ALLAH
(Kol 1,19). Di dalam Yesus, perwahyuan Allah itu tidak lagi menjadi suatu
sendiri. Dalam diri Kristus perwahyuan Allah kepada manusia mencapai puncak
datang dalam Yesus Kristus. Yesus Kristus tidak hanya menyampaikan firman
Allah (Yoh 3,34). Yesus Kristus adalah Sang Firman Allah sendiri (Yoh 1,1; Why
19,13). Dengan kata lain, Yesus Kristus adalah pernyataan Allah sendiri. Dalam
diri Yesus Allah memberikan diri secara penuh kepada manusia. Yesus
mewujudkan wahyu Allah dalam diri-Nya, dalam hidup, wafat dan kebangkitan-
Nya. Karena itu, inkarnasi Yesus Kristus, seluruh perjalanan hidup, nasib, karya
dan memuncak dalam sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya menjadi tanda jelas
bahwa wahyu Allah itu terjadi dalam sejarah kehidupan manusia. “Barangsiapa
melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh 14,9).Dengan demikian, dalam diri
yaitu kesatuan antara Allah dan manusia. Allah memerosotkan diri-Nya dan
JULIETH YOSPA R R K
PUNCAK DAN KEPENUHAN WAHYU: YESUS KRISTUS
Nya. Dan komunikasi Allah yang mencapai kepenuhan-Nya dalam Yesus Kristus
itu menjadi langkah bagi Allah untuk menyapa manusia. Ia tidak pertama-tama
manusia untuk tidak hanya diam saja, tetapi perwahyuan diri Allah mengundang
manusia dalam percakapan yang intim dengan Allah. Maka dikatakan dalam DV 2
Karena itu, perwahyuan diri Allah merupakan komunikasi Allah yang dialogis di
pemberian diri Allah itu. Pemberian diri Allah itu, penuh dalam Yesus Kristus
menjawab sapaan itu dalam konteks hidupnya.Dengan dan karena iman manusia
mampu mendengar dan menjawab sapaan Allah. Apa yang dimaksud dengan
iman?
Kata ‘iman’ merupakan terjemahan dari kata pistis (Yunani), fides (Latin), dan
faith (Inggris) yang berarti kepercayaan, keyakinan dan penerimaan wahyu Allah.
hubungan manusia dengan Allah, utamanya dengan menerima wahyu. Iman dalam
bahasa Ibrani ‘mn berarti mengandung pemahaman tentang “sesuatu yang dapat
diandalkan dan dipercaya”. Isi iman PL adalah kepercayaan kepada janji dan
tuntunan Allah bagi umat Israel. Atas wahyu Allah manusia menjawab dengan
kesiapsediaan dan ketaatan. Dalam tataran tertentu, iman dipahami sebagai setia
JULIETH YOSPA R R K
PUNCAK DAN KEPENUHAN WAHYU: YESUS KRISTUS
dan mentaati perintah Allah agar memperoleh hidup. Karena itu, tekanan
utamanya adalah “untuk mengasihi Tuhan Allahmu dengan hidup menurut jalan
supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh Tuhan, Allahmu . .
. “ (Ul 30,16). Dalam sejarah perjalanan bangsa Israel, Abraham menjadi model
orang beriman yang sungguh percaya dan mengandalkan Allah (Kej 12, 1-4).
Iman juga merupakan suatu tindakan, yaitu sikap setia dalam melaksanakan
kehendak Allah (Mi 6,8), mengakui Yaurat sebagai kehendak Allah (Mzm
Injil Sinoptik, iman dipahami sebagai sikap mendengar (Mat 4,9 : “Siapa
mempercayakan diri kepada Yesus (Mat 9, 27-31; Luk 7,6-9). Percaya itu tidak
cukup mendengar namun mengerti (bdk. Mat 13,19). Mengerti berarti : menerima
sabda Allah dan hidup setia sesuai dengan sabda Allah. Beriman juga berarti
bertobat dan berbalik kepada Allah (Mrk 1,15). Yohanes : beriman itu berarti
Dengan demikian beriman berarti percaya kepada Bapa yang mengutus Yesus
(Yoh 14). Tberiman atau tidak beriman merupakan sikap ya atau tidak kepada
Yesus. Beriman berarti pilihan untuk memihak Yesus dan menerima Sabda-Nya.
Tidak beriman berarti menolak Yesus (Yoh 15). Paulus : beriman berarti semakin
mengenal misteri Allah dalam Yesus Kristus. Manusia diajak semakin mengenal
rencana penyelamatan Allah yang terlaksana dalam diri Yesus Kristus (Bdk. 1Kor
1,17; 2, 1-4; Kol 2, 2-3). Iman merupakan perbuatan yang dengannya manusia
JULIETH YOSPA R R K
PUNCAK DAN KEPENUHAN WAHYU: YESUS KRISTUS
beriman kepada Allah melalui Putera-Nya sebab melalui Putera-Nya itu Allah
bersabda. Karena itu, bagi Paulus beriman berarti mempersatu-kan diri dengan
melainkan diri Kristus, sebagai Tuhan dan Penyelamat. Hanya imanlah yang
perbuatan pada hakekatnya mati” (Yak 2, 26). Bagi Yakobus, beriman itu tidak
hanya berhenti pada mendengarkan dan percaya kepada Allah, melainkan juga
melaksanakannya.
dikaruniakan oleh-Nya”
kebebasan iman.
JULIETH YOSPA R R K
PUNCAK DAN KEPENUHAN WAHYU: YESUS KRISTUS
rahmat Allah yang mendahului serta menolong, pun juga bantuan batin Roh
mata budi, dan menimbulkan “pada semua orang rasa manis dalam menyetujui
kutipan itu kiranya dapat ditangkap bahwa iman merupakan rahmat Allah. Agar
orang mampu beriman, rahmat Allah diperlukan. Dengan kata lain, rahmat Allah
itu mendahului iman. Rahmat yang mendahului iman itu tak lain adalah Roh
Kudus yang berperan untuk membawa manusia menyadari karya Allah dalam
hatinya. Roh Kuduslah yang membuka mata budi dan menimbulkan iman pada
rahmat Allah, Iman juga merupakan jawaban bebas manusia terhadap Allah, Iman
mengandung unsur pengertian manusia (akal budi). Dengan kata lain, dalam
peristiwa iman ada 3 unsur yaitu : rahmat, akal budi dan kehendak bebas manusia.
bantuan Roh Kudus kepada pemberian diri Allah dalam Kristus, yang berupa
Iman dan kehidupan tidak dapat dipisahkan. Iman yang hidup adalah iman
yang berakar dan mengakar pada pengalaman hidup manusia. Iman bukanlah
manusia dengan Allah dengan cara yang sangat manusiawi dalam gerak sejarah
JULIETH YOSPA R R K
PUNCAK DAN KEPENUHAN WAHYU: YESUS KRISTUS
kehidupan. Dan iman yang hidup itu pastilah menggerakkan hidup manusia dan
menimbulkan kesadaran baru. Dengan kata lain, iman sebagai tanggapan atas
dari Mesir dan pengalaman di padang gurun selama 40 tahun. Pengalaman itu
menjadikan bangsa Israel sadar bahwa Allah sungguh-sungguh setia kepada umat
hidup dan kebudayaan khas manusia. Manusia bukan makhluk individual dan
tanpa dunia yang melingkupi-nya. Dalam konteks kebersamaan dengan yang lain
dan lingkungan masyarakat dan budaya tertentu, manusia beriman sebab iman
bukanlah sisi kehidupan manusia yang dapat dilepaskan dari kenyataan hidup
manusia sendiri. Karena itu, iman tidak dapat dipisahkan dari kebersamaan
dengan yang lain. Sebab, dalam suasana hidup yang dipengaruhi oleh lingkungan
manusia yang khas, dalam konteks hidupnya pula manusia menanggapi sapaan
terwujud dalam keterlibatan yang aktif dalam perjalanan sejarah manusia, dalam
JULIETH YOSPA R R K
PUNCAK DAN KEPENUHAN WAHYU: YESUS KRISTUS
kehidupan nyata yang konkret dengan berbagai persoalannya. Iman bukan lagi
tanggapan yang bersifat abstrak, namun konkret dan kontekstual. Karena itu, iman
haruslah menjadi kenyataan hidup yang menggerakkan manusia dari dalam. Iman
harus terwujud dalam tindakan moral. Karena itu, dalam beriman secara konkret
Kudus agar mampu mengenali perwahyuan Allah dalam kenyataan hidupnya dan
menjawab sapaan Allah itu secara kontekstual pula. Tujuannya adalah agar hidup
manusia tetap bermakna. Tentu saja wahyu Allah bukanlah jawaban langsung atas
persoalan hidup beriman, namun dalam terang dan bimbingan Roh Kudus
Allah menyapa manusia sebagai sahabat dan bergaul dengan manusia. Hal
itu berarti Allah berkehendak menjalin relasi yang intim dan personal dengan
manusia. Hubungan Allah dengan manusia adalah hubungan antar pribadi yang
intim. Intimitas dan personalitas hubungan Allah-manusia itu tampak dalam diri
Yesus, dalam seluruh peristiwa hidupnya. Yesus adalah Allah yang seperasaan
dan sependeritaan dengan manusia. Di dalam Yesus, Allah melibatkan diri secara
penuh dalam kehidupan manusia. Dengan kata lain, Yesus adalah solidaritas Allah
pada manusia. Di dalam diri Yesus, Allah menyapa dan berbicara dengan manusia
dengan cara-cara yang manusiawi. Di dalam Yesus, manusia tidak lagi disebut
sahabat-Ku . . . Aku tidak menyebut kamu lagi hamba. . . . Aku menyebut kamu
sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang
JULIETH YOSPA R R K
PUNCAK DAN KEPENUHAN WAHYU: YESUS KRISTUS
keluarga Allah, ahli waris (Bdk. Gal. 4, 1-9). Wahyu Allah dan iman sebagai
tanggapan manusia menjadi dialog yang akrab, intim dan personal antara Allah
dengan manusia. Allah menyapa manusia dengan cara yang khas manusia. Dan
manusia menanggapi sapaan Allah dengan cara yang khas pula seturut
pengalaman hidupnya. Dan justru inilah menjadi tanda bahwa hubungan Allah
Inti dan ciri khas (identitas) agama Kristiani, khususnya Katolik, adalah
Kristus itu? Ada beberapa hal istimewa yang membedakan-Nya dari semua orang
Perhitungan tahun yang dipakai saat ini, bahkan oleh orang-orang yang tak
Hari Minggu sebagai hari istirahat semua orang di dunia berdasarkan hari
Yesus Kristus bangkit dari mati, Yesus bangkit berarti menjadi hidup
JULIETH YOSPA R R K
PUNCAK DAN KEPENUHAN WAHYU: YESUS KRISTUS
Yesus adalah peristiwa sentral pewahyuan Allah dan puncak iman kita.
Oleh karena itulah kita percaya bahwa Yesus selalu menyertai kita.
Yesus Kristus adalah Putera Allah, Yesus bisa bangkit dari kematian
Yesus lahir untuk mati, agar Ia bisa menebus dosa manusia. Inilah misi
atau tujuan perutusan Yesus yang lahir ke dunia dan menjadi manusia. Ini
pula-lah yang menjadi tema sentral Injil Markus: Yesus Kristus adalah
yang memegang kekuasaan pasti berbahaya. Mewartakan cinta kasih Allah tanpa
syarat bagi orang jahat sekali pun, menjengkelkan mereka yang merasa berjasa di
dengan sampah masyarakat, makan bersama dengan orang jahat dan pelacur. Ini
berani melawan imam yang dianggap merupakan wakil Allah. Imam agung
merasa Yesus sungguh berbahaya. Yesus membiarkan diri ditangkap. Lalu diadili
secara paling tidak adil. Imam agung menolak Yesus. Yesus wafat di salib.
direstui Allah. Yesus seakan-akan musuh Allah, dan penipu yang berpihak pada
Yesus berarti melawan Allah. Yesus sepertinya gagal total. Allah yang
membiarkan diamati berarti Allah tidak merestui-Nya. Dan hal ini seakan menguji
JULIETH YOSPA R R K
PUNCAK DAN KEPENUHAN WAHYU: YESUS KRISTUS
(Mk 15:34).
ini. Orang lain lahir ke dunia untuk hidup di dalamnya. Tetapi Yesus datang untuk
hidup-Nya. Segala kata dan tindakan-Nya hanya dapat dipahami dengan penuh
dipermaklumkan terlebih dahulu dan diramalkan oleh para nabi bangsa Israel,
tetapi juga oleh para tokoh dari bangsa lain seperti Roma, Yunani, Tiongkok, dan
lain-lain.
membawa agama, tetapi hubungan pribadi dengan Allah. Yesus mengajak orang
untuk ikut serta dalam hubungan pribadi-Nya dengan Allah. Inti pewartaan Yesus
adalah kasih. Bukan tobat dan perbuatan dahulu baru kasih Allah, melainkan kasih
Allah terlebih dahulu pada manusia baru tobat dan perbuatan yang sesuai, karena
Allah memberi kasih tanpa batas. Oleh karena itu, inti dan ciri khas iman Kristiani
adalah pribadi Yesus Kristus yang merupakan Tuhan dan Kristus manusia. Jadi
yang paling penting bukan ajaran Yesus, bukan pula pada perkataan dan
sebagai Tuhan di tengah-tengah kita. Dasar iman kita adalah Yesus Kristus
menurut pewartaan para rasul. Iman kita tertuju dan mengandalkan Allah sendiri
JULIETH YOSPA R R K