Anda di halaman 1dari 6

Damai Sejahtera

A. Deskripsi Capaian
Memahami hakikat damai sejahtera dan mewujudkannya dalam tindakan. Pada elemen ini
peserta binaan diharapkan dapat memahami makna damai sejahtera menurut Alkitab,
memahami Allah sebagai sumber damai sejahtera, menganilisis faktor-faktor penghambat
damai sejahtera, ciri-ciri sebagai pembawa damai sejahtera serta mewujudkan diri sebagai
pembawa damai dalam kehidupan.

“Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu
telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.” (Kolose 3 : 15). Damai sejahtera
itu mengakar dalam hati dan sangat penting dalam kekristenan. Mengacu pada Alkitab,
istilah “damai” dijelaskan dengan kata “shalom” yang merujuk kepada kesejahteraan orang
lain ( Kejadian 43:27, Keluaran 4:18), pada perjanjian ( I Raja-raja 5:12), dan dalam doa
untuk kesejahteraan kota atau bangsa (Mazmur 122:6). Damai bukan sekadar tidak ada
konflik tapi menunjuk pada makna yang lebih dalam. Jadi ketika seseorang berbicara
tentang damai artinya berkat yang berasal dari Allah, rekonsiliasi dengan Allah sang
pemberi damai sejahtera.
B. Capaian Pembelajaran

Capaian Pembelajaran Sub Elemen Materi Pokok Tujuan

Memahami hakikat damai Damai Sejahtera Arti kata Damai Sejahtera dalam Memahami bahwa damai sejahtera yang dari Allah tidak
sejahtera dan dalam Alkitab Alkitab sama dengan damai sejahtera yang diberikan oleh dunia
mewujudkannya dalam
Sumber damai sejahtera Memahami bahwa damai sejahtera yang abadi itu hanya
Tindakan
datang dari Allah sebab Allah adalah sumber damai
sejahtera abadi

Faktor penghambat damai Menganalisa faktor-faktor penghambat damai sejahtera


sejahtera

Tugas Orang Sikap orang Kristen yang ingin Mampu embuka hati untuk menerima dan mengalami
Kristen Sebagai mengalami damai sejahtera damai sejahtera yang Allah tawarkan kepada setiap
Pembawa Damai orang
Sejahtera
Ciri-ciri orang Kristen pembawa Kelompok binaan menunjukkan gaya hidup yang
damai sejahtera menghadirkan damai sejahtera dimanapun ia berada
DAMAI SEJAHTERA

a. Damai Sejahtera dalam Alkitab


Damai sejahtera dalam Bahasa Ibrani digunakan kata Shalom. Kata yang sejajar dengan
damai sejahtera, ialah sentosa, aman, selamat, memberi damai sejahtera, membayar lunas,
memulihkan; hal ini dimaksudkan dalam keadaan bebas dari kesulitan, kesusahan, perang dan
gangguan.1
Damai sejahtera dalam Bahasa Yunani digunakan kata Eirene. Kata Eirene ini berkenaan
dengan suatu keadaan tenang, damai sentosa, misalnya tanpa huru-hara atau perang,
keharominasan antar individu, keamanan, keselamatan, dan kemakmuran.2
Beberapa penjelasan tentang damai sejahtera dalam Alkitab.3
a) Damai sejahtera dapat mengacu kepada ketenangan dalam hubungan internasional, seperti
perdamaian antara dua negara yang bertikai (1Sam 7:14; 1Raj 4:24; 1Taw 19:19).
b) Damai sejahtera juga dapat mengacu kepada perasaan mapan dalam suatu bangsa, seperti
pada masa kemakmuran dan tidak ada perang saudara (2 Sam 3:21-23; 1Taw 22:9; Mazm
122:6-7).
c) Damai sejahtera dapat dialami sebagai keutuhan dan keselarasan dalam hubungan antar
manusia, baik dalam rumah tangga (Ams 17:1; 1 Kor 7:15) maupun di luar (Rom 12:18;
Ibr 12:14; 1Pet 3:11).
d) Damai sejahtera dapat mengacu kepada perasaan pribadi seseorang bahwa semua lengkap
dan sejahtera, bebas dari kekhawatiran dan merasa tenteram dalam jiwanya (Mazm 4:8;
119:165; bd. Ayub 3:26) dan dengan Allah (Bil 6:26; Rom 5:1).

Dalam dunia yang serba tidak pasti ini, damai sejahtera menjadi barang langka yang
dibutuhkan banyak orang. Kegelisahan akibat persoalan-persoalan yang muncul menjadi penyebab
hilangnya damai sejahtera. Paulus memberikan bukti bahwa damai sejahtera merupakan modal
penting dalam perjalanan kehidupannya (Fil. 4:4-9). Damai sejahtera ini adalah kesentosaan batin

1
https://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=DAMAI%20SEJAHTERA, diakses 20 September 2022
2
Ibid.
3
https://alkitab.sabda.org/article.php?id=8430, diakses 20 September 2022
yang dibawa oleh Roh Kudus (Rom 8:15-16). Perasaan itu meliputi keyakinan yang teguh bahwa
Yesus dekat dan bahwa kasih Allah akan bekerja di dalam kehidupan kita demi kebaikan (Roma
8:28,32; bd. Yesaya 26:3).4 Damai bukan berarti tidak ada masalah. Damai berarti kehidupan yang
tetap utuh walaupun di tengah kegagalan dan kesengsaraan. Kedamaian yang Ia berikan tidak sama
dengan yang dunia berikan (Yoh. 14:27).
Damai sejahtera yang dimaksud adalah damai sejahtera yang diperoleh karena adanya
persekutuan dengan pemberinya, bukan karena hal-hal materi. Mustahil seseorang bisa menikmati
damai sejahtera, jika tanpa membangun persekutuan dengan Tuhan. Dalam surat-suratnya Paulus
selalu mengaitkan damai sejahtera dengan Allah (Rm. 1:7; 5:1; 8:6; 14:17; 15:3; 15:33; 16:20;
1Kor. 1:3; 14:33; 2Kor. 1:2; 13:11; Gal. 1:3; 5:22; Ef. 1:2; 2:14; 2:15; 2:17; 4:3; 6:23). Dan secara
repetitif memastikan bahwa Allah adalah sumber damai sejahtera.5
Faktor yang dapat menghambat atau mencuri damai sejahtera misalnya keadaan, sesama
manusia, harta benda, dan kekuatiran. Ketika keadaan tidak dapat dikendalikan, maka seringkali
ini mengganggu atau mencuri damai sejahtera. Harus diakui bahwa kita semua sering mengalami
kehilangan damai sejahtera karena sesama kita: siapa mereka, apa yang mereka katakan, dan apa
yang mereka lakukan terhadap kita. Harta benda yang dimiliki seseorang dapat membuatnya
bahagia namun harta benda tersebut juga dapat merampas damai sejahtera. Kekuatiran merupakan
pencuri yang paling jahat dalam merampas damai sejahtera dan ketenangan hati seseorang.

b. Tugas Orang Kristen Sebagai Pembawa Damai Sejahtera


Damai sejahtera adalah ketenteraman batiniah. Tentunya hal inilah yang dirindukan hampir
semua orang, yaitu ketenteraman batin yang dihasilkan dari kelimpahan damai sejahtera.
Pertanyaan yang krusial untuk direnungkan ialah bagaimana cara orang Kristen untuk memperoleh
damai sejahtera itu? Menurut rasul Paulus ada empat petunjuk dalam Filip 4 sebagai usaha untuk
memperoleh damai sejahtera, yaitu: bersukacitalah senantiasa (ay. 4-5), berhentilah kuatir (ay. 6-
7, pikirkanlah hal-hal yang terpuji (ay. 8), dan hiduplah konsisten (ay. 9).

https://alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Ps%2029:11,Isa%2026:3,12%2057:19,Mic%205:5,Lu%202:14,Joh%
2014:27%2016:33,Joh%2020:21,26,Ac%2010:36,Ro%205:1%2015:13,33,Eph%202:14-
17%206:23,Php%204:7,2Th%203:16 diakses tanggal 20 September 2022
5
Eni Lestari, “Studi Analisis Tentang Kelimpahan Damai Sejahtera Dalam Surat Filipi 4:4-9,” Predica Verbum :
Jurnal Teologi dan Misi 1, no. 1 (2021): 31–45.
Khotbah Yesus di bukit juga sering dikenal dengan ucapan bahagia (Mat. 5). Dalam ayat 9
Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-
anak Allah”. Pembawa damai dalam Matius 5:9 menunjuk kepada mereka yang mengalami damai
dari Allah dan menjadi perantara-perantara-Nya untuk menegakkan damai di dunia. Damai selalu
berarti segala sesuatu yang membuat dan membawa kebaikan bagi manusia.
Iblis adalah pengacau; Allah adalah pencinta damai, sumber damai dan pendamaian. Kristus
mendamaikan orang percaya dengan diri-Nya (2Kor. 5:19-21). Oleh karena itu, orang Kristen
sebagai anak-anak Allah harus menjadi serupa dengan Dia, yaitu sebagai pembawa damai dalam
masyarakat dan gereja; selain itu, ia juga hidup dalam persahabatan dan mempunyai hubungan
yang baik dengan semua orang. Orang Kristen harus selalu mengingat bahwa salah satu tanda dari
pengikut Sang Raja Damai adalah mencintai dan mengusahakan damai.
Orang-orang yang membawa damai adalah mereka yang memiliki: watak cinta damai dan
tutur kata yang penuh damai. Cinta damai berarti mencintai, menginginkan, dan bersukacita
dengan perdamaian, menjadikannya salah satu unsur dalam diri kita, dan belajar bersikap tenang.
Bertutur kata yang penuh damai dapat ditunjukkan dengan setekun mungkin mempertahankan
kedamaian agar tidak rusak dan memperbaikinya seandainya terganggu, mendengarkan penawaran
perdamaian, serta siap memberikannya kepada orang lain. Beberapa ciri-ciri orang pembawa
damai adalah penuh kasih, mengampuni, rendah hati, kelemahlembutan, murah hati, sabar (Kolose
3 : 12-15). Yang harus dikenakan adalah belas kasihan, kemurahan, kerendahhatian,
kelemahlembutan dan kesabaran . Di antara semuanya ini, yang perlu diperjelas artinya adalah
kemurahan. Sesuai dengan teks Yunani, kata chrēstotēs seharusnya diterjemahkan “kebaikan”.
Semua ini diperlukan untuk membangun sebuah relasi horizontal yang kokoh.
Paulus menjelaskan dua wujud konkrit bagaimana mengenakan semua aspek kebaikan di
atas. Sayangnya, makna ini tidak terlalu terlihat dalam terjemahan Indonesia. Sesuai teks Yunani,
ayat 13 merupakan anak kalimat yang menerangkan ayat 12 (partisip anechomenoi dan
charizomenoi). Maksudnya, sabar dan mengampuni orang lain merupakan wujud konkrit dari
mengenakan belas kasihan, kebaikan, kerendahhatian, kelemahlembutan dan kesabaran.
Belas kasihan, kebaikan, kerendahhatian, kelemahlembutan dan kesabaran bukan sekadar
perasaan. Bukan pula sekadar sebuah pemikiran yang agung. Ada tindakan konkrit yang harus
menyertainya. Bersabar terhadap orang lain dan mengampuni orang itu merupakan buktinya.
Dasar melakukan semuanya itu adalah kasih Kristus yang menyatukan dan memberi kedamaian.
Referensi

Abineno, J.L. Ch. Pokok-Pokok Penting Dari Iman Kristen. Cet. Ke-7. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2008.

Fackre, Gabriel. The Church: Signs of the Spirit and Signs of the Times. Cambridge, U.K: Wm B.
Eerdmans Publishing Co., 2007.

Hadiwijono, Harun. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007.

Lestari, Eni. “Studi Analisis Tentang Kelimpahan Damai Sejahtera Dalam Surat Filipi 4:4-9.”
Predica Verbum : Jurnal Teologi dan Misi 1, no. 1 (2021): 31–45.

https://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=DAMAI%20SEJAHTERA, diakses 20 September


2022
https://alkitab.sabda.org/article.php?id=8430, diakses 20 September 2022
https://rec.or.id/kasih-yang-mempersatukan-kolose-312-14/, diakses 20 September 2022

Anda mungkin juga menyukai