Anda di halaman 1dari 4

PELAJARA 1

GEREJA SEBAGAI INSTITUSI SOSIAL DAN PERSEKUTUAN



1. Definisi Gereja
a. Istilah Gereja
Istilah gereja yang sering kita sebut berasal dari bahasa Portugis yaitu igreya,
yang berarti kawanan domba yang dikumpulkan oleh gembala. Dalam
pemakaiannya saat ini, kata igreya merupakan bentuk terjemahan dari bahasa
Yunani yaitu kyriake, yang berarti sebutan bagi orang-orang yang menjadi milik
Tuhan. Artinya, mereka yang percaya dalam iman yang sungguh kepada Yesus
Kristus sebagai Juru Selamat.
Istilah Dalam Perjanjian Lama ( bahasa Ibrani ), Gereja disebut dengan istilah
qahal yang berati memanggil atau mengumpulkan. Kata ini biasa digunakan
kepada bangsa Israel dalam arti jemaat atau perhimpunan umat Allah ( Hakim-
hakin 20 : 2, 1 Raja-raja 8:14).
Gereja juga dikenal dengan istilah (ekklesia berasal dari bahasa
Yunani) yang berarti di panggil keluar. Kata Ekklesia berasal dari dua suku kata
yakni: ek berarti keluar dan kaleo berarti memanggil. Jadi ekklesia artinya
dipanggil keluar dari kehidupan mereka yang lama dan dikuduskan atau
diasingkan dari persekutuan lain di dunia ini.
Kata ekklesia memiliki beberapa arti:
Arti pertama ialah 'umat' atau lebih tepat persekutuan orang Kristen. Arti ini
diterima sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja pertama-tama
bukanlah sebuah gedung.
Arti kedua adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadah umat Kristen.
Arti ketiga ialah mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen.
Arti terakhir dan juga arti umum adalah sebuah rumah ibadah umat Kristen"
di mana umat bisa berdoa atau bersembahyang.
b. Pengertian Gereja
Alkitab adalah sumber pengertian yang sempurna tentang Gereja. Hal itu dapat
kita lihat dalam Keluaran 20: 2. Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau
keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan dan 1 Petrus 1:2 bahwa Gereja
adalah orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita dan yang
dikuduskan oleh Roh Kudus, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima
percikan darahNya. Pengertian yang ketiga tertulis dalam 1 Petrus 2 :9-10 yang
berbunyi demikian Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani,
bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, .................
Dari beberapa kutipan teks Alkitab tersebut, kita dapat menemukan, bahwa
Gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipanggilNya, persekutuan orang-
orang yang dipilih, orang-orang yang telah dikuduskan imannya. Gereja adalah umat
Tuhan, gereja adalah garam dan terang dunia dan pengertian yang paling penting
dan hakiki, bahwa Gereja adalah anggota Tubuh Kristus ( Efesus 1:22-23 ).

2. Gereja Sebagai institusi sosial
Institusi sosial adalah suatu perkumpulan yang di lembagakan oleh undang-undang, adat,
atau kebiasaan atau juga berarti perkumpulan, pangguyuban, organisasi sosial yang
berkenaan dengan masyarakat. Dilihat dari definisi tersebut gereja dapat di golongkan
sebagai sebuah institusi atau lembaga. Gereja mempunyai sebuah perangkat organisasi,
kepemimpinan dan anggotanya. Gereja dibangun di atas dasar visi dan misi yang jelas,
memiliki aturan serta sejarah yang turut mempengaruhi arah dan langakah gereja.
Gereja adalah sebuah realitas yang kongkret. Dengan demikian ada dimensi dari gereja
yang dapat di indera atau sering di sebut juga Gereja yang kelihatan. Gereja yang
kelihatan itu dilihat sebagai komunitas yang hadir dalam ruang dan waktu tertentu.
Selain di dipahami sebagai lembaga atau institusi, gereja adalah persekutuan oprang
percaya dengan Yesus Kristus sebagai kepala-nya. Ia telah memanggil murid-murid-Nya
untuk hidup dalam persekutuan.jika anda membaca dalam kitab Kisah Para Rasul,
tampak bagaimana jemaat mula-mula atau jemaat pertama terbentuk dalam sustu
persekutuan yang erat ( Kis 2 : 41-47 ).
Gereja di pakai oleh Allah sebagai alat dalam karya penyelamatan-Nya, yakni untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan bagi
orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang buta, membebaskan orang-orang yang
tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang ( Lukas 4 : 18-19 ).
Gereja terbentuk karena Allah telah memanggil dan bukan karena orang-orang
berkepentingan sama merasa perlu untuk bersatu. Gereja berbeda dengan persekutuan -
persekutuan atau lembaga-lembaga lain. Ia berada di dalam dunia, tetapi ia tidak berasal
dari dunia ( Yoh 17:11 ). Oleh karena itu muncul istilah Gereja yang tidak kelihatan
yakni gereja yang ada dalam Iman.
Menurut John Stott, Gereja adalah Komunitas baru milik Allah dan bahwa Kristus wafat
bagi manusia bukan hanya untuk membebaskan manusia dari segala dosa dan kejahatan,
melainkan untuk menguduskan mereka bagi diri-Nya suatu umat kepunyaan-Nya yang
tekun berbuat baik. Selanjutnya di katakan bahwa gereja memiliki identitas ganda; di
satu pihak, orang percaya di panggil keluar dari dunia untuk menjadi milik Allah dan di
lain pihak, diutus kembali kedalam dunia untuk menjadi saksi-Nya dan untuk melayani.

Gereja yang hidup
Menurut Stott, gereja yang berada pada pusat rencana kekal Allah, haruslah menjadi
gereja yang hidup. Untuk menjadi gereja yang hidup, ada 4 hal utama yang dapat
dilakukan oleh gereja, yaitu:
a. Gereja yang belajar
Dalam Kisah para Rasul 2:42, dikatakan bahwa mereka bertekun dalam pengajaran
para Rasul. Dimasa kini, ajaran para Rasul tertulis dalam Alkitab, maka para pendeta
dan penatua jemaat mengajarkan ajaran Alkitab, para orang tua mengajarkan isi
Alkitab pada anak-anaknya di rumah seperti yang diperintahkan Tuhan dalam kitab
Ulangan 6 : 7, bahwa orang tua bertugas mengajarkan tentang kasih Allah kepada
anak-anaknya.
b. Gereja yang mengasihi ( melayani, diakonia )
Kisah para Rasul 2 : 44-45 menceritrakan tentang bagaimana jemaat mula-mula
bersekutu dalam kasih. Persekutuan kasih dalam bahasa yunani adalah Koinonia.
Jemaat kristen yang pertama benar-benar mempraktekan persekutuan kasih dimana
mereka saling membantu satu sama lain dan berbagi secara sukarela dalam kasih.
c. Gereja yang beribadah ( bersekutu, Koinonia )
Salah satu ciri yang menarik dari jemaat yang pertama adalah, mereka bertekun
dalam doa dan memecahkan roti. Ada keseimbangan dalam ibadah jemaat, yaitu
ibadah formal dan ibadah kehidupan. Artinya mereka melakukan ibadah dan berdoa,
juga mempraktikan ibadah dalam bentuk kasih persaudaraan dengan saling
menolong dan menopang.
d. Gereja yang mengabarkan injil ( bersaksi, marturia )
Injil kerajaan Allah haruslah disampaikan kepada segala bangsa. Ini tidak sama
dengan Kristenisasi atau sekedar menjadi seorang Kristen. Injil adalah kabar
baik, maka gereja bertugas untuk memberitakannya. Pemberitaan injil dalam bentuk
khotbah dan pengajaran, tetapi juga melalui praktik kehidupan dimana tiap orang
percaya terpanggil untuk memberikanan serta melakukan kasih, kebenaran, keadilan
serta perdamaian.

3. Gereja sebagai Persekutuan
Ditinjau dari sudut sosiologis gereja tidak berbeda dengan lembaga-lembaga lain yang
terdapat di dunia ini. Ia mempunyai anggota-anggota, peraturan-peraturan, pengurus dan
sebagainnya. Tetapi ia tidak sama dengan lembaga-lembaga lain. Ia adalah persekutuan.
Roh Kudus yang memimpin orang-orang percaya tidak mulai dengan pribadi yang hidup
sendiri-sendiri, tetapi selalu dengan orang-orang sebagai suatu persekutuan. Persekutuan
ini adalah pekerjaan roh kudus yang terjadi antara anggota-anggota gereja dan Kristus (
sebgai kepala Gereja ) dan antara anggota-anggota yang satu dengan yang lain.
Gereja memiliki pengakuan bahwa terbentuknya gereja adalah karena Allah telah
memanggil dan bukan karena orang-orang berkepentingan sama merasa perlu untuk
bersatu. Gereja berbeda dengan persekutuan-persekutuan atau lebaga-lebaga lain. Ia
dalam dunia, tetapi ia tidak berasal dari dunia ( Yoh 17 : 11 ). Oleh karena itu muncul
istilah Gereja yang tidak keligatan, yakni gereja yang ada dalam iman.
Ciri gereja yang benar adalah suatu persekutuan yang ditempaykan Allah di dunia untuk
melayani Allah dan manusia. Dalam kerangka persekutuan inilah gereja melaksanakan
tugas yang dipercayakan kepadanya, yakni bersekutu, melayani, bersaksi dan mengajar.
Ketika orang-orang Kristen bersekutu,
4.
5.
6.
7. a

Anda mungkin juga menyukai