Anda di halaman 1dari 6

Rangkuman Materi 1-2 Pendidikan Agama

Agama Katolik dan Budi


Pekerti untuk SMA Kelas XI

BAB I : ARTI DAN MAKNA GEREJA

A. GEREJA SEBAGAI UMAT ALLAH


Ciri Gereja sebagai umat Allah nampak dari panggilan dan inisiatif Allah,
 persekutuan, hubungan mesra antara manusia dengan Allah, karya keselamatan dan
 peziarahannya.
 peziarahannya. Gereja Umat Allah berkembang
berkembang dan semakin
semakin meluas karena
 pemberitaan
 pemberitaan Injil oleh para Murid dan orang-orang yang mau mengimani,
mengimani, yang
mendapat pengalaman paskah, percaya dan bertobat dan terus dijiwai dan dibimbing
oleh Roh Kudus.
Dasar yang sebaiknya terus dikembangkan dalam pandangan Gereja sebagai
Umat Allah adalah bahwa hidup menjemaat pada dasarnya merupakan hakikat
Gereja itu sendiri. Sebab hakikat Gereja adalah persaudaraan, cinta kasih seperti
yang dicerminkan oleh hidup jemaat perdana.
Konsekuensi yang harus dikembangkan dalam pandangan Gereja sebagai
Umat Allah adalah bahwa dalam hidup menjemaat ada banyak kharisma dan
rupa-rupa karunia yang dapat dilihat, diterima dan digunakan untuk kepentingan
seluruh anggota Gereja. Maka dalam hidup menjemaat, semua orang mempunyai
martabat dan tanggungjawab yang sama dan secara aktif terlibat sesuai dengan
fungsinya masing-masing.
masing-masing.
B. GEREJA SEBAGAI PERSEKUTUAN YANG TERBUKA
Gereja sebagai persekutuan yang terbuka artinya semua warga gereja diajak
menyadari pentingnya keterbukaan. Bukan hanya keterbukaan dengan sesama dalam
iman dan keyakinan melainkan keterbukaan bagi agama lain. Artinya, kita membuka
 berbagai kemungkinan kerjasama yang baik dengan semua pihak. Kita perlu
melakukan dialog unuk saling mengenal dan memperkaya.
Kaum hierarki dan biarawan-biarawati memiliki martabat yang sama dengan
kaum awam yaitu sebagai Umat Allah dengan fungsi atau peranan yang berbeda.
Dengan kata lain yang membedakan hierarki dan awam adalah fungsinya, dan bukan
hakikatnya.
Gereja sebagai persekutuan yang terbuka harus selalu siap untuk berdialog
dengan agama dan budaya manapun. Gereja perlu membangun kerjasama yang lebih
intensif dengan siapa saja yang berkehendak baik.
Bentuk kegiatan yang menjadi contoh dan tanda bahwa Gereja adalah
 persekutuan yang terbuka:
a. Gereja terbuka terhadap masalah-masalah kemiskinan, inkulturasi dan dialog
antar agama.
 b. Lahirnya semboyan pelayanan Gereja kepada kaum miskin: “preferential option
 for the poor”
c. Kegiatan APP (Aksi Puasa Pembangunan) yang merupakan wujud gereja untuk
memberi perhatian kepada orang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel.
d. Di sekolah, kita mempunyai tradisi mengumpulkan dana “Lima Roti dua Ikan”
yang merupakan wujud keterlibatan kita membantu sesama kita yang miskin.
Juga uang sosial yang kita kumpulkan setiap bulan digunakan untuk membantu
teman kita yang sakit, berduka atau karyawan sekolah yang membutuhkan
 bantuan.

EVALUASI

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan uraian yang jelas dan benar!


1. Sebutkan ciri-ciri Gereja sebagai Umat Allah
2. Apa yang memungkinkan Gereja sebagai umat Allah dapat berkembang sehingga
mencapai situasi seperti sekarang ini?
3. Apakah dasar yang sebaiknya terus dikembangkan dalam pandangan Gereja sebagai
Umat Allah?
4. Jelaskan konsekuensi yang harus dikembangkan dalam pandangan Gereja sebagai Umat
Allah!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Gereja sebagai persekutuan yang terbuka!
6. Jelaskan posisi kaum Hierarki dan biarawan-biarawati dalam pengertian Gereja sebagai
 persekutuan yang terbuka!
7. Sebut dan jelaskan tuntutan yang senantiasa harus dipenuhi Gereja sebagai persekutuan
yang terbuka!
8. Sebutkan berbagai bentuk kegiatan yang menjadi contoh dan tanda bahwa Gereja adalah
 persekutuan yang terbuka!
BAB II : SIFAT-SIFAT GEREJA

Ada empat sifat Gereja yaitu: SATU, KUDUS, KATOLIK dan APOSTOLIK 

A. GEREJA YANG SATU


Gereja itu satu karena sumber dan teladannya adalah Allah yang Esa. Yesus
Kristus sebagai pendiri dan Kepala Gereja menetapkan kesatuan semua umat manusia
dalam satu tubuh. Sebagai jiwa Gereja, Roh Kudus mempersatukan semua umat beriman
dalam kesatuan dengan Kristus. Gereja adalah satu, karena bersatu dalam I man,
 pembaptisan, perayaan ekari sti, dan pemimpin di seluruh dunia. K esatuan ini harus
dibina, dijaga, dipelihara dalam semangat saling mengampuni dan menghormati .
Kesatuan ini bukan keseragaman yang dipaksaan. Kesatuan ini tetap mengindahkan
kebebasan wajar gereja-gereja Kristen yang lain. Oleh karena itu ciri Gereja yang satu
menuntut suatu communion (persekutuan) dengan gereja Katolik Roma dan tidak
terpisah daripadanya.
 Makna kesatuan Gereja nampak dalam kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya
 bersama membangun kesadaran seluruh umat bahwa mereka satu dalam iman kepada
Kristus. Contoh misalnya kegiatan WYD (World Youth Day) yang diselenggarakan pada
tgl.23-28 Juli 2013 di Brazil. Kaum muda dari berbagai Negara berkumpul menjadi satu.
Mereka datang dengan berbagai latar belakang budaya, bahasa yang berbeda, tetapi
 bersatu dalam iman yang sama.
Santo Paulus mengibaratkan umat Allah sebagai satu kesatuan seperti tubuh
manusia. Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus menegaskan “Karena sama
seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun
 banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus” (1 Korintus 12: 12)

B. GEREJA YANG KUDUS


Gereja itu kudus, karena Kristus telah mencurahkan Roh Kudus-Nya untuk terus
menerus menguduskan Gereja. Di dalam gereja, manusia menemukan sarana
keselamatan. Kekudusan merupakan panggilan setiap anggotanya dan merupakan tujuan
dari semua kegiatannya.
Gereja Katolik meyakini diri kudus bukan karena tiap anggotanya sudah
kudustetapi lebih-lebih karena dipanggil kepada kekudusan oleh Tuhan, “H endaklah
kamu sempurna sebagaimana Bapamu di sur ga sempurna adanya.” (Mat 5:48) . Perlu
diperhatikan juga bahwa kategori kudus yang dimaksud terutama bukan dalam arti moral
tetapi teologi, bukan soal baik atau buruknya tingkah laku manusia melainkan
hubungannya dengan Allah. Ini tidak berarti hidup yang sesuai dengan kaidah moral
tidak penting. Namun kedekatan dengan yang Ilahi itu lebih penting, sebagaimana
dinyatakan, “kamu telah memperoleh urapan dari Yang Kudus, (1Yoh 2:20) yakni dari
Roh Allah sendiri. (bdk. Kis 10:38) Diharapkan dari diri seorang yang telah terpanggil
kepada kekudusan seperti itu juga menanggapinya dalam kehidupan sehari-hari yang
sesuai dengan kaidah-kaidah moral.
Secara obyektif sifat “kudus” berarti bahwa dalam Gereja adalah sarana
keselamatan dan rahmat Tuhan di dunia serta merupakan tanda rahmat yang kudus, yang
akan menang secara definitif pada akhir jaman. Secara subyektif sifat “kudus” berarti
 bahwa Gereja tak akan kehabisan tanda dan orang kudus, jadi menyangkut kekudusan
subyeknya.
Usaha yang dapat diperjuangkan menyangkut kekudusan anggota-anggota
gereja:
1. Saling memberi kesaksi an untuk hidup sebagai putra putri Allah:
- Dengan perbuatan yang kongkret : bela rasa, mengabarkan kabar gembira
(tentang )
- Menjaga kekudussan gereja dengan menjaga kekudusan dalam diri (hati
nurani).dan dapat menjadi contoh teladan yang baik bagi orang-orang
disekitar kita.
 2. Memperkenalkan H idup H eroic (bersifat pahlawan) untuk mencapai
kekudusan:
- Memberikan jasa tanpa pamrih
- Membantu sesama manusia tanpa membeda-bedakan.

 3. Merenungkan dan mendalami K itab Suci, khususnya ajaran dan hidup Yesus
 yang merupakan pedoman dan arah hidup kita:
- Rajin berdoa dan Rajin Ke gereja.
- Merefleksikan pengalaman diri sendiri
- Membaca Kitab Suci

C. GEREJA YANG KATOLIK 


Gereja itu Katolik, dari bhsa Latin: catholicus yang artinya universal, karena Kristus
hadir di dalamnya.
Ciri ini juga sering berlaku untuk Gereja Angklikan dan Ortodoks. Ciri Katolik  ini
mengandung arti Gereja yang utuh, lengkap, tidak hanya setengah atau sebagian dalam
mengetrapkan sistem yang berlaku dalam Gereja. Bersifat universal artinya Gereja
Katolik itu mencakup semua orang yang telah dibaptis secara Katolik di seluruh dunia
dimana setiap orang menerima pengajaran iman dan moral serta berbagai tata liturgi
yang sama di manpun berada. Kata universal juga sering dipakai untuk menegaskan
tidak adanya sekte-sekte dalam Gereja Katolik. Konstitusi Lumen Gentium Konsili
Vatikan ke II menegaskan arti keKatolikan itu : “Satu umat Allah itu hidup di tengah
segala bangsa di dunia, karena memperoleh warganya dari segala bangsa. Gereja
nemajukan dan menampung segala kemampuan, kekayaan dan adat istiadat
 bangsa-bangsa sejauh itu baik. Gereja yang Katolik secara tepat guna dan tiada hentinya
 berusaha merangkum seganap umat manusia beserta segala harta kekayaannya di bawah
Kristus Kepala, dalam kesatuan Roh- Nya”.
Bagaimana mewujudkan kekatolikan Gereja?  Gereja bersifat katolik dalam arti
universal dan umum serta bersifat terbuka. Oleh sebab itu perlu diusahakan: sikap
terbuka dan menghormati kebudayaan, adat-istiadat, bahkan agama bangsa manapun.
Selalu bekerjasama dengan pihak manapun yang berkehendak baik untuk mewujudkan
nilai-nilai luhur di dunia ini.

D. GEREJA YANG APOSTOLIK 


"Apostolik"   atau rasuli berarti bahwa Gereja berasal dari para
rasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman mereka itu.
Kesadaran bahwa Gereja "dibangun atas dasar para rasul dan pra nabi,
dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru", sudah ada sejak zaman
Gereja perdana sendiri (bdk Ef 2:20, Bdk Why 21:14), tetapi sebagai sifat
khusus keapostolikan baru disebut akhir abad ke-4. Sifat apostolik berarti
bahwa Gereja sekarang mengaku diri sama dengan gereja Perdana,
yakni Gereja para rasul. dimana hubungan historis ini bukan sekedar
sebagai pergantian orang, melainkan sebagai kelangsungan iman dan
pengakuan.
Dengan ciri ini mau ditegaskan bahwa Gereja Katolik
mementingkan hubungan historis, turun temurun, antara para rasul dan
pengganti mereka, yaitu para uskup. Dengan demikian juga menjadi jelas
mengapa Gereja Katolik tidak hanya mendasarkan diri dalam hal
ajaran-ajaran dan eksistensinya pada Kitabsuci melainkan juga kepada
Tradisi Suci dan Magisterium Gereja sepanjang masa.
Yang disebut Tradisi S uci   adalah pengajaran yang bersumber
pada ajaran lisan sejak zaman Yesus dan para Rasul. Antara keduanya,
Tradisi Suci dan Kitab Suci, tidak ada perbedaannya bahkan saling
melengkapi karena berasal dari sumber yang sama. Ini juga sesuai
dengan yang tertulis pada Injil Yohanes, “Masih banyak hal -hal lain lagi
yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan
satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab
yang harus ditulis itu” (Yoh 21:25). Sedangkan  Mag is terium
Gereja artinya adalah wewenang yang dimiliki sebagai warisan oleh
Gereja untuk mengajar dan menafsirkan Kitabsuci.

EVALUASI

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan uraian yang jelas dan benar!


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sifat Gereja yang Satu!
2. Jelaskan makna dari sifat Kesatuan Gereja! Nampak dalam hal apa kesatuan
Gereja itu?
3. Jelaskan mengapa Gereja Katolik meyakini dirinya Kudus?
4. Sebutkan dan jelaskan usaha-usaha yang dapat diperjuangkan demi kekudusan
anggota-anggota Gereja!
5. Jelaskan mengapa Gereja bersifat Katolik?
6. Jelaskan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kekatolikan
Gereja!
7. Apa yang dimaksud dengan sifat Gereja yang Apostolik?
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tradisi Suci?
9. Apa hubungan antara Gereja Katoik sekarang ini dengan gereja para rasul?
10. Apa yang dimaksud dengan Magisterium Gereja?
lagi gunanya, selain dibuang dan diinjak orang” (Mat.5: 13).
37. Contoh sikap keterbukaan gereja terhadap budaya dan istiadat setempat.
38. Makna tiga kaul atau tiga prasetya para biarawan biarawati
39. Ciri-ciri orang yang sungguh beriman40. makna kehidupan dan kehadiran Yesus
di dunia.
41. sikap orang Yahudi terhadap kehadiran dan karya Yesus42. makna kata-kata
Yesus: “Ya Bapa, sekiranya mungkin biarlah cawan ini berlalu dari pada-Ku, tetapi
 bukan kehendak-Ku melainkan kehendak-Mulah yang terjadi”.
43. Kejadian alam yang menyertai peristiwa ketika Yesus wafat di salib.
44. Tanda/bukti bahwa Yesus bangkit dari kematian.
45. Kekhasan kepemimpinan dalam Gereja.
46. Siapa Pendiri Partai Katolik, yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Selasa 8 November 2011?
47. Ciri khas dan istimewa Kaum Awam dalam Gereja yakni sifat keduniaannya. Arti
 pernyataan tersebut adalah…48. Bentuk keterlibatan umat di dalam perayaan ekaristi
49. Siapa Uskup Keuskupan Agung Jakarta saat ini?
50. Siapa Uskup Keuskupan Agung Semarang saat ini?51. Siapan nama Kardinal
Indonesia saat ini?52. Disebut apa petugas yang membantu Romo dalam membagikan
komuni pada saat perayaan ekaristi.
53. Kekhasan cara hidup Umat Perdana yang dikisahkan dalam Kisah Para Rasul 4:
32-37.
54. Jelaskan gambaran/model Gereja yang terungkap dalam Kisah Para Rasul 4:
32-37?
55. Jelaskan korelasi/keterkaitan cara hidup Umat Perdana dengan kehidupan umat
 jaman sekarang.
56. Sebutkan tindakan konkret yang dapat dilakukan oleh anggota Gereja untuk
mewujudkan sifat keterbukaan gereja.
57. Buatlah sebuah doa yang berisi mengenai ungkapan syukur atas keberagaman
agama di Indonesia dan permohonan untuk kesatuan seluruh umat beriman!
58. Buatlah doa yang berisi ungkapan syukur dan permohonan atas kehadiran dan
 pelayanan para pemuka agama!59. Apa saja yang telah dilakukan oleh Bp. Ignatius
Joseph Kasimo bagi masyarakat Indonesia?60. Apakah pekerjaan manusia di dunia
ini bisa menjadi sarana untuk mengabdi kepada Tuhan?

Anda mungkin juga menyukai