Anda di halaman 1dari 3

Allah Berkehendak Menyelamatkan Semua Orang

Bab 1
Allah Berkehendak Menyelamatkan Semua Orang

Arti Keselamatan
Kata keselamatan berasal dari bahasa Yunani yaitu sozo yang artinya menyelamatkan,
membebaskan, mengawetkan, melestarikan, menyembuhkan. Dan dalam kaitannya dengan
manusia berarti "menyembuhkan dari kematian atau mempertahankan hidup".

Keselamatan dalam Kitab Suci


Bagi orang beriman, kerinduan keselamatan berdasarkan iman akan Allah sebagai sumber keselamatan
yang pertama dan utama.Keselamatan sudah pasti di dalam diri Yesus Kristus. Menurut Paulus : Sebab
kasih karunia, kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan
hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri. (Ef 2 : 8 - 9)

Arti penting keselamatan:

 Diselamatkan dari dosa & perbudakan (Roma 10:1 dan Kisah Rasul 7:25)
 Diselamatkan dari kehancuran & penghinaan (Ibrani 10:1)
 Diselamatkan dari tubuh yang menderita atau sakit (Kisah rasul 3:6, 4:10)
 Diselamatkan dari segala kutuk dan maut, serta diselamatkan sampai dengan akhirnya (Roma 13:11)
Allah juga rindu dan ingin menyelamatakan manusia. Kerinduan Allah untuk menyelamatkan manusi a
telah ditunjukkan sejak dahulu kala, melalui berbagai cara dan berbagai kesempatan. Kitab suci, baik
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru memperlihatkan bukti yang nyata bahwa Allah menyelamatkan
semua umat manusia.

Beberapa contoh dalam Kitab Suci yang menunjukkan Allah menyelamatkan manusia :
 Allah menyelamatkan manusia dengan menciptakan segala sesuatu
 Allah menyelamatkan manusia dalam perjalanan hidupnya
 Allah menyelamatkan manusia dengan menghadirkan sesama
 Kasih Allah tidak terputuskan oleh dosa
Tanda Keselamatan Allah
Tanda keselamatan Allah yang paling nyata dan agung adalah kehadiran Yesus Kristus. Karena begitu
besarnya kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya pada-Nya beroleh hidup yang kekal (Yoh 3 : 16). Oleh karena itu, Santo Paulus
mengatakan, "Barang siapa mengenal Yesus, ia mengenal Allah sendiri" (Kol 1 : 19).
Beragama dan Beriman sebagai Tanggapan atas Kehendak Allah
Bab 2
Beragama dan Beriman sebagai Tanggapan atas Kehendak Allah

Unsur Hakiki dari Agama adalah Wahyu dan Iman


Wahyu adalah pernyataan diri Allah terhadap manusia (Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia).
Unsur dari wahyu adalah mengenalkan/memperkenalkan, menunjukkan, menghadirkan Diri dan kehendak-
Nya (datang, mendekat/melewat, mendekati, menyapa, menolong).

Agama adalah yang memiliki unsur dasar wahyu dan iman, tidak hanya dihayati secara personal tetapi juga
secara kolektif (kebersamaan sebagai umat/jemaat, sehingga agama yang lembaga ini membutuhkan
ungkapan-ungkapan yang obyektif (bisa dipahami dan diterima bersama) seperti : Hidup mengumat
(jemaat), Ibadah (Ritual keagamaan), Ajaran, Pelayanan kemasyarakatan.

Pandangan Umum tentang Agama


Agama adalah sesuatu yang melekat dalam diri seseorang, berupa ungkapan dan perwujudan keyakinan
pribadi yang menuntun seseorang pada keselamatan kini dan nanti di akhirat. Agama-agama yang ada dan
diakui oleh negara Indonesia : Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, kepercayaan (agama asli).
Ada berbagai alasan/motivasi yang muncul saat manusia menganut suatu agama :
 Mencari perlindungan (rasa aman) bagi hidupnya
 Menemukan jawaban atas persoalan hidup
 Menemukan arti/makna hidup
 Sebagai pedoman dalam menentukan tindakan yang baik
 Memuaskan kerinduan akan masa depan yang lebih baik
Tujuan manusia beragama :
 Menemukan rasa aman ketika menghadapi kesulitan di dalam hidup
 Untuk memperoleh arti hidup
 Untuk pedoman dalam menentukan tindakan yang baik
Beriman Kristiani
Bab 3
Beriman Kristiani

Mejadi Katolik

Menjadi Katolik artinya menerima dengan iman, wahyu Tuhan, dan undangan dalam persatuan dengan-Nya.
Kristus menghendaki kebersamaan atau persekutuan antara kita dengan Dia, atas dasar kasih dan kebenaran,
sebab Ia Allah yang adalah Sang Kasih (1 Yoh 4 : 8) dan Kebenaran (Yoh 14 : 6). Maka menjadi Katolik,
pertama-tama adalah menanggapi dengan iman, pewahyuan Allah dan undangan-Nya kepada persatuan
(komuni) dengan-Nya. Maka menjadi Katolik adalah menjadi menjadi seorang Kristiani sebab seorang
Kristiani sudah seharusnya menerima segala yang diwahyukan Allah di dalam Kristus.

Iman
Menurut Konsili Vatikan II, Katekimus, dan pengajaran Paus Yohanes Paulus II, iman memilik dua unsur.
Yang pertama adalah unsur pribadi, yaitu percaya kepada Allah, akan segala kasih dan kebijaksanaan-Nya,
sehingga kita mau menyerahkan diri tanpa syarat kepada-Nya. Yang kedua adalah unsur objektif, yaitu kita
percaya akan isi wahyu yang diberikan Tuhan, dan memegangnya sebagai sesuatu yang ilahi.

Keselamatan adalah karena kasih karunia Allah kepada manusia. Allah memberikan anugerah keselamatan
kepada kita manusia karena Allah tahu, tanpa kemurahan-Nya, manusia tidak akan bisa selamat karena dosa
tetapi Allah sangat mengasihi manusia (Yoh 3 : 16)

Kasih Karunia
Kasih Karunia merupakan sarana Allah dalam :
 Penyelamatan manusia berdosa
 Persekutuan-Nya dengan manusia berdosa
 Pendamaian antara Allah dengan manusia berdosa
Makna Beriman
 Beriman tidak hanya sekedar tahu dan percaya, melainkan berani melakukan apa yang diketahuinya dan
dipercayainya
 Beriman kepada Allah berarti menyerahkan diri secara total kepada kehendak Allah
 Penyerahan diri secara total muncul berdasarkan keyakinan bahwa Allah pasti memberikan dan melakukan
yang terbaik bagi manusia. Yang dikehendaki Allah semata-mata adalah kebahagiaan dan keselamatan
manusia
 Sikap penyerahan diri secara total tersebut memungkinkan manusia tidak tawar-menawar, apalagi
memaksakan kehendaknya, tidak ragu-ragu
Manfaat beriman : tidak was-was atau khawatir akan hidup yang sedang dijalani, dekat dengan Allah
sehingga merasa bahagia, damai, aman, tenang, dan optimis dalam menata hidup. Dengan beriman kita
merasa bahagia, tenang, damai, dan tabah karena keyakinan akan pertolongan dari Allah, kita juga memilik
keberanian dan kekuatan dalam menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya. Bagi orang yang menjalani
hidupnya tanpa iman, hidupnya akan diliputi rasa takut, gelisah, tidak punya harapan (cepat putus asa),
cenderung menjalani jalan pintas untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.

Aspek dalam beriman :


 Iman adalah rahmat
 Iman adalah anugerah
 Iman itu personal
 Beriman itu proses
 Iman berkembang dalam kebersamaan dengan orang lain

Anda mungkin juga menyukai