SIFAT-SIFAT GEREJA
Page 1 of 3
Materi Penyuluhan
Pokbin: Orang Muda Katolik
adalah Tuhan sendiri. Semua yang lain, barang maupun orang, disebut "kudus" karena termasuk
lingkup kehidupan Tuhan.
Kudus pertama-tama bukanlah termasuk kategori moral yang menyangkut kelakuan manusia,
melainkan kategori teologal (ilahi), yang menentukan hubungan dengan Allah. Ini bukan berarti
kelakuan moral tidak penting, karena apa yang di khususkan bagi Tuhan, harus "sempurna" (Im 1:3,
Rm 6:19, 22).
"Gereja itu suci dan sekaligus harus dibersihkan, serta terus menerus menjalankan pertobatan dan
pembaruan "(LG 8). Kesucian Gereja adalah kesucian perjuangan, terus menerus.
Page 2 of 3
Materi Penyuluhan
Pokbin: Orang Muda Katolik
Sifat apostolik tidak berarti bahwa Gereja hanya mengulang-ulangi apa yang sejak dulu kala
sudah diajarkan dan dilakukan di dalam gereja, keapostolikan berarti bahwa dalam perkembangan
hidup, tergerak Roh Kudus, Gereja senantiasa berpegang pada Gereja para rasul sebagai norma
imannya. Bukan mengulangi, tetapi merumuskan dan mengungkapkan kembali apa yang menjadi inti
hidup iman. karena seluruh Gereja bersifat apostolik, maka seluruh Gereja dan setiap anggotanya,
perlu mengetahui apa yang menjadi dasar hidupnya.
Sifat Apostolik (yang betul-betul dihayati secara nyata) harus mencegah Gereja dari segala
rutinisme yang bersifat ikut-ikutan. Keapostolikan berarti bahwa seluruh Gereja dan setiap
anggotanya tidak hanya bertanggung jawab atas ajaran gereja, tetapi juga atas pelayanannya. Sifat
keapostolikan Gereja tidak pernah "selesai", tetapi selalu merupakan tuntutan dan tantangan. gereja,
yang oleh Kristus dikehendaki satu, kudus, Katolik, apostolik, senantiasa harus mengembangkan dan
menemukan kembali kesatuan, kekatolikan, keapostolikan, dan terutama kekudusannya. Sifat-sifat
Gereja diimani, berarti harus dihayati, oleh Gereja seluruhnya dan oleh masing-masing anggotanya.
Page 3 of 3