Anda di halaman 1dari 3

 HAKIKAT WAHYU MENURUT REFLEKSI IMAN GEREJA

 Subyek wahyu yaitu Allah, obyek wahyu yaitu Dirinya dan rahasia kehendak
allah, motif wahyu yaitu kebaikan dan kebijaksanaan Allah dan sasaran wahyu
yaitu manusia. Tujuan wahyu untuk menghadap bapa melalui kristus sabda yang
menjadi daging dalam roh kudus. Dan ikut serta dalam kodrat ilahi melalui karya
dan kata-kata yang erat terjalin.
 Gereja meyakini bahwa wahyu tidak terjadi begitu saja melainkan melalui proses
yang panjang dan sungguh telah dipersiapkan lewat karya dan keselamatannya
yang unik dan kreatif yang telah Allah persiapkan dengan baik. Pada Ibrani 1:1-2
tertulis “setelah pada jaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara
kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir
ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya, yang telah Ia
tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh dia Allah telah
menjadikan alam semesta.
 Dalam dei verbum 2 wahyu allah adalah komunikasi yang mengundang
partisipasi. Manusia diajak bertemu dengan allah dan hidup dalam kesatuan
dengannya. Hubungan pribadi dengan allah itulah intisari wahyu. Hubungan
tersebut nampak dalam diri Yesus dan seluruh perjalanan hidupnya.
 YESUS PUNCAK DAN PEMENUHAN WAHYU
 Yesus Kristus adalah puncak dan pemenuhan wahyu Allah. Didalam kristus allah
menyapa manusia dan rencana keselamatannya mencapai pemenuhannya. Sebab,
seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam dia. Dalam diri Yesus Allah
memberikan diri secara penuh kepada manusia. Yesus mewujudkan wahyu Allah
dalam diri-Nya, dalam hidup, wafat dan kebangkitan-Nya.
 Pewahyuan Allah tidak lagi menjadi suatu rencana keselamatan melainkan Yesus
kristuslah keselamatan itu sendiri. Dalam dialah berdiam secara jasmaniah seluruh
kepenuhan keAllahan. inkarnasi Yesus Kristus, seluruh perjalanan hidup, nasib,
karya dan memuncak dalam sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya menjadi tanda
jelas bahwa wahyu Allah itu terjadi dalam sejarah kehidupan manusia. Dengan
demikian, dalam diri Yesus Kristus dengan seluruh peristiwa hidup-Nya
merupakan keselamatan Allah, yaitu kesatuan antara Allah dan manusia.
 Dalam DV 3 dikatakan: “Sesudah para Bapa bangsa, Ia membina bangsa itu
(Israel) dengan perantaraan Musa dan para Nabi supaya mereka mengakui diri-
Nya sebagai satu-satunya Allah yang hidup dan benar, Bapa penyelenggara dan
hakim yang adil, dan supaya mereka mendambakan Penebus yang dijanjikan.”
 Kepenuhan wahyu itu terungkap dalam pribadi Yesus Kristus. Wahyu tidak lagi
berupa tulisan atau pesan yang disampaikan oleh para nabi. Wahyu yang
dinantikan dan diharapkan kini telah hadir secara nyata di tengah kehidupan
manusia sehari-hari. Kepenuhan ini terungkap dengan segenap kehadiran dan
penampilan, sabda dan karya, tanda-tanda dan mukjizat-Nya. Namun, kepenuhan
ini menjadi semakin sempurna dengan wafat dan kebangkitan-Nya penuh
kemuliaan dari maut. Kemenangan atas maut ini menjadikan janji Allah untuk
senantiasa menyertai manusia sampai pada titik tanpa harapan sekalipun
 Dalam DV 5 dikatakan bahwa: Kepada Allah yang menyampaikan wahyu,
manusia wajib menyatakan “ketaatan iman”. Demikianlah manusia dengan bebas
menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan “kepatuhan
akal budi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan, dan
secara sukarela menerima sebaai kebenaran wahyu yang dikaruniakan oleh-Nya”
 Iman sebagai tanggapan atas perwahyuan Allah tidak dapat dilepaskan dari
konteks hidup manusia. Pengalaman hidup sehari-hari menjadi medan bagi
manusia mendengar dan menjawab Wahyu Allah. Sebagai contohnya: pengalaman
umat Israel dibebaskan dari Mesir dan pengalaman di padang gurun selama 40
tahun. Pengalaman itu menjadikan bangsa Israel sadar bahwa Allah sungguh-
sungguh setia kepada umat pilihan-Nya. Dalam pengalamannya yang konkret itu,
bangsa Israel mengalami Allah yang bersabda, menyapa mereka dan
menyampaikan rencana keselamatan-Nya.
 JANJI ALLAH DALAM YESUS KRISTUS
 Janji berarti ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat
Ada berbagai alasan yang mendorong orang membuat janji, misalnya
•          karena rasa cinta, tanggung jawab,
•          keingin membahagiakan orang lain atau mewujudkan suatu cita-cita.

Janji yang telah diungkapkan membawa konsekuensi baik bagi diri orang yang
berjanji dan maupun orang yang mengetahuinya

 Pengingkaran terhadap janji akan menimbulkan kekecewaan, tetapi janji yang


ditepati aka mendatangkan kebahagiaan serta rasa syukur, memperbesar
kepercayaan dan menumbuhkan ikatan persaudaraan yang lebih erat lagi
Untuk mewujudkan sebuah janji memang dibutuhkan perjuangan bahkan
pengorbanan.
 Allah juga pernah mengungkapkan janji-Nya kepada manusia.  Janji Allah itu
muncul karena keprihatinan Allah terhadap situasi dosa yang melanda manusia
yaitu ketika adam dan hawa jatuh dalam dosa (Kej 3:1-15) Allah, yang
menciptakan segala sesuatu melalui sabda-Nya, sejak awal mula menginginkan
hidup manusia bahagia.
 Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, Allah menjanjikan penebusan, Ia
mengangkat mereka untuk  mengharapkan keselamatan (lih. Kej 3:15).     
Isi janji Allah
•          Allah memberikan pertanda melalui Yesaya mengenai Janji Allah.Janji
Allah tersebut diungkapkan kembali oleh Nabi Yesaya. “Sesungguhnya, seorang
perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia
akan menamakan Dia Imannuel” (Yesaya 7:14).
 Pemenuhan janji Allah
•          Allah memenuhi janji-Nya. Allah tak ingin manusia hancur dalam kuasa
dosa. Janji Allah terwujud dalam pribadi Yesus Kristus, Sang Putera Allah sendiri,
yang selama hidup-Nya selalu mewartakan keselamatan bagi semua orang (Ibr
1:1-4).
 Tanggapan kita
•          Maka sebagai orang yang telah diselamatkan, kita harus memiliki hidup
dengan semangat baru yakni hidup yang sesuai dengan kehendak Allah,
meninggalkan perbuatan dosa dan selalu mengarahkan diri pada keselamatan salah
satunya dengan menepati janji.

Anda mungkin juga menyukai