OLEH
ANAK AGUNG BAYU SAMODRA
MALANG, INDONSIA
01 OKTOBER 2019
Perbandingan Konesp Hasil Penebusan Dalam Kristus
Pendahuluan
Selama ini orang memahami bahwa penebusan oleh Kristus hanya memiliki efek
dengan arah “vertikal” saja, yakni antara manusia dengan Allah. Kristus menjadi korban
penghapus dosa yang sempurna bagi manusia. Selain itu, Kristus juga meredakan murka
Allah. Yesus mendamaikan Allah yang murka terhadap dosa yang sudah manusia lakukan
dengan manusia, si pelaku dosa tersebut. Kristus juga menggantikan posisi manusia. Dia
yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita
Namun, apakah hanya sampai di situ saja efek dari penebusan Kristus itu ? Apakah
tidak ada dampak positif pada relasi antar manusia ? Apa pandangan Paulus tentang hasil dari
penebusan dosa, yang tertuang dalam Surat Efesus dan Kolose ? makalah ini akan
menunjukkan pandangan Paulus mengenai kondisi jemaat sebelum dan sesudah penebusan,
yang tertulis di Surat Efesus dan Kolose. Dalam makalah ini juga dibandingkan pandangan
Penulis berharap, pembaca dapat mengetahui efek dari penebusan Kristus di sisi lain,
selain secara “vertikal” saja. Selain itu, pembaca dapat mengerti konteks kota Efesus dan
Kolose yang melatarbelakangi adanya d perbedaan dalam penulisan Paulus di kedua surat
tersebut.
Efesus menunjukkan bahwa orang-orang non Yahudi dulu mati karena pelanggaran-
pelanggaran dan dosa-dosa mereka. Kata “kamu” dipakai Paulus untuk menunjuk kepada
orang-orang non Yahudi. Namun tidak berhenti di sana, ayat 3 menunjukkan kondisi yang
1
Millard J. Erickson, Teologi Kristen Volume 2 (Malang: Gandum Mas,2003),491-493
sama di pihak orang Yahudi. Kata “kami” dipakai Paulus merujuk pada orang Yahudi.
Orang Yahudi ini juga pantas untuk menerima murka Allah. Kedua pihak ini pantas dimurkai
karena mereka hidup dalam nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran yang
Kondisi mereka adalah karena adanya pelanggaran terhadap kehendak Allah, tapi juga berarti
dosa dalam pengertian umum, termasuk kegagalan dan kesalahan batin. Kedua adalah tingkat
ras. Mereka mengikuti orang-orang jaman sekarang, yang memiliki gaya hidup bertentangan
dengan kehidupan yang akan datang. Ke tiga adalah tingkat supernatural. Iblis bekerja dalam
hidup mereka. Iblis adalah sumber dari kehidupan menyimpang masa-masa ini.2
Namun karena kasih karunia Tuhan, Dia telah membangkitkan “kita” dari kematian
dan menghidupkan bersama-sama dengan Kristus di Sorga. Paulus menggunakan kata “kita”
untuk menggambarkan orang Yahudi dan non Yahudi bersama-sama. Penebusan ini adalah
murni kasih karunia Tuhan, dan bukan usaha manusia. Manusia hanya perlu menerimanya
Allah dan perbaikan hubungan dengan sesamanya. Perbaikan hubungan dengan Allah
ditunjukkan dengan penggunaan istilah “beroleh jalan masuk kepada Bapa”(2:18); tempat
kediaman Allah di dalam Roh (2:22). Dan perbaikan hubungan dengan sesama ditujukkan
oleh penggunaan istilah “kamu , yang dulu jauh sudah menjadi dekat”(2:13); mempersatukan
kedua pihak dan meruntuhkan tembok pemisah (2:14); menciptakan keduanya menjadi satu
dalam bahasa aslinya adalah paraptomasini. Bentuk datif dalam kata ini menunjukkan bahwa
ini adalah keadaan dan penyebab kematiannya.3 Pada bagian ini, Paulus menjelaskan tentang
kondisi mereka sebelum mereka diselamatkan. Mereka adalah manusia yang mati.
Penjelasan tentang makna kematian ini tentu tidak berbeda jauh dari pemahaman dalam kitab
Efesus.
“Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib”. Frasa ini
menunjukkan tentang pentingnya penebusan oleh Kristus. Hanya melalui penebusan ini,
manusia (2:13); menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan hukum mendakwa dan
“Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya” (1:20). Ini menujukkan bahwa
mengakhiri hubungan yang tidak harmonis dan memberikan perdamaian antara manusia
dengan Allah melalui pengorbanan Yesus. Paulus bermaksud menunjukkan bahwa kematian
Yesus ini sanggup untuk memperdamaikan segala sesuatu dengan Dia, namun tentu saja ini
tidak bisa dilepasakan dari peran manusia untuk menerima tawaran dari Allah ini.4 Bagian ini
menunjukkan bahwa penebusan oleh Kristus membawa perbaikan hubungan secara vertikal,
Persamaan
3
Feritz Rienecker dan Cleon Rogers, Linguistic Key to The Greek New Testament,(Michigan : Zondervan Publ.
House,1980),574
4
Howley, 485
Surat Efesus dan Kolose sama-sama menunjukkan kondisi manusia sebelum mereka
menerima penebusan . Efesus 2:1 mengatakan “Kamu dahulu mati...”. Kolose 2:13
mengatakan “Kamu juga, meskipun dahulu mati...” Kedua surat ini menyoroti bahwa kondisi
Thiessen mengatakan bahwa ada 3 macam kematian akibat kejatuhan manusia dalam
dosa, yakni kematian fisik, kematian rohani, dan kematian kekal.5 Kematian fisik merupakan
pemisahan antara unsur imaterial dan material dalam diri manusia. Manusia dari keadaan bisa
tidak mati jadi tidak bisa tidak mati. Kematian rohani merupakan terpisahnya jiwa dari
Allah.6 Memang benar bahwa natur manusia adalah menyembah pada sesuatu yang
dianggapnya memiliki kuasa di atasnya. Namun kematian ini membuat manusia tidak bisa
menyembah Allah yang benar. Tidak bisa lagi menikmati kehadiran Allah. Dilihat dari
respon Adam dan Hawa yang bersembunyi ketika Allah hadir. Dan kematian kekal adalah
puncak dari kegenapan kematian rohani. Kematian kekal adalah terpisahnya jiwa dari Allah
secara kekal.7 Ketiga kematian ini merupakan kondisi jemaat Efesus dan Kolose sebelum
Selain itu, kedua surat ini menekankan akan pentingnya penebusan Dosa. Setiap surat
kiriman ditulis untuk menjawab persoalan tertentu. Artinya setiap hal yang dibahas itu
bermanfaat bagi penerima surat itu pada waktu itu. Kedua surat ini menuliskan tentang
penebusan Dosa. Artinya, pemahaman mengenai penebusan dosa dianggap penting oleh
Paulus untuk ditulis dalam kedua surat ini. Istilah-istilah yang digunakan adalah
“diselamatkan”, “diampuni”.
5
Henry C. Thiessen,Teologi Sistematika,(Malang:Gandum Mas, 1979),298
6
Ibid, 299
7
Ibid.
Penebusan berarti pembebasan dari sesuatu yang jahat dengan jaminan adanya harga
yang harus dibayar.8 Pembebasan adalah kata yang penting di sini. Ini menunjukkan adanya
efek positif dari penebusan itu. Sama seperti seekor anjing yang dikeluarkan dari dalam
jangan lupakan mengenai “harga” tersebut. Kedua surat ini menunjukkan adanya harga yang
tidak bisa dibayar oleh usaha manusia—yang dalam PL disamakan dengan kain kotor—yakni
pengorbanan Yesus di kayu salib. Hanya kematian-Nya yang bisa menghapuskan surat
Seperti yang sempat disinggung sebelumya, penebusan membawa suatu efek positif.
Kedua surat ini menuliskan adanya efek positif dari penebusan Kristus—meski ada perbedaan
efek positif dari kedua surat ini, yang akan dibahas dalam bab berikutnya. Surat Efesus
menunjukkan bahwa penebusan mendamaikan jemaat dengan Allah dan juga dengan sesama.
Masih dengan konsep yang sama, Surat Kolose menujukkan adanya perdamaian antara segala
Mengapa “pendamaian” begitu penting di sini ? Dosa bukanlah hal sepele. Akibat
yang pertama dari kejatuhan manusia dalam dosa adalah kerusakan total manusia9.
Kerusakan ini merambat pada seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk relasi dengan
Allah dan sesama. Penebusan menciptakan pemulihan hubungan ini. Artinya, penebusan
menyelesaikan efek yang paling pertama dari kejatuhan manusia dalam dosa.
Pemulihan yang sama-sama disoroti oleh kedua surat ini adalah pemulihan hubungan
dengan Allah. Efesus 2:22 mengatakan “... menjadi tempat kediaman Allah” dan Kolose 1:19
disinggung sebelumnya, efek dosa adalah rusaknya natur manusia dalam segala aspek
termasuk dalam relasi dan kematian rohani manusia, yakni keterpisahan jiwa dengan Allah.
8
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid 2:M-Z,(England:Inter-Varsity Press),456
9
Louis Berkhof,Teologi Sistematika: Doktrin Manusia,(Indonesia: Lembaga Reformed Injili Indonesia,1994),95
Perjanjian Lama menyajikan cara Allah membawa manusia, khususnya bangsa Israel, ke
dalam relasi yang baik dengan Allah melalui peraturan-peraturan yang diberikan. Namun
bangsa Israel menyalahartikan hal ini. Mereka tidak menemukan makna dari pemberian
peraturan itu, malahan terjebak dalam fokus yang salah pada detail peraturan itu. Harus ada
intervensi Allah secara langsugn untuk menjelasakan makna dari pemberian peraturan-
peraturan itu. Penebusan oleh Kristus menjawab permasalahan ini. Kristus mendamaikan
Perbedaan
Surat Efesus menunjukkan adanya efek positif yang lain dari penebusan oleh Kristus,
yakni diperdamaikan dengan sesama. “Sesama” di sini merujuk pada jemaat Yahudi dan non-
Yahudi. Jemaat Efesus yang dulunya “jauh” sekarang sudah menjadi “dekat”, Kristus telah
mempersatukan kedua pihak dan merobohkan tembok pemisah, Kristus telah menciptakan
eirene kepada mereka yang “jauh” dan “dekat”, kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan
masuk, “kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga”, dan
Hal ini terjadi karena tujuan Paulus mengirimkan surat ini bukan hanya kepada satu
jemaat saja, namun kepada jemaat-jemaat di sekitar kota Efesus. Kata jemaat dalam Efesus
ini bersifat universal. Paulus menjelaskan kepada bangsa-bangsa lain mengenai misteri
tentnag tubuh Kristus.10 Selain itu, surat ini menggambarkan Paulus diutus untuk menyatukan
orang Yahudi dengan bukan Yahudi di gereja sementara Paulus yang ada dalam sejarah itu,
Kolose tidak membahas mengenai efek penebusan bagi persatuan gereja. Terlihat di
sini hanyalah hubungan vertikal saja dari hasil penebusan itu. Ini karena Kolose hanya
10
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 1992),394
membahas tentang keunggulan Kristus. Sepanjang surat ini, dapat dirasakan suatu pembelaan
Lantas apa yang melatarbelakangi hal ini ? Adanya pengajar-pengajar sesat dan
filsafat yang berkembang pada masa dan daerah itu lah yang melatarbelakangi pemikiran ini.
Pengajar sesat ini merendahkan martabat Kristus sebagai Tuhan. Mereka mengajarkan bahwa
Kristus hanyalah permulaan. Mereka mungkin membicarakan Kristus dengan kata-kata yang
ramah, namun akhirnya menganggap Kristus hanyalah ciptaan. Mereka menganggap Dia
lebih rendah dari Allah dan bukan Allah. Filsafat yang berkembang mengandung unsur
Helenistik: hikmat dan pengetahuan., mungkin sumbernya dari budaya Yunani, atau
barangkali melakukan asketisme dan “kepenuhan”. Mungkin juga adanya pengaruh ajaran
dari para penatua. Orang Yahudi tidak menyembah malaikat, namun mereka sangat ingin
melakukannya. Oleh karena itu, yang terbaik ialah memahami bahwa pengajaran yang
beredar di Kolose pada waktu itu adalah campuran pemikiran Yunani dan Yahudi.
Kesimpulan
Kedua kitab ini memiliki persamaan dan perbedaan dalam konsep mengenai
penebusan oleh Kristus . Surat Efesus dan Kolose sama-sama menunjukkan posisi jemaat
sebelum mereka menerima keselamatan itu, yakni “Mati”. Kematian fisik, rohani, dan
mungkin kekal adalah bagian dari jemaat itu sebelum mereka ditebus. Selain itu, kedua surat
ini juga menekankan pentingnya penebusan Kristus. Pemberian Cuma-Cuma dari Tuhan ini
menjawab persoalan mendasar manusia. Penebusan ini memberikan kebebasan bagi manusia.
Perbedaan dari hasil penebusan disebabkan oleh tujuan yang berbeda dari kedua surat
itu. Surat Efesus dikirim kepada jamaat secara universal, untuk orang Yahudi dan non
Yahudi sehingga surat ini menunjukkan adanya pemulihan antar sesama. Namun, karena di
Kolose ada serangan mengenai keilahian Kristus dan filsafat yang menyesatkan, surat ini
dibuat untuk mengagungkan Kristus. Ini membuat pemikiran “vertikal” mengisi sepanjang
surat ini dan berimbas pada hasil penebusan yang hanya pemulihan secara vertikal, yakni
BIBLIOGRAFI
Howley, G.C.D. ed. A New Testament Commentary. Cet. 2 .Michigan: Zondervan Publ. House.1969
Rienecker, Feritz dan Cleon Rogers. Linguistic Key to The Greek New Testament. Michigan : Zondervan Publ.
House.1980