Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG MASALAH


Menurut Nasution (2000: 94) Pelajaran akan lebih menarik dan berhasil,
apabila dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman di mana anak dapat
melihat, meraba, mengucap, berbuat, mencoba, berfikir, dan sebagainya.
Pelajaran tidak hanya bersifat intelektual, melainkan juga bersifat emosional.
Kegembiraan belajar dapat mempertinggi hasil pelajaran.
Pada hakikatnya belajar adalah wujud aktivitas pada saat terjadinya
pembelajaran di kelas. Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas fisik dan
mental siswa. Piaget (dalam Nasution: 2000) berpendapat bahwa, seorang
anak berfikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat, anak tak berfikir. Agar
anak berfikir, ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri.
Pembelajaran

yang

mengembangkan

diskusi

dan

kerja

kelompok

memberikan aktivitas lebih banyak pada siswa. Pernyataan ini didukung


pendapat Nasution (2000 : 92), bahwa metode diskusi, sosiodrama, kerja
kelompok,

pekerjaan

diperpustakaan

dan

laboratorium

banyak

membangkitkan aktivitas pada anak-anak.

B.

PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah :
1. Apakah pembelajaran perakitan komputer PC dengan penggunaan metode
KUIS JAKS dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran perakitan
komputer PC siswa SMK Negeri 8 Semarang ?

2. Apakah pembelajaran perakitan komputer PC dengan penggunaan metode


KUIS JAKS

dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran perakitan

komputer PC siswa SMK Negeri 8 Semarang ?


Dalam penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini, yang dibahas
adalah dasar kompetensi kejuruan merakit komputer PC.
Peningkatan kualitas pembelajaran Perakitan komputer PC siswa SMK
Negeri 8 Semarang melalui penggunaan metode Kuis Jaks, meliputi:
1. Kualitas Proses : dilihat dari partisipasi siswa, kerja kelompok, dan
penyelesaian tugas
Prosentase aktivitas siswa dalam pembelajaran 70%
2. Kualitas hasil dilihat dari nilai tes evaluasi.
Prosentase ketuntasan hasil belajar 80%
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas XI semester 3
di SMK Negeri 8 Semarang untuk program keahlian Multimedia.

C.

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar dasar kompetensi kejuruan perakitan komputer PC
siswa SMK Negeri 8 Semarang melalui penggunaan metode Kuis Jaks.

D.

MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan
IPTEK, khususnya pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Perakitan
komputer PC dijenjang SMK antara lain :

1.

Bagi Siswa, hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat apabila siswa
mengalami kesulitan dalam merakit komputer PC.

2.

Bagi Guru Dasar Kompetensi Kejuruan Perakitan komputer PC SMKN 8


Semarang, selain memberi pengalaman di dalam melakukan penelitian
tindakan kelas, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan di
dalam mengembangkan pembelajaran Perakitan komputer PC.

BAB II
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A.

KERANGKA TEORITIS
1.

Pengertian Belajar
Belajar dapat terjadi dengan sendirinya, dalam arti tanpa bantuan
orang lain, tetapi ada kalanya memerlukan bimbingan sekalipun akhirnya
yang belajar adalah pelajar itu sendiri. Inilah yang disebut belajar. Belajar
dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan
potensi yang dimilikinya. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Beberapa dari sekian banyak ahli merumuskan dan mendefinisikan
tentang belajar sebagai suatu perubahan. Menurut

W. S. Winkel

(Psikologi Pengajaran, 2005;59) belajar adalah suatu aktivitas mental atau


psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan,
dan nilai sikap. Perubahan itu relatif konstan dan berbekas.
Sementara itu Ngalim Purwanto (1998) mengatakan bahwa belajar
merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi melalui latihan dan
pengalaman, perubahan harus relatif mantap menyangkut berbagai aspek.
James O Whittaker (dalam Darsono, 2000;4) juga mengungkapkan bahwa
belajar adalah proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui
latihan atau pengalaman. Lebih jauh Whittaker mengatakan bahwa
perubahan fisik (pertumbuhan) dan perubahan karena kematangan

(maturitas) tidak termasuk belajar. Perubahan perilaku karena kelelahan,


sakit dan akibat obat tidak termasuk belajar.
Dari beberapa rumusan dan definisi belajar tersebut di atas, istilah
yang terdapat pada semua definisi adalah perubahan dan pengalaman.
Dengan demikian, belajar adalah suatu proses yang menimbulkan atau
merubah perilaku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai
sikap melalui latihan atau pengalaman.
2.

Teori Psikologi Piaget


Piaget

dalam

teorinya

memandang

anak

sebagai

individu

(pembelajar) yang aktif. Perhatian utama Piaget tertuju kepada bagaimana


anak-anak dapat mengambil peran dalam lingkungannya dan bagaimana
lingkungan sekitar berpengaruh pada perkembangan mentalnya. Menurut
Piaget (dalam Helena, 2004), anak senantiasa berinteraksi dengan
sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang
dihadapinya di lingkungan itu. Melalui kegiatan yang dimaksudkan untuk
memecahkan

masalah

memberikan

penekanan

itulah

pembelajaran

terhadap

terjadi.

pentingnya

Piaget

bahasa

tidak
dalam

perkembangan kognoitif anak. Bagi Piaget bukan perkembangan bahasa


pertama yang paling fundamental dalam perkembangan kognitif melainkan
aktivitas atau action.
Menurut psikologi Piaget, dua macam perkembangan dapat terjadi
sebagai hasil dari beraktivitas, yaitu asimilasi dan akomodasi. Suatu
perkembangan disebut asimilasi jika aktivitas terjadi tanpa menghasilkan
perubahan

pada

anak,

sedangkan

akomodasi

terjadi

jika

anak

menyesuaikan diri terhadap hal-hal yang ada di lingkungannya. Misalnya

menurut contoh Cameron (2001), ketika anak sudah bisa menggunakan


sendok dan kemudian diberi garpu dan dia menggunakan garpu (alat
makan baru) sebagaimana ia menggunakan sendok yang berfungsi
sebagai alat makan yang dikenal sebelumnya, berarti ia telah melakukan
asimilasi. Akan tetapi, ketika ia sadar bahwa dengan garpu ia memiliki
kesempatan untuk makan dengan cara menusukkan garpu ke makanan
dan bukan cuma menyendoknya. Dengan demikian, anak itu telah
melakukan akomodasi.
Pada mulanya asimilasi dan akomodasi merupakan proses adaptasi
perilaku yang kemudian menjadi proses berpikir. Akomodasi merupakan
konsep

penting

yang

kemudian

dipertimbangkan

dalam

dunia

pembelajaran bahasa yang dikenal dengan sebutan restructuring. Istilah


ini mengacu kepada reorganisasi representasi mental dalam sebuah
bahasa (McLaughlin, 1992). Maksudnya, anak telah memiliki pola-pola
bahasa dalam pikirannya, tetapi ketika dihadapkan kepada fakta bahasa
(pola) baru dan fakta baru tersebut memiliki potensi untuk berkomunikasi
dengan cara berbeda, maka anak melakukan penyesuaian dengan polapola baru.
Menurut pandangan Piaget, pikiran anak berkembang perlahan-lahan
seiring

dengan

pertumbuhan

pengetahuan

dan

keterampilan

intelektualnya hingga sampai ke tahap berpikir logis dan formal. Akan


tetapi, pertumbuhan ditandai dengan perubahan-perubahan mendasar
tertentu yang menyebabkan anak mampu melampaui serangkaian
tahapan yang dimaksud. Pada setiap tahap, anak mampu berpikir
memikirkan hal-hal tertentu, tetapi tidak atau belum mampu memikirkan

hal-hal yang lain. Jadi, menurut Piaget, berpikir melibatkan hal-hal yang
abstrak dan menggunakan jalur logika belum mampu dilakukan anak
sebelum ia berusia 11 tahun atau lebih.
Pendapat ini banyak dikritik karena ketika diakhir tahun 70an dan di
awal tahun 80an diterapkan kebijakan bahwa anak-anak harus terlebih
dahulu melakukan srangkaian kegiatan yang menyiapkan mereka untuk
menulis kalimat yang memakan waktu lama, anak akan kehilangan
kesempatan untuk mengalami proses yang holistik atau menyeluruh.
Proses holistik tersebut ialah proses yang menyadarkan anak bahwa
tujuan menulis adalah komunikasi dan bukan berlatih menulis bentuk huruf
semata. Aspek komunikasi inilah yang merupakan aspek sosial dari
kegiatan menulis, dan aspek ini yang terabaikan oleh Piaget. Piaget lebih
memperhatikan anak dalam dunianya sendiri, dan bukan anak yang
berkomunikasi dengan orang dewasa atau dengan anak lain.
Ada pendapat Piaget yang penting, yaitu anak sebagai pembelajar
dan pemikir yang aktif, yang membangun pengetahuannya dengan
bergulat

dengan

mengambil

benda-benda

gagasan

Piaget

atau
bahwa

gagasan-gagasan.
anak

beradaptasi

Jika

kita

dengan

lingkungannya, kita dapat melihat bagaimana lingkungan dapat menjadi


setting

untuk

perkembangan.

Lingkungan

menawarkan

berbagai

kesempatan kepada anak untuk bertindak. Oleh karenanya, lingkungan


kelas, misalnya, dapat menjadi ajang kegiatan dan kreativitas yang
menyebabkan

pembelajaran

terjadi.

Berdasarkan

pendapat

ini,

pembelajaran bahasapun dapat terjadi jika lingkungan kelas maupun

sekitarnya dimanfaatkan sedemikian rupa agar menawarkan berbagai


kesempatan bagi keterlibatan dan kreativitas siswa.
3.

Teori Question Answer

4.
5.

Teori Psikologi Vygotsky


Pakar psikologi lain, Vygotsky (1962, 1978), memberikan pandangan
berbeda dengan Piaget terutama pandangannya tentang pentingnya faktor
sosial dalam perkembangan anak. Vygotsky memandang pentingnya
bahasa dan orang lain dalam dunia anak-anak. Meskipun Vygotsky
dikenal sebagai tokoh yang memfokuskan kepada perkembangan sosial
yang disebut sebagai sosiokultural, dia tidak mengabaikan individu atau
perkembangan kognitif individu. perkembangan bahasa pertama anak
tahun kedua di dalam hidupnya dipercaya sebagai pendorong terjadinya
pergeseran dalam perkembangan kognitifnya. Bahasa memberi anak
sebuah alat baru sehingga memberi kesempatan baru kepada anak untuk
melakukan berbagai hal, untuk menata informasi dengan menggunakan
simbol-simbol. Anak-anak sering terlihat berbicara sendiri dan mengatur
dirinya sendiri ketika ia berbuat sesuatu atau bermain. Ini disebut sebagai
private speech. Ketika anak menjadi semakin besar, bicaranya semakin
lirih, dan mulai membedakan mana kegiatan bicara yang ditujukan ke
orang lain dan mana yang ke dirinya sendiri.
Yang

mendasari

teori

Vygtsky

adalah

pengamatan

bahwa

perkembangan dan pembelajaran terjadi di dalam konteks sosial, yakni di


dunia yang penuh dengan orang yang berinteraksi dengan anak sejak
anak itu lahir. Ini berbeda dengan Piaget yang memandang anak sebagai

pembelajar yang aktif di dunia yang penuh orang. Orang-orang inilah yang
sangat berperan dalam membantu anak belajar dengan menunjukkan
benda-benda, dengan berbicara sambil bermain, dengan membacakan
ceritera, dengan mengajukan pertanyaan dan sebagainya. Dengan kata
lain, orang dewasa menjadi perantara bagi anak dan dunia sekitarnya.
Kemampuan belajar lewat instruksi dan perantara adalah ciri
inteligensi manusia. Dengan pertolongan orang dewasa, anak dapat
melakukan dan memahami lebih banyak hal dibandingkan dengan jika
anak hanya belajar sendiri. Konsep inilah yang disebut Vygotsky sebagai
Zone of Proximal Development (ZPD). ZPD memberi makna baru
terhadap kecerdasan. Kecerdasan tidak diukur dari apa yang dapat
dilakukan anak dengan bantuan yang semestinya. Belajar melakukan
sesuatu dan belajar berpikir terbantu dengan berinteraksi dengan orang
dewasa.
Menurut Vygotsky, pertama-tama anak melakukan segala sesuatu
dalam konteks sosial dengan orang lain dan bahasa membantu proses ini
dalam banyak hal. Lambat laun, anak semakin menjauhkan diri dari
ketergantungannya kepada orang dewasa dan menuju kemandirian
bertindak dan berpikir. Pergeseran dari berpikir dan berbicara nyaring
sambil melakukan sesuatu ke tahap berpikir dalam hati tanpa suara
disebut internalisasi. Menurut Wretsch (dalam Helena, 2004) internalisasi
bagi

Vygotsky

bukanya

transfer, melainkan

sebuah

transformasi.

Maksudnya, mampu berpikir tentang sesuatu yang secara kualitatif


berbeda dengan mampu berbuat sesuatu. Dalam proses internalisasi,
kegiatan interpersonal seperti bercakap-cakap atau berkegiatan bersama,

kemudian menjadi interpersonal, yaitu kegiatan mental yang dilakukan


oleh seorang individu.
Banyak gagasan Vygotsky yang dapat membantu dalam membangun
kerangka berpikir untuk mengajar bahasa asing bagi anak-anak. Untuk
membuat keputusan apa yang bisa dilakukan guru agar mendukung
pembelajaran kita dapat menggunakan gagasan bahwa orang dewasa
menjadi perantara. Lalu apalagi yang dapat dipelajari anak-anak?. Ini
dapat berdampak pada bagaimana menyiapkan pelajaran atau bagaimana
guru harus berbicara dengan siswa setiap saat. ZPD dapat menjadi
pemandu dalam memilih dan menyusun pengalaman pembelajaran bagi
siswa untuk membantu mereka maju dari tahap interpersonal ke
intrapersonal. Kita membantu siswa agar internalisasi terjadi sehingga
bahasa baru yang diajarkan menjadi bagian dari pengetahuan dan
keterampilan berbahasa anak.

B.

KERANGKA BERPIKIR
Kerangka berpikir dalam penelitian ini mengikuti skema sebagai berikut :
Pembelajaran
Perakitan Komputer di
SMK

1. Rendahnya input SMK


2. Mahalnya komponen komputer

Tujuan Pembelajaran
Perakitan Komputer

Penggunaan metode Kuis


Jaks dalam materi
Perakitan Komputer

Kesulitan belajar merakit


komputer

Peningkatan hasil belajar Perakitan


Komputer

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas diduga melalui


penggunaan metode Kuis Jaks dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
perakitan komputer siswa SMK Negeri 8 Semarang.

C.

HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah penggunaan metode Kuis Jaks dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran perakitan computer siswa SMK Negeri 8 Semarang.

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A.

Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 8 Semarang tanggal
18 Juli sampai dengan September 2009.

B.

Subyek Penelitian dan Sumber Data


Subyek penelitian adalah siswa kelas X Multimedia 3 SMK Negeri 8
Semarang pada semester gasal tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 36
orang, terdiri dari 28 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki.
Sumber data dalam penelitian ini adalah kelas X Multimedia 3 SMK Negeri
8 Semarang pada semester gasal tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah
36 orang sebagai subjek penelitian.

C.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan tes dan
observasi, dan angket. Sedangkan alat pengumpulan data berupa butir soal
tes, lembar observasi dan lembar angket.

D.

Validitas Data
Sebelum

tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan validasi untuk

mendapatkan tes yang valid. Tes validasi yang dilakukan adalah validasi isi
(content validity). Sebuah tes dikatakan mempunyai validasi isi apabila

mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi (isi pelajaran)
atau kurikulum.

E.

Analisis Data
Adapun data dan informasi yang dianalisis adalah dalam bentuk hasil test
(setelah proses pembelajaran) dan non-test (selama proses pembelajaran).
Untuk tahap pertama analisis hasil test yang diperoleh setelah pembelajaran
dilakukan secara dikotomi, yaitu dengan memberi skor untuk setiap butir test
yang dijawab benar dan tidak memberi skor

untuk setiap butir test yang

dijawab salah.
Selanjutnya hasil tes tersebut dituangkan dalam bentuk tabel untuk
mengetahui perkembangan dan perbandingan hasil perolehan test siswa setiap
siklusnya.

F.

Indikator Kinerja
Peningkatan kualitas pembelajaran perakitan komputer PC siswa SMK
Negeri 8 Semarang melalui metode Kuis Jaks dapat dilihat dari persentase
aktivitas siswa dalam pembelajaran 70% dan persentase ketuntasan hasil
belajar 80 %.

G.

Prosedur Penelitian
1.

Gambaran Umum Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang diuraikan sebagai
berikut

Siklus

Pertama

pembelajaran

dengan

pendekatan

konstruktivisme

individual

menggunakan

media

interaktif

Perakitan

Komputer PC. Siswa belajar materi dari media interaktif Perakitan komputer
PC yang sudah ada di komputer dengan menggunakan headset. Siklus
Kedua pembelajaran dengan pendekatan Soal Jawab. Metode ini
dilaksanakan dengan cara siswa mendengarkan materi dari media interaktif
perakitan komputer PC kemudian membuat soal dari materi tersebut
sekaligus membuat jawabannya. Metode Soal Jawab dilaksanakan
karena dari hasil angket dan wawancara pada siswa diperoleh data bahwa
sebagian besar siswa kesulitan menghafalkan materi yang ada di media
interaktif perakitan komputer PC. Siklus Ketiga

pembelajaran dengan

pendekatan Konstruktivisme Sosial. Metode ini dilaksanakan dengan cara


dalam satu kelompok didampingi oleh satu orang pendamping yang
menguasai materi perakitan komputer. Pendamping ini diambil dari siswa
kelas penelitian tersebut yang telah diberi pelatihan terlebih dahulu secara
intensif di luar jam pelajaran. Metode konstruktivisme sosial dilaksanakan
karena dari hasil angket dan wawancara pada siswa diperoleh data bahwa
sebagian besar siswa kesulitan dalam merakit komputer melalui media
interaktif.
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua
jenis, yaitu (1) data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi tiap proses
pembelajaran, wawancara dan angket tentant motivasi siswa pada mata
pelajaran dasar kompetensi kejuruan merakit komputer PC, (2) Data
Kuantitatif yang diperoleh dari hasil belajar siswa dengan alat penilaian tes
hasil belajar dengan bentuk soal pilihan ganda dan tes uji kompetensi
merakit komputer PC.

2.

Rincian Prosedur Penelitian


a. Siklus I
Pada siklus pertama terdiri dari dua kali pelaksanaan tindakan
pembelajaran (dua kali pertemuan),. Secara lebih rinci langkah-langkah
penelitian pada siklus pertama adalah sebagai berikut .
1). Perencanaan
a). Menetapkan kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu kelas
X Multimedia 3 SMK Negeri 8 Semarang.
b). Merumuskan

tindakan

pembelajaran

sebagai

menggunakan

alternatif

pendekatan

solusi,

yaitu

pembelajaran

Kontruktivisme Individual pada saat proses belajar mengajar di


dalam laboratorium komputer.
c). Menyiapkan

perangkat

pembelajaran

meliputi

Silabus

Pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),


Kisi-kisi Ulangan, Job sheet perakitan komputer.
d). Menyusun

rencana

pembelajaran

meliputi

Skenario

pembelajaran dan alokasi waktu, menyiapkan alat tes dan job


sheet.
e). Menyiapkan lembar observasi yang meliputi : Format angket
motivasi siswa terhadap mata pelajaran dasar kompetensi
perakitan komputer PC, format observasi tentang keaktifan
siswa

dalam

mengikuti

kegiatan

pembelajaran

dasar

kompetensi perakitan komputer PC, dan format tanggapan

siswa terhadap pembelajaran dasar kompetensi perakitan


komputer PC (format instrumen terlampir).
f).

Menetapkan jenis data dan cara pengumpulan data yang


meliputi data kualitatif dan data kuantitatif.

g). Menyiapkan media interaktif perakitan komputer PC.


h). Memasukkan media interaktif Perakitan Komputer PC ke dalam
Komputer
2). Pelaksanaan tindakan pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 18
dan 21 Juli 2009. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru
menyampaikan
Individu

materi

dengan

menggunakan

bantuan

media

metode

interaktif

Kontruktivisme
sesuai

langkah

pembelajaran pada rencana pembelajaran.


Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan belajar adalah sebagai
berikut :
a). Guru membuka pelajaran meliputi : penyampaian salam,
pemeriksaan kehadiran siswa, penyampaian informasi tentang
tujuan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan serta apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan
oleh siswa.
b). Siswa belajar materi dengan menggunakan headset
c). Materi yang dipelajari adalah Mengenal Komponen Komputer
PC.

d). Kegiatan pembelajaran ini diamati oleh guru lain dengan tujuan
untuk mengetahui letak kesulitan dan kelemahan yang terjadi di
dalam kelas.
e). Melaksanakan evaluasi hasil belajar.
3). Observasi
Pada tahap ini dilakukan pemantauan terhadap proses belajar
mengajar yang dilakukan bersama dengan kolaborator melalui
proses supervisi sejawat.
4). Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan dan dilanjutkan
dengan refleksi untuk membahas hasil observasi yang telah
dilakukan,

selanjutnya

guru

dan

kolaborator

memperoleh

kesepakatan tentang hal hal berikut :


a. terganggunya pembelajaran apabila ada teman yang tidak
membuka pembelajaran tetapi mereka hanya mendengarkan
musik
b. Biasanya cara yang disampaikan media interaktif itu lebih
bertele-tele sehingga menimbulkan rasa kebosanannya. Dengan
ada rasa bosan tadi siswa biasanya memanfaatkan dengan
membuka hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran,
seperti bermain game.
c. Tidak semua siswa memiliki komputer di rumah sehingga mereka
tidak bisa belajar menggunakan media interaktif di rumah.
Data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi dan data kuantitatif
dari tes hasil belajar siswa, keduanya dianalisis dengan teknik

trianggulasi dan hasilnya akan dijadikan sebagai bahan penyusunan


kembali skenario pembelajaran dan sebagai perencanaan tindakan
ulang yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya (siklus II).
b. Siklus II
Pada siklus kedua terdiri dari empat kali pelaksanaan tindakan
pembelajaran (empat kali pertemuan), Secara lebih rinci langkahlangkah penelitian pada siklus pertama adalah sebagai berikut .
1). Perencanaan
a). Identifikasi masalah hasil refleksi dari siklus I
b). Merumuskan

tindakan

sebagai

alternatif

solusi,

yaitu

pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Soal Jawab pada saat proses belajar mengajar di dalam laboratorium
komputer.
c). Menyiapkan

perangkat

pembelajaran

meliputi

Silabus

Pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan


Kisi-kisi Ulangan.
d). Menyusun

rencana

pembelajaran

meliputi

Skenario

pembelajaran dan alokasi waktu, dan menyiapkan alat tes.


e). Menyiapkan lembar observasi yang meliputi : Format angket
motivasi siswa terhadap mata pelajaran dasar kompetensi
perakitan komputer PC, format observasi tentang keaktifan
siswa

dalam

mengikuti

kegiatan

pembelajaran

dasar

kompetensi perakitan komputer PC, dan format tanggapan

siswa terhadap pembelajaran dasar kompetensi perakitan


komputer PC (format instrumen terlampir).
f).

Menetapkan jenis data dan cara pengumpulan data yang


meliputi data kualitatif dan data kuantitatif.

2). Pelaksanaan tindakan pembelajaran


Kegiatan Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 28
Juli dan 1 Agustus 2009. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru
menyampaikan materi menggunakan metode Soal Jawab dimana
siswa disuruh membuat soal beserta jawabannya dari materi yang
ada di media interaktif sesuai langkah pembelajaran pada rencana
pembelajaran.
Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan belajar adalah sebagai
berikut :
a). Guru membuka pelajaran meliputi : penyampaian salam,
pemeriksaan kehadiran siswa, penyampaian informasi tentang
tujuan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan serta apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan
oleh siswa.
b). Siswa belajar materi dengan menggunakan headset.
c). Siswa membuat soal dari materi perakitan PC yang ada di
media interaktif sekaligus membuat jawabannya.
d). Materi yang dipelajari adalah Tips Memilih Komponen Komputer
PC.

e). Kegiatan pembelajaran ini diamati oleh guru lain dengan tujuan
untuk mengetahui letak kesulitan dan kelemahan yang terjadi di
dalam kelas.
f).

Melaksanakan evaluasi hasil belajar.

3). Observasi
Pada tahap ini dilakukan pemantauan terhadap proses belajar
mengajar yang dilakukan bersama dengan kolaborator melalui
proses supervisi sejawat.
4). Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan dan dilanjutkan
dengan refleksi untuk membahas hasil observasi yang telah
dilakukan,

selanjutnya

guru

dan

kolaborator

memperoleh

kesepakatan tentang hal hal berikut :

a. Jika pembelajaran melalui media interaktif ini harus di praktikkan


maka akan kesulitan. Sebab melalui praktik langsung namun
tidak di depan computer.
b. Kekhawatiran akan kerusakana alat praktek yang mahal jika tidak
diajar langsung oleh gurunya

Data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi dan data kuantitatif
dari tes hasil belajar siswa, keduanya dianalisis dengan teknik
trianggulasi dan hasilnya akan dijadikan sebagai bahan penyusunan
kembali skenario pembelajaran dan sebagai perencanaan tindakan
ulang yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya (siklus III).
Pada tiap refleksi ada beberapa pertanyaan yang akan dijadikan
patokan keberhasilan, misalnya apakah proses pembelajaran yang
dilakukan telah sesuai dengan perencanaan, bagaimana minat,
aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, dan bagaimana tingkat
pencapaian hasil belajar siswa.
c. Siklus III
Pada siklus ketiga terdiri dari tiga kali pelaksanaan tindakan
pembelajaran (tiga kali pertemuan), Secara lebih rinci langkah-langkah
penelitian pada siklus pertama adalah sebagai berikut .
1). Perencanaan
a). Identifikasi masalah hasil refleksi dari siklus I
b). Merumuskan
pembelajaran

tindakan

sebagai

menggunakan

alternatif
pendekatan

solusi,

yaitu

pembelajaran

Kontruktivisme Sosial pada saat proses belajar mengajar di


dalam laboratorium komputer.

c). Menyiapkan

perangkat

pembelajaran

meliputi

Silabus

Pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan


Job sheet perakitan komputer.
d). Menyusun

rencana

pembelajaran

meliputi

Skenario

pembelajaran dan alokasi waktu, dan menyiapkan alat tes.


e). Menyiapkan lembar observasi yang meliputi : Format angket
motivasi siswa terhadap mata pelajaran dasar kompetensi
perakitan komputer PC, format observasi tentang keaktifan siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dasar kompetensi
perakitan komputer PC, dan format tanggapan siswa terhadap
pembelajaran dasar kompetensi perakitan komputer PC (format
instrumen terlampir).
f). Menetapkan jenis data dan cara pengumpulan data yang meliputi
data kualitatif dan data kuantitatif.
2). Pelaksanaan tindakan pembelajaran
Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan belajar adalah sebagai
berikut :
a). Guru membuka pelajaran meliputi : penyampaian salam,
pemeriksaan kehadiran siswa, penyampaian informasi tentang
tujuan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan serta apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan
oleh siswa.
b). Siswa belajar merakit komputer dengan metode konstruktivisme
sosial (tutor sebaya).

c). Tutor sebaya diambil dari ketua kelompok yang telah diberikan
materi perakitan komputer oleh guru.
d). Ketua kelompok menjadi tempat bertanya anggota kelompok
dalam merakit komputer PC.
e). Kegiatan pembelajaran ini diamati oleh guru lain dengan tujuan
untuk mengetahui letak kesulitan dan kelemahan yang terjadi di
dalam kelas.
f). Melaksanakan uji kompetensi merakit komputer PC secara
individual.
3). Observasi
Pada tahap ini dilakukan pemantauan terhadap proses belajar
mengajar yang dilakukan bersama dengan kolaborator melalui
proses supervisi sejawat.
4). Refleksi
Data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi dan data kuantitatif
dari tes hasil belajar siswa, keduanya dianalisis dengan teknik
trianggulasi dan hasilnya akan dijadikan sebagai bahan penyusunan
kembali skenario pembelajaran dan sebagai perencanaan tindakan
ulang yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya (siklus III).
Pada tiap refleksi ada beberapa pertanyaan yang akan dijadikan
patokan keberhasilan, misalnya apakah proses pembelajaran yang
dilakukan telah sesuai dengan perencanaan, bagaimana minat,
aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, dan bagaimana tingkat
pencapaian hasil belajar siswa.

a). Siswa terlihat asyik dengan media interaktif perakitan komputer


PC
b). Kelas dalam kondisi tenang
c). Banyak pertanyaan post tes yang tidak bisa dijawab dengan
baik oleh siswa
Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan dan dilanjutkan
dengan refleksi untuk membahas hasil observasi yang telah
dilakukan.

selanjutnya

guru

dan

pengamat

memperoleh

kesepakatan tentang hal hal berikut :


a.

Siswa perlu lebih banyak diberi kesempatan berfikir dalam menjawab


pertanyaan ataupun mengemukakan pendapat

b.

Siswa perlu mengulang kembali materi yang telah dipelajari agar


benar-benar memahami.
Setelah pertemuan pertama pada siklus pertama selesai dilanjutkan

dengan pertemuan kedua pada siklus pertama. Langkah langkah


penelitian pada pertemuan kedua siklus pertama adalah sebagai berikut .
1.

Perencanaan 2
a.

Membuat rencana pembelajaran pertemuan 2 (lampiran )

b.

Siswa belajar materi motherboard dan RAM.

c.

Kegiatan pembelajaran ini diamati oleh guru lain dengan


tujuan untuk mengetahui letak kesulitan dan kelemahan yang
terjadi di dalam kelas.

Sepuluh

d.

menit

sebelum

jam

pelajaran

berakhir

guru

memberikan pertanyaan secara lisan.


2.

Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran 2


Kegiatan

pembelajaran

sebagai

pelaksanaan

tindakan

dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2009.


Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan belajar adalah sebagai
berikut :
1.

Siswa belajar materi dengan menggunakan headset

2.

Siswa melanjutkan belajar materi motherboard dan RAM..

3.

Kegiatan pembelajaran ini diamati oleh guru lain dengan tujuan untuk
mengetahui letak kesulitan dan kelemahan yang terjadi di dalam
kelas.

4.

Sepuluh menit sebelum jam pelajaran berakhir guru memberikan


post test
5). Observasi 2

b.

Siswa terlihat asyik dengan media interaktif perakitan komputer

c.

Kelas dalam kondisi tenang

d.

Masih banyak pertanyaan post tes yang tidak bisa dijawab dengan
baik oleh siswa

6). Refleksi 2
Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan dan dilanjutkan
dengan refleksi untuk membahas hasil observasi yang telah dilakukan,
selanjutnya guru dan pengamat memperoleh kesepakatan memberikan

tugas kepada siswa untuk membuat soal disertai jawaban dari materi
pengenalan komponen komputer

siklus kedua enam kali pelaksanaan tindakan pembelajaran (enam kali pertemuan)
dan siklus ketiga terdapat dua kali pelaksanaan tindakan pembelajaran (dua kali
pertemuan)

Anda mungkin juga menyukai