OLEH
ANAK AGUNG BAYU SAMODRA
MALANG, INDONESIA
05 APRIL 2020
SIKAP JEMAAT DALAM MENGHADAPI SITUASI BURUK DI TENGAH SUASANA
KENGERIAN AKHIR JAMAN
Pendahuluan
Covid 19 memberikan efek besar bagi dunia. Dunia dikacaukan dengan virus kecil
ini. Banyak orang mengaitkan Covid 19 ini dengan tanda-tanda akhir jaman. Semakin
banyak info miring tersebar luas melalui media sosial WhatsApp. Ada yang mengatakan
Covid 19 atau Corona ini adalah penggenapan 666, dan sebagainya. Masa dibuat ngeri
Memang tidak secara langsung 1 Petrus 4:7-11 membahas mengenai Covid 19 ini.
Namun kegaduhan batin yang dunia rasakan saat ini karena terdistraksi oleh pemikiran-
pemikiran akhir jaman dan situasi yang mencekam di sekitar, hampir sama dengan yang
1 Petrus 4:7-11 membahas tentang sikap yang harus dimiliki jemaat dalam
menghadapi situasi yang tidak kondusif di tengah pemahaman yang lazim beredar mengenai
akhir jaman yang sudah dekat. Untuk itu makalah ini akan menyelidiki teks ini guna
menemukan maksud dari penulis mula-mula yang ingin disampaikan kepada jemaat. Penulsi
berharap awasan bagi jemaat ini bisa menjadi pedoman bagi gereja masa kini.
Latar Belakang
Dalam Perjanjian Baru ada suatu perpustaan kecil yang berisi 27 karangan. Semua
karangan itu berbicara tentang Tuhan Yesus Kristus, karya-Nya, juga tuntunan-tuntunan-Nya.
Mesikpun paruhan kedua Alkitab ini berpusat pada Yesus Kristus, namun berisi juga hal-ihwal
cerita atau kisah, pembaca akan berjumpa dengan 21 karangan dengan corak yang lain.
pembaca akan menemui 7 surat lainnya yang biasa disebut “surat-surat Katolik”. Artinya
bukanlah “surat-surat Gereja Katolik”, melainkan surat-surat umum karena kata “Katolik”
berarti “umum”. Karangan-karangan ini ada yang ditujukan pada sejumlah jemaat atau pada
umum, tanpa disebutkan penerimanya, dan ada juga pada orang-orang tertentu.3
Kitab 1 Petrus ditujukan pada jemaat atau pada umum.4 Penerima surat ini tersebar di
area yang besar sekali. Pontus, Bitinia, Galatia, Kapadokia, dan Asia adalah mana dari empat
propinsi dari kekaisaran Romawi pada abad pertama dan kedua. Surat ini ditujukan pada
tersebut.5
Penulis
Simon Petrus adalah penulis surat ini. Ia adalah rasul Kristus yang paling terkenal. Ia
berasal dari Galilea. Dan sebelum mengikut Yesus Kristus, ia adalah seorang nelayan.
Sumon adalah namanya yang sesungguhny; Petrus adalah suatu julukan yang diberikan
kepadanya oleh Yesus Kristus. Pada hari Pentakosta, Petrus bersama dengan lain-lainnya
yang hadir dalam persekutuan doa, dipenuhi oleh Roh Kudus. Pada saat itu juga ia menjadi
pemimpin dari kelompok mereka. Pada tahun-tahun selanjutnya, ia banyak berkelana dalam
memberitakan Injil, sama seperti Paulus. Menurut cerita, ia disalibkan terbalik dengan kepala
di bawah di Roma, dalam masa penindasan orang-orang Kristen oleh Nero, atau pada sebelum
tahun 68.6
Penerima
2
Ibid, 12-13
3
Ibid,14-15
4
ibid
5
J.N.D. Kelly, A Commentary in the Epistle of Peter and of Jude, (USA:Hendrickson,1988),03
6
Merril C. Tenney,Survey Perjanjian Baru, (Malang, ID: Gandum Mas,1992),430-431
Surat ini ditujukan kepada orang-orang pendatang(perantau)... yang dipilih”. Hal ini
dapat dipahami dengan 3 cara yang berbeda. Pertama adalah keseluruhan orang Yahudi yang
perantauan. Penunjukkan geografis dari orang-orang yang tinggal di daerah diaspora Yahudi.
Ketiga, pendatang-pendatang yang terpilih yang hidup tersebar. Menurut analogi diaspora
Yahudi, ornag-orang Kristen digambarkan sebagai orang yang hidup tersebar dan yang
membentuk kelompok misionaris. Biasanya pemilihan dari tiga altertanif tersebut sangat
dipengaruhi dilema apakah pembaca adalah orang Kristen dengan asal Yahudi atau asal
bangsa-bangsa lain. Kalau para pembaca benar-benar adalah orang yang sebelumnya hidup
dalam paganisme, alternatif pertama tidak mungkin. Dengan demikian, otomatis orang
memilih alternatif ke tiga, sambil mengartikan kata perantauan sebagai kiasan—merantau dari
Dalam ayat 13 dari pasal yang kelima kitab ini, terindikasi bahwa Petrus menulis di
Babion. Ada tiga kemungkinan untuk menafsirkan bagian ini. Pertama. Babilonia kuno di
Mesopotamia, dimana ada pemukiman Yahudi sampai dalam masa kekristenan, di sana juga
Paulus mendirikan sebuah gereja. Kedua, sebuah kota di Mesir, dan ketiga, sebuah nama
mistis bagi Roma, yang digunakan oleh orang Kristen dalam arti segala kefasikan yang secara
historis dihubungkan dengan kota Babiloniadi tepi Sungai Efrat, dan yang dipakai oleh
Tidak ada tradisi bahwa Petrus pernah berada di Babilonia di Mesir. Babilonia di tepi
Sungai Efrat adalah lebih memungkinkan karena ia merukapan kediaman banyak orang
Yahudu sejak masa pembuangan hingga Talmud. Namun beberapa fakta justru mendukunng
7
P.H.R. van Houwelingen, Tafsiran Perjanjian Baru Surat 1 Petrus, (Surabaya, ID:Momentum, 2018),42-43
gagasan bahwa “Babionia” berarti Roma. Yohanes Markus, yang bersama Petrus pada waktu
surat ini ditulis, berada di Roma waktu Paulus dipenjarakan (Kolose 4:10). Nama-nama
propinsi disebutkan dalam susunan yang menyiratkan bahwa pembawa surat akan berkeliling
dalam suatu lingkaran yang berakir di barat bukan di timur. Semua bukti dari kepustakaan
Petrus tidak mendirikan gereja di Roma dan ia juga tidak memberitakan Injil dalam
waktu yang lama di sana. Baik dalam Kisah Para Rasul atau Roma tidak ada petunjuk bahwa
Petrus pernah berada di Roma sebelum tahun 60. Mungkin ia menulis pada waktu kunjungan
Ada beberapa fenomena yang mendukung orang untuk menentukan tanggal sebelum
tahun 64. Pertama penerima suratnya terlihat seperti anggota jemaat pertama; tidak ada
indikasi dari kekristenan generasi kedua. Situasi seperti ini berlaku pada umumnya secara
serentak di daerah Anatolia. Kedua, jenis tatanan gereja yang mereka miliki, dengan
pengawasan pasatoral di tangan penatuah yang mana adalah orang-orang yang lebih tua,
terlihat relatif belum berkembang, terutama jika diingat dengan cepat hirarku suatu jabatan
yang rumit berkembang dengan cepat di Asia Kecil pada waktu itu.9
Sidang pembaca adalah orang-orang yang baru saja masuk Kristen dan jelas mereka
adalah bekas kafir (4:3; 1:14; 2:9-10) dan hidup dalam lingkungan kafir (4:3-4; 2:12).
Rupanya mereka termasuk golongan rendah dalam masyarakat. Sebab ada nasihat bagi para
budak (2:18 dst.), tetapi tidak ada nasihat bagi para majikan (bdk. Kol. 4:1; Ef 6:9). Banyak
wanita di antara mereka mempunyai suami yang tidak percaya (1 Pet. 3:1 dst.). Orang-orang
Kristen menjadi sasaran penganiayaan (4:12.14.19; 2:20; 3:14), difitnah (2:12; 4:16; 3:9.16),
8
Tenney,431-432
9
Kelly, 29-30
justru oleh karena mereka Kristen (3:16; 4:4.16). Mungkin mereka malah diseret ke
pengadilan (3:15; 4:14-16). Penganiayaan itu mungkin tidak datang dari pemerintah pusat.
Semuanya terlebih masalah setempat, diskriminasi sosial. Sebab dengan gaya hidupnya yang
menyendiri (4:4). Boleh jadi pegawai-pegawai setempat mendukung rasa kurang enak dan
Tidak bisa dipahami bahwa pemerintah ikut menindas mereka, sebagaimana yang
terjadi pada masa Kaisar Tarayanus. Sebab Petrus menasihati mereka agar menaati
pemerintah oleh karena dianggap adil. Diskriminasi sosial tidak hanya di Asia Depan
menimpa orang-orang Kristen, tetapi di tempat-tempat lain juga. Khususnya jemaat di Roma
kurang enak terhadap orang-orang Yahudi yang tersebar luas kerap kali dialihkan pada orang-
Tujuan Penulisan
Menjadi orang Kristen pada abad pertama memang tidak pernah mudah, teapi ada
wktu-waktu tertnetu ketika hal itu sangat sukar, dan surat ini ditulis pada waktu semacam itu.
para penerima surat ini dalam bahaya pendeitaan justru karena mereka menjadi orang
Kristen(4:16). Mereka sudah mengalami penderitaan sebab sang penulis minta kepada
mereka agar jangan heran atas “nyala api siksaan” yang mereka alami (4:12). Jelas ia pikir
Yahudi dan Romawi, Petrus menuliskan surat ini dengan tujuan memberi semangat agar
mereka jangan putus asa. Petrus juga menasihati mereka bahwa mereka hanya hidup
sementara menumpang di bumi yang penuh penderitaan, mereka perlu sabar dan menaruh
10
Ofm, 352
11
Ibid
12
Leon Morris, Teologi Perjanjian Bari,(Malang, ID: Gandum Mas, 1996),439
iman dan pengharapan pada tanah air sorgawi. Petrus juga mendorong mereka untuk hidup
percaya dan taat kepada Tuhan, serta hidup kudus di depan orang non Kristen. Puncak dari
1. Salam Kristen
(1Pet 1:1-2)
(1Pet 1:3-2:10)
(1Pet 1:3-12)
(1Pet 1:13-2:10)
(1Pet 2:11-3:12)
(1Pet 2:11-17)
(1Pet 2:18-3:7)
(1Pet 2:18-25)
(1Pet 3:1-6)
(1Pet 3:7)
13
Dorothy Tong, “Pansus” Membongkar Surat Petrus: 1 Petrus, (Bandung, ID: Pionir Jaya,2010),12
3. C. Ringkasan Prinsip-Prinsip yang Mengatur Hubungan Orang Percaya
dengan Sesamanya
(1Pet 3:8-12)
(1Pet 3:13-5:11)
(1Pet 3:13-4:11)
(1Pet 3:13-17)
(1Pet 3:18-4:6)
(1Pet 4:7-11)
(1Pet 4:12-19)
(1Pet 4:12)
(1Pet 4:13,14-16)
(1Pet 4:13,17-19)
(1Pet 5:1-11)
(1Pet 5:1-4)
2. 2. Kepada Orang yang Lebih Muda
(1Pet 5:5-11)
5. Penutup
(1Pet 5:12-14)14
Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
sungut
Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang
14
https://alkitab.sabda.org/article.php?book=60&id=126 , diakses tanggal 05 April 2020
kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah
tenang, supaya kamu dapat berdoa.Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang
akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Berilah tumpangan seorang akan
yang lain dengan tidak bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan
karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia
Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan
firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang
dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus.
Segala sesuatu sudah mendekati kesudahannya, sebab itu hendaklah kalian menguasai
diri dan waspada, supaya kalian dapat berdoa. Lebih daripada segala-galanya, hendaklah
kalian sungguh-sungguh mengasihi satu sama lain, sebab dengan saling mengasihi kalian
akan bersedia juga untuk saling mengampuni. Hendaklah kalian menerima satu sama lain di
pemberian yang berbeda-beda dari Allah. Sebab itu sebagai pengelola yang baik dari
kepentingan bersama. Orang yang menyampaikan berita, haruslah menyampaikan berita dari
Allah; orang yang melayani orang lain, haruslah melayani dengan kekuatan yang dari Allah,
supaya dalam segala hal, Allah dapat diagungkan melalui Yesus Kristus. Dialah yang
“The end of all things is near. Therefore be alert and of sober mind so that you may
pray. Above all, love each other deeply, because love covers over a multitude of sins. Offer
hospitality to one another without grumbling. Each of you should use whatever gift you have
received to serve others, as faithful stewards of God’s grace in its various forms. If anyone
speaks, they should do so as one who speaks the very words of God. If anyone serves, they
should do so with the strength God provides, so that in all things God may be praised through
Jesus Christ. To him be the glory and the power for ever and ever. Amen.”
“But the end of all things is at hand: be ye therefore sober, and watch unto prayer.
And above all things have fervent charity among yourselves: for charity shall cover the
multitude of sins. Use hospitality one to another without grudging. As every man hath
received the gift, even so minister the same one to another, as good stewards of the manifold
grace of God. If any man speak, let him speak as the oracles of God; if any man minister, let
him do it as of the ability which God giveth: that God in all things may be glorified through
Jesus Christ, to whom be praise and dominion for ever and ever. Amen.”
Analisa Konteks
Konteks Dekat
penderitaan. 1 Petrus 3:13-17 seadang memberikan awasan bahwa lebih baik menderita
karena kebenaran dari pada menderita karena kesalahan. “sebab lebih baik menderita karena
perbuatan baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena bebuat jahat (17)”.
1 Petrus 3:18-4:6 sedang menunjukkan penderitaan Kristus sebagai teladan bagi orang
percaya yang menderita. Kristus telah mati untuk dosa manusia sekalipun Dia tidak berdosa
dan membawa orang yang percaya untuk pergi kepada Allah. Kristus telah dibunuh oleh
ciptaan-Nya sendiri dalam keadaan-Nya sebagai manusia. Penderitaan Kristus ini lah yang
menjadi teladan bagi orang percaya. “karena Kristus telah menderita penderitaan badani,
kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian—karena barang
siapa telah menderita penderitaan badani ia telah berhenti berbuat dosa” (4:1).
Konteks Jauh
banyak wejangan dan doktrin bagi pembacanyaa. Dimuai dengan doktrin keselamatan.
Sebagaimana ditunjukkan oleh Karya Roh Kudus dalam diri mereka, orang-orang beriman
Selain itu, surat ini juga berbicara tentang hubungan dengna lingkungan. Dalam
bagian ini, petrus menyinggung tentang sikap yang patut dilakukan oleh budak terhadap
tuannya. Kemudian berbicara tentang sikap yang tepat bagi seorang istri terhadap suami.
Petrus juga menunjukkan sikap suami terhadap istri. Demikian juga sikap terhadap
Tenttu saja kitab ini juga memberikan dorongan bagi jemaat dalam menghadapi
pencobaan. Jemaat diminta untuk bisa tabah dalam menghadapi pencobaan dan bisa
bersukacita dalam menghadapi pencobaan. Petrus juga memberi perintah praktis bagi mereka
Eksegesis Teks
Ayat 7
15
Morris,445
Frasa “sudah dekat” dalam bahasa asllinya adalah ἤγγικεν.16 Kata ini digunakan
sebanyak 42 kali di dalam Alkitab. Bisa diterjemahkan menjadi “mendekati” atau “dekat”.17
Ini juga bisa diartikan menjadi “sudah datang”. Ekspresi keyakinan ini adalah hal yang
universal dalam pemandangan gereja mula-mula, tapi hal ini sangat ditekankan dan sangat
jelas di kitab ini. Kesempurnaan itu dideskripsikan sebagai “akhir dari segala seseuatu”
sebab, berdasarkan pemikiran gereja mula-mula, sejarah akan sampai pada puncaknya dan
surga dan bumi yang kita ketahui sekarang akan berlalu. Mungkin ini terasa begitu
mengerikan, tetapi hal ini penuh dengan keyakinan yang begitu menggairahkan atas kehendak
Tuhan.18
Frasa “jadilah tenang” dalam bahasa aslinya adalah Σωφρονήσατε.19 Dari kata dasar
sophroneo. Sebanyak 6 kali kata ini digunakan di dalam Alkitab. Bisa diterjemahkan
Frasa “kuasailah dirimu” dalam bahasa aslinya adalah νήψατε.21 Berasal dari akar
kata nepho yang bisa diartikan menjadi “menguasai diri; berpikiran tenang”. Secara harafiah
sebagai tantangan untuk memiliki kewasapadaan dan kebiasaan hidup yang tak bercacat.
Untuk itu lah pembaca diingatkan untuk bisa menguasai pikiran dan diri mereka. Mungkin
maksudnya supaya mereka tidak terlalu memikirkan akhir jaman dan mengganggu rutinitas
kehidupan mereka.23
Ayat 8
16
Hasan Sutanto,Perjanjian Baru Interlinear Yunani Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru (PBIK): Jilid
1,(ID:LAI,2003),1239
17
Hasan Sutanto,Perjanjian Baru Interlinear Yunani Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru (PBIK): Jilid
2,(ID:LAI,2003),233
18
Kelly ,177
19
Susanto, Jilid 1 , 1239
20
Susanto, jilid 2, 744
21
Susanto, jilid 1, 1239
22
Susanto, jilid 2, 536
23
Kelly,177
Kata “menutupi” dalam bahasa aslinya adalah καλύπτει.24 Dengan akar kata kalupto
dapat diartikan sebagai “menutupi; menyembunyikan”. Dipakai 8 kali di dalam Alkitab.25 Ini
bisa diartikan bahwa pada penghakiman terakhir nanti, para pembaca akan mendapatkan belas
kasihan Tuhan atas dosa-dosa mereka asalkan kasih di antara mereka tidak goyah.26
Ayat 9
Frasa “berilah tumpangan” dalam bahasa aslinya dalah φιλόξενοι27. Dengan kata
dasar philoksenos. Dapat diterjemahkan menjadi “yang suka memberi tumpangan”. Dipakai
sebanyak 3 kali dalam Alkitab. Kurangnya jaringan hotel yang layak merupakan perbedaan
yang paling mencolok antara dunia kuno dan modern. Sehingga pada masa itu, orang-orang
lebih sigap untuk memberikan bantuan dalam menyediakan tempat singgah bagi para
pelancong daripada sekarang. Adalah hal yang umum sekali terjadi untuk saling singgah di
Ayat 10
Kata “layanilah” dalam bahasa aslinya adalah διακονοῦντες.29 Dengan kata dasar
Implikasi dari karunia yang jemaat terima dari Tuhan adalah karunia itu harus
memberikan keuntungan bagi seluruh jemaat, dan harus dilakukan seabagai pelayanan demi
kebaikan orang lain. Pelayanan terhadap sesama itu disesuaikan dengan karunia yang
24
Susanto, Jilid 1, 1239
25
Susanto, Jilid 2,425
26
Kelly, 178
27
Susanto, Jilid 1, 1239
28
Kelly,179
29
Susanto, Jilid 1, 1239
30
Susanto, Jilid 2, 196
31
Alan M Stibbs, The First Epistle General of Peter: Tyndale New Testament Commentaries,
(Michigan:Wm.B.Eerdmands Publ. Company, 1959)155-156
Kesimpulan
sekitar jemaat di profinsi Asia Kecil, Rasul Petrus memberikan tiga perintah bagi mereka.
Pertama mereka harus bisa menguasai diri sendiri. Jemaat diminta untuk bisa sadar dan
menguasai pikiran mereka sendiri sehingga mereka tidak tertegun akan keadaan di sekitar
mereka dan tertegun pada pengajaran-pengajaran tentang akhir jaman. Hal ini perlu
dilakukan supaya mereka bisa berdoa kepada Tuhan. selanjutnya, mereka diminta untuk bisa
mempertahankan perbuatan kasih di antara mereka. Mereka diminta untuk mau dengan rela
memberikan tumpangan tempat tinggal pada sesama orang Kristen tanpa bersungut-sungut.
Karena kasih yang mereka tunjukkan mungkin akan membuat Tuhan memberikan belas
kasihan atas dosa-dosa mereka. Sebagai jemaat Tuhan yang menerima karunia masing-
masing dari Tuhan, mereka diminta untuk memberikan efek baik dari karunia itu terhadap
jemaat. Mereka diminta untuk bisa melayani satu dengan yang lain sesuai dengna karunia
Stibbs , Alan M. The First Epistle General of Peter: Tyndale New Testament
Commentaries.Michigan:Wm.B.Eerdmands Publ. Company. 1959