Bab 1
Allah Berkehendak Menyelamatkan Semua Orang
Arti Keselamatan
Kata keselamatan berasal dari bahasa Yunani yaitu sozo yang artinya menyelamatkan,
membebaskan, mengawetkan, melestarikan, menyembuhkan. Dan dalam kaitannya dengan
manusia berarti "menyembuhkan dari kematian atau mempertahankan hidup".
Diselamatkan dari dosa & perbudakan (Roma 10:1 dan Kisah Rasul 7:25)
Diselamatkan dari kehancuran & penghinaan (Ibrani 10:1)
Diselamatkan dari tubuh yang menderita atau sakit (Kisah rasul 3:6, 4:10)
Diselamatkan dari segala kutuk dan maut, serta diselamatkan sampai dengan akhirnya (Roma 13:11)
Allah juga rindu dan ingin menyelamatakan manusia. Kerinduan Allah untuk menyelamatkan manusi a
telah ditunjukkan sejak dahulu kala, melalui berbagai cara dan berbagai kesempatan. Kitab suci, baik
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru memperlihatkan bukti yang nyata bahwa Allah menyelamatkan
semua umat manusia.
Beberapa contoh dalam Kitab Suci yang menunjukkan Allah menyelamatkan manusia :
Allah menyelamatkan manusia dengan menciptakan segala sesuatu
Allah menyelamatkan manusia dalam perjalanan hidupnya
Allah menyelamatkan manusia dengan menghadirkan sesama
Kasih Allah tidak terputuskan oleh dosa
Tanda Keselamatan Allah
Tanda keselamatan Allah yang paling nyata dan agung adalah kehadiran Yesus Kristus. Karena begitu
besarnya kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya pada-Nya beroleh hidup yang kekal (Yoh 3 : 16). Oleh karena itu, Santo Paulus
mengatakan, "Barang siapa mengenal Yesus, ia mengenal Allah sendiri" (Kol 1 : 19).
Beragama dan Beriman sebagai Tanggapan atas Kehendak Allah
Bab 2
Beragama dan Beriman sebagai Tanggapan atas Kehendak Allah
Agama adalah yang memiliki unsur dasar wahyu dan iman, tidak hanya dihayati secara personal tetapi juga
secara kolektif (kebersamaan sebagai umat/jemaat, sehingga agama yang lembaga ini membutuhkan
ungkapan-ungkapan yang obyektif (bisa dipahami dan diterima bersama) seperti : Hidup mengumat
(jemaat), Ibadah (Ritual keagamaan), Ajaran, Pelayanan kemasyarakatan.
Mejadi Katolik
Menjadi Katolik artinya menerima dengan iman, wahyu Tuhan, dan undangan dalam persatuan dengan-Nya.
Kristus menghendaki kebersamaan atau persekutuan antara kita dengan Dia, atas dasar kasih dan kebenaran,
sebab Ia Allah yang adalah Sang Kasih (1 Yoh 4 : 8) dan Kebenaran (Yoh 14 : 6). Maka menjadi Katolik,
pertama-tama adalah menanggapi dengan iman, pewahyuan Allah dan undangan-Nya kepada persatuan
(komuni) dengan-Nya. Maka menjadi Katolik adalah menjadi menjadi seorang Kristiani sebab seorang
Kristiani sudah seharusnya menerima segala yang diwahyukan Allah di dalam Kristus.
Iman
Menurut Konsili Vatikan II, Katekimus, dan pengajaran Paus Yohanes Paulus II, iman memilik dua unsur.
Yang pertama adalah unsur pribadi, yaitu percaya kepada Allah, akan segala kasih dan kebijaksanaan-Nya,
sehingga kita mau menyerahkan diri tanpa syarat kepada-Nya. Yang kedua adalah unsur objektif, yaitu kita
percaya akan isi wahyu yang diberikan Tuhan, dan memegangnya sebagai sesuatu yang ilahi.
Keselamatan adalah karena kasih karunia Allah kepada manusia. Allah memberikan anugerah keselamatan
kepada kita manusia karena Allah tahu, tanpa kemurahan-Nya, manusia tidak akan bisa selamat karena dosa
tetapi Allah sangat mengasihi manusia (Yoh 3 : 16)
Kasih Karunia
Kasih Karunia merupakan sarana Allah dalam :
Penyelamatan manusia berdosa
Persekutuan-Nya dengan manusia berdosa
Pendamaian antara Allah dengan manusia berdosa
Makna Beriman
Beriman tidak hanya sekedar tahu dan percaya, melainkan berani melakukan apa yang diketahuinya dan
dipercayainya
Beriman kepada Allah berarti menyerahkan diri secara total kepada kehendak Allah
Penyerahan diri secara total muncul berdasarkan keyakinan bahwa Allah pasti memberikan dan melakukan
yang terbaik bagi manusia. Yang dikehendaki Allah semata-mata adalah kebahagiaan dan keselamatan
manusia
Sikap penyerahan diri secara total tersebut memungkinkan manusia tidak tawar-menawar, apalagi
memaksakan kehendaknya, tidak ragu-ragu
Manfaat beriman : tidak was-was atau khawatir akan hidup yang sedang dijalani, dekat dengan Allah
sehingga merasa bahagia, damai, aman, tenang, dan optimis dalam menata hidup. Dengan beriman kita
merasa bahagia, tenang, damai, dan tabah karena keyakinan akan pertolongan dari Allah, kita juga memilik
keberanian dan kekuatan dalam menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya. Bagi orang yang menjalani
hidupnya tanpa iman, hidupnya akan diliputi rasa takut, gelisah, tidak punya harapan (cepat putus asa),
cenderung menjalani jalan pintas untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.