Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minuman keras (miras) sudah lama dikenal di kalangan

masyarakat dan telah menjadi masalah umum di seluruh dunia.

Kebiasaan meminum alkohol telah ada sejak zaman dahulu di semua

Negara. Dalam cerita jaman kuno juga banyak disebut-sebut kesukaan

minum minuman yang mengandung alkohol yang bersifat

memabukkan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Salman, 2017

mengemukakan bahwa alkohol dapat menyebabkan gangguan pada

fungsi hati, terbukti dari 10 orang terdapat 3% fungsi hatinya sudah

mulai mengalami kerusakan.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2014

konsumsi alkohol di dunia menyebabkan kematian lebih dari 3,3 juta

orang setiap tahunnya atau 5,9 % dari semua kematian. Dan di tahun

2016 tingkat konsumsi alkohol di seluruh dunia sebanyak 6,4 liter

alkohol murni per orang yang berusia 15 tahun atau lebih.

Minuman beralkohol tradisional merupakan salah satu jenis

minuman yang marak di beberapa wilayah di Indonesia. Minuman

beralkohol tradisional di buat dan di kemas secara sederhana serta

1
sering dijadikan jamuan acara adat, pernikahan, kematian, maupun

saat bersantai dan saat berkumpul dengan teman.

Tuak (ballok) adalah sejenis minuman beralkohol tradisional yang

memiliki kadar alkohol yang rendah. Tuak diperoleh melalui proses

penyadapan yang mengalami proses fermentasi dari pohon nira

(mayang enau) dan kelapa juga beberapa pohon yang mengandung

kadar gula seperti palem, korma. Nira aren merupakan bahan dasar

dalam pembuatan tuak yang mengandung alkohol dengan kadar 4%.

Mengkonsumsi tuak secara berlebihan dapat memberikan efek

samping bagi kesehatan utamanya pada hati karena tuak memiliki sifat

“panas” dan tajam sehingga dapat memblokir kemampuan tubuh

dalam menghancurkan lemak serta juga dapat merusak sel-sel hati.

Lemak yang mengendap dan tidak dapat disingkirkan dari jaringan hati

karena meminum tuak dapat mengakibatkan fungsi hati menjadi

menurun.

Minuman beralkohol termasuk tuak dapat mempengaruhi

psikologis seseorang yang mengkonsumsinya. Penelitian Khairiyah

tahun 2013 menyebutkan bahwa remaja yang mengkonsumsi

minuman keras akan merasakan emosi negative sehingga akan

semakin mudah marah ketika tujuan yang diinginkan tidak tercapai.

Selain itu remaja akan sering membangkang pada orang tua, sering

bertengkar dengan teman, sering ugal-galan dan terkadang menjadi

pendiam dan tidak banyak banyak bicara.

2
Hati merupakan organ padat yang terbesar yang terletak dirongga

perut bagian kanan atas. Organ ini mempunyai peran penting karena

merupakan regulator dari semua metabolisme karbohidrat, protein,

pembekuan darah, kolestrol, ureum dan zat-zat lain. Selain itu, juga

merupakan tempat pembekuan dan penyakur asam empedu serta

pusat pendetoksifikasi racun dan penghancur (degradasi) hormone-

hormon steroid estrogen.

Dalam sistem eksresi, hati berfungsi untuk menyaring zat-zat yang

masuk ke dalam tubuh sebelum menyebar keseluruh tubuh. Zat yang

tidak berguna atau racun bagi tubuh, diserap oleh hati dari peredaran

darah. Kemudian hati mengeluarkan racun tersebut bersama getah

empedu. Selain berfungsi membantu sistem eksresi, hati pun berfungsi

untuk menghasilkan empedu dari hasil perombakan sel darah merah

serta menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh (Anonim,2010).

Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase (SGOT) dan Serum

Glutamic Pyruvic Transminase (SGPT) merupakan dua enzim

transminase yng dihasilkan terutama oleh sel-sel hati. Jika sel hati

mengalami kerusakan, maka enzim-enzim itu yang dalam keadaan

normal terdapat di dalam sel dan masuk ke dalam peredaran darah.

Semakin banyak sel-sel hati yang rusak maka semakin tinggi pula

kadar SGOT dan SGPT yang di ukur dalam darah. Makanya, lewat

hasil tes laboratorium, keduanya dianggap memberi gambaran adanya

gangguan pada hati (Anonim,2010).

3
Beberapa gangguan hati yang di tandai dengan peningkatan kadar

SGOT-SGPT seperti hepatitis A, B dan C serta perlemakan hati, sirosis

hati, intoksikasi obat dan fibrosis hati.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkeinginan untuk

melakukan penelitian tentang gambaran hasil pemeriksaan SGOT

(Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase) dan SGPT (Serum

Glutamic Pyruvic Transminase) pada peminum tuak (ballok) di sekitar

jalan Biringromang kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka

dapat berdasarkan rumusan masalahnya sebagai berikut :

1) Bagaimana gambaran hasil pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic

Oxaloacetic Transminase) pada peminum tuak(ballok) di sekitar

jalan Biringromang kota Makassar?

2) Bagaimana gambaran hasil pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic

Pyruvic Transminase) pada peminum tuak(ballok) di sekitar jalan

Biringromang kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic

Transminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transminase)

pada peminum tuak (ballok) di sekitar jalan Biringromang kota

Makassar.

4
2. Tujuan khusus

Untuk menentukan hasil pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic

Oxaloacetic Transminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic

Transminase) pada peminum tuak(ballok) di sekitar jalan

Biringromang Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan serta pengalaman dalam

mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama

mengikuti perkuliahan Diploma Tiga (D-III) Analis Kesehatan

Universitas Indonesia Timur (UIT).

2. Bagi Akademik

Sebagai sumbangsih ilmiah bagi almamater hal ini Program

Diploma Tiga (D-III) Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur

dan sebagai bahan bacaan ilmiah yang memberikan wawasan ilmu

bagi pembaca khususnya bagi calon peneliti selanjutnya.

3. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahaya dari

mengkonsumsi tuak (ballok) secara berlebihan, yang dapat

menyebabkan gangguan fungsi hati bahkan terjadi komplikasi yang

lebih serius.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Darah

1. Pengertian Darah

Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi

manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki

banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah

yang cukup seseorang dapat mengalami ganggun kesehatan dan

bahkan dapat mengakibatkan kematian. Darah pada tubuh manusia

mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel

darah. Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar belas

dari berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter.

Darah adalah satu dari sekian macam cairan yang ada di dalam

tubuh manusia. Darah keadaan normal, komposisi darah manusia

adalah plasma, sel darah, protein dan zat terlarut lainnya. Plasma

darah merupakan bagian darah yang berbentuk cairan jernih

kekuningan yang 90%nya adalah air dan bertugas untuk

mengedarkan sari makanan ke sekuruh tubuh. Sel darah terdiri dari

3 macam, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit),

dan keping darah (trombosit) (Yuni Natalia E,2015).

Antara plasma dan serum, walaupun keduanya merupakan

cairan darah yang bebas dari sel dan sama-sama berwarna kuning

6
jernih, terdapat perbedaan yang jelas. Oleh karena plasma diperoleh

dengan mencegah proses pengumpulan darah dan serum dapat

membiarkan proses tersebut. Plasma mengandung senyawa yang

seharusnya dapat menggumpal darah. Senyawa tersebut mestinya

tidak terdapat lagi dalam serum, senyawa tersebut adalah

fibrinogen, suatu protein darah yang berubah menjadi jaring-jaring

dari serat-serat fibrin pada peristiwa penggumpalan. Sebaliknya di

dalam plasma masih tetap terdapat fibrinogen yang tidak dapat

berubah menjadi fibrin karena adanya antikoagulan yang

ditambahkan (Sadikin M,2001).

Dengan kata lain, serum adalah cairan di sekeliling sel darah

merah yang dibiarkan membeku, sedangkan plasma adalah cairan

di sekeliling sel-sel darah merah yang dicegah proses

pembekuannya (Guntur H,2003).

2. Fungsi Darah

Fungsi darah adalah untuk transportasi sel darah merah tetap

berada dalam sistem sirkulasi dan mengandung pigmen pengangkut

oksigen hemoglobin. Sel darah putih bertanggung jawab terhadap

pertahanan tubuh dan diangkut oleh darah ke berbagai jaringan

tempat sel-sel tersebut melakukan berbagai fungsi tutamanya di

dinding pembuluh darah. Secara umum fungsi darah :

a. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh

7
b. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh

tubuh

c. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke

seluruh tubuh

d. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat

ekskresi

e. Alat pengangkut getah hormone dan kelenjar buntu

f. Menjaga suhu tempetarur tubuh

g. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh

h. Transport metabolik (Yuni Natalia E,2015)

B. Tinjauan Umum Tentang Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh yang terletak di

bagian teratas rongga abdomen dan disebelah kanan bawah

diafragma.

Hati terbagi dua lobus (bagian utama) di mana lobus kanan

(hepatic dextra lobe) berukuran lebih besar dari pada lobus kiri

(hepatic sinistra lobe). Dua lobus tersebut dibagi lagi menjadi empat

lobus, yaitu lobus kanan (dextra lobe), lobus kiri (sinistra lobe), lobus

kaudatus (caudatus lobe) dan lobus kuadratus (quadrate lobe).

Setiap lobus terdiri atas lobules berbentuk polyhedral (segi

banyak) dan terdiri atas sel-sel hati berbenuk kubus yang disebut

hepatosit (hepatocytes) serta cabang-cabang pembuluh darah yang

diikat bersama oleh jaringan konektif hati.

8
Hati terbungkus oleh sebuah kapsul fibroelastik yang disebut

kapsul glisson dan secra makroskopik dipisahkan menjadi lobus kiri

dan kanan. Kapsul glisson berisi pembuluh darah, pembuluh limfe dan

saraf. Kedua lobus hati tersusun oleh unit-unit yang kecil disebu

lobules. Lobules terdiri atas sel-sel hati (hepatosit), yang menyatu

dalam saru lempeng. Hepatosit di anggap sebagai unit fungsional hati.

Sel-sel hati dapat melakukan pembelahan sel dan mudah diproduksi

kembali saat dibutuhkan untuk mengganti jaingan yang rusak

(hariyanto,2010).

Gambar 2.1 Organ Hati


(Sumber : bellajar.blogspot.com)

Hati merupakan tempat konversi asam amino utama melalui

berbagai proses anabolisme dan katabolisme. Asam amino yang

digunakan untuk sintesis protein hati berasal dari protein makanan,

pergantian protein endogen metabolisme (terutama dari otot) dan

sintesis langsung dalam hati. Ganggua metaboisme asam amino

9
berupa perubahan konsentrasi asam aminoplasma. Katabolisme

hepatik atau degradasi asam amino melibatkan dua reaksi utama,

yaitu transaminase dan deaminasi oksidatif.

Kerusakan hati di tandai dengan terjadinya peningkatan asam

glutamate-oksaloatat transaminase, aspartate aminotransferase (AST)

dalam serum, seperti pada hepatis virus akut, dan akibat obat-obatan.

Sementara itu apabila terjadi gangguan hati yang berat akan terjadi

gangguan pada asam amino seperti nekrosis hepatic massif, selain itu

asam amino dala aliran darah meningkat dan limpahan tipe amino

asiduria mungkin timbul (Fransisca B. Batticaca,2009).

Gangguan faal hati dapat disebabkan leh kelainan pra hepatik,

hepatik atau intra-hepatik, dan post-hepatik.

1. Kelainan pra-hepatik misalnya anemia hemolitik. Pada kejadian ini

faal hati pada umumnya normal kecuali bilirubin. Bilirubin dalam

urin dan feses tetapi urobinogenuria berlebihan. Dalam hal ini perlu

tes hematologi khusus yang berhubungan dengan penyakit

hemalitik.

2. Intra-hepatik atau hepatoseluler misalnya hepatitis, sirosis dan

karsinoma hepatitis. Pada umumnya SGOT,SGPT,GGT meninggi,

phosphatase dapat meninggi bila ada obstruksi dan protein dapat

abnormal. Bilirubin dapat bervariasi, dalam hal ini diperlukan tes

khusus untuk pertanda hepatitis atau pertanda tumor.

10
3. Kelainan post-hepatik atau obsruktif karena batu empedu atau

karena tumor. Dalam hal ini conjugad bilirubin dan phosphatase

alkalis meninggi. SGOT dan SGPT meninggi, karena hati

mempunyai multi fungsi yang berkaitan dengan metabolisme, maka

tes faal hati menjadi beberapa tes antara lain kimia klinik,

imunologi, seperti petanda tumor dan lain-lain (Hardjoeno,2003).

C. Tinjauan Umum Tentang Enzim Transminase

Transaminase adalah sekelompok enzim yang merupakan

katalisator dalam proses pemindahan gugus amino antara suatu asam

alfa amino dengan suatu asam alfa keto. Enzim yang berkaitan dengan

kerusakan hepatosseluler adalah aminotransferase yang mengkatalis

pemindahan reversible satu gugus amino antara sebuah asam amino

yang tepat yang dibutuhkan untuk penyusunan protein di hati.

Transaminase serum terdiri dari :

1. Serum Glutamic Oxal-acetic Transminase yang di singkat sebagai

SGOT atau Aspartate aminotransferase yang di singkat AST

2. Serum Glutamic Pyruvic Transminase yang di singkat sebagai SGPT

atau Alanin Transminase yang di singkat ALT.

Meskipun SGOT dan SGPT sering dianggap sebagai enzim hati

karena tingginya konsentrasi keduanya dalam heposit, namun SGPT

yang spesifik. Baik SGOT maupun SGPT memerlukan peridoksal

fosfat (vitamin B6) sebagai kofaktor untuk berfungsi penuh. Untuk

mendapatkan hasil laboratorium tranferase yang baik perlu

11
diperhatikan rangkaian tahapan pemeriksaan mulai pra analitik, analitik

dan pasca analitik.

Sumber enzim SGOT adalah sitoplasma dan mitokondria sel-sel

tubuh yang dalam jumlah yang banyak terdapat di hati, otot, jantung

dan dalam jumlah yang sedikit ditemukan di ginjal,otak, lien paru,

pancreas dan sel darah merah. Sedangkan SGPT terdapat dalam

sitoplasma dari sel berbagai jaringan tubuh tetapi berada dalam jumlah

sedikit terutama pada sel-sel hati.

Kenaikan kadar transaminase dalam serum disebabkan oleh enzim

yang terlepas karena sel yang bersangkutan yang mengalami nekrosis,

atau karena enzim yang bocor dari dalam sel. Meskipun SGPT lebih

khas untuk penyakit hati dibandingkan SGOT tetapi kedua enzim

tersebut selalu dipakai bersama-sama dalam evaluasi penyakit hati dan

bila nekrosis sel-sel jantung dapat disingkirkan, maka kadar dari kedua

enzim tersebut dianggap mencerminkan perubahan-perubahan dalam

sel hati (Corwin,E,J,2009).

Penyelidikan yang lebih terperinci menunjukan bahwa enzim SGPT

sebagian besar terikat dalam organel dan banyak sedikit didapatkan

dalam sitoplasma. Sebaliknya sebagian besar dari enzim SGOT terikat

dalam sitoplasma, sehingga bila terjadi kerusakan sel-sel hati sebagian

besar mengenai membran dari sel hti terutama mengenai organel akan

menyebabkan kenaikan SGOT yang lebih menonjol.

12
Penyakit hati, kadar SGPT dan SGOT serumnya umumnya naik

turun secara bersama-sama. Apabila hepatosit nmengalami cedera,

enzim yang secara normal berada di intra sel ini masuk ke dalam aliran

darah. Sensivitas ini terjadi karena hepatosit yang terletak paling dekat

dengan vena sentral masing-masing lobules secara normal memiliki

tegangan oksigen yang rendah dan sangat rentan terhadap hipoksia.

Hepatosit sentrilobulus mengalami cedera apabils hipotensi arteri

menyebabkan berkurangnya darah yang masuk ke hati atau apabila

peningkatan tekanan balik akiat gagal jantung kanan memperlambat

keluarnya darah dari vena sentralis. Pada kerusakan hipoksia ini, kadar

aminotransferase meningkat sedang. Selain itu infark miokardium

secara langsung menyebabkan peningkatan SGOT bermakna

(umumnya beberapa hari setelah kejadian), karena enzim ini banyak

terdapat dalam otot jantung.

Enzim-enzim SGOT dan SGPT akan meningkat bila terjadi

kerusakan sel hati. Biasanya peningkatan SGPT lebih tinggi daripada

SGOT pada kerusakan hati yang akut, mengingat SGPT merupakan

enzim yang hanya terdapat dalam sitoplasma sel hati (unilokuler).

Sebaiknya SGOT yang terdapat baik dalam sitoplasma maupun

mitokondria (bilokuler) akan meningkat lebih tinggi daripada SGPT pada

kerusakan hati yang lebih dalam daripada sitoplasma sel. Kejadian ini

ditemukan pada kerusakan sel hati menahun.

13
Pemeriksaan transaminase yang terdiri dari SGOT dan SGPT

penying untuk menilai hati dan organ lain. SGPT lebih spesifik untuk

kelainan hati. Pola enzim sangat membantu dalam menegakkan

diagnosis gangguan hati tetapi pemeriksaan hati yang lengkap disertai

pemeriksaan penunjang lain seringkali harus dilakukan. Untuk

meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium mutlak perlu

dilaksanakan peningkatan mutu internal dan eksternal (Purwanto,2009).

D. Tinjauan Umum Tentang SGOT dan SGPT

1. Serum Glutamic Oxal-Acetic Transminase (SGOT)

Serum Glutamic Oxal-acetic Transminase ditrmukan di semua

jaringan dengan aktivitas metabolik tinggi dan sel-sel darah merah.

Reaksi :

L-Aspartate + 2-oxoglutarate AST oxaloacetate + L-glutamate

Oxaloacetate + NADH + H+ MDH L-malate + NAD+

Serum Glutamic Oxal-acetic Transminase merupakan enzim

hati yang terdapat di dalam sel parenkim hati. SGOT akan

meningkat kadar di dalam darah jika terdapat kerusakan sel hati,

namun tidak spesifik terdapat dalam hati. SGOT juga dapat

diemukan di sel darah, sel jantung dan sel otot, karena itu

peningkatan SGOT tidak selalu menunjukkan adanya kelainan di sel

14
hati. SGOT umumnya diukur secara klinis sebagai bagian dari

diagnostik fungsi hati, untuk menentukan kesehatan hati.

SGOT ditemukan pada :

1. Jantung

2. Hati

3. Otot rangka

4. Ginjal

5. Pankreas

6. Limpa

7. Otak

8. Paru-paru

Serum Glutamic Oxal-acetic Transminase sebagian besar

terikat dalam organel dan hanya sebagian kecil didapatkan dalam

sitoplasma. Sebaliknya sebagai enzim Serum Glutamic

Transminase terikat dalam sitoplasma. Jika kerusakan sel-sel hati

sebagian besar mengenai membran dari sel hati terutama mengenai

hati oganel menyebabkan kenaikan Serum Glutamic Oxal-acetic

Transminase yang lebih menonjol.

Peningkatan SGOT ditemukan pada :

1. Nekrosis Miokardium (infark miokardium akut)

2. Sirosis

3. Kanker hati

4. Hepatitis kronis

15
5. Kongesti hati

6. Anemia hemolitik

7. Pankreastitis akut

8. Penyakit ginjal akut

Penurunan SGOT ditemukan pada :

1. Diabetes yang tidak terkontrol

2. Beri-beri

2. Serum Glutamic Pyruvic Transminase (SGPT)

Serum Glutamic Pyruvic Transminase merupakan enzim yang

utama banyak ditemukan pada sel hati serta efektif mendiagnosis

dekstruksi hepatoseluler dan sedikit di ginjal, jantung dan otot

rangka.

Reaksi :

L-Alanine + 2-oxoglutarate ALT Pyruvate + L-glutarate

Pyruvate + NADH + H+ LDH L-lactate + NAD+

Penyakit pada jaringan hati menyebabkan enzim ini keluar ke

dalam darah, sehingga kadarnya meningkat. Jadi SGPT lebih

sensitive dan spesifik pada jaringan hati dari pada SGOT. Secara

umum, peningkatan SGPT disebabkan oleh penyakit hati. SGPT

mengkatalis dua bagian dari sirkulasi alanine. SGPT biasanya

diukur secara klinis sebagai bagian dari diagnostik uji fungsi hati,

untuk menentukan kerusakan hati. SGPT merupakan suatu enzim

16
yang terdapat di dalam sel hati. Ketika sel hati mengalami

kerusakan, akan terjadi pengeluaran enzim SGPT dari dalam sel

hati ke sirkulasi darah dan akan terukur melalui pemeriksaan

laboratorium.

Secara signifikan peningkatan SGPT menunjukan adanya

masalah medis seperti virus hepatitis, gagal jantung kongesit,

kerusakan hati, masalah saluran empedu, mononucleosis menular

atau miopati. Untuk alasan ini, SGPT umumnya digunakan sebagai

cara skrining untuk kerusakan hati. SGPT juga dapat meninggikan

tingkat sebagai respon atas latihan fisik berat. Mitchell R,2009

dalam bukunya mengemukakan bahwa kondisi yang meningkatkan

kadar SGPT adalah :

1. Peningkatan tertinggi : Hepatitis (virus) akut, Nekrosis hati

(toksiksitas obat atau kimia)

2. Peningkatan ringan atau medium : Sirosis, kanker hati,

kegagalan jantung kongestif, intoksikasi akut alkohol

3. Pengaruh obat : Antobiotik, narkotik, antihipertensif, salisilat,

rifampin, kontrasepsi oral dan heparin.

E. Tinjauan Umum Tentang Alkohol

1. Defenisi Alkohol

Alkohol adalah etil alkohol atau etanol dengan rumus umum

CnH2n+11-OH atau R-OH. Alkohol mempunyai sifat yang mudah

menguap, berwarna kuning dan berbau khas. Alkohol mempunyai

17
sifat racun, artinya apabila dikonsumsi dalam batas yang tidak

normal atau berlebihan akan berdampak terhadap kesehatan

(Dedy,2012).

Substansi alkohol yang terdapat dalam minuman adalah

golongan etanol atau etil alkohol. Etanol mudah sekali larut dalam

air dan sangat potensial untuk menghambat system saraf pusat

terutama dalam aktivitas retikuler. Etanol sering digunakan dalam

kehidupan sehari-hari untuk berbagai keperluan, diantaranya

sebagai pelarut berbagai bahan kimia seperti parfum, pelarut obat-

obatan, maupun pankreastik berbagai senyawa kimia. Kegunaan

lain seperti zat anti septik.

Alkohol merupakan salah satu senyawa kimia yang sering

disalah gunakan. Alkohol termasuk kedalam golongan stimulant

yang merupakan bagian dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif.

Sebanyak ± 98% etil alkohol di dalam tubuh akan teroksidasi

menjadi asetaldehid dan asetat, sedangkan ± 2% diekskresikan

melewati ginjal dan dikeluarkan melalui urin (Idaman,2017).

2. Golongan Alkohol

Menurut peraturan Presiden Nomor 74 tahun 2013, minuman

beralkohol adalah minuman yang mengandung etik alkohol atau

etanol (C2H5OH) yang di proses dari bahan hasil pertanian yang

mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau

fermentasi tanpa destilasi. Minuman beralkohol yang berasal dari

18
produksi dalam negeri atau asal impor dikelompokkan dalam

golongan sebagai berikut :

a. Minuman beralkohol golongan A adalah minuman yang

mengandung etil alkohol atau etanol dengan kadar sampai

dengan 5%

b. Minuman beralkohol golongan B adalah minuman yang

mengandung etil alkohol atau etanol dengan kadar lebih dari 5%

sampai 20%

c. Minuman beralkohol golongan C adalah minuman yang

mengandung etil alkohol atau etanol dengan kadar lebih dari

20% sampai 55%

3. Jenis-jenis alkohol

Alkohol dapat di bagi kedalam beberapa kelompok tergantung

pada posisi gugus –OH dalam rantai atom-atom karbonnya. Masing-

masing kelompok alkohol ini juga memiliki perbedaan kimiawi.

a. Alkohol primer

Pada alkohol primer, atom yang membawa gugus –OH

hanya terikat pada satu gugus alkali. Perhatikan bahwa tidak jasi

masalah seberapa kompleks gugus alkil yang terikat. Contoh

CH2OH dalam hal ini hanya ada satu ikatan gugus CH2 yang

mengikat –OH dengan sebuah gugus alkil. Sedangkan pada

methanol CH3OH, ada pengecualian yaitu dimana methanol ini

dianggap sebagai sebuah alkohol primer meskipun tidak ada

19
gugus alkali yang terikat pada atom karbon yang membawa

gugus –OH.

b. Alkohol sekunder

Pada alkohol sekunder, atom karbon yang mengikat gugus

–OH berikatan langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus

alkil ini bisa sama dan berbeda

c. Alkohol tersier

Pada alkohol tersier, atom karbon yang mengikat gugu –OH

berikatan langsung dengan tiga gugus alkil, yang merupakan

kombinasi dari alkil yang sama atau berbeda.(Idaman,2017)

3. Mekanisme Alkohol dalam Tubuh

Mekanisme alkohol dalam tubuh dibagi menjadi beberapa tahap :

a. Absorbsi

Alkohol yang masuk ke dalam saluran pencernaan akan

diabsorbsi melalui mukosa mulut dan epitel gastrointestinal dan

sebagian besar (80%) di absorbs di usus halus, sisanya

diabsorbsi di kolon. Kecepatan absorbsi tergantung pada takaran

dan konsentrasi alkohol dalam minuman yang mengisi lambung

dan usus. Bila konsentrasi optimal alkohol di minum dam

dimasukkan ke dalam lambung yang kosong mala kadar puncak

dalam darah telah dapat dideteksi pada 30-90 menit sesudahnya.

20
b. Distribusi

Setelah diabsorbsi, alkohol akan didistribusikan ke semua

jaringan dan cairan tubuh serta cairan jaringan. Sekitar 90-98%

alkohol yang diabsorbsi dalam tubuh akan mengalami oksidasi,

sedangkan 2-10% diekskresikan tanpa mengalami perubahan,

baik melalui paru-paru maupun ginjal. Sebagian kecil akan

dikeluarkan melalui keringat, air mata, empedu dan air ludah.

Alkohol mudah berdifusi dan distribusinya dalam jaringan sesuai

dengan kadar air jaringan tersebut. Semakin hidrofil jaringan

semakin tinggi kadar alkoholnya. Biasanya dalam 12 jam telah

mencapai keseimbangan kadar alkohol dalam darah, usus, dan

jaringan lunak.

c. Metabolisme

Alkohol yang dikonsumsi 90% diantaranya akan di

metabolisme oleh tubuh terutama hati oleh enzim alkohol

dehidrogenase (ADH) dan koenzim nikotinamid-adenin-

dinokleotida (NAD) menjadi asetaldehid dan kemudian oleh enzim

aldehida dehidrogenase (ALDH) menjadi CO2 dan H2O. Piruvat,

levulosa (fruktosa), gliseraldehida dan alanine akan mempercepat

metabolisme alkohol.

4. Dampak Konsumsi Alkohol

Dampak konsumsi alkohol secara berlebihan berdasarkan

jangka waktu pendek yaitu :

21
a. Hangover

Gejala hangover umunya muncul sekitar 4 sampai 6 jam

setelah meminum alkohol dan hilang sekitar 48 sampai 72 jam

setelah berhubungan dengan hangover adalah sakit kepala,

kelelahan, sakit perut, sifat lekas marah, penilaian lemah, dan

sesitif terhadap cahaya.

b. Jackpot (muntah)

Ini terjadi akibat kadar asam lambung berlebihan di dalam

perut yang di picu oleh alkohol. Lewat muntah, alkohol dan racun

yang ada di dalam perut akan berkurang dan dikeluarkan. Tapi

terlalu banyak muntah juga dapat menyebabkan lambung teriritasi

oleh asam sehungga timbul nyeri perut.

c. Sakit kepala

Alkohol menyebabkan terjadinya dehidrasi atau hilangnya

cairan tubuh, sehingga tubuh mencoba mengganti air yang hilang

dengan mengambil air termasuk dari otak. Akibatnya volume otak

menjadi menciut dan menyebabkan rasa sakit kepala.

d. Sering berkemih

Dehidrasi setelah minum alkohol salah satunya terjadi

karena pengkonsumsi mejadi lebih sering berkemih. Dengan

minum alkohol maka tubuh akan membuang cairan tubuh empat

kali lebih banyak dibandingkan kondisi normal.

22
Dampak konsumsi alkohol secara berlebihan berdasarkan

jangka waktu panjang yaitu :

a. Gangguan otak

Otak dan sistem saraf pusat merupakan bagian yang terkena

dampak kerusakan pertama akibat konsumsi alkohol berlebihan.

Timbulnya kerusakan ini di tandai dengan gejala-gejala seperti

sulit berkonsentrasi, berkurangnya daya ingat, serta

mempercepat kepikunan. Suatu penelitian yang diterbitkan dalam

jurnal Amerika Archives of Neurology menyatakan bahwa

konsumsi alkohol dapat memperkecil volume otak manusia.

Semakin banyak alkohol yang di minum maka semakin kecil

volume otaknya. Aklohol juga memicu pembuluh darah di otak

sehingga meningkatkan resiko stroke.

b. Penyakit jantung

Penggunaan Alkohol berlebihan dalam jangka panjang dapat

berkontribusi pada gangguan tekanan darah tinggi, penyakit

jantung, dan gagal jantung.

c. Gangguan pencernaan

Alkohol dapat mengganggu saluran pencernaan yang

dilaluinya dengan merusak sel-sel pada system pencernaan

sehingga penyerapan dan penghancuran nutrisi terganggu.

Sebagian kanker kerongkongan, kanker laring, dan kanker mulut

berkaitan dengan alkohol.

23
d. Merusak hati

Organ yang bekerja paling keras untuk mengeluarkan racun

alkohol di dalam tubuh dilakukan oleh hati. Karena kerja yang

terlalu berat, maka hati bisa mengalami gangguan seperti

penumpukan lemak hati serta penyakit sirosis hati. Sirosis hati

merupakan jaringan parut atau bekas luka yang menggangtikan

sel-sel hati yang sehat sehingga kerja dan fungsi hati terganggu.

e. Gangguan pada ginjal

Dalam keadaan normal, ginjal berfungsi mengatur

keseimbangan air, asam basa, dan beberapa hormone dan

mineral tubuh. Konsumsi minuman beralkohol dapat

mempengaruhi fungsi keseimbangan ginjal dan merusak organ

lain.

f. Kanker

Alkohol dapat meningkatkan resiko kanker di beberapa

bagian tubuh tertentu, melalui berbagai mekanisme. Salah

satunya, alkohol mengaktifkan enzim-enzim tertentu yang mampu

memproduksi senyawa penyebab kanker. Selain di saluran

pencernaan, kanker juga dapat terjadi pada hati, paru, dan

tenggorokan.

24
g. Gangguan reproduksi

Alkohol dapat mengganggu keseimbangan hormon yang

membawa pada gangguan siklus menstruasi dan ketidaksuburan.

Penting sekali di ingat bahwa konsumsi alkohol pada kehamilan

sangatlah berbahaya. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya

keguguran atau bisa juga terjadi sindrom alkohol pada bayi yang

dilahirkan seperti pertumbuhan yang lamban, kecatatan,

gangguan pada organ bayi atau bahkan kematian dalam

mengandung.(Salman,2017)

F. Tinjauan Umum Tentang Tuak (Ballok)

1. Defenisi Tuak

Tuak berasal dari pohon aren (Arenga pinatta) yang merupakan

salah satu jenis minuman keras tradisional beralkohol, yang sering

di konsumsi oleh masyarakat di beberapa wilayah Indonesia.

Minuman keras beralkohol tradisional merupakan minuman yang di

produksi secara tradisional dan di kemas secara sederhana serta

dipergunakan untuk kebutuhan adat istiadat untuk dapat berkumpul

(Fawaid,2013).

25
Gambar 2.2 Minuman Tuak (Ballok)
(Sumber : aiidasarii06.WordPress.com

Tuak ini menjadi bevarages yang harus di minum khususnya

pada malam hati. Tidak heran, kedai-kedai tuak sering di penuhi

oleh para peminumnya yang mayoritas adalah bapak-bapak dan

pemuda-pemuda. Para peminum ini dengan sendirinya akan

meninggalkan rumah mereka pada sore hari dan kembali dari kedai

itu pada malam hari (hingga larut malam atau subuh) jarang sekali

orang membeli tuak lalu meminumnya di rumah.

Tuak adalah alkohol yang berkadar rendah, harus banyak di

minum supaya bisa mencapai efek yang bisa diharapkan bila

dibandingkan dengan minuman alkohol lainnya seperti bir dan

anggur. Sebagai bagian dari alkohol, tual adalah minuman psikoaktif

yang diklasifikasikan sebagai minuman yang membuat tenang, yang

berarti bahwa minuman ini akan menekan berbagai kegiatan dari

sistem saraf sentral para peminumnya. Pada mulanya, tuak ini

nampaknya bekerja sebagai pembuat stimulasi karena hal ini

26
mengurangi rintangan-rintangan dalam saraf tetapi kemudian hal ini

akan menekan banyak reaksi fisiologis dan psikologis

(Rezkiani,2016)

2. Proses Penyadapan Pohon Aren

Dalam proses penyadapan pohon aren untuk mendapatkan

tuak hamper sama di berbagai daerah. Namun yang menjafi

masalah adalah tidak tepatnya waktu melakukan penyadapan dan

tidak tepatmya cara mempersiapkan pelaksanaan penyadapan

menyebabkan rendahnya kualitas dan kuantitas nira hasil sadapan.

Awalnya dilakukan persiapan terlebih dahulu yang terdiri dari

kegiatan pembersihan tumbuhan pengganggu di sekitar pohon,

pemasangan tangga, pembersihan ijuk dan daun disekitar tandan

bunga yang di sadap serta pematangan tangkai tandan bunga

dengan cara menggoyang-goyangkan dan memukul-mukul tandan

bunga tersebut dari pangkal ke ujung dan sebaliknya dari ujung ke

pangkal dengan menggunakan ganden.

Tangkai tandan bunga aren tersusun dari jaringan pembuluh

tapis yang sangat rapat. Oleh karena itu, penggoyangan tandan

bunga dan pemukulan tangkai tandan dimaksudkan untuk

melonggarkan pembuluh tapis dan merundukkan tangkai tandan

sehingga nira dapt mengalir dengan lancar. Pemukulan tangkai

tandan dan penggoyangan tandan bunga dilakukan sebanyak 7 kali

dalam waktu 3 minggu dengan periode 3 kali sehari.

27
Pada saat persiapan telah selesai, tandan bunga di potong

meggunakan parang dan bumbung penampung nira yang dibuat

dari bambu yang panjangnya sekitar 1 m (2-3 ruas) di pasang pasa

ujung tangkai tandan yang telah di potong. Celah yang terdapat

anatara mulut bumbung bamboo dan tangkai tandan di tutup dengan

meggunakan bambas (daun kering) untuk mencegah masuknya

kotoran atau binatang ke dalam bumbung penampungan nira.

Penampungan nira aren dilakukan 2 kali sehari. Penyadapan

pertama dilakukan sekitar puku 06.30 dan hasil nira dikumpulkan

pada pukul 17.00, dan yang kedua pada pukul 17.00 dan hasil nira

dikumpulkan pukul 06.30. bumbung bambu yang telah digunakan

untuk menampung nira di cuci kembali dengan air setiap kali

digunakan lagi. Sebelum bumbung penampung nira di pasang

kembali, tangkai tandan di sayat tipis (tebal 1-2 mm) menggunakan

pisau yang tajam untuk memperbaharui luka sadap dengan tujuan

melepaskan bagan ujung tandan yang telah tersumbat sehingga

aliran lebih lancar. (Idaman,2017)

3. Kandungan Tuak

Tuak yang sering di konsumsi oleh masyarakat di beberapa

daerah di wilayah Indonesia yaitu tuak yang berasal dari pohon aren

dan di dalam tuak mengandung antara lain air 88,%, gula 11%,

protein 0,41%, lemak 0,17%, serta mengandung asam-asam

organik diantaranya asam sitrat, asam tartarat, asam malat, asam

28
suksinat, asam laktat, asam fumarat, dan asam piroglutamat

sebesar 0,02%. (Hariyanti et al,2012)

Fermentasi yang terjadi pada tuak di bantu oleh adanya bakteri

Saccharomyces sp. Tuak sangat mudah mengalami fermentasi

karena memiliki ragi liar. Fermentasi yang terjadi mengakibatkan

adanya perombakan salah satunya terjadi pada gula yang akan

berubah menjadi alkohol dan selanjutnya berubah menjadi asa cuka

(Mardiyah,2015).

Menurut Noviyanti dalam penelitiannya bahwa air nira yang

baru di ambil dari pohonnya memiliki rasa manis dengan pH netral

sekitar 7, akan tetapi karena adanya pengaruh lingkungan dan

fermentasi menyebabkan air nira terkontaminasi sehingga pH

menurun menjadi 5,35 dan rasa manis tadi berubah menjadi asam.

G. Tinjauan Umum Tentang Alat Autometic Mindray BS-200E

Chemistry Analyser

1. Pengertian Mindray BS-200E Chemistry Analyser

Mindray BS-200E Chemistry Analyser merupakan alat analisis

kimia klinik secara otomatis yang berdiri terpisah dengan akses

acak dan dapat menganalisis 200 tes per jam.

Alat ini bekerja dengan prinsip cahaya putih dari lampu halogen

tungsten di tangkap oleh lensa dari cermin pantul dan dipertajam

oleh lensa kondensor kedua selanjutnya cahaya akan melalui

kuvet dan berinteraksi dengan campuran reagensia dan bahan

29
pemeriksaan yang telah selesai bereaksi. Cahaya yang diteruskan

dari kuvet tersebut diarahkan dan dipusatkan oleh lensa

kondensor ketia kemudian ditangkap oleh sejenis cermin cekung

reflective grating spreads menjadi cahaya monokromatok dan

merefleksikannya pada detector pixel digital analogical

(Anonim,2015).

2. Kebihan Mindray BS-200E Chemistry Analyser

Mindray BS-200E Chemistry Analyser memiliki beberapa

kelebihan yaitu :

a) Berdiri sendiri, akses acak, sepenuhnya otomatis diletakkan di

atas meja

b) Konstan 200 tes per jam sampai dengan 330 tes per jam

dengan ISE

c) Sistem pencucian otomatis dengan detergen dan air yang

dihangatkan terebih dahulu

d) System grating optical dengan 12 panjan gelombang

e) Volume reaksi minimum 15𝜇𝑙

f) Batang pengaduk terpisah

g) Kervet reaksi yang dapat diulangi

h) 40 reagen dan 40 contoh posisi

i) Koneksi 2 arah ke interface LIS

30
3. Cara Menyalakan Alat

a) Switch power on Alat BS 200 (disamping kiri alat bagian

belakang dan depan).

b) Power on monitor, printer dan computer

c) Sebeleum menjalankan alat periksa ketersediaan aquadest

d) Setelah masuk ke windows, Double klik icon BS 200

masukkan User …..Password….Setelah itu klik ok

e) Ketika muncul perintah “please unload the first cuvette

segment…”Angkat dan keluarkan cuvette segment 1 pastikan

pada posisi nomor 1 tidak ada cuvette kemudian klik ok

f) Kemudian muncul pertanyaan “ Replace Cuvette...” klik ok

g) Kemudian masukan Cuvette Segment 1 klik Replace

kemudian Masukkan Cuvette Segment 2 klik Replace dan

seterusnya hingga Cuvette Segment 8 (apabila masih ada

cuvette yang masih bersih didalan reaction disk maka klik

replace)

h) Kemudian klik Scan akan muncul di alat jumlah kuvet yang

akan digunakan kemudian klik Finish kemudian klik Next

i) Letakan/periksa Detergent Pada Posisi 39 Pada Reagent Disk

kemudian klik OK

j) Tunggu Alat Sampai Stand By (±15 menit)

31
4. Kalibrasi

a) Klik calibration

b) Klik calibratiom request

c) Pilih parameter yang akan dilakukan calibratiom lalu tekan ok

d) Letakkan aquadest/water pada posisi 40 di sampel disk

e) Letakkan serum calibration pada posisi di sampel disk

f) Untuk menjalankan kalibrasi klik start

Gambar 2.3 Mindray BS-200E Chemistry Analyser


(Sumber : Mindray BS-200E Chemistry Analyser.DoTmed)

H. Kerangka Pikir

Minuman beralkohol tradisional seperti tuak (ballok) merupakan

minuman yang di produksi secara tradisional yang diperoleh dari

fermentasi dari pohon nira dan di kemas secara sederhana yang

memiliki kadar alkohol yang rendah.

32
Tuak (ballok) masuk kedalam tubuh melalui mulut kemudian

masuk ke dalam saluran pencernaan dan akan diabsorbsi, melalui

mukosa mulut, gastrointestinal dan sebagai besar di absorbsi di usus

halus lalu kedalam sirkulasi darah dan selanjutnya didistribusikan ke

semua jaringan dan cairan tubuh serta masuk ke dalam hati.

SGOT dan SGPT merupakan enzim yang terdapat pada sel hati

maupun sel jantung yang akan dikeluarkan apabila terdapat

kerusakan pada organ hati. Kerusakan organ hati ini dapat

mempengaruhi kadar SGOT dan SGPT.

Minuman beralkohol
Tradisional

Tuak (ballok)

Saluran Pencernaan

Diserap oleh usus

Memasuki aliran darah


melalui vena portal

Hati

Mempengaruhi SGOT dan


SGPT

Gambar 2.4 Kerangka Pikir

33
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasi laboratorium dengan

menggunakan metode pendekatan deskriptif untuk menentukan kadar

SGOT dan SGPT pada peminum tuak (ballok). Kemudian disimpulkan

berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.

B. Kerangka Operasional

Peminum Tuak (Ballok)

Darah Vena

Serum

Pemeriksaan

SGOT SGPT

Hasil

Analisa Data

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

34
C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peminum tuak (ballok)

di sekitar Jalan Biringromang

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah serum pada peminum tuak

sebanyak 10 sampel.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik purposive sampling

4. Kriteria sampel

a. Jenis kelamin laki-laki

b. Usia 20 tahun ke atas

c. Lama mengkonsumsi tuak selama 1 tahun

D. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini direncanakan pada bulan Juli 2018

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rumah Sakit Umum

Wisata Universitas Indonesia Timur

E. Variabel Penelitian

1. Variable bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah peminum tuak (ballok)

35
2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil

pemeriksaan Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase dan Serum

Glutamic Pyruvic Transminase.

F. Defenisi Operasional

1. Pengkonsumsi minuman beralkohol sejenis tuak adalah orang yang

mengkonsumsi minuman beralkohol yang mengandung alkohol.

2. Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung alkohol

dengan kadar atau konsentrasi tertentu.

3. SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase) merupakan

pemeriksaan enzim yang berada dalam darah karena adanya

kerusakan sel (nekrosis) atau gangguan permeabilitas membran sel.

4. SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transminase) merupakan

pemeriksaan spesifik untuk indikasi kerusakan hati.

G. Prosedur Penelitian

1. Pra Analitik

a. Persiapan pasien

Tidak ada persiapan pasien

b. Persiapan sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah darah vena

tanpa antikoagulan yang didiamkan beberapa saat kemudian

dicetrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit hingga

terbentuk serum.

36
c. Persiapan reagen

1. SGOT

a) Reagen 1 / Larutan Buffer

1) Tris buffer pH 7,8 100 mmol/l

2) L-Aspartate 200 mmol/l

3) LDH 800 U/L

4) MDH 800 U/L

b) Reagen 2 / Larutan Substrat

1) NADH2 0,18 mmol/l

2) 2-Oxoglutarate 12 mmol/l

Sebelum melakukan pemeriksaan, terlebih dahulu membuat

reagen kerja dengan mencampur R1 dan R2 dengan

perbandingan 4:1 (2000𝜇𝑙 R1+500𝜇𝑙).

2.SGPT

a) Reagen 1 / Laruran Buffer

1) Tris buffer pH 7,8 100 mmo/l

2) L-Alanine 500 mmol/l

3) LDH 1200 U/L

b) Reage 2 / Larutan Substrat

1) NADH2 0,18 mmol/l

2) 2-Oxoglutarate 12 mmol/l

37
Sebelum melakukan pemeriksaan, terlebih dahulu membuat

reagen kerja dengan mencampur R1 dan R2 dengan

perbandingan 4:1 (2000𝜇𝑙 R1+500𝜇𝑙).

d. Alat dan Bahan

a) Alat

1) Klinipet 1000𝜇𝑙 1 buah

2) Tips biru 10 buah

3) Tabung merah 10 buah

4) Mindray BS 200 E 1 buah

5) Spoit 10 buah

6) Tourniquet 1 buah

6) Centrifuge 1 buah

b) Bahan

1) Sampel darah vena (serum) 3 ml

2) Reagen SGOT dan SGPT secukupnya

3) Kapas alkohol 70% secukupnya

4) Aquades secukupnya

e. Pengambilan Sampel

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan termasuk

alat pelindung diri

2) Membersihkan daerah yang akan ditusuk dengan alkohol 70%

dan membiarkannya hingga kering.

38
3) Memasang ikatan pembendung pada lengan atas dan

meminta kepada pasien untuk mengepal.

4) Menusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum

menghadap ke atas.

5) Melepaskan ikatan pembendung dan perlahan-lahan menarik

penghisap spoit sampai jumlah darah yang dikehendaki di

dapat.

6) Melepaskan jarum secara perlahan dan segera tekan dengan

kapas agar darah tidak terus menerus keluar. Kemudian

plester

7) Memasukkan darah kedalam tabung melalui dinding tabung.

f. Pembuatan Serum

1) Darah yang telah diambil dari vena median cubiti dialirkan

melalui dinding tabung

2) Mendiamkan darah beberapa saat hingga membeku.

Kemudian centrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000

rpm. Fungsi centrifuge yaitu mempercepat terbentuknya

serum.

2. Analitik

a. Memasukkan serum ke dalam cup sampel sebanyak 250𝜇𝑙

b. Mengklik sampel request kemudian meletakkan sampel di posisi

yang kosong pada sampel area

c. Memasukkan identitas pasien

39
d. Mengklik test AST/SGOT dan ALT/SGPT

e. Memastikan sampel berada pada posisi yang tepat

f. Mengklik start dan ok untuk memulai pemeriksaan

3. Pasca Analitik

a. Nilai normal SGOT

Laki-laki : < 15 mg/dl

Perempuan : < 38 mg/dl

b. Nilai normal SGPT

Laki-laki : < 50 mg/dl

Perempuan : < 36 mg/dl (Joyce Lefever Kee,2007)

H. Analisa Data

Hasil pemeriksaan disajikan dalam bentuk tabulasi dan analisis

secara deskriptif, berdasarkan persentase hasil pemeriksaan dengan

rumus :

𝑓
Persentase : ×100%
𝑛

Keterangan :

f = Jumlah sampel yang kadar SGOT dan SGPT normal/abnormal

n =Jumlah sampel yang diperiksa

40
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pemeriksaan SGOT(Serum Glutamic

Oxaloacetic Transminase) dan SGPT(Serum Glutamic Pyruvic

Transminase) pada peminum tuak (ballok) di sekitar Jalan

Biringromang Kota Makassar pada tanggal 14-16 Juli 2018 di peroleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Hasil Pemeriksaan analisis kadar SGOT Dan SGPT Pada

Peminum Tuak (Ballok) Di Sekitar Jalan Biringromang

Kota Makassar

No. Kode Sampel Kadar SGOT (mg/dl) Kadar SGPT (mg/dl)

1 A 19 19

2 B 18 23

3 C 15 9

4 D 24 20

5 E 24 21

6 F 17 11

7 G 22 28

8 H 11 18

9 I 14 21

10 J 23 18
Sumber : Data Primer Juli 2018

41
Tabel 4.1 : Menunjukkan bahwa kadar SGOT terendah 11 mg/dl,

kadar tertinggi 24 mg/dl dengan nilai rata-rata yaitu 18,7 mg/dl dan

kadar SGPT terendah 11 mg/dl kadar tertinggi 28 mg/dl dengan nilai

rata-rata yaitu 18,8 mg/dl.

B. Analisa Data

Tabel 4.2 : Analisa Statistik Kadar SGOT dan SGPT Pada Peminum

Tuak (Ballok) Di Sekitar Jalan Biringromang Kota

Makassar

Variabel Frekuensi SGOT % Frekuensi SGPT %

Normal 3 sampel 30% 10 sampel 100%

Abnormal 7 sampel 70% 0 sampel 0%

Total 10 sampel 100% 10 sampel 100%


Sumber : Data Primer Juli 2018

Berdasarkan hasil pemeriksaan SGOT(Serum Glutamic

Oxaloacetic Transminase) dan SGPT(Serum Glutamic Pyruvic

Transminase) pada peminum tuak (ballok) di sekitar Jalan

Biringromang Kota Makassar pada tabel di atas yang mempunyai

kadar SGOT yang normal sebanyak 3 sampel (30%) dan yang

abnormal sebanyak 7 sampel (70%) sementara kadar SGPT yang

normal sebanyak 10 sampel (100%) sehingga dapat dikategorikan

persentase hasil SGOT(Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase)

dan SGPT(Serum Glutamic Pyruvic Transminase) pada peminum tuak

42
(ballok) di sekitar Jalan Biringromang Kota Makassar seperti di bawah

ini :

KADAR SGOT
Normal Abnormal

30%

70%

KADAR SGPT
Normal Abnormal

0%

100%

Sumber : Data Primer Juli 2018


Gambar 4.1 Persentase Hasil Pemeriksaan SGOT Dan SGPT Pada
Peminum Tuak (Ballok) Di Sekitar Jalan Biringromang Kota Makassar

43
C. Pembahasan

SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase) dan SGPT(Serum

Glutamic Pyruvic Transminase) adalah enzim yang terdapat pada hati

maupun organ lainnya seperti otot jantung, otak, otot rangka, ginjal yang

akan dikeluarkan kedalam aliran darah apabila terdapat kerusakan. Ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kenaikan SGOT dan SGPT

seseorang antara lain konsumsi alkohol, pola makan yang kurang baik,

keseringan begadang, merokok, aktivitas sehari-sehari, infeksi dari luar.

Nilai rujukan untuk SGOT yaitu laki-laki <15 mg/dl dan perempuan <38

mg/dl, sedangkan untuk SGPT laki-laki <50 mg/dl dan perempuan <36

mg/dl.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Laboratorium

Rumah Sakit Umum Wisata Universitas Indonesia Timur Makassar selama

3 hari pada tanggal 14-16 Juli 2018 dengan jumlah sampel 10. Hasil

penelitian ini menunjukkan sebagi berikut :

Tabel 4.1 : Menunjukkan bahwa kadar SGOT dari 10 sampel yaitu 19

mg/dl, 18 mg/dl, 15 mg/dl, 24 mg/dl, 24 mg/dl, 17 mg/dl, 22 mg/dl, 11

mg/dl, 14 mg/dl, 23 mg/dl sehingga dapat dilihat bahwa terdapat 3 sampel

yang memiliki kadar SGOT rendah yaitu 11 mg/dl, 14 mg/dl dan 15 mg/dl.

berdasarkan wawancara yang di lakukan pada ketiga orang yang memiliki

sampel normal, ada beberapa faktor yang memyebabkan sehingga nilai

SGOT normal seperti menjaga pola hidupnya dengan baik, tidak

44
keseringan meminum tuak(ballok), tidak keseringan begadang.

Sedangkan kadar SGOT tertinggi 24 mg/dl dengan nilai rata-rata yaitu

18,7 mg/dl.

Kadar SGPT dari 10 sampel yaitu 19 mg/dl, 23 mg/dl, 9 mg/dl, 20

mg/dl, 21 mg/dl, 11 mg/dl, 28 mg/dl, 18 mg/dl, 21 mg/dl, 18 mg/dl

sehingga kadar SGPT terendah 11 mg/dl dan kadar tertinggi 28 mg/dl

dengan nilai rata-rata yaitu 18,8 mg/dl.

Tabel 4.2 : Menunjukkan bahwa kadar SGOT yang normal sebanyak

3 sampel (30%) dan yang abnormal sebanyak 7 sampel (70%) sementara

kadar SGPT yang normal sebanyak 10 sampel (100%) dan yang

abnormal 0 sampel (0%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa

mengkonsumsi minuman tuak (ballok) dapat mempengaruhi kadar SGOT

seseorang. Tidak hanya mengkonsumsi minuman tuak saja yang dapat

meningkat kadar SGOT dan SGPT tetapi ada beberapa faktor juga yang

dapat mempengaruhi kenaikan kadar SGOT dan SGPT seseorang

seperti, merokok, begadang, aktivitas sehari-sehari, infeksi dari luar, pola

hidup yang kurang baik.

45
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat di tarik

kesimpulan sebagai berikut:

1) Hasil pemeriksaan kadar SGOT pada peminum tuak di sekitar jalan

Biringromang Kota Makassar dari 10 sampel terdapat 3 sampel

yang memiliki kadar SGOT yang normal dan abnormal sebanyak 7

sampel.

2) Hasil pemeriksaan kadar SGPT pada peminum tuak di sekitar jalan

Biringromang Kota Makassar dari 10 sampel terdapat 10 sampel

yang memiliki kadar SGPT yang normal dan abnormal 0 sampel.

Artinya dari 10 sampel kadar SGPT semuanya normal.

B. Saran

Diharapakan kepada masyarakat yang mengkonsumsi minuman tuak

(ballok) agar kiranya dapat berhenti dari kebiasaannya untuk

mengkonsumsi minuman tuak (ballok) karena hal ini dapat merugikan

diri sendiri terutama dalam hal kesehatan organ vital.

46

Anda mungkin juga menyukai