Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

DOKTRIN ALKITAB

DOSEN PENGAMPU I : EVA INRIANI, M.Th

DOSEN PENGAMPU II : YOLA PRADITA, M.Th

OLEH KELOMPOK I :

NAMA : APRIANI TRIANITA SIMBOLON

NIM : 2002130039

NAMA : RIBKA THERESIA AMANDA

NIM : 2002130044

NAMA : APRILLIA

NIM : 2002130037

NAMA : LIDYA MENUFANDU

NIM : 2002130049

NAMA : MELIA PAYAGE

NIM : 2002130047

PROGRAM STUDI PASTORAL KONSELING

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) PALANGKA RAYA

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
kepada kelompok 1 untuk menyelesaikan makalah ini. Atas berkat dan penyertaan Tuhan
akhirnya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Makalah Doktrin
Alkitab tepat waktu. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas dari dosen Ibu Eva
Inriani, M.Th dan ibu Yola Pradita, M.Th. Selain itu kami juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi siapapun yang membacanya.

Kelompok I mengucapkan banyak terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Eva


Inriani, M.Th dan ibu Yola Pradita, M.Th selaku dosen mata kuliah Pembimbing Teologi
Sistematika ini. Tugas yang diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kelompok kami. Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun atau menyempurnakan
makalah ini akan kami terima untuk kebaikan dan kesempurnaan makalah ini. Terimakasih,
Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Palangka Raya, 25 April 2021

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ...........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1

a. Latar belakang .....................................................................................................1


b. Rumusan masalah ...............................................................................................2
c. Tujuan ................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................3

a. Bahasa dan transmisi Alkitab..............................................................................3


b. Sifat-sifat Alkitab ................................................................................................7
c. Iluminasi .............................................................................................................10
d. Inerasi Alkitab .....................................................................................................12
e. Alkitab dan tradisi ...............................................................................................17

BAB III PENUTUP .......................................................................................................24

a. Kesimpulan .........................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Doktrin Alkitab adalah salah satu bagian dari Teologia Sistematika yang dianggap
paling penting karena tanpa penerimaan yang jelas akan doktrin Alkitab maka seluruh
doktrin yang lain akan mengalami kesulitan untuk diterima sebagai standard
kebenaran iman Kristen. Penerimaan doktrin Alkitab berawal dari beberapa
praanggapan, yaitu:
a. Bahwa Allah telah berkenan menyatakan diri-Nya untuk dikenal oleh manusia.
Penyataan Allah ini diberikan oleh Allah kepada para nabi dan rasul-Nya untuk
dituliskan dalam tulisan yang dapat dimengerti oleh manusia. Segala sesuatu yang
Allah ingin manusia tahu telah disampaikan kepada mereka dan dituliskan dalam
apa yang kita sekarang kenal sebagai Alkitab. Karena itu, Alkitab adalah sumber
utama untuk manusia mempelajari tentang Allah dan hubungan-Nya dengan
manusia serta semua ciptaan Allah lainnya.
b. Bahwa manusia, tanpa Penyataan Allah tidak mungkin mengetahui apapun
tentang Allah. Allah menciptakan manusia dengan kecerdasan atau rasio. Dengan
rasio inilah manusia dimungkinkan Allah untuk berpikir dan mengerti tentang
Allah. Tetapi tanpa penyataan Allah apa yang dipikirkan manusia adalah
pengetahuan yang terbatas yang datang dari dirinya sendiri. Karena itu Allah
memberikan Penyataan-Nya secara tertulis, yaitu Alkitab, supaya dapat dibaca
dan dipelajari oleh manusia sehingga manusia dapat tahu tentang Allah dari Allah
sendiri, sebagai sumber kebenaran.

Makalah ini membahas tentang bahasa dan tansmisi Alkitab, sifat-sifat Alkitab,
iluminasi, inerasi Alkitab dan Alkitab dan tradisi. Transmisi Alkitab adalah hubungan
antara Penyataan yang diinspirasikan Allah dalam (naskah aslinya dalam bahasa
Ibrani dan Yunani), dengan naskah Alkitab modern sekarang (dalam banyak bahasa).
Dalam berkomunikasi dan menyampaikan penyataan-Nya Allah menggunakan bahasa
manusia supaya dapat dimengerti oleh manusia. Namun demikian, perlu kita sadari
bahwa bahasa manusia sangat terbatas, dan tidak mungkin dapat mengungkapkan
segala pikiran Allah yang tidak terbatas. Di tengah kelemahan manusia tersebut Allah
rela membatasi Diri-Nya untuk kepentingan manusia dan memakai bahasa manusia

1
untuk menyampaikan penyataan Diri-Nya, yang dalam hal ini Allah memilih
menggunakan bahasa tulisan. Allah bukan hanya berkomunikasi langsung, tetapi Ia
juga memerintahkan supaya apa yang difirmankan-Nya itu juga dituliskan. Karena
Alkitab adalah Firman Allah, Alkitab memiliki sifat-sifat (Otoritas) yang dari Allah.

Pengertian umum dari Iluminasi yaitu berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu
illuminare yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu menerangi. Alkitab
adalah kumpulan dari banyaknya kitab yang ditulis dan disusun secara bertahap dalam
kurun waktu 1500 tahun, terdiri dari kitab suci perjanjian lama dan perjanjian baru.
Tradisi merupakan proses penerusan atau warisan yang diteruskan. Semoga makalah
kami ini bisa bermanfaat bagi kita semua, untuk menambah wawan kita tentang
doktin Alkitab, karena kita sebagai umat Kristen wajib mengetahuinya, terimakasih
Tuhan Yesus memberkati.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Bahasa dan transmisi Alkitab?
2. Apa-apa saja Sifat-sifat Alkitab?
3. Apa yang yang dimaksud dengan Iluminasi?
4. Apa yang dimaksud dengan inerasi Alkitab?
5. Apa itu Alkitab dan tradisi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Bahasa dan Transmisi Alkitab
2. Untuk dapat mengetahui sifat-sifat Alkitab
3. Untuk mengetahui apa itu iluminasi
4. Untuk mengetahui apa itu inerasi Alkitab
5. Supaya kita dapat mengetahui Alkitab dan tradisi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bahasa dan transmisi Alkitab


Yang dimaksud dengan Transmisi Naskah Alkitab adalah hubungan antara
Penyataan yang diinspirasikan Allah, dalam naskah aslinya, dengan naskah Alkitab
modern sekarang, yang diterjemahkan ke dalam banyak bahasa lain. Namun sebelum
membahas lebih dalam tentang transmisi Alkitab, mari kita pelajari lebih dahulu
tentang bahasa asal yang dipakai Alkitab.
a) Bahasa Alkitab
Dalam berkomunikasi dan menyampaikan penyataan-Nya Allah menggunakan
bahasa manusia supaya dapat dimengerti oleh manusia. Namun demikian,
perlu kita sadari bahwa bahasa manusia sangat terbatas, dan tidak mungkin
dapat mengungkapkan segala pikiran Allah yang tidak terbatas. Di tengah
kelemahan manusia tersebut Allah rela membatasi Diri-Nya untuk
kepentingan manusia dan memakai bahasa manusia untuk menyampaikan
penyataan Diri-Nya, yang dalam hal ini Allah memilih menggunakan bahasa
tulisan.
1) Bahasa Tulisan
Allah bukan hanya berkomunikasi langsung, tetapi Ia juga
memerintahkan supaya apa yang difirmankan-Nya itu juga dituliskan.
Jika dipikirkan tujuannya secara logika, maka memakai bahasa tulisan
memiliki banyak keuntungan.
- Untuk tujuan efisiensi
Allah menginginkan Penyataan-Nya ditulis dalam Alkitab. Dengan
ditulis maka Allah tidak perlu mengungkapkan Penyataan-Nya
berkali-kali. Manusia pada setiap jaman dapat membacanya terus
menerus.
- Untuk tujuan ketepatan dan kejelasan.
Bahasa tulisan memberikan ketepatan dan sekaligus kejelasan
dalam mengekspresikan pemikiran maupun perasaan. Dengan
ditulis maka Penyataan Allah tersebut dapat
dipertanggungjawabkan; bisa dicek atau diteliti lebih lanjut.
- Untuk tujuan kelanggengan

3
Allah memberikan penyataan-Nya bukan hanya untuk sekelompok
orang tertentu, pada jaman tertentu, tetapi untuk semua orang, di
sepanjang sejarah manusia. Dengan ditulis, maka Penyataan Allah
tersebut dapat diberitakan kepada manusia pada jaman kapanpun,
dengan tidak merubah isinya, dan akan terus berlaku selamanya.
- Untuk tujuan kemudahan
Dengan ditulis akan memudahkan manusia mengingat dan
meresapinya.
2) Bahasa Ibrani dan bahasa Yunani
Allah berdaulat memilih bahasa tulis apa saja yang Ia kehendaki, tetapi
bukan merupakan kebetulan kalau Allah memilih bahasa Ibrani
(Perjanjian Lama) dan bahasa Yunani (Perjanjian Baru) karena
keistimewaan yang dimilikinya. Mari kita lihat beberapa keistimewaan
kedua bahasa yang dipilih Allah ini.
a. Bahasa Ibrani untuk Penyataan Perjanjian Lama
Bahasa Ibrani adalah bahasa ilustrasi/grafik/gambar yang kaya
dengan kiasan, mudah mendramatisir. Oleh karena itu sangat cocok
karena PL banyak berisi kisah/hikayat yang menceritakan tentang
perbuatan-perbuatan Allah yang besar. Bahasa Ibrani adalah bahasa
"personal" (pribadi), lebih ditujukan kepada hati/emosi manusia
daripada pikiran (rasio manusia). Tidak bagus untuk
menggambarkan hal-hal abstrak, tapi cocok untuk menceritakan
fakta pengalaman. Dalam PL Allah ingin dikenal secara pribadi
oleh umat pilihan-Nya, bangsa Israel. Catatan: Bahasa Ibrani
disebut juga dengan Bahasa Yehuda, Bahasa Yahudi, atau Bahasa
Kanaan. (Yes 36:11; Neh 13:24; Yes 19:18; Wah 9:11; 16:16)
b. Bahasa Yunani untuk Penyataan Perjanjian Baru
Bahasa Yunani adalah bahasa intelektual, pendidikan dan budaya,
dan jelas sekali sebagai bahasa pikiran/logika. Bahasa Yunani
memiliki keistimewaan dalam menyampaikan ketepatan teknis dan
keakurasian arti, sangat tepat untuk mengungkapkan konsep-
konsep yang abstrak dan sarat dengan arti. Bahasa Yunani adalah
bahasa universal/internasional, bahasa internasional yang dipakai
saat itu. Dalam PL Allah ingin dikenal oleh bangsa pilihan-Nya,

4
tetapi dalam PB Allah ingin dikenal oleh seluruh umat manusia.
Dengan demikian bahasa Yunani juga sangat cocok untuk tujuan
misi dan penginjilan karena sifatnya yang mendunia (luas).
b) Pengertian Transmisi Alkitab
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Transmisi Alkitab adalah
hubungan antara Penyataan yang diinspirasikan Allah dalam (naskah aslinya
dalam bahasa Ibrani dan Yunani), dengan naskah Alkitab modern sekarang
(dalam banyak bahasa). Berikut adalah diagram yang menunjukkan bagaimana
urutan keberadaan Alkitab asli sampai kepada Alkitab yang diterjemahkan ke
dalam bahasa-bahasa lain:
Naskah Asli Alkitab ==> Naskah salinan yang terkuno yang ada --> Naskah
salinan kuno lainnya --> Versi kuno --> Versi Inggris --> versi terjemahan
Alkitab dalam berbagai bahasa.
a. Kebutuhan Penerjemahan Alkitab
Mengapa Alkitab perlu diterjemahkan? Hal ini tak lain dan tak bukan
adalah untuk memenuhi kebutuhan pembacanya. Dengan tersebarnya
berita Injil (Kabar Baik) ke seluruh penjuru dunia, maka para petobat baru
sangat membutuhkan makanan rohani untuk mereka bisa hidup menuruti
teladan Kristus dan ajaran-Nya. Alkitab adalah makanan rohani bagi
mereka supaya mereka semakin mengenal Allah dan hidup seturut dengan
kehendak Allah. Tidak semua petobat baru tersebut bisa dan mampu
menguasai bahasa asli Alkitab, yaitu bahasa Ibrani dan Yunani, karena itu
Alkitab harus diterjemahkan supaya mereka dapat membaca dan
mempelajari Alkitab dalam bahasa yang mereka mengerti. Saat ini,
Alkitab bukan saja diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, tetapi juga
dalam banyak versi/jenis terjemahan; literal/harafiah dan
dinamis/fungsional. Dengan adanya berbagai jenis terjemahan Alkitab,
pembaca masa kini mendapat bantuan yang sangat berharga karena mereka
dapat melihat berbagai cara lain dalam mengungkapkan kata-kata/istilah-
istilah yang ada dalam Alkitab, terutama untuk istilah-istilah yang sulit
dimengerti.
b. Sejarah Singkat Penerjemahan Alkitab
Penerjemahan Alkitab sudah dimulai sejak gereja purba. Secara singkat
sejarah penerjemaahan Alkitab dapat dibagi menjadi 4 periode:

5
1. Periode pertama
Penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa lain selain Yunani,
yang dilakukan oleh umat Kristen mula-mula (Siria, Koptik, Etiopia,
Armenia, dan Latin).
2. Periode kedua
Berlangsung pada masa Reformasi dan sesudahnya. Terjemahan
penting yang dikenal dari zaman ini adalah terjemahan Martin Luther
dalam bahasa Jerman. Selain itu tercatat karya William Tyndale
(Inggris), de Reina (Spanyol), d'Almeida (Portugis), dll.
3. Periode ketiga
Berlangsung pada zaman gerakan misioner yang ditandai dengan
kedatangan para penginjil Eropa ke benua Asia dan Afrika. Masa ini
melahirkan terjemahan-terjemahan karya William Carey (Bengali,
India), Henry Martyn (Parsi), Robert Morrison (Mandarin), dll.
4. Periode keempat
Mulai sekitar tahun 1960-an ketika penerjemahan Alkitab dilakukan
bukan lagi oleh para misionaris Barat, tetapi oleh penduduk pribumi
sendiri. Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa daerah di Asia,
Afrika, Amerika oleh penutur asli. Peranan orang Barat hanya sebatas
konsultan atau fasilitator saja.
c. Masalah Transmisi Alkitab
Karena Alkitab tidak lagi hanya dibaca dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa
Ibrani dan Yunani, maka persoalan yang sering timbul ketika
membicarakan tentang Transmisi Alkitab adalah, bagaimana kita bisa
mengakui bahwa Alkitab yang kita miliki sekarang (setelah melalui
banyak penyalinan dan terjemahan), tetap dapat dipercaya keaslian isinya.
Betul bahwa Alkitab terjemahan berbeda dengan Alkitab asli, yaitu
Alkitab yang pertama kali ditulis oleh para penulis Alkitab. Alkitab yang
ditulis oleh para penulis awal Alkitab dapat dijamin bahwa pasti tidak
mengandung kesalahan dalam arti yang sebenar-benarnya. Tetapi tidak
demikian dengan Alkitab terjemahan. Tidak ada terjemahan Alkitab yang
sempurna, namun demikian bukan berarti tidak dapat dipercaya. Setiap
proses penerjemahan Alkitab juga disertai Roh Kudus, tetapi tidak dalam
pengawasan total sebagaimana para penulis Alkitab. Oleh karena itu,

6
setiap terjemahan Alkitab masih bisa direvisi dan disempurnakan. Masih
tersedia cukup ruangan untuk Roh Kudus memakai jemaat Tuhan
(komunitas orang percaya) untuk terus menerus mengawasi pekerjaan
penerjemahan Alkitab dan mengoreksinya. Roh Kudus telah dan akan ikut
bekerja menuntun para penerjemah Alkitab supaya mereka menghasilkan
terjemahan Alkitab yang mendekati sempurna.

B. SIFAT-SIFAT ALKITAB
Karena Alkitab adalah Firman Allah, Alkitab memiliki sifat-sifat (Otoritas) yang dari
Allah. Dan haruslah diketahui bahwa sifat-sifat Alkitab hanya mengenai tujuannya,
yaitu agar manusia percaya kepada Yesus Krisuts Anak Allah (Yoh 20:31).
Adapun sifat-sifat Alkitab ialah:
1. Kitab Suci tidak mungkin keliru (infallibilitas)
Hal ini mempunyai tolak ukur ialah mengenai “Teopneusti”.dimana Teopneusti
mempunyai pengertian yaitu diwahyukan oleh Roh Kudus, oleh Allah sendiri.
Dan tidak mungkin Allah keliru, jika Allah tidak keliru maka Kitab Suci juga
tidak Keliru. Ini adalah dasar logis untuk mengerti bahwa kitab suci itu tidak
mungkin keliru. Walaupun para penulis Kitab Suci tetap sebagai orang berdosa,
atau mungkin salah ,lemah dan terbatas. Tapi Roh Kudus mengemudikan para
penulis ini dengan memakai akal budinya dan hatinya.jika seseorang
menyangkalnya, dengan kata lain bahwa Alkitab ini mungkin keliru,maka
seseorang itu percaya bahwa alkitab ini adalah dari manusia bukan dari Allah.
Thomas Aquinas (1224-1274) mengatakan bahwa “tidaka ada sesuatu yang salah
dapat mendasari pemahaman Alkitab secara harfiah”(Summa Theologica, I, 1.10
ad 3). Dan Luther menyatakan “Alkitab tidak pernah keliru” (Works of Luther,
XV: 1481).dalam konferensi di Lausanne menyatakan bahwa Alkitab adalah
“tanpa keliru dalam semua yang ditegaskan”. Dan konsili Internasional di Chicago
menegaskan ketidak-keliuran ,bahwa “Alkitab adalah tanpa keliru atau kesalahan
dalam semua ajarannya”. Bukti ini meberikan penguatan bahwa Alkitab itu tidak
mungkin keliru, dan bukti internalnya memberikan pernyataan dalam 2 Timotius3
:16 ; 2 Petrus 1:21).

7
2. Kitab Suci adalah syarat mutlak (Necessitas)
Syarat mutlak yang dimaksud disini berhubungan dengan ketika Allah
memberikan Kitab Suci dengan tujuan supaya manusia dapat mengenal Tuhan dan
kehendakNya. harus dipahami bahwa maksud Allah pertama-tama bukan
mengenai keselamatan manusia tetapi melayani Tuhan adalah keselamatan
manusia. Jadi Kitab suci merupakan sebagai sumber segala kitab dan segala
perkataan yang memberi pengenalan tentang Allah dan kehendakNya. Terdapat
Pernyataan dari mistisisme yang inti pengajarannya dalah bahwa pernyataan Allah
terutama dapat dimengerti dari sinar hati, terang yang ada di dalam hati. Dan
mereka juga menyatakan bahwa “hukum yang tertulis itu mematikan ,tetapi Roh
menghidupkan”(2 Kor.3:6). Mereka menafsirkannya dengan salah. Maka rasul
Yohanes menulis dalam (1 Yoh. 4:1). Dimana kita harus membuktikan roh-roh
itu, dan harus ada norma, yaitu Kitab Suci. Jadi Kitab Sucilah yang lebih tinggi
daripada hati. Ada bukti-bukti keperluan mutlak Alkitab ,yaitu: Roma 10:13-17;
Ki 4:12; 1 Timotius 2:5-6. Jadi Alkitab adalah satu-satunya sumber untuk
mengenal Kristus.
3. Kitab Suci Berkuasa (otoritas)
Kitab Suci mempunyai kekuasaan tertinggi diatas kitab dan hukum yang lain.
salah satu atribut Allah ialah Mahakuasa ,kita mengetahui bahwa Alkitab di
wahyukan oleh Allah sendiri, oleh karena itu Alkitab sangat memiliki kekuasaan
lewat perkataan yang di ucapkan oleh Allah melalui tulisan tersebut. Adapun isi
kekuasaan itu ialah : Percayalah, perbuatlah apa yang dinyatakan oleh kitab suci,
sebab yang dinyatakan di dalam Kitab Suci ialah pernyataan Allah sendiri. Kitab
suci mempunyai kuasa yang mutlak. Dan hal yang harus diketahui bahwa Kitab
Suci berkuasa terhadap hati orang, pusat hidup orang secara mutlak.
4. Kitab Suci adalah cukup ( Sufficientia)
Jumlah kitab dalam Alkitab sebanyak 66 kitab, dan ini tidak boleh dan tidak perlu
ditambah ataupun dikurangi. Roh Kudus memberikan Kitab Suci kepada jemaat di
dalam segala zaman dan ini sudah cukup. Maksud dari kata cukup disini ialah
menyatakan Allah dan kehendak-Nya, dan hal ini sudah cukup tercapai dalam
kitab suci. Tuhan memberikan Kitab Suci ini artinya bahwa di dalam Kitab itu
sudah termuatlah segala sesuatu yang diperlukan oleh segala orang yang mencari
Tuhan. Jadi ,jika kita sudah mengakui bahwa Alkitab itu memiliki syarat mutlak,
maka kita tidak usah menambahkan apapun lagi.

8
5. Kitab Suci adalah terang (Perspicuitas)
Kita harus memahami bahwa maksud Alkitab ialah menyatakan Allah dan
kehendak-Nya bagi manusia. Karena manusia adalah orang yang berdosa, maka
diperlukan terang untuk menerangi yang gelap dalam kepribadian manusia. Oleh
karena itu manusia harus berjuang dan berusaha untuk menerobos kekurangan diri
sendiri. Usaha untuk mengerti kitab suci haruslah menafsirkan nats-nats dalam
Alkitab. Alkitab menawarkan kita terang yang Abadi, supaya pemahaman kita
juga seperti apa yang ada dalam Alkitab.
6. Kitab Suci mencapai maksud (Efficax)
Hal yang harus di perhatikan secara hati-hati bahwa maksud Allah pertama-tama
mengenai Kitab Suci itu bukanah berbicara mengenai keselamatan manusia jika
dipandang secara antroposentris. Melainkan seperti yag kita ketahui bahwa Kitab
Suci adalah Pernyataan tenetang Allah, maka maksudnya ialah untuk menyatakan
kemuliaan, kebijaksanaan, kasih , kebenaran Allah dll. Jadi ini adalah maksud
Allah melalui Kitab Suci. Memang ada yang berpandangan salah dan keliru
seperti Gereja RK, mistisisme dan Rasionalisme. Gereja RK berpandangan
bahwa:” Kitab suci tak dapat memberikan iman. Kitab Suci hanya memberikan
benih atau bakat iman, sakramen-sakramenlah yang dapat memperkembangkan
bakata tadi menjadi iman kepada Tuhan Yesus Kristus”. Artinya bahwa mereka
percaya bahwa tradisilah yang memberikan mereka pertumbuhan iman, bukan
Alkitab. Terdapat juga Paham Mistisisme yaitu” bahwa Kitab Suci itu huruf dan
huruf itu membunuh”. Sedangkan Rasionalisme “mementingkan budi manusia
leih dari pada Kitab Suci”. Dan kita harus menolak pandangan seperti ini, sebab
dalam Ibrani 4:12 memberikan jawaban yang tepat untuk menangkis paham
tersebut.
7. Kitab Suci Merupakan Kesatuan (Unitas)
Jika kita melihat dari segi kronologisnya,maka kita tidak akan menemukan
kesatuan secara kronologis. Tapi itu tidaklah mempengaruhi Kitab Suci, sebab
Kitab Suci itu adalah Pernyataan Allah yang Esa, dan isi Kitab Suci hanyalah satu,
ialah Allah sendiri dan Perbuatan-perbuatan-Nya berdasarkan Tuhan Yesus
Kristus.

9
C. ILUMINASI
Pengertian umum yaitu Iluminasi berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu
illuminare yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu menerangi. Dalam sejarah
filsafat, entah kebenaran atau Allah sering diuraikan sebagai terang dan tidak jarang
ketiganya semua dipadukan ke dalam konsep tunggal. Penerangan intelek, jiwa dan
batin biasanya digambarkan sebagai sebuah cahaya yang datang secara tiba-tiba,
sebuah cahaya pemahaman atau pengertian. Kata "iluminasi" berasal dari bahasa
Yunani "photizo", artinya "menerangi, memberi penerangan batin" (Yoh 1:9; Luk
11:36; 1 Kor 4:5; Efe 1:18). Berdasarkan pengertian etimologis tersebut kita bisa
mengambil definisi dari Iluminasi adalah sebagai berikut: Pekerjaan Roh Kudus yang
membantu membukakan pikiran dan hati orang percaya supaya mereka dapat
mengerti (menafsirkan) Alkitab dengan benar dan mengaplikasikan kebenaran itu
dengan sunguh-sungguh dalam kehidupan mereka (1 Kor 2:14).
 Pentingnya Iluminasi
Mengapa untuk mengerti Alkitab kita membutuhkan bantuan Roh Kudus?
Karena pikiran dan hati manusia ada dalam kegelapan (1 Kor 2:14; Efe 4:17,
18). Roh Kudus berfungsi sebagai penerang sehingga pikiran dan hati manusia
dapat melihat kebenaran dengan benar.
Karena sifat hati manusia yang bebal (Yes 6:9-10; Kis 28:26). Walaupun
Alkitab menyatakan kebenaran, manusia tidak mau melihat kebenaran karena
manusia hanya tertarik kepada diri sendiri dan bukan kepada hal-hal yang
Allah kehendaki.
Karena melawan pekerjaan Setan (2 Kor 4:3-4). Setan tidak ingin manusia
mengetahui kebenaran dan manusia tidak mungkin mampu melawan setan
yang penuh tipu muslihat, kecuali Roh Kudus yang menolong.
Karena manusia sangat dipengaruhi oleh kuasa kedagingan (1 Kor 3:1-2; Ibr
5:12-14). Apa yang disukai Allah, yaitu kebenaran, tidak disukai manusia.
Tanpa campur tangan Roh Kudus manusia tidak mungkin mau mengikuti
kebenaran, karena ia telah dikuasai oleh roh kedagingan yang mencintai diri
sendiri.
 Hubungan Inspirasi dan Iluminasi
Dalam Inspirasi, Roh Kudus memberikan ilham kepada para penulis
Alkitab, sehingga mereka dapat menuliskan Penyataan Tuhan dengan benar

10
dan tepat sesuai dengan yang Allah kehendaki. Dalam Iluminasi, Roh Kudus
memberikan penerangan kepada para pembaca Alkitab agar mereka dapat
mengerti dan menerima apa yang dimaksudkan oleh Penyataan Tuhan yang
tertulis itu dengan benar dan tepat. Hal yang membedakan antara Inspirasi dan
Iluminasi adalah bahwa pekerjaan Roh Kudus dalam penginspirasian Alkitab
sudah selesai. Tidak akan ada lagi inspirasi (wahyu) baru di luar Alkitab,
karena Alkitab yang kita miliki sekarang sudah lengkap dan sempurna. Tetapi
pekerjaan Roh Kudus dalam memberikan iluminasi-iluminasi baru kepada
orang-orang percaya masih berlaku hingga saat ini. Roh Kudus memberikan
iluminasi tetapi tidak untuk menambah dari apa yang sudah ada dalam
Alkitab. Dan Roh Kudus bekerja dengan Firman dan melalui Firman, tetapi
tidak melawan Firman. Itu sebabnya, Alkitab harus menjadi tolok ukur untuk
kita mengkonfirmasikan segala sesuatu yang kita percaya, pelajari, dan yang
kita lakukan (Maz 119:105). Jadi, dengan kata lain, pekerjaan Roh Kudus
dalam memberikan inspirasi kepada para penulis Alkitab sudah selesai sejak
dari jaman rasul-rasul, tetapi Roh Kudus terus bekerja hingga saat ini untuk
memelihara Alkitab yang diinspirasikan itu, dan menolong/membimbing
orang percaya untuk mengerti maksud isi Alkitab tersebut ketika mereka
mempelajarinya.
 Peranan Roh Kudus dalam Iluminasi
Roh Kudus memiliki tugas untuk menerangi (mengiluminasi) pikiran
dan hati manusia, sehingga manusia yang sedang mempelajari Alkitab itu
dapat mengertinya dengan benar sesuai dengan apa yang dimaksud oleh Allah.
Roh Kudus tahu persis isi hati dan pikiran Allah, karena Dialah yang ada di
belakang proses penulisan Alkitab. Jika tujuan Allah memberikan Alkitab
adalah supaya Ia dikenal oleh manusia, maka tujuan akhir iluminasi adalah
supaya manusia mengenal Allah dengan benar melalui Penyataan-Nya
(Alkitab), sehingga manusia mengerti akan kehendak Tuhan dan melakukan
apa yang berkenan kepada Allah. Dengan demikian hasil akhir yang
diharapkan adalah hanya Allah saja yang ditinggikan dan dimuliakan. Sebagai
kesimpulan, Roh Kudus mempunyai peran bukan hanya sebagai Penulis
Alkitab, tetapi juga sebagai Penerang (iluminasi) dan Penafsir Alkitab, bahkan
sekaligus Pengajar Alkitab. Karena Roh Kudus lah yang memimpin maka
dijamin bahwa apa yang ditulis, dinyatakan dan dipelajari manusia tidak akan
11
salah, karena semuanya dikerjakan oleh Oknum Ketiga dari Allah Tritunggal
yang sama, yaitu Roh Kudus ( Efe 3:4, 5, 1 Kor 2:12, 13, Yoh 14:26, Yoh
16:13-15, 2 Pet 1:21 ).

D. INERASI ALKITAB
Ineransi Alkitab (bahasa Inggris: Biblical inerrancy) adalah suatu doktrin yang
menyatakan bahwa "Alkitab, dalam bentuk naskah aslinya, tidak mengandung
kesalahan atau seratus persen benar" atau "Kitab Suci dalam naskah aslinya tidak
membenarkan apapun yang bertentangan dengan fakta."[1] Ada yang
menyamakan ineransi dengan infallibility; sementara yang lain tidak"Ineransi"
merupakan transliterasi kata bahasa Inggris "inerrancy" yang berakar kata "errancy",
maknanya "ada salahnya; mengandung kekeliruan" dengan awalan "in-" yang
merupakan sangkalan. Dengan demikian "ineransi" dapat diartikan "tidak ada
salahnya". Ini tidak sama dengan "infallibility" yang bermakna "tidak dapat keliru".
Dalam praktiknya terdapat beberapa variasi dalam doktrin ini. Aliran-aliran tertentu
hanya mengakui terjemahan versi tertentu dari Alkitab yang dianggap tidak
mengandung kesalahan. Misalnya, ada Gereja atau aliran tertentu yang hanya mau
menerima Alkitab terjemahan versi Raja James (King James Version).
Aliran-aliran tertentu lainnya memodifikasi doktrin ini dengan menyatakan
bahwa Alkitab tidak mengandung kesalahan "dalam teks aslinya". Ini menyiratkan
adanya pengakuan bahwa suatu terjemahan Alkitab mungkin saja mengandung
kelemahan atau kekeliruan. Doktrin ineransi Alkitab adalah salah satu ciri dari
aliran Fundamentalis di lingkungan agama Kristen. Sebuah pernyataan formal yang
mendukung ineransi Alkitab, yaitu "Chicago Statement on Biblical Inerrancy"
("Pernyataan Chicago mengenai Ineransi Alkitab"), diterbitkan dalam
majalah Journal of the Evangelical Theological Society pada tahun 1978. Para
penandatangan "Chicago Statement on Biblical Inerrancy" menyatakan bahwa karena
tidak ada naskah asli Alkitab yang tersedia, apa yang ada saat ini tidak bisa
dianggap inerrant ("tidak ada salahnya"). Para penandatangan juga mempertahankan
bahwa naskah-naskah yang ada ini merupakan salinan yang setia dari naskah-naskah
aslinya. Sejumlah kecil penganut doktrin ini (biblical inerrantist) yang melangkah
lebih jauh dari "Chicago Statement on Biblical Inerrancy", mengutarakan bahwa
naskah asli Alkitab telah diawetkan dengan sempurna dan diwariskan terus menerus
sampai sekarang. Salinan-salinan naskah dalam bahasa asli yang digunakan oleh para

12
penerjemah Alkitab modern sebagai sumber adalah rekonstruksi dari naskah asli.
Versi-versi yang ada saat ini didasarkan pada perbandingan ilmiah dari ribuah naskah-
naskah Alkitab (misalnya Gulungan Laut Mati) dan ribuan kutipan-kutipan dari
berbagai tulisan para bapa- bapa gereja.
Beberapa pokok penting di dalam mengerti doktrin Alkitab yang benar adalah sebagai
berikut:
 Pertama, kita percaya bahwa Allah adalah benar (Roma 3:4).
 Kedua, kita percaya bahwa Firman Allah adalah kebenaran (Yohanes 17:17).
Allah kita adalah Allah yang benar, maka firman-Nya adalah kebenaran. Tidak
mungkin Allah yang benar memberikan firman yang tidak benar. Oleh karena
itu dengan pengertian akan hal ini kita akan menolak setiap pandangan bahwa
firman Allah bisa bersalah dan atau mengandung kesalahan.
 Ketiga, kita percaya bahwa firman Allah dituliskan oleh para penulis Alkitab
yang diilhamkan oleh Allah sendiri (II Timotius 3:16). Alkitab
dihembuskan/dinafaskan oleh Allah. Roh Kudus memimpin dan memampukan
para penulis Alkitab untuk mencatat wahyu khusus Allah dengan suatu cara
yang dapat dipercaya secara mutlak. Setiap penulis Alkitab dipimpin oleh Roh
Kudus sendiri, sehingga tulisan-tulisan mereka adalah wahyu Allah sendiri
yang tanpa kesalahan. (II Petrus 1:20,21). Jadi Allah adalah benar, dan Ia
memberikan firman-Nya yang adalalah kebenaran, dan Roh Kudus memakai
para penulis Alkitab untuk menuliskan firman-Nya dengan tanpa kesalahan.
Karena Alkitab itu dihembuskan/dinafaskan oleh Allah sendiri dan dituliskan
oleh para penulis mula-mula yang dipimpin oleh Roh Kudus, maka kita
percaya bahwa naskah-naskah asli (autographs) dari Alkitab tidak mungkin
salah. Alkitab itu infallible dan inerrant. Lalu bagaimana dengan naskah-
naskah salinan dan terjemahan? Apakah prinsip inspirasi/ilham juga berlaku?
Untuk hal ini mari kita lihat pokok keempat.
 Keempat, kita percaya bahwa Allah menjamin bahwa tidak ada bagian dari
firman-Nya yang akan berubah dan tidak ada penghilangan atau penambahan
bahkan sekecil apapun. Kita percaya akan providensia Allah dalam
memelihara firman-Nya. Firman Allah tidak mungkin berubah dan Allah
sendiri yang akan memelihara (preserve) firman-Nya (Matius 5:18, Yohanes
10:35). Tuhan Allah yang telah mewahyukan firman-Nya, yang telah

13
mengilhamkan para penulis Alkitab mula-mula, adalah Allah yang juga akan
memelihara firman-Nya sehingga generasi ke generasi tetap dapat membaca
firman-Nya yang tidak mungkin bersalah. Jadi walaupun hanya naskah-naskah
asli yang diilhamkan, kita juga percaya bahwa Tuhan Allah memelihara proses
penyalinan dan penerjemahan dari Alkitab. Terjemahan Alkitab tetap dapat
dipercaya sebagai tanpa kesalahan, ketika terjemahan itu merefleksikan setiap
firman-Nya yang telah diilhamkan dalam naskah aslinya.
Di bawah ini diberikan beberapa contoh bagian Alkitab yang dipakai oleh
orang-orang yang tidak percaya akan ineransi Alkitab. Menurut mereka, mereka
telah menemukan ketidakkonsistenan dari Alkitab, secara khusus dilihat dari
ayat-ayat paralel yang berkonflik. Mereka menyimpulkan bahwa Alkitab tidak
inerrant.
1. Contoh pertama: Bandingkan Yesaya 2:1-4 dan Mikha 4:1-3.
Orang yang menentang ineransi Alkitab disebut para errantist, karena
mereka percaya bahwa Alkitab mengandung kesalahan. Para errantist akan
mempertanyakan mengapa ada variasi (walaupun sedikit) dari firman Tuhan
yang dicatat dalam kedua kitab tersebut. Bagi mereka kalau Alkitab adalah
firman Tuhan, tentulah kalau kedua kitab menuliskan firman yang sama,
mereka harus menuliskannya dengan kata-kata yang sama tanpa modifikasi.
Dalam menanggapi pandangan errantist tersebut, kita perlu mengerti lebih
dalam apa yang dimaksud dengan ineransi Alkitab. Ineransi tidak berarti
meniadakan keanekaragaman cara manusia mengekspresikan sesuatu. Tuhan
dapat memfirmankan hal yang sama kepada beberapa orang penulis yang
berbeda dengan cara penulisan yang berbeda. Para penulis menuliskan
firman tersebut secara khusus untuk konteks zaman, kebudayaan, dan
kebiasaan saat itu. Bagi orang-orang yang tidak percaya ineransi, variasi
penulisan tersebut adalah bukti kesalahan (eransi) dari Alkitab. Tetapi
seandainya para penulis Alkitab menuliskan kalimat-kalimat tersebut tanpa
variasi, kemungkinan mereka tetap tidak mau percaya dan bahkan mungkin
akan mengatakan penulis yang satu “menjiplak” yang lain, karena motivasi
yang memang tidak mau percaya bahwa Alkitab tanpa salah. Memang benar
ada variasi dalam penulisan firman Tuhan yang sama dalam kedua kitab
tersebut, tapi perlu diperhatikan keduanya tidak berkontradiksi. Ineransi
tidak berarti bahwa para penulis, secara mekanis seperti robot, menuliskan

14
dengan cara, gaya bahasa, dan style yang sama. Kita juga bisa melihat
variasi penulisan di ketiga kitab Injil sinoptik. Misalnya: bandingkan Matius
16:16 dengan Markus 8:29 dan Lukas 9:20.
2. Contoh kedua: Bandingkan kisah penciptaan dalam Kejadian pasal
satu dan pasal dua.
Bagi para errantist, kedua pasal tersebut berkontradiksi, dan Alkitab
tidak inerrant. Mereka mengangkat masalah urutan penciptaan yang
berbeda, karena menurut mereka pasal dua menyatakan urutan penciptaan
sebagai berikut: manusia (laki- laki), tumbuh-tumbuhan, hewan, lalu
perempuan. Jadi itu berkontradiksi dengan pasal satu yang menyatakan
bahwa manusia diciptakan pada urutan yang terakhir. Untuk menanggapi
pandangan errantist seperti itu, kita perlu membaca firman Tuhan dengan
lebih teliti. Kita dapat melihat bahwa pasal kedua dari kitab Kejadian
sebenarnya tidak menceritakan ulang kisah penciptaan berdasarkan
urutannya. Misalnya dalam pasal kedua itu sendiri pun ditulis dua kali
kalimat yang menyatakan bahwa Tuhan menempatkan manusia di taman
Eden. Jelas itu bukan berdasarkan kronologi dari penciptaan, dan itu bukan
menyatakan bahwa manusia ditempatkan di taman, lalu dipindahkan dari
taman, dan kemudian ditempatkan lagi di taman.
Pengulangan penulisan mengenai penempatan manusia di taman
Eden merupakan satu cara untuk menekankan sesuatu. Kita juga dapat
mengobservasi perbedaan cara penulisan (writing style) antara penulisan
pasal satu dan pasal dua. Perbedaan cara penulisan ini bukan berarti dua
pasal tersebut saling berkontradiksi. Perbedaan cara penulisan tersebut
adalah satu cara untuk mengungkapkan dua penekanan yang berbeda. Kita
dapat merasakan satu cara penulisan yang begitu monumental dan agung
serta megah di pasal pertama. Sedangkan di pasal kedua tidak menekankan
monumental, dan cara penulisannya pun lebih terasa menyampaikan kisah
kehidupan yang berlangsung saat itu. Selanjutnya untuk semakin mengerti
bagian tersebut kita juga harus dengan teliti menangkap satu frase yang
diulang beberapa kali dalam kitab Kejadian. Frase tersebut adalah
“Demikanlah riwayat…” seperti yang dicatat di Kejadian 2:4a. Frase
tersebut dipakai dalam kitab Kejadian sebagai suatu permulaan dari satu
bagian yang berbeda. Sama seperti dalam Kejadian 6:9 dituliskan mengenai

15
“inilah riwayat Nuh” bukan berarti bagian ini hanya mengenai Nuh karena
dalam bagian itu juga diteruskan mengenai keturunan-keturunan Nuh, maka
kejadian 2:4a menyatakan bahwa bagian tersebut adalah bukan hanya
mengenai langit dan bumi karena bagian itu juga mencakup riwayat
manusia.

Jadi dari bentuk penulisan pengulangan frase tersebut kita dapat


mengerti bahwa Kejadian 2 bukanlah untuk mengkontradiksikan urutan
penciptaan dengan urutan yang dipaparkan di Kejadian 1. Akan tetapi pasal
dua dituliskan untuk memberi penekanan khusus pada kisah manusia yang
telah diciptakan dan yang penciptaannya telah dituliskan dalam pasal 1.
Pasal dua lebih menekankan manusia sebagai ciptaan yang tertinggi dan
termulia, di mana Tuhan telah menciptakan langit dan bumi dan
menyiapkannya untuk manusia tempati, kelola, dan budidayakan. Jadi
dengan demikian jelaslah bahwa pasal satu dan pasal dua kitab Kejadian
tidak berkontradiksi. Selain kedua contoh tersebut, para errantist juga
mengangkat beberapa bagian lagi dari Alkitab dan menyatakan bahwa
mereka menemukan hal yang berkontradiksi antara bagian-bagian Alkitab,
baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Tentu bagian kita
bukanlah untuk berusaha menjawab setiap serangan dari para errantist.
Motivasi mereka bukan untuk mencari kebenaran tetapi mencari kesalahan.
Bagian kita adalah bersyukur kepada Tuhan yang memberikan anugerah
iman kepada kita, sehingga kita juga dapat percaya kepada Allah yang benar
yang mengwahyukan firman-Nya yang adalah kebenaran, untuk menyatakan
kebenaran-Nya kepada kita yang sebenarnya tidak layak ini. Motivasi kita
dalam membaca dan merenungkan Firman-Nya adalah justru agar kita
diubahkan oleh kebenaran itu sendiri.
 Kepercayaan yang tidak akan pudar

Kami percaya bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah
pernyataan Allah yang sempurna yang diilhamkan Roh Kudus kepada para
penulisnya dan karena itu adalah benar tanpa salah dalam naskah aslinya. Alkitab
menyatakan di dalamnya kesaksian Roh Kudus, dan merupakan wibawa tunggal
dan mutlak bagi iman dan kehidupan, baik untuk perseorangan, gereja, maupun
masyarakat. Kami percaya bahwa Alkitab tidak bersalah dalam segala hal yang
diajarkannya, termasuk hal-hal yang menyangkut sejarah dan ilmu. Secara tegas

16
dinyatakan mengenai Allah sendiri yang mewahyukan, Roh Kudus yang
mengilhamkan para penulisnya, sehingga kita dapat tunduk kepada otoritas Alkitab
dan percaya akan ketidakbersalahan (infalibilitas dan ineransi) Alkitab. Kiranya
pengertian yang benar ini semakin mendorong jemaat Tuhan untuk semakin
mencintai firman-Nya dan memberikan diri untuk tunduk dan rela dibentuk oleh
kebenaran firman- Nya.

E. ALKITAB DAN TRADISI


I. Alkitab
Alkitab adalah kumpulan dari banyaknya kitab yang ditulis dan disusun secara
bertahap dalam kurun waktu 1500 tahun. Allah memberitahukan rencana
keselamatanNya kepada manusia melalui Injil. Injil ini diturunkan dengan dua
cara, yaitu secara lisan dan tertulis, untuk diteruskan kepada kita. Para rasul
mewartakan secara lisan apa yang mereka terima dari Kristus, entah dari
perbuatan Kristus ataupun dari percakapan denganNya, ataupun dari dorongan
Roh Kudus. Dan juga, para rasul dan tokoh-tokoh rasuli atas ilham Roh Kudus
menuliskan amanat keselamatan tersebut untuk dijadikan buku. Hasil penulisan
amanat Allah tersebut dikenal sebagai Kitab Suci, Yakni Alkitab.
Allah memberi inspirasi kepada manusia yaitu para penulis suci yang dipilih
Allah untuk menuliskan kebenaran. Allah melalui Roh KudusNya berkarya dalam
dan melalui para penulis suci tersebut, dengan menggunakan kemampuan dan
kecakapan mereka. “Oleh sebab itu, segala sesuatu yang dinyatakan oleh para
pengarang yang diilhami tersebut, harus dipandang sebagai pernyataan Roh
Kudus. Jadi jelaslah bahwa Kitab Suci yang mencakup Perjanjian Lama dan Baru
adalah tulisan yang diilhami oleh Allah sendiri (2Tim 3:16). Kitab-kitab tersebut
mengajarkan kebenaran dengan teguh dan setia, dan tidak mungkin keliru. Karena
itu, Allah menghendaki agar kitab-kitab tersebut dicantumkan dalam Kitab Suci
demi keselamatan kita.Mungkin ada orang Kristen yang berkata, bahwa
keselamatan mereka diperoleh melalui Kitab Suci saja. Namun, jika kita mau
jujur, kita akan melihat bahwa hal itu tidak pernah diajarkan oleh Kitab Suci itu
sendiri. Malah yang ada adalah sebaliknya, bahwa Kitab Suci tidak boleh
ditafsirkan menurut kehendak sendiri (2Pet 1:20-21) sebab ada kemungkinan
dapat diartikan keliru (2Pet 3:15-16). Gereja pada abad-abad awal juga tidak
menerapkan teori ini. Teori „hanya Kitab Suci‟ atau „Sola Scriptura‟ ini adalah

17
salah satu inti dari pengajaran pada zaman Reformasi pada tahun 1500-an, yang
jika kita teliti, malah tidak berdasarkan Kitab Suci.
Pada kenyataannya, Kitab Suci tidak dapat diinterpretasikan sendiri-sendiri,
karena dapat menghasilkan pengertian yang berbeda-beda. Sejarah membuktikan
hal ini, di mana dalam setiap tahun timbul berbagai gereja baru yang sama-sama
mengklaim “Sola Scriptura” dan mendapat ilham dari Roh Kudus. Ini adalah suatu
kenyataan yang memprihatinkan, karena menunjukkan bahwa pengertian mereka
tentang Kitab suci berbeda-beda, satu dengan yang lainnya. Jika kita percaya
bahwa Roh Kudus tidak mungkin menjadi penyebab perpecahan (lih. 1Kor14:33)
dan Allah tidak mungkin menyebabkan pertentangan dalam hal iman, maka
kesimpulan kita adalah: “Sola Scriptura” itu teori yang keliru. Kesimpulannya
alkitab adalah suatu kumpulan tulisan-tulisan yang merupakan hasil inspirasi
Allah dan yang mengandung pesan-pesan keselamatan.
Kitab suci perjanjian lama merupakan perjanjian antara allah dengan umat israel
dan Perjanjian baru merupakan perjanjian antara allah dengan manusia melalui
Yesus kristus dalam roh kudus.
1. Kitab suci perjanjian lama
ada beberapa pembagian kitab suci perjanjian lama yaitu:
a. Taurat /Pentateukh : Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan
b. Kitab sejarah : (i) Yosua, Hakim-Hakim, Rut, 1 Samuel, 2 Samuel, 1 Raja-
Raja. (Ii) 1 Tawarikh,2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, Ester,
c. Kitab Kebijaksanaan : Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkotbah, Kidung
Agung, Putra Sirakh, Yoel, Amos
d. Kitab Kenabihan : Yesaya, Yeremia (Baruk Dan Ratapan), Yehezkiel,
Daniel (nabi besar) dan Hosea, Amos, Mikha, Yoel, Obaja, Yunus,
Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia dan Maleakhi (nabi kecil).
1. Apa isi kitab suci perjanjian lama?
Kisah awal hidup manusia di hadapan Allah. (kejadian) janji Tuhan kepada umat-
nya. (kejadian) pembebasan allah atas umat-nya. (keluaran) sejumlah aturan agar
manusia selalu dekat dengan Allah. (keluaran) perjuangan nabi-nabi untuk
mengingatkan manusia.(imamat, bilangan,ulangan) nasehat supaya hidup sesuai
perintah allah.(am, keb, pengkotbah) pujian dan nyanyian kepada Allah (mazmur)
Ada 10 perintah allah yaitu:

18
1. Janganlah menyembah berhala, berbaktilah kepadaku saja, dan cintailah aku
lebih dari segala sesuatu
2. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat
3. Kuduskanlah hari Tuhan
4. Hormatilah ibu-bapamu
5. Jangan membunuh
6. Jangan berzinah
7. Jangan mencuri
8. Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu manusia
9. Jangan mengingini istri sesamamu
10. Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil

2. Proses penyusunan kitab suci perjanjian lama

a) Kisah pra sejarah penciptaan alam semesta s/d menara babel.


b) Kisah sejarah kisah abraham s/d menjelang Yesus Kristus (dimulai 1800 an
sm 50 sm) periodisasi terjadinya kitab suci i. 1800-1600 sm

a. Peristiwa awal sejarah, pereode bapa- bapa bangsa (Abraham, Ishak,


Yakub)
b. Hasil tulisan : kejadian 12-50 periodisasi ii. 1600 1225 sm kilas peristiwa :
yusuf dan keluarganya pindah ke Mesir, terjadi perbudakan di Mesir Musa
membebaskan bangsa Israel dari perbudakan, perjanjian sinai hasil tulisan
: 10 perintah Allah

 1225-1030 sm kilas peristiwa : perebutan tanah kanaan dan zaman


hakimhakim. kisah diawal dari bangsa israel berangkat dari gunung sinai dan
mengembara di padang gurun selama 40 tahun. yosua menggantikan musa
untuk menuju tanah terjanji (kanaan) (perang mengalahkan bangsa kanaan dan
filistin). Yosua meninggal kepemimpinan diganti hakim. Hasil tulisan :
Hakim-hakim
 1030 930 sm kilas peristiwa : periode satu kerajaan : (Saul, Daud, Salomo)
masa persiapan menjadi kerajaan : Samuel tokoh terakhir sebagai hakim.
wilayah kerajaan israel : timur tengah dan sekitarnya. hasil tulisan : 2 sam 9-
20 / 1 raj 1-2.

19
 930-722 sm kilas peristiwa : pereode 2 kerajaan : (Israel dan Yehuda)
tampilnya nabi-nabi (Elia, Amos, Elisa Dam Hosea). Kerajaan Israel
ditaklukan kerajaan asyur. hasil tulisan : pewartaan para nabi (Elia, Elisa,
Hosea Dan Amos)., hukumhukum
 722-587 sm kilas peristiwa : kerajaan Yehuda dihancurkan oleh kerajaan
babilon. munculnya nabi-nabi ( Yesaya, Yeremia, Mikha) hasil tulisan : kej
1:1-2;4a, penulisan sejarah israel.
 586-539 sm kilas peristiwa : pereode pembuangan, Yerusalem dihancurkan
oleh babel. hasil tulisan : penulisan kitab sejarah dan kitab ratapan,
 538-200 sm kilas peristiwa : orang-orang Yehuda kembali ke tanah airnya.
membangun sistem kerajaan, tetap di bawah persia : dipimpin alexander agung
dari yunani. hasil tulisan : kitab taurat, kitab kenabihan, kebijaksanaan,
Mazmur.

Dua abad terakhir kilas peristiwa : Yehuda di bawah penjajahan Yunani dan
Romawi. hasil tulisan : kitab Daniel, Ester, Tobit, Yudit, Sirakh, kebijaksanaan
salomo. Kanon kitab suci orang yahudi menentukan sejumlah kitab sebagai kitab
suci. Daftar kitab yang diterima sebagai kitab suci disebut kanon kitab yang
terdapat dalam kanon disebut kitab kanonik. kitab deuterokanonika.
Deuterokanonika (yunani) = kanon kedua, kitab-kitab yang dipandang masuk
dalam kanonik oleh gereja katolik roma + kristen timur, tetapi tidak terdapat
dalam alkitab Ibrani. Kitab deuterokanonika (berbahasa yunani= terjemahan :
septuaginta (lxx)) makabe sirakh kebijaksanaan yudith tobit barukh tambahan
kitab Daniel tambahan kitab Ester surat Yeremia.

2. Kitab suci perjanjian baru

Perjanjian Baru merupakan perjanjian antara Allah dan umat manusia dengan
perantaraan Yesus kristus. ((baru = memperbaharui kitab yang lama)). Bagian-
bagian kitab perjanjian baru Matius, Markus, Lukas Yohanes, ada 27 kitab
Kisah Para Rasul, Roma, Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, Tesalonika
Timotius, Titus, Filemon, Ibrani, Yakobus, Petrus, Yohanes, Yudas, Wahyu
kepada Yohanes.

20
 Penjelasan Injil-injil : cerita mengenai Yesus ketika masih hidup di dunia,
karyanya, wejangannya dan perjuangannya, s/d Yesus menampakkan diri
sesudah bangkit dari antara orang mati. penulis : mateus, markus, lukas,
Yohanes, kisah para rasul cerita tentang kisah setelah Yesus wafat dan
bangkit. Intinya : kisah tentang munculnya jemaat perdana dan
perkembanganya selama 30 tahun. tokoh penting : Petrus dan Paulus.
penulis : lukas. surat-surat berisi wejangan, anjuran, dan ajaran tentang
hidup seperti yesus. penulis : Paulus, Yakobus, Petrus, Yohanes, Yudas.
Wahyu serangkaian penglihatan mengenai hal ihwal umat kristen dan
dunia seluruhnya. Terarah ke masa depan, masa akhir/ rangkuman
penegasan tentang karya keselamatan. penulis : Yohanes. proses
penyusunan kspb 7/6 sm 30 m pada tahun 7/6 sm, roma dipimpin oleh
kaisar agustus dan palestina herodes agung : yesus lahir yesus dibabtis
yesus berkarya. Ada bermacam-macam gerakan : misianisme Yesus
dianggap melanggar kaidah umum : menyembuhkan orang pada hari sabat
bergaul dan makan bersama dengan orang berdosa. Orang farisi mengecam
Yesus karena : melanggar hari sabat cara Yesus mengajar dengan
perumpamaan mengampuni dosa. Bagi orang yang percaya Yesus
dianggap sebagai pemimpin (mesias). tapi bagi musuhnya : Yesus
dianggap penyesat dan penghojat Allah.

Perayaan paskah Yahudi : saat yang tepat menangkap Yesus. 7 april


tahun 30 m Yesus dihukum mati, Yesus yang mati disalib dialmi sebagai
Tuhan yang hidup, Para rasul percaya akan kebangkitan karena telah
beberapa kali menampakkan diri. Bagi orang yahudi, mati disalib
merupakan kutukan atau akibat dari dosa. bagi orang yang percaya :
kematian yesus merupakan kehendak allah untuk menebus dosa manusia,
para rasul mengimani : Yesus sungguh mesias, putra Allah, Tuhan dan
penyelamat, kekuatan ini yang mendorong para rasul berani memberikan
kesaksian iman akan Yesus dalam pewartaan mereka. Tahun 40-120 m
penyusunan dan penulisan kitab suci perjanjian baru karangan tertua : 1
tesalonika (th 40-an) karangan paling akhir : 2 petrus (th 120-an) yesus
bisa membaca dan menulis luk 4:17-19 yoh 8:6. Pewartaan tentang yesus
diawali para murid secara lesan. Inti pewartaan : wafat dan kebangkitan

21
Yesus. Kotbah Petrus ; pada hari pentakosta, pewartaan berkembang,
hidup dan karya Yesus, masa muda dan kanak- kanak. Jemaat
berkembang, membentuk komunitas. komunikasi para rasul, melalui
utusan dan surat, ditulis : pokok-pokok iman , kisah kebangkitan, kisah
sengsara, sabda Yesus dan karya Yesus. Setelah generasi i mulai
menghilang maka perlu data tertulis tentang Yesus. (kisah sengsara,
mukjizat, sabda, perumpamaan. antara th 120-400 m) pembentukan kanon
untuk menyaring karena banyaknya tulisan, maka pada tahun 200 an mulai
disusun daftar kitab yang diterima sebagai kitab suci. (kanon muratori)
tahun 300 an : 4 injil, 13 surat paulus, kisah para rasul, 1 pet, 1 yuh dan
wahyu tahun 400 an : jumlah kitab suci perjanjian baru : 27. (konsili
hipo(393) dan karthago(397))

 Apa pentingnya membaca kitab suci? Iman kita akan tumbuh dan
berkembang semakin mengenal Yesus Kristus. sebagai buku gereja, buku
iman (sabda Allah dalam bahasa manusia) jika dibaca: Allah hadir dan
mampu mengubah hidup manusia.

II. TRADISI
Supaya pesan Injil ini dapat diturunkan secara utuh dan hidup di dalam
Gereja, para rasul menunjuk uskup-uskup untuk menggantikan mereka dan
menyerahkan kepada mereka kedudukan untuk mengajar. Tradisi : traditio
(latin) = penerusan. Tradisi merupakan proses penerusan atau warisan yang
diteruskan. Tradisi : paradosis (yunani) = diserahkan / diwariskan.tradisi
menurut gereja katolik, proses penerusan / komunikasi iman dari satu generasi
kepada generasi berikut dan diantara orang-orang segenerasi atau seangkatan.
Penerusan ajaran Injil ini yang terjadi di bawah kuasa Roh Kudus, disebut
sebagai Tradisi. Tradisi Suci adalah Tradisi yang berasal dari para rasul yang
meneruskan apa yang mereka terima dari ajaran dan contoh Yesus dan
bimbingan dari Roh Kudus. Oleh Tradisi, Sabda Allah yang dipercayakan
Yesus kepada para rasul, disalurkan seutuhnya kepada para pengganti mereka,
supaya dalam pewartaannya, mereka memelihara, menjelaskan dan
menyebarkannya dengan setia. Maka Tradisi Suci ini bukan tradisi manusia
yang hanya merupakan „adat kebiasaan‟. Dalam hal ini, perlu kita ketahui

22
bahwa Yesus tidak pernah mengecam seluruh adat kebiasaan manusia, Ia
hanya mengecam adat kebiasaan yang bertentangan dengan perintah Tuhan
(Mrk 7:8). Jadi, Tradisi Suci dan Kitab Suci tidak akan pernah bertentangan.
Pengajaran para rasul seperti Allah Tritunggal, Api penyucian,
Keperawanan Maria, telah sangat jelas diajarkan melalui Tradisi dan tidak
bertentangan dengan Kitab Suci, meskipun hal-hal itu tidak disebutkan secara
eksplisit di dalam Kitab Suci. Janganlah kita lupa, bahwa Kitab Suci sendiri
mengajarkan agar kita memegang teguh Tradisi yang disampaikan kepada kita
secara tertulis ataupun lisan (2Tes 2:15, 1Kor:2). Juga perlu kita ketahui
bahwa Tradisi Suci bukanlah kebiasaan-kebiasaan seperti doa rosario,
berpuasa setiap hari Jumat, ataupun selibat para imam. Walaupun semua
kebiasaan tersebut baik, namun hal-hal tersebut bukanlah doktrin. Tradisi Suci
meneruskan doktrin yang diajarkan oleh Yesus kepada para rasulNya yang
kemudian diteruskan kepada Gereja di bawah kepemimpinan penerus para
rasul, yaitu para Paus dan uskup. Kesimpulan tadisi yaitu Firman Allah yang
diturunkan kepada kita melalui para Rasul dalam pengajarannya dan melalui
para penerusnya dalam Gereja sampai hari ini.

23
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Doktrin Alkitab adalah salah satu bagian dari Teologia Sistematika yang
dianggap paling penting karena tanpa penerimaan yang jelas akan doktrin Alkitab
maka seluruh doktrin yang lain akan mengalami kesulitan untuk diterima sebagai
standard kebenaran iman Kristen. Doktrin Alkitab sering disebut sebagai Bibliologi.
Istilah "Bibliologi" berasal dari 2 kata Yunani, yaitu: "biblion" atau "biblia" (jamak)
yang berarti "buku-(buku)"; dan "logos": yang berarti perkataan, uraian, pikiran, ilmu
"buku-(buku) atau tulisan-tulisan. Jadi, yang dimaksud dengan "buku" di sini adalah
Alkitab (firman Allah). Secara definisi, Bibliologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang seluk-beluk penulisan Alkitab dan peranannya dalam iman
Kristen.
Dalam mempelajari Doktrin Alkitab kita akan membahas banyak materi
seperti, bahasa dan tansmisi Alkitab, sifat-sifat Alkitab, iluminasi, inerasi Alkitab dan
Alkitab dan tradisi. Transmisi Alkitab adalah hubungan antara Penyataan yang
diinspirasikan Allah dalam (naskah aslinya dalam bahasa Ibrani dan Yunani), dengan
naskah Alkitab modern sekarang (dalam banyak bahasa). Dalam berkomunikasi dan
menyampaikan penyataan-Nya Allah menggunakan bahasa manusia supaya dapat
dimengerti oleh manusia. Di tengah kelemahan manusia tersebut Allah rela
membatasi Diri-Nya untuk kepentingan manusia dan memakai bahasa manusia untuk
menyampaikan penyataan Diri-Nya, yang dalam hal ini Allah memilih menggunakan
bahasa tulisan. Allah bukan hanya berkomunikasi langsung, tetapi Ia juga
memerintahkan supaya apa yang difirmankan-Nya itu juga dituliskan. Karena Alkitab
adalah Firman Allah, Alkitab memiliki sifat-sifat (Otoritas) yang dari Allah,
Iluminasi yaitu menerangi. Alkitab adalah kumpulan dari banyaknya kitab yang
ditulis dan disusun secara bertahap dalam kurun waktu 1500 tahun, terdiri dari kitab
suci perjanjian lama dan perjanjian baru. Tradisi merupakan proses penerusan atau
warisan yang diteruskan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Charles C.Ryrie, TEOLOGI DASAR, Yogyakarta: ANDI, 1991, hal 106.


Paul Enns, The Moody Handbook of The Theology (Malang: Literatur SAAT, 2003),203-204.
R.Soedarno, IKHTISAR DOGMATIKA, Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2010, hal 82.
R.Soedarno, IKHTISAR DOGMATIKA, Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2010, hal 77-96.
http://learning.sabda.org/baca.php?b=teo_sistem
http://mengerti-alkitab.blogspot.com/2013/10/iluminasi-alkitab.html

https://www.pesta.org/dal_pel06
http://katolisitas.org/2008/06/18/gerej ... gian-ke-3/

25

Anda mungkin juga menyukai