Anda di halaman 1dari 16

PAK DALAM

PERJANJIAN BARU
 Yesus sebagai Guru Agung, Dialah yang
harus menjadi pusat atau sentral
pendidikan agamawi dalam Perjanjian Baru.
 Bagaimana Yesus mengajar, tujuannya,
metodenya, pendekatannya hendaklah
menjadi teladan bagi setiap pengajar
Kristen.
 Tidak cukup hanya itu saja, konsep
pendidikan dalam Perjanjian Baru juga
tersirat dalam tulisan-tulisan para Rasul.
PERANAN YESUS KRISTUS DLM
PENDIDIKAN

• Dasar pendidikanNya - Mat.22:37-39

• Mengajar dgn Kuasa (Mrk.1:21-22)

• Mempersiapkan murid untuk menjadi


pengajar (Yoh. 20:20-23, Mat. 28:19-20)
Pendidikan Yang Berporos Pada Yesus

• Yesus Sebagai buah Pendidikan Yahudi


Yesus Kristus adalah manusia seuntuhnya,
Dia juga anak Allah yang memiliki
kekuasaan yang mutlak.
• Sebagai manusia Yesus Kristus telah
mengalami pendidikan, baik melalui
keluarga maupun pembelajaran dalam bait
Allah
• Pendidikan yang diterima Yesus Kristus
mencakup beberapa hal yang dapat kita
jadikan sebagai dasar pendidikan menurut
kitab Injil. Boelhke menyoroti perikop yang
sama dalam Injil Sinoptik yaitu:
1. Lukas 6:40 --- mengandung pemahaman
bahwa pengetahuan dan pendidikan itu
tidak didapat dengan cuma-cuma
melainkan dengan usaha yang sungguh-
sungguh memeras keringat.
2. Matius 10:24-25 --- mengandung
pengertian bahwa pendidikan atau
pembelajaran bukanlah suatu
perjalanan rekreasi melainkan
perjalanan yang penuh dengan
penderitaan. Mengapa? Karena Yesus
Kristus dalam membelajarkan murid-
muridNya dengan melibatkan para
murid dengan pengalaman yang mirip
dengan apa yang dialamiNya sendiri.
3. Yohanes 13:16-17 --- mengandung
pemahaman bahwa ketika pendidikan telah
sampai pada sebagai guru hendaklah kita
tetap memiliki “Kerendahan Hati” dengan
melayani peserta didik yang baik. Saya
menyimpulkan bahwa seorang guru yang
sesungguhnya adalah guru yang rela
melayani murid-muridnya untuk
mendapatkan hasil yang terbaik.
Secara keseluruhan, Yesus Kristus mengalami
pembelajaran layaknya seorang Yahudi.
Yesus Sebagai Guru

Mengajar merupakan bagian penting


dalam pelayanan Yesus Kristus, hal ini
dapat dibuktikan dengan banyaknya
kata “mengajar” yang nampak dalam
Injil Sinoptik. Injil Lukas dan Markus
menyebutkan 15 kali kata mengajar,
Matius 9 kali dan akhirnya dalam
Yohanes banyak kali.
• Pribadi Yesus sebagai guru tidak saja menjadi
sebutan oleh murid-muridNya, tetapi juga ahli
Taurat, orang Farisi bahkan mereka yang
memusuhinya. Mengapa?
• Karena ciri-ciri seorang guru pada masa itu juga
dilakukan oleh Yesus.
• Ia memberitakan Hukum Taurat sama seperti
para rabi.
• Dia juga memiliki sejumlah murid yang akan
diajarnya.
• Gaya hidup Yesus sendiri menunjukkan bahwa ia
adalah seorang guru
• Pribadi Yesus sebagai guru memiliki perbedaan
dengan pribadi rabi. Para pengikut Yesus terdapat
perempuan-perempuan dan anak-anak kecil yang
keduanya merupakan hal yang mustahil terjadi pada
para rabi. Hal lain yang menjadi perbedaan mutlak
adalah kerelaan Yesus untuk bergaul dengan orang
berdosa, pemungut cukai bahkan perempuan sundal.
• Perlu menjadi pemikiran kita bahwa Yesus Kristus
menjadi guru tidaklah cukup karena Ia melakukan hal-
hal yang biasa dilakukan oleh seorang rabi. Tetapi
lebih kepada “hakekat” diriNya sendiri. Yang
diajarkannya adalah diri pribadiNya sendiri. Ia juga
menyatakan seluruh rencana Allah yang puncakNya
adalah diriNya sendiri
Gaya Mengajar Yesus

Gaya mengajar Yesus menjadi


jawaban bagi mereka-mereka yang
sudah bosan dengan cara pendekatan
guru-guru biasanya. Mereka semua
menjadi takjub (Markus 1:22; 12:37)
karena kepribadian Yesus Kristus
sangat menarik perhatian mereka.
Ada 8 model gaya belajar yang dapat kita teladani dari pribadi Yesus Kristus yaitu:

1. Ceramah (Mat. 5-7)


2. Bimbingan (Mat. 10:7; 10: 5-6; 10:40-42) --- Yesus
memberikan perintah, kemudian dia membimbing
apa-apa saja yang harus dilakukan dan akhirnya
menyatakan berkat-berkat atau manfaat yang di
dapat jika semuanya telah tuntas dilaksanakan.
3. Menghafalkan --- gaya mengajar ini, dibuktikan
melalui pengajaran Yesus yang selalu mengutip
kebenaran Firman Allah yang sudah pernah
disampaikan oleh para nabi.
4. Pewujudan --- melalui dirinya sendiri sebagai wujud
dari apa yang diajarkannya.
5. Dialog --- walaupun tidak sama dengan sokrates
tetapi Yesus menggunakan metode dialog. Yang
paling nampak pada diri perempuan dari Samaria
(Yoh. 4).
6. Studi kasus --- perumpamaan tentang anak yang
hilang
7. Perjumpaan --- perjumpaan yang dimaksudkan
adalah pengenalan akan diri Yesus secara pribadi
(Mat. 16:13)
8. Perbuatan Simbolis --- sama dengan perumpamaan
Pendidikan dalam Surat-surat Para Rasul

• Boelkhe menjelaskan tentang pendidikan dalam


surat-surat para rasul dalam surat Paulus
kepada jemaat di Tesalonika dan surat-surat
penggembalaan, 1 & 2 Timotius dan Titus.
Mengapa? Dengan maksud menjelaskan
perkembangan pendidikan dari surat yang
tertua dalam Perjanjian Baru yaitu Tesalonika
sampai pada yang termuda yaitu surat-surat
penggembalaan.
• Surat Tesalonika
• Surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika,
menjelaskan bahwa pendidik yang
dimaksud adalah Allah sendiri. Paulus
sebagai wakil dari Allah untuk meneruskan
pendidikannya kepada Jemaat. Sedangkan
kurikulum yang diberikan adalah Penyataan
Allah melalui kebenaran Firman Allah.
Peserta didiknya adalah jemaat di
Tesalonika.
Ada empat macam bahan pengajaran
yang dapat dipelajari dalam surat
Tesalonika yaitu:
• Ajaran teologis tentang Yesus Kristus
sebagai anak Allah (I Tes. 1:10),
• pengajaran Etis (I Tes. 4:1),
• tata gereja dan
• kata-kata yang menyerupai ucapan Yesus.

Anda mungkin juga menyukai