Anda di halaman 1dari 16

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SATYABHAKTI

SIKAP JEMAAT DALAM MENGHADAPI SITUASI BURUK DI TENGAH SUASANA


KENGERIAN AKHIR JAMAN
1 PETRUS 4:7-11

MAKALAH DISERAHKAN KEPADA


TRIYOGO SETYATMOKO S.Th. M.A. M.Th.
UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MATA KULIAH
TAFSIR PERJANJIAN BARU: SURAT KIRIMAN UMUM

OLEH
ANAK AGUNG BAYU SAMODRA

MALANG, INDONESIA
05 APRIL 2020
SIKAP JEMAAT DALAM MENGHADAPI SITUASI BURUK DI TENGAH SUASANA
KENGERIAN AKHIR JAMAN

Pendahuluan

Covid 19 memberikan efek besar bagi dunia. Dunia dikacaukan dengan virus kecil

ini. Banyak orang mengaitkan Covid 19 ini dengan tanda-tanda akhir jaman. Semakin

banyak info miring tersebar luas melalui media sosial WhatsApp. Ada yang mengatakan

Covid 19 atau Corona ini adalah penggenapan 666, dan sebagainya. Masa dibuat ngeri

sekaligus sadar bahwa akhir jaman sudah dekat.

Memang tidak secara langsung 1 Petrus 4:7-11 membahas mengenai Covid 19 ini.

Namun kegaduhan batin yang dunia rasakan saat ini karena terdistraksi oleh pemikiran-

pemikiran akhir jaman dan situasi yang mencekam di sekitar, hampir sama dengan yang

dirasakan jemaat mula-mula di Asia Kecil.

1 Petrus 4:7-11 membahas tentang sikap yang harus dimiliki jemaat dalam

menghadapi situasi yang tidak kondusif di tengah pemahaman yang lazim beredar mengenai

akhir jaman yang sudah dekat. Untuk itu makalah ini akan menyelidiki teks ini guna

menemukan maksud dari penulis mula-mula yang ingin disampaikan kepada jemaat. Penulsi

berharap awasan bagi jemaat ini bisa menjadi pedoman bagi gereja masa kini.

Latar Belakang

Dalam Perjanjian Baru ada suatu perpustaan kecil yang berisi 27 karangan. Semua

karangan itu berbicara tentang Tuhan Yesus Kristus, karya-Nya, juga tuntunan-tuntunan-Nya.

Mesikpun paruhan kedua Alkitab ini berpusat pada Yesus Kristus, namun berisi juga hal-ihwal

tentang umat Kisten mula-mula.1

Setelah Kisah Para Rasul—sebuah kisah mengenai umat mula-mula—yang bercorak

cerita atau kisah, pembaca akan berjumpa dengan 21 karangan dengan corak yang lain.

Karangan-karangan ini lebih berupa wejangan yang bermacam-macam. Biasanya karangan-


1
C. Groenen Ofm, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru,(Yogyakarta, ID: Kanisius, 1995),12
karangan itu disebut “surat”.2 Diawali dengan 14 surat yang ditulis oleh Paulus, kemudian

pembaca akan menemui 7 surat lainnya yang biasa disebut “surat-surat Katolik”. Artinya

bukanlah “surat-surat Gereja Katolik”, melainkan surat-surat umum karena kata “Katolik”

berarti “umum”. Karangan-karangan ini ada yang ditujukan pada sejumlah jemaat atau pada

umum, tanpa disebutkan penerimanya, dan ada juga pada orang-orang tertentu.3

Kitab 1 Petrus ditujukan pada jemaat atau pada umum.4 Penerima surat ini tersebar di

area yang besar sekali. Pontus, Bitinia, Galatia, Kapadokia, dan Asia adalah mana dari empat

propinsi dari kekaisaran Romawi pada abad pertama dan kedua. Surat ini ditujukan pada

jemaat-jemaat yang sedang mengalami situasi yang sangat menyakitkan di wilayah-wilayah

tersebut.5

Penulis

Simon Petrus adalah penulis surat ini. Ia adalah rasul Kristus yang paling terkenal. Ia

berasal dari Galilea. Dan sebelum mengikut Yesus Kristus, ia adalah seorang nelayan.

Sumon adalah namanya yang sesungguhny; Petrus adalah suatu julukan yang diberikan

kepadanya oleh Yesus Kristus. Pada hari Pentakosta, Petrus bersama dengan lain-lainnya

yang hadir dalam persekutuan doa, dipenuhi oleh Roh Kudus. Pada saat itu juga ia menjadi

pemimpin dari kelompok mereka. Pada tahun-tahun selanjutnya, ia banyak berkelana dalam

memberitakan Injil, sama seperti Paulus. Menurut cerita, ia disalibkan terbalik dengan kepala

di bawah di Roma, dalam masa penindasan orang-orang Kristen oleh Nero, atau pada sebelum

tahun 68.6

Penerima

2
Ibid, 12-13
3
Ibid,14-15
4
ibid
5
J.N.D. Kelly, A Commentary in the Epistle of Peter and of Jude, (USA:Hendrickson,1988),03
6
Merril C. Tenney,Survey Perjanjian Baru, (Malang, ID: Gandum Mas,1992),430-431
Surat ini ditujukan kepada orang-orang pendatang(perantau)... yang dipilih”. Hal ini

dapat dipahami dengan 3 cara yang berbeda. Pertama adalah keseluruhan orang Yahudi yang

hidup di perantauan dipilih sejumlah orang tertentu. Kedua, pendatang-pendatang terpilih di

perantauan. Penunjukkan geografis dari orang-orang yang tinggal di daerah diaspora Yahudi.

Ketiga, pendatang-pendatang yang terpilih yang hidup tersebar. Menurut analogi diaspora

Yahudi, ornag-orang Kristen digambarkan sebagai orang yang hidup tersebar dan yang

membentuk kelompok misionaris. Biasanya pemilihan dari tiga altertanif tersebut sangat

dipengaruhi dilema apakah pembaca adalah orang Kristen dengan asal Yahudi atau asal

bangsa-bangsa lain. Kalau para pembaca benar-benar adalah orang yang sebelumnya hidup

dalam paganisme, alternatif pertama tidak mungkin. Dengan demikian, otomatis orang

memilih alternatif ke tiga, sambil mengartikan kata perantauan sebagai kiasan—merantau dari

paganisme ke Kristen—dan menerapkannya pada orang-orang Kristen yang tinggal tersebar

di seluruh Asia Kecil.7

Tempat dan Waktu Penulisan

Dalam ayat 13 dari pasal yang kelima kitab ini, terindikasi bahwa Petrus menulis di

Babion. Ada tiga kemungkinan untuk menafsirkan bagian ini. Pertama. Babilonia kuno di

Mesopotamia, dimana ada pemukiman Yahudi sampai dalam masa kekristenan, di sana juga

Paulus mendirikan sebuah gereja. Kedua, sebuah kota di Mesir, dan ketiga, sebuah nama

mistis bagi Roma, yang digunakan oleh orang Kristen dalam arti segala kefasikan yang secara

historis dihubungkan dengan kota Babiloniadi tepi Sungai Efrat, dan yang dipakai oleh

mereka untuk menyalurkan perasaannya tanpa takut akan Tuhan.

Tidak ada tradisi bahwa Petrus pernah berada di Babilonia di Mesir. Babilonia di tepi

Sungai Efrat adalah lebih memungkinkan karena ia merukapan kediaman banyak orang

Yahudu sejak masa pembuangan hingga Talmud. Namun beberapa fakta justru mendukunng
7
P.H.R. van Houwelingen, Tafsiran Perjanjian Baru Surat 1 Petrus, (Surabaya, ID:Momentum, 2018),42-43
gagasan bahwa “Babionia” berarti Roma. Yohanes Markus, yang bersama Petrus pada waktu

surat ini ditulis, berada di Roma waktu Paulus dipenjarakan (Kolose 4:10). Nama-nama

propinsi disebutkan dalam susunan yang menyiratkan bahwa pembawa surat akan berkeliling

dalam suatu lingkaran yang berakir di barat bukan di timur. Semua bukti dari kepustakaan

gereja menyatakan bahwa Petrus berada di Roma pada akhir hayatnya.

Petrus tidak mendirikan gereja di Roma dan ia juga tidak memberitakan Injil dalam

waktu yang lama di sana. Baik dalam Kisah Para Rasul atau Roma tidak ada petunjuk bahwa

Petrus pernah berada di Roma sebelum tahun 60. Mungkin ia menulis pada waktu kunjungan

tidak resmi seperti pada waktu ia mengunjungi Korintus sebelumnya.8

Ada beberapa fenomena yang mendukung orang untuk menentukan tanggal sebelum

tahun 64. Pertama penerima suratnya terlihat seperti anggota jemaat pertama; tidak ada

indikasi dari kekristenan generasi kedua. Situasi seperti ini berlaku pada umumnya secara

serentak di daerah Anatolia. Kedua, jenis tatanan gereja yang mereka miliki, dengan

pengawasan pasatoral di tangan penatuah yang mana adalah orang-orang yang lebih tua,

terlihat relatif belum berkembang, terutama jika diingat dengan cepat hirarku suatu jabatan

yang rumit berkembang dengan cepat di Asia Kecil pada waktu itu.9

Sosial dan Politik

Sidang pembaca adalah orang-orang yang baru saja masuk Kristen dan jelas mereka

adalah bekas kafir (4:3; 1:14; 2:9-10) dan hidup dalam lingkungan kafir (4:3-4; 2:12).

Rupanya mereka termasuk golongan rendah dalam masyarakat. Sebab ada nasihat bagi para

budak (2:18 dst.), tetapi tidak ada nasihat bagi para majikan (bdk. Kol. 4:1; Ef 6:9). Banyak

wanita di antara mereka mempunyai suami yang tidak percaya (1 Pet. 3:1 dst.). Orang-orang

Kristen menjadi sasaran penganiayaan (4:12.14.19; 2:20; 3:14), difitnah (2:12; 4:16; 3:9.16),

8
Tenney,431-432
9
Kelly, 29-30
justru oleh karena mereka Kristen (3:16; 4:4.16). Mungkin mereka malah diseret ke

pengadilan (3:15; 4:14-16). Penganiayaan itu mungkin tidak datang dari pemerintah pusat.

Semuanya terlebih masalah setempat, diskriminasi sosial. Sebab dengan gaya hidupnya yang

menyendiri (4:4). Boleh jadi pegawai-pegawai setempat mendukung rasa kurang enak dan

gangguan-gangguan dari lingkungan.10

Tidak bisa dipahami bahwa pemerintah ikut menindas mereka, sebagaimana yang

terjadi pada masa Kaisar Tarayanus. Sebab Petrus menasihati mereka agar menaati

pemerintah oleh karena dianggap adil. Diskriminasi sosial tidak hanya di Asia Depan

menimpa orang-orang Kristen, tetapi di tempat-tempat lain juga. Khususnya jemaat di Roma

mengalami diskriminasi, sehingga Nero sudah dapat mengambinghitamkan mereka. Rasa

kurang enak terhadap orang-orang Yahudi yang tersebar luas kerap kali dialihkan pada orang-

orang Kristen juga.11

Tujuan Penulisan

Menjadi orang Kristen pada abad pertama memang tidak pernah mudah, teapi ada

wktu-waktu tertnetu ketika hal itu sangat sukar, dan surat ini ditulis pada waktu semacam itu.

para penerima surat ini dalam bahaya pendeitaan justru karena mereka menjadi orang

Kristen(4:16). Mereka sudah mengalami penderitaan sebab sang penulis minta kepada

mereka agar jangan heran atas “nyala api siksaan” yang mereka alami (4:12). Jelas ia pikir

banyak lagi kesulitan semacam itu akan menimpa mereka.12

Mengetahui jemaat Tuhan menerima penganiayaan sekaligus dari saudara-saudara

Yahudi dan Romawi, Petrus menuliskan surat ini dengan tujuan memberi semangat agar

mereka jangan putus asa. Petrus juga menasihati mereka bahwa mereka hanya hidup

sementara menumpang di bumi yang penuh penderitaan, mereka perlu sabar dan menaruh

10
Ofm, 352
11
Ibid
12
Leon Morris, Teologi Perjanjian Bari,(Malang, ID: Gandum Mas, 1996),439
iman dan pengharapan pada tanah air sorgawi. Petrus juga mendorong mereka untuk hidup

percaya dan taat kepada Tuhan, serta hidup kudus di depan orang non Kristen. Puncak dari

semuanya itu, Petrus menyuruh mereka untuk meneladani Kristus.13

Analisan Konteks dan Kata

Garis Besar Kitab 1 Petrus

1. Salam Kristen

(1Pet 1:1-2)

2. I. Hubungan Orang Percaya dengan Allah

(1Pet 1:3-2:10)

1. A. Keselamatan oleh Iman

(1Pet 1:3-12)

2. B. Kekudusan Karena Ketaatan

(1Pet 1:13-2:10)

3. II. Hubungan Orang Percaya dengan Sesamanya

(1Pet 2:11-3:12)

1. A. Tanggung Jawab Umum

(1Pet 2:11-17)

2. B. Tanggung Jawab Rumah Tangga

(1Pet 2:18-3:7)

1. 1. Tanggung Jawab Budak Terhadap Tuannya

(1Pet 2:18-25)

2. 2. Tanggung Jawab Istri Terhadap Suaminya

(1Pet 3:1-6)

3. 3. Tanggung Jawab Suami Terhadap Istrinya

(1Pet 3:7)
13
Dorothy Tong, “Pansus” Membongkar Surat Petrus: 1 Petrus, (Bandung, ID: Pionir Jaya,2010),12
3. C. Ringkasan Prinsip-Prinsip yang Mengatur Hubungan Orang Percaya

dengan Sesamanya

(1Pet 3:8-12)

4. III.Hubungan Orang Percaya dengan Penderitaan

(1Pet 3:13-5:11)

1. A. Ketabahan Menghadapi Penderitaan

(1Pet 3:13-4:11)

1. 1. Karena Berbahagia dari Menderita dengan Tidak Adil

(1Pet 3:13-17)

2. 2. Karena Teladan Kristus yang Berkuasa

(1Pet 3:18-4:6)

3. 3. Karena Urgensi pada Akhir Zaman

(1Pet 4:7-11)

2. B. Bersukacita dalam Menghadapi Penderitaan

(1Pet 4:12-19)

1. 1. Karena Menguji Realitas Iman Kita

(1Pet 4:12)

2. 2. Karena Ikut Mengambil Bagian dalam Penderitaan Kristus

(1Pet 4:13,14-16)

3. 3. Karena Mempersiapkan Kita untuk Kemuliaan Kedatangan-Nya

(1Pet 4:13,17-19)

3. C. Nasihat dalam Menghadapi Penderitaan

(1Pet 5:1-11)

1. 1. Kepada Penatua -- Gembalakan Domba

(1Pet 5:1-4)
2. 2. Kepada Orang yang Lebih Muda

(1Pet 5:5-11)

5. Penutup

(1Pet 5:12-14)14

Struktur 1 Petrus 4:7-11

Kesudahan segala sesuatu sudah dekat.

Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

Tetapi yang terutama:

kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi

banyak sekali dosa.

Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-

sungut

Layanilah seorang akan yang lain,

sesuai dengan karunia yang telah

diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari

kasih karunia Allah.

Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang

menyampaikan firman Allah;

jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan

kekuatan yang dianugerahkan Allah,

supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu

karena Yesus Kristus.

Ialah yang empunya kemuliaan dan

14
https://alkitab.sabda.org/article.php?book=60&id=126 , diakses tanggal 05 April 2020
kuasa sampai selama-lamanya! Amin.

Alkitab Terjemahan Baru (LAI)

Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah

tenang, supaya kamu dapat berdoa.Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang

akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Berilah tumpangan seorang akan

yang lain dengan tidak bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan

karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia

Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan

firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang

dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus.

Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.

Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS)

Segala sesuatu sudah mendekati kesudahannya, sebab itu hendaklah kalian menguasai

diri dan waspada, supaya kalian dapat berdoa. Lebih daripada segala-galanya, hendaklah

kalian sungguh-sungguh mengasihi satu sama lain, sebab dengan saling mengasihi kalian

akan bersedia juga untuk saling mengampuni. Hendaklah kalian menerima satu sama lain di

rumah masing-masing, tanpa mengeluh. Kalian masing-masing sudah menerima pemberian-

pemberian yang berbeda-beda dari Allah. Sebab itu sebagai pengelola yang baik dari

pemberian-pemberian Allah, hendaklah kalian menggunakan kemampuan itu untuk

kepentingan bersama. Orang yang menyampaikan berita, haruslah menyampaikan berita dari

Allah; orang yang melayani orang lain, haruslah melayani dengan kekuatan yang dari Allah,

supaya dalam segala hal, Allah dapat diagungkan melalui Yesus Kristus. Dialah yang

berkuasa dan patut diagungkan untuk selama-lamanya. Amin


New International Version Bible

“The end of all things is near. Therefore be alert and of sober mind so that you may

pray.  Above all, love each other deeply, because love covers over a multitude of sins.  Offer

hospitality to one another without grumbling.  Each of you should use whatever gift you have

received to serve others, as faithful stewards of God’s grace in its various forms.  If anyone

speaks, they should do so as one who speaks the very words of God. If anyone serves, they

should do so with the strength God provides, so that in all things God may be praised through

Jesus Christ. To him be the glory and the power for ever and ever. Amen.”

.King James Version Bible

“But the end of all things is at hand: be ye therefore sober, and watch unto prayer. 

And above all things have fervent charity among yourselves: for charity shall cover the

multitude of sins.  Use hospitality one to another without grudging.  As every man hath

received the gift, even so minister the same one to another, as good stewards of the manifold

grace of God.  If any man speak,  let him speak as the oracles of God; if any man minister, let

him do it as of the ability which God giveth: that God in all things may be glorified through

Jesus Christ, to whom be praise and dominion for ever and ever. Amen.”

Analisa Konteks

Konteks Dekat

1 Petrus 3:13-4:11 sedang berbicara tentang ketabahan dalam menghadapi

penderitaan. 1 Petrus 3:13-17 seadang memberikan awasan bahwa lebih baik menderita

karena kebenaran dari pada menderita karena kesalahan. “sebab lebih baik menderita karena

perbuatan baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena bebuat jahat (17)”.
1 Petrus 3:18-4:6 sedang menunjukkan penderitaan Kristus sebagai teladan bagi orang

percaya yang menderita. Kristus telah mati untuk dosa manusia sekalipun Dia tidak berdosa

dan membawa orang yang percaya untuk pergi kepada Allah. Kristus telah dibunuh oleh

ciptaan-Nya sendiri dalam keadaan-Nya sebagai manusia. Penderitaan Kristus ini lah yang

menjadi teladan bagi orang percaya. “karena Kristus telah menderita penderitaan badani,

kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian—karena barang

siapa telah menderita penderitaan badani ia telah berhenti berbuat dosa” (4:1).

Konteks Jauh

Selain berbicara mengenai penderitaan, sepanjang kitab ini, Petrus memberikan

banyak wejangan dan doktrin bagi pembacanyaa. Dimuai dengan doktrin keselamatan.

Sebagaimana ditunjukkan oleh Karya Roh Kudus dalam diri mereka, orang-orang beriman

sudah menikmati keselamatan. Jiwa mereka sudah menerima keselamatan (1:9).15

Selain itu, surat ini juga berbicara tentang hubungan dengna lingkungan. Dalam

bagian ini, petrus menyinggung tentang sikap yang patut dilakukan oleh budak terhadap

tuannya. Kemudian berbicara tentang sikap yang tepat bagi seorang istri terhadap suami.

Petrus juga menunjukkan sikap suami terhadap istri. Demikian juga sikap terhadap

masyarakat luas disinggung dalam kitab ini.

Tenttu saja kitab ini juga memberikan dorongan bagi jemaat dalam menghadapi

pencobaan. Jemaat diminta untuk bisa tabah dalam menghadapi pencobaan dan bisa

bersukacita dalam menghadapi pencobaan. Petrus juga memberi perintah praktis bagi mereka

dalam menghadapi pencobaan ini.

Eksegesis Teks

Ayat 7

15
Morris,445
Frasa “sudah dekat” dalam bahasa asllinya adalah ἤγγικεν.16 Kata ini digunakan

sebanyak 42 kali di dalam Alkitab. Bisa diterjemahkan menjadi “mendekati” atau “dekat”.17

Ini juga bisa diartikan menjadi “sudah datang”. Ekspresi keyakinan ini adalah hal yang

universal dalam pemandangan gereja mula-mula, tapi hal ini sangat ditekankan dan sangat

jelas di kitab ini. Kesempurnaan itu dideskripsikan sebagai “akhir dari segala seseuatu”

sebab, berdasarkan pemikiran gereja mula-mula, sejarah akan sampai pada puncaknya dan

surga dan bumi yang kita ketahui sekarang akan berlalu. Mungkin ini terasa begitu

mengerikan, tetapi hal ini penuh dengan keyakinan yang begitu menggairahkan atas kehendak

Tuhan.18

Frasa “jadilah tenang” dalam bahasa aslinya adalah Σωφρονήσατε.19 Dari kata dasar

sophroneo. Sebanyak 6 kali kata ini digunakan di dalam Alkitab. Bisa diterjemahkan

“(pikiran) menjadi waras” atau “berpikiran sehat”20

Frasa “kuasailah dirimu” dalam bahasa aslinya adalah νήψατε.21 Berasal dari akar

kata nepho yang bisa diartikan menjadi “menguasai diri; berpikiran tenang”. Secara harafiah

kata ini menunjuk orang yang menjadi sadar dari mabuk.22

Dalam Perjanjian Baru, pendekatang mengenai akhir jaman biasanya diinterpretasikan

sebagai tantangan untuk memiliki kewasapadaan dan kebiasaan hidup yang tak bercacat.

Untuk itu lah pembaca diingatkan untuk bisa menguasai pikiran dan diri mereka. Mungkin

maksudnya supaya mereka tidak terlalu memikirkan akhir jaman dan mengganggu rutinitas

kehidupan mereka.23

Ayat 8

16
Hasan Sutanto,Perjanjian Baru Interlinear Yunani Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru (PBIK): Jilid
1,(ID:LAI,2003),1239
17
Hasan Sutanto,Perjanjian Baru Interlinear Yunani Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru (PBIK): Jilid
2,(ID:LAI,2003),233
18
Kelly ,177
19
Susanto, Jilid 1 , 1239
20
Susanto, jilid 2, 744
21
Susanto, jilid 1, 1239
22
Susanto, jilid 2, 536
23
Kelly,177
Kata “menutupi” dalam bahasa aslinya adalah καλύπτει.24 Dengan akar kata kalupto

dapat diartikan sebagai “menutupi; menyembunyikan”. Dipakai 8 kali di dalam Alkitab.25 Ini

bisa diartikan bahwa pada penghakiman terakhir nanti, para pembaca akan mendapatkan belas

kasihan Tuhan atas dosa-dosa mereka asalkan kasih di antara mereka tidak goyah.26

Ayat 9

Frasa “berilah tumpangan” dalam bahasa aslinya dalah φιλόξενοι27. Dengan kata

dasar philoksenos. Dapat diterjemahkan menjadi “yang suka memberi tumpangan”. Dipakai

sebanyak 3 kali dalam Alkitab. Kurangnya jaringan hotel yang layak merupakan perbedaan

yang paling mencolok antara dunia kuno dan modern. Sehingga pada masa itu, orang-orang

lebih sigap untuk memberikan bantuan dalam menyediakan tempat singgah bagi para

pelancong daripada sekarang. Adalah hal yang umum sekali terjadi untuk saling singgah di

kekristenan mula-mula. Untuk itu, Tuhan mengingatkan mereka untuk menunjukkan

keramahtamahan mereka dengan saling menerima satu dengan yang lain28

Ayat 10

Kata “layanilah” dalam bahasa aslinya adalah διακονοῦντες.29 Dengan kata dasar

diakoneo. Dapat diterjemahkan menjadi “melayani di pinggir meja; melayani; mengurus;

membantu; melayani (sebagai diaken)”30

Implikasi dari karunia yang jemaat terima dari Tuhan adalah karunia itu harus

memberikan keuntungan bagi seluruh jemaat, dan harus dilakukan seabagai pelayanan demi

kebaikan orang lain. Pelayanan terhadap sesama itu disesuaikan dengan karunia yang

diterima masing-masing orang.31

24
Susanto, Jilid 1, 1239
25
Susanto, Jilid 2,425
26
Kelly, 178
27
Susanto, Jilid 1, 1239
28
Kelly,179
29
Susanto, Jilid 1, 1239
30
Susanto, Jilid 2, 196
31
Alan M Stibbs, The First Epistle General of Peter: Tyndale New Testament Commentaries,
(Michigan:Wm.B.Eerdmands Publ. Company, 1959)155-156
Kesimpulan

Dalam menghadapi penderitaan dan penganiayaan yang disebabkan oleh lingkungan

sekitar jemaat di profinsi Asia Kecil, Rasul Petrus memberikan tiga perintah bagi mereka.

Pertama mereka harus bisa menguasai diri sendiri. Jemaat diminta untuk bisa sadar dan

menguasai pikiran mereka sendiri sehingga mereka tidak tertegun akan keadaan di sekitar

mereka dan tertegun pada pengajaran-pengajaran tentang akhir jaman. Hal ini perlu

dilakukan supaya mereka bisa berdoa kepada Tuhan. selanjutnya, mereka diminta untuk bisa

mempertahankan perbuatan kasih di antara mereka. Mereka diminta untuk mau dengan rela

memberikan tumpangan tempat tinggal pada sesama orang Kristen tanpa bersungut-sungut.

Karena kasih yang mereka tunjukkan mungkin akan membuat Tuhan memberikan belas

kasihan atas dosa-dosa mereka. Sebagai jemaat Tuhan yang menerima karunia masing-

masing dari Tuhan, mereka diminta untuk memberikan efek baik dari karunia itu terhadap

jemaat. Mereka diminta untuk bisa melayani satu dengan yang lain sesuai dengna karunia

yang Tuhan berikan kepada mereka.


DAFTAR PUSTAKA

https://alkitab.sabda.org/article.php?book=60&id=126 , diakses tanggal 05 April 2020

Kelly,J.N.D.. A Commentary in the Epistle of Peter and of Jude.USA:Hendrickson.1988

Morris, Leon. Teologi Perjanjian Bari.Malang, ID: Gandum Mas. 1996

Ofm, C. Groenen. Pengantar ke dalam Perjanjian Baru.Yogyakarta, ID: Kanisius. 1995

Stibbs , Alan M. The First Epistle General of Peter: Tyndale New Testament
Commentaries.Michigan:Wm.B.Eerdmands Publ. Company. 1959

Sutanto,Hasan. Perjanjian Baru Interlinear Yunani Indonesia dan Konkordansi Perjanjian


Baru (PBIK): Jilid 1.ID:LAI.2003

Sutanto,Hasan. Perjanjian Baru Interlinear Yunani Indonesia dan Konkordansi Perjanjian


Baru (PBIK): Jilid 2. ID:LAI.2003

Tenney, Merril C..Survey Perjanjian Baru.Malang, ID: Gandum Mas.1992

Tong, Dorothy. “Pansus” Membongkar Surat Petrus: 1 Petrus.Bandung, ID: Pionir


Jaya.2010

Van Houwelingen, P.H.R.. Tafsiran Perjanjian Baru Surat 1 Petrus.Surabaya,


ID:Momentum. 2018

Anda mungkin juga menyukai