0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang makna Gereja dan sifat-sifatnya, khususnya Gereja Katolik. Gereja didefinisikan sebagai umat Allah dan persekutuan yang terbuka untuk semua orang. Gereja Katolik memiliki empat sifat penting yaitu satu (kesatuan), kudus, katolik (universal), dan apostolik (berasal dari rasul-rasul).
Dokumen tersebut membahas tentang makna Gereja dan sifat-sifatnya, khususnya Gereja Katolik. Gereja didefinisikan sebagai umat Allah dan persekutuan yang terbuka untuk semua orang. Gereja Katolik memiliki empat sifat penting yaitu satu (kesatuan), kudus, katolik (universal), dan apostolik (berasal dari rasul-rasul).
Dokumen tersebut membahas tentang makna Gereja dan sifat-sifatnya, khususnya Gereja Katolik. Gereja didefinisikan sebagai umat Allah dan persekutuan yang terbuka untuk semua orang. Gereja Katolik memiliki empat sifat penting yaitu satu (kesatuan), kudus, katolik (universal), dan apostolik (berasal dari rasul-rasul).
Kata “Gereja” dalam kata bahasa Indonesia berasal dari kata Portugis igreja yang berasal darikata Yunani ekklesia dan dalam kata Latin disebut ecclesia. Kata Yunani ekklesia (= mereka yangdipanggil, kaum, golongan). Ekklesia juga berarti kumpulan atau pertemuan, rapat. Kata ‘Gereja’digunakan baik untuk gedung-gedung ibadat maupun untuk Umat Kristen setempat (jemaat, Umat) danUmat seluruhnya. Konsili Vatikan II memilih istilah biblis Umat Allah untuk menyebut para pengikutYesus Kristus, yaitu mereka semua para anggotaGereja yang telah dibaptis. Umat Katolik bersekutusepenuhnya dengan Gereja Kristusmelalui rahmat, sakramen- sakramen, pengakuan iman, sertapersekutuan denganpara uskup gereja yang bersatu dengan Paus. Istilah Umat Allah itu kemudiandiperkenalkan sebagai paham yang baru dalam Gereja, menggantikan paham yang sudah lebih duludianut Gereja. Paham baru Gereja sebagai Umat Allah itu mulai diperkenalkan sejak Konsili Vatikan II Dasar yang sebaiknya terus dikembangkan dalam pandangan Gereja sebagaiUmat Allah adalah bahwa hidup menjemaat pada dasarnya merupakan hakikatGereja itu sendiri. Sebab hakikat Gereja adalah persaudaraan, cinta kasih sepertiyang dicerminkan oleh hidup jemaat perdana. B.GEREJA SEBAGAI PERSEKUTUAN YANG TERBUKA Gereja sebagai persekutuan yang terbuka artinya semua warga gereja diajakmenyadari pentingnya keterbukaan. Bukan hanya keterbukaan dengan sesama dalamiman dan keyakinan melainkan keterbukaan bagi agama lain. Artinya, kita membuka berbagai kemungkinan kerjasama yang baik dengan semua pihak. Kita perlumelakukan dialog unuk saling mengenal dan memperkaya. Kaum hierarki dan biarawan-biarawati memiliki martabat yang sama dengankaum awam yaitu sebagai Umat Allah dengan fungsi atau peranan yang berbeda.Dengan kata lain yang membedakan hierarki dan awam adalah fungsinya, dan bukanhakikatnya. Gereja sebagai persekutuan yang terbuka harus selalu siap untuk berdialogdengan agama dan budaya manapun. Gereja perlu membangun kerjasama yang lebihintensif dengan siapa saja yang berkehendak baik. Bentuk kegiatan yang menjadi contoh dan tanda bahwa Gereja adalah persekutuan yang terbuka: a.Gereja terbuka terhadap masalah-masalah kemiskinan, inkulturasi dan dialogantar agama. b.Lahirnya semboyan pelayanan Gereja kepada kaum miskin: “preferential option for the poor” c.Kegiatan APP (Aksi Puasa Pembangunan) yang merupakan wujud gereja untukmemberi perhatian kepada orang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. BAB II Sifat sifat gereja Ada empat sifat Gereja yaitu: SATU, KUDUS, KATOLIK dan APOSTOLIK A. GEREJA YANG SATU Gereja itu satu karena sumber dan teladannya adalah Allah yang Esa. Yesus Kristus sebagai pendiri dan Kepala Gereja menetapkan kesatuan semua umat manusiadalam satu tubuh. Sebagai jiwa Gereja, Roh Kudus mempersatukan semua umat berimandalam kesatuan dengan Kristus. Gereja adalah satu, karena bersatu dalam Iman, pembaptisan, perayaan ekaristi, dan pemimpin di seluruh dunia. Kesatuan ini harus dibina, dijaga, dipelihara dalam semangat saling mengampuni dan menghormati .Kesatuan ini bukan keseragaman yang dipaksaan. Kesatuan ini tetap mengindahkankebebasan wajar gereja-gereja Kristen yang lain. Oleh karena itu ciri Gereja yang satumenuntut suatu communion (persekutuan) dengan gereja Katolik Roma dan tidakterpisah daripadanya. B. GEREJA YANG KUDUS Gereja itu kudus, karena Kristus telah mencurahkan Roh Kudus-Nya untuk terusmenerus menguduskan Gereja. Di dalam gereja, manusia menemukan saranakeselamatan. Kekudusan merupakan panggilan setiap anggotanya dan merupakan tujuandari semua kegiatannya. Gereja Katolikmeyakini diri kudus bukan karena tiap anggotanya sudahkudustetapi lebih-lebih karena dipanggil kepada kekudusan oleh Tuhan. Secara obyektif sifat “kudus” berarti bahwa dalam Gereja adalah sarana keselamatan dan rahmat Tuhan di dunia serta merupakan tanda rahmat yang kudus, yang akan menang secara definitif pada akhir jaman. Secara subyektif sifat “kudus” berarti bahwa Gereja tak akan kehabisan tanda dan orang kudus, jadi menyangkut kekudusan subyeknya. C. GEREJA YANG KATOLIK Gereja itu Katolik, dari bahasa Latin:catholicus yang artinya universal, karena Kristushadir di dalamnya. Ciri ini juga sering berlaku untuk Gereja Angklikan dan Ortodoks.Ciri Katolik ini mengandung arti Gereja yang utuh, lengkap, tidak hanya setengah atau sebagian dalam mengetrapkan sistem yang berlaku dalam Gereja. Bersifat universal artinya GerejaKatolik itu mencakup semua orang yang telah dibaptis secara Katolik di seluruh duniadimana setiap orang menerima pengajaran iman dan moral serta berbagai tata liturgiyang sama di manpun berada. Kata universal juga sering dipakai untuk menegaskantidak adanya sekte-sekte dalam Gereja Katolik. Konstitusi Lumen Gentium KonsiliVatikan ke II menegaskan arti keKatolikan itu “Satu umat Allah itu hidup di tengah
D. GEREJA YANG APOSTOLIK
"Apostolik" atau rasuli berarti bahwa Gereja berasal dari pararasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman mereka itu.Kesadaran bahwa Gereja tetapi sebagai sifatkhusus keapostolikan Sifat apostolik berartibahwa Gereja sekarang mengaku diri sama dengan gereja Perdana,yakni Gereja para rasul. dimana hubungan historis ini bukan sekedarsebagai pergantian orang, melainkan sebagai kelangsungan iman danpengakuan.Dengan ciri ini mau ditegaskan bahwa Gereja Katolikmementingkan hubungan historis, turun temurun, antara para rasul danpengganti mereka, yaitu para uskup. Dengan demikian juga menjadi jelasmengapa Gereja Katolik tidak hanya mendasarkan diri dalam halajaran-ajaran dan eksistensinya pada Kitabsuci melainkan juga kepadaTradisi Suci dan Magisterium Gereja sepanjang masa. Yang disebut Tradisi Suci adalah pengajaran yang bersumberpada ajaran lisan sejak zaman Yesus dan para Rasul. Antara keduanya,
Kesimpulan : Gereja sendiri mempunyai banyak makna dan banyak sekali pesekutuannya dari gereja sendiri mempunyai sifat –sifatnya yang sangat penting bagi gereja itu sendiri khusunya gereja Katolik