Pada KD 4 ini kita belajar tentang kehidupan sebagai pembawa damai dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam pertemuan pertama ini kita akan belajar mengenai arti dan makna damai
sejahtera menurut Alkitab. Dan pada pertemuan berikutnya kita akan belajar tentang bagaimana
hidup dalam damai sejahtera dan yang terakhir tentang bagaimana menjadi pembawa damai
sejahtera.
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Kesimpulan:
• Menjadi pembawa damai bagi sekeliling kita diperlukan sebuah kondisi damai.
• Kita perlu berdamai dengan Tuhan terlebih dahulu, perlu dibebaskan dari dosa sehingga
hubungan kita dengan Tuhan menjadi baik.
• Kita perlu berdamai dengan diri sendiri, yaitu tidak lagi terintimidasi oleh dosa.
• Kita juga perlu untuk berdamai dengan sesama. Karena jika dengan sesame kita masih
ada sekat maka kita tak akan bisa menjangkau mereka untuk menjad pembawa damai di
antara mereka.
Pertemuan 3
Berperan Sebagai Pembawa Damai Sejahtera
Perdamaian dan juga kasih adalah tindakan, bukan kata benda. Artinya, untuk mewujudkan
perdamaian dan kasih, kita perlu melakukan langkah-langkah konkret dalam kehidupan kita.
Seluruh perbuatan dan gaya hidup kita mestilah mencerminkan perdamaian dan kasih, sehingga
keduanya dapat terwujud dalam masyarakat kita, di bumi kita.
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjadi pembawa damai sejahtera
bagi sekitar:
A. Inisiator Perdamaian
Menjadi pembawa damai sejahtera berarti bersedia menjadi inisiator bagi hadirnya
damai sejahtera atau dengan kata lain, menjadi pencipta damai sejahtera di manapun
berada. Seperti yang tertulis dalam Amanat Agung (Matius 28:19), “Pergi dan
jadikanlah semua bangsa murid-Ku……..” Ayat itu mengandung makna bahwa kita
harus berinisiatif dan proaktif untuk pergi dan menjalankan amanat, menjadi orang yang
berinisiatif terlebih dahulu melakukan sebelum orang lain yang melakukannya.
Sikap proaktif seorang murid yang membawa damai sejahtera dapat diwujudkan dengan
cara menunjukkan kasih Kristus setiap saat dalam situasi apapun agar orang lain turut
merasakannya.
Sedangkan terang selain fungsi utamanya untuk menerangi, juga memiliki fungsi untuk
mengetahui arah yang benar atau sebagai penunjuk arah. Terang bersifat mutlak, tidak
dapat dihalangi dan tidak dapat difungsikan sebagian saja.
Identitas orang percaya sebagai terang dunia mengandung makna:
• Memiliki pola hidup yang etis, lenih bermoral, lebih menyenangkan, bukan hanya
secara lahiriah tetapi juga batiniah.
• Menerangi semua tempat, semua aspek kehidupan tanpa terkecuali.
• Menjadi panduan, contoh, teladan dalam hal kebenaran untuk meniadakan
kejahatan dan penunjuk arah agar tidak tersesat.
Menjadi terang dan garam dunia berarti hidup yang diperlihatkan kepada sesama
melalui kesucian hati. Hidup bersama orang lain dalam ketulusan, memberikan
pengaruh baik yang memperbaiki kualitas kehidupan orang di sekitarnya dan
menunjukkan sikap adil, tidak pilih-pilih teman dan keterbukaan hidup dengan
menyatakan kebenaran.
C. Tugas Mendamaikan
Hidup dalam keadaan tidak berdamai adalah paling tidak menyenangkan. Dan kitapun
menjadi seteru Allah ketika kita masih memendam kepahitan dan tidak berdamai dengan orang
lain. Karena itu, jangan berlarut-larut dengan berbagai persoalan dan memelihara rasa sakit hati.
Berdamai dengan orang lain kadang sulit. Manusia sering kali berkeras hati sehingga tidak
bersedia mengampuni. Mendamaikan orang lain adalah tugas semua orang. Apabila kita
mengetahui teman atau saudara kita yang belum berdamai kita dapat mendamaikannya dengan
memohon hikmat dari Tuhan.
Kesimpulan:
• Hidup sebagai pembawa damai sejahtera merupakan salah satu bagian dari tugas kita
sebagai orang percaya.
• Tidak menunggu orang lain untuk melakukannya, maka seharusnya kita memulai lebih
dulu, proaktif untuk memulainya.
• Menjadi garam dan terang dunia adalah dengan ketulusan memberikan pengaruh baik bagi
lingkungan sekitarnya.
• Proaktif menjadi pendamai bagi lingkungan sekitar kita jika kita mengetahui orang-orang
di dekat kita belum berdamai.