya
menghubungi pimpinan para suster Misi Abdi Roh Kudus
(SSpS) di Steyl Belanda, guna meminta bantuan tenaga
suster biarawati untuk perawatan di Rumah Sakit.
Setelah menempuh perjalanan berbulan-bulan dengan
kapal laut dari Belanda ke Batavia, akhirnya pada tanggal
03 Mei 1925, enam orang biarawati Suster Misi Abdi Roh
Kudus (SSpS = Servarum Spiritus Sancti) dari Biara yang
Pusatnya di Steyl Belanda, tiba pertama kali di Surabaya

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 38
dengan kereta api ekspress di stasiun Gubeng Surabaya.
Tanpa memperlihatkan keletihan, hari itu juga para suster
sudah mulai bertugas, termasuk juga jaga malam, karena 2
(dua) pasien telah menanti. Enam Biarawati itu adalah :
1. Sr. Jezualda, S.Sp.S 4. Sr. Manetta, S.Sp.S
2. Sr. Sponsaria, S.Sp.S 5. Sr. Stephaniana, S.Sp.S
3. Sr. Aldegonda, S.Sp.S 6. Sr. Felicina, S.Sp.S.
Tanggal 3 Mei 1925
kemudian ditetapkan
sebagai berdirinya
Rumah Sakit Katolik St.
Vincentius a Paulo
Surabaya.
Dengan makin
meningkatnya kebutuhan pelayanan kesehatan, rumah
sakit kecil itu makin kurang memadai. Pembangunan
rumah sakit baru makin dirasa mendesak, tetapi di lain
pihak RKZV selaku penanggungjawabnya mengalami
kesulitan terutama berkaitan dengan dana. Tak ada jalan
lain yang lebih baik kecuali menawarkan kepada para
suster SSPS untuk meneruskan misi pendirian rumah sakit
itu.
Pada tanggal 18 Juli 1933, berdirilah Yayasan Arnoldus
dengan Sr. Jezualda SSpS sebagai Ketua, Sr. Nivita Linzt
SSpS sebagai Sekretaris, dan Sr. Aldegonda SSpS
sebagai Bendahara.

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 39
Dan tanggal 20 November 1933 Pkl. 16:00 di atas tanah
Reiniers Boulevard 136 (sekarang Jl. Diponegoro 51)
dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan
sebuah Rumah Sakit Katolik oleh Pastor Van Hall.
Pada tanggal 28 Oktober 1934 pembangunan tahap
pertama Rumah Sakit dengan kapasitas 50 tempat tidur
telah selesai. Rumah Sakit Katolik diberkati dan diresmikan
pembukaannya oleh Mgr. Th. De Bachere CM dan diberi
nama : St. Vincentius a Paulo Roomsch Katholiek
Ziekenhuis (RKZ). St. Vincentius a Paulo adalah pelindung
karya perawatan orang sakit dan miskin. Ia mengimani
bahwa “… dengan meringankan penderitaan tubuh
manusia, maka jiwa (manusia) akan didekatkan pada
Allah”. Pesta St. Vincentius a Paulo sebagai pelindung
Rumah Sakit Katolik di peringati setiap tanggal 27
September. Pembangunan tidak terhenti meskipun untuk
pendanaannya diperlukan perjuangan keras, diantaranya
melalui penjualan obligasi. Tahun 1942, ketika kapasitas
sudah mencapai 96 tempat tidur, terjadilah musibah.
Tentara Jepang mengambil alih Rumah Sakit Katolik dan
para Suster ditawan. Setelah Jepang menyerah kalah
Rumah Sakit Katolik dijadikan Rumah Sakit Umum.
Syukurlah pada akhirnya di tahun 1948 Rumah Sakit
dikembalikan kepada para Suster SSPS dan kemudian
mulai menata serta memperbaiki kembali Rumah Sakit.
Berjalan bersama bergulirnya waktu, senantiasa
diupayakan pembangunan fasilitas serta peningkatan dan

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 40
pengembangan sumber daya manusia sebagai komitmen
untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan
profesional, seiring perkembangan dan kemajuan
pelayanan kesehatan.
Demikianlah, terus menerus, Rumah Sakit Katolik St.
Vincentius a Paulo makin mempercantik diri untuk semakin
pantas menjadi Rumah Sakit Pilihan, bagi mereka yang
mendambakan kesehatan jiwa raga lewat sentuhan kasih
yang memberi hidup.
Sekolah Katolik

Di antara karya kerasulan Gereja, pendidikan dinilai


sebagai karya yang sangat efektif. Pastor Franciscus van
Lith SJ memulai karya misinya dengan mendirikan
sekolah di Muntilan. Dari situ lahirlah tokoh-tokoh

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 41
nasional yang diakui kekuatan wibawanya bagi bangsa
Indonesia. Mereka antara lain Mgr Albertus
Soegijapranata SJ dan IJ Kasimo. Sekolah Katolik tak
hanya didirikan di kota-kota tetapi juga di pedesaan.
Bahkan di pedalaman yang belum tersentuh perhatian
pemerintah, sekolah Katolik selalu menjadi pionir.
Sekolah-sekolah itu sangat dipercaya karena kedisiplinan
dan mutunya. Murid-muridnya tak hanya mereka yang
beragama Katolik, tetapi juga dari semua lapisan
masyarakat dan aneka agama. Banyak anak Muslim yang
bersekolah di sekolah Katolik. Setelah lulus mereka
menjadi pengusaha, pejabat, politisi, negarawan, dan lain
-lain. Mereka berjuang demi kesejahteraan bangsa
Indonesia. Karena sekolah Katolik termasuk pendidikan
berciri khusus, semua anak hanya mendapatkan
pelajaran agama Katolik. Agar tidak menjadi masalah,
maka saat murid non-Katolik masuk ke sekolah itu,
mereka dan orangtuanya dengan suka rela
menandatangani surat pernyataan bahwa mereka akan
taat pada peraturan di sekolah itu. Termasuk mengikuti
pelajaran agama Katolik.
Hingga saat ini semua siswa non-Katolik dan
orangtuanya tidak mempermasalahkan hal tersebut
karena yakin, anaknya akan mendapat pendidikan yang
bermutu dan tak akan ditarik (baca: dipaksa) masuk
Katolik. Belum pernah terjadi murid dan orangtua non-
Katolik protes tentang pelajaran agama Katolik di sekolah

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 42
Katolik. Justru yang protes dan mempermasalahkan
adalah pihak luar dengan segala macam alasan.

Pendampingan Daerah tertinggal


Karya Romo Mangunwijaya dan Kali Code Yogyakarta

Perumahan warga bantaran Sungai Code terlihat dari


jembatan Gondolayu Yogyakarta
Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, Pr. (lahir di Ambarawa,
Kabupaten Semarang, 6 Mei 1929 – meninggal di Jakarta,
10 Februari 1999 pada umur 69 tahun), dikenal sebagai
Modul.SifatGereja.XI.Gasal 43
rohaniwan, budayawan, arsitek, penulis, aktivis dan
pembela wong cilik (bahasa Jawa untuk "rakyat kecil"). Ia
juga dikenal dengan panggilan populernya, Rama Mangun
(atau dibaca "Romo Mangun" dalam bahasa Jawa). Romo
Mangun adalah anak sulung dari 12 bersaudara pasangan
suami istri Yulianus Sumadi dan Serafin Kamdaniyah.
Romo Mangun dikenal melalui novelnya yang berjudul
Burung-Burung Manyar. Mendapatkan penghargaan
sastra se-Asia Tenggara Ramon Magsaysay pada tahun
1996. Ia banyak melahirkan kumpulan novel seperti di
antaranya: Ikan-Ikan Hiu, Ido, Homa, Roro Mendut,
Durga/Umayi, Burung-Burung Manyar dan esai-esainya
tersebar di berbagai surat kabar di Indonesia. Buku Sastra
dan Religiositas yang ditulisnya mendapat penghargaan
buku non-fiksi terbaik tahun 1982.
Dalam bidang arsitektur, beliau juga kerap dijuluki sebagai
bapak arsitektur modern Indonesia. Salah satu
penghargaan yang pernah diterimanya adalah
Penghargaan Aga Khan untuk Arsitektur, yang merupakan
penghargaan tertinggi karya arsitektural di dunia
berkembang, untuk rancangan pemukiman di tepi Kali
Code, Yogyakarta. Ia juga menerima The Ruth and Ralph
Erskine Fellowship pada tahun 1995, sebagai bukti dari
dedikasinya terhadap wong cilik. Hasil jerih payahnya
untuk mengubah perumahan miskin di sepanjang tepi Kali
Code mengangkatnya sebagai salah satu arsitek terbaik di
Indonesia. Menurut Erwinthon P. Napitupulu, penulis buku

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 44
tentang Romo Mangun yang akan diluncurkan pada akhir
tahun 2011, Romo Mangun termasuk dalam daftar 10
arsitek Indonesia terbaik.
Kekecewaan Romo terhadap sistem pendidikan di
Indonesia menimbulkan gagasan-gagasan di benaknya.
Dia lalu membangun Yayasan Dinamika Edukasi Dasar.
Sebelumnya, Romo membangun gagasan SD yang
eksploratif pada penduduk korban proyek pembangunan
waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah, serta penduduk
miskin di pinggiran Kali Code, Yogyakarta.
Perjuangannya dalam membela kaum miskin, tertindas
dan terpinggirkan oleh politik dan kepentingan para
pejabat dengan "jeritan suara hati nurani" menjadikan
dirinya beroposisi selama masa pemerintahan Presiden
Soeharto. Rama Mangun meninggal pada hari Rabu, 10
Februari 1999 pukul 14:10 WIB di Rumah Sakit St. Carolus,
Jakarta, setelah terkena serangan jantung saat berbicara
di Hotel Le Meridien, Jakarta. Beliau dimakamkan di
makam biara komunitasnya di Kentungan, Yogyakarta.
Keseharian Romo Mangun dalam kehidupan
bermasyarakat, berpolitik, dan keberpihakan kepada
masyarakat miskin, tersingkir dan papa.
Menurut Romo Yatno, Romo Mangun memiliki pemikiran
yang melampaui zaman. Beberapa pemikiran besar yang
diulas adalah bagaimana belajar menjadi manusia
seutuhnya. Romo Mangun mendidik dengan sikap

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 45
kepedulian, memberi contoh langsung.
Dalam persinggungannya dengan Romo Mangun, Romo
Yatno banyak mendapat nasihat agar belajar terlebih
dahulu menjadi manusia, bukan mencari surga. “Romo
Mangun punya pemikiran yang tegas tentang kehidupan
orang kecil. Ia berusaha melebur bersama masyarakat
dengan cara menghilangkan sekat-sekat perbedaan,
termasuk agama,” katanya. Kesaksian romo Yatno,
mengatakan romo Mangun melakukan gerakan-gerakan
sosial memprotes proyek waduk Kedung Ombo dan
kegiatan kemanusiaan lainnya dan itu dilakukan semata
demi menampakkan Gereja di tengah masyakatan/ dunia.
Romo Mangun memiliki sumbangan yang besar terhadap
masyarakat yang tinggal di Kali Code. Romo Mangun
tinggal di Code dan membangun kesadaran masyarakat
untuk hidup bersih dan keluar dari kebodohan dengan
membangun perpustakaan. “Romo Mangun pernah bilang
lebih baik mengubah sampah menjadi perunggu
ketimbang mengubah tambang emas menjadi cincin,”
katanya. Karya romo Mangun juga menyangkut toleransi
antar-umat beragama, juga kondisi sosial masyarakat.

Dari 3 contoh karya nyata diatas, anda dapat mencari makna


dari karya pastoral yang dilakukan Gereja di sekolah, rumah
Modul.SifatGereja.XI.Gasal 46
sakit dan karya tokoh Gereja yang menunjukkan kekatolikan
Gereja di dunia. Contoh lainn, dimana gereja mewujudkan
diriNya dalam kehidupan dunia bersama umat lainnya dapat
anda temukan di sekitar anda.

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 47
TES FORMATIF
1. Istilah “Katolik” mulai dipakai Gereja pada abad ke dua
oleh....
A. Santo Petrus
B. Santo Paulus
C. Santo Ignatius Antiokia
D. Santo Lukas
E. Santo Yohanes
2. Kata Katolik untuk mempertegas sifat Gereja termuat
dalam....
A. Syahadat pendek/ Para Rasul
B. Syahadat panjang/ Nicea
C. 1o Perintah Allah
D. Dokumen KV II
E. Perintah Gereja
3. Katolik mengandung arti....
A. rohani
B. gerejawi
C. umum
D. solidaritas
E. karitas
4. Gereja menawarkan ajaran-ajaran dan sakramen-sakramen
yang sama dimanapun, dalam bahasa apapun, dan dalam
segala tingkatan sosial. Hal ini merupakan arti umum

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 48
menurut...
A. waktu
B. tempat
C. ajaran
D. tujuan
E. pelayanan
5. Makna kekatolikan Gereja dari segi waktu adalah....
A. dimulai dari Yesus sampai para muridNya
B. berawal dari Yesus mengutus muridNya sampai sekarang
C. diawali dengan peristiwa Pentakosta
D. sepanjang masa
E. tak akan berhenti oleh godaan apapun
6. Makna kekatolikan Gereja dari segi tempat adalah....
A. sekitar Gereja Katolik
B. seluruh dunia tidak terbatas satu negara
C. sepanjang masa
D. pada lingkaran tahun Liturgi
E. dari sebaga bangsa, oleh segala bangsa dan untuk segala
bangsa
7. Dalam Dokumen Gereja Lumen Gentium artikel 31 secara
nyata dijelaskan tugas dan tanggung jawab dan
keikutsertaan orang Katolik terhadap dunia. Sasarannya
kepada kelompok....
A. kaum marginal
B. KLMTD
C. minoritas
D. gerejawi

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 49
E. parokial
8. Gereja harus menjadi terang dan garam dunia. Hal ini
memiliki makna....
A. sesuai dengan ajaran katolik
B. menjadi teladan
C. meskipun jumlahnya kecil harus memiliki arti bagi dunia
D. menjadi penerang yang tak mampu
E. menjadi pelopor bagi lingkungannya
9. Kekatolikan Gereja harus juga bersifat membebaskan, yang
ditunjukkan dengan kegiatan....
A. bakti sosial
B. pemberian kredit union
C. sembako triwulan
D. jamkesnas
E. sembako murah
10. Salah satu bentuk kepedulian Gereja bagi para penghuni
kali Code Yogyakarta adalah kegiatan sosial yang
diprakarsai oleh....
A. Mgr. Sugijopranoto
B. Sr. Matilda Spss
C. Romo Mangun Wijaya, PR
D. Romo Sanjaya
E. Ibu Teresa

AKTIVITAS
Buatlah kegiatan nyata di lingkungan anda baik secara pribadi
Modul.SifatGereja.XI.Gasal 50
maupun kelompok, yang mampu menunjukkan sifat kekatolikan
Gereja.

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 51
KEGIATAN BELAJAR 4
SIFAT APOSTOLIK PADA GEREJA KATOLIK
KOMPETENSI DASAR
Memahami makna Gereja yang bersifat Apostolik
INDIKATOR
1. Menjelaskan arti dan makna Gereja Katolik yang bersifat
Apostolik.
2. Menunjukkan ke-Apostolikan Gereja dalm hidup beriman
3. Menjelaskan tindakan-tindakan yang mencerminkan sifat
Gereja yang Apostolik.
4. Memberikan contoh tindakan nyata yang mencerminkan ke
-Apostolikan gereja Katolik

Gereka Katholik adalah APOSTOLIK karena didirikan oleh


Modul.SifatGereja.XI.Gasal 52
Kristus atas para Apostolos ( Bahasa Latin : ”Rasul” ) yang tetap
berpegang teguh padaNya dan senantiasa dipimpin oleh para
penerus mereka. Keapostolikkan berarti bahwa dalam
perkembangan hidup, tergerak oleh Roh Kudus, gereja
senantiasa berpegang pada gereja para rasul sebagai norma
imannya. Keapostolikkan berarti juga bahwa seluruh gereja dan
setiap anggotanya tidak hanya bertanggung jawab atas ajaran
gereja, tetapi juga atas pelayanannya. Setelah Kristus
menetapkan ke-12 rasulNya sebagai para imam dan para uskup
pertama, selanjutnya mereka menetapkan para rasul lain ( Kis
1:23 ), para diakon ( Kis 6:5 ), para imam ( 1Tim 4:14 ), para uskup
( Flp 1:1 ), dan para murid guna melestarikan ajaran-ajaran
Kristus.
Apostolik berarti Gereja yang sekarang ini dengan ajaran-Nya,
susunan hirarki dan pelayanannya identik dengan apa yang
diajarkan oleh para rasul. Gereja Katolik secara fundamental
benar-benar identik dengan Gereja Para Rasul. Gereja bersatu
dengan Kristus melalui para rasul. Takhta Santo Petrus di Roma
merupakan pusat Gereja Katolik. Di sana para Paus saling
berganti sejak Santo Petrus. Gereja Katolik ada dalam
persatuan yang utuh dengan pengganti Santo Petrus. Gereja
Kristus yang benar didirikan Yesus di atas para rasul, di mana
terdapat pengganti yang sah. Gereja Katolik identik dengan apa
yang telah didirikan Yesus adalah suatu bukti yang tidak perlu
diragukan lagi.

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 53
Kesadaran bahwa Gereja berasal dari zaman para rasul dan
tetap mau berpegang teguh pada iman apostolik, sudah
diungkapkan sejak abad ke-2. Pewartaan Gereja dilihat sebagai
penerusan sabda Yesus, melalui para rasul, dan sering
ditonjolkan hubungan turun-temurun antara para rasul dan
Gereja selanjutnya. Gereja mulai dengan para rasul dan tetap
mempunyai iman yang sama. Maka “apostolik” atau rasuli, tidak
hanya berarti dari (zaman) para rasul, tetapi juga sesuai dengan
pewartaan dan ajaran para rasul. Sudah sejak zaman Ignatius
dari Antiokhia sifat ini dilihat sebagai tanda Gereja yang benar,
inilah artinya dalam syahadat panjang.
Secara singkat sifat Apostolik Gereja Katolik Gereja bersifat
Apostolik berarti Gereja yang berasal dari para rasul yang
diutus oleh Kristus, dan berpegang teguh pada kesaksian iman
mereka. Hubungan itu tampak dalam:
Gereja yang apostolic berarti Gereja yang berasal dari para
rasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman
mereka. Gereja berhubungan dengan para rasul yang diutus
oleh Kristus. Hubungan itu tampak dalam:
Modul.SifatGereja.XI.Gasal 54
a. Legitimasi fungsi dan kuasa dari para rasul, artinya
fungsi dan kuasa hierarki diwariskan dari para rasul.
b. Ajaran Gereja diturunkan dan berasal dari kesaksian
para rasul.
c. Ibadat dan struktur Gereja pada dasarnya berasal dari
para rasul
Gereja bersifat Apostolik berarti Gereja sekarang mengaku
diri sama dengan Gereja Perdana.
Beberapa contoh kegiatan hidup menggereja yang
diteladankan Yesus dan para rasul sebagai berikut:
 Ekaristis Suci berawal dari peristiwa perjamuan makan
Yesus bersama murid-muridNya dan Ia memecah-
mecahkan roti..
 Hiererki Gereja Katolik diawali dengan Yesus
memanggil dan mengutus muridNya
 Pendalam Kitab Suci di lingkungan mengikuti teladan
Yesus mengutus muridNya untuk mewartakan
Kerajaan Allah
Mewujudkan keapostolikan Gereja.
Keapostolikan Gereja akan tampak terutama dalam
kesetiaannya pada injil. Kesatuan dengan Gereja Purba adalah
kesatuan hidup, yang pusatnya adalah Kitab Suci dan tradisi
Gereja. Gereja senantiasa menafsirkan dan mengevaluasi
situasi konkret berpangkal pada sikap iman Gereja para rasul.
Usaha-usaha untuk keapostolikan Gereja adalah:
Modul.SifatGereja.XI.Gasal 55
a. Setia dan mempelajari Injil, sebab Injil merupakan Iman
Gereja.
Kegiatan bersama mempelajari dan mendalami Injil terlihat
pada kegiatan yang dgerakkan paroki dan dilaksanakan
juga di lingkungan-lingkungan. BKSN, Bulan Kitab Suci
Nasional menjadi keseriusan Gereja dalam kesetiaannya
pada pengajaran Injil. Secara mandiri umat Katolik setia
dengan bacaan harian yang dilaksanakan di rumah maupun
di lingkungan.
b. Menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret kita dengan
iman Gereja para rasul.
Melalui pendalaman iman dan kegiatan rohani dari
lingkungan, wilayah sampai ke paroki.
c. Setia dan loyal kepada hierarki sebagai pengganti para rasul.
Keberadaan romo paroki sebagai hierarki terendah memiliki
konsekuensi bahwa umat harus mengikuti segala kebijakan
romo paroki beserta dewan paroki yang telah di canangkan
bersama umat paroki

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 56
TES FORMATIF

1. Gereka Katholik adalah APOSTOLIK karena didirikan oleh


Kristus atas para Apostolos Para Apostolos yang dimaksud
adalah....
A. Para murid-muridNya
B. Para Rasul yang melaksanakan ajaranNya
C. Kesaksian para rasul
D. Jawaban atas iman rasuli
E. Tergerak oleh Roh Kudus
2. Keapostolikkan berarti bahwa dalam perkembangan hidup,
tergerak oleh Roh Kudus, gereja senantiasa berpegang
pada gereja para rasul sebagai norma imannya. Wujud
nyata dari pernyataan diatas adalah....
A. Bahwa hidup Gereja harus setia kepada Injil dan tradisi
B. Menjalankan kegiatan Gereja dengan tekun
C. Mewartakan Injil sebagai tugas
D. Hidup seturut kehendak Allah
E. Melaksanakan sakramen Gereja
3. Wujud nyata dari pemilihan pimpinan para rasul oleh Yesus
sendiri, maka Gereja menentukan....
A. Tahun liturgi
B. Masa Natal
C. Hierarki
D. Biarawan-biarawati

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 57
E. surat Gembala
4. Tugas perutusan mewartakan Kerajaan Allah bagi seluruh
umat Katolik merupakan perwujudan tradisi Gereja....
A. Pembaptisan
B. Krisma
C. Yesus memanggil dan mengutus muridNya
D. Gereja melantik Dewan Paroki
E. Misa perutusan
5. Merupakan tradisi Gereja Katolik yang sampai saat ini
dilaksanakan sehubungan dengan pemilihan Paus baru
yaitu....
A. Konsili Gereja
B. Sinode
C. Retret
D. Konklaf
E. Sidang raya
6. Kuasa mengajar oleh Gereja terutama dalam
menterjemahkan Injil disebut...
A. Magister
B. Magisterium
C. Magistra
D. Ministri
E. Misteri
7. Umat lingkungan dapat mewujudkan tugas Apostolik
mendalami sabda Allah dan mempelajari Injil. Bulan Kitab
Suci Nasional jatuh pada bulan....
A. Juli

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 58
B. Agustus
C. September
D. Oktober
E. Desember
8. Lahirnya Gereja Katolik diawali oleh Gereja perdana/ gereja
para rasul yaitu setelah peristiwa....
A. Kematian Yesus
B. Kebangkitan Yesus
C. Pentakosta
D. Kenaikkan Yesus ke surga
E. Hari Natal
9. Yesus mengadakan perjamuan makan dan memecah-
mecahkan roti bagi para muridNya. Teladan ini kita imani
sampai saat ini dengan mengadakan....
A. Baptisan
B. Ziarah
C. Retret
D. Ekaristi
E. Rekoleksi
10.Setia kepada hierarki dapat kita tunjukkan dengan....
A. mendengarkan kotbah romo
B. taat pada kegiatan dewan paroki
C. ikut serta dalam kepengurusan lingkungan/ wilayah
D. mengikuti Ekaristi siapapun romo yang memimpin
E. pengakuan dosa

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 59
KUNCI JAWABAN
TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 1
1. C 6. B
2. A 7. E
3. A 8. A
4. C 9. A
5. B 10. D
TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 2
1. A 6. B
2. B 7. A
3. B 8. C
4. A 9. C
5. C 10. D
TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 3
1. C 6. B
2. B 7. B
3. C 8. C
4. C 9. B
5. B 10. C
TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 4
1. B 6. B
2. A 7. C
3. C 8. C
4. B 9. D
5. D 10. D

Modul.SifatGereja.XI.Gasal 60

Anda mungkin juga menyukai