Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG SIFAT-SIFAT GEREJA

DI SUSUN OLEH :

NAMA : EFERDINA YAMESE


NIM : 19011010
PRODI : KEPENDETAAN

UNIVERSITAS KRISTEN PAPUA


TAHUN 2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesatuan tidak sama dengan keseragaman. Lebih tepat bila kesatuan Gereja
dimengerti sebagai Bhinneka Tunggal Ika. Kesatuan lahiriah dalam Gereja adalah
persekutuan dalam persaudaran, saling meneguhkan dan melengkapi dalam
penghayatan iman. Karena kekayaan iman dan keanekaan kebudayaan maka
kesatuan yang nyata berarti keaneka-ragaman baik dalam pengungkapan iman
yang liturgis dan katekis, maupun dalam perwujudan persekutuan dalam
organisasi ataupun dalam penampilan dalam masyarakat. Ini tidak hanya secara
social-organisatoris, tetapi juga dalam perkembangan dan perubahan sejarah.

Kudus bukanlah pertama-tama kategori moral yang menyangkut kelakuan


manusia, melainkan kategori teologal (ilahi), yang menentukan hubungan dengan
Allah. Ini tidak berarti bahwa kelakuan moral tidak penting. Apa yang dikhususkan
bagi Tuhan, harus sempurna, dan kesempurnaan manusia tentu terdapat dalam taraf
moral kehidupannya.

Gereja itu Katolik karena Gereja dapat hidup di tengah segala bangsa dan
memperoleh warganya dari semua bangsa. Gereja sebagai sakramen Roh Kudus
mempunyai pengaruh dan daya pengudus yang tidak terbatas pada anggota Gereja
saja, melainkan juga terarah kepada seluruh dunia. Dengabn sifat kekatolikan ini
dimaksudkan bahwa Gereja mampu memngatasi keterbatasannya sendiri untuk
berkiprah ke seluruh dunia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Sifat-Sifat Gereja ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. SIFAT GEREJA

1. Gereja yang Saturda


Kristus mengangkat Santo Petrus menjadi ketua para rasul lainnya,
supaya Episkopat (kalangan para Uskup) sendiri tetap satu dan tak terbagi. Di
dalam diri Petrus Ia menetapkan asas dan dasar kesatuan iman serta
persekutuan yang tetap dan kelihatan” (LG. 18). Kesatuan ini tidak boleh
dilihat pertamna-tama pada tingkat universal. Tidak hanya Paus, tetapi
“masing-maasing usukup menjadi asas dan dasar yang kelihatan dari kesatuan
dalam Gerejanya sendiri” (LG. 23).
Kristus akan tetap mempersatukan Gereja, tetapi dari pihak disadari
bahwa perwujudan konkret harus diperjuangkan dan dikembangkan serta
disempurnakan terus-menerus. Karena itu, kesatuan iman mendorong semua
orang Kristen supaya mencari ‘persekutuan’ dengan semua saudara seiman.
Kesatuan Gereja pertama-tama harus diwujudkan dalam persekutuan
konkret antara orang beriman yang hidup bersama dalams atu Negara atau
daerah yang sama. Tuntutan zaman dan tantangan masyarakat merupakan
dorongan kuat menggalang kesatuan iman dalam menghadapi tugas bersama.
Kesatuan Gereja, dalam bentuk persekutuan (communion) terarah kepada
kesatuan yang jauh melampaui batas-batas Gereja dan terarah kepada
kesatuan semua orang yang “berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni”
(2 Tim 2:22).
Singkatnya, Gereja Yang Satu itu terungkap dalam:
 Kesatuan iman para anggotanya
 Kesatuan dalam pimpinannya yaitu Hierarki. Hierarki mempunyai tugas
untuk mempersatukan umat, malah sering dilihat sebagai prinsip
kesatuan lahiriah Gereja.
 Kesatuan dalam kebaktian dan kehidupan sacramental.
Satu dalam 3 pribadi Bapa, Putra dan Roh kudus (Ef 4:3-6 )
Terungkap dalam:
- Kesatuan iman para anggotanya
- Kesatuan dalam pimpinannya yaitu Hierarki
- Kesatuan dalam kebaktian dan kehidupan
- Sacramental
2. Gereja yang Kudus
Karena sumber dimana Ia berasal, karena tujuan kemana ia diarahkan,
dan karena unsur-unsur ilahi yang atentik yang ada di dalamnya adalah
Kudus. Gereja itu Kudus karena Kristus membuatnya Kudus (LG. 39).
Kekudusan itu juga terungkapkan dengan aneka cara pada masing-
masing orang. Kekudusan bukanlah suatu sifat yang seragam, yang sama
bentuknya untuk semua, melainkan semua mengambil bagian dalam satu
kesucian Gereja yang berasal dari Kristus (LG. 48).
Yang pokok dalam kesucian adalah sikap dasarnya. Suci sebetulnya
berarti “yang dikhususkan bagi Tuhan”. Jadi, pertama-tama ‘suci’
menyangkut seluruh bidang sacral atau keagamaan. Yang suci bukan hanya
tempat, waktu, barang yang dikhususkan bagi Tuhan, atau orang. Malah yang
kudus adalah Tuhan sendiri. Semua yang lain, barang atau orang disebut
‘kudus’ karena termasuk lingkup kehidupan Tuhan. Gereja menerima
kekudusan sebagai anugerah dari Allah dalam Kristus oleh iman.
Kudus bukanlah pertama-tama kategori moral yang menyangkut kelakuan
manusia, melainkan kategori teologal (ilahi), yang menentukan hubungan
dengan Allah. Ini tidak berarti bahwa kelakuan moral tidak penting. Apa yang
dikhususkan bagi Tuhan, harus sempurna, dan kesempurnaan manusia tentu
terdapat dalam taraf moral kehidupannya.

3. Gereja yang Katholik


Katolik makna aslinya berarti Universal atau umum, yang dapat dilihat
secara kualitas dan kuantitas.
Gereja itu Katolik karena Gereja dapat hidup di tengah segala bangsa dan
memperoleh warganya dari semua bangsa. Gereja sebagai sakramen Roh
Kudus mempunyai pengaruh dan daya pengudus yang tidak terbatas pada
anggota Gereja saja, melainkan juga terarah kepada seluruh dunia.
Dengan sifat kekatolikan ini dimaksudkan bahwa Gereja mampu
memngatasi keterbatasannya sendiri untuk berkiprah ke seluruh dunia.
Gereja itu Katolik karena ajarannya dapat diwartakan kepada segala
bangsa dan harta kekayaan bangsa-bangsa dapat ditampungnya sejauh itu
baik dan luhur. Gereja terbuka terhadap semua kemampuan, kekayaan, dan
adapt-istiadat yang luhur tanpa kehilangan jati dirinya. Sebenarnya Gereja
bukan saja dapat mnerima dan merangkum segala sesuatu, tetapi Gereja dapat
menjiwai seluruh dunia dengan semangatnya. Karena itu, yang Katolik bukan
saja Gereja universal, melainkan juga setiap anggotanya, sebab dalam setiap
jemaat hadirlah seluruh Gereja. Seiap jemaat adaalh Gereja yang lengkap,
bukan sekear cabang Gereja Universal. Gereja setempat merupakan seluruh
Gereja yang bersifat Katolik.
Singkatnya: Gereja bersifat Katolik berarti terbuka bagi dunia, tidak terbatas
pada tempat tertentu, bangsa dan kebudaan tertentu, waktu atau golongan
masyarakat tertentu. Kekatolikan Gereja nampak dalam:
a. Rahmat dan kerselamatan yang diwartakannya
b. Iman dan ajaran Gereja yang bersifat umum, dapat diterima dan
dihayati oleh siapa pun.

Dalam gereja selalu di dalamnya terdapat Kristus, oleh sebab itu disebut
gereja yang Katolik dan yang dipersatukan dengan Tubuh Kristus.
Terbuka bagi Dunia, tidak terbatas pada tempat tertentu, bangsa, dan
kebudayaan tertentu, serta waktu atau golongan tertentu.

4. Gereja yang Apostolik


Gereja yang Apostolik berarti Gereja yang berasal dari para rasul dan
tetap berpegang teguh pada kesaksian iman mereka, yang mengalami secara
dekat peristiwa Yesus. Kesadaran bahwa Gereja dibangun atas dasar para
rasul dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuru sudah ada sejak zaman
Gereja Perdana.
Hubungan historis antara Gereja para Rasul dan Gereja sekarang tidak
boleh dilihat sebagai semacam ‘estafet’, yang di dalamnya ajaran yang benar
bagaikan sebuah tongkat dari rasul-rasul tertentu diteruskan sampai kepada
para usukup sekarang. Yang disebut apostolic bukanlah para uskup,
melainkan Gereja. Hubungan histories itu pertama-tama menyangkut seluruh
Gereja dalam segala bidang dan pelayanannya. Gereja bersifat apostolic
berarti Gereja sekarang mengaku diri sama dengan Gereja Perdana yakni
Gereja para rasul. Hubungan historis itu jangan dilihat sebagai pergantian
orang, melainkan sebagai kelangsungan iman dan pengakuan
Karena didirakan atas para Rasul dan di bangun atas para Rasul dan para Nabi
Ia akan tetap di ajarkan, dikuduskan dan di bimbing oleh para Rasul sampai
pada saat datangnya kembali Kristus.
Hubungan Apostolik dengan para Rasul :
Legitimasi fungsi di kuasa hierarki dari para rasul]
Ajaran-ajaran Gereja di turunkan dan berasal dari kesaksian para rasul
Ibadat dan Struktur gereja pada dasarnya berasal dari para rasul

B SIFAT-SIFAT GEREJA SEKARANG

Sifat-sifat gereja yang sekarang :


1.Gereja yang merakyat dan yang mengutamakan yang miskin
2.Gereja yang bersifat kenabian
3.Gereja yang membebaskan
4.Gereja yang merupakan Ragi
5.Gereja yang dinamis
6.Gereja yang bersifat karismatis

C TUGAS UMUM GEREJA

1. Gereja yang menguduskan (liturgia)


Doa dan Ibadat adalah salah satu tugas gereja untuk menguduskan umatnya.
Tugas ini disebut tugas ilmiah gereja
Gereja mempunyai 2 imamat yaitu :
Imamat Umum :
Melaksanakan tugas pengudusan antara lain dengan berdoa menyambut
sakramen-sakramen, memberi kesaksian hidup, pengingkaran diri, serta
melaksanakan cinta kasih secara aktif dan kreatif

Imamat Jabatan :
Membentuk dan memimpin umat serta memberikan pelayanan sakramen

Doa
a)Arti doa :
Doa berarti berbicara dengan Tuhan Secara Pribadi, doa juga berarti
merupakan ungkapan iman secara prinabi danbersama-sama
Doa adalah Komunikasi antara manusia dan Tuhan
Ada macam-macam isi doa : Doa permohonan, Doa syukur, Doa pujian
b)Fungsi Doa :
Mengkomunikasikan dira kepada Allah
Mempersatukan diri kita kepada Tuhan
Mengungkapkan cinta, kepercayaan dan harapan kita kepada Tuhan
c)Syarat dan cara doa yang baik :
* Syarat doa yang baik
- Didoakan dengan hati
- Berakar dan bertolak dengan pengalaman hidup
- Diucapkan dengan rendah hati
* Cara-cara berdoa yang baik
- Secara batiniah
- Dengan cara sederhana dan jujur

Doa Resmi Gereja


a)Doa kelompok yang resmi itu disebut ibadat atau Liturgi.
Yang pokok bukan sifat “Resmi” atau kebersmaan, melainkan kesatuan
gereja dengan kristus dalam doa.
b)Liturgi merupakan perayaan iman.
Perayan iman tersebut merupakan pengungkapan iman gereja, dimana orang
yang ikut dalam perayaan iman menggambil bagian dalam misteri yang
dirayakan.

2. Gereja yang mewartakan


Ada 3 bentuk sabda Allah dalam gereja :
Sabda / pewartaan para rasul sebagai daya yang membangun gereja
Sabda / pewartaan Allah dalam kitab suci sebagai kesaksian normatif
Sabda Allah dalam pewartaan aktual gereja sepanjang zaman

Pewartaan sabda Allah oleh gereja bukan hanya sekedar informasi Allah
dan Yesus Kristus melainkan sungguh-sungguh menghadirkan Kristus yang
mulia.
Tugas pewartaan tidak lain adalah mengaktualisasi apa yang di sampaikan
Allah dalam Kristus sebagaimana di wartakan para rasul.
Dua pola pewartaan :
a)Pewartaan verbal (kerygma)
Pada dasarnya adalah tugas hierarki, tapi kaum awam juga harus
berpartisipasi
Bentuk pewartaan masa kini :
Khotbah / Homili
Khotbah adalah pewartaan tematis.
Homili adalah pewartaan yang berdasarkan sesuatu perikop kitab suci
Pelajaran Agama
Adalah proses pergumulan hidup nyata dalam terang iman
Katekese Umat
Adalah suatu kegiatan kelompok umat dimana mereka aktif berkomunikasi
untuk menafsirkan hidup nyata dalam terang injil
Pendalaman kitab suci
Dilakukan pada masa prapaskah ( APP ), masa adven dan bulan kitab suci

b)Pewartaan dalam bentuk kesaksian (Mafyria)


Lebih dipercayakan kepada kaum awam.
Dua tuntutan dalam pewartaan
Tuntutannya :
a)Mendalami dan menghayati sbsa Tuhan
b)Mengenal umat / masyarakat konteksnya

3. Gereja yang menjadi saksi (Martyria)

Menjadi saksi Kristus brarti menyampaikan / menunjukan apa yang di alami


dan di ketahui tenteng Kristus kepada orang lain.
Penyampaian, penghayatan / pengalaman itu dapat di laksanakan melalui
kata-kata, sikap, dan tindakan nyata.

4. Gereja yang melayani (Diakonia)

1)Dasar pelayanan gereja


Dasarnya adalah semangat Kristus sendiri.
Pelayanan Kristiani adalah sikap pokok para pengikut Yesus dengan kata
lain, melayani sesama adalah tanggung jawab setiap orang Kristiani sebagai
konsekuen dalam imannya.

2)Ciri-ciri pelayan Gereja :


Bersikap sebagai pelayan
Kesetiaan kepada Kristus sebagai Tuhan dan Guru
Orentasi pelayan gereja terutama ditunjukan kepada kaum miskin
Kerendahan hati

3)Bentuk-bentuk pelayan gereja


Pelayanan gereja secara luas :
Pelayanan di bidang kebudayaan dan pendidikan
Pelayanan di bidang kesejahteraan
Pelayanan di bidang politik dan hokum
DAFTAR PUSTAKA

https://ambrosiuslawehera.blogspot.com/2020/10/materi-1-kelas-xi-sifat-sifat-
gereja.html

https://magisterium-uriel.blogspot.com/2007/12/sifat-gereja-1.html

https://adoc.pub/bab-ii-sifat-sifat-gereja.html

https://idnkatolik.com/mengenal-sifat-sifat-gereja-satu-kudus-katolik-apostolik/

https://www.dokpenkwi.org/sdg-7-lumen-gentium/

Anda mungkin juga menyukai