Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transudat adalah cairan dalam ruang interstitial yang terjadi


hanya sebaga akibat tekanan hidrostatik atau turunnya protein plasma
intravascular yang meningkat (tidak disebabkan proses
peradangan/inflamasi). Berat jenis transudat pada umumnya kurang
dari 1.012 yang mencerminkan kandungan protein yang rendah.
Contoh transudat terdapat terdapat pada wanita hamil dimana terjadi
penekanan dalam cairan tubuh. Transudat merupakan discharge
patologis, merupakan serum darah yang merembes keluar dari
pembuluh-pembuluh kapiler ke dalam sela-sela jaringan atau rongga
badan tanpa radang.

Eksudat adalah cairan radang ekstravascular dengan berat jenis


tinggi (diatas 1.020) dan seringkali mengandung protein 2-4 mg %
serta sel-sel darah putih yang melakukan emigrasi. Cairan ini tertimbun
sebagai akibat permeabilitas vascular (yang memungkinkan protein
plasma dengan molekul besar dapat terlepas), bertambahnya tekanan
hidrostatik intravacular sebagai akibat aliran lokal yang meningkat pula
dan serentetan peristiwa rumit leukosit yang menyebabkan
emigrasinya. Eksudat, merupakan substansi yang merembes melalui
dinding vasa ke dalam jaringan sekitarnya pada radang, berupa nanah.
Jadi termasuk discharge yang patologis.

Discharge adalah substansi yang dikeluarkan oleh tubuh, dapat


merupakan suatu proses normal (fisiologis), dapat pula karena
penyakit (patologis). Secara umum yang disebut discharge adalah
yang patologis merupakan substansi yang dikeluarkan oleh tubuh,
dapat merupakan suatu proses normal (fisiologis), dapat pula karena
penyakit (patologis). Beberapa discharge patologis karena infeks,
yaitu: purulent/mikropurulen dari luka, mata, telinga, faring, uretra dan
abses; dari paru berupa dahak atau sputum; mucus pada influenza;
seromucus pada infeksi jamur candida di vagina; tinja yang lembek
bercampur darah, lender dan pus pada disentri amuba dan disentri
basiler; tinja yang serous pada kolera dan infeksi enterotoxigenik e.coli

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari transudat dan eksudat?

2. Bagaimana ciri-ciri dari transudat dan eksudat?

3. Apa jenis-jenis dari transudat dan eksudat?

4. Bagaimana cara memperoleh bahan?

5. Apa saja pemeriksaan yang dilakukan untuk transudat dan


eksudat?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari dibuatnya makalah tentang transudat dan eksudat


ini yaitu agar para pembaca mendapat pengetahuan mengenai
transudat dan eksudat serta cara pemeriksaan transudat dan eksudat
itu sendiri.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Transudat dan Eksudat

Transudat adalah cairan dalam ruang interstitial yang terjadi


hanya sebagai akibat tekanan hidrostatik atau turunnya protein plasma
intravascular yang meningkat (tidak disebabkan proses
peradangan/inflamasi). Transudat terjadi sebagai akibat proses bukan
radang oleh gangguan keseimbangan cairan badan (tekanan osmotic
koloid, statis dalam kapiler atau tekanan hidrostatik, kerusakan
endotel, dan sebagainya), sedangkan exudat bertalian dengan salah
satu proses peradangan. Transudat terjadi apabila hubungan antara
tekanan kapiler hidrostatik dan koloid osmotik menjadi terganggu,
sehingga terbentuknya cairan pada satu sisi pleura akan melebihi
reabsorbsi oleh pleura lainnya. Penyakit-penyakit yang menyertai
transudat seperti pada tabel 2. Tingginya penyakit jantung sebagai
penyebab efusi pleura dikarenakan penyakit tersebut merupakan
penyakit yang terbanyak dan penyebab kematian utama di Indonesia..

Eksudat adalah cairan radang ekstravaskular yang seringkali


mengandung protein 2-4 mg % serta sel-sel darah putih yang
melakukan emigrasi. Cairan ini tertimbun sebagai akibat permeabilitas
vascular (yang memungkinkan protein plasma dengan molekul besar
dapat terlepas), bertambahnya tekanan hidrostatik intravascular
sebagai akibat aliran lokal yang meningkat pula dan serentetan
peristiwa rumit leukosit yang menyebabkan emigrasinya.

Eksudat, merupakan substansi yang merembes melalui dinding


vasa ke dalam jaringan sekitarnya pada radang, berupa nanah.
Jaditermasuk discharge yang patologis. Eksudat terbentuk melalui
membran kapiler yang permeabilitasnya abnormal. Perubahan
permeabilitas membran disebabkan adanya peradangan pada pleura
seperti infeksi atau keganasan. Tuberkulosis merupakan penyakit
infeksi terbanyak di Indonesia dan nomor 3 terbanyak didunia
setelah India dan Cina.

B. Ciri-ciri Transudat dan Eksudat

Ciri-ciri spesifik transudat, yaitu :

1. Cairan jernih

2. Encer

3. Kuning muda

4. Berat jenis mendekati 1010 atau setidak-tidaknya kurang dari


1018

5. Tidak menyusun bekuan (tak ada fibrinogen)

6. Kadar protein kurang dari 2,5gr/dl

7. Kadar glukosa kira-kira sama seperti dalam plasma darah

8. Jumlah sel kecil dan bersifat steril

Ciri-ciri spesifik eksudat, yaitu :

1. Keruh (mungkin berkeping-keping, purulent, mengandung


darah, chyloid, dsb)

2. Lebih kental

3. Warna bermacam-macam

4. Berat jenis lebih dari 1018


5. Sering ada bekuan (oleh fibrinogen)

6. Kadar protein lebih dari 4,0gr/dl

7. Kadar glukosa jauh kurang dari kadar dalam plasma

8. Mengandung banyak sel dan seringa ada bakteri

C. Jenis-Jenis Eksudat

Jenis-jenis eksudat terbagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Eksudat non seluler

Eksudat non seluler terbagi menjadi 3 macam, yaitu :

a. Eksudat serosa

Pada beberapa keadaan radang, eksudat hampir


terdiri dari cairan dan zat-zat yang terlarut dengan sangat
sedikit leukosit. Jenis eksudat nonseluler yang paling
sederhana adalah eksudat serosa,yang pada dasamya
terdiri dari protein yang bocor dari pembuluh-pembuluh
darah yang permiable dalam daerah radang bersama-
sama dengan cairan yang menyertainya. Contoh eksudat
serosa yang paling dikenal adalah cairan luka melepuh.

b. Eksudat fibrinosa

Pada beberapa keadaan radang, eksudat hampir


terdiri dari cairan dan zat-zat yang terlarut dengan sangat
sedikit leukosit. Jenis eksudat nonseluler yang paling
sederhana adalah eksudat serosa,yang pada dasamya
terdiri dari protein yang bocor dari pembuluh-pembuluh
darah yang permiable dalam daerah radang bersama-
sama dengan cairan yang menyertainya. Contoh eksudat
serosa yang paling dikenal adalah cairan luka melepuh.

c. Eksudat musinosa (eksudat kataral)

Jenis eksudat ini hanya dapat terbentuk diatas


membran mukosa, dimana terdapat sel-sel yang dapat
mengsekresi musin. Jenis eksudat ini berbeda dengan
eksudat lain karena eksudat ini merupakan sekresi set
bukan dari bahan yang keluar dari aliran darah. Sekresi
musin merupakan sifat normal membran mukosa dan
eksudat musin merupakan percepatan proses dasar
fisiologis.Contoh eksudat musin yang paling dikenal dan
sederhana adalah pilek yang menyertai berbagai infeksi
pemafasan bagian atas.

2. Eksudat Seluler

Eksudat seluler terdiri dari:

a. Eksudat netrofilik

Eksudat yang mungkin paling sering dijumpai


adalah eksudat yang terutama terdiri dari neutrofil
polimorfonuklear dalam jumlah yang begitu banyak
sehingga bagian cairan dan protein kurang mendapat
perhatian. Eksudat neutrofil semacam ini disebut purulen.
Eksudat purulen sangat sering terbentuk akibat infeksi
bakteri.lnfeksi bakteri sering menyebabkan konsentrasi
neutrofil yang luar biasa tingginya di dalam jaringan dan
banyak dari sel-sel ini mati dan membebaskan enzim-
enzim hidrolisis yang kuat disekitarnya. Dalam keadaan ini
enzim-enzim hidrolisis neutrofil secara haraf ah
mencernakan jaringan dibawahnya dan mencairkannya.
Kombinasi agregasi netrofil dan pencairan jaringan-
jaringan di bawahnya ini disebut suppuratif,atau lebih
sering disebut pus/nanah.

3. Eksudat Campuran

Sering terjadi campuran eksudat seluler dan nonseluler


dan campuran ini dinamakan sesuai dengan campurannya.Jika
terdapat eksudat fibrinopurulen yang terdiri dari fibrin dan
neutrofil polimorfonuklear,eksudat mukopurulen, yang terdiri dari
musin dan neutrofil, eksudat serofibrinosa dan sebagainya.

D. Cara Memperoleh Bahan

Bahan (dari rongga perut, pleura, pericardium, sendi, kista,


hydrocele, dsb) didapat dengan mengadakan pungsi. Karena tidak
dapat diketahui terlebih dahulu apakah cairan itu berupa transudat atau
exudat, haruslah pertama-tama syarat bekerja steril didindahkan dan
kedua untuk menyediakan antikoagulans. Sediakanlah pada waktu
melakukan pungsi selain penampung biasa juga penampung steril
(untuk biakan) dan penampung yang berisi larutan natrium citrate 20%
atau heparinsteril.

E. Pemeriksaan Transudat dan Eksudat

Pemeriksaan untuk transudat dan eksudat terbagi menjadi 2 macam,


yaitu :

1. Pemeriksaan makroskopis

a. Jumlah
Ukurlah dan catatlah volume yang didapat dengan
pungsi. Jika semua cairan dikeluarkan jumlah itu memberi
petunjuk tenteng luasnya kelainan.

b. Warna

Mungkin sangat berbeda-beda, agak kuning, kuning


campur hijau, merah jambu, merah, putih serupa susu, dll.
Bilirubin memberi warna kuning pada transudat, darah
yang menjadikannya merah atau coklat, pus memberi
warna putih-kuning, chylus putih serupa susu, B.
pyocyaneus biru-hijau. Warna transudat biasanya
kekuning-kuningan, sedangkan exudat dapat berbeda-
beda warnanya dari putih melalui kuning sampai merah
darah sesuaidengan causa peradangan dan beratnya
radang. Warna exudat oleh proses radang ringan tidak
banyak berbeda dari warna transudat.

c. Kejernihan

Inipun mungkin sangat berbeda-beda dari jernih,


agak keruh sampai sangat keruh. Transudat murni
kelihatan jernih, sedangkan exudat biasanya ada
kekeruhan. Jika mungkin, kekeruhan yang menunjuk
kepada sifat exudat itu dijelaskan lebih lanjtu sebagai
umpamanya serofibrineus, seropurulent, serosangineus,
hemoragik, fibrineus, dan lain-lain. Kekeruhan terutama
disebabkan oleh adanya dan banyaknya sel, leukosit dapat
menyebabkan kekeruhan sangat ringan sampai kekeruhan
berat seperti bubur. Eritrosit menyebabkan kekeruhan yang
kemerah-merahan.

d. Bau
Biasanya baik transudat mupun exudat tidak
mempunyai bau bermakna kecuali kalau terjadi
pembusukan protein. Infeksi dengan kuman anaerob dan
oleh E. coli mungkin menimbulkan bau busuk, demikian
adanya bau mengarahkan ke exudat.

e. Berat jenis

Harus segera ditentukan sebelum kemungkinan


terjainya bekuan. Penetapan ini penting untuk menentukan
jenis cairan. Kalau jumlah cairan yang tersedia cukup,
penetapan dapat dilakukan dengan urinometer, kalau
hanya sedikit sebaiknya memakai refraktometer. Seperti
sudah diterangkan, nilai berat jenis dapat ikut memberi
petunjuk apakah cairan mempunyai cirri-ciri transudat atau
exudat.

f. Bekuan

Perhatikan terjadinya bekuan dan terangkan


sifatnya (renggang, berkeping, sanagat halus, dll) bekuan it
tersusun dari fibrin dan hanya didapat pada exudat. Kalau
dikira cairan yang dipungsi bersifat exudat, campurlah
tetap cair dan dapat dipakai untuk pemeriksaan lain-lain.

2. Pemeriksaan mikroskopis

Menghitung jumlah sel dalam cairan eksudat atau


transudat tidak selalu mendatangkan manfaat. Jikalau
diperkirakan akan terjadi bekuan, perlulah cairan setelah pungsi
dicampur dengan antikoagulans, umpamanya larutan Na citrate
20% untuk tiap 1 ml cairan dipakai 0,01 ml larutan citrate itu.

Sel yang dihitung biasanya hanya leukosit (bersama sel-


sel berinti lain seperti sel mesotel, sel plasma, dbs) saja,
menghitung jumlah eritrosit jarang sekali dilakukan karena tidak
bermakna.

a. Menghitung jumlah leukosit

Kalau cairan berupa purulent, tidak ada gunanya


untuk menghitung jumlah leukosit, tindakan ini baiklah
hanya dilakukan dengan cairan yang jernih atau agak
keruh saja.. Pada cairan jernih pakailah pengenceran
seperti dipakai untuk menghitung jumlah leukosit dalam
darah ataupun pengenceran seperti dipakai untuk
menghitung jumlah leukosit dalam cairan yang agak keruh,
pilihlah pengenceran yang sesuai. Bahan pengenceran
sebaiknya larutan NaCl 0,9%, jangan larutan turk karena
larutan turk itu mungkin menyebabkan terjadinya bekuan
dalam cairan. Cairan yang berupa transudat biasanya
mengandung kurang dari 500 sel/ul. Semakin tinggi angka
itu semakin besar kemungkinan cairan tersebut bersifat
eksudat.

b. Menghitung jenis sel

Menghitung jenis sel biasanya membedakan dua


golongan jenis sel, yaitu golongan yang berinti satu yang
digolongkan dengan nama limfosit dan golongan sel
polinuklear atau segment. Dalam golongan limfosit ikut
terhitung limfosit, sel-sel mesotel, sel plasma, dan
sebagainya. Perbandingan banyak sel dalam golongan-
golongan itu memberi petunjuk kea rah jenis radang yang
menyebabkan atau menyertai eksudat itu.
3. Pemeriksaan kimia

Pemeriksaan kimia biasanya dibatasi saja kepada kadar


glukosa dan protein dalam cairan itu. Alasannya ialah cairan
rongga dalam keadaan normal mempunyai susunan yag praktis
serupa dengan susunan plasma darah tanpa albumin dan
globulin-globulin. Transudat mempunyai kadar glukosa sama
seperti plasma, sedangakan exudat itu megandung banyak
leukosit.

Protein dalam transudat dan exudat praktis hanya


fibrinogen saja, dalam transudat kadar fibrinogen rendah, yakni
antara 300-400 mg/dl dan dalam exudat kadar protein itu 4-6
gr/dl atau lebih tinggi lagi.

4. Pemeriksaan bakterioskopi

Pakailah sediaan seperti dibuat untuk menghitung jenis


sel dan pulaslah menurut Gram dan menurut Zeihl-Neelsen.
Kalau akan mencari fungsi, letakkan satu tetes sediment atau
bahan ke atas kaca objek dan campurlah dengan sama banyak
larutan KOH atau NaOH 10%. Tutup dengan kaca penutup,
biarkan selam 20 menit, kemudian periksalah dengan
mikroskop.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Transudat adalah cairan dalam ruang interstitial yang terjadi


hanya sebagai akibat tekanan hidrostatik atau turunnya protein plasma
intravascular yang meningkat (tidak disebabkan proses
peradangan/inflamasi).Berat jenis transudat pada umumnya kurang
dari 1.012 yang mencerminkan kandungan protein yang rendah.
Contoh transudat terdapat pada wanita hamil dimana terjadi
penekanan dalam cairan tubuh. Transudat merupakan discharge
patologis, merupakan serum darah yang merembes keluar dari
pembuluh-pembuluh kapiler ke dalam sela-sela jaringan atau rongga
badan, tanpa radang.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Soebrata, Prof. Dr. R. Ganda. 1968.Penuntun Laboratorium


Klinik. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.

file:///D:/kimia%20klinik/analisis-cairan-pleura-pada-penderita.html

file:///D:/kimia%20klinik/06_EfusiPleuraTuberkulosis.html

file:///D:/kimia%20klinik/efusi-pleura.html

www.akademik.unsri.ac.id/download/.../transudat%20&%20eksudat
.pdf

caripddokmud.wordpress.com/2009/10/25/efusi-
pleuraf.com/Eksudat+transudat.htm

Anda mungkin juga menyukai