PENDAHULUAN
A.
yang
mengembangkan
diskusi
dan
kerja
kelompok
pekerjaan
diperpustakaan
dan
laboratorium
banyak
B.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah :
1. Apakah pembelajaran perakitan komputer PC dengan penggunaan metode
KUIS JAKS dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran perakitan
komputer PC siswa SMK Negeri 8 Semarang ?
C.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar dasar kompetensi kejuruan perakitan komputer PC
siswa SMK Negeri 8 Semarang melalui penggunaan metode Kuis Jaks.
D.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan
IPTEK, khususnya pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Perakitan
komputer PC dijenjang SMK antara lain :
1.
Bagi Siswa, hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat apabila siswa
mengalami kesulitan dalam merakit komputer PC.
2.
BAB II
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A.
KERANGKA TEORITIS
1.
Pengertian Belajar
Belajar dapat terjadi dengan sendirinya, dalam arti tanpa bantuan
orang lain, tetapi ada kalanya memerlukan bimbingan sekalipun akhirnya
yang belajar adalah pelajar itu sendiri. Inilah yang disebut belajar. Belajar
dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan
potensi yang dimilikinya. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Beberapa dari sekian banyak ahli merumuskan dan mendefinisikan
tentang belajar sebagai suatu perubahan. Menurut
W. S. Winkel
dalam
teorinya
memandang
anak
sebagai
individu
masalah
memberikan
penekanan
itulah
pembelajaran
terhadap
terjadi.
pentingnya
Piaget
bahasa
tidak
dalam
pada
anak,
sedangkan
akomodasi
terjadi
jika
anak
penting
yang
kemudian
dipertimbangkan
dalam
dunia
dengan
pertumbuhan
pengetahuan
dan
keterampilan
hal-hal yang lain. Jadi, menurut Piaget, berpikir melibatkan hal-hal yang
abstrak dan menggunakan jalur logika belum mampu dilakukan anak
sebelum ia berusia 11 tahun atau lebih.
Pendapat ini banyak dikritik karena ketika diakhir tahun 70an dan di
awal tahun 80an diterapkan kebijakan bahwa anak-anak harus terlebih
dahulu melakukan srangkaian kegiatan yang menyiapkan mereka untuk
menulis kalimat yang memakan waktu lama, anak akan kehilangan
kesempatan untuk mengalami proses yang holistik atau menyeluruh.
Proses holistik tersebut ialah proses yang menyadarkan anak bahwa
tujuan menulis adalah komunikasi dan bukan berlatih menulis bentuk huruf
semata. Aspek komunikasi inilah yang merupakan aspek sosial dari
kegiatan menulis, dan aspek ini yang terabaikan oleh Piaget. Piaget lebih
memperhatikan anak dalam dunianya sendiri, dan bukan anak yang
berkomunikasi dengan orang dewasa atau dengan anak lain.
Ada pendapat Piaget yang penting, yaitu anak sebagai pembelajar
dan pemikir yang aktif, yang membangun pengetahuannya dengan
bergulat
dengan
mengambil
benda-benda
gagasan
Piaget
atau
bahwa
gagasan-gagasan.
anak
beradaptasi
Jika
kita
dengan
untuk
perkembangan.
Lingkungan
menawarkan
berbagai
pembelajaran
terjadi.
Berdasarkan
pendapat
ini,
4.
5.
mendasari
teori
Vygtsky
adalah
pengamatan
bahwa
pembelajar yang aktif di dunia yang penuh orang. Orang-orang inilah yang
sangat berperan dalam membantu anak belajar dengan menunjukkan
benda-benda, dengan berbicara sambil bermain, dengan membacakan
ceritera, dengan mengajukan pertanyaan dan sebagainya. Dengan kata
lain, orang dewasa menjadi perantara bagi anak dan dunia sekitarnya.
Kemampuan belajar lewat instruksi dan perantara adalah ciri
inteligensi manusia. Dengan pertolongan orang dewasa, anak dapat
melakukan dan memahami lebih banyak hal dibandingkan dengan jika
anak hanya belajar sendiri. Konsep inilah yang disebut Vygotsky sebagai
Zone of Proximal Development (ZPD). ZPD memberi makna baru
terhadap kecerdasan. Kecerdasan tidak diukur dari apa yang dapat
dilakukan anak dengan bantuan yang semestinya. Belajar melakukan
sesuatu dan belajar berpikir terbantu dengan berinteraksi dengan orang
dewasa.
Menurut Vygotsky, pertama-tama anak melakukan segala sesuatu
dalam konteks sosial dengan orang lain dan bahasa membantu proses ini
dalam banyak hal. Lambat laun, anak semakin menjauhkan diri dari
ketergantungannya kepada orang dewasa dan menuju kemandirian
bertindak dan berpikir. Pergeseran dari berpikir dan berbicara nyaring
sambil melakukan sesuatu ke tahap berpikir dalam hati tanpa suara
disebut internalisasi. Menurut Wretsch (dalam Helena, 2004) internalisasi
bagi
Vygotsky
bukanya
transfer, melainkan
sebuah
transformasi.
B.
KERANGKA BERPIKIR
Kerangka berpikir dalam penelitian ini mengikuti skema sebagai berikut :
Pembelajaran
Perakitan Komputer di
SMK
Tujuan Pembelajaran
Perakitan Komputer
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
C.
HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah penggunaan metode Kuis Jaks dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran perakitan computer siswa SMK Negeri 8 Semarang.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 8 Semarang tanggal
18 Juli sampai dengan September 2009.
B.
C.
D.
Validitas Data
Sebelum
mendapatkan tes yang valid. Tes validasi yang dilakukan adalah validasi isi
(content validity). Sebuah tes dikatakan mempunyai validasi isi apabila
mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi (isi pelajaran)
atau kurikulum.
E.
Analisis Data
Adapun data dan informasi yang dianalisis adalah dalam bentuk hasil test
(setelah proses pembelajaran) dan non-test (selama proses pembelajaran).
Untuk tahap pertama analisis hasil test yang diperoleh setelah pembelajaran
dilakukan secara dikotomi, yaitu dengan memberi skor untuk setiap butir test
yang dijawab benar dan tidak memberi skor
dijawab salah.
Selanjutnya hasil tes tersebut dituangkan dalam bentuk tabel untuk
mengetahui perkembangan dan perbandingan hasil perolehan test siswa setiap
siklusnya.
F.
Indikator Kinerja
Peningkatan kualitas pembelajaran perakitan komputer PC siswa SMK
Negeri 8 Semarang melalui metode Kuis Jaks dapat dilihat dari persentase
aktivitas siswa dalam pembelajaran 70% dan persentase ketuntasan hasil
belajar 80 %.
G.
Prosedur Penelitian
1.
Siklus
Pertama
pembelajaran
dengan
pendekatan
konstruktivisme
individual
menggunakan
media
interaktif
Perakitan
Komputer PC. Siswa belajar materi dari media interaktif Perakitan komputer
PC yang sudah ada di komputer dengan menggunakan headset. Siklus
Kedua pembelajaran dengan pendekatan Soal Jawab. Metode ini
dilaksanakan dengan cara siswa mendengarkan materi dari media interaktif
perakitan komputer PC kemudian membuat soal dari materi tersebut
sekaligus membuat jawabannya. Metode Soal Jawab dilaksanakan
karena dari hasil angket dan wawancara pada siswa diperoleh data bahwa
sebagian besar siswa kesulitan menghafalkan materi yang ada di media
interaktif perakitan komputer PC. Siklus Ketiga
pembelajaran dengan
2.
tindakan
pembelajaran
sebagai
menggunakan
alternatif
pendekatan
solusi,
yaitu
pembelajaran
perangkat
pembelajaran
meliputi
Silabus
rencana
pembelajaran
meliputi
Skenario
dalam
mengikuti
kegiatan
pembelajaran
dasar
materi
dengan
menggunakan
bantuan
media
metode
interaktif
Kontruktivisme
sesuai
langkah
d). Kegiatan pembelajaran ini diamati oleh guru lain dengan tujuan
untuk mengetahui letak kesulitan dan kelemahan yang terjadi di
dalam kelas.
e). Melaksanakan evaluasi hasil belajar.
3). Observasi
Pada tahap ini dilakukan pemantauan terhadap proses belajar
mengajar yang dilakukan bersama dengan kolaborator melalui
proses supervisi sejawat.
4). Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan dan dilanjutkan
dengan refleksi untuk membahas hasil observasi yang telah
dilakukan,
selanjutnya
guru
dan
kolaborator
memperoleh
tindakan
sebagai
alternatif
solusi,
yaitu
pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Soal Jawab pada saat proses belajar mengajar di dalam laboratorium
komputer.
c). Menyiapkan
perangkat
pembelajaran
meliputi
Silabus
rencana
pembelajaran
meliputi
Skenario
dalam
mengikuti
kegiatan
pembelajaran
dasar
e). Kegiatan pembelajaran ini diamati oleh guru lain dengan tujuan
untuk mengetahui letak kesulitan dan kelemahan yang terjadi di
dalam kelas.
f).
3). Observasi
Pada tahap ini dilakukan pemantauan terhadap proses belajar
mengajar yang dilakukan bersama dengan kolaborator melalui
proses supervisi sejawat.
4). Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan dan dilanjutkan
dengan refleksi untuk membahas hasil observasi yang telah
dilakukan,
selanjutnya
guru
dan
kolaborator
memperoleh
Data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi dan data kuantitatif
dari tes hasil belajar siswa, keduanya dianalisis dengan teknik
trianggulasi dan hasilnya akan dijadikan sebagai bahan penyusunan
kembali skenario pembelajaran dan sebagai perencanaan tindakan
ulang yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya (siklus III).
Pada tiap refleksi ada beberapa pertanyaan yang akan dijadikan
patokan keberhasilan, misalnya apakah proses pembelajaran yang
dilakukan telah sesuai dengan perencanaan, bagaimana minat,
aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, dan bagaimana tingkat
pencapaian hasil belajar siswa.
c. Siklus III
Pada siklus ketiga terdiri dari tiga kali pelaksanaan tindakan
pembelajaran (tiga kali pertemuan), Secara lebih rinci langkah-langkah
penelitian pada siklus pertama adalah sebagai berikut .
1). Perencanaan
a). Identifikasi masalah hasil refleksi dari siklus I
b). Merumuskan
pembelajaran
tindakan
sebagai
menggunakan
alternatif
pendekatan
solusi,
yaitu
pembelajaran
c). Menyiapkan
perangkat
pembelajaran
meliputi
Silabus
rencana
pembelajaran
meliputi
Skenario
c). Tutor sebaya diambil dari ketua kelompok yang telah diberikan
materi perakitan komputer oleh guru.
d). Ketua kelompok menjadi tempat bertanya anggota kelompok
dalam merakit komputer PC.
e). Kegiatan pembelajaran ini diamati oleh guru lain dengan tujuan
untuk mengetahui letak kesulitan dan kelemahan yang terjadi di
dalam kelas.
f). Melaksanakan uji kompetensi merakit komputer PC secara
individual.
3). Observasi
Pada tahap ini dilakukan pemantauan terhadap proses belajar
mengajar yang dilakukan bersama dengan kolaborator melalui
proses supervisi sejawat.
4). Refleksi
Data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi dan data kuantitatif
dari tes hasil belajar siswa, keduanya dianalisis dengan teknik
trianggulasi dan hasilnya akan dijadikan sebagai bahan penyusunan
kembali skenario pembelajaran dan sebagai perencanaan tindakan
ulang yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya (siklus III).
Pada tiap refleksi ada beberapa pertanyaan yang akan dijadikan
patokan keberhasilan, misalnya apakah proses pembelajaran yang
dilakukan telah sesuai dengan perencanaan, bagaimana minat,
aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, dan bagaimana tingkat
pencapaian hasil belajar siswa.
selanjutnya
guru
dan
pengamat
memperoleh
b.
Perencanaan 2
a.
b.
c.
Sepuluh
d.
menit
sebelum
jam
pelajaran
berakhir
guru
pembelajaran
sebagai
pelaksanaan
tindakan
2.
3.
Kegiatan pembelajaran ini diamati oleh guru lain dengan tujuan untuk
mengetahui letak kesulitan dan kelemahan yang terjadi di dalam
kelas.
4.
b.
c.
d.
Masih banyak pertanyaan post tes yang tidak bisa dijawab dengan
baik oleh siswa
6). Refleksi 2
Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan dan dilanjutkan
dengan refleksi untuk membahas hasil observasi yang telah dilakukan,
selanjutnya guru dan pengamat memperoleh kesepakatan memberikan
tugas kepada siswa untuk membuat soal disertai jawaban dari materi
pengenalan komponen komputer
siklus kedua enam kali pelaksanaan tindakan pembelajaran (enam kali pertemuan)
dan siklus ketiga terdapat dua kali pelaksanaan tindakan pembelajaran (dua kali
pertemuan)