SARMAULI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................
A. Latar belakang Kitab................................................................................
B. Batasan Masalah......................................................................................
BAB II: EKKLESIOLOGI PAULUS DALAM SURAT FILIPI..............................
A. Doktrin dalam Kitab Filipi......................................................................
B. Pandangan Paulus dalam Kitab Filipi......................................................
C. Dampak/Pengaruh Bagi Masa Kini.........................................................
BAB III: PENUTUP.................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena Kasih dan
pertolongan dari Tuhan Yesuslah sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Ekklesiologi Paulus Dalam kitab Filipi ini dengan baik dan tepat pada
waktu yang ditentukan.Kiranya makalah ini dapat bermanfaat dan dipergunakan
sebagai bahan bacaan atau Referensi tertentu. Kami juga menyadari bahwa di
dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu
besar harapan kami agar dapat diberikan Kritik atau saran yang bersifat
membangun. Agar dalam penulisan selanjutnya dapat menjadi lebih
baik.Demikianlah makalah ini kami sajikan, dan kiranya dapat dimanfaatkan
sebaik mungkin, Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
4. Kesatuan Surat
Para ahli Perjanjian Baru mempersoalkan tentang kesatuan Surat
Filipi.Dalam membahas kesatuan ini, mereka terbagi atas dua kelompok.
Ada yang berpendapat bahwa Surat Filipi terbagi atas dua surat. Surat
yang pertama adalah: Filipi 3:1 b-4:20. Surat pertama ini ditulia untuk
menyampaikan ucapan terima kasih kepada jemaat di Filipi atas
pengiriman persembahan yang dibawa oleh Epafroditus.
Kemudian, Surat yang kedua adalah: Filipi 1:1-3: 1 a + 4:21-23,
dikirim melalui Epafroditus ketika ia sudah sembuh dan kembali ke
Filipi.Akan tetapi, kebanyakan ahli membagi Surat Filipi atas tiga surat,
yaitu Surat A yang mencakup Filipi 4:10-20 (ucapan terima kasih), Surat
B yang mencakup Filipi 1:1-3:1 a; 4:4-7,21-23 (nasihat-nasihat), dan Surat
C yang mencakup Filipi 3:1b-21; 4:1-3, 8-9 (serangan terhadap para
penyesat). Pembagian ini dilakukan dengan beberapa alasan, yaitu:
a.
Ada suatu peralihan yang tiba-tiba antara bagian pertama (Flp.3:1)
kepada suatu peringatan keras terhadap `pekerja pekerjajahat',
penyunat-penyunat palsu dalam bagian ke-2 (Flp. 3:2),dan nada yang
bersemangat dalam seluruh pasal 3, yang tidakdisebutkan dalam pasal-
pasal sebelumnya.
b.
Penggunaan kata "akhirnya" dalam Filipi 3:1, yang menyatakanbahwa
semestinya Surat itu berakhir. Sedangkan, serangan terhadappekerja-
pekerja jahat itu mengiayaratkan bahwa sesuatu yang baru sedang
mulai.
c.
Dalam Filipi 4:10-20, Paulus menulia suatu `ucapan terima kasih'yang
cukup panjang atas semua pemberian yang dikirimkan orangFilipi
melalui Epafroditus. Banyak pakar merasa aneh kalau barupada akhir
Surat Paulus menyampaikan ucapan terima kasihnya.Mestinya, ucapan
terima kasih semacam itu ditempatkan pada awalsurat.1
1
Samuel Benyamin Hakh, 2010. Perjanjian Baru: Sejarah,Pengantar dan Pokok-pokok
Teologisnya Bandung :Bina Media Informasi. h.184-186
4
B. Batasan Makalah
Kami memberikan batasan masalah sesuai dengan topik yang di bahas di
dalam makalah yaitu tentang Ekklesia (sidang, perkumpulan, perhimpunan
pada umumnya).
BAB II
EKKLESIOLOGI PAULUS DALAM SURAT FILIPI
2
B.S.Mardiatmadja. 1991. Ekklesiologi Makna dan sejarahnya. Jogyakarta:Kanisius.hal,56-57
3
J.Verkuyl. 1958. Ras, Bangsa, Gereja Negara.Jakarta: Badan Penerbit Kristen.hal,263
5
thessalonikeon) yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus
Kriatus
Pada kelompok ayat yang kedua eklesia
Kembali dipakai sebagai satu iatilah deskriptif -bukan kiasan- untuk
menggambarkan objek yang langsung dapat dikenal.
Kali ini untuk kumpulan yang mengadakan pertemuan di rumah tertentu,
yaitu di satu "gereja-rumah".Kadang-kadang selurdh anggota sebuah
kongregasi mungkin cukup sedikit untuk berkumpul di rumah salah satu
anggotanya.
Perlu diingat bahwa umat Kriaten mula-mula sampai pertengahan abad
ketiga tidak memiliki gedung untuk beribadah. Di tempat-tempat lain
gereja-gereja rumah merupakan kelompok-kelompok persekutuan lebih
kecil yang adalah bagian dari kelompok persekutuan yang lebih besar
Yang sangat penting dalam studi kami tentang jemaat sebagai persekutuan
surgawi pada zaman akhir adalah hal-hal dalam PerjanjianBaru di mana
eklesia memiliki pengertian yang lebih luas ketimbang sidang jemaat
lokal ataupun suatu gereja rumah. Kami mulai denganKolose 1:18 dimana
dinyatakan bahwa Kristus adalah "kepala tubuh, yaitu jemaat". Pada ayat
24 ungkapan serupa dipakai dalam konteks penderitaan Paulus ("untuk
tubuh-Nya yaitu jemaat"). Sebagian besar penafsir menafsirkan ayat-ayat
dalam surat Kolose ini sebagai gereja universal dimana semua orang
percaya menjadi anggotanya” dan yang tersebar di seluruh dunia (kasus
serupa dalarn surat Ef. 1:22; 3:10, 21; 5:23-24, 27, 29, 32). Namun ada
dua kritikan serius yang biaa dilancarkan terhadap pandangan ini: pertama,
iatilah eklesia tidak dapat dipakai lagi untuk pengertian "kumpulan" atau
"himpunan" sebab sulit untuk membayangkan bagaimana jemaat dari
seluruh dunia dapat berkumpul, karena itu istilah tersebut
perluditerjemahkan sedemikian rupa agar biaa berarti suatu organiaasi atau
masyarakat. Kedua, konteks dari Kolose 1:15-20 mengarah kepada hal-hal
surgawi sehingga menunjukkan bahwa yang dibicarakan dalam ayat 18
bukanlah perkara-perkara dunia melainkan hal-hal adikodrati dan surgawi.
6
Ini tidak berarti bahwa orang-orang percaya tidak berhubungan satu
dengan lain jika mereka tidak berkumpul dalam gereja. Sebagai anggota
Tubuh Kristus atau anggota umat Allah mereka bukan hanya memiliki
hubungan dengan Kriatus saja, tetapi juga dengan satu sama lain meskipun
ketika mereka terplih oleh ruang dan waktu. Masalahnya di sini eklesia
bukanlah istilah yang dipakai oleh Perjanjiaan Baru untuk
menggambarkan maksud yang lebih luas, berskala dunia.4
7
dari Epafroditus.Laporan itu juga menyangkut ancaman perpecahan dalam
jemaat.Dari laporan itu, Paulus berpendapat bahwa munculnya ancaman
perpecahan itu diaebabkan oleh kurangnya kerendahan hati dan semangat
persekutuan dalam jemaat, terutama di antara kedua perempuan tersebut
3. Ancaman Ajaran Sesat Terhadap Jemaat
Davorin Peterlin, dalam analisanya tentang Filipi 3, berpendapat bahwa
ungkapan musuh-musuh yang Paulus serang di dalam pasal itu ditujukan
kepada sebagian orang dalam jemaat Filipi, karena mereka telah
dipengaruhi oleh musuh-musuh Paulus. Musuh-musuh ini sangat potensial
berbahaya.Oleh karena itu, Paulus mendiakusikan mereka terutama
sebagai kelompok yang memberikan contoh yang negatif di dalam
jemaat.Nada Paulus yang keras dan tajam itu menunjukkan bahwa musuh-
musuh ini sudah mulai masuk dan beroperasi di tengah
jemaat.Menghadapi semua ini, Paulus menasihati j emaat agar mereka
berdiri teguh dalam Tuhan, sebab Tuhan sudah dekat (Flp. 41, 5b).5
8
istimewa dan bukan juga karena ia mau memaksakan cara hidupnya kepada
mereka. Ia lakukan itu karena ia sebagai rasul wewenang terhadap mereka dan
ia sendiri juga wajib hidup sebagai orang yang bertanggung jawab di hadapan
Allah (2 Kor 2:17).
Ayat 18
Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang
kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup
sebagai seteru salib Kristus.
“Klaion lego” aku mengatakan sambil menangis paulus melakukan ini
bukan karena anggota-anggota jemaat di Filipi tidak mengindahkan nasihat-
nasihatnya, tetapi karena ada diantara mereka yang tidak mau mengubah hidup
dan ajaran mereka : mereka tetap menolak salib Kristus sebagai satu-satunya
alat (sumber) penyelamatan. Dengan sikap itu bukan saja mereka menyesatkan
anggota-anggota jemaat yang lain dari jalan yang benar,tetapi mereka juga
menghalang-halangi orang-orang yang bukan Kristen untuk datang kepada
Kristus.
Yang dimaksud dengan seteru salib Kristus yaitu mereka hidup dan
mengajarkan kebalikan dari apa yang Paulus katakan dalam 4:14. Mereka
menganggap milik dunia sebagai keuntungan, yang menaruh percaya pada
daging, mereka hidup dari kebenaran sendiri, mereka menyangkal kuasa
kebangkitan Kristus dan mereka bersikap seolah-olah mereka telah mencapai
tujuan.
Ayat 19
Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka adalah perut
mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata
tertuju kepada perkara duniawi.
Pada ayat ini dijelaskan bahwa kesudahan (telos) orang-arang ini ialah
kebinasaan, kebinasaan kekal, sebab di luar salib Kristus, yang mereka
musuhi, tidak ada keselamatan. Orang- orang disini hanya mementingkan
kepada kedagingan atau kepada perkara duniawi: soal kenikmatan, soal
kemewahan, soal kehormatan, soal-soal keuntungan dan lain-lain.
9
Ayat 20
Karena kewarganegaraan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga
kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
Karena (gar) disini menekankan pada partisipasi dalam keselamatan yang
Tuhan anugerahkan kepada mereka : kepada mereka semua, baik kepada
Paulus maupun kepada jemaat. Bersama- sama mereka merupakan suatu
persekutuan, yang diikat oleh kewarganegaraan mereka di dalam sorga.
Dengan tegas Paulus berkata-kata tentang kewarganegaraan itu sama seperti
sesuatu yang benar-benar ada di sana untuk mereka.
Hal itu harus mereka ingat, sebab hal itulah yang membedakan mereka
dari orang-orang yang hanya memikirkan perkara-perkara duniawi
saja.Dahulu mereka ada diluar Kristus, jauh terpisah dari kewarganegaraan
Israel dan tidak mendapat bagian-bagian dari janji-janji Allah.Mereka hidup di
dunia tanpa harapan dan tanpa Allah. Tetapi sekarang oleh karena persekutuan
mereka dengan Kristus, maka mereka lagi bukan orang asing, tetapi juga
warga orang-orang kudus dan anggota keluarga Allah (Ef 2:12,13,19).
Ayat 21
Yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa
denagan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat
menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
Orang-orang yang percaya adalah warga kerajaan sorga. Sungguhpun
demikian mereka masih hidup di dunia, di dalam daging. Tuhuh yang mereka
miliki sekarang adalah tubuh yang hina, tubuh yang berada dalam kuasa
kematian (Rm 7:24). Tetapi tubuh mereka yang hina itu akan Kristus ubah.
Yang dimaksud dengan tubuh disini (soma) ialah tubuh (soma) sebagai
ungkapan untuk manusia seluruhnya, manusia sebagai suatu totalitas.
Tubuh ini yang akan diubah Tuhan Yesus dan dijadikan serupa
(summorphon) dengan tubuhnya sendiri. Ia lakukan itu menurut kuasa-Nya
(Yunani : kata ten energeian tou dunasthai auton) ꞊menurut pekerjaan kuasa-
Nya: kuasa (dunamis) yang menaklukkan segala sesuatu- tanpa kekecualian-
10
kepada diri-Nya. Dengan jalan ini Paulus mau meyakinkan anggota-anggota
jemaat di Filipi, bahwa mereka adalah milik Kristus yang akan mengubah
tubuh mereka yang hina menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia. Hal
itu akan terjadi ketika Ia datang kembali. Hal itu harus mereka ingat supaya
memberikan dorongan kepada mereka untuk terus berjalan dengan penuh
harapan.6
6
J.L.Ch.Abineno.2008. Tafsiran Alkitab : Surat Filipi, Jakarta : Gunung Mulia h.117-125
11
berbicara mengenai Kesaksian Paulus dalam Penjara. Hal ini mengajarkan
kepada kita supaya kita jangan takut untuk mengabarkan Firman Tuhan baik
dalam keadaan baik ataupun tidak baik waktunya seperti yang dikatakan
dalam 2 Tim 4:2 beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik
waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala
kesabaran dan pengajaran.
Ayat 27-30 berbicara mengenai nasihat supaya tetap berjuang nats ini
mengajarkan supaya tetap teguh dalam iman sampai kelak Ia datang kembali.
Filipi 2:1-10 nasihat supaya bersatu dan merendahkan diri seperti Kristus
pengajaran ini mengajarkan supaya kita hidup dengan mnaruh pikiran dan
perasaan yang sama yang terdapat dalam Kristus.
Ayat 12:18 tetaplah kerjakan keselamatanmu dalam hal ini diajarkan
bahwa supaya kita tetap kerjakan keselamatan kita dengan tetap berpegang
pada firman dan janganlah kiranya kita bersungut-sungut dan berbantah-
bantahan. Filipi 3:1b-16 kebenaran yang sejati dalam hal ini Paulus
mengajarkan supaya kita jangan bepegang kepada sesuatu yang lahiriah/ yang
dianggap benar menurut dunia yang terikat kepada hukum taurat, karna
kebenaran yang sebenarnya adalah kebenaran yang dimiliki dalam Kristus,
bukan yang dimiliki dunia.
Filipi 4 :2-9 nasihat-nasihat terakhir hal ini berbicara mengenai kekuatiran,
janganlah kiranya kita kuatir akan apapun juga tetapi serahkanlah segala
kekuatiranmu kepada Allah karena Ia yang memeliharamu.
Ayat 10-19 Terima kasih atas pemberian jemaat, Paulus mengucap syukur
karena jemaat di filipi tidak ada yang mngadakan perhitungan dengan dia.
Paulus tidak hanya menekankan kepada pemberian jemaat melainkan jemaat
melahirkan buah-buah yang diinginkan oleh Kristus. Karena semua yang
kamu kerjakan akan diperhitungkan oleh Tuhan dan jangan kuatir akan segala
keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus yesus.
Semua hal yang diajarkan Paulus dalam surat Filipi ini bermanfaat baik bagi
jemaat Filipi pada masa itu maupun jemaat pada masa kini semuanya
mengajarkan kepada hal-hal yang benar menurut ukuran Allah. Semuanya
12
bermanfaat untuk membangun iman dan makin menyakinkan kita untuk
menuju kepada tujuan yang sebenarnya yaitu hidup kekal bersama dengan
Dia.
BAB III
PENUTUP
A. . Kesimpulan
Jadi dapat kita simpulkan bahwa ekklesia (perhimpunan orang-orang
yang percaya kepada Kristus) adalah orang-orang yang hidup sesuai dengan
apa yang benar menurut ukuran Allah. Paulus sangat berterima kasih kepada
jemaat di Filipi karena mereka dapat menyatakan iman itu dalam praktek
hidup mereka. Tetapi banyak ajaran sesat yang juga ditimbulkan oleh orang
Filipi, itu disebabkan oleh penyesat-penyesat yang menjadi seteru salib
Kristus. Oleh sebab itu hendaklah kita hidup sesuai dengan Firman Tuhan
bukan hidup menurut apa yang benar menurut ukuran manusia seperti
beberapa penyesat yang berada di Filipi yang menjadikan harta duniawi
sebagai tujuan akhir hidupnya.
Hendaknya kita tidaklah demikian hendaknya kita hidup dalam
kebenaran menurut ukuran Tuhan, jangan kita hidup di bawah kuasa hukum
Taurat karena kebenaran yang dapat menyelamatkan adalah kebenaran dalam
Kristus Yesus yang telah nyata Ia nyatakan dalam pengorbanan-Nya diatas
kayu salib. Karena yang menjadi tujuan akhir hidup kita adalah bukan kepada
harta duniawi mlainkan harta sorgawi (hidup kekal bersama Bapa di sorga).
Dengan demikian hiduplah dengan tidak hanya memfokuskan diri kepada
harta duniawi melainkan kepada yang utama yaitu harta sorgawi. Semuanya
itu harus kita nyatakan dalam perbuatan kita bahwa kita bukanlah orang-orang
yang hanya memikirkan akan kepuasan jasmani tetapi kepada yang rohani
karena kita hidup di dunia ini hanya sementara, pergunakan waktu yang ada
untuk hidup dalam kebenaran yang telah Tuhan ajarkan dan perintahkan.
13
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat menjadikan kita sebagai
jemaat yang dapat bertumbuh dalam iman pengenalan kita kepada Kristus.
Kita adalah orang-orang yang telah dipanggil keluar dari kegelapan (dosa)
menuju kepada terang yang sesungguhnya kita hendaknya dapat berperilaku
sebagaimana seharusnya sebagai seorang yang percaya kepada Tuhan dan
hendaknya kita menghasilkan buah-buah yang dapat menyenangkan hati
Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Carson, D.A, 1997. Gereja Zaman Perjanjian Baru dan Masa Kini. Malang :
Gandum Mas
Hakh, Samuel Benyamin, 2010. Perjanjian Baru: Sejarah,Pengantar dan Pokok-
pokok Teologisnya, Bandung : Bina Media Informasi.
Mardiatmadja, B.S.. 1991. Ekklesiologi: Makna dan Sejarahnya. Jogyakarta:
Kanisius.
J.Verkuyl. 1958. Ras, Bangsa, Gereja Negara. Jakarta: Badan Penerbit Kristen.
14