Penyusun,
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Pembunuhan
2. Tinjauan Hukum Mengenai Kasus Pembunuhan
3. Tinjauan Alkitab mengenai pembunuhan
4. Dampak
C. Tujuan
A. Pengertian Pembunuhan
1. Keluaran 20:13
“Jangan membunuh”
Dalam kitab tersebut di atas sudah jelas dikatakan bahwa setiap umat
Allah tidak diperkenankan untuk membunuh. Oleh sebab itu sebisa mungkin
hindari hal-hal yang negatif tersebut. Apalagi jika ingin membunuh maka tentu
lebih dulu ada rasa tidak suka atau benci. Padahal hal ini bukan cerminan
buah-buah Roh Kudus sehingga sebaiknya jauhkan serta hindari. Sebaliknya
selalu isi pikiran dengan hal-hal yang baik, yang kudus dan berkenan kepada
Allah.
2. Ulangan 5:17
” Jangan membunuh”
Sama halnya dengan ayat sebelumnya, maka dalam kitab ini juga
diberikan pernyataan yang sama kerasnya. Karena orang yang berniat
membunuh artinya tidak mengenal prinsip kasih tentang Alkitab sehingga
secara tidak langsung juga tidak takut akan Allah. Oleh karena itu sebaiknya
jangan sampai hati dan pikiran umat Kristen dipengaruhi iblis. Selalu
utamakan berdoa untuk menghindari resiko terjadinya asal mula dosa
menurut Alkitab yang tidak dikehendaki oleh Allah tersebut.
3. Matius 5:21
4. Lukas 18:20
D. Dampak
Terkait dengan subjek tindak pidana perlu dijelaskan, pertanggung
jawaban pidana bersifat pribadi. Artinya, barangsiapa melakukan tindak
pidana, maka ia harus bertanggung jawab, sepanjang pada diri orang tersebut
tidak ditemukan dasar penghapus pidana.[15] Selanjutnya, dalam pidana
dikenal juga adanya konsep penyertaan (deelneming). Konsep penyertaan ini
berarti ada dua orang atau lebih mengambil bagian untuk mewujudkan atau
melakukan tindak pidana. Menjadi persoalan, siapa dan bagaimana konsep
pertanggung jawaban pidana, dalam hukum pidana kualifikasi pelaku (subjek)
tindak pidana diatur dalam Pasal 55-56 KUHP.
Dalam KUHP terdapat lima bentuk yang merupakan subjek tindak
pidana, yaitu sebagai berikut.
1. Mereka yang melakukan (dader). Satu orang atau lebih yang melakukan
tindak pidana.
2. Menyuruh melakukan (doen plegen). Dalam bentuk menyuruh-
melakukan, penyuruh tidak melakukan sendiri secara langsung suatu
tindak pidana, melainkan (menyuruh) orang lain.
3. Mereka yang turut serta (medeplegen). Adalah seseorang yang
mempunyai niat sama dengan niat orang lain, sehingga mereka sama-
sama mempunyai kepentingan dan turut melakukan tindak pidana yang
diinginkan.
4. Penggerakan (uitlokking). Penggerakan atau dikenal juga sebagai
Uitlokking unsur perbuatan melakukan orang lain melakukan
perbuatan dengan cara memberikan/ menjanjikan sesuatu, dengan
ancaman kekerasan, penyesatan menyalahgunakan martababat dan
kekuasaan beserta pemberian kesempatan,sebagaimana diatur dalam
KUHP Pasal 55 ayat 1 angka 2.
5. Pembantuan (medeplichtigheid). Pada pembantuan pihak yang
melakukan membantu mengetahui akan jenis kejahatan yang akan ia
bantu.[16]
Sebagaimana diuraikan terdahulu, bahwa unsur pertama tindak pidana
itu adalah perbuatan orang, pada dasarnya yang dapat melakukan tindak
pidana itu manusia (naturlijke personen). Ini dapat disimpulkan berdasarkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Rumusan delik dalam undang-undang lazim dimulai dengan kata-kata :
“barang siapa yang …….”. Kata “barang siapa” ini tidak dapat diartikan
lain selain dari pada “orang”.
2. Dalam pasal 10 KUHP disebutkan jenis-jenis pidana yang dapat dikenakan
kepada tindak pidana, yaitu :
1) pidana pokok :
2) pidana mati
3) pidana penjara
4) pidana kurungan
5) pidana denda, yang dapat diganti dengan pidana kurungan
6) pidana tambahan :
7) pencabutan hak-hak tertentu
8) perampasan barang-barang tertentu
9) dimumkannya keputusan hakim
Dalam pemeriksaan perkara dan juga sifat dari hukum pidana yang
dilihat ada / tidaknya kesalahan pada terdakwa, memberi petunjuk bahwa
yang dapat dipertanggungjawabkan itu adalah manusia.
Pengertian kesalahan yang dapat berupa kesengajaan dan kealpaan
itu merupakan sikap dalam batin manusia.
A. Kesimpulan
Moral adalah suatu hal penting yang perlu dilakukan dalam kehidupan kita,
karena dengan moral seseorang akan diterima dengan baik dalam berinteraksi atau
berkomunikasi dengan sesamanya, terlebih di mata Tuhan. Moral baik yang ditunjukkan
seseorang akan mampu menempatkan dia pada suasana yang damai dan tenang,
begitupun sebaliknya bagi siapa saja yang kurang menggunakan moralnya dia akan susah
B. Saran
Untuk menjaga moral kita tetap baik, kita membutuhkan iman yang kuat untuk
mengahadapi setiap tawaran-twaran iblis yang ingin menjatuhkan kita kedalam dosa dan
secara tidak langsung merusak moral kita. Alkitab sebagai Firman Tuhan berisi
http://www.isadanislam.com/etika-islam-a-kristen/pernikahan-dan-perceraian-di-alkitab-dan-al-
quran
http://manza126.blogspot.com/2014/02/moral-dalam-pandangan-iman-kristen.html
MAKALAH TENTANG KASUS PEMBUNUHAN
OLEH :
AGNES DAMAYANTI
BERNICA IVADA BIJA
LISPRIANI PALANTIK
BARTOLOMIUS