Anda di halaman 1dari 3

Nama : Matthew rb

Kelas : XI IPS II

No : 20

BAB I .Gereja

A. Gereja sebagai Umat Allah


Kata “Gereja” dalam kata bahasa Indonesia berasal dari kata Portugis igreja yang berasal
darikata Yunani ekklesia dan dalam kata Latin disebut ecclesia. Kata Yunani ekklesia (= mereka
yangdipanggil, kaum, golongan). Ekklesia juga berarti kumpulan atau pertemuan, rapat. Kata
‘Gereja’digunakan baik untuk gedung-gedung ibadat maupun untuk Umat Kristen setempat
(jemaat, Umat) danUmat seluruhnya. Konsili Vatikan II memilih istilah biblis Umat Allah untuk
menyebut para pengikutYesus Kristus, yaitu mereka semua para anggotaGereja yang telah
dibaptis. Umat Katolik bersekutusepenuhnya dengan Gereja Kristusmelalui rahmat, sakramen-
sakramen, pengakuan iman, sertapersekutuan denganpara uskup gereja yang bersatu dengan
Paus. Istilah Umat Allah itu kemudiandiperkenalkan sebagai paham yang baru dalam Gereja,
menggantikan paham yang sudah lebih duludianut Gereja. Paham baru Gereja sebagai Umat
Allah itu mulai diperkenalkan sejak Konsili Vatikan II
Dasar yang sebaiknya terus dikembangkan dalam pandangan Gereja sebagaiUmat Allah
adalah bahwa hidup menjemaat pada dasarnya merupakan hakikatGereja itu sendiri. Sebab
hakikat Gereja adalah persaudaraan, cinta kasih sepertiyang dicerminkan oleh hidup jemaat
perdana.
B.GEREJA SEBAGAI PERSEKUTUAN YANG TERBUKA
Gereja sebagai persekutuan yang terbuka artinya semua warga gereja diajakmenyadari
pentingnya keterbukaan. Bukan hanya keterbukaan dengan sesama dalamiman dan keyakinan
melainkan keterbukaan bagi agama lain. Artinya, kita membuka berbagai kemungkinan
kerjasama yang baik dengan semua pihak. Kita perlumelakukan dialog unuk saling mengenal dan
memperkaya.
Kaum hierarki dan biarawan-biarawati memiliki martabat yang sama dengankaum awam
yaitu sebagai Umat Allah dengan fungsi atau peranan yang berbeda.Dengan kata lain yang
membedakan hierarki dan awam adalah fungsinya, dan bukanhakikatnya.
Gereja sebagai persekutuan yang terbuka harus selalu siap untuk berdialogdengan
agama dan budaya manapun. Gereja perlu membangun kerjasama yang lebihintensif dengan
siapa saja yang berkehendak baik.
Bentuk kegiatan yang menjadi contoh dan tanda bahwa Gereja adalah persekutuan yang
terbuka:
a.Gereja terbuka terhadap masalah-masalah kemiskinan, inkulturasi dan dialogantar agama.
b.Lahirnya semboyan pelayanan Gereja kepada kaum miskin:
“preferential option for the poor”
c.Kegiatan APP (Aksi Puasa Pembangunan) yang merupakan wujud gereja untukmemberi
perhatian kepada orang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel.
BAB II Sifat sifat gereja
Ada empat sifat Gereja yaitu: SATU, KUDUS, KATOLIK dan APOSTOLIK
A. GEREJA YANG SATU
Gereja itu satu karena sumber dan teladannya adalah Allah yang Esa. Yesus
Kristus sebagai pendiri dan Kepala Gereja menetapkan kesatuan semua umat manusiadalam
satu tubuh. Sebagai jiwa Gereja, Roh Kudus mempersatukan semua umat berimandalam
kesatuan dengan Kristus.
Gereja adalah satu, karena bersatu dalam Iman, pembaptisan, perayaan ekaristi, dan pemimpin
di seluruh dunia. Kesatuan ini harus dibina, dijaga, dipelihara dalam semangat saling
mengampuni dan menghormati .Kesatuan ini bukan keseragaman yang dipaksaan. Kesatuan ini
tetap mengindahkankebebasan wajar gereja-gereja Kristen yang lain. Oleh karena itu ciri Gereja
yang satumenuntut suatu communion (persekutuan) dengan gereja Katolik Roma dan
tidakterpisah daripadanya.
B. GEREJA YANG KUDUS
Gereja itu kudus, karena Kristus telah mencurahkan Roh Kudus-Nya untuk terusmenerus
menguduskan Gereja. Di dalam gereja, manusia menemukan saranakeselamatan. Kekudusan
merupakan panggilan setiap anggotanya dan merupakan tujuandari semua kegiatannya.
Gereja Katolikmeyakini diri kudus bukan karena tiap anggotanya sudahkudustetapi lebih-lebih
karena dipanggil kepada kekudusan oleh Tuhan.
Secara obyektif sifat “kudus” berarti bahwa dalam Gereja adalah sarana
keselamatan dan rahmat Tuhan di dunia serta merupakan tanda rahmat yang kudus, yang
akan menang secara definitif pada akhir jaman. Secara subyektif sifat “kudus” berarti
bahwa Gereja tak akan kehabisan tanda dan orang kudus, jadi menyangkut kekudusan
subyeknya.
C. GEREJA YANG KATOLIK
Gereja itu Katolik, dari bahasa Latin:catholicus yang artinya universal, karena
Kristushadir di dalamnya. Ciri ini juga sering berlaku untuk Gereja Angklikan dan Ortodoks.Ciri
Katolik ini mengandung arti Gereja yang utuh, lengkap, tidak hanya setengah atau sebagian
dalam mengetrapkan sistem yang berlaku dalam Gereja. Bersifat universal artinya GerejaKatolik
itu mencakup semua orang yang telah dibaptis secara Katolik di seluruh duniadimana setiap
orang menerima pengajaran iman dan moral serta berbagai tata liturgiyang sama di manpun
berada. Kata universal juga sering dipakai untuk menegaskantidak adanya sekte-sekte dalam
Gereja Katolik. Konstitusi Lumen Gentium KonsiliVatikan ke II menegaskan arti keKatolikan itu
“Satu umat Allah itu hidup di tengah

D. GEREJA YANG APOSTOLIK


"Apostolik"
atau rasuli berarti bahwa Gereja berasal dari pararasul dan tetap berpegang teguh pada
kesaksian iman mereka itu.Kesadaran bahwa Gereja tetapi sebagai sifatkhusus keapostolikan
Sifat apostolik berartibahwa Gereja sekarang mengaku diri sama dengan gereja Perdana,yakni
Gereja para rasul. dimana hubungan historis ini bukan sekedarsebagai pergantian orang,
melainkan sebagai kelangsungan iman danpengakuan.Dengan ciri ini mau ditegaskan bahwa
Gereja Katolikmementingkan hubungan historis, turun temurun, antara para rasul danpengganti
mereka, yaitu para uskup. Dengan demikian juga menjadi jelasmengapa Gereja Katolik tidak
hanya mendasarkan diri dalam halajaran-ajaran dan eksistensinya pada Kitabsuci melainkan juga
kepadaTradisi Suci dan Magisterium Gereja sepanjang masa.
Yang disebut Tradisi Suci adalah pengajaran yang bersumberpada ajaran lisan sejak zaman
Yesus dan para Rasul. Antara keduanya,

Kesimpulan :
Gereja sendiri mempunyai banyak makna dan banyak sekali pesekutuannya dari gereja sendiri
mempunyai sifat –sifatnya yang sangat penting bagi gereja itu sendiri khusunya gereja Katolik

Anda mungkin juga menyukai